word psoriasis vulgaris

23
STATUS PASIEN Identitas pasien Nama : Ny. T Umur : 20 th Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kp. Belakang Rt 02/ Rw 07 Ds. Sd Laya kec. Cipanas. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Pendidikan : SD Status marital : Menikah Anamnesis : Autoanamnesis tanggal 2 juni 2010 ANAMNESIS Keluhan Utama Bercak keputihan dan bersisik yang gatal hampir di seluruh badan Riwayat Penyakit Sekarang Os.mengeluh bercak keputihan dan bersisik yang gatal hampir di seluruh tubuh sejak ±5 bulan yang lalu. bercak keputihan timbul di kaki yang semakin lama semakin meluas hingga ke seluruh tubuh. Os. Mengaku keluhan ini sudah timbul sejak usianya 10 th yang lalu. Awalnya gatal di kedua kaki, tangan

Upload: yuli-triretno

Post on 06-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Psoriasis Vulgaris

TRANSCRIPT

Page 1: Word Psoriasis Vulgaris

STATUS PASIEN

Identitas pasien

Nama : Ny. T

Umur : 20 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kp. Belakang Rt 02/ Rw 07

Ds. Sd Laya

kec. Cipanas.

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Status marital : Menikah

Anamnesis : Autoanamnesis tanggal 2 juni 2010

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Bercak keputihan dan bersisik yang gatal hampir di seluruh badan

Riwayat Penyakit Sekarang

Os.mengeluh bercak keputihan dan bersisik yang gatal hampir di seluruh tubuh sejak ±5

bulan yang lalu. bercak keputihan timbul di kaki yang semakin lama semakin meluas

hingga ke seluruh tubuh. Os. Mengaku keluhan ini sudah timbul sejak usianya 10 th yang

lalu. Awalnya gatal di kedua kaki, tangan dan hampir meluas di seluruh badan hingga di

kepala yang di susul dengan timbulnya bercak keputihan yang mengkilat dan bersisik.

Os. Mengaku keluhan tersebut hilang timbul hampir setiap tahun.

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat arthritis reumatoid di sangkal

Riwayat Pengobatan

Page 2: Word Psoriasis Vulgaris

Os. Mengaku setiap keluhanya kambuh hanya di obati dengan kalpanak , dan di berikan

suntikan sebanyak 1x dengan tukang obat keliling ± 5 tahun yang lalu, tapi os. Tidak tahu

nama obat yang di berikan.7

Riwayat Psikososial

Riwayat penyakit kulit di keluarga di sangkal

Riwayat penyakit kulit di sekitar lingkungan di sangkal

Riwayat Alergi

Riwayat alergi makanan disangkal

Riwayat alergi obat di sangkal

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 18 x/menit

Suhu ; 36.2 derajat celcius

Status Generalis

- Kepala : Normocephal

1.1Rambut

warna : hitam

distribusi : merata

hair pull test : tidak ada rambut yang tercabut.

alopecia : negatif

mata : konjungtiva tidak anemis

sklera tidak ikterik

Hidung : sekret negatif

Mulut : hiperemis negatif

Gigi : karies positif sebelah kanan

Tonsil : T1/T1 tidak hiperemis

Faring : hiperemis negatif

Page 3: Word Psoriasis Vulgaris

Leher : KGB tidak teraba membesar

massa negatif

Thoraxs : bentuk dan gerak simetris

sonor +/+, BJ murni reguler

vesikuler +/+

wheezing -/-, ronchi -/-, murmur -/-

Abdomen : kontur abdomen rata

NT -/-

timpani

Bu + normal

Extremitas : Deformitas -/-, udem -/-

kulit : lihat status dermatologikus

Status dermatologikus

Distribusi Generalisata

A/R Seluruh Tubuh

Lesi Multiple, konfluens, kering,±

berukuran 2 – 3 cm

Efloresensi Macula hipopigmentasi,

skuama tebal dan berlapis –

lapis.

Page 4: Word Psoriasis Vulgaris

Pemeriksaan Penunjang

Uji Tetesan Lilin : terdapat garis putih seperti goresan pada tetesan lilin.

Tes Auspitz ( + ) , jika terdapat bintik – bintik perdarahan di atas dasar eritem.

