onlysenja.files.wordpress.com · web viewfungsi pengawasan, social learning , penyampaian...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS WACANA PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA
(DISCOURSE ANALYSIS THE USING OF DICTION AND LANGUAGE STYLE)
Indah Sekar WijayantiJurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” YogyakartaNo.HP: +6285840258556, email: [email protected]
AbstractValentino Simanjuntak is a football commentator who uses diction and unique and expressive language style to describe the atmosphere of the match. This study aims to know the meaning and factors affect the use of dictions and language style used by Valentino in AFF Cup U-16 2018 in Indosiar. The theory used is Entertainment and Education in Mass Communication theory by Miguel Sabido. This type of research is qualitative research with the method of discourse analysis of Van Dijk model. Based on six matches studied, it was found that Valentino used the theme of nationalism and struggle to describe national team play. There are various factors that influence the use of diction and language style chosen by Valentino. First, personal background of Valentino. Second, motivation to bring comments with different style and reconstructed together with the interest of the media to put forward the entertainment side. Third, relationship between Indonesia with the opposite state. Fourth, other events that are ongoing.Keywords: Discourse Analysis, Diction and Language Style, Valentino Simanjuntak
AbstrakValentino Simanjuntak merupakan komentator sepakbola yang menggunakan diksi dan gaya bahasa yang unik dan ekspresif untuk menggambarkan suasana pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan diksi dan gaya bahasa yang digunakan Valentino dalam pertandingan Piala AFF U-16 2018 di Indosiar. Teori yang digunakan adalah teori hiburan dan pendidikan dalam komunikasi massa oleh Miguel Sabido. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana model Van Dijk. Dari enam pertandingan yang diteliti, ditemukan bahwa Valentino menggunakan tema nasionalisme dan perjuangan untuk menggambarkan permaninan tim nasional. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan diksi dan gaya bahasa yang dipilih Valentino. Pertama, faktor latar belakang pribadi Valentino. Kedua, motivasi untuk membawakan komentar dengan gaya yang berbeda dan direkonstruksi bersama dengan kepentingan media untuk mengedepankan sisi
2
hiburan. Ketiga, hubungan Indonesia dengan negara lawan. Keempat, persitiwa lain yang sedang berlangsung.
Kata kunci: Analisis Wacana, Diksi dan Gaya Bahasa, Valentino Simanjuntak
Pendahuluan
Penggunaan gaya bahasa turut diperhatikan dalam suatu program acara untuk
menunjukkan identitas dan menyasar pada segmentasi tertentu. Seperti halnya
komentator pada pertandingan olahraga yang memegang peranan penting yang
memberikan warna tersendiri pada jalannya pertandingan. Tujuan dihadirkannya
komentator tidak hanya sekedar untuk memeriahkan acara namun juga sebagai
panduan bagi pendengar dan penonton pertandingan olahraga, dengan menyajikan
fakta tentang pemain, strategi, menganalisa, mengkritik, dan memprediksi
pertandingan.
Terdapat beberapa nama besar dalam dunia komentator sepakbola di
Indonesia, mulai dari komentator kawakan seperti Hardiman Koto, Rickie Jo, Tris
Irawan, Tommy Welly hingga komentator era milenial seperti Rendra Sudjono, Hadi
Gunawan, dan Valentino Simanjuntak. Jika dahulu komentator yang diberikan
memang berdasarkan informasi standar dari suatu pertandingan, kini kemampuan
verbal para komentator berkembang ke arah kemampuan beretorika. Selain tuntutan
perkembangan zaman, motivasi untuk mempilkan unsur hiburan menjadi salah satu
alasannya.
