wayang kampung sebelah periode februari maret 2014 di … arditrisnaningtyas.pdf · pertunjukan...
TRANSCRIPT
1
WAYANG KONTEMPORER DAN KRITIK PEMILU
(Studi Analisis Isi Pesan Kritik tentang Pemilihan Umum Legislatif pada
Program Acara Wayang Kampung Sebelah Periode Februari – Maret 2014
di MNC TV)
Arditrisnaningtyas
Sri Herwindya Baskara Wijaya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Wayang Kampung Sebelah (WKS) is a highly popular television program,
featuring contemporary Wayang Kulit performance of a post modern style.
Characters in the program are plausible or actual public figures, ranging from
farmers to community leaders. In each episode the Dhalang serves as a
communicator, and always uses these characters to criticize current events.
Recent episodes have contained criticisms of the legislative elections of April 9,
2014.
This research will show how many instances of such criticism there have
been. The research will use a quantitative content analysis method. It will only
examine message of criticism conveyed through verbal language used in WKS.
This research will use five units of analysis in order to obtain data from multiple
perspectives. These units are: physical, syntactic, referential, propositional, and
thematic. The results of this research are shown as follows. In physical units,
40.45% of criticisms were of legislative candidates themselves, 31.77% of their
campaigns, and 27.78% of implementation of the election. In syntactic units, 60%
of criticisms were of the legislative candidates themselves, 23.85% were of their
campaigns, and 16.15% were of the implementation of the election. In
propositional units, the 33.3% of the criticisms were of legislative candidates
themselves, 50% were of their campaigns, and 16.7% were of the implementation
of the election. In thematic units, 75% of the criticisms were of legislative
candidates themselves, 25% were of their campaigns, and no episodes were shown
to criticize the campaigns of legislative candidates.
Keywords: Elections Criticism, Contemporary Puppet, Content Analysis
2
Pendahuluan
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan melalui sebuah saluran atau media tertentu. Saluran atau media
merupakan alat yang digunakan sumber atau komunikator untuk menyampaikan
pesanya kepada penerima. Saluran yang digunakan dalam menyampaikan pesan
sangat beragam salah satunya adalah melalui media kesenian
Kesenian merupakan sebuah warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan
dilestarikan. Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali warisan
kesenian salah satunya yaitu wayang. Wayang sendiri mempunyai banyak ragam
mulai dari wayang orang (wayang yang pemeranya adalah manusia), wayang
golek (wayang dengan boneka kayu), wayang kulit (wayang yang diperankan
dengan boneka kulit), dll.
Wayang kulit merupakan seni tradisional yang berasal dari Jawa dan sudah
dikenal di seluruh Indonesia. Wayang ini merupakan sebuah seni pertunjukan
yang menampilkan bayangan boneka yang terbuat dari kulit pada helaian kain
(kelir) dari hasil sorotan lampu pertunjukan (blencong). Boneka yang dipakai
merupakan boneka yang terbuat dari kulit dan diukir sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu karakter tertentu. Orang yang bertugas memainkan wayang
adalah Dhalang.
Kesenian wayang yang mencakup seni peran, seni bertutur, seni sastra, seni
pahat, seni lukis, dan juga seni perlambangan ini telah dikenal masyarakat sejak
jaman prasejarah. Pada awalnya kesenian ini membawakan cerita Ramayana dan
Mahabharata yang merupakan ajaran Hindu. Setelah ajaran islam mulai masuk ke
Indonesia pertunjukan Wayang mulai mengalami pergeseran cerita dimana
dibagian-bagian tertentu disisipi dengan pesan dakwah dan ajaran-ajaran islam.
Seiring dengan perkembangan jaman saat ini Wayang Kulit sudah mulai diselipi
dengan pesan politik dan kritik sosial terhadap pemerintah.
Baru-baru ini muncul wayang yang cukup fenomenal yaitu Wayang
Kampung Sebelah yang selanjutnya akan kita sebut dengan WKS, merupakan
sebuah gendre baru di dunia pewayangan yang diciptakan oleh sejumlah seniman
dari kota Solo. Kemunculan WKS pada tahun 2000 ini merupakan wujud dari
3
kegelisahan Ki Jliteng Suparman melihat banyak wayang klasik yang kehilangan
pakem dan tujuan dari wayang itu sendiri yaitu memberikan tontonan dan
tuntutan. Kebanyakan wayang klasik sekarang ini hanya menampilkan guyonan
dan hiburan semata tetapi mengabaikan inti pertunjukan wayang yang seharusnya
memberikan tuntunan bagi pemirsanya. Dalam WKS, Ki Jliteng mengemas
pertunjukan wayang dengan sedemikian rupa serta menggunakan bahasa jawa
sehari-hari dan bahasa Indonesia, sehingga WKS dapat dinikmati oleh semua
kalangan dari anak kecil sampai orang tua.
Wayang Kampung Sebelah menjadi sangat menarik selain karena wayang
ini merupakan wayang kontrmporer atau wayang post modern yang menampilkan
tokoh nyata dengan tokoh yang beragam, khas dan mencerminkan karakter
masyarakat kita. Tokoh Lurah Somad yang suka banyak bicara dan membuat
jengkel warganya, Eyang Sidik Wacana yang bijaksana dan sering menyelesaikan
konflik, tokoh warga miskin seperti Lik Karyo, Kampret, Hansip, dan masih
banyak lagi tokoh yang menarik lainya. Dalam setiap ceritanya WKS selalu
mengangkat isu yang menarik yang mewakili kondisi terkini seperti kasus
korupsi, eksploitasi alam liar, pemilihan umun, dll yang dikemas secara unik dan
menarik.
Selain itu Wayang Kampung Sebelah dapat mengajak khalayak untuk
melihat cerminan kondisi masyarakat saat ini. Dalam setiap episodenya Dhalang
selaku komunikator mengajak khalayak untuk melihat cerminan kondisi
masyarakat melalui drama atau topik yang dibawakan dalam suatu episode. Hal
ini sangat menarik karena dengan melihat kenyataan kehidupan sosial yang
tercermin dari cerita WKS, khalayak mampu dapat melihat diri mereka dari sudut
pandang orang lain kemudian mampu mengoreksi diri mendjadi masyarakat yang
lebih baik.
Mulai selasa 31 Desember 2013 WKS mulai masuk ke layar kaca bersama
salah satu televisi swasta yaitu MNC TV. Setelah penayangan perdana tersebut
WKS tayang secara regular di MNC TV setiap hari Sabtu dan Minggu pukul
24.00. Setelah WKS ditayangