alfith.files.wordpress.com · web viewmatematika iii yang mencakup limit, turunan, integral, dan...
TRANSCRIPT
matematika III yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret takterhingga.
Matematika adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu
mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk
memecahkan persamaan serta aplikasinya. Matematika memiliki aplikasi yang
luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat memecahkan
berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar elementer.
Matematika memiliki dua cabang utama, Matematika diferensial dan
Matematika integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar
Matematika. Pelajaran Matematika adalah pintu gerbang menuju pelajaran
matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan limit,
yang secara umum dinamakan analisis matematika.
Daftar isi 1 Sejarah
o 1.1 Perkembangan
o 1.2 Pengaruh penting
2 Prinsip-prinsip dasar
o 2.1 Limit dan kecil tak terhingga
o 2.2 Turunan
2.2.1 Notasi pendiferensialan
o 2.3 Integral
2.3.1 Integral tertentu
2.3.2 Integral tak tentu
o 2.4 Teorema dasar
3 Aplikasi
4 Referensi
o 4.1 Sumber
o 4.2 Daftar Pustaka 1
5 Sumber lain
o 5.1 Bacaan lebih lanjut
o 5.2 Pustaka daring
o 5.3 Halaman web
Sejarah
Sir Isaac Newton adalah salah seorang penemu dan kontributor Matematika yang
terkenal.
Perkembangan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Matematika
Sejarah perkembangan Matematika bisa ditilik pada beberapa periode zaman,
yaitu zaman kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman
kuno, beberapa pemikiran tentang Matematika integral telah muncul, tetapi tidak
dikembangkan dengan baik dan sistematis. Perhitungan volume dan luas yang
merupakan fungsi utama dari Matematika integral bisa ditelusuri kembali pada
Papirus Moskwa Mesir (c. 1800 SM). Pada papirus tersebut, orang Mesir telah
mampu menghitung volume piramida terpancung.[1] Archimedes mengembangkan
2
pemikiran ini lebih jauh dan menciptakan heuristik yang menyerupai Matematika
integral.[2]
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep
kecil tak terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi
dalam bentuk persamaan diferensial dasar.[3] Persamaan ini kemudian mengantar
Bhāskara II pada abad ke-12 untuk mengembangkan bentuk awal turunan yang
mewakili perubahan yang sangat kecil takterhingga dan menjelaskan bentuk awal
dari "Teorema Rolle".[4] Sekitar tahun 1000, matematikawan Irak Ibn al-Haytham
(Alhazen) menjadi orang pertama yang menurunkan rumus perhitungan hasil
jumlah pangkat empat, dan dengan menggunakan induksi matematika, dia
mengembangkan suatu metode untuk menurunkan rumus umum dari hasil
pangkat integral yang sangat penting terhadap perkembangan Matematika
integral.[5] Pada abad ke-12, seorang Persia Sharaf al-Din al-Tusi menemukan
turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil yang penting dalam Matematika
diferensial. [6] Pada abad ke-14, Madhava, bersama dengan matematikawan-
astronom dari mazhab astronomi dan matematika Kerala, menjelaskan kasus
khusus dari deret Taylor [7] , yang dituliskan dalam teks Yuktibhasa.[8][9][10]
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di
Jepang oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa
matematikawan seperti John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan
dalam Matematika. James Gregory membuktikan sebuah kasus khusus dari
teorema dasar Matematika pada tahun 1668.
3
Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak dari hasil kerja Sir
Isaac Newton yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai
kontributor Matematika yang hasil kerjanya dilakukan secara terpisah.
Leibniz dan Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai sebuah
kesatuan dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu
Matematika secara terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton
mengaplikasikan Matematika secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz
mengembangkan notasi-notasi Matematika yang banyak digunakan sekarang.
Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil mereka untuk pertama kali,
timbul kontroversi di antara matematikawan tentang mana yang lebih pantas
untuk menerima penghargaan terhadap kerja mereka. Newton menurunkan hasil
kerjanya terlebih dahulu, tetapi Leibniz yang pertama kali mempublikasikannya.
Newton menuduh Leibniz mencuri pemikirannya dari catatan-catatan yang tidak
dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newton kepada beberapa anggota dari
Royal Society.
Pemeriksaan secara terperinci menunjukkan bahwa keduanya bekerja secara
terpisah, dengan Leibniz memulai dari integral dan Newton dari turunan.
Sekarang, baik Newton dan Leibniz diberikan penghargaan dalam
mengembangkan Matematika secara terpisah. Adalah Leibniz yang memberikan
4
nama kepada ilmu cabang matematika ini sebagai Matematika, sedangkan Newton
menamakannya "The science of fluxions".
Sejak itu, banyak matematikawan yang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan lebih lanjut dari Matematika.
Matematika menjadi topik yang sangat umum di SMA dan universitas zaman
modern. Matematikawan seluruh dunia terus memberikan kontribusi terhadap
perkembangan Matematika.[11]
Pengaruh penting
Walau beberapa konsep Matematika telah dikembangkan terlebih dahulu di Mesir,
Yunani, Tiongkok, India, Iraq, Persia, dan Jepang, penggunaaan Matematika
modern dimulai di Eropa pada abad ke-17 sewaktu Isaac Newton dan Gottfried
Wilhelm Leibniz mengembangkan prinsip dasar Matematika. Hasil kerja mereka
kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan fisika.
Aplikasi Matematika diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan percepatan,
kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Aplikasi dari Matematika integral
meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan
tekanan. Aplikasi lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier.
Matematika juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci
mengenai ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan
dan filsuf berusaha memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan
dengan nol ataupun jumlah dari deret takterhingga. Seorang filsuf Yunani kuno
memberikan beberapa contoh terkenal seperti paradoks Zeno. Matematika
memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret takterhingga, yang
kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.
Prinsip-prinsip dasar
Limit dan kecil tak terhingga
5
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Limit
Definisi limit: kita katakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati titik p adalah L
apabila untuk setiap bilangan ε > 0 apapun, terdapat bilangan δ > 0, sedemikian
rupanya:
Matematika pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah
kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan sebagai angka,
adalah sangat kecil. Sebuah bilangan dx yang kecilnya tak terhingga dapat lebih
besar daripada 0, namun lebih kecil daripada bilangan apapun pada deret 1, ½,
⅓, ... dan bilangan real positif apapun. Setiap perkalian dengan kecil tak terhingga
(infinitesimal) tetaplah kecil tak terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga
tidak memenuhi properti Archimedes. Dari sudut pandang ini, Matematika adalah
sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil tak terhingga.
Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup
cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep limit. Limit menjelaskan nilai suatu
fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari nilai input terdekat. Dari sudut
pandang ini, Matematika adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit
tertentu. Secara cermat, definisi limit suatu fungsi adalah:
6
Diberikan fungsi f(x) yang terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali
mungkin pada p itu sendiri. Kita mengatakan bahwa limit f(x) ketika x
mendekati p adalah L, dan menuliskan:
jika, untuk setiap bilangan ε > 0, terdapat bilangan δ > 0 yang berkoresponden
dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x:
Turunan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Turunan
Grafik fungsi turunan.
Turunan dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat kecil dari fungsi
tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari suatu fungsi
disebut sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi.
Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya
pada titik x adalah:
,
7
dengan syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita katakan
bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada x, dan jika ƒ′ eksis di setiap
titik pada domain ƒ, kita sebut ƒ terdiferensialkan.
Apabila z = x + h, h = z - x, dan h mendekati 0 jika dan hanya jika z mendekati x,
maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Garis singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x) sebuah kurva pada sebuah titik adalah
kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Perhatikan bahwa ekspresi pada definisi turunan di atas
merupakan gradien dari garis sekan yang melewati titik (x,ƒ(x)) dan (x+h,ƒ(x))
pada kurva ƒ(x). Apabila kita mengambil limit h mendekati 0, maka kita akan
mendapatkan kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva ƒ(x) pada
titik x. Hal ini berarti pula garis singgung suatu kurva merupakan limit dari garis
sekan, demikian pulanya turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien dari
fungsi tersebut.
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi pada titik
(3,9):
8
Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari turunan atau
kemiringan dari sebuah grafik disebut Matematika diferensial
Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva f(x) di suatu
titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik
tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan
garis sekan.
Notasi pendiferensialan
Terdapat berbagai macam notasi matematika yang dapat digunakan digunakan
untuk menyatakan turunan, meliputi notasi Leibniz, notasi Lagrange, notasi
Newton, dan notasi Euler.
9
Notasi Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu
notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan
antar y = ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis sebagai:
ataupun Notasi Lagrange diperkenalkan oleh Joseph Louis Lagrange dan merupakan
notasi yang paling sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(x) ditulis
sebagai ƒ′(x) ataupun hanya ƒ′.
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi
untuk menandakan turunan. Apabila y = ƒ(t), maka mewakili turunan y terhadap
t. Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan
terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan bidang
matematika yang berhubungan dengan fisika.
Notasi Euler menggunakan operator diferensial D yang diterapkan pada fungsi ƒ
untuk memberikan turunan pertamanya Df. Apabila y = ƒ(x) adalah variabel
terikat, maka sering kali x dilekatkan pada D untuk mengklarifikasikan
keterbebasan variabel x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:
atau .
Notasi Euler ini sering digunakan dalam menyelesaikan persamaan diferensial
linear.
Notasi
Leibniz
Notasi
Lagrange
Notasi
Newton
Notasi
Euler
Turunan ƒ(x)
terhadap xƒ′(x) dengan y =
ƒ(x)
10
Integral
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Integral
Integral dapat dianggap sebagai perhitungan luas daerah di bawah kurva ƒ(x),
antara dua titik a dan b.
Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan sebagai
luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral
suatu fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi
menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi matematika
yang digunakan untuk menyatakan integral adalah , seperti huruf S yang
memanjang (S singkatan dari "Sum" yang berarti penjumlahan).
Integral tertentu
Diberikan suatu fungsi ƒ bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis
real, integral tertentu:
secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi
oleh kurva grafik ƒ, sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b.
11
Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang
menentukan domain pengintegralan, ƒ adalah integran yang akan dievaluasi
terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar
subinterval yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas
daerah di bawah kurva.
Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling
umumnya digunakan adalah definisi integral Riemann. Integral Rieman
didefinisikan sebagai limit dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak
mencari luas daerah yang dibatasi oleh fungsi ƒ pada interval tertutup [a,b].
Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita bagi menjadi banyak
subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah n-1 titik
{x1, x2, x3,..., xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:
Himpunan tersebut kita sebut sebagai
partisi [a,b], yang membagi [a,b] menjadi sejumlah n subinterval
. Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita
nyatakan sebagai Δx1, demikian pula lebar subinterval ke-i kita nyatakan sebagai
Δxi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang dan
pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti. Maka pada tiap-tiap
subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang lebarnya sebesar Δx dan
tingginya berawal dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, ƒ(ti)) pada kurva.
Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan mengalikan ƒ(ti)·
12
Δxi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan
dapatkan:
Penjumlahan Sp disebut sebagai penjumlahan Riemann untuk ƒ pada interval
[a,b]. Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil, hasil
penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita
inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi mendekati nol,
maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut.
Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann
adalah:
Diberikan ƒ(x) sebagai fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup [a,b]. Kita
katakan bahwa bilangan I adalah integral tertentu ƒ di sepanjang [a,b] dan
bahwa I adalah limit dari penjumlahan Riemann apabila kondisi
berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan ε > 0 apapun terdapat sebuah bilangan δ >
0 yang berkorespondensi dengannya sedemikian rupanya untuk setiap partisi
di sepanjang [a,b] dengan dan pilihan ti
apapun pada [xk - 1, ti], kita dapatkan
Secara matematis dapat kita tuliskan:
Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah n subinterval yang sama, maka
lebar Δx = (b-a)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:13
Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval
yang ada mendekati tak terhingga banyaknya.
Contoh
Sebagai contohnya, apabila kita hendak menghitung integral tertentu ,
yakni mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka
perhitungan integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan
Riemannnya adalah
Pemilihan partisi ataupun titik ti secara sembarang akan menghasilkan nilai yang
sama sepanjang norma partisi tersebut mendekati nol. Apabila kita memilih partisi
P membagi-bagi interval [0,b] menjadi n subinterval yang berlebar sama Δx = (b -
0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik akhir kiri setiap subinterval, partisi
yang kita dapatkan adalah:
dan , sehingga:
14
Seiring dengan n mendekati tak terhingga dan norma partisi mendekati 0,
maka didapatkan:
Dalam prakteknya, penerapan definisi integral tertentu dalam mencari nilai
integral tertentu tersebut jarang sekali digunakan karena tidak praktis. Teorema
dasar Matematika (lihat bagian bawah) memberikan cara yang lebih praktis dalam
mencari nilai integral tertentu.
Integral tak tentu
Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan
dengan mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan partisi
interval tertutup yang norma partisinya mendekati nol, teorema dasar Matematika
(lihat bagian bawah) menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu
dapat dihitung dengan mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif
fungsi tersebut.
15
Apabila
Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi ƒ adalah
integral tak tentu ataupun primitif dari ƒ terhadap x dan dituliskan secara
matematis sebagai:
Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum ƒ dan C adalah konstanta
sembarang.
Misalkan terdapat sebuah fungsi , maka integral tak tentu ataupun
antiturunan dari fungsi tersebut adalah:
Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral
tertentu dalam bentuk adalah sebuah bilangan, manakala integral tak
tentu : adalah sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta
sembarang C.
Teorema dasar
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teorema dasar Matematika
Teorema dasar Matematika menyatakan bahwa turunan dan integral adalah dua
operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini menghubungkan nilai
dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung
sebuah anti derivatif daripada menerapkan definisi integral tertentu, teorema dasar
Matematika memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu.
16
Teorema dasar Matematika menyatakan:
Jika sebuah fungsi f adalah kontinu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi
yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka
Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b),
Sebagai contohnya apabila kita hendak menghitung nilai integral ,
daripada menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan
Riemann (lihat bagian atas), kita dapat menggunakan teorema dasar Matematika
dalam menghitung nilai integral tersebut. Anti derivatif dari fungsi
adalah . Oleh sebab itu, sesuai dengan teorema dasar
Matematika, nilai dari integral tertentu adalah:
Apabila kita hendak mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval
[0,b], b>0, maka kita akan dapatkan:
Perhatikan bahwa hasil yang kita dapatkan dengan menggunakan teorema dasar
Matematika ini adalah sama dengan hasil yang kita dapatkan dengan menerapkan
17
definisi integral tertentu (lihat bagian atas). Oleh karena lebih praktis, teorema
dasar Matematika sering digunakan untuk mencari nilai integral tertentu.
Aplikasi
Pola spiral logaritma cangkang Nautilus adalah contoh klasik untuk
menggambarkan perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan
Matematika.
Matematika digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik,
teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya.
Setiap konsep di mekanika klasik saling berhubungan melalui Matematika. Massa
dari sebuah benda dengan massa jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari
suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat ditentukan dengan
menggunakan Matematika.
Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, Matematika dapat digunakan untuk
mencari total fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historis lainnya
adalah penggunaan Matematika di hukum gerak Newton, dinyatakan sebagai laju
perubahan yang merujuk pada turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah
benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut
dengan arah yang sama.
Bahkan rumus umum dari hukum kedua Newton: Gaya = Massa × Percepatan,
menggunakan perumusan Matematika diferensial karena percepatan bisa
18
dinyatakan sebagai turunan dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan
teori relativitas Einstein juga dirumuskan menggunakan Matematika diferensial.
Referensi
Sumber
1. ̂ Helmer Aslaksen. Why Calculus? National University of Singapore.
2. ̂ Archimedes, Method, in The Works of Archimedes ISBN 978-0-521-66160-7
3. ̂ Aryabhata the Elder
4. ̂ Ian G. Pearce. Bhaskaracharya II.
5. ̂ Victor J. Katz (1995). "Ideas of Calculus in Islam and India", Mathematics Magazine 68 (3), pp. 163-174.
6. ̂ J. L. Berggren (1990). "Innovation and Tradition in Sharaf al-Din al-Tusi's Muadalat", Journal of the American Oriental Society 110 (2), pp. 304-309.
7. ̂ "Madhava". Biography of Madhava. School of Mathematics and Statistics University of St Andrews, Scotland. Diakses 2006-09-13.
8. ̂ "An overview of Indian mathematics". Indian Maths. School of Mathematics and Statistics University of St Andrews, Scotland. Diakses 2006-07-07.
9. ̂ "Science and technology in free India". Government of Kerala — Kerala Call, September 2004. Prof.C.G.Ramachandran Nair. Diakses 2006-07-09.
10. ̂ Charles Whish (1835). Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland.
11. ̂ UNESCO-World Data on Education isapi.dll?clientID=137079235&infobase=iwde.nfo&softpage=PL frame
Daftar Pustaka
Donald A. McQuarrie (2003). Mathematical Methods for Scientists and Engineers, University Science Books. ISBN 978-1-891389-24-5
James Stewart (2002). Calculus: Early Transcendentals, 5th ed., Brooks Cole. ISBN 978-0-534-39321-2
19
Sumber lain
Bacaan lebih lanjut
Robert A. Adams. (1999) ISBN 978-0-201-39607-2 Calculus: A complete course.
Albers, Donald J.; Richard D. Anderson and Don O. Loftsgaarden, ed. (1986) Undergraduate Programs in the Mathematics and Computer Sciences: The 1985-1986 Survey, Mathematical Association of America No. 7,
John L. Bell: A Primer of Infinitesimal Analysis, Cambridge University Press, 1998. ISBN 978-0-521-62401-5.
Florian Cajori, "The History of Notations of the Calculus." Annals of Mathematics, 2nd Ser., Vol. 25, No. 1 (Sep., 1923), pp. 1-46.
Leonid P. Lebedev and Michael J. Cloud: "Approximating Perfection: a Mathematician's Journey into the World of Mechanics, Ch. 1: The Tools of Calculus", Princeton Univ. Press, 2004
Cliff Pickover. (2003) ISBN 978-0-471-26987-8 Calculus and Pizza: A Math Cookbook for the Hungry Mind.
Michael Spivak. (Sept 1994) ISBN 978-0-914098-89-8 Calculus. Publish or Perish publishing.
Silvanus P. Thompson dan Martin Gardner. (1998) ISBN 978-0-312-18548-0 Calculus Made Easy.
Mathematical Association of America. (1988) Calculus for a New Century; A Pump, Not a Filter, The Association, Stony Brook, NY. ED 300 252.
Thomas/Finney. (1996) ISBN 978-0-201-53174-9 Calculus and Analytic geometry 9th, Addison Wesley.
Weisstein, Eric W. "Second Fundamental Theorem of Calculus." dari MathWorld--A Wolfram Web Resource.
Pustaka daring
Crowell, B., (2003). "Calculus" Light and Matter, Fullerton. Retrieved 6th May 2007 from http://www.lightandmatter.com/calc/calc.pdf
Garrett, P., (2006). "Notes on first year calculus" University of Minnesota. Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.umn.edu/~garrett/calculus/first_year/notes.pdf
20
Faraz, H., (2006). "Understanding Calculus" Retrieved Retrieved 6th May 2007 from Understanding Calculus, URL http://www.understandingcalculus.com/ (HTML only)
Keisler, H. J., (2000). "Elementary Calculus: An Approach Using Infinitesimals" Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.wisc.edu/~keisler/keislercalc1.pdf
Mauch, S. (2004). "Sean's Applied Math Book" California Institute of Technology. Retrieved 6th May 2007 from http://www.cacr.caltech.edu/~sean/applied_math.pdf
Sloughter, Dan., (2000) "Difference Equations to Differential Equations: An introduction to calculus". Retrieved 6th May 2007 from http://math.furman.edu/~dcs/book/
Stroyan, K.D., (2004). "A brief introduction to infinitesimal calculus" University of Iowa. Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.uiowa.edu/~stroyan/InfsmlCalculus/InfsmlCalc.htm (HTML only)
Strang, G. (1991) "Calculus" Massachusetts Institute of Technology. Retrieved 6th May 2007 from http://ocw.mit.edu/ans7870/resources/Strang/strangtext.htm.
Halaman web
Calculus.org: The Calculus page di Universitas California, Davis COW: Calculus on the Web di Universitas Temple
Online Integrator (WebMathematica) dari Wolfram Research
The Role of Calculus in College Mathematics dari ERICDigests.org
OpenCourseWare Calculus dari Institut Teknologi Massachusetts
Infinitesimal Calculus Encyclopaedia of Mathematics, Michiel Hazewinkel ed. .
21