sakdeblog.files.wordpress.com  · web viewserta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan...

30
MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA “KONSEP DASAR KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT” DOSEN PEMBIMBING : N.L.K. Sulisnadewi, M.Kep.NS.M.Biomed DI SUSUN OLEH : KELAS 1.A KELOMPOK 6 DESAK MADE ARI WAHYUNI (NIM : P07120216 011) I PUTU WAWAN NARENDRA (NIM : P07120216 012)

Upload: others

Post on 16-Sep-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

MAKALAHKEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“KONSEP DASAR KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT”

DOSEN PEMBIMBING : N.L.K. Sulisnadewi, M.Kep.NS.M.Biomed

DI SUSUN OLEH :

KELAS 1.A

KELOMPOK 6

DESAK MADE ARI WAHYUNI (NIM : P07120216 011)

I PUTU WAWAN NARENDRA (NIM : P07120216 012)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2016/2017

Page 2: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur yang dalam kami sampaikan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena

berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan harapan dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas “Konsep Dasar Cairan dan Elektrolit”, materi mengenai cairan-cairan dan elektrolit yang ada serta diperlukan di dalam tubuh.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah cairan yang diperlukan oleh tubuh, serta komponen – komponen penyusunnya yang berbasis keperawatan.

Selain itu, makalah ini merupakan tugas dari mahasiswa untuk membahas materi salah satu subbab Konsep Dasar Manusia.

Dalam proses pendalaman materi konsep dasar cairan dan elektrolit ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada Ibu N.L.K. Sulisnadewi, M.Kep.NS.M.Biomed

Serta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki kekurangan, oleh sebab itu mohon permaklumannya.

Demikian makalah ini kami buat sedemikian rupa, semoga bermanfaat.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 3 September 2016

Kelompok 6

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2016/2017

i

Page 3: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

DAFTAR ISIKata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Gambar/Tabel iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 2

1.5 Metode Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Konsep Dasar Cairan dan Elektrolit 3

2.2 Pergerakan Cairan dan Elektrolit 6

2.3 Pengaturan Keseimbangan Cairan 7

2.4 Regulasi Elektrolit 8

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 9

2.6 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 9

2.7 Pengaruh Asam-Basa 11

BAB III PENUTUP 17

Kesimpulan dan Saran 17

Daftar Pustaka 18

ii

Page 4: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

DAFTAR GAMBAR/TABEL1.1 Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh 4

Dan Prosentase Total Cairan Tubuh Dibanding Berat Badan

1.2 Nilai rata-rata Cairan Ekstraseluler (CES) dan 4

Cairan Intraseluler (CIS) pada Dewasa Normal Menurut BB

1.3 Komposisi Cairan Tubuh 5

7.1 Patofisiologi Asidosis Respiratorik 13

7.2 Mekanisme Asidosis Metabolik 14

7.3 Mekanisme Alkolisis Respiratorik 15

7.4 Mekanisme Alkolisis Metabolik 16

iii

Page 5: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat, diperlukannya cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Homeostasis adalah istilah yang digunakan pada kemampuan tubuh untuk mempertahankan lingkungan internal yang konstan. Menjaga volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil adalah penting untuk homeostatis Untuk itu, perpindahan berbagai cairan tubuh serta komposisi diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Dimana cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan serta elektrolit ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) yang kemudian didistribusi ke seluruh tubuh. Jika terjadinya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke seluruh bagian tubuh, berarti keseimbangan cairan dan elektrolit pun telah terjadi. Keseimbangan cairan maupun elektrolit saling bergantung satu sama lain, jadi jika salah satunya terganggu, maka akan berpengaruh pada yang lainnya.. Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.

Cairan tubuh tersimpan dalam dua kompartemen utama dalam tubuh yaitu : cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). CIS adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh yang menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (TBW) sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel yang menyusun 30% dari total cairan tubuh. CES terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak di ruang antar sel, sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna. Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES yang melibatkan elektrolit anion dan kation.

