xi ipa 4 kerajaan pajajaran

18
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Anggota kelompok 1. Bella Regaza (8) 2. Dhimas Gayuh AR(12) 3. Dwi Sholehatun(14) 4. Muslimah(23) 5. Reza Candra Yanuar(27)

Upload: atika-fauziyyah

Post on 22-Jun-2015

5.195 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Kerajaan Pajajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Anggota kelompok

1. Bella Regaza (8)2. Dhimas Gayuh AR(12)3. Dwi Sholehatun(14)4. Muslimah(23)5. Reza Candra Yanuar(27)

Page 2: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran (Kerajaan Pakuan) menjadi nama populer setelah sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Sunda. Di tempat lain, pada tahun 1486 Zainal Abidin menjadi Sultan Ternate, hingga tahun 1500.

Page 3: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Kerajaan Pakuan Pajajaran

Sebagian orang menyebutnya sebagai Kerajaan Pakuan. Sebagian lagi menyebutnya sebagai Pajajaran. Tetapi sesungguhnya Pajajaran menunjuk pada dua hal:

Pertama, sebagai nama pusat pemerintahan raja-raja Kerajaan Sunda.

Kedua, nama itu menunjuk pada awal pemerintahan baru di mana dua kerajaan bersaudara yang sudah ada sejak lama, (Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh) kembali disatukan di bawah kekuasaan satu raja.Kerajaan Sunda dan Galuh itu pada tahun 1482 berada di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaha.

Page 4: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Munculnya istilah “Pakuan Pajajaran”

Istana atau kedaton tempat tinggal raja yang berada di sekitar kota Bogor disebut sebagai “pakuwuan” atau “pakuan”. Menurut sejarah, di pusat pemerintahan itu berdiri beberapa bangunan kraton yang letaknya pajajar (sederetan, sejajar). Diperkirakan ada lima bangunan keraton yang masing-masing bernama: Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati. Suradipati adalah nama keraton induk.

Dari keterangan di atas maka didapatlah pengertian bahwa “pakuan pajajaran” adalah “istana tempat tinggal raja (pakuwuan) yang berjajar”. Lalu kemudian nama Pakuan Pajajaran-lah yang lebih populer karena mudah diingat untuk menunjuk nama kota atau nama kerajaan pada masa itu.

Page 5: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

“Awal” Pakuan Pajajaran”> Seperti tertulis dalam sejarah, akhir tahun 1400-an Majapahit kian melemah. Pemberontakan, saling berebut kekuasaan di antara saudara berkali-kali terjadi. Pada masa kejatuhan Prabu Kertabumi (Brawijaya V) itulah mengalir pula pengungsi dari kerabat Kerajaan Majapahit ke ibukota Kerajaan Galuh di Kawali, Kuningan, Jawa Barat.> Raden Baribin, salah seorang saudara Prabu Kertabumi termasuk di antaranya. Selain diterima dengan damai oleh Raja Dewa Niskala ia bahkan dinikahkan dengan Ratna Ayu Kirana salah seorang putri Raja Dewa Niskala. Tak sampai di situ saja, sang Raja juga menikah dengan salah satu keluarga pengungsi yang ada dalam rombongan Raden Barinbin.> Pernikahan Dewa Niskala itu mengundang kemarahan Raja Susuktunggal dari Kerajaan Sunda. Dewa Niskala dianggap telah melanggar aturan yang seharusnya ditaati. Aturan itu keluar sejak “Peristiwa Bubat” yang menyebutkan bahwa orang Sunda-Galuh dilarang menikah dengan keturunan dari Majapahit. > Nyaris terjadi peperangan di antara dua raja yang sebenarnya adalah besan. Disebut besan karena Jayadewata, putra raja Dewa Niskala adalah menantu dari Raja Susuktunggal.

Page 6: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Untungnya, kemudian dewan penasehat berhasil mendamaikan keduanya dengan keputusan: dua raja itu harus turun dari tahta. Kemudian mereka harus menyerahkan tahta kepada putera mahkota yang ditunjuk.

Dewa Niskala menunjuk Jayadewata, anaknya, sebagai penerus kekuasaan. Prabu Susuktunggal pun menunjuk nama yang sama. Demikianlah, akhirnya Jayadewata menyatukan dua kerajaan itu. Jayadewata yang kemudian bergelar Sri Baduga Maharaja mulai memerintah di Pakuan Pajajaran pada tahun 1482.

