megajudrahhome.files.wordpress.com · web viewmanusia menurut al-qur’an adalah terdiri dari jiwa...

23
PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Islam Oleh Kelompok I Sutarni Sitti Hajrah Megawati Anwar Syarifuddin Dosen Pengampu: Dr. Mustamir, M.Pd. Dr. Fatmawati, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAGISTER (S2) 1

Upload: others

Post on 22-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Islam

Oleh Kelompok I

Sutarni

Sitti Hajrah

Megawati

Anwar

Syarifuddin

Dosen Pengampu:

Dr. Mustamir, M.Pd.

Dr. Fatmawati, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAGISTER (S2)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI

TA. 2018/2019

1

Page 2: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga

Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua,

begitu pula fadhilah dan wasilah-Nya kiranya di limpahkan kepada junjungan

yang tercinta Nabi Muhammad SAW.

Salah satu bentuk kasih sayang dan rahmat yang diberikan oleh Allah

SWT kepada saya, karena segala pertolongan dan hidayaah-Nya sehingga tugas

yang kami susun dapat diselesaikan. Tugas ini disusun sebagai tugas di Pasca

Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai, oleh Bapak Dr. Mustamir,

M.Pd. dengan harapan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat untuk semua

insan. Sebagai bahan mentah pada tatap muka perkuliahan.

Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan

pemahaman pembaca tentang Psikologi Pendidikan Islam. Pemahaman tersebut

dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikan

kesimpulan dalam makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan

masukan sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun

mutu makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kami, Aamiin...

Sinjai, 09 Maret 2019 Kelompok I

Penyusun

2

Page 3: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan Pembahasan...................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5

A. Apa Pengertian Psikologi Pendidikan.......................................................5

B. Bagaimana Dasar-Dasar Psikologi Pendidikan.........................................7

C. Apa Fungsi Pendidikan dalam Dunia Pendidikan.....................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................... 11

B. Saran......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

3

Page 4: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya pandangan al-Qur’an terhadap manusia adalah

pandangan yang menyeluruh, terpadu, seimbang dan tepat. Manusia bukan

hanya berupa wujud materi yang terdiri dari fisika, fisika, kimia, dan otot-

otot mekanis, sebagaimana pandangan filosof-filosof materialistis. Manusia

juga bukan hanya roh yang terlepas dari raga sebagaimana pendapat

sebagian kaum terpelajar. Manusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari

jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Manusia bukanlah binatang yang akan habis riwayatnya dan lenyap

hidupnya setelah mati dan bukanlah binatang yang wujudnya tidak berbeda

dengan binatang-binatang lain. Manusia bukan juga makhluk yang paling

tinggi yang tidak ada sesuatu diatasnya. Namun manusia mempunyai

keutamaan, kelebihan, kemuliaan dan kedudukan yang tinggi dengan

notabene apabila tahu diri, berilmu dan mahu menggunakan akalnya.

Apabila ia jatuh meluncur ketingkat yang paling rendah jelek, maka

hilanglah kemanusiaannya dan ia berkedudukan yang paling hina daripada

binatang.1

Proses tranmisi pengaruh sosial kedalam diri individu melalui dua

cara, yaitu cara formal dan informal, pengetahuan dan ketrampilan dipelajari

1 Barnadjib, Imam, Filsafat Pendidikan,Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan FIP, 1987. h. 4.

4

Page 5: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

oleh individu melalui proses belajar formal atau sistematik. Hasil belajar

formal itu nampak dalam tingkah laku ferbal dan tercermin pada apa yang

dipikirkannya. Nilai dan pola tingkah laku dipelajari oleh individu melalui

proses belajar informal, yaitu proses imitasi (yang sebagian tidak

didasarinya) dalam kontaknya dengan orang-orang yang berkewibawaan.

Para ahli berpendapat bahwa cara hidup masyarakat itu meresapnya

kedalam diri individu terjadi pada awal perkembangan kepribadiannya

melalui hubungan dengan orang-orang dewasa, khususnya orang tua.

Diinternalisasi kedalam diri anak dan secara tidak sadar menjadi bagian

dirinya. Proses internalisasi itu kadang-kadang juga disebut juga dengan

istilah akulturasi, introjeksi, atau sosialisasi. Corak hubungan orang tua dan

anak sangat menentukan proses sosialisasi anak, corak hubungan dengan

orang tua dengan anak ini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fels

research institute, dapat dibedakan menjadi tiga pola yaitu: Pertama, pola

menerima menolak, pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua

terhadap anak. Kedua, pola memiliki melepaskan, pola ini berdasarkan atas

seberapa besar sikap protektif orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak

dari sikap orang tua yang overprotektif dan memiliki anak sampai pada

sikap mengabaikan anak sama sekali. Ketiga, pola demokrasi otokrasi, pola

ini didasarkan atas taraf partisipasi anak dalam menentukan kegiatan-

kegiatan dalam keluarga. Pola otokrasi berarti orang tua bergerak sebagai

didaktor terhadap anak, sedangkan dalam pola demokrasi, sampai batas-

5

Page 6: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

batas tertentu, anak dapat dipartisipasi dalam keputusan-keputusan

keluarga.2

Dalam lembaga formal yang sangat kompeten terhadap anak adalah

seorang guru karena hal ini ikut menentukan keberhasilan. Tugas guru

adalah keterbukaan kejiwaan guru itu sendiri. Keterbukaan ini merupakan

dasar kompetensi profesional (kemampuan dan kewenangan melaksanakan

tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Guru yang terbuka

secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi

untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor eksternal antara

lain siswa, teman sejawat lingkungan pendidikan tempat bekerja. Ia mahu

menerima kritik dengan ikhlas. Di samping itu ia juga memiliki empati,

yakni respon efektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu

terhadap orang lain. Jika salah seorang muridnya diketahui sedang

mengalami kemalangan, umpamanya, maka ia ikut bersedih dan

menunjukkan simpati serta berusaha memberi jalan keluar.

Keterbukaan psikologis sangat penting bagi seorang guru

mengingat pasisinya sebagai panutan siswa. Selain sisi positif yang dimiliki

oleh seorang guru dalam keterbukaan psikologis yaitu: Pertama,

keterbukaan psikologis merupakan pra kondisi atau persyaratan penting

yang harus dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.

Kedua, keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana

2 Vembriarto, , Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Andi Offset, 1990. h. 50-51.

6

Page 7: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong

siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.3

Ketika terjadi komunikasi psikologis inilah seorang guru telah

membangun saling percaya kepada siswanya sehingga siswa secara

psikologis akan membuka diri terhadap informasi dan komunikasi yang baru

yang akan dapat merubah pola fikir dan pola prilakunya. Dengan demikian

proses pendidikan akan semakin menemukan bentuknya dan dapat

mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka adapun yang

menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Psikologi Pendidikan?

2. Bagaimana Dasar-dasar Psikologi Pendidikan ?

3. Apa Fungsi Pendidikan dalam Dunia Pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun yang menjadi

tujuan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Psikologi Pendidikan

2. Untuk mengetahui tentang Dasar-dasar Psikologi Pendidikan

3. Untuk mengetahui tentang Fungsi Pendidikan dalam Dunia Pendidikan.

BAB II

3 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 1995. h. 228.

7

Page 8: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti

jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut

seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari

tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya

obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi

sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa

merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara

langsung.

Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin

untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam

bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan

demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang

mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum

(general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan

psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus,

diantaranya:

1. Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam

proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir

hayat.

2. Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari

aspek-aspek kepribadiannya.

3. Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan

penyembuhan (klinis).

4. Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.

8

Page 9: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

5. Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan

dunia industri.

6. Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi

pendidikan.

Psikologi pendidikan menurut pakar adalah subdisiplin psikologi,

dan bukan psikologi itu sendiri. Artur S. Reber seorang guru besar psikologi

pada Brooklyn College, University of New York City, University of British

Columbia Canada, dan juga pada University of Insbruck Austria, dalam

pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu

pendidikan yang berkaitan denagan teori dan masalah kependidikan.

Secara sederhana dan praktis, Barlow dalam Muhibbin Syah

mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan

berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber untuk

membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses

pembelajaran secara lebih efektif.

Sultan Muhammad dalam Sudarwan Danim mendefinisikan

psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis di bidang

pendidikan. Dengan demikian psikologi pendidikan adalah studi sistematis

tentang perkembangan individu dalam lingkungan pendidikan. Psikologi

pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan yang menggabungkan dua

bidang yang berbeda, yaitu pendidikan dan psikologi. Psikologi pendidikan

adalah studi ilmiah untuk memahami, memprediksi, dan mengarahkan

perilaku peserta didik bagi usaha pencapaian tujuan pendidikan dan

pembelajaran.

John W. Santrock mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah

cabang ilmu psikologi yang menghususkan diri pada cara memahami

pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Menurutnya

psikologi adalah bidang yang sangat luas, sehingga dibutuhkan satu narasi

tersendiri untuk menjelaskannya.

Menurut The American People of Encyclopedia dalam Abdul

Hadis dan Nurhayati bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari

9

Page 10: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

psikologi yang berusaha untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologis

dalam memecahkan persoalan pendidikan.

Sedangkan Bimo Walgito dengan jelas menguraikan bahwa

psikologi pendidikan adalah psikologi yang khusus menguraikan aktivitas-

aktivitas atau kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi

pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik minat atau perhatian peserta

didik agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar,

dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, penulis menyimpulkan

bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

manusia belajar dalam tatanan pendidikan yang teratur atau intervensi untuk

pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah

sebuah disiplin ilmu yang berupaya menggunakan konsep atau prinsip-

prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

dunia pendidikan.