1

Page 6: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi konsep dasar cairan dan elektrolit serta fungsinya?2. Bagaimana pergerakan cairan dan elektrolit di dalam tubuh?3. Bagaimana pengaturan keseimbangan cairan di dalam tubuh?4. Bagaimana proses regulasi elektrolit?5. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit?6. Apa sajakah gangguan dan masalah pada keseimbangan cairan dan elektrolit?7. Apa pengaruh asam basa pada cairan dan elektrolit serta adakah gangguan-

gangguannya?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Agar mahasiswa dapat mengerti konsep dasar kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Agar mahasiswa dapat memahami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit3. Mahasiswa dapat mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi keseimbangan

normal cairan dan elektrolit4. Untuk dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khususnya bagi mahasiswa D-

IV keperawatan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit.

1.4 MANFAAT MAKALAH

1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai konsep dasar kebutuhan cairan dan elektrolit

2. Menjadi bahan/materi untuk dipelajari maupun dijadikan referensi3. Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa

1.5 METODE PENYUSUNAN

Metode  yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari,mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku maupun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.

BAB 2

2

Page 7: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Cairan dan ElektrolitCairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler(CES). Cairan intraseluler (CIS) adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh yang menyusun 70% dari total cairan tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler (CES) adalah cairan yang berada di luar sel yang menyusun 30% total cairan tubuh. Komposisi berat badan dapat dijelaskan sebagai berikut. Total cairan tubuh 50%-60% dari berat badan. CES terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma) 15%-20%, cairan interstitial 10%-15% dan cairan transeluler 35%-40%. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler , cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.Berikut merupakan penjelasan detil mengenai kompartemen cairan dan elektrolit dalam tubuh :1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total

Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairantubuh adalah intraselular, Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB totalAdalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES).

(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel.Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial.Relatif terhadap ukuran tubuh.

(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%)terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagaibufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Adapun fungsi daridarah adalah mencakup :- pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan- transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru- pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi- transpor hormon ke tempat aksinya- sirkulasi panas tubuh.

  3. Cairan Transelular (CTS) :Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputicairan

3

Page 8: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

serebrospinal, perikardial, pleural, gastro-Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :

Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri.                Dewasa 60%                Anak-anak 60 – 77%                Infant 77%                Embrio 97%                Manula 40 – 50 %

Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah mengalami kehilangan jaringan tubuh.

                Intracellular volume = total body water – extracellular volume                Interstitial fluid volume = extracellular fluid volume – plasma volume                Total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)

Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita sebab wanita memiliki simpanan lemak relatif lebih besar dibanding pria. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air(relatif bebas air). Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria dewasa, 60% berat badan wanita, dan 55% berat badan lansia.

1.1 Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh &prosentase total cairan tubuh dibandingkan berat badan

1.2 Nilai rata-rata cairan ekstraseluler (CES) dan cairan intraseluler (CIS) pada dewasa normal menurut BB

4

Page 9: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Fungsi Cairan Tubuh                memberi bentuk pada tubuh                berperan dalam pengaturan suhu tubuh                berperan dalam berbagai fungsi pelumasan                sebagai bantalan                sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit                media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh                untuk performa kerja fisik

Berikut merupakan tabel dari komposisi cairan dalam tubuh :

Zat Plasma(mOsm/l)

Intertisial(mOsm/l)

Intraselular(mOsm/l)

Na+ 142 139 14K+ 4,2 4,0 140

Ca2+ 1,3 1,2 0Mg2+ 0,8 0,7 20Cl- 108 108 4

HCO3- 24 28,3 1,0

HPO4-, H2PO4 2 2 11

SO42- 0,5 0,5 1

Fosfokreatin - - 45Kamosin - - 14

Asam amino 2 2 8Kreatin 0,2 0,2 9Laktat 1,2 1,2 1,5

Adenosin trifosfat - - 5Heksosa monofosfat - - 3,7

Glukosa 5,6 5,6 -Protein 1,2 1,2 4Ureum 4 4 4

Lain-lain 4,8 3,9 10Total mOsm/l 301,8 300,8 301,2

Aktivitas osmolar terkoreksi

282 281 281

Tekanan osmotik total

5443 5423 5423

2.2 Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh

1.3 Komposisi Cairan Tubuh

5

Page 10: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Sirkulasi cairan dan elektrolit terjadi dalam tiga tahap. Fase I, plasma darah bergerak di seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Fase 2, cairan interstisial dan komponennya bergerak di anatara kapiler darah dan sel. Fase 3, cairan dan subtansi bergerak dari cairan interstisial ke dalam sel. Sedangkan mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam tiga proses yaitu :a. Difusi

Difusi adalah perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju area berkonsentrasi rendah dengan melintasi membran semipermeabel. Saat proses berlangsung, cairan dan elektrolit masuk melintasi membran yang memisahkan dua kompartemen sehingga konsentrasi di kedua kompartemen itu seimbang. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tiga hal :- Ukuran molekul (semakin kecil, semakin mudah bergerak)- Konsentrasi larutan (larutan yang konsentrasinya tinggi bergerak lebih cepat)- Temperatur larutan (semakin tinggi temperatur larutannya, semakin besar

kecepatan difusinya)

Dinding pembuluh darah yang sifatnya semipermeabel memungkinkan molekul kecil dan elektrolit dapat melintas bebas. Sedangkan molekul besar seperti glukosa tidak dapat melewati proses difusi melainkan diangkut dengan bantuan bahan pembawa melalui proses yang disebut difusi terbantu (facilliated diffusion)

b. OsmosisOsmosis adalah perpindahan cairan melintasi membran semipermeabel dari are berkonsentrasi rendah menuju area berkonsentrasi tinggi dengan tujuan mengencerkan larutan yang berkonsentrasi tinggi sampai diperoleh keseimbangan pada kedua sisi membran. Perbedaan osmotik ini terjadi karena dipengaruhi oleh distribusi protein yang tidak merata, sebab ukuran molekul protein yang besar, protein tidak dapat melintasi membran plasma. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan tekanan osmotik koloid (tekanan onkotik) sehingga cairan tertarik ke dalam ruang intravaskular.

c. Transpor AktifTranspor aktif adalah proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk berpindah melintasi membran sel melawan gradien konsentrasinya(gerakan partikel dari konsentrasi satu ke konsentrasi lain tanpa memandang tingkatannya.Proses ini memerlukan adenosin trifosfat (ATP). ATP digunakan untuk mempertahankan konsentrasi ion natrium dan kalium dalam ruang ektrasel dan intrasel melalui suatu proses yang disebut pompa “natrium-kalium”.

2.3 Pengaturan Keseimbangan Cairan

6

Page 11: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

a. Rasa Haus, adalah keinginan yang secara sadar terhadap kebutuhan akan cairan. Rasa haus muncul bila osmolalitas plasma mencapai 295 mOsm/kg. Bila osmolalitas meningkat, sel akan mengkerut dan sensasi haus akan muncul akibat dehidrasi. Mekanismenya :- Penurunan perfusi ginjal merangsang pelepasan renin, menghasilkan

angiotensin II. Angiotensin II merangsang hipotalamus untuk melepas substrat neutron yang bertanggung jawab meneruskan sensasi haus

- Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf sehingga menghasilkan sensasi haus

- Rasa haus diinduksikan oleh kekeringan lokal mulut akibat status hiperosmolar. Selain itu, rasa haus juga muncul untuk menghilangkan sensasi kering akibat penurunan saliva

b. Hormon ADH. Dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis pada hipofisis posterior. Stimuli utama ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan ekstrasel.hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus pengumpul, sehingga menahan air dan mempertahankan volume cairan ekstrasel.

c. Hormon aldosteron, disekresikan oleh kelenjar adrenal dan bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan arbsorpsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, kadar natrium serum, dan sistem renin-angiostenin.

d. Prostaglandin, merupakan asam lemak alami yang terdapat di jaringan dan berperan dalam respon radang, pengontrolan tekanan darah, kontraksi uterus, dan motilitas gastrointestinal. Pada ginjal, prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, resorpsi natrium.

e. Glukokortikoid, meningkatkan resorpsi natrium dan air sehingga memperbesar volume darah dan mengakibatkan retensi natrium, oleh karenanya perubahan kadar glukokortikoid mengakibatkan perubahan pada keseimbangan volume darah.