Selanjutnya nama Pakuan Pajajaran menjadi populer sebagai nama kerajaan. Awal “berdirinya” Pajajaran dihitung pada tahun Sri Baduga Maharaha berkuasa, yakni tahun 1482.

Page 7: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Adapun raja-raja yang memerintah di Kerajaan Pakuan Pajajaran adalah:

• Sri Baduga Maharaja (1482 - 1521) • Surawisesa (1521 - 1535) • Ratu Dewata (1535 - 1534) • Ratu Sakti (1543 - 1551) • Ratu Nilakendra (1551 - 1567) • Raga Mulya (1567 - 1579)

Page 8: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Keberadaan Kerajaan Pajajaran berakhir pada tahun 1579. Pada tahun itu Pajajaran diserang oleh Kesultanan Banten. Pasukan Maulana Yusuf, sultan Banten memboyong singasana (kursi atau tempat duduk) raja yang disebut Palangka Sriman Sriwacana ke Keraton Surosowan, Banten.

Singasana raja adalah simbol kekuasaan sekaligus menjadi salah satu syarat penting dalam tradisi penobatan raja-raja di Pajajaran. Dengan dibawanya kursi raja ke Banten, maka tidak ada raja lagi yang bisa dinobatkan di Pakuan. Sultan Maulana Yusuf sendiri menganggap dirinya sah meneruskan kekuasaan Pajajaran, karena merupakan keturunan dari salah satu puteri Sri Baduga Maharaja.

Menurut cerita, sisa dari para perwira (punggawa) Pajajaran akhirnya mengasingkan diri ke hutan di daerah Lebak, Banten. Keturunan dari perwira itu sekarang biasa kita sebut sebagai orang Baduy.

Page 9: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

PRASASTI SANGHYANG TAPAK

Prasasti Sanghyang Tapak (juga dikenal sebagai Prasasti Jayabupati atau Prasasti Cicatih adalah prasasti kuno perangka tahun 952 saka (1030 M), terdiri dari 40 baris yang memerlukan 4 buah batu untuk menulisnya. Keempat batu prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Cicatih, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Tiga diantaranya ditemukan di dekat Kampung Bantar Muncang, sementara sebuah lainnya ditemukan di Kampung Pangcalikan. Prasasti ini ditulis dalam huruf Kawi Jawa. Kini keempat batu prasasti ini disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta, dengan kode D 73 (Cicatih), D 96, D 97, dan D 98.

Page 10: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Isi Isi tiga prasasti pertama (menurut Pleyte): D 73: //O// Swasti shakawarsatita 952 karttikamasa tithi

dwadashi shuklapa-ksa. ha. ka. ra. wara tambir. iri- ka diwasha nira prahajyan sunda ma-haraja shri jayabhupati jayamana- hen wisnumurtti samarawijaya shaka-labhuwanamandaleswaranindita harogowardhana wikra-mottunggadewa, ma-

D 96: gaway tepek i purwa sanghyang tapak ginaway denira shri jayabhupati prahajyan sunda. mwang tan hanani baryya baryya shila. irikang lwah tan pangalapa ikan sesini lwah. Makahingan sanghyang tapak wates kapujan i hulu, i sor makahingan ia sanghyang tapak wates kapujan i wungkalagong kalih matangyan pinagawayaken pra-sasti pagepageh. mangmang sapatha.

D 97: sumpah denira prahajyan sunda. lwirnya nihan.

Page 11: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Terjemahan Selamat dan sejahtera. Pada tahun Saka 952, bulan

Kartika pada hari ke-12th bagian terang, hari Hariang, Kaliwon, hari pertama, Wuku Tambir. Hari ini adalah hari dimana raja kerajaan Sunda, Maharaja Sri Jayabupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa, membuat tanda tapak di bagian timur Sanghiyang Tapak. Dibuat oleh Sri Jayabupati raja kerajaan Sunda. Tidak ada seorangpun yang boleh melanggar aturan ini. Di bagian sungai ini tidak boleh menangkap ikan, di kawasan pemujaan Sanghyang Tapak dekat hulu sungai. Jauh hingga ke batas Sanghyang Tapak yang ditandai dua pohon besar. Demikanlah tulisan ini dibuat, ditegakkan dengan sumpah kerajaan Sunda.