B. Dasar-dasar Psikologi Pendidikan

Manusia merupakan makhluk pilihan Allah yang mengembangkan

tugas ganda, yaitu sebagai khalifah Allah dan Abdullah (Abdi Allah). Untuk

mengaktualisasikan kedua tugas tersebut, manusia dibekali dengan sejumlah

potensi didalam dirinya. Hasan Langgulung mengatakan, potensi-potensi

tersebut berupa ruh, nafs, akal, qalb, dan fitrah. Sejalan dengan itu, Zakiyah

Darajat mengatakan, bahwa potensi dasar tersebut berupa jasmani, rohani,

dan fitrah namun ada juga yang menyebutnya dengan jismiah, nafsiah dan

ruhaniah.

1. Aspek jismiah 

Aspek jismiah adalah keseluruhan organ fisik-biologis, serta sistem

sel, syaraf dan kelenjar diri manusia. Organ fisik manusia adalah organ yang

paling sempurna diantara semua makhluk. Alam fisik-material manusia

tersusun dari unsur tanah, air, api dan udara. Keempat unsur tersebut adalah

materi dasar yang mati. Kehidupannya tergantung kepada susunan dan

10

Page 11: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

mendapat energi kehidupan yang disebut dengan nyawa atau daya

kehidupan yang merupakan vitalitas fisik manusia. Kemampuannya sangat

tergantung kepada sistem konstruksi susunan fisik-biologis, seperti: susunan

sel, kelenjar, alat pencernaan, susunan saraf sentral, urat, darah, tulang,

jantung, hati dan lain sebagainya. Jadi, aspek jismiah memiliki dua sifat

dasar. Pertama berupa bentuk konkrit berupa tubuh kasar yang tampak dan

kedua bentuk abstrak berupa nyawa halus yang menjadi sarana kehidupan

tubuh. Aspek abstrak jismiah inilah yang akan mampu berinteraksi dengan

aspek nafsiah dan ruhaniah manusia.

2. Aspek nafsiah

Aspek nafsiah adalah keseluruhan kualitas insaniah yang khas

dimiliki dari manusia berupa pikiran, perasaan dan kemauan serta

kebebasan. Dalam aspek nafsiah ini terdapat tiga dimensi psikis, yaitu

dimensi nafsu, ‘aql, dan qalb.

a. Dimensi nafsu merupakan dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan

dalam sistem psikis manusia, namun dapat diarahkan kepada kemanusiaan

setelah mendapatkan pengaruh dari dimensi lainnya, seperti ‘aql dan qalb,

ruh dan fitrah. Nafsu adalah daya-daya psikis yang memiliki dua kekuatan

ganda, yaitu: daya yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari segala

yang membahayakan dan mencelakakan (daya al-ghadabiyah) Serta daya

yang berpotensi untuk mengejar segala yang menyenangkan (daya al-

syahwaniyyah).

b. Dimensi akal adalah dimensi psikis manusia yang berada diantara dua

dimensi lainnya yang saling berbeda dan berlawanan, yaitu dimensi nafsu

danqalb. Nafsu memiliki sifat kebinatangan dan qalb memiliki sifat dasar

kemanusiaan dan berdaya cita-rasa. Akal menjadi perantara diantara

keduanya. Dimensi ini memiliki peranan penting berupa fungsi pikiran yang

merupakan kualitas insaniah pada diri manusia. 

c. Dimensi qalb memiliki fungsi kognisi yang menimbulkan daya cipta seperti

berpikir, memahami, mengetahui, memperhatikan, mengingat dan

11

Page 12: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

melupakan. Fungsi emosi yang menimbulkan daya rasa seperti tenang,

sayang dan fungsi konasi yang menimbulkan daya karsa seperti berusaha.

3. Aspek ruhaniah

Aspek ruhiyah adalah keseluruhan potensi luhur (high potention)

diri manusia. Potensi luhur itu memancar dari dimensi ruh dan fitrah. Kedua

dimensi ini merupakan potensi diri manusia yang bersumber dari Allah.

Aspek ruhaniyah bersifat spiritual dan transedental. Spiritual, karena ia

merupakan potensi luhur batin manusia yang merupakan sifat dasar dalam

diri manusia yang berasal dari ruh ciptaan Allah. Bersifat transidental,

karena mengatur hubungan manusia dengan yang Maha transenden yaitu

Allah.4

Berdasarkan beberapa dasar-dasar psikologi pendidikan tersebut di

atas, penulis menyimpulkan sebagaimana ungkapan Zakiyah Darajat bahwa

potensi dasar psikologi pendidikan berupa jasmani, rohani, dan fitrah namun

ada juga yang menyebutnya dengan jismiah, nafsiah dan ruhaniah.