Asupan cairan pada individu dewasa berkisar 1500-3500ml/hari. sedangkan haluaran cairan 2300ml/hari. Pengeluaran cairan dapat terjadi melalui beberapa organ sebagai berikut :

- Kulit (IWL), pengeluaran cairan melalui kulit diatur oleh kerja saraf simpatis yang merangsang aktivitas kelenjar keringat, yang disebabkan oleh aktivitas otot, temperatur lingkungan tinggi, dan demam. Pengeluaran cairan berkisar 15-20ml/24 jam atau 350-400ml/hari

- Paru-paru (IWL), pengeluaran cairan dari paru-paru adalah bentuk respon terhadap perubahan kecepatan, dan kedalaman napas karena pergerakan atau demam. Pengeluaran cairannya berkisar 350-400ml/hari

- Pencernaan (IWL), jumlah cairan yang hilang berkisar 100-200ml/kh BB/24 jam, dengan penambahan 10% dari IWL normal setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius

- Ginjal, organ pengeksresi cairan utama tubuh, pada orang dewasa dapat mengekskresikan sekitar 1500ml/hari.

7

Page 12: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Ekskresi cairan tubuh manusia berlangsung dalam tiga cara :

1) insensible water loss (IWL), cairan keluar dari penguapan paru-paru2) Noticeable water loss (NWL), cairan keluar melalui keringat3) Melalui feses dalam jumlah sedikit

Sedangkan menurut Price & Wilson ada 4 cara yaitu urine (1500ml), feses (200ml), udara ekspirasi (400ml), dan keringat (400ml). Jadi total pengeluaran vairannya 2500ml. Dalam pengaturan keseimbangan cairan, dikenal istilah obligatory loss, yang merupakan mekanisme pengeluaran cairan yang mutlak terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Selain melalui organ-organ di atas, keseimbangan cairan juga diatur melalui sistem kardiovaskular, endokrin, dan pernapasan.

2.4 Regulasi elektrolit1.Kation:

a) Natrium: merupakan kation utama dalam CES. Kosentrasi natrium diatur oleh ADH dan aldosteron(di ekstrasel). Natrium berperan dalam pengaturan keseimbangan cair, terutama intrasel dan ekstrasel dengan menggunakan sistem “ pompa natrium-kalium”.

b) Kalium: kation utama yang terdapat dalam CIS. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan perubahan dan penggantian ion kalium di tubulus ginjal.

c) Kalsium: fungsi kalsium adalah untuk pembentukan tulang, transmisi impuls saraf, kontraksi otot, pembekuan darah dan aktivasi enzim tertentu. Terdapat tiga kalsium yaitu kalsium ion (4,5 mg/100 ml), kalsium yang terikat protein dan tidak bisa berdifusi (5 mg/100 ml), serta kalsium sitrat dan kalsium fospat (1mg/100 ml), pengaturan kalsium di atur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.

d) Magnesium: kation kedua terbanyak di dalam cairan intrasel. Magnesium sangat penting untuk aktivitas eksisibilitas neurokimia dan otot.

2. Anion:a) Klorida: salah satu anion terbesar di cairan ekstrasel, berfungsi

mempertahankan tekanan osmostik darah.b) Bikarbonat: merupakan bufer kimia utama dalam tubuh yang terdapat di

cairan ekstrasel dan intrasel.c) Fosfat: anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi

membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Fosfat juga membantu kerja neuromuskular, metabolisme karbohidrat, dan pengaturan asam-basa.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elekrolit

8

Page 13: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Usia: pada bayi atau anak-anak, keseimbangan cairan dan elektrolit dipengaruhi beberapa faktor: asupan cairan yang besar yang diimbangi dengan haluaran yang besar pula, metabolisme tubuh yang tinggi, masalah yang muncul akibat imamturisi fungsi ginjal, serta banyak banyaknya cairan yang keluar melalu ginjal, paru-paru, dan proses penguapan. Pada orang tua atau lansia, gangguan yang muncul berkaitan dengan masalah ginjal dan jantung terjadi karena ginjal tidak lagi mampu mengatur kosentrasi urine.

Temperatur Lingkungan: lingkungan yang panas menstimulus sistem saraf simpatis dan menyebabkan seseorang berkeringat

Kondisi stres: kondisi stres mencetuskan pelepasan hormon anti-dieuretik sehingga produksi urine menurun.

Keadan sakit: dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain luka bakar, gagal ginjal, dan payah jantung.

Diet: asupan nutrisi yang tidak sehat dapat berpengaruh terhadap kadar albumin serium. Jika albumin serum menurun, cairan intrestisial tidak bisa mesuk ke pembuluh darah sehingga terjadi edema.

2.6 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit1. Defisit volume cairan (fluid volume defisit [FVD])

Yaitu suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan defisiensi cairan dan elektrolit diruang ekstrasel, namun proporsi antara keduanya (cairan dan elektro) mendekati normal kondisi ini disebut hipovolemia pada keadaan ini tekanan osmostik mengalami perubahan sehingga cairan interstisial menjadi kosong dan cairan intrasel masuk ke ruang interstisial sehingga menggangu kehidupan sel.

Defisit volume cairan( dehidrasi) dibagi tiga:a) Dehidrasi isotonik, terjadi apabila jumlah cairan yang hilang sebanding

dengan jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+¿¿ dalam plasma 130-145 mEq/ l

b) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika jumlah cairan yang hilang lebih besar dari pada jumlah elektrolit yang hilang. Kadar N a+¿ ¿dalam plasma 130-150 mEq/l

c) Dehidrasi hipotonik, terjadi apabila jumlah cairan yang hilang lebih sedikit dari pada jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+¿¿ dalam plasma adalah 130 mEq/l

Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa perubahan, diantaranya penurunan volume ekstrasel (hipovolemia) dan perubahan hematokrit.

Lebih lanjut, kondisi dehidrasi dapat digolongkan menurut derajat keparahannya menjadi:

a) Dehidrasi ringan: pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5% dari berat tubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan yang berlebih dapat berlangsung melalui kulit, saluran pencernaan, perkemihan, paru-paru, atau pembuluh darah.

9

Page 14: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

b) Dehidrasi sedang, kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 5-10% dari berat tubuh atau sekitar 2-4 liter.

c) Dehidrasi berat, kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 4-6 liter. Pada kondisi ini penderita akan mengalami hipotensi.

2.Volume cairan berlebih (fluid volume eccess [FVE])Volume cairan berlebih (overhidrasi) adalah kondisi

ketidakseimbangan yang ditandai dengan kelibihan (retensi) cairan dan natrium di ruang ekstrasel, dikenal juga dengan hipervolemia, disebabkan oleh gangguan pada fungsi ginjal. Manifestasinya kerap muncul terkait kondisi dimana terjadi peningkatan volume darah dan edema, asistes, kelopak mata bengkak, bunyi napas ronkhi basah di seluruh lapang paru, penambahan berat badan yang tidak lazim.

3. Ketidakseimbangan Elektrolit Hiponatremia dan Hipertremia.

Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di cairan ektrasel yang menyebabkan perubahan tekanan osmotik, disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit Addison, kehilangan natrium melalui pencernaan, ekskresi keringat berlebih, diuresis, serta sidosi metabolik. Gejala Hiponatremia yaitu cemas, hipotensi postural, postural dizziness, mual, muntah, diare, takikardia, kejang dan koma.Hipernatremia adalah kelebihan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan tekanan osmotik ekstrasel. Penyebab hipertremia meliputi asupan natrium yang berlebihan, kerusakan sensasi haus, disfagi, diare, kehilangan cairan berlebih dari paru-paru, poliuria, karena kering, pireksia, agitasi, kejang, oligura atau anuria.

Hipokalemia dan HiperkalemiaHipokalemia adalah kekurangan kadar kalium di cairan ekstrasel yang menyebabkan pindahnya kalium keluar sel. Gejala defisiensi hipokalemia pertama kali terlihat pada otot seperti kelemahan, keletihan, penurunan kemampuan otot, distensi usus, penurunan bising usus, serta denyut nadi tidak teratur.Hiperkalemia adalah kelebihan kadar kalium di cairan ekstrasel menyebabkan serangan jantung. Gejala hiperkalemia sendiri meliputi cemas, iritabilitas, irama jantung iregular, hipotensi, parastesia, dan kelemahan.

Hipomagnesemia dan HipermagnesemiaHipomeganesemia terjadi apabila kadar magnesium serum kurang dari 1,5 mEq/l. Disebabkan oleh konsumsi alkhol yang berlebih, malnutrisi, diabeters melitus, gagal hati, absorbsi usus yang terburuk. Tanda dan gejalanya meliputi tremor, refleks tendon profunda yang hiperaktif, konfunsi, disorientasi, halunisasi, kejangm takikardia, dan hipertensi.Hipermagnesemia adalah kondisi meningkatnya kadar magnesium di dalam serum, tanda dan gejala hipermagnesemia meliputi aritmia jantung, depresi refleks tendon profunda, depresi pernapasan.

10

Page 15: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Hipokloremia dan hiperkloremiaHipokloremia adalah penurunan kadar ion klorida dalam serum, disebabkan oleh kehidupan sekresi gastrointestial yang berlebih, seperti muntah, diare, diuresis, serta pengisapan nagosgastrik. Tanda dan gejala yang muncul menyerupai alkalosis metabolik, yaitu apatis, kelemahan, kekacauan mental, kram dan pusing.Hiperkloremia adalah peningkatan kadar ion klorida dalam serum yang menyebabkan penurunan bikarbonat sehingga menimbulkan ketidakseimbangan asam-basa, lebih lanjut kondisi ini bisa menyebabkan kelemahan, letargi, dan pernafasan kussmaul.

Hipofosfatemia dan hiperfosfatemiaHipofosfatemia adalah penurunan fosfat dalam serum. Kondisi ini muncul akibat penurunan absorsi fosfat di usus, peningkatan ekskresi fosfat dan peningkatan ambilan fosfat untuk tulang, terjadi akibat alkoholisme, malnutrisi, ketoasidosis diabetes, dan hipertiroidisme. Gejalanya ditandai meliputi anoreksia, pusing, parestesia, kelemahan otot, serta gejala neurologis yang samar.Hiperfosfatemia adalah peningkatan kadar ion fosfat dalam serum, kondisi ini dapat terjadi pada kasus gagal ginjal atau terjadi akibat asupan fosfat berlebih atau penyalahgunaan laksatif yang mengandung fosfat. Karena kadar kalsium berbanding kebalik dengan fosfat, maka tanda dan gejala hiperfosfatemia hampir sama dengan hipokalsemia yaitu peningkatan eksitabilitas sistem saraf pusat, spasme otot, konvulasi dan tetani, peningkatan molalitas usus, masalah kardiovaskular seperti penurunan kontraktilitas jantung/gejala gagal jantung, dan osteoporosis.

2.7 Pengaruh Asam-BasaKadar atau derajat keasaman cairan digambarkan dengan konsentrasi ion hidrogen (H+¿¿) dan ion hidroksil (OH−¿¿). Asam adalah subtansi yang berisi ion hidrogen yang dapat dibebaskan, sedangkan basa adalah substansi yang dapat menerima ion hidrogen. Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-basa. Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system regulasi (pengaturan di ginjal). 3 macam system larutan buffer cairan tubuh adalah larutan bikarbonat, fosfat dan protein. System buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat (NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3) dan asam karbonat H 2CO3 Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui pengangkutan kelebihan CO2 dan H 2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan pH hingga kondisi standar (normal). Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2. Pembuangan melalui paru harus simbang dengan pembentukan CO2 agar ventilasi memadai. Ventilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar pCO2 sebesar 40 mmHg.Jika pembentukanCO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2.

11

Page 16: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Jika kecepatan ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2juga meningkat dan hal ini menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi pH cairan ekstrasel. Peningkatan pCO2 menurunkan pH, sebaliknya pCO2 meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar pH yang rendah dan konsentrasi ion H+ yang itnggi disebut asidosis, sebaliknya pH yang tinggi dan konsentrasi ion H+ yang rendah disebut alkalosis.

Asidosi adalah kondisi yang ditandai dengan berlebihnya prosporsi ion hidrogen di dalam cairan ekstrasel dengan pH <7,35. Alkalosis adalah kondisi ketika plasma darah kekurangan ion H+¿¿ dan pH>7,45.

Gangguan Keseimbangan Asam-BasaCO2+H2 O← H2C O3← H+¿+HC O3−¿ ¿¿

Saat terjadi gangguan keseimbangan asam-basa, tubuh akan berupaya memperbaikinya melalui sistem regulasi sehat yang disebut kompensasi. Berikut merupakan gangguan-gangguan asam-basa:

a. Asidosis RespiratorikMerupakan gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia. Disebabkan oleh beberapa hal diantaranya penyakit paru, depresi pusat pernapasan, kerusakan saraf atau otot yang menghambat kemampuan bernapas, atau oleh tindakan sederhana seperti menahan napas.Karena ginjal berespon relatif lambat terhadap keseimbangan asam-basa, respon kompensasi tersebut mungkin akan membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari sampai pH kembali normal Tanda-tanda klinis asidosis respiratorik : Napas dangkal, gangguan pernapasan yang menyebabkan

hipoventilasi Adanya tanda-tanda depresi susunan saraf pusat, gangguan kesadaran

dan disorientasi pH plasma < 7,35 ; pH urine <6 PCO2 tinggi (>45 mmHg)

12

Page 17: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

7.1 Patofisiologi Asidosis Respiratorik

13

Page 18: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Penurunan bikarbonat(mis. Diare)

Peningkatan asam karbonat (mis. Kelaparan, DM, gangguan fungsi ginjal)

Asidosismetabolik

Terjadi usaha kompensasi

Ginjal :Menahan bikarbonatMengeluarkan hidrogen

Paru-paru :Meningkatkan pengeluaran dengan cara bernapas cepat dan dalam

b. Asidosis MetabolikDikenal juga dengan istilah asidosis nonrespiratorik, mencakup semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. Ditandai dengan penurunan HCO3

−¿¿ plasma, sedangkan kadar CO2 normal. Tanda dan gejala asidosi metabolik meliputi :

Penapasan Kussmaul, yaitu pernapasan cepat dan dalam Kelelahan (malaise) Disorientasi Koma pH plasma <3,5 PCO2 normal atau rendah jika sudah terjadi kompensasi Kadar bikarbonat rendah

c. Alkalosis Respiratorik7.2 Mekanisme Asidosis Metabolik

14

Page 19: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Kondisi demam, cemas, keracunan aspirin menyebabkan ekhalasi yang berlebihan

Terjadi defisit asam karbonat

Alkalosis respiratorik

Terjadi usaha kompensasi oleh ginjal :Meningkatkan ekskresi bikarbonatMenahan hidrogen

Merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat hiperventilasi. Penyebabnya adalah demam, kecemasan dan keracunan aspirin yang seluruhnya merangsang ventilasi yang berlebihan .Tanda dan gejala klinis Alkolisis Respiratorik

Penglihatan kabur Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki Kemampuan konsentrasi terganggu Tetani, kejang, aritmia jantung (pada kasus yang gawat)

d. Alkolisis Metabolik

7.3 Mekanisme Alkolisis Respiratorik

15

Page 20: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

Muntah yang terus-menerusIngesti obat-obat alkali

Menyebabkan penurunan Dan peningkatan

Alkalosis Metabolik

Kompensasi di paru-paru:Pernapasan lambat dn dangkalMuncul periode tidak bernapas

Terjadi usaha kompensasi di ginjal :Menahan Mengekskresikan lebih banyak

Adalah penurunan (reduksi) H+¿¿ plasma yang disebabkan oleh defisiensi relatif, asam-asam nonkarbonat. Disebabkan oleh muntah yang terus-menerus dan ingesti obat-obatan alkali. Sebagai upaya kompensasi, pusat pernapasan ditekan agar pernapasan menjadi pendek dan dangkal. Tanda dan gejala klinis alkolisis metabolik meliputi :

Apatis Lemah Gangguan mental, misal, gelisah, bingung, letargi pusing

BAB 3

7.4 Mekanisme Alkolisis Metabolik

16

Page 21: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

PENUTUP

KESIMPULAN

Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula. Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar.Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbanganasam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah :

1.       Usia2.       Jenis kelamin3.       Sel-sel lemak4.       Stres5.       Sakit6.       Temperatur lingkungan7.       Diet

SARAN

Guna penyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 6 sangat mengharapkan kritik serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.

Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Astungkara.

17

Page 22: sakdeblog.files.wordpress.com  · Web viewSerta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Jauh dari kata sempurna, tentunya makalah ini memiliki

DAFTAR PUSTAKAhttps://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dasar-cairan-dan-elektrolit/

https://www.google.com/search?q=asidosis+respiratorik&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjCtuChq_3OAhXMwI8KHXt7CJkQ_AUICigD&biw=1352&bih=674#imgrc=TkrjAse1fvIVDM%3A

Fitri Respati Ambarwati, SKM, M.Kes.2014.KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA.Pandak Bantul Yogyakarta. Parama Ilmu.

A.Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah.2013.PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA. Jakarta Selatan. Salemba Medika.

18