Sepak bola merupakan sebuah cabang olahraga, tetapi ketika sudah masuk ke
media seperti televisi contohnya, para pelaku di media tersebut (salah satunya
3
komentator), juga harus menjalankan lima fungsi media massa. Fungsi pengawasan,
social learning, penyampaian informasi, transformasi budaya, dan hiburan, adalah
fungsi-fungsi media massa, yang sayangnya empat poin pertama sering diabaikan
oleh komentator masa kini (Iswara, 2018). Kalimat seperti “Jebret, uh… uh…
peluang 24 karat” kerap digunakan oleh komentator Valentino Simanjuntak. Hal ini
bukan suatu hal yang salah, namun terdapat indikasi bahwa kepentingan komersial
dengan stasiun televisi tertuang di dalamnya. Dimana komentator lebih
mengutamakan unsur hiburan dibandingkan menyampaikan hal-hal yang informatif.
Selain kata jebret, penggemar olahraga sepakbola pasti familiar dengan kata-
kata seperti tendangan LDR, tendangan SLJJ, umpan manja, dsb. Dalam satu
pertandingan terdapat setidaknya 30 (tiga puluh) istilah berbeda yang merupakan
bentuk retorika dari istilah dalam pertendingan sepakbola. Tensi pertandingan yang
menegangkanpun dapat berubah menjadi kendur dan kaya humor setelah
mendengarkan istilah komentar tersebut (Kusumaningtyas, 2018)
Terdapat beberapa kalangan khususnya di bidang sepak bola yang mengkritik
gaya komentator Valentino Simanjuntak. Salah satunya adalah instruktur pelatih PSSI
Emral Abus, yang mengkrtitik maraknya komentator sepak bola Indonesia yang
menggunakan istilah berlebihan. Menurut Emral, hal itu kurang tepat dipakai oleh
media karena akan membuat pemahaman keliru bagi masyarakat. Media harusnya
membantu mengedukasi masyarakat agar paham juga ilmu dan bahasa yang
digunakan di dunia sepak bola. Ia berharap media turut membantu mengembangkan
pemahaman sepak bola kepada masyrakat untuk mendorong kemajuan olahraga sepak
4
bola di Indonesia (Fachri, 2017).
Kata dan bahasa yang dipilih komentator sepakbola melibatkan emosi
penonton selama menyaksikan pertandingan. Kata unik yang terbangun berkat
komentator bola harus ditinjau dari makna konotatif, bukan makna denotatif. Makna
kiasan dan majas juga turut melengkapi pemaknaan komentar dari komentator
sepakbola. Pergeseran dan perbedaan makna tak terhindarkan dari ujaran komentator
bola. Penggunaan majas atau kiasan utamanya dipandang sebagai strategi – strategi
retoris yang digunakan oleh para orator atau penulis untuk memperkuat dan
memperindah ucapan atau tulisan mereka. Sebagai tambahan terhadap metafora yang
secara tradisional didefinisikan sebagai penggunaan sebuah kata atau frasa yang
menyajikan kemiripan diantara dua kata (Danesi, 2012).
Menurut Keraf, diksi merupakan pemakaian kata yang digunakan untuk dapat
menginformasikan sebuah gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai serta
tepat dalam situasi. Sedangkan, gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam
retorika dengan istilah style. Gaya bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari
diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frase
atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. (Keraf, 2010)
Penelitian sebelumnya mengenai Analisis Wacana yang sejenis adalah
penelitian atas nama Syamsul Alam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makasar. Penelitian tersebut berjudul Standup comedy Indonesia sebagai media kritik
sosial (Analisis Wacana standup comedy Indonesia season 4 di Kompas TV).
Gambaran dari hasil penelitian tersebut adalah menganalisis materi yang digunakan
5
oleh para komika dalam penampilannya untuk melakukan kritik sosisal sesuai dengan
tema yang diberikan. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian
dari Syamsul Alam adalah objek penelitian, tujuan penelitian, serta tugas dan peran
komunikator yang memproduksi wacana tersebut. (Alam, 2017)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan diksi dan gaya bahasa
komentator Valentino Simanjuntak dalam pertandingan timnas Indonesia di Piala
AFF U-16 2018 di Indosiar, serta untuk mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi penggunaan diksi dan gaya bahasa komentator Valentino Simanjuntak
di balik wacana yang diproduksi sehingga makna dan citra yang diinginkan
digunakan untuk mencapai kepentingan yang sedang diperjuangkan.