Piagam persumpahan raja ditulis di atas prasasti keempat (D 98). Terdiri atas 20 baris, sumpah ini memanggil semua kekuatan gaib, dewata (hyang) dari langit dan bumi untuk membantu menjaga dan melindungi mandat sang raja. Siapa saja yang melanggar aturan ini akan dihukum oleh segenap makhluk halus, mati dengan cara yang mengerikan seperti otaknya disedot, darahnya diminum, ususnya dihancurkan, dan dada dibelah dua. Prasasti ini ditutup dengan kalimat, "I wruhhanta kamung hyang kabeh" (Oh ketahuilah kamu sekalian hyang).

Page 12: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Penanggalan prasasti

Penanggalan prasasti Sanghyang Tapak menunjukkan tanggal 11 Oktober 1030. Menurut naskah Pustaka Nusantara, Parwa III sarga 1, Sri Jayabupati berkuasa selama 12 tahun (952 - 964) saka (1030 - 1042 M). Hal yang menarik adalah tulisan prasasti ini menunjukkan gaya tulisan prasasti Jawa Timur. Tidak hanya aksaranya, bahasa, serta gaya bahasanya saja, bahkan gelar kebesaran sang raja sangat mirip dengan nama gelar bangsawan di istana Dharmawangsa. Sri Jayabupati dalam Carita Parahyangan disebut sebagai Prabu Detya Maharaja. Dia adalah raja Kerajaan Sunda ke-20 setelah Tarusbawa.

 

Page 13: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Prasasti Batutulis terletak di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis,

Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Kompleks Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter.

Prasasti Batutulis dianggap terletak di situs ibu kota Pajajaran dan masih in situ, yakni masih terletak di lokasi aslinya dan menjadi nama desa lokasi situs ini. Batu Prasasti dan benda-benda lain peninggalan Kerajaan Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dalam bahasa dan aksara sunda kuno

Page 14: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Isi Prasasti Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun,

diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana

di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata

pun ya nu nyusuk na pakwan

diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang

ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi

Page 15: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Terjemahan Terjemahan bebasnya kira-kira sebagai berikut. Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu

almarhum

Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana,

dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.

Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan.

Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang.

Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka "Panca Pandawa Mengemban Bumi”

Page 16: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Prasasti Astana Gede atau Prasasti Kawali

Prasasti Astana Gede atau Prasasti Kawali merujuk pada beberapa prasasti yang ditemukan di kawasan Kabuyutan Kawali, kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terutama pada prasasti "utama" yang bertulisan paling banyak (Prasasti Kawali I). Adapun secara keseluruhan, terdapat enam prasasti. Kesemua prasasti ini menggunakan bahasa dan aksara Sunda (Kaganga). Meskipun tidak berisi candrasangkala, prasasti ini diperkirakan berasal dari paruh kedua abad ke-14 berdasarkan nama raja.

Berdasarkan perbandingan dengan peninggalan sejarah lainnya seperti naskah Carita Parahyangan dan Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara, dapat disimpulkan bahwa Prasasti Kawali I ini merupakan sakakala atau tugu peringatan untuk mengenang kejayaan Prabu Niskala Wastu Kancana, penguasa Sunda yang bertahta di Kawali, putra Prabu Linggabuana yang gugur di Bubat

Page 17: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Runtuhnya Pajajaran

• Keberadaan Kerajaan Pajajaran berakhir pada tahun 1579. Pada tahun itu Pajajaran diserang oleh Kesultanan Banten. Pasukan Maulana Yusuf, sultan Banten memboyong singasana (kursi atau tempat duduk) raja yang disebut Palangka Sriman Sriwacana ke Keraton Surosowan, Banten.

• Singasana raja adalah simbol kekuasaan sekaligus menjadi salah satu syarat penting dalam tradisi penobatan raja-raja di Pajajaran. Dengan dibawanya kursi raja ke Banten, maka tidak ada raja lagi yang bisa dinobatkan di Pakuan. Sultan Maulana Yusuf sendiri menganggap dirinya sah meneruskan kekuasaan Pajajaran, karena merupakan keturunan dari salah satu puteri Sri Baduga Maharaja.

• Menurut cerita, sisa dari para perwira (punggawa) Pajajaran akhirnya mengasingkan diri ke hutan di daerah Lebak, Banten. Keturunan dari perwira itu sekarang biasa kita sebut sebagai orang Baduy.

Page 18: Xi ipa 4 kerajaan pajajaran

Sekian dari kami, bila ada kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH

PUASA syawal...

Merci...Terimakasih...Matur nuwun... ?&#!