optimasi remediasi elektrokinetik tanah …repository.unair.ac.id/25832/3/fulltext.pdf ·...
TRANSCRIPT
OPTIMASI REMEDIASI ELEKTROKINETIK TANAH
TERKONTAMINASI MERKURI
SKRIPSI
MOCH AMIN MUKHYIDDIN
PROGRAM STUDI FISIKA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
i
OPTIMASI REMEDIASI ELEKTROKINETIK TANAH
TERKONTAMINASI MERKURI
SKRIPSI
MOCH AMIN MUKHYIDDIN
PROGRAM STUDI FISIKA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
ii
OPTIMASI REMEDIASI ELEKTROKINETIK TANAH
TERKONTAMINASI MERKURI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Bidang Fisika pada
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga
Oleh:
Moch Amin Mukhyiddin
NIM. 080810063
DisetujuiOleh :
Pembimbing I
Ir. Puspa Erawati
NIP. 19530413 19820320 01
Pembimbing II
Drs. Djoni Izak Rudyardjo, M.Si.
NIP. 19680201 19930310 04
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah
Terkontaminasi Merkuri
Penyusun : Moch Amin Mukhyiddin
NIM : 080810063
Pembimbing I : Ir. Puspa Erawati
Pembimbing II : Drs. Djony Izak Rudyardjo, M.Si.
Tanggal Ujian : 25 Januari 2013
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Ir. Puspa Erawati
NIP. 19530413 19820320 01
Pembimbing II
Drs. Djoni Izak Rudyardjo, M.Si.
NIP. 19680201 19930310 04
Mengetahui :
Ketua Program Studi S1
Fisika/Ketua Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Drs. Siswanto, M.Si
NIP. 19640305 19890310 03
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan
dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai
sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan
harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini
merupakan hak milik Universitas Airlangga.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
atas berkah rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga pemulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Remediasi Elektrokinetik
Tanah Terkontaminasi Merkuri” dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk
memenuhi salah satu mata kuliah wajib dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana sains bidang fisika pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga.
Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua penulis.
2. Ir. Puspa Erawati dan Drs. Djoni Izak Rudyardjo, M.Si. selaku pembimbing I
dan II sekaligus penguji I dan II.
3. Dr. Suryani Dyah Astuti, M.Si. dan Herlik Wibowo, S.Si., M.Si. selaku
penguji III dan IV.
4. Drs. Siswanto, M.Si. selaku Kepala Departemen Fisika.
5. Andi Hamim Zaidan, S.Si., M.Si. dan Dr. Retna Apsari, M.Si. selaku dosen
wali.
6. Segenap dosen Departemen Fisika.
7. Segenap laboran Departemen Fisika.
8. Rekan-rekan peneliti di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Surabaya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
vi
9. Rekan-rekan Lab. Material: Wahid, Ana, Ica, Gita, Satya, Anggi, Riris, Rizka,
dan Didit.
10. Rekan-rekan Lab. Biofisika: Stefy, Yulanda, Fita, Tink, dan Ardi.
11. Rekan-rekan Lab. Optik: Hasan, Ardan, Puji, Bowo, Alan, Ersti, Fina, Eka,
dan Veny.
12. Rekan-rekan Lab. Instrumentasi: Guruh, Affan, Kristio, dan Aries.
13. Rekan-rekan Lab. Teori: Fatim, Masru, dan Nike.
14. Rekan-rekan pengajar dan murid-muridku di Executive Class.
15. Rekan-rekan Fisika ’08 dan rekan-rekan di organisasi Himafi, LPM Format,
JIMM, dan BEM Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan ilmu fisika pada khususnya. Penulis menyadari
bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan penelitian.
Surabaya, Januari 2013
Penulis,
Moch Amin Mukhyiddin
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
vii
Moch Amin Mukhyiddin, 2013, Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri. Skripsi ini dibuat dibawah bimbingan Ir. Puspa Erawati dan Drs. Djoni Izak Rudyardjo, M.Si., Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan optimal remediasi elektrokinetik. Penelitian ini dilaksanakan dalam skala laboratorium dengan menggunakan tailing simulasi dan dibatasi hanya terhadap variabel waktu, jenis tanah, dan konfigurasi elektroda. Remediasi elektrokinetik menggunakan tegangan 40 Volt dan arus 0,2 A searah. Tailing simulasi dibuat dari tanah jenis pasir dan geluh dari Sidoarjo serta lanau dari Surabaya dengan konsentrasi awal Hg 0,0280 mg/kg yang dikontaminasi oleh larutan Hg 8 mg/kg. Elektroda dibuat dari tembaga dan ditempatkan dengan variasi konfigurasi: trigonal, tetragonal, dan heksagonal dengan jari-jari 15 cm yang ditanam di dalam tanah dan dikenakan arus searah selama 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi remediasi sebesar 99,65% pada semua variasi. Berdasarkan nilai kenaikan resistansi yang bervariasi diketahui bahwa remediasi elektrokinetik berjalan optimal di tanah geluh dan lanau pada konfigurasi heksagonal dan tetragonal. Kata Kunci: elektrokinetik, merkuri, optimasi, remediasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
viii
Moch Amin Mukhyiddin, 2013, Optimization of Electrokinetics Remediation of Soil Contaminated with Mercury. This research is made under guidance of Ir. Puspa Erawati and Drs. Djoni Izak Rudyardjo, M.Si., Department of Physics, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya.
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the optimal state of electrokinetic remediation. This study conducted in the laboratory using simulated tailings and limited only to the variables of time, soil type, and configuration of electrodes. Electrokinetic remediation using a voltage of 40 volts and a current of 0.2 A direct current. Tailing simulation are made of sand and loam from Sidoarjo and silt from Surabaya with initial concentration of 0.0280 mg Hg / kg and contaminated by Hg solution 8 mg/kg. The electrodes are made of copper and placed with a variety of configurations: trigonal, tetragonal, and hexagonal with a radius of 15 cm which planted in the soil and subjected to direct current for 12 hours. The results of this study have shown that the efficiency of remediation is 99.65% on all variations. Based on the varying increases of resistance value is known that the optimal electrokinetic remediation is in the loam and silt with hexagonal and tetragonal configuration. Keywords: electrokinetic, mercury, optimization, remediation
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PEDOMAN PENGGUNAAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DARTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
2.1 Logam Berat ......................................................................................... 6
2.2 Merkuri ................................................................................................. 7
2.3 Penambangan Emas Rakyat ................................................................... 8
2.4 Amalgamasi .......................................................................................... 9
2.5 Tailing ................................................................................................... 11
2.6 Tanah Pisahan ........................................................................................ 13
2.7 Merkuri dan Pencemaran Lingkungan ................................................... 14
2.8 Remediasi Elektrokinetik ...................................................................... 18
2.9 Pengujian Logam dengan Spektrometer Serapan Atom .......................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 26
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 26
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 26
3.3 Rancangan Percobaan ............................................................................ 27
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
x
3.3.1 Variabel Penelitian ................................................................................ 27
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................ 27
3.4.1 Pengujian Awal ..................................................................................... 27
3.4.2 Persiapan Reaktor .................................................................................. 29
3.4.3 Variasi Jenis Tanah dan Konfigurasi Elektroda ...................................... 30
3.5 Analisis Data ......................................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 33
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 33
4.1.1 Efisiensi Remediasi ............................................................................... 33
4.1.2 Kenaikan Resistansi Anoda dan Katoda ................................................. 33
4.1.3 Uji Statistik ........................................................................................... 34
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 40
5.1 Simpulan ............................................................................................... 40
5.2 Saran ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41
LAMPIRAN ................................................................................................. 43
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
xi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Diagram Tekstur Tanah oleh USDA .......................................................... 14
2.2 Prinsip Dasar Remediasi Elektrokinetik .................................................... 19
2.3 Prinsip Kerja Spektrometer Serapan Atom ............................................... 24
3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 28
3.2 Kurva Regresi Linier Larutan Standar ....................................................... 29
3.3 Reaktor ..................................................................................................... 30
3.3 Konfigurasi Elektroda ............................................................................... 31
4.1 Grafik Kenaikan Resistansi ....................................................................... 34
4.2 Gelembung Gas pada Katoda .................................................................... 38
4.3 Gelembung Gas pada Katoda ................................................................... 39
4.4 Kondisi Akhir Reaktor ............................................................................. 39
4.5 Korosi pada Anoda Saat Remediasi ........................................................... 40
4.6 Korosi pada Anoda di akhir Remediasi...................................................... 40
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
xii
DAFTAR TABEL
2.1 Perbandingan Kandungan Logam Berat Limbah Pengolahan Emas ........... 12
2.2 Hasil Analisis Kimia Tailing .................................................................... 12
2.3 Ukuran batas tanah pisahan ...................................................................... 14
2.4 Perkiraan Rata-rata Asupan Merkuri Per Hari............................................ 16
2.5 Batasan Kadar Merkuri di Lingkungan ..................................................... 17
2.6 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Proses Elektrokinetik .................... 22
3.1 Absorbansi Larutan Standar ..................................................................... 29
3.2 Konsentrasi Akhir Merkuri ....................................................................... 32
3.3 Kenaikan Resistansi dalam Setiap Kondisi ............................................... 32
4.1 Konsentrasi Awal Merkuri ....................................................................... 33
4.2 Konsentrasi Akhir Merkuri ....................................................................... 34
4.3 Kenaikan Resistansi dalam Setiap Kondisi ............................................... 34
4.4 Hasil Uji Anava Faktorial ........................................................................ 35
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Data Hasil Pengukuran Resistansi ................................................. 43
Lampiran II Data Uji Statistik ....................................................................... 45
Lampiran III Hasil Uji Statistik ..................................................................... 47
Lampiran IV Hasil Pengujian AAS ................................................................ 70
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha pertambangan oleh sebagian masyarakat sering dianggap sebagai
penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pada kegiatan
usaha pertambangan emas skala kecil, pengolahan bijih emas dilakukan dengan
proses amalgamasi, dimana merkuri (Hg) digunakan sebagai media untuk
mengikat emas. Produk yang terbentuk adalah ikatan antara emas-perak dan
merkuri yang dikenal sebagai amalgam. Merkuri banyak digunakan sejak lama
oleh para penambang emas dalam wilayah yang cukup luas (Widhiyatna dkk,
2005).
Proses pemurnian emas menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses
peleburan dan pemasakan. Pada proses peleburan, emas dan perak dituangkan ke
dalam air agar terbentuk kristalan. Kristalan emas kemudian dimasak dengan
menambahkan HCl yang akan menyebabkan emas mengendap sedangkan
tembaga dan perak terpisah dan larut bersama air. Limbah cair yang dihasilkan
dibuang pada bak penampungan yang kemudian dialirkan ke sungai sehingga
mencemari tanah dan perairan (Sismanto dkk, 2007).
Pembakaran amalgam dilakukan pada ruang terbuka sehingga uap merkuri
terbuang ke lingkungan sekitarnya. Potensi terbuangnya merkuri bersama tailing
dari hasil pengolahan berbagai bijih dengan kadar emas beragam relatif tidak
berbeda jauh, kontribusi terbuangnya merkuri pada tahap pembakaran mempunyai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
2
korelasi yang cukup signifikan sehingga merkuri yang terbuang sebagai uap saat
pembakaran akan semakin tinggi juga (Suhandi dan Mulyana, 2007). Di udara,
uap ini akan terkondensasi dan turun bersama dengan air hujan sehingga sekali
lagi mencemari tanah dan perairan.
Sebagian besar kandungan merkuri tersebut melekat pada sedimen dan
sebagian lagi diubah oleh organisme dan bakteri menjadi merkuri organik yang
bersifat sangat beracun. Jenis siput dan udang kecil akan menyerap merkuri
organik ini dari endapan dan air. Ikan yang memakan udang dan siput akan
terkontaminasi dan mengakumulasi merkuri organik dalam tingkat yang tinggi.
Merkuri organik ini mudah larut dalam air, membahayakan fungsi pernafasan dan
sistem metabolisme.
Pencemaran merkuri dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan.
Masalah kesehatan utama akibat uap merkuri terjadi pada otak, sistem syaraf
pusat, dan ginjal. Menghirup uap merkuri bisa mengakibatkan iritasi paru-paru,
kesulitan bernafas dan sakit di bagian dada, serta paru-paru basah dan gagal
ginjal. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan merkuri organik pada janin
melalui plasenta. Hal ini dapat merusak otak dan organ tubuh janin yang sedang
berkembang, menyebabkan keterbelakangan, dan bahkan kematian. Bayi dan
anak-anak kecil yang tercemar merkuri dapat mengalami kesulitan belajar atau
memiliki tingkat kecerdasan yang rendah di kemudian hari (Oktaviana, 2006).
Secara biokimiawi, kerusakan molekuler yang terjadi akibat keracunan logam
berat didasari dengan terjadinya peristiwa denaturasi protein oleh logam berat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
3
tersebut sehingga sifat-sifat fisik, kimia, biologi, dan fungsi protein tersebut akan
berubah (Santosa, 2003).
Merkuri, sebagaimana logam-logam berat lainnya, memiliki sifat yang
tidak mudah dikeluarkan dari dalam tubuh. Jika tubuh manusia menyerap merkuri
dalam jumlah yang besar, ia akan tinggal dalam tubuh untuk waktu yang lama dan
merusak organ dan sistem saraf. Jika tubuh menyerap merkuri sedikit demi sedikit
setiap hari, ia akan bertumpuk di dalam tubuh dan perlahan mengakibatkan gejala
keracunan, seperti kehilangan penglihatan. Untuk menekan jumlah limbah
merkuri yang berasal dari penambangan emas tradisional tersebut, perlu dilakukan
perbaikan sistem pengelolaan limbah yang dapat menekan jumlah merkuri yang
mencemari lingkungan. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan
remediasi elektrokinetik.
Hakim dkk (2005) telah menggunakan metode elektrokinetik dengan
bahan sampel tanah lempung kaolinit dari Godean yang dikontaminasikan dengan
limbah simulasi Cr2O3 dengan konsentrasi 500 μg/g pada konfigurasi 2D
heksagonal, tegangan DC 40 V, dan arus 0,2 A selama 12 jam. Analisis
kandungan kromium dengan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) atau
Spektrometer Serapan Atom menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi
kromium antara 64,90 78,13 %.
Pada penelitian selanjutnya, Sismanto dkk (2007) menggunakan bahan
sampel tailing di Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta dengan metode yang sama
selama 15 jam dengan interval 3 jam mendapat penurunan konsentrasi tembaga
dan merkuri masing-masing mencapai mencapai 61 % dan 36 %.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
4
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai optimasi remediasi elektrokinetik tanah terkontaminasi merkuri.
Diperkirakan, konfigurasi elektroda dan jenis tanah akan mempengaruhi proses
elektrokinetik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apakah konfigurasi elektroda dan jenis tanah berpengaruh terhadap proses
elektrokinetik dalam remediasi elektrokinetik tanah terkontaminasi merkuri?
2. Pada konfigurasi elektroda dan jenis tanah mana dalam remediasi elektrokinetik
tanah terkontaminasi merkuri yang dapat menghasilkan efisiensi optimal?
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini batasan masalah yang dipilih untuk menjelaskan ruang
lingkup penelitian yang lebih spesifik adalah:
1. Remediasi elektrokinetik sampel tanah yang telah dicemari merkuri dengan
variasi konfigurasi elektroda (trigonal, tetragonal, dan heksagonal) serta variasi
jenis tanah (pasir, geluh, dan lanau).
2. Karakterisasi proses elektrokinetik dengan menggunakan pengukuruan resistansi
antara anoda dan katoda serta analisis kandungan merkuri dengan metode
spektrometer serapan atom.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
5
1. Mengetahui pengaruh konfigurasi elektroda dan jenis tanah terhadap proses
elektrokinetik dalam remediasi tanah terkontaminasi merkuri.
2. Mengetahui konfigurasi elektroda dan jenis tanah dalam remediasi elektrokinetik
tanah terkontaminasi merkuri yang dapat menghasilkan efisiensi maksimal.
1.5 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis lainnya tentang salah satu metode penanganan limbah merkuri dalam
tanah dengan menggunakan metode remediasi elektrokinetik sehingga bisa
dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut agar didapat proses yang optimal.
Penelitian ini juga bisa bermanfaat sebagai bahan informasi dan pertimbangan
kepada pemerintah daerah yang mana terdapat penambangan emas tradisional di
wilayahnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Logam Berat
Logam berat dapat didefinisikan sebagai unsur-unsur yang mempunyai
nomor atom 22 92 dan terletak pada periode 4 7 pada tabel periodik (Purnomo
dan Muchyiddin, 2007). Ada sebelas jenis logam berat yang diperlukan untuk
kehidupan organisme, diantaranya adalah tembaga (Cu) dan seng (Zn). Organisme
perairan membutuhkan tembaga dan seng sebagai kofaktor dalam proses fisiologi
enzim sedangkan merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd) belum diketahui
manfaatnya bagi organisme, sebaliknya dapat menimbulkan penyakit (Ahmad,
2009).
Logam-logam berat tersebut diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh
suatu mikroorganisme dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun.
Peristiwa yang menonjol dan dipublikasikan secara luas akibat pencemaran logam
berat adalah pencemaran merkuri yang menyebabkan Minamata disease di teluk
Minamata, Jepang dan pencemaran kadmium yang menyebabkan Itai-itai disease
di sepanjang sungai Jinzo di Pulau Honshu, Jepang (Supriyanto dkk, 2007).
Logam berat mudah larut dalam air dan tertimbun dalam fitoplankton yang
merupakan titik awal dari rantai makanan, selanjutnya sampai ke organisme
lainnya melalui rantai makanan (Purnomo dan Muchyiddin, 2007). Keracunan
logam berat umumnya berawal dari kebiasaan memakan makanan yang berasal
dari laut terutama ikan, udang, dan tiram yang sudah terkontaminasi oleh logam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
7
berat. Dalam tubuh manusia logam berat akan terakumulasi dan sampai pada
kadar tertentu akan menimbulkan keracunan. Keberadaan logam berat di perairan
laut dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain adalah dari kegiatan
pertambangan, rumah tangga, limbah, serta buangan industri dan aliran pertanian
(Ahmad, 2009).
Kadar logam berat dalam air selalu berubah-ubah tergantung pada saat
pembuangan limbah, tingkat kesempurnaan pengelolaan limbah, dan musim.
Logam berat yang terikat dalam sedimen relatif sukar untuk lepas dan kembali
melarut dalam air sehingga semakin banyak jumlah sedimen maka semakin besar
kandungan logam berat di dalamnya (Purnomo dan Muchyiddin, 2007).
2.2 Merkuri
Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti
perak cair (liquid silver), adalah salah satu jenis logam berat. Pada tabel periodik
merkuri menempati urutan 80 dengan massa atom relatif 200,9 sma dan massa
jenis 13,59 g/cm3, berbentuk cair pada suhu kamar (titik leleh -38,88 oC dan titik
didih 356,7 oC), berwarna keperak-perakan, memiliki konduktivitas listrik yang
cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki konduktivitas panas yang kurang baik,
tidak larut dalam asam klorida, larut dalam asam sulfat diatas pendidihan, serta
larut dalam asam nitrat, air, alkohol, dan eter (Widhiyatna dkk, 2005 dan
Inswiasri, 2008).
Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradaban. Logam
ini dihasilkan dari bijih sinabar (HgS) yang mengandung unsur merkuri antara 0,1
– 4 % dengan pemanasan bijih pada suhu 800 oC menggunakan oksigen (O2)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
8
dalam persamaan reaksi 2.1. Merkuri yang telah dilepaskan kemudian
dikondensasi sehingga diperoleh logam cair murni. Logam cair inilah yang
kemudian digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan.
𝐻𝑔𝑆 + 𝑂2 → 𝐻𝑔 + 𝑆𝑂2 (2.1)
Merkuri membentuk berbagai persenyawaan baik anorganik maupun
organik. Merkuri dapat menjadi senyawa anorganik melalui oksidasi dan kembali
menjadi unsur merkuri melalui reduksi. Merkuri anorganik menjadi merkuri
organik melalui kerja bakteri anaerob tertentu dan senyawa ini secara lambat
berdegradasi menjadi merkuri anorganik (Subanri, 2008).
Merkuri sulfida terbentuk dari larutan hidrotermal pada temperatur rendah
dengan cara pengisian rongga (cavity filling) dan penggantian (replacement).
Merkuri sering berasosiasi dengan endapan logam sulfida lainnya, diantaranya
Au, Ag, Sb, Cu, Pb, dan Zn sehingga di daerah pertambangan emas tipe urat
biasanya kandungan merkuri dan beberapa logam berat lainnya cukup tinggi dan
dari proses pengolahan emas terlihat adanya merkuri sebagai pemisah bijih emas
dengan pengotor yang terdapat dalam batu-batuan emas. Merkuri yang terdapat
dalam air limbah adalah hasil pelarutan merkuri yang berada dalam lumpur karena
adanya oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi HgO menjadi Hg2+ yang larut
dalam air (Sismanto dkk, 2007).
2.3 Penambangan Emas Rakyat
Kegiatan penambangan emas primer secara tradisional yang dilakukan
oleh masyarakat di Indonesia dicirikan oleh penggunaan teknik eksplorasi dan
eksploitasi yang sederhana dan relatif murah. Pekerjaan penggalian atau
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
9
penambangan menggunakan peralatan cangkul, linggis, ganco, palu, dan beberapa
alat sederhana lainnya.
Batuan dan urat kuarsa mengandung emas atau bijih hasil penambangan
ditumbuk sampai berukuran 1 – 2 cm, selanjutnya digiling dengan alat gelundung
(tromol, berukuran panjang 55 – 60 cm dan diameter 30 cm dengan alat
penggiling 3 – 5 batang besi). Bijih seberat 5 – 10 kg dimasukkan kedalam
gelundung dan diputar selama beberapa jam, gelundung dibuka, dibuang
ampasnya (tailing) dan ditambahkan bijih baru, selanjutnya gelundung diputar
kembali.
Proses pengisian ulang biasanya dilakukan beberapa kali dan penggilingan
bijih dapat berlangsung sampai 24 jam. Proses pengolahan emasnya biasanya
menggunakan teknik amalgamasi, yaitu dengan mencampur bijih dengan merkuri
untuk membentuk amalgam (logam paduan Au-Hg) dengan media air. Bijih atau
pulp yang telah digelundung disaring dan diperas dengan kain parasut untuk
memisahkan amalgam dengan ampasnya. Selanjutnya emas dipisahkan dengan
proses penggarangan (penguapan merkuri) pada suhu ±400 oC di tempat terbuka
sampai didapatkan logam paduan emas dan perak (bullion). Produk akhir dijual
dalam bentuk bullion dengan memperkirakan kandungan emas pada bullion
tersebut (Widhiyatna dkk, 2005).
2.4 Amalgamasi
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur
bijih emas dengan merkuri (Hg). Produk yang terbentuk adalah ikatan antara
emas-perak dan merkuri yang dikenal sebagai amalgam. Merkuri akan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
10
membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina. Amalgamasi
akan efektif pada emas yang terliberasi sepenuhnya maupun sebagian pada ukuran
partikel yang lebih besar dari 200 mesh (0,074 mm). Tiga bentuk utama dari
amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and Au3Hg.
Metode pembentukan amalgam secara umum ada dua, yaitu:
1. Seluruh bijih diamalgamasi pada proses menerus: merkuri dicampur
dengan seluruh bijih dalam kotak pompa, dituangkan ke dalam sluice box
selama proses konsentrasi, ditambahkan dalam sistem penggerusan (ball
mill) atau seluruh bijih diamalgamasi dalam papan tembaga.
2. Amalgamasi pada konsentrasi gravitasi hanya pada proses tidak menerus:
merkuri dicampur dengan konsentrat dalam pengaduk, dulang maupun
drum sehingga diperlukan pemisahan amalgam dari mineral berat.
Proses penggerusan dan amalgamasi dengan ball mill berlangsung selama
8 – 12 jam sedangkan pada proses manual dengan dulang berkisar antara 15 – 30
menit. Hasil dari proses ini berupa amalgam basah (pasta) dan tailing. Amalgam
basah kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang
untuk pemisahan merkuri dengan amalgam.
Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan, kemudian
dilakukan kegiatan pemerasan (squeezing) dengan menggunakan kain parasut
untuk memisahkan merkuri dari amalgam (filtrasi). Merkuri yang diperoleh dapat
dipakai untuk proses amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam
amalgam tergantung pada seberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
11
dengan pemerasan manual akan mengandung 60 – 70 % emas, dan amalgam yang
disaring dengan alat sentrifugal dapat mengandung emas sampai lebih dari 80 %.
Pemurnian emas dari merkuri selanjutnya dilakukan dengan pembakaran
amalgam untuk menguapkan merkuri, baik dengan pembakaran langsung maupun
dengan retorting. Setelah merkuri menguap yang tertinggal berupa butiran emas
(Anonim, 2008).
Perolehan rata-rata dalam pengolahan adalah 1 g emas setiap 15 kg batuan.
Penggunaan merkuri rata-rata untuk amalgamasi sebanyak 1 kg merkuri untuk
120 kg batuan (Widhiyatna, 2005). Pemisahan tailing dengan amalgam dan
merkuri dengan cara penyiraman menggunakan air untuk menghanyutkan lumpur
tailing sedangkan amalgam dan merkuri akan terpisah/tertinggal karena massa
jenisnya yang besar (Suhandi dan Mulyana, 2007).
2.5 Tailing
Tailing secara teknis didefinisikan sebagai material halus yang merupakan
mineral yang tersisa setelah mineral berharganya diambil dalam suatu proses
pengolahan bijih. Dalam kamus istilah teknik pertambangan umum, tailing
diidentikkan dengan ampas. Tailing juga didefinisikan sebagai limbah proses
pengolahan mineral yang butirannya relatif berukuran halus (Widodo dkk, 2010).
Pada saat ini penanganan tailing hanya dilakukan dengan membuat kolam-
kolam penampungan dengan ukuran yang bervariasi dan kedalaman sekitar 2 m.
Selanjutnya tailing tersebut dimasukkan ke dalam karung dengan ukuran berat
rata-rata 15 kg/karung. Sebagian kecil tailing diolah kembali untuk mendapatkan
bullion emasnya dengan cara amalgamasi pada gelundung yang digerakkan oleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
12
kincir air, kemudian tailing dari pengolahan tahap kedua tersebut didulang
kembali untuk didapatkan merkurinya. Sebagian besar tailing hasil pengolahan
emas tahap pertama diusahakan oleh beberapa pengusaha tailing untuk
diperjualbelikan. Harga satu karung tailing dengan berat sekitar 15 kg adalah Rp
6.000. Umumnya tailing tersebut dijual kepada para pengusaha tertentu untuk
diproses dengan cara sianidasi.
Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Logam Berat Limbah Pengolahan Emas
(Hidayati dkk, 2006).
Jenis Limbah Kandungan merkuri (ppm) PT Aneka Tambang Penambangan emas rakyat Pongkor
Tanah 0,293 239,38 Air 1 0,022 5,067 Air 2 0,023 20,574 Air 3 0,070 21,645
Tabel 2.2. Hasil Analisis Kimia Tailing (Widodo dkk, 2010).
No. Oksida Jumlah (%) CM CI WN
1 SiO2 72,62 71,06 76,55 2 Al2O3 15,17 14,86 15,68 3 CaO 3,86 2,92 1,94
No. Logam Berat Jumlah (g/ton) 4 Au 1,05 0,88 0,75 5 Ag 4,45 5,57 3,03 6 Hg 1,49 0,95 0,88 7 Fe 2,02 4,04 2,96 8 Zn 0,05 0,02 - 9 Mn 0,07 - -
10 Pb 0,03 0,01 0,02 11 Cu 0,09 0,12 0,05 12 Cd - - - 13 As 0,01 - -
Saat ini penanganan tailing dari proses amalgamasi belum dilakukan
secara benar, hal ini disebabkan karena belum adanya kesadaran dari penambang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
13
(masyarakat) akan bahaya pencemaran tersebut dan belum digunakannya
peralatan pengendali pencemaran merkuri.
Salah satu upaya pengelolaan tailing yang dilakukan penambang adalah
mendulang kembali tailing dari proses amalgamasi untuk mendapatkan merkuri
pada tailing tersebut. Hal ini selain mengurangi merkuri yang terbuang ke dalam
badan air juga karena alasan ekonomi (Widhiyatna, 2005).
Hidayati dkk (2006) melakukan pengukuran kandungan logam berat
limbah pengolahan emas milik PT Aneka Tambang dan penambangan emas
rakyat Pongkor. Hasilnya bisa dilihat dalam Tabel 2.1. Selanjutnya, Widodo dkk
(2010) melakukan analisis kimia untuk mengetahui kandungan yang terdapat
dalam tailing yang disajikan dalam Tabel 2.2.
2.6 Tanah Pisahan
Tanah pisahan (soil separates) adalah sekelompok partikel mineral yang
sesuai dalam batas-batas ukuran yang pasti dan dinyatakan sebagai diameter
dalam milimeter. Ukuran pisahan yang digunakan dalam USDA (United States
Department of Agriculture) dan sistem tata nama untuk tekstur tanah ditunjukkan
pada Tabel 2.3 sementara komposisinya didefiniskan pada Gambar 2.1 (Brown,
2003).
Segitiga tekstur tanah pada Gambar 2.1 digunakan untuk membantu
menentukan tekstur tanah dalam dua belas klasifikasi yang didefiniskan oleh
USDA. Tekstur tanah diklasifikasikan oleh fraksi masing-masing tanah pisahan
(pasir, lanau, dan liat) yang ada di tanah. Klasifikasi biasanya diberi nama dari
ukuran partikel konstituen primer atau kombinasi dari ukuran partikel yang paling
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
14
melimpah, misalnya liat berpasir (sandy clay). Istilah keempat, geluh (loam),
digunakan untuk menggambarkan konsentrasi yang kira-kira sama antara pasir,
lanau, dan tanah liat.
Tabel 2.3. Ukuran batas diameter tanah pisahan dalam sistem klasifikasi
tekstur tanah oleh USDA (Brown, 2003).
Nama Tanah Pisahan Batas Diameter (mm) Pasir Sangat Kasar 2,00 – 1,00
Pasir Kasar 1,00 – 0,50 Pasir Sedang 0,50 – 0,25 Pasir Halus 0,25 – 0,10
Pasir Sangat Halus 0,10 – 0,05 Lanau 0,05 – 0,002 Liat < 0,002
Gambar 2.1. Diagram Tekstur Tanah oleh USDA (Brown, 2003).
2.7 Merkuri dan Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena
perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara, dan air) yang tidak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
15
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang, dan
tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,
limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb) sebagai akibat perbuatan manusia
sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula.
Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat membahayakan
kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Merkuri terakumulasi dalam
mikroorganisme yang hidup di perairan (sungai, danau, dan laut) melalui proses
metabolisme. Bahan-bahan yang mengandung merkuri yang terbuang kedalam
sungai atau laut dimakan oleh mikroorganisme tersebut dan secara kimiawi
berubah menjadi senyawa metil merkuri.
Mikroorganisme dimakan ikan sehingga metil merkuri terakumulasi dalam
jaringan tubuh ikan. Ikan kecil menjadi makanan ikan besar dan akhirnya
dikonsumsi oleh manusia. Oleh karenanya, usaha pengolahan emas dengan
menggunakan merkuri seharusnya tidak membuang limbahnya (tailing) ke dalam
aliran sungai sehingga tidak terjadi kontaminasi merkuri pada lingkungan
disekitarnya dan tailing yang mengandung merkuri harus ditempatkan secara
khusus dan ditangani secara hati-hati (Widhiyatna, 2005).
Sebagai logam berat, merkuri termasuk logam yang mempunyai daya
racun tinggi. Dalam waktu singkat, keracunan merkuri bisa menyebabkan
berbagai gangguan, mulai dari rusaknya keseimbangan, tidak bisa berkonsentrasi,
tuli, dan berbagai gangguan lainnya seperti yang terjadi pada kasus Minamata.
Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri pada umumnya bersifat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
16
permanen. Di AS pada tahun 1994 ditetapkan batas minimal dari kadar merkuri
yang dapat menimbulkan risiko keracunan (Santosa, 2003), yaitu:
1. Untuk paparan akut: 0,020 mcg/m3 udara setara dengan 0,40 mcg/hari
2. Untuk paparan kronis: 0,014 mcg/m3 udara setara dengan 0,28 mcg/hari
Pada kasus Minamata di Jepang tahun 1960, didapatkan hasil pemeriksaan
kadar merkuri dari rambut penduduk daerah tersebut sebesar 183 ppm, jauh
melebihi batas ambang toksik merkuri di rambut (5 ppm). Hal ini disebabkan
karena pencemaran laut di daerah pantai Minamata oleh limbah industri sehingga
kadar merkuri yang dikandung ikan laut di sana mencapai 11 mcg/kg, sedangkan
pada beberapa kerang bahkan mencapai 36 mcg/kg (batas ambang kontaminasi
sekitar 1 mcg/kg ikan). Perkiraan rata-rata asupan merkuri per hari disajikan
dalam Tabel 2.4 (Santosa, 2003).
Tabel 2.4. Perkiraan Rata-rata Asupan Merkuri Per Hari Berasal dari Sumber
Lingkungan (Santosa, 2003).
Sumber Uap Elemental Hg (mcg/hari)
Anorganik Hg (mcg/hari)
Metil Hg (mcg/hari)
Udara 0,024 0,001 0,006 Air 0 0,005 0
Makanan: Ikan 0 0,042 2,300
Lain-lain 0 0,290 0 Amalgam
Gigi 2,9 – 17,5 0 0
Merkuri di alam umumnya terdapat sebagai metil merkuri (CH3 – Hg),
yaitu bentuk senyawa organik dengan daya racun tinggi dan sukar terurai
dibandingkan zat asalnya. Merkuri dalam bentuk metil merkuri dapat diakumulasi
oleh ikan atau kerang-kerangan dan merupakan racun bagi manusia. Faktor-faktor
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
17
yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan metil merkuri antara lain: suhu,
kadar ion Cl-, kandungan organik, derajat keasaman (pH), dan kadar merkuri.
Tabel 2.5. Batasan Kadar Merkuri di Lingkungan (Santosa, 2003).
No Peraturan Kadar Hg yang Diperbolehkan 1 Kadar Hg dalam air minum Permenkes no. 097/2002 0,001 mg/l
2 Kadar Hg dalam air bersih No. 416/Menkes/Per/IX/1990 0,001 mg/l
3 Kadar Hg dalam udara tempat kerja Kepmenkes: 261/Menkes/SK/II/1998 0,01 mg/m3
4 Kadar Hg dalam makanan dan minuman Keputusan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan: no. 3725/B/SK/VII/89
Dalam ikan segar 0,5 mg/kg Dalam Sayuran 0,03 mg/kg Dalam biji-bijian 0,05 mg/kg
5 Kadar Hg dalam air sungai no. 02/MenKLH/I/1998
Golongan A (baku mutu air minum) 0,001 mg/l Golongan B (untuk perikanan) 0,001 mg/l Golongan C (untuk pertanian) 0,002 mg/l Golongan D (yang tidak termasuk
golongan A, B, dan C) 0,005 mg/l
Karena sifatnya yang sangat beracun, Food and Drugs Administration
(FDA) menentukan pembakuan atau Nilai Ambang Batas (NAB) kadar merkuri
yang ada dalam air sungai, yaitu sebesar 0,005 ppm. Beberapa kadar merkuri yang
diperbolehkan menurut peraturan yang ada di Indonesia disajikan pada Tabel 2.5
(Santoso, 2003) sementara nilai ambang batas kandungan merkuri (Hg) dalam
tanah sawah menurut baku mutu tanah yang dikeluarkan oleh kantor KLH-
Dalhousie University Canada (1992) untuk penggunaan pertanian yaitu sebesar
0,5 ppm (Haryono dan Soemono, 2009).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
18
2.8 Remediasi Elektrokinetik
Remediasi tanah (soil remediation) adalah pemulihan tanah yang
terkontaminasi oleh zat-zat pencemar seperti logam berat dan atau senyawa
organik untuk mengembalikan fungsi tanah sehingga dapat dimanfaatkan kembali
dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan. Menurut Cynthia (1997) dalam
Hakim (2005), teknologi remediasi secara umum dapat dilakukan dengan isolasi,
immobilisasi, reduksi toksisitas, pemisahan fisis, dan ekstraksi. Teknologi secara
ekstraksi untuk remediasi tanah antara lain: soil washing, phyrometallurgical, in
situ soil flushing, dan electrokinetic treatment.
Elektokinetik merupakan suatu proses yang sangat sederhana. Dua
elektroda diletakan di dalam tanah dengan arus searah (direct current) yang
dilewatkan diantara keduanya sehingga elektroda tersebut dibedakan menjadi
katoda dan anoda. Arus searah ini melewati tanah yang menghasilkan area kecil
dimana ion-ion dapat berpindah.
Remediasi elektrokinetik merupakan teknologi pemulihan tanah
terkontaminasi logam berat dan senyawa-senyawa organik melalui proses secara
in situ dengan menggunakan tegangan listrik rendah dan arus DC konstan.
Elektroda diletakkan pada tanah dengan susunan aliran terbuka. Akibat arus DC
yang masuk akan terjadi perubahan fisis dan kimiawi serta hidrologi dalam tanah
yang menunjukkan adanya bermacam-macam perpindahan ionik dengan
fenomena konduksi berpasangan dan tidak berpasangan dalam media berpori.
Perpindahan ionik ini melalui penyerapan, penguapan, dan reaksi penguraian yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
19
merupakan mekanisme dasar dari remediasi elektrokinetik (Pamukcu, 1994 dalam
Sismanto dkk, 2007).
Pada teknologi ini, elektroda ditempatkan pada tanah secara vertikal
maupun horizontal. Ketika arus DC digunakan pada elektroda, dihasilkan tanah
yang terpengaruh medan listrik oleh katoda dan anoda. Penggunaan sistem
tersebut pada tanah mempunyai beberapa efek yaitu: elektromigrasi,
elektroosmosis, perubahan pH, dan elektroforesis. Dengan penerapan teknologi
tersebut diharapkan kontaminan logam berat dalam tanah dapat
dipindahkan/digerakkan, dipadatkan/dipekatkan oleh elektroda, serta
diekstraksikan dari tanah, yang secara skematik dapat dilihat pada Gambar 2.2
(Alshawabkeh, 2001 dalam Hakim, 2005).
Gambar 2.2. Prinsip Dasar Remediasi Elektrokinetik (Alshawabkeh, 2001 dalam
Hakim, 2005).
Penginjeksian arus melalui elektroda anoda (sumber injeksi) dan katoda
(elektroda ekstraksi) menyebabkan kontaminan bermuatan positif akan cenderung
untuk bergerak ke katoda. Sumber injeksi membantu dalam pergerakan ion-ion
dan sumber ekstraksi untuk menghilangkan kontaminan bila mencapai elektroda.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
20
Gerakan ion menuju satu elektroda lainnya tanpa perpindahan secara konveksi
disebut elektromigrasi tetapi elektromigrasi hanya mampu menghilangkan
kontaminan ionik seperti ion-ion logam, asam organik terlarut, dan basa
(Sismanto, 2007).
Elektromigrasi adalah kunci dari mekanisme dalam menghilangkan
kontaminan ion organik, terutama ion-ion logam sedangkan gerakan air yang
terjadi dalam tanah disebut dengan elektroosmosis yang juga mencakup
elektroforesis, yaitu gerakan partikel bermuatan atau koloid dalam medan listrik.
Gerakan air di dalam tanah ini membawa ion-ion logam yang selanjutnya
mengurangi kadar kontaminan (Sismanto dkk, 2007).
Pada penyelesaiannya, ion-ion yang dipekatkan/dipadatkan tersebut akan
mendekati elektroda atau mengalami reaksi pada elektroda, dimana logam-logam
pencemar tersebut naik ke arah elektroda atau melepaskan komponen berbentuk
gas. Perubahan pH yang terjadi karena pengaruh arus merupakan reaksi
elektrolisis pada elektroda. Terjadi oksidasi air pada anoda dan menghasilkan ion-
ion hidrogen (H+). Ion-ion H+ tersebut membangkitkan asam untuk berpindah
menuju katoda. Sebaliknya, penurunan air terjadi pada katoda dan menghasilkan
ion-ion hidroksil (OH-) yang kemudian berpindah sebagai dasar ke arah anoda
(Acar et.al, 1990 dalam Hakim, 2005).
Pada dasarnya, teori elektroosmosis ini adalah perpindahan kation (H+) ke
katoda dan anion (OH-) ke anoda. Partikel lempung mempunyai muatan listrik
negatif, untuk mengimbangi muatan negatif tersebut, partikel lempung menarik
kation dari air pori. Jumlah kation yang jauh lebih banyak melebihi jumlah anion
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
21
menyebabkan aliran air pori tanah dari area di sekitar anoda menuju katoda
(Tjandra dan Wulandari, 2006).
𝐴𝑛𝑜𝑑𝑎: 2𝐻2𝑂 → 𝑂2 + 4𝐻+ + 4𝑒− (2.5)
𝐾𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎: 2𝐻2𝑂 + 2𝑒− → 𝐻2 + 2𝑂𝐻− (2.6)
Hasil yang didapatkan dari bench-scale laboratory dan percobaan skala
lapangan mengindikasikan bahwa teknologi elektrokinetik ini dapat sukses
diaplikasikan pada clay (lempungan) sampai tanah fine sandy (pasiran halus). Hal
ini menunjukkan bahwa tipe tanah bukan merupakan batasan yang signifikan.
Bagaimanapun, kecepatan transport kontaminan dan efisiensinya tergantung pada
tipe tanah dan variabel lingkungan.
Terjadinya proses elektromigrasi dan elektroosmosis untuk memindahkan
kontaminan pada salah satu elektroda berkaitan dengan kation pada anoda atau
anion pada katoda sehingga dapat mengurangi kontaminan menuju elektroda dari
beban yang berlawanan. Ini merupakan cara yang sempurna untuk menimbulkan
terjadinya reaksi kimia yang akan mendetoksifikasi kontaminan. Ukuran tanah
yang berbutir halus menjadi pertimbangan khusus dalam remediasi kontaminasi
air tanah.
Menurut sifat dari kontaminan yang dapat berpindah dari satu area ke area
yang lain, elektrokinetik merupakan solusi yang baik untuk menangani masalah
tersebut. Tetapi disamping itu, elektrokinetik memiliki dampak negatif dari proses
pembersihan kontaminan. Terlalu banyak ion lain dalam tanah dapat mengurangi
target kontaminan yang akan diangkat (Sismanto dkk, 2007).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
22
Material Elektroda, bahan kimia yang tidak bereaksi dan bahan yang bisa
menghantarkan listrik seperti grafit, coated titanium, atau platinum bisa
digunakan sebagai anoda untuk menahan disolusi elektroda dan berlangsungnya
pengkaratan dalam kondisi asam. Metode elektrokinetik sebagai alternatif
perbaikan tanah memiliki beberapa kelebihan, seperti dapat diterapkan pada tanah
yang memiliki permeabilitas rendah, efektif untuk tanah yang memiliki butiran
sangat halus, dan derajat kontrol arah aliran air pori tinggi. Beberapa faktor yang
berpengaruh pada proses elektrokinetik dijelaskan pada Tabel 2.6. (Tjandra dan
Wulandari, 2006).
Tabel 2.6. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Proses Elektrokinetik (Tjandra
dan Wulandari, 2006).
Faktor-faktor Karakteristik
Kondisi Tanah
Ukuran butiran tanah dan tipe mineral
1. Efektif bila 30 % atau lebih ukuran butiran lebih kecil dari 2 m
2. Lebih efektif pada silty class dengan plastisitas sedang (kaolinit dan illit) dibandingkan pada tanah liat berplastisitas tinggi.
Kadar garam Tidak efektif pada tanah yang memiliki kandungan garam tinggi
pH 1. Tidak efektif pada pH yang rendah (<6) 2. Sangat efektif pada pH yang tinggi
(pH>9)
Sistem
Rapat Arus Bervariasi tergantung pada karakteristik geoteknik tanah
Macam Elektroda Logam perak, platina, besi, dan tembaga lebih efektif daripada aluminium, karbon hitam, dan timah.
Konfigurasi Elektroda Direncanakan berdasarkan kondisi lapangan (arah aliran pori)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
23
2.9 Pengujian Logam dengan Spektrometer Serapan Atom
Spektrometer serapan atom atau Atomic Absorption Spectrometry (AAS)
adalah suatu metode analisis untuk penentuan kadar unsur-unsur logam dan
metaloid berdasarkan pada penyerapan (absorbansi) radiasi oleh atom bebas dari
unsur tersebut. Suatu sampel dapat diukur kandungan logamnya apabila logam-
logam dalam sampel tersebut telah dibebaskan dari bahan organiknya.