Kerangka pemikiran dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis wacana. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang
meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk
tulis maupun lisan. Analisis wacana (Discourse analysis) di Eropa Kontinental sering
disebut text linguisticts adalah analisa yang menentukan hubungan- hubungan yang
terdapat antar kalimat-kalimat utuh (majemuk atau tinggal) dalam suatu teks yang
utuh. Para ahli linguistik dewasa ini sering berpendapat bahwa kebanyakan hubungan
antar kalimat dalam suatu teks tidak bersifat gramatikal ialah menunjukan
pronominal, yaitu bila suatu kata benda dalam kalimat tertentu disebutkan sekali lagi
dalam suatu kalimat yang berikutnya dengan bentuk kata ganti (Verhaar, 1990)
Penelitian ini menggunakan konsep Hiburan dan Pendidikan dalam
komunikasi massa (Entertaintment and Education in Mass Communication) oleh
6
Miguel Sabido. Dalam konsep ini mengemukakan bahwa “hiburan dan pendidikan
adalah strategi komunikasi dan proses dimana pesan-pesan media direncanakan dan
dibuat dengan tujuan untuk menghibur dan mendidik khalayak sehingga mereka
dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, aman, dan penuh nilai” (Zahra Khalid &
Ahmed, 2014). Program atau pesan komunikasi awalnya dibuat untuk menarik
perhatian massa dengan menghibur mereka dan kemudian mendidik mereka dengan
cara yang mudah dipahami. Peneliti mencoba mengaitkan teori ini dengan produksi
wacana komentar yang dibuat oleh Valentino Simanjuntkak terkait dengan proporsi
pesan hiburan dan pendidikan serta strategi media dalam membuat sebuah pesan
komunikasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode analisis wacana model Teun A. Van Djik. Peneliti memilih model yang
dikemukakan oleh Van Dijk karena model ini tidak serta merta memasukan konteks
sebagai variabel penting dalam analisis tetapi juga analisis pada tingkat diri individu
sebagai penghasil atau pemroduksi teks, termasuk juga analisis kepada khalayak
sebagai konsumen teks.
Objek dalam penelitian ini adalah bentuk pemaknaan yang tergambar dalam
diksi dan gaya bahasa komentator Valentino Simanjuntak dalam pertandingan timnas
sepakbola Indonesia di Piala AFF U-16 2018 di Indosiar. Pertandingan tersebut
merupakan sebuah kompetisi sepakbola yang diikuti oleh sebelas negara di Asia
Tenggara untuk kelompok umur dibawah 16 tahun. Kompetisi berlangsung di Stadion
7
Delta Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 29 Juli sampai dengan 11 Agustus 2018 dan
ditayangkan secara langsung (live) untuk pertandingan timnas Indonesia di Indosiar.
Terdapat total 7 (tujuh) pertandingan yang dilalui oleh Timnas Indonesia, yang
dimulai dari fase grup, semifinal, hingga final. Dari 7 (tujuh) pertandingan yang
ditayangkan di Indosiar, 6 (enam) pertandingan diantaranya dipandu oleh Valentino
Simanjuntak sebagai pembawa acara sekaligus komentator.