C. Fungsi Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

Psikologi merupakan suatu cabang ilmu yang memberikan

kontribusi banyak dalam dunia pendidikan. Dimana bagi pendidik,

pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan membantu dalam

menghadapi anak didiknya. Hal ini disebabkan pada diri anak didik  ada

keefektifan-keefektifan jiwa yang dapat diperhalus atau diperkuat melalui

pendidikan atau latihan-latihan yang sistematis dan kontinue.

Disini para pendidik, khususnya para guru sekolah, sangat

diharapkan memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat

memadahi agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar

yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan mengenai psikologi

pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan

pendidikan di sekolah-sekolah.

4 Yacinta Senduk , Mengasah Kecerdasan Emosi Orang Tua Untuk Mendidik Anak, (Jakarta: Elex Media Komputindo,  2007), h. 9.

12

Page 13: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

Misalnya, dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak

yang belum  masuk sekolah, berarti kita telah memberikan kesempatan bagi

pertumbuhan jiwa anak seperti ingatan, fantasi, berfikir, dan sebagainya.

Hal ini merupakan upaya untuk membantu pertumbuhan suatu fungsi dalam

jiwa anak.

Dengan mempelajari psikologi, pendidik dapat mengetahui bahwa

masa peka pada anak-anak terjadi sekiar umur 3-4 tahun, sedang untuk

belajar berhitung terjadi sekitar umur 5-6 tahun. Dengan demikian pada

umur-umur tersebut (orang tua) dirumah dapat memberikan latihan

pendahuluan sebelum si anak masuk sekolah. Disamping itu si anak juga

harus diberikan pendidikan kehendak, agar tindakan si anak sesuai dengan

norma-norma yang ada.

Jiwa anak memang berbeda dengan jiwa orang dewasa, karena itu

cara mendidiknya pun tidak sama dengan mendidik orang dewasa. Lebih-

lebih disaat pertumbuhan anak menuju tingkat dewasa, pendidik harus

menyesuaikan pola penddidikannya dengan karakter yang dimiliki anak.

Disinilah pentingnya psikologi pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan

tentang psikologi pendidikan anak, maka para pendidikpun akan dapat

menepikan kesalahan-kesalahan dalam proses pendidikan dan pertumbuhan

anak menuju dewasa.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa

fungsi pendidikan dalam dunia pendidikan sangat berperan penting bagi

para pendidik, khususnya para guru sekolah, sangat diharapkan memiliki

pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadahi agar dapat

mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna

dan berhasil guna. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para

guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-

sekolah. Misalnya, dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak

yang belum  masuk sekolah, berarti kita telah memberikan kesempatan bagi

pertumbuhan jiwa anak seperti ingatan, fantasi, berfikir, dan sebagainya.

13

Page 14: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

manusia belajar dalam tatanan pendidikan yang teratur atau intervensi untuk

pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah

sebuah disiplin ilmu yang berupaya menggunakan konsep atau prinsip-

prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

dunia pendidikan.

Dasar-dasar psikologi pendidikan sebagaimana ungkapan Zakiyah

Darajat bahwa potensi dasar psikologi pendidikan berupa jasmani, rohani,

dan fitrah namun ada juga yang menyebutnya dengan jismiah, nafsiah dan

ruhaniah.

Fungsi pendidikan dalam dunia pendidikan sangat berperan penting

bagi para pendidik, khususnya para guru sekolah, sangat diharapkan

memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadahi agar

dapat mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya

guna dan berhasil guna. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi

para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-

sekolah. Misalnya, dengan memberikan alat-alat bermain bagi anak-anak

yang belum  masuk sekolah, berarti kita telah memberikan kesempatan bagi

pertumbuhan jiwa anak seperti ingatan, fantasi, berfikir, dan sebagainya.

14

Page 15: megajudrahhome.files.wordpress.com · Web viewManusia menurut al-Qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah

Berdasarkan paparan dan pembahasan di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa Pendidikan Islam pada haikikatnya adalah suatu

proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan, dan pengembangan fikir,

zikir, dan kresi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan, dan

pengabdian yang dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk

pribadi muslim yang sejati. Peran psikologi dalam pendidikan Islam sebagai

menjembatan proses penyampaian ilmu pengetahuan agar lebih efektif

sesuai dengan kematangan psikologi masing-masing peserta didik dan

kesediaan peserta didik untuk membuka diri terhadap informasi dan

pengetahuan baru serta kesediaan menggunakannya dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan memperhatikan psikologi siswa dari para guru kepada

siswa.

B. Saran

Dari penulisan makalah ini penyusun beranggapan bahwa masih

jauh dari kata sempurna, maka dari itu Saran, kritik dan masukan sangat

penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu

makalah ini dan menjadi bahan perbandingan kedepannya agar jauh lebih

baik dari sebelunnya.

15