Pembebasan logam dari bahan organik dilakukan dengan destruksi. Di dalam
bagian khusus alat, contoh yang telah dipreparasi tersebut selanjutnya mengalami
atomisasi.
Atomisasi suatu unsur dalam sampel dapat dilakukan dalam sistem nyala
dan tanpa nyala. Logam-logam yang cocok diukur dengan sistem nyala antara lain
K, Na, Ca, Mg, Pb, Cd, Cr, Cu, Zn, dan Fe. Atomisasi nyala dapat menggunakan
gas bakar asetilen-udara ataupun nitrous oksida-udara. Atomisasi elektrotermal
menggunakan Graphite Furnace Atomization (GFA) merupakan atomisasi
menggunakan listrik tegangan tinggi, cocok digunakan untuk pengukuran logam-
logam dalam jumlah kecil (ppb – ppt). Atomisasi tanpa nyala dapat menggunakan
Mercury Vapor Unit (MVU) yang khusus digunakan untuk pengukuran merkuri,
dapat pula menggunakan Hydride Vapor Generator (HVG) yang digunakan untuk
pengukuran arsenik ataupun merkuri. Prinsip kerja spektrometer serapan atom
digambarkan dalam Gambar 2.3 (Miller dan Rutzke, 2003 dalam Suyanto, 2009).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
24
Gambar 2.3. Prinsip Kerja Spektrometer Serapan Atom.
Prinsip kerja AAS secara singkat sebagai berikut. Sumber radiasi spesifik
yang dihasilkan oleh lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp) diteruskan
ke pembagi. Sinar bagi digunakan sebagai referensi dan sinar lurus diteruskan ke
atom-atom contoh. Sinar yang telah melewati atom-atom contoh, masuk ke dalam
monokromator. Sinar monokromatis yang dihasilkan ditangkap oleh detektor,
diamplifikasi, diolah, dan dicatat oleh recorder secara komputerisasi. Hasil
bacaan berupa absorbansi selanjutnya ditetapkan melalui sistem ini.
Sebelum sampel diukur menggunakan AAS, sampel harus dipreparasi
terlebih dahulu. Sampel padat, pasta, maupun cair didestruksi terlebih dahulu
untuk membebaskan logam dari matriks bahan organik. Destruksi dapat dilakukan
secara kering atau basah. Destruksi kering disebut juga pengabuan. Destruksi
secara kering dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi secara bertahap.
Destruksi basah menggunakan kombinasi asam kuat, biasanya H2SO4 dan HNO3.
Untuk contoh air tanpa bahan organik dapat dilakukan pengukuran langsung
setelah contoh diasamkan terlebih dahulu. Sampel ditepatkan sampai volume
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
25
tertentu menggunakan air bebas mineral ataupun asam encer dan selanjutnya
diukur menggunakan AAS.
Berdasarkan kurva baku standar, kadar logam dalam contoh dapat
ditetapkan. Kadar logam contoh dikoreksi menggunakan blangko. Kesimpulan
hasil pengujian berupa rekomendasi Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak
Memenuhi Syarat (TMS) jika sampel telah ditetapkan syarat mutunya berdasarkan
SNI. Jika syarat mutu belum ada, maka kesimpulannya adalah Hasil Pengukuran
Seperti Tersebut (HPST) di atas (Suyanto, 2009).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material dan
Laboratorium Biofisika Departemen Fisika, Universitas Airlangga serta Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan Surabaya mulai dari Maret 2012 sampai Desember
2012.
3.2 Alat dan Bahan
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian:
a. Tanah dari jenis pasir dan geluh (dari Buduran, Sidoarjo), serta lanau (diambil
dari Rungkut, Surabaya).
b. Merkuri yang dilarutkan dalam Asam Nitrat.
c. Bahan kimia dalam larutan standar. Untuk keperluan analisis, semua bahan kimia
yang digunakan harus murni dan pro analisis (p. a.). Bahan-bahan tersebut adalah:
HgCl2, HNO3, KMnO4, NH2OH.HCl, SnCl2 10%, aquades, dan aquabides.
2. Alat yang digunakan dalam penelitian:
a. Catu daya DC 40 V/0,2 A; soil pH-meter; kabel jepit buaya; elektroda tembaga
silinder diameter 0,8 cm; multimeter; dan reaktor bak kayu tebal 1 cm berukuran
40 cm x 40 cm x 15 cm yang bagian dalamnya dilapisi plastik
b. Peralatan gelas lengkap: beaker glass, gelas piala, corong pemisah, corong
penyaring, erlenmeyer, kaca arloji, labu ukur, pipet ukur, dan buret
c. Lumpang, alu, dan timbangan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
27
d. Spektrometer serapan atom
e. Neraca listrik, furnace, oven, hot plate, dan magnetic stirrer
f. Kertas saring ayakan 63 m.
3.3 Rancangan Percobaan
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan
menggunakan rancangan faktorial yang terdiri atas dua faktor, konfigurasi
elektroda dan jenis tanah.
3.3.1 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas: konfigurasi elektroda dan jenis tanah.
b. Variabel terikat: konsentrasi akhir merkuri dan resistansi anoda dan
katoda.
c. Variabel terkendali: tegangan, kuat arus, waktu remediasi, jenis elektroda,
kelembaban tanah, dan konsentrasi awal merkuri.
3.4 Prosedur Penelitian
Diagram alir pelaksanaan penelitian dijelaskan dalam Gambar 3.1.
3.4.1 Pengujian Awal
Sampel tanah diuji terlebih dahulu dengan menggunakan spektrometer
serapan atom. Untuk menghitung kandungan merkuri digunakan kurva standar
dari merkuri yang dianalisis. Kurva standar dibuat dengan cara mengukur
absorban dari beberapa larutan standar dengan berbagai konsentrasi yang berbeda.
Contoh pembuatan kurva standar bisa dilihat pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.2.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
28
Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian.
Tabel 3.1. Absorbansi Larutan Standar
Konsentrasi Larutan Standar (ppm) Hasil Pengukuran Absorbansi (A) 0 0,001
0,1 0,015 0,5 0,049 1,0 0,099
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
29
Gambar 3.2. Kurva Regresi Linier Larutan Standar.
Dari data tersebut didapat harga: r=0,998; A=0,002; dan B=0,095. Jika
hasil pengukuran absorban sampel adalah 0,006, maka
𝑥 =0,006−0,002
0,095= 0,042 (3.1)
dimana: y=absorban dan x=konsentrasi. Perhitungan selanjutnya adalah sebagai
berikut: massa contoh=a gram, volume pemekatan=b ml, volume yang diamati=c
ml, absorban=d, konsentrasi=e μg (Edward, 1990).
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 =𝑏.𝑒
𝑐.𝑎
𝜇𝑔
𝑔 (3.2)
3.4.2 Persiapan Reaktor
Reaktor dibuat dari papan kayu setebal kurang lebih 1 cm dalam bentuk
balok berukuran 40 cm x 40 cm x 15 cm yang bagian dalamnya dilapisi dengan
plastik. Elektroda dibuat dari batang silinder pejal tembaga dengan diameter 8 mm
yang dipotong-potong dengan gergaji mekanik sehingga diperoleh elektroda
tembaga sepanjang 12 cm. Reaktor kemudian disusun seperti pada Gambar 3.3.
y = 0.0958x + 0.0027R² = 0.9977
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi Larutan Standar (ppm)
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
30
Gambar 3.3. Reaktor.
3.4.3 Variasi Jenis Tanah dan Konfigurasi Elektroda
Tanah pasir dimasukkan ke dalam reaktor dan dicampur dengan air
sehingga memiliki kelembaban skala 8 kemudian ditimbang seberat 25 kg.
Merkuri sebanyak 0,2 g dicampurkan dan kemudian diaduk hingga merata
sehingga terbentuk tailing simulasi.
Elektroda tembaga disusun dengan konfigurasi heksagonal berjari-jari 15
cm, katoda berada di pusat dan anoda berada di enam sudut-sudut heksagonal.
Katoda dihubungkan dengan kutub negatif dan anoda dihubungkan dengan kutub
positif seperti pada Gambar 3.4. Catu daya diatur pada keluaran 40 V/0,2 A
kemudian dinyalakan dan dibiarkan selama 12 jam. Setiap interval 3 jam,
resistansi antara katoda dan anoda diukur dengan mutimeter setelah catu daya
dimatikan terlebih dahulu. Setelah 12 jam, 250 g sampel tanah diambil dari salah
satu anoda dan dimasukkan ke dalam pot sampel.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
31
Gambar 3.4. Konfigurasi elektroda heksagonal.
Langkah-langkah tersebut diulangi kembali dengan perubahan konfigurasi
elektroda, yaitu trigonal dan tetragonal. Kemudian diulangi kembali.dengan
tailing simulasi yang dibuat dari tanah geluh dan tanah lanau.
Sampel-sampel tanah kemudian diuji dengan spektrometer serapan atom
seperti pada pengujian awal. Dari pengujian tersebut akan didapat kondisi optimal
remediasi elektrokinetik, yaitu jenis tanah dan konfigurasi elektroda dimana
remediasi elektrokinetik menghasilkan efisiensi maksimal (Hakim, 2005 dan
Sismanto, 2007).
𝐸 =𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐶𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙𝑥100% (3.3)
3.5 Analisis Data
Dari prosedur 3.4.3 akan didapatkan nilai konsentrasi akhir merkuri pada
setiap konfigurasi elektroda dan jenis tanah seperti pada Tabel 3.2. Dari tabel
tersebut kita akan mendapatkan kondisi optimal remediasi elektrokinetik.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
32
Kemudian nilai kenaikan resistansi setiap selang waktu 3 jam untuk setiap kondisi
akan ditampilkan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.2. Konsentrasi Akhir Merkuri. Jenis Tanah
Konfigurasi Elektroda Pasir Geluh Lanau
Trigonal Tetragonal Heksagonal
Tabel 3.3. Kenaikan Resistansi dalam Setiap Kondisi. Selang Waktu (jam) Resistansi ()
3 6 9 12
Dari hasil pengukuran dan pengujian yang dilakukan, selanjutnya dapat
dibuat grafik hubungan untuk masing-masing tabel dan dianalisis dengan factorial
anova. Dari grafik tersebut dapat dilakukan analisis pengaruh jenis tanah dan
konfigurasi elektroda terhadap remediasi elektrokinetik, jenis tanah dan
konfigurasi apa dalam remediasi elektrokinetik yang dapat menghasilkan proses
yang optimal dan laju penyerapan merkuri dengan membandingkannya terhadap
laju kenaikan resistansi anoda-katoda.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Jenis tanah dan konfigurasi elektroda berpengaruh signifikan terhadap
remediasi elektrokinetik tanah terkontaminasi merkuri berdasarkan kenaikan
resistansi anoda dan katoda.
2. Remediasi elektrokinetik berjalan optimal pada jenis tanah geluh dengan
ukuran butiran tanah yang lebih kecil dan kurang optimal pada jenis tanah
pasir dengan ukuran butiran tanah yang lebih besar. Remediasi elektrokinetik
berjalan optimal pada konfigurasi heksagonal dan berjalan kurang optimal
pada konfigurasi trigonal.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan elektroda
aktif tembaga dengan elektroda inert karbon untuk mengetahui signifikansi
jenis tanah dan konfigurasi elektroda terhadap efisiensi remediasi
elektrokinetik tanah terkontaminasi merkuri.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi awal merkuri lebih
tinggi dan lebih rendah untuk mengetahui afinitas remediasi elektrokinetik
terhadap merkuri.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai profil tegangan dan arus
dalam kaitannya terhadap sumber potensial elektrokinetik dan rapat arus pada
tanah untuk optimasi remediasi lebih lanjut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
42
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Fasmi, 2009, Tingkat Pencemaran Logam Berat dalam Air Laut dan Sedimen di Perairan Pulau Muna, Kabaena, dan Buton Sulawesi tenggara, Makara, Sains, Vol. 13
Anonim, 2008, Pedoman Teknis Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup Akibat Pertambangan Emas Rakyat, Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Brown, 2008, Soil Texture, Fact Sheet SL-29, University of Florida, Institute of
Food and Agricultural Sciences Edward, 1990, Cara Analisis Logam Berat Hg, Pb, Cd, Cu, dan Zn dengan
Spektrofotometer Penyerapan Atom (AAS), Lonawarta, No. 2
Hakim, Luqman dkk, 2005, Remediasi Tanah Terkontaminasi Logam Berat Krom
(Cr) dengan Teknik Remediasi Elektrokinetik, Logika, Vol. 2 Haryono dan S. Soemono, 2009, Rehabilitasi Tanah Tercemar Merkuri (Hg)
Akibat Penambangan Emas dengan Pencucian dan Bahan Organik di Rumah Kaca, Jurnal Tanah dan Iklim No. 29
Hidayati, Nuril, 2006, Potensi Centrocema pubescence, Calopogonium
mucunoides, dan Micania cordata dalam Membersihkan Logam Kontaminan pada Limbah Penambangan Emas, Biodiversitas, Vol. 7
Inswiasri, 2008, Paradigma Kejadian Penyakit Pajanan Merkuri (Hg), Jurnal
Ekologi Kesehatan, Vol. 7 Oktaviana, Yuanita, 2006, Pencemaran Merkuri dari Darat ke Sungai, Rumah
Emas Kita, Edisi 01 Purnomo, Tarzan dan Muchyiddin, 2007, Analisis Kandungan Timbal (Pb) pada
Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) di Tambak Kecamatan Gresik, Neptunus, Vol. 14
Santosa, Slamet, 2003, Peran Metallothionein pada Autisme, JKM, Vol. 2 Sismanto dkk, 2007, Remediasi Elektrokinetik Menggunakan Elektroda 2D
Hexagonal pada Tanah Limbah Pertambangan Emas yang Mengandung Tembaga (Cu) dan Merkuri (Hg) di Kokap Kulonprogo Yogyakarta, Berkala MIPA, 17(2)
Subanri, 2008, Kajian Beban Pencemaran Merkuri (Hg) terhadap Air Sungai
Menyuke dan Gangguan Kesehatan pada Penambang Sebagai Akibat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
43
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak Kalimantan Barat, Semarang, Universitas Diponegoro
Suhandi dan Mulyana, 2007, Evaluasi Sumber Daya/Cadangan Bahan Galian
untuk Pertambangan Sekala Kecil Daerah S. Daun, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan dan Non Lapangan Tahun 2007
Supriyanto dkk, 2007, Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, dan Cd pada Ikan
Air Tawar dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA), Yogyakarta, Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir
Suyanto, 2009, Pengujian Logam Secara AAS, InfoPOM, Vol. 10 Tjandra, Daniel dan Paravita Sri Wulandari, 2006, Pengaruh Elektrokinetik
Terhadap Peningkatan Daya Dukung Pondasi Tiang di Lempung Marina, Dimensi Teknik Sipil, Vol. 8
Widhiyatna, Denni dkk, 2005, Pendataan Sebaran Merkuri di Daerah Cineam,
Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat dan Sangon, Kab. Kulon Progo, DI Yogyakarta, DIM, Kolokium Hasil Lapangan
Widhiyatna, Denni, 2005, Pemantauan dan Pendataan Bahan Galian pada Bekas
Tambang dan Wilayah PETI di Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo, DIM, Kolokium Hasil Lapangan
Widodo dkk, 2010, Pemanfaatan Tailing Pengolahan Bijih Emas Cara
Amalgamasi untuk Bata Cetak, Sukabumi, LIPI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
44
Lampiran I
Data Hasil Pengukuran Resistansi
T K W R Pasir Trigonal 3 5500 Pasir Trigonal 3 6000 Pasir Trigonal 3 6500 Pasir Tetragonal 3 8000 Pasir Tetragonal 3 8500 Pasir Tetragonal 3 9000 Pasir Heksagonal 3 13000 Pasir Heksagonal 3 14000 Pasir Heksagonal 3 15000 Geluh Trigonal 3 26000 Geluh Trigonal 3 28000 Geluh Trigonal 3 30000 Geluh Tetragonal 3 20000 Geluh Tetragonal 3 30000 Geluh Tetragonal 3 40000 Geluh Heksagonal 3 30000 Geluh Heksagonal 3 35000 Geluh Heksagonal 3 40000 Lanau Trigonal 3 20000 Lanau Trigonal 3 30000 Lanau Trigonal 3 40000 Lanau Tetragonal 3 30000 Lanau Tetragonal 3 35000 Lanau Tetragonal 3 40000 Lanau Heksagonal 3 20000 Lanau Heksagonal 3 30000 Lanau Heksagonal 3 40000 Pasir Trigonal 6 6500 Pasir Trigonal 6 7000 Pasir Trigonal 6 7500 Pasir Tetragonal 6 10000 Pasir Tetragonal 6 11000 Pasir Tetragonal 6 12000
Pasir Heksagonal 6 14000 Pasir Heksagonal 6 15000 Pasir Heksagonal 6 16000 Geluh Trigonal 6 35000 Geluh Trigonal 6 40000 Geluh Trigonal 6 45000 Geluh Tetragonal 6 35000 Geluh Tetragonal 6 40000 Geluh Tetragonal 6 45000 Geluh Heksagonal 6 35000 Geluh Heksagonal 6 40000 Geluh Heksagonal 6 45000 Lanau Trigonal 6 20000 Lanau Trigonal 6 30000 Lanau Trigonal 6 40000 Lanau Tetragonal 6 35000 Lanau Tetragonal 6 40000 Lanau Tetragonal 6 45000 Lanau Heksagonal 6 20000 Lanau Heksagonal 6 30000 Lanau Heksagonal 6 40000 Pasir Trigonal 9 9000 Pasir Trigonal 9 10000 Pasir Trigonal 9 11000 Pasir Tetragonal 9 14000 Pasir Tetragonal 9 15000 Pasir Tetragonal 9 16000 Pasir Heksagonal 9 15000 Pasir Heksagonal 9 16000 Pasir Heksagonal 9 17000 Geluh Trigonal 9 40000 Geluh Trigonal 9 45000 Geluh Trigonal 9 50000 Geluh Tetragonal 9 40000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
45
Geluh Tetragonal 9 45000 Geluh Tetragonal 9 50000 Geluh Heksagonal 9 40000 Geluh Heksagonal 9 45000 Geluh Heksagonal 9 50000 Lanau Trigonal 9 30000 Lanau Trigonal 9 35000 Lanau Trigonal 9 40000 Lanau Tetragonal 9 35000 Lanau Tetragonal 9 40000 Lanau Tetragonal 9 45000 Lanau Heksagonal 9 35000 Lanau Heksagonal 9 40000 Lanau Heksagonal 9 45000 Pasir Trigonal 12 10000 Pasir Trigonal 12 11000 Pasir Trigonal 12 12000 Pasir Tetragonal 12 18000 Pasir Tetragonal 12 20000 Pasir Tetragonal 12 22000 Pasir Heksagonal 12 20000
Pasir Heksagonal 12 22000 Pasir Heksagonal 12 24000 Geluh Trigonal 12 45000 Geluh Trigonal 12 50000 Geluh Trigonal 12 55000 Geluh Tetragonal 12 45000 Geluh Tetragonal 12 50000 Geluh Tetragonal 12 55000 Geluh Heksagonal 12 45000 Geluh Heksagonal 12 50000 Geluh Heksagonal 12 55000 Lanau Trigonal 12 30000 Lanau Trigonal 12 35000 Lanau Trigonal 12 40000 Lanau Tetragonal 12 35000 Lanau Tetragonal 12 40000 Lanau Tetragonal 12 45000 Lanau Heksagonal 12 40000 Lanau Heksagonal 12 45000 Lanau Heksagonal 12 50000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
46
Lampiran II
Data uji Kolmogorov-Smirnov, Levene’s Test of Equality, dan Factorial Anova
T K W TR Pasir Trigonal 3 222.49 Pasir Trigonal 3 221.36 Pasir Trigonal 3 220.23 Pasir Tetragonal 3 216.80 Pasir Tetragonal 3 215.64 Pasir Tetragonal 3 214.48 Pasir Heksagonal 3 204.94 Pasir Heksagonal 3 202.49 Pasir Heksagonal 3 200.00 Geluh Trigonal 3 170.30 Geluh Trigonal 3 164.32 Geluh Trigonal 3 158.12 Geluh Tetragonal 3 187.09 Geluh Tetragonal 3 158.12 Geluh Tetragonal 3 122.48 Geluh Heksagonal 3 158.12 Geluh Heksagonal 3 141.42 Geluh Heksagonal 3 122.48 Lanau Trigonal 3 187.09 Lanau Trigonal 3 158.12 Lanau Trigonal 3 122.48 Lanau Tetragonal 3 158.12 Lanau Tetragonal 3 141.42 Lanau Tetragonal 3 122.48 Lanau Heksagonal 3 187.09 Lanau Heksagonal 3 158.12 Lanau Heksagonal 3 122.48 Pasir Trigonal 6 220.23 Pasir Trigonal 6 219.09 Pasir Trigonal 6 217.95 Pasir Tetragonal 6 212.13 Pasir Tetragonal 6 209.76 Pasir Tetragonal 6 207.37
Pasir Heksagonal 6 202.49 Pasir Heksagonal 6 200.00 Pasir Heksagonal 6 197.49 Geluh Trigonal 6 141.42 Geluh Trigonal 6 122.48 Geluh Trigonal 6 100.00 Geluh Tetragonal 6 141.42 Geluh Tetragonal 6 122.48 Geluh Tetragonal 6 100.00 Geluh Heksagonal 6 141.42 Geluh Heksagonal 6 122.48 Geluh Heksagonal 6 100.00 Lanau Trigonal 6 187.09 Lanau Trigonal 6 158.12 Lanau Trigonal 6 122.48 Lanau Tetragonal 6 141.42 Lanau Tetragonal 6 122.48 Lanau Tetragonal 6 100.00 Lanau Heksagonal 6 187.09 Lanau Heksagonal 6 158.12 Lanau Heksagonal 6 122.48 Pasir Trigonal 9 214.48 Pasir Trigonal 9 212.13 Pasir Trigonal 9 209.76 Pasir Tetragonal 9 202.49 Pasir Tetragonal 9 200.00 Pasir Tetragonal 9 197.49 Pasir Heksagonal 9 200.00 Pasir Heksagonal 9 197.49 Pasir Heksagonal 9 194.94 Geluh Trigonal 9 122.48 Geluh Trigonal 9 100.00 Geluh Trigonal 9 70.72 Geluh Tetragonal 9 122.48
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
47
Geluh Tetragonal 9 100.00 Geluh Tetragonal 9 70.72 Geluh Heksagonal 9 122.48 Geluh Heksagonal 9 100.00 Geluh Heksagonal 9 70.72 Lanau Trigonal 9 158.12 Lanau Trigonal 9 141.42 Lanau Trigonal 9 122.48 Lanau Tetragonal 9 141.42 Lanau Tetragonal 9 122.48 Lanau Tetragonal 9 100.00 Lanau Heksagonal 9 141.42 Lanau Heksagonal 9 122.48 Lanau Heksagonal 9 100.00 Pasir Trigonal 12 212.13 Pasir Trigonal 12 209.76 Pasir Trigonal 12 207.37 Pasir Tetragonal 12 192.36 Pasir Tetragonal 12 187.09 Pasir Tetragonal 12 181.66 Pasir Heksagonal 12 187.09
Pasir Heksagonal 12 181.66 Pasir Heksagonal 12 176.07 Geluh Trigonal 12 100.00 Geluh Trigonal 12 70.72 Geluh Trigonal 12 1.00 Geluh Tetragonal 12 100.00 Geluh Tetragonal 12 70.72 Geluh Tetragonal 12 1.00 Geluh Heksagonal 12 100.00 Geluh Heksagonal 12 70.72 Geluh Heksagonal 12 1.00 Lanau Trigonal 12 158.12 Lanau Trigonal 12 141.42 Lanau Trigonal 12 122.48 Lanau Tetragonal 12 141.42 Lanau Tetragonal 12 122.48 Lanau Tetragonal 12 100.00 Lanau Heksagonal 12 122.48 Lanau Heksagonal 12 100.00 Lanau Heksagonal 12 70.72
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
48
Lampiran III
Uji Statistik
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Transformasi Resistansi 108 149.2913 51.38421 1.00 222.49
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Transformasi Resistansi
N 108
Normal Parametersa,b Mean 149.2913
Std. Deviation 51.38421
Most Extreme Differences
Absolute .121
Positive .107
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z 1.256
Asymp. Sig. (2-tailed) .085
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
N
Jenis Tanah
Geluh 36
Lanau 36
Pasir 36
Konfigurasi Elektroda
Heksagonal 36
Tetragonal 36
Trigonal 36
Waktu Remediasi 3 27
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
49
6 27
9 27
12 27
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Jenis Tanah Konfigurasi Elektroda Waktu Remediasi Mean Std. Deviation N
Geluh
Heksagonal
3 140.6735 17.83112 3
6 121.3028 20.73496 3
9 97.7338 25.95505 3
12 57.2409 50.85977 3
Total 104.2378 42.23946 12
Tetragonal
3 155.8937 32.36082 3
6 121.3028 20.73496 3
9 97.7338 25.95505 3
12 57.2409 50.85977 3
Total 108.0428 47.60923 12
Trigonal
3 164.2446 6.09023 3
6 121.3028 20.73496 3
9 97.7338 25.95505 3
12 57.2409 50.85977 3
Total 110.1305 48.11656 12
Total
3 153.6039 21.39366 9
6 121.3028 17.95700 9
9 97.7338 22.47773 9
12 57.2409 44.04585 9
Total 107.4704 44.79808 36
Lanau Heksagonal
3 155.8937 32.36082 3
6 155.8937 32.36082 3
9 121.3028 20.73496 3
12 97.7338 25.95505 3
Total 132.7060 35.26702 12
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
50
Tetragonal
3 140.6735 17.83112 3
6 121.3028 20.73496 3
9 121.3028 20.73496 3
12 121.3028 20.73496 3
Total 126.1455 19.21122 12
Trigonal 3 155.8937 32.36082 3
6 155.8937 32.36082 3
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Jenis Tanah Konfigurasi Elektroda Waktu Remediasi Mean Std. Deviation N
Lanau Trigonal 9 140.6735 17.83112 3
12 140.6735 17.83112 3
Total 148.2836 23.65596 12
Total
3 150.8203 25.71016 9
6 144.3634 30.49965 9
9 127.7597 19.70437 9
12 119.9034 26.49917 9
Total 135.7117 27.77461 36
Pasir
Heksagonal
3 202.4770 2.46949 3
6 199.9921 2.50018 3
9 197.4759 2.53204 3
12 181.6061 5.50748 3
Total 195.3878 9.02239 12
Tetragonal
3 215.6388 1.15935 3
6 209.7551 2.38380 3
9 199.9921 2.50018 3
12 187.0346 5.34752 3
Total 203.1052 11.64457 12
Trigonal
3 221.3598 1.12939 3
6 219.0893 1.14109 3
9 212.1257 2.35715 3
12 209.7551 2.38380 3
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
51
Total 215.5825 5.24301 12
Total
3 213.1585 8.51439 9
6 209.6122 8.46773 9
9 203.1979 7.11168 9
12 192.7986 13.54289 9
Total 204.6918 12.16746 36
Total Heksagonal
3 166.3481 33.47362 9
6 159.0629 39.21100 9
9 138.8375 48.12270 9
12 112.1936 61.97012 9
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Jenis Tanah Konfigurasi Elektroda Waktu Remediasi Mean Std. Deviation N
Total Heksagonal Total 144.1105 49.68294 36
Tetragonal
3 170.7353 38.97750 9
6 150.7869 46.60839 9
9 139.6762 49.27470 9
12 121.8594 62.61139 9
Total 145.7645 51.16744 36
Trigonal
3 180.4993 34.98011 9
6 165.4286 47.04963 9
9 150.1776 52.47508 9
12 135.8898 71.42701 9
Total 157.9989 53.54435 36
Total
3 172.5276 35.00067 27
6 158.4261 43.12695 27
9 142.8971 48.31712 27
12 123.3143 63.68606 27
Total 149.2913 51.38421 108
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
52
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
F df1 df2 Sig.
2.427 35 72 .001
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.a
a. Design: Intercept + T + K + W + T * K + T * W + K * W + T * K * W
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Source Type III Sum of Squares
df Mean Square F Sig. Noncent. Parameter
Corrected Model 242287.758a 35 6922.507 12.390 .000 433.643
Intercept 2407091.925 1 2407091.925 4308.175 .000 4308.175
T 180094.023 2 90047.012 161.165 .000 322.329
K 4143.626 2 2071.813 3.708 .029 7.416
W 36154.640 3 12051.547 21.570 .000 64.709
T * K 1666.084 4 416.521 .745 .564 2.982
T * W 15984.848 6 2664.141 4.768 .000 28.609
K * W 1045.208 6 174.201 .312 .929 1.871
T * K * W 3199.329 12 266.611 .477 .922 5.726
Error 40228.317 72 558.727
Total 2689608.000 108
Corrected Total 282516.075 107
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Source Observed Power
Corrected Model 1.000a
Intercept 1.000
T 1.000
K .663
W 1.000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
53
T * K .229
T * W .985
K * W .131
T * K * W .246
Error
Total
Corrected Total
a. R Squared = .858 (Adjusted R Squared = .788)
b. Computed using alpha = .05
Estimated Marginal Means
Grand Mean
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
149.291 2.275 144.757 153.825
Profile Plots
Waktu Remediasi * Konfigurasi Elektroda * Jenis Tanah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
54
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
55
Post Hoc Tests
Jenis Tanah
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Jenis Tanah (J) Jenis Tanah Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Geluh Lanau -28.2413* 5.57139 .000 -41.5744 -14.9083
Pasir -97.2214* 5.57139 .000 -110.5545 -83.8884
Lanau Geluh 28.2413* 5.57139 .000 14.9083 41.5744
Pasir -68.9801* 5.57139 .000 -82.3131 -55.6471
Pasir Geluh 97.2214* 5.57139 .000 83.8884 110.5545
Lanau 68.9801* 5.57139 .000 55.6471 82.3131
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
56
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Transformasi Resistansi
Tukey HSD
Jenis Tanah N Subset
1 2 3
Geluh 36 107.4704
Lanau 36 135.7117
Pasir 36 204.6918
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 36.000.
b. Alpha = 0.05.
Konfigurasi Elektroda
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Konfigurasi Elektroda (J) Konfigurasi Elektroda Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
Heksagonal Tetragonal -1.6540 5.57139 .953
Trigonal -13.8884* 5.57139 .039
Tetragonal Heksagonal 1.6540 5.57139 .953
Trigonal -12.2344 5.57139 .079
Trigonal Heksagonal 13.8884* 5.57139 .039
Tetragonal 12.2344 5.57139 .079
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
57
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Konfigurasi Elektroda (J) Konfigurasi Elektroda 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Heksagonal Tetragonal -14.9870 11.6790
Trigonal -27.2214* -.5553
Tetragonal Heksagonal -11.6790 14.9870
Trigonal -25.5674 1.0986
Trigonal Heksagonal .5553* 27.2214
Tetragonal -1.0986 25.5674
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Transformasi Resistansi
Tukey HSD
Konfigurasi Elektroda N Subset
1 2
Heksagonal 36 144.1105 Tetragonal 36 145.7645 145.7645
Trigonal 36 157.9989
Sig. .953 .079
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 36.000.
b. Alpha = 0.05.
Waktu Remediasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
58
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Waktu Remediasi (J) Waktu Remediasi Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence
Interval
Lower Bound
3
6 14.1015 6.43329 .135 -2.8185
9 29.6305* 6.43329 .000 12.7105
12 49.2133* 6.43329 .000 32.2934
6
3 -14.1015 6.43329 .135 -31.0214
9 15.5290 6.43329 .084 -1.3909
12 35.1118* 6.43329 .000 18.1919
9
3 -29.6305* 6.43329 .000 -46.5504
6 -15.5290 6.43329 .084 -32.4490
12 19.5828* 6.43329 .017 2.6629
12
3 -49.2133* 6.43329 .000 -66.1332
6 -35.1118* 6.43329 .000 -52.0318
9 -19.5828* 6.43329 .017 -36.5028
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Waktu Remediasi (J) Waktu Remediasi 95% Confidence Interval
Upper Bound
3
6 31.0214
9 46.5504*
12 66.1332*
6
3 2.8185
9 32.4490
12 52.0318*
9
3 -12.7105*
6 1.3909
12 36.5028*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
59
12
3 -32.2934*
6 -18.1919*
9 -2.6629*
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Transformasi Resistansi
Tukey HSD
Waktu Remediasi N Subset
1 2 3
12 27 123.3143
9 27 142.8971
6 27 158.4261 158.4261
3 27 172.5276
Sig. 1.000 .084 .135
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 27.000.
b. Alpha = 0.05.