Valentino Simanjuntak lahir di Jakarta 11 Juli 1982 yang berprofesi sebagai
seorang presenter olahraga, pengacara, dan juga pengajar komunikasi. Selain acara
olahraga, Ia juga menjadi presenter acara pencarian bakat pesulap di Trans7, The
Next Mentalist dan juga acara religi Kristen di UChannel Indonesia, dan Embun
Sepanjang Hari. Ia pernah menjadi pejabat sementara CEO dari Asosiasi Pemain
Sepak Bola Profesional Indonesia (APPI). Valentino Simanjuntak bergabung menjadi
anggota dari tim Indonesia All Star Legend (Indonesia XI) saat melawan AC Milan
Legends (disebut juga AC Milan Glorie) pada bulan September 2011. Sebelum
memasuki dunia pembawa acara, dia juga sempat menyandang gelar sarjana dan
magister hukum (Triana Aswan, 2019).
Sumber data primer diperoleh melalui arsip video pertandingan yang dapat
diakses melalui website video.com. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
pengkajian studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Dalam menganalisis data,
model analisis wacana Van Dijk diuraikan menjadi tiga tingkatan. Pertama, struktur
makro merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan
melihat topik dari suatu teks. Kedua, super struktur adalah kerangka suatu teks,
8
bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. Ketiga,
struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata,
kalimat, proporsi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pertandingan memiliki
wacana yang berbeda. Elemen wacana yang diamati merupakan model Van Dijk.
Berikut analisis wacana pada keseluruhan 6 pertandingan Piala AFF U-16 2018 yang
dikomentari oleh Valentino Simanjuntak.
Tabel 1: Elemen wacana model Van Dijk
Struktur Wacana
Hal Yang Diamati Elemen
Struktur MakroTematik
(Apa yang dikatakan?)Topik
Super Struktur
Skematik
(Bagaimana pendapat disusun
dan dirangkai?)
Skema
Struktur Mikro
Semantik
(Makna yang ingin dikatakan)
Latar, Detail, Maksud,
Praanggapan, Nominasi
Struktur Makro
Sintaksis
(Bagaimana pendapat
disampaikan?)
Bentuk kalimat, koherensi,
kata ganti
Super Struktur
Stilistik
Pilihan kata apa yang dipakai?) Leksikon
Struktur Mikro
Retoris
(Bagaimana dan dengan cara
apa penekanan dilakukan?)
Grafis, Metafora, Ekspresi
9
Sumber: (Eriyanto, 2009)
Tabel 2: Analisis Elemen Wacana
Topik - Pertandingan pertama: memuat antusiasme dukungan
terhadap tias dari masyarakat.
- Pertandingan kedua: optimisme untuk mengalahkan Vietnam
- Pertandingan ketiga: semangat untuk mengunci tiket
semifinal dilambungkan untuk mampu mengalahkan Timor
Leste
- Pertandingan terakhir fase grup: memastikan posisi juara grup
kendati tempo pertandingan menurun.
Skema/Alur Menggambarkan bahwa timnas mampu bangkit dari
ketertinggalan dan menggunakan kalimat yang bernuansa
nasionalis. Valen hampir selalu menggunakan skema yang sama.
Ketika terjadi goal, kata “jebret” digunakan sebagai ekspresi
kegembiraan. Repetisi kata jebret sebagai ciri khas selalu terjadi,
namun penggunaan kalimat nasionalis cukup mendominasi
ketika terjadi goal.
Latar Latar hubungan kedua negara menjadi faktor.
Detil Beberapa informasi detil digunakan untuk memperjelas profil
pemain seperti Supriyadi yang merupakan anak seorang TKI.
Informasi lainnya juga berupa motivasi untuk Indonesia.
10
Maksud Elemen maksud sering digunakan, misal pada kalimat ini
“Jebret ah, ayo bangkit lagi! Tegakan kepala kita. Suarakan
lagi, Indonesia masih mampu mempertahankan keunggulan ini”.
Meskipun berada dalam posisi yang tertekan, Valentino secara
tidak langsung menegaskan bahwa Indonesia masih lebih unggul
dan mampu memenangkan pertandingan.