Resume

Seorang wanita 20 tahun datang ke poli RSUD Cianjur mengeluh bercak keputihan dan bersisik

yang gatal hampir di seluruh tubuh sejak ±5 bulan yang lalu. bercak keputihan timbul di kaki

yang semakin lama semakin meluas hingga ke seluruh tubuh. keluhan ini sudah timbul sejak

usianya 10 th yang lalu. Awalnya gatal di kedua kaki, tangan dan hampir meluas di seluruh

badan hingga di kepala yang di susul dengan timbulnya bercak keputihan yang mengkilat dan

bersisik.keluhan tersebut hilang timbul hampir setiap tahun.

Penatalaksanaan

Umum :

Penjelasan penyakit dan perjalanan penyakit yang kronis

Hindari faktor pencetus.

Khusus :

Topikal :

R

LCD 3 %

Acidi salicyl 3 %

Glycerin 7 %

Spir. dil. ad 100 ( kulit kepala )

LCD 3 %

LCD salicyl 3 %

Oxyd. zinci 5 %

Vaselin ad 60 ( kulit )

Prognosis :

Page 5: Word Psoriasis Vulgaris

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanantionam : dubia ad bonam

Page 6: Word Psoriasis Vulgaris

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Psoriasis adalah satu penyakit kulit termasuk di dalam kelompok dermatosis

eritroskuamosa, bersifat kronik redif dengan lesi berupa macula eritem berbatas tegas, ditutupi

oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening seperti mika, disertai fenomena tetesan lilin

dan tanda Auspitz.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini dapat di temukan di seluruh dunia dengan angka kesakitan yang berbeda dari

satu tempat ke tempat yang lain. Pada bangsa yang berkulit hitam seperti di afrika jarang di

temukan.

Angka kesakitan penyakit ini di Amerika dilaporkan sebesar 1%, Jerman 1,3%, Denmark

1,7% dan Swedia 2,3%. Di Indonesia belum ada angka kesakitan yang jelas untuk penyakit ini.

Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur, walaupun pada bayi dan anak – anak

jarang, dan tidak ada perbedaan antara laki – laki dan wanita. Umur rata – rata waktu gejala

pertama timbul pada laki – laki 29 tahun dan wanita 27 tahun.

ETIOLOGI

Penyebab Psoriasis yang pasti belum di ketahui. Ada beberapa faktor predisposisi dan

pencetus yang dapat menimbulkan penyakit ini.

Faktor – faktor predisposisi :

1. Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.

2. Faktor – faktor psikis, seperti stress dan gangguan emosi. Penelitian menyebutkan bahwa

68% penderita psoriasis menyatakan stress, dan kegelisahan menyebabkan penyakitnya

lebih berat dan hebat.

3. Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberculosis paru,

dermatomikosis, arthritis dan radang ginjal menahun.

4. Penyakit metabolic, seperti diabetes mellitus yang laten.

5. Gangguan pencernaan, seperti obstipasi

Page 7: Word Psoriasis Vulgaris

6. Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukan tendensi untuk menyembuh pada musim

panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan lebih hebat.

Faktor – faktor provokatif yang dapat mencetuskan atau menyebabkan panyakit ini tambah hebat

ialah :

1. Faktor trauma. Gesekan dan tekanan pada kulit dapat menumbulkan lesi psoriasis pada

tempat trauma dan ini disebut fenomena Koebner.

2. Faktor infeksi. Infeksi streptokokus di faring dapat merupakan faktor pencetus pada

penderita dengan predisposisi psoriasis. Pada bentuk psoriasis ini, sebaiknya di lakukan

apusan tenggorokan untuk mencari infeksi fokal.

Apabila infeksi tenggorokan sembuh, biasanya psoriasisnya juga akan sembuh.

3. Obat – obatan. Obat kortikosteroid merupakan obat bermata dua, pada permulaan,

kortikosteroid dapat menyembuhkan psosriasis, tetapi apabila obat ini di hentikan

penyakit akan kambuh kembali, bahkan lebih berat daripada sebelumnya menjadi

psoriasis pustulosa atau generalisata. Obat – obat lain seperti obat anti malaria ( klorokuin

) dan obat anti hipertensi betabloker dapat memperberat penyakit psoriasis.

4. Sinar ultraviolet dapat menghambat pertumbuhan sel – sel epidermis, tetapi bila penderita

sensitife terhadap sinar matahari, malahan penyakit psoriasis akan bertambah hebat

karena reaksi isomorfik.

5. Stress psikologis. Pada sebagian penderita faktor stress dapat menjadi faktor pencetus.

Penyakit ini sendiri dapat menyebabkan gangguan psikologis pada penderita, sehingga

menimbulkan satu lingkaran setan, dan hal ini memperberat penyakit.

6. Kehamilan. Kadang – kadang wanita yang menderita psoriasis dapat sembuh saat hamil,

tetapi akan kambuh kembali sesudah bayinya lahir, dan penyakit ini akan kebal terhadap

pengobatan selama beberapa bulan.

PATOGENESIS

Perubahan morfologik dan kerusakan sel epidermis pada penderita psoriasis telah banyak

diketahui. Gambaran histopatologis kulit yang terkena psoriasis sering kali menunjukan

akumulasi sel monosit dan limfosit di puncak papil dermis dan di dalam stratum basalis. Sel – sel

radang ini tampak lebih banyak, apabila lesi bertambah hebat. Pembesaran dan pemanjangan

papil dermis menyebabkan epidermodermal bertambah luas dan menyebabkan lipatan di lapisan

Page 8: Word Psoriasis Vulgaris

bawah stratum spinosum tambah banyak. Proses ini juga menyebabkan masa pertumbuhan kulit

menjadi lebih cepat dan masa pertukaran kulit menjadi lebih pendek dari normal, dari 28 hari

menjadi 3 – 4 hari. Stratum granulosum tidak terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi

parakeratosis. Dengan pemendekan interval proses keratinisasi sel epidermis dan stratum basalis

menjadi stratum korneum, proses pematangan dan keratinisasi gagal mencapai proses yang

sempurna.

Selain proses keratinisasi terganggu, proses biokimiawi di dalam masing – masing sel

berubah. Dengan mikroskop electron dapat di lihat, di dalam sel epidermis, produksi tonofilamen

kertain dan butir – butir keratohialin berkurang dan adenosine 35 monofosfat ( AMP – siklik )

pada lesi psoriasis berkurang. Ini sangat penting dalam pengaturan aktivitas mitosis sel

epidermis.

GAMBARAN KLINIK

Penderita psoriasis umumnya tidak menunjukan perubahan keadaan umum, kecuali bila

stadium penyakitnya sudah sampai pada erirodermia. Ada penderita yang mengeluh rasa gatal,

merasa kaku, atau merasa sakit bila bergerak.

Gejala utama psoriasis berupa macula dan papula eritem yang timbul tiba – tiba.

Selanjutnya, papula membesar secara sentrifugal, sampai sebesar lentikuler dan nummular.

Beberapa macula ini dapat bergabung membentuk lesi – lesi yang lebar hingga sebesar daun

gyrate. Lesi ini menunjukan gambaran beraneka ragam, dapat berupa arsiner, sirsiner, polisiklis

atau geografis. Macula eritem ini berbatas tegas dan di atasnya di dapati skuama yang

mempunyai sifat – sifat khas. Warnanya putih seperti perak atau mika, transparent, kering, kasar

dan berlapis – lapis. Apabila skuama ini digores dengan benda tajam, akan tampak sebuah garis

putih kabur dan skuama menjadi pecah – pecah mirip gambaran setetes lilin yang di gores

dengan benda tajam. Fenomena ini disebut fenomena tetsan lilin, apabila skuama ini di kupas

lapis demi lapis, pada lapisan yang terbawah tampak kulit berwarna merah dan terlihat bintik –

bintik darah. Tanda seperti ini disebut tanda Auspitz.

Predileksi adalah bagian tubuh yang sering terkena geseran atau tekanan, seperti siku,

lutut dan punggung. Pada bagian tersebut, dapat timbul reaksi isomorfik. Bagian tubuh lain

adalah daerah yang berambut. Pada kulit kepala tanda eritem tidak jelas tetapi skuamanya cukup

tebal, sehingga sering dikelitukan dengan dermatitis seboroika.

Page 9: Word Psoriasis Vulgaris

Psoriasis yang menyerang kuku jari, tangan dan kaki memberi gambaran berupa lubang

kecil pada kuku yang disebut pits. Warna kuku menjadi kabur dan bagian kuku bebas agak

terpisah dari dasarnya oleh karena terbentuk zat tanduk sub ungula. Umumnya kelainan kuku di

mulai dari bagian distal dan menyebar ke bagian proksimal, hingga terjadi onikolisis. Mukosa

hampir tidak pernah terkena penyakit ini, kemungkinan karena pertumbuhan epitel mukosa mirip

dengan pertumbuhan kulit yang terkena psoriasis.

Berdasarkan ukuran dan morfologi lesi, psoriasis dapat menunjukan berbagai variasi :

psoriasis punctata bila ukuran lesi sebesar milier ( kepala jarum pentul ) : psoriasis gutata bila

ukuran lesi sebesar lentikuler : psoriasis numularis apabila ukuran lesi sebesar uang logam :

psoriasis gyrata bila ukuran lesi daun : psoriasis folikularis bila lesi mengikuti folikel rambut :

psoriasis universalis apabila lesi menyerang seluruh permukaan tubuh : dan apabila menyerang

bagian lipatan tubuh seperti ketiak, di bawah buah dada, inguinal, bagian antar gluteus, lesinya

disebut psoriasis inversal. Lesi psoriasis pada tempat ini tidak khas berupa skuama berlapis –

lapis, tetapi hanya berupa eritem berbatas tegas, sedikit skuama, kadang ada fisura dan disertai

rasa gatal atau rasa terbakar. Perubahan lesi seperti ini disebabkan oleh maserasi kulit akibat

geseran dan gangguan penguapan pada bagian lipatan tubuh yang menyebabkan kulit agak

lembab.

Lesi psoriasis yang menyerang telapak kaki dan tangan ( psoriasis geografis )

menunjukan daerah yang eritematous, kulit menjadi kering dilapisi skuama halus atau kadang –

kadang berupa penebalan kulit yang verukus. Psoriasis yang menyerang daerah yang luas disebut

psoriasis generalisata. Bentuk ini dapat menimbulkan masalah medic yang serius. Lesi – lesi di

kulit yang terjadi serentak sering mneyertai suatu penyakit sistemik, misalnya penyakit sistemik,

misalnya penyakit infeksi bakteri akut, penyakit virus atau alergi obat.

Vasodilatasi pembuluh darah subepidermal dan kapiler kulit menyebabkan pelepasan

panas yang berlebihan dan penderita akan mengeluh merasa kedinginan. Kadang – kadang dapat

timbul gejala yang lebih serius, seperti kegagalan jantung, akibat pengaliran darah di dalam kulit

yang meningkat. Pengeluaran air melalui kulit akan meningkat, akibat gagalnya epidermal

barrier. Kegagalan barrier epidermal ini menyebabkan permeabilitas epidermis meningkat,

sehingga sangat mempengaruhi penyerapan obat – obatan melalui kulit. Oleh sebab itu,

pemberian obat topical pada lesi psoriasis yang luas harus di lakukan secara berhati – hati,

Page 10: Word Psoriasis Vulgaris

mengingat absorbsi obat yang tinggi dapat menyebabkan gejala obat sistemik yang tidak di

inginkan.

Pelepasan skuama yang terus – menerus dapat menyebabkan protein tubuh hilang kira –

kira 50 gram setiap hari sehingga menyebabkan hipoproteinema sekunder. Hilangnya protein dan

zat besi dari tubuh ini dapat pula menyebabkan anemia defisensi besi.

Fenomena Koebner atau reaksi isomorfik adalah timbulnya lesi psoriasis pada tempat

terjadinya trauma. Jenis trauma yang dapat menimbulkan reaksi ini ialah trauma fisik, seperti

luka mekanik, trauma sinar ultra violet atau kerusakan kulit karena dermatitis. Penelusuran reaksi

isomorfik ini penting untuk mencegah penderita dari segala jenis trauma fisik. Pada penderita ini,

melepaskan plester harus hati – hati karena dapat menimbulkan lesi psoriasis baru. Kepentingan

lain fenomena Koebner ialah untuk induksi lesi – lesi psoriasis, untuk kepentingan penelitian

psoriasis dan untuk kepentingan pengobatan dengan sinar ultraviolet dan beberapa macam obat

topical.

BENTUK KLINIS

Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis.

1. Psoriasis Vulgaris

Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan pula

karena lesi – lesinya umumnya berbentuk plak. Tempat predileksinya seperti yang telah

diterangkan di atas.

2. Psoriasis gutata

Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. timbulnya mendadak dan

diseminata umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis

influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat

timbul setelah infeksi yang lain, baik bacterial maupun viral.

3. Psoriasis inversa ( psoriasis fleksural )

Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai

dengan namanya.

4. Psoriasis eksudative

Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada

bentuk ini kelainannya exsudative seperti dermatitis akut

Page 11: Word Psoriasis Vulgaris

5. Psoriasis seboroik ( seboroisis )

Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis

seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain

berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.

6. Psoriasis pustulosa

Ada 2 pendapat mengenal psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit

tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat dua bentuk psoriasis

pustulosa, bentuk lokalisata dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis

pustulosa palmo-plantar ( barber ). Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis

pustulosa generalisata akut ( von Zumbusch )

a. Psoriasis pustulosa palmoplantar ( barber )

Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak kaki

atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok – kelompok pustule kecil steril dan

dalam di atas kulit yang eritematosa disertai rasa gatal.

b. Psoriasis pustulosa generalisata akut ( von Zumbusch )

Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena

pengehentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan

derivatnya ( ampisilin dan amoksilin ) serta antibiotic betalaktam yang lain,

hidroklorokuin, KJ, morfin, sulfapiridin, sulfonamide, kodein, fenilbutason dan

salisilat. Faktor lain selain obat, ialah hipokalsemia, sinar matahari, alcohol, stress

emosional, serta infeksi bacterial dan virus.

Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita

psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita

psoriasis.

Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum

berupa demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin

eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa

pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustule miliar pada

plak – plak tersebut. Dalam sehari pustule – pustule berkonfluensi membentuk “

take of us “ berukuran bebrapa cm.

Page 12: Word Psoriasis Vulgaris

Kelainan – kelainan semacam itu akan terus menerus dan dapat menjadi

eritroderma.

Pemeriksaan laboratorium menunjukan leukositosis ( leukosit dapat mencapai

20.000/ul ) kultur pus dari pustule steril.

7. Eritroderma psoriatic

Eritroderma psoriatic dapat disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu kuat

atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak

tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Adakalanya lesi

psoriasis masih tampak samar – samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih

meninggi.

HISTOPATOLOGI

Psoriasis member gambaran histopatologik yang khas, yakni : parakeratosis dan akantosis

pada staratum spinosum terdapat kelompk leukosit yang disebut abses Munro. Selain itu,

terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis.

PENGOBATAN

Dalam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan. Pada pengobatan psoriasis gutata

yang biasanya disebabkan oleh infeksi di tempat lain, setelah infeksi tersebut diobati umumnya

psoriasisnya akan sembuh sendiri.

PENGOBATAN SISTEMIK

1. Kortikosteroid

Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis, menurut pengalaman penulis dosisnya

kira – kira ekuivalen dengan prednisone 30 mg perhari. Setelah membaik, dosis di

turunkan perlahan – lahan, kemudian diberi dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara

mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa

generalisata.

2. Obat sitostatik

Page 13: Word Psoriasis Vulgaris

Obat sitostatik yang biasanya digunakan ialah metotreksat. Indikasinya ialah

untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis arthritis dengan lesi kulit, dan eritroderma

karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat standar.

Kontraindikasinya ialah kelainan hepar, ginjal, system hematopoetik, kehamilan,

penyakit infeksi aktif ( misalnya tuberculosis ), ulkus peptikum, colitis ulserosa dan

psikosis.

Cara penggunaan metotreksat ialah demikian. Mula – mula diberikan tes dosis

inisial 5 mg per os untuk mengetahui, apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik,

jika tidak terjadi efek yang tidak di kehendaki, diberikan dosis 3 x 2.5 mg, dengan

interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total 7.5 mg. jika tidak tampak perbaikan

dosis dinaikan 2.5 mg – 5 mg perminggu. Biasanya dengan dosis 3 x 5 mg per minggu

telah tampak perbaikan. Cara lain ialah diberikan i.m 7.5 mg – 25 mg dosis tunggal setiap

minggu. Cara tersebut lebih banyak menimbulkan efek samping daripada cara pertama,

jika penyakitnya telah terkontrol dosis diturunkan atau massa interval diperpanjang

kemudian dihentikan dan kembali ke terapi topical.

Setiap 2 minggu diperiksa : Hb, jumlah leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit,

dan urin lengkap. Setiap ½ bulan diperiksa : fungsi ginjal dan hati. Bila jumlah leukosit

kurang daripada 3.500, metotreksat agar dihentikan, jika fungsi hepar normal, biopsy

hepar dilakukan setiap dosis total mencapai 1.5 g. kalau fungsi hepar abnormal, biopsy

tersebut dikerjakan setiap dosis total mencapai 1 g.

Efek sampingnya di antaranya ialah nyeri kepala, alopesia juga terhadap saluran

cerna, sumsum tulang belakang, hepar dan lien. Pada saluran cerna berupa nausea, nyeri

lambung, stomatitis ulserosa dan diare. Jika hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan

perforasi intestinal. Depresi sumsum tulang berakibat timbulnya leucopenia,

trombositopenia, kadang – kadang anemia. Pada hepar dapat terjadi fibrosis dan sirosis.

3. Levodopa

Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson. Diantara penderita

penyakit Parkinson sekaligus juga menderita psoriasis, ada yang membaik psoriasisnya

dengan pengobatan levodopa. Menurut uji coba yang kami lakukan obat ini berhasil

menyembuhkan kira – kira sejumlah 40% kasus psoriasis. Dosisnya antara 2 x 250 mg –

Page 14: Word Psoriasis Vulgaris

3 x 500 mg, efek sampingnya berupa : mual, muntah, anoreksia, hiptensi, gangguan

psikis dan pada jantung.

4. DDS

DDS ( diaminosulfenilsulfon ) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa

tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya ialah : anemia hemolitik,

methemoglobinemia dan agranulositosis.

5. Etretinat ( tegison, tigason ) dan asitretin ( neotigason )

Etretinat merupakan retinoid aromatic, digunakan bagi psoriasis yang sukar

disembuhkan dengan obat – obat lain mengingat efek sampingya. Dapat pula digunakan

untuk eritroderma psoriatika. Cara kerjanya belum pasti diketahui. Pada psoriasis obat

tersebut mnegurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.

Dosisnya bervariasi : pada bulan pertama diberikan 1 mg/kg BB, jika belum

terjadi perbaikan dosis dapat dinaikan menjadi 1 ½ /mg/kgBB.

Efek sampinya sangat banyak diantaranya pada kulit ( menipis ), selaput lendir

pada mulut, mata dan hidung kering : peninggian lipid darah : gangguan fungsi hepar :

hyperostosis : dan teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun

setelah obat dihentikan.

6. Siklosporin

Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kgBB sehari. Bersifat nefrotoksisk

dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan

dapat terjadi kekambuhan.

PENGOBATAN TOPIKAL

1. Preparat ter

Obat topical yang biasa kami gunakan ailah preparat ter, efeknya ialah antiradang.

Menurutnya asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni yang berasal dari :

- Fosil, misalnya iktiol

- Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski

- Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens.

Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis, yang

cukup efektif ialah yang berasal dari batu bara dan kayu oleh karena itu hanya kedua ter

Page 15: Word Psoriasis Vulgaris

tersebut yang akan dibicarakan. Ter dari batubara lebih efektif daripada ter berasal dari

kayu, sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi juga lebih besar.

2. Kortikosteroid

Kortikosteroid topical memberi hasil yang baik, potensi dari vehikulum

bergantung pada lokasinya.

Pada scalp, muka dan daerah lipatan digunakan krim, di tempat lain digunakan

salap. Pada daerah muka, lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang. Bila

digunakan potensi kuat pada muka dapat memberikan efek samping diantaranya

telangiektasis, sedangkan di lipatan berupa striae atrifikans.

3. Ditranol ( antralin )

Obat ini dikatakan efektif. Kekurangnya ialah mewarnai kulit dan pakaian.

Konsentrasi yang digunakan biasanya 0.2 – 0.8 % dalam pasta, salap atau krim. Lama

pemakaian hanya ¼ - ½ jam sehari sekali untuk mencegah iritasi. Penyembuhan dalam 3

minggu.

4. Pengobatan dengan penyinaran

Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga

dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik ialah penyinaran secara

alamiah, tetapi sayang tidak dapat dan jika berlebihan malah akan memperparah

psoriasis. Karena itu, digunakan sinar ultraviolet artificial, diantaranya sinar A yang

dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau berkombinasi

dengan psoralen dan disebut PUVA, atau bersama- sama dengan preparat ter yang

dikenal sebagai pengobatan cara Goeckerman.

5. Emolien

Efek emolien ialah melembutkan permukaaan kulit pada batang tubuh ( selain

lipatan ) ektermitas atas dan bawah biasanya kami menggunakan salap dengan bahan

dasar vaselin, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi

bahan aktif. Emolien yang lain ialah lanolin dan minyak mineral. Jadi emolien sendiri

tidak mempunyai efek antipsoriasis.