Interaksi Tanah dengan Waktu
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu
(J) Interaksi Tanah dengan Waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
G12 G3 -96.3630* 11.14278 .000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
60
G6 -64.0619* 11.14278 .000
G9 -40.4929* 11.14278 .024
L12 -62.6624* 11.14278 .000
L3 -93.5794* 11.14278 .000
L6 -87.1225* 11.14278 .000
L9 -70.5188* 11.14278 .000
P12 -135.5577* 11.14278 .000
P3 -155.9176* 11.14278 .000
P6 -152.3713* 11.14278 .000
P9 -145.9570* 11.14278 .000
G3
G12 96.3630* 11.14278 .000
G6 32.3011 11.14278 .164
G9 55.8702* 11.14278 .000
L12 33.7006 11.14278 .123
L3 2.7836 11.14278 1.000
L6 9.2405 11.14278 1.000
L9 25.8442 11.14278 .473
P12 -39.1947* 11.14278 .034
P3 -59.5546* 11.14278 .000
P6 -56.0083* 11.14278 .000
P9 -49.5940* 11.14278 .002
G6
G12 64.0619* 11.14278 .000
G3 -32.3011 11.14278 .164
G9 23.5690 11.14278 .614
L12 1.3995 11.14278 1.000
L3 -29.5175 11.14278 .273
L6 -23.0606 11.14278 .645
L9 -6.4569 11.14278 1.000
P12 -71.4958* 11.14278 .000
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
61
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu (J) Interaksi Tanah dengan Waktu 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
G12
G3 -134.0014* -58.7247
G6 -101.7003* -26.4236
G9 -78.1312* -2.8545
L12 -100.3008* -25.0241
L3 -131.2177* -55.9410
L6 -124.7609* -49.4842
L9 -108.1571* -32.8804
P12 -173.1960* -97.9193
P3 -193.5560* -118.2793
P6 -190.0096* -114.7329
P9 -183.5953* -108.3186
G3
G12 58.7247* 134.0014
G6 -5.3372 69.9395
G9 18.2318* 93.5085
L12 -3.9378 71.3389
L3 -34.8547 40.4220
L6 -28.3978 46.8789
L9 -11.7941 63.4826
P12 -76.8330* -1.5563
P3 -97.1930* -21.9163
P6 -93.6466* -18.3699
P9 -87.2323* -11.9556
G6
G12 26.4236* 101.7003
G3 -69.9395 5.3372
G9 -14.0693 61.2074
L12 -36.2389 39.0378
L3 -67.1558 8.1209
L6 -60.6989 14.5778
L9 -44.0952 31.1815
P12 -109.1341* -33.8574
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
62
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu
(J) Interaksi Tanah dengan Waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
G6 P3 -91.8557* 11.14278 .000
P6 -88.3094* 11.14278 .000
P9 -81.8951* 11.14278 .000
G9
G12 40.4929* 11.14278 .024
G3 -55.8702* 11.14278 .000
G6 -23.5690* 11.14278 .614
L12 -22.1696* 11.14278 .699
L3 -53.0865* 11.14278 .001
L6 -46.6296* 11.14278 .004
L9 -30.0259* 11.14278 .250
P12 -95.0648* 11.14278 .000
P3 -115.4248* 11.14278 .000
P6 -111.8784 11.14278 .000
P9 -105.4641* 11.14278 .000
L12
G12 62.6624 11.14278 .000
G3 -33.7006 11.14278 .123
G6 -1.3995 11.14278 1.000
G9 22.1696 11.14278 .699
L3 -30.9169* 11.14278 .213
L6 -24.4601* 11.14278 .558
L9 -7.8563* 11.14278 1.000
P12 -72.8952* 11.14278 .000
P3 -93.2552* 11.14278 .000
P6 -89.7088 11.14278 .000
P9 -83.2945 11.14278 .000
L3
G12 93.5794 11.14278 .000
G3 -2.7836 11.14278 1.000
G6 29.5175 11.14278 .273
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
63
G9 53.0865 11.14278 .001
L12 30.9169* 11.14278 .213
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu (J) Interaksi Tanah dengan Waktu 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
G6 P3 -129.4941* -54.2174
P6 -125.9477* -50.6710
P9 -119.5334* -44.2567
G9
G12 2.8545* 78.1312
G3 -93.5085* -18.2318
G6 -61.2074* 14.0693
L12 -59.8079* 15.4688
L3 -90.7249* -15.4482
L6 -84.2680* -8.9913
L9 -67.6643* 7.6124
P12 -132.7032* -57.4265
P3 -153.0631* -77.7864
P6 -149.5168 -74.2401
P9 -143.1025* -67.8258
L12
G12 25.0241 100.3008
G3 -71.3389 3.9378
G6 -39.0378 36.2389
G9 -15.4688 59.8079
L3 -68.5553* 6.7214
L6 -62.0984* 13.1783
L9 -45.4947* 29.7820
P12 -110.5336* -35.2569
P3 -130.8935* -55.6168
P6 -127.3472 -52.0705
P9 -120.9329 -45.6562
L3 G12 55.9410 131.2177
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
64
G3 -40.4220 34.8547
G6 -8.1209 67.1558
G9 15.4482 90.7249
L12 -6.7214* 68.5553
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu
(J) Interaksi Tanah dengan Waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
L3 L6 6.4569* 11.14278 1.000
L9 23.0606* 11.14278 .645
P12 -41.9783* 11.14278 .016
P3 -62.3382* 11.14278 .000
P6 -58.7919* 11.14278 .000
P9 -52.3776* 11.14278 .001
L6
G12 87.1225* 11.14278 .000
G3 -9.2405* 11.14278 1.000
G6 23.0606* 11.14278 .645
G9 46.6296* 11.14278 .004
L12 24.4601* 11.14278 .558
L3 -6.4569* 11.14278 1.000
L9 16.6037 11.14278 .939
P12 -48.4352* 11.14278 .002
P3 -68.7951 11.14278 .000
P6 -65.2488 11.14278 .000
P9 -58.8345 11.14278 .000
L9
G12 70.5188 11.14278 .000
G3 -25.8442* 11.14278 .473
G6 6.4569* 11.14278 1.000
G9 30.0259* 11.14278 .250
L12 7.8563* 11.14278 1.000
L3 -23.0606* 11.14278 .645
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
65
L6 -16.6037 11.14278 .939
P12 -65.0389 11.14278 .000
P3 -85.3988 11.14278 .000
P6 -81.8525 11.14278 .000
P9 -75.4382 11.14278 .000
P12 G12 135.5577 11.14278 .000
G3 39.1947* 11.14278 .034
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu (J) Interaksi Tanah dengan Waktu 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
L3 L6 -31.1815* 44.0952
L9 -14.5778* 60.6989
P12 -79.6166* -4.3399
P3 -99.9766* -24.6999
P6 -96.4302* -21.1535
P9 -90.0159* -14.7392
L6
G12 49.4842* 124.7609
G3 -46.8789* 28.3978
G6 -14.5778* 60.6989
G9 8.9913* 84.2680
L12 -13.1783* 62.0984
L3 -44.0952* 31.1815
L9 -21.0346 54.2421
P12 -86.0735* -10.7968
P3 -106.4335 -31.1568
P6 -102.8871 -27.6104
P9 -96.4728 -21.1961
L9
G12 32.8804 108.1571
G3 -63.4826* 11.7941
G6 -31.1815* 44.0952
G9 -7.6124* 67.6643
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
66
L12 -29.7820* 45.4947
L3 -60.6989* 14.5778
L6 -54.2421 21.0346
P12 -102.6772 -27.4005
P3 -123.0372 -47.7605
P6 -119.4908 -44.2141
P9 -113.0765 -37.7998
P12 G12 97.9193 173.1960
G3 1.5563* 76.8330
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu
(J) Interaksi Tanah dengan Waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
P12 G6 71.4958* 11.14278 .000
G9 95.0648* 11.14278 .000
L12 72.8952* 11.14278 .000
L3 41.9783* 11.14278 .016
L6 48.4352* 11.14278 .002
L9 65.0389* 11.14278 .000
P3 -20.3599* 11.14278 .798
P6 -16.8136* 11.14278 .933
P9 -10.3993* 11.14278 .999
P3
G12 155.9176* 11.14278 .000
G3 59.5546* 11.14278 .000
G6 91.8557* 11.14278 .000
G9 115.4248 11.14278 .000
L12 93.2552* 11.14278 .000
L3 62.3382 11.14278 .000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
67
L6 68.7951 11.14278 .000
L9 85.3988 11.14278 .000
P12 20.3599 11.14278 .798
P6 3.5464* 11.14278 1.000
P9 9.9607* 11.14278 .999
P6
G12 152.3713* 11.14278 .000
G3 56.0083* 11.14278 .000
G6 88.3094* 11.14278 .000
G9 111.8784 11.14278 .000
L12 89.7088 11.14278 .000
L3 58.7919 11.14278 .000
L6 65.2488 11.14278 .000
L9 81.8525 11.14278 .000
P12 16.8136 11.14278 .933
P3 -3.5464* 11.14278 1.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu (J) Interaksi Tanah dengan Waktu 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
P12 G6 33.8574* 109.1341
G9 57.4265* 132.7032
L12 35.2569* 110.5336
L3 4.3399* 79.6166
L6 10.7968* 86.0735
L9 27.4005* 102.6772
P3 -57.9983* 17.2784
P6 -54.4519* 20.8248
P9 -48.0376* 27.2391
P3
G12 118.2793* 193.5560
G3 21.9163* 97.1930
G6 54.2174* 129.4941
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
68
G9 77.7864 153.0631
L12 55.6168* 130.8935
L3 24.6999 99.9766
L6 31.1568 106.4335
L9 47.7605 123.0372
P12 -17.2784 57.9983
P6 -34.0920* 41.1847
P9 -27.6777* 47.5990
P6
G12 114.7329* 190.0096
G3 18.3699* 93.6466
G6 50.6710* 125.9477
G9 74.2401 149.5168
L12 52.0705 127.3472
L3 21.1535 96.4302
L6 27.6104 102.8871
L9 44.2141 119.4908
P12 -20.8248 54.4519
P3 -41.1847* 34.0920
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu
(J) Interaksi Tanah dengan Waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
P6 P9 6.4143* 11.14278 1.000
P9
G12 145.9570* 11.14278 .000
G3 49.5940* 11.14278 .002
G6 81.8951* 11.14278 .000
G9 105.4641* 11.14278 .000
L12 83.2945* 11.14278 .000
L3 52.3776* 11.14278 .001
L6 58.8345* 11.14278 .000
L9 75.4382* 11.14278 .000
P12 10.3993* 11.14278 .999
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
69
P3 -9.9607* 11.14278 .999
P6 -6.4143* 11.14278 1.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Transformasi Resistansi
Tukey HSD
(I) Interaksi Tanah dengan Waktu (J) Interaksi Tanah dengan Waktu 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
P6 P9 -31.2240* 44.0526
P9
G12 108.3186* 183.5953
G3 11.9556* 87.2323
G6 44.2567* 119.5334
G9 67.8258* 143.1025
L12 45.6562* 120.9329
L3 14.7392* 90.0159
L6 21.1961* 96.4728
L9 37.7998* 113.0765
P12 -27.2391* 48.0376
P3 -47.5990* 27.6777
P6 -44.0526* 31.2240
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Transformasi Resistansi
Tukey HSD
Interaksi Tanah dengan Waktu
N Subset
1 2 3 4
G12 9 57.2409
G9 9 97.7338
L12 9 119.9034 119.9034
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
70
G6 9 121.3028 121.3028
L9 9 127.7597 127.7597
L6 9 144.3634
L3 9 150.8203
G3 9 153.6039
P12 9 192.7986
P9 9 203.1979
P6 9 209.6122
P3 9 213.1585
Sig. 1.000 .250 .123 .798
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 558.727.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.
b. Alpha = 0.05.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
71
Lampiran IV
Hasil Pengujian Spektrometer Serapan Atom
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
72
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
73
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin
74
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Optimasi Remediasi Elektrokinetik Tanah Terkontaminasi Merkuri
Moch Amin Mukhyiddin