Praanggapan Ketika terjadi goal untuk Indonesia, Valentino mencoba
memberikan kalimat praanggapan sebagai berikut “Bagas
menggocek 2 pemain Bagas jebret, kalau kau bangsa indonesia
kau akan berteriak kalau kau bangsa indonesia maka kau akan
bersorak, kalau kau bangsa indonesia maka kau akan terharu”.
Valentino mencoba memposisikan bahwa dengan keunggulan
score merupakan upaya yang luar biasa yang mampu membuat
penonton merasa terharu jika penonton merupakan bagian dari
bangsa Indonesia.
Bentuk Kalimat Penggunaan kalimat aktif untuk membangun kedekatan
emosional dengan penonton. Misal “Bagas menggocek 2
Pemain.”
Koherensi Koherensi kondisional, dimana ditandai dengan pemakaian anak
kalimat sebagai penjelas.
Kata Ganti Kata "kita" untuk memposisikan baik dia yang berada di studio,
penonton di stadion, maupun penonton di rumah. Julukan “Si
11
Kobra” pada menit ke-83 masih diberikan kepada Andre yang
bermain berbahaya dan mampu mencetak goal. Selain itu kata
ganti “Juru Kolong” pada menit ke-32 juga diberikan kepada
pemain yang mampu menggiring bola dan melwati lawan melalui
pergelangan kakinya.
Leksikon Valentino menggunakan kata seperti, kehilangan peluang
menjadi "kecolongan", dan tuan rumah menjadi "kandang". Kata
kecolongan akan memberikan makna yang lebih dalam akan
kehilangan sesuatu yang berharga. Sedangkan kata kandang
memiliki makna lebih liar jika dibandingkan dengan tuan rumah.
Kata kandang lebih selaras dengan julukan “Garuda” pada timnas
Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut supaya lebih interaktif
dan menggugah imajinasi pendengar/penonton.
Grafis Kata jebret masih mendominasi setiap perkataan yang dikatakan
oleh Valentino. Namun terjadi beberapa pengulangan atau
repetisi kalimat yang sebenarnya berbeda namun memiliki
konteks yang sama.
Metafora Terdapat banyak sekali kalimat yang menggunakan pribahasa,
ungkapan sehari-hari, pepatah, hingga kalimat yang sedang
populer pada saat itu. Penggunaan istilah yang sedang populer
juga kerap digunakan seperti, “baby shark syalalalalalala Baby
shark syalalalalala” merupakan ungkapan kegembiraan,
12
bertepatan dengan istilah baby shark yang sedang populer pada
saat itu. Tendangan LDR (Tendangan Long Shot), “lari antar
benua antar provinsi dari sabang sampai marauke, supri seperti
baru bermain padahal dari menit awal ia bermain lari yang
begitu kencang tanpa paru paru” yang bermakna pergerakan
yang jauh dan lari tanpa lelah. Terdapat pula kutipan populer
oleh Ir. Soekarno untuk membangkitkan semangat nasionalisme
“Berikan aku 10.000 orang tua akan ku cabut guung semeru dri
akarnya, beri aku 10 pemuda akan ku guncangjkan dunia.”
Berdasarkan analisis terhadap penggunaan diksi, Valentino menempatkan
sebuah elemen untuk mendominasi diksi yang dia gunakan. Diksi yang digunakan
oleh Valentino didominasi oleh diksi yang memiliki makna konotatif. Makna
konotatif dapat dimaknai secara luas dan kalimat yang didengarpun menjadi tidak
monoton.
13
Gambar 1: Grafik Penggunaan Diksi
Dalam Pertandingan Piala AFF U-16
2018
Sumber: Olahan Data Peneliti
Dalam penggunaan gaya bahasa, Valentino cenderung menggunakan gaya
bahasa hiperbola dan metafora. Fungsi gaya bahasa hiperbola sendiri adalah untuk
melebih-lebihkan sesuatu yang sebenarnya bisa biasa saja, dengan tujuan untuk
menggerakan hati penonton. Gaya metafora juga digunakan untuk lebih memperkuat
daya imajinasi penonton dan juga menjalin interaksi antar komunikator kepada
penerima pesan. Upaya menggambarkan sesuatu dengan cara membandingkan
sesuatu yang sudah diketahui oleh masyarakat dapat mempermudah proses
penyampaian suatu pesan agar diterima.
3
16
14 15
1212
10
88 8
66 6
4 5 5 54 4
2 3 3 3 3 3
1 0 0 1 2 2 2
Vietnam
1 1 1
Timor Leste
2 2 0
2
Kamboja
0 0 00
Filipina Malaysia Thailand
Konotatif Denotatif Polisemi Sinonim Homonim Hipernim & Hiponim
14
Gambar 2: Grafik Penggunaan Gaya Bahasa
Pertandingan Piala AFF U-16 2018
Sumber: Olahan Data Peneliti
Selain menganalisa teks, dalam analisis wacana juga penting untuk
mengamati kognisi sosial teks yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi. Dalam
pandangan Van Dijk, kognisi sosial dihubungkan dengan proses produksi berita. Titik
kunci dalam memahami produksi berita adalah dengan meneliti proses terbentuknya
teks. Tidak hanya bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukkan
informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan dan dimaknai oleh
wartawan. Karena setiap teks dihasilkan melalui kesadaran, prasangka atau
GRAFIK PENGGUNAAN GAYA BAHASA
12
10
8
6
4
2
0Filipina Vietnam Timor Leste Kamboja Malaysia Thailand
HiperbolaSinekdose Autonomasia Ironi
MetaforaPersonifikasi Parabel Inuendo
AlusioAsosiasi Alegori
TropeEufisme Apofasis
15
pengetahuan atas suatu peristiwa.
Sama halnya dengan diksi dan penggunaan gaya bahasa Valentino dalam
komentar-komentarnya, teks wacana yang Valentino produksi melibatkan kesadaran
dan pengetahuannya. Bila melihat latar belakang Valentino, ia bukan berasal dari
mantan atlet sepakbola ataupun jurnalis dan pengamat sepakbola. Ia berpengalaman
sebagai pembawa acara di stasiun televisi yang tentunya menonjolkan sisi
entertainment dan pernah berprofesi sebagai pengacara. Sehingga dalam setiap
wacana yang diproduksi akan mempunyai gaya yang berbeda jika dibandingkan
dengan komentator sepakbola yang lainnya.
Jika diperhatkan, kapasitas Valentino memproduksi wacana tidak serta merta
keluar dari kemauan dan keputusan dia sendiri. Karena komentarnya ditanyangkan di
televisi, tentu ada komunikasi dan kesepakatan yang dijalin antara Valentino dan tim
produksi. Indosiar sendiri tentunya memiliki style yang berbeda dengan stasiun
televisi lainnya. Sisi hiburan tetap ditonjolkan yaitu dengan menggunakan Valentino
sebagai komentator utama, dan tetap menggunakan komentator kedua untuk
menyeimbangkan informasi. Walaupun meuai beberapa pro dan kontra, namun
pegemasan acara seperti ini sebenarnya secara regulasi tidak dipermasalahkan selama
tidak melanggar peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Bagaimana sebuah peristiwa dipahami dan dimengerti menurut Van Dijk
didasarkan pada skema. Skema menunjukan bahwa kita menggunakan struktur
mental untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan.
Skema sangat ditentukan oleh pengalaman dan sosisalisasi individu dalam
16
memproduksi sebuah wacana tertentu. Valen menggunakan Skema Peran (Role
Schemas) untuk memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati
seseorang dalam masyarakat. Seperti pada saat pertandingan Indonesia melawan
Vietnam, Valentino memposisikan perwakilan pemerintah yang hadir sebagai pihak
yang seharusnya berkewajiban memberikan dukungan dalam perkembangan
sepakbola nasional. Kemudian ia juga memposisikan rakyat Indonesia yang
menonton pertandingan sudah seharusnya mendukung perjuangan Timnas dan ikut
bangga atas hasil yang dicapai. Secara implisit, Valentino mengakomodir pesan untuk
setiap individu memberikan dukungan kepada Timnas apapun posisi dan perannya
dalam masyarakat.
Valentino juga menggunakan Skema Peristiwa (Event Schemas) yang sering
dipakai dalam produksi wacana. Dalam pertandingan melawan Kamboja yang
bertepatan dengan peristiwa bencana gempa bumi yang menimpa Provinsi Bali dan
NTB. Valen mencoba mengaitkan kedua situasi, dan memproduksi wacana bahwa
goal dan kemenangan yang tercipta pada pertandingan tersebut dipersembahkan
untuk para korban bencana.
Dalam pandangan konteks sosial, Van Dijk menjelaskan bahwa wacana yang
terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam
masyarakat. Dalam pandangan konteks sosial, Van Dijk menjelaskan bahwa wacana
yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam
masyarakat. Sebelum Valentino, gaya komentar pada tahun 2010 seperti “jeger” oleh
Rendra Sudjono, “Serangan 7 hari 7 malam” oleh Hadi Gunawan sudah muncul di
17
televisi dan penggunaan diksi serta gaya bahasa yang retoris seperti itu memang
disukai oleh sebagian besar masyarakat, sehingga menjadi daya tarik tersendiri
dalam acara pertandingan sepak bola.
Dalam penelitian ini, pertandingan sepakbola dimanifestasikan Valentino
sebagai simbolisasi perjuangan bangsa untuk menumbuhkan kebanggan warga
negara. Cara yang mengkin juga dilakukan oleh komentator pada era sebelumnya,
namun Valentino mengungkapkannya secara frontal dan ekspresif. Wacana yang
dibangun oleh Valentino Simanjuntak lebih mengarah kepada hal yang positif
terlepas dari pro dan kontra gaya bahasa yang digunakan. Melalui berbagai macam
diksi dan gaya bahasa yang disuguhkan, konstruksi wacana berkembang pada kognisi
khalayak dan memberikan bentuk penilaian yang dipercaya oleh pendengar.
Pengemasan isu-isu nasional dalam pertandingan olahraga khususnya sepakbola tidak
menjadi hal yang asing, karena hakikat olahraga itu sendiri adalah kerjasama dan
fairplay atau sportifitas.
PENUTUP
Penelitian membahas tentang analisis wacana penggunaan diksi dan gaya
bahasa komentator Valentino Simanjuntak dalam pertandingan Piala AFF U-16 2018
yang ditayangkan di Indosiar. Dalam memandu jalannya pertandingan, Valentino
selalu menggunakan istilah “jebret” sebagai istilah goal dan memakai diksi yang
berbeda dibandingkan komentator pada umumya. Gaya bahasa yang dipakai
Valentino menuai pro da kontra, namun hadirnya Valentino Simanjuntak menjadi
18
daya tarik tersendiri bagi penonton untuk menyaksikan pertandingan sepakbola di
televisi.
Latar belakang Valentino menjadi faktor penggunaan diksi dan gaya bahasa.
Latar belakang Valentino sebagai pemabawa acara dan pengacara tentu berpengaruh
dalam motivasi ynag ingin dicapai. Perbedaan pandangan dan pola pikir penonton
tidak menjadi batasan karena Valentino merekonstruksi gagasannya dengan hal yang
mudah dan sering ditemui masyarakat sehingga mudah untuk diterima.
Hubungan Indonesia dengan negara lawan juga turut mempengaruhi pesan
yang disampaikan. Peneliti menganalisis enam pertandingan timnas Indonesia yang
dikomentari oleh Valentino Simanjuntak dan mengamatinya dengan analisis struktur
wacana model Van Dijk. Setiap pertandingan memiliki wacana yang berbeda-beda.
Latar belakang hubungan Indonesia dengan negara lawan mempengaruhi motivasi
dan gagasan yang dibuat oleh Valentino. Tema besar wacana yang dibuat oleh
Valentino adalah mengimplementasikan pertandingan timnas sebagai perjuangan
nasionalisme.
Hasil penelitian menemukan bahwa pemaknaan terhadap diksi dan gaya
bahasa yang digunakan oleh Valentino didominasi oleh berbagai majas dan
memanfaatkan peristiwa yang sedang berlangsung pada saat itu. Valentino sangat
peka terhadap sebuah peristiwa dan mencoba mengaitkannya dengan pertandingan
yang sedang berlangsung untuk dijadikan sebagai modifikasi pesan komunikasi.
Pesan dan gagasan yang disampaikan oleh Valentino menunjukkan bahwa Valentino
ingin penonton tak hanya menyaksikan pertandingan namun juga merasakan apa yang
19
pemain lakukan. Setiap wacana memiliki sebuah kepentingan untuk diperjuangkan.
Makna dari pesan tidak dapat dilihat hanya dari isi sebuah teks, namun dapat
dipahami melalui bagaimana dan faktor apa yang melatarbelakangi pesan itu
disampaikan.
Saran bagi Valentino, perlu menyeimbangkan antara pesan hiburan dan
informasi yang edukatif. Serta pembagian peran antara komentator utama dan kedua
harus dapat dimaksimalkan dan memiliki umpan balik yang saling
berkesinambungan. Bagi Indosiar, perlu melakukan evaluasi dan menerima kritik dan
saran atas program yang diproduksi sehingga dapat memberikan dampak positif bagi
Indosiar maupun masyarakat.
Saran bagi penonton, yakni dapat menanggapi sebuha tayangan dengan bijak
dan tidak memaknai suatu pesan hanya dari satu sisi saja, selain itu upaya untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun dapat dilakukan kepada media
ataupun individu yang menyampaikan pesan tersebut. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan mampu menganlisis setiap unut penelitian lebih detil dan dapat melihat
fenomena perkembangan masyarakat secara lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S. (2017). Stand Up Comedy Indonesia sebagai Media Kritik Sosial (Analisis
Wacana Program Stand Up comedy Indonesia Season 4 di Kompas TV).
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Danesi, M. (2012). Pesan, tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
20
Eriyanto. (2009). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LKis Printing Cemerlang.
Fachri, F. (2017). Emral abus Kritik Bahasa Sejumlah Komentator. Retrieved
February 28, 2019, from https://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-
indonesia/17/12/27/p1ls6m348-emral-abus-kritik-bahasa-sejumlah- komentator-
sepak-bola
Iswara, A. J. (2018). Merindukan Suara Tris Irawan di Layar Kaca. Retrieved
February 26, 2019, from
https://football-tribe.com/indonesia/2017/10/11/merindukan-suaratris-irawan/
Keraf, G. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kusumaningtyas, S. (2018). Bahasa di Tangan Komentator Bola. Retrieved January
17, 2019, from https://galeribukujakarta.com/bahasa-di-tangan-komentator-bola/
Triana Aswan, D. (2019). TRIBUNWIKI: Presenter Bola Valentino Simanjuntak dan
Asal Mula Kata Jebret Setiap Ada Gol! - Halaman 3 - Tribun Timur. Retrieved
October 26, 2019, from https://makassar.tribunnews.com/2019/03/08/tribunwiki-
presenter-bola-valentino-simanjuntak-dan-asal-mula-kata-jebret-setiap-ada-gol?
page=3
Verhaar, J. W. M. (1990). Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Zahra Khalid, M., & Ahmed, A. (2014). Entertainment-Education Media Strategies
for Social Change: Opportunities and Emerging Trends (Vol. 2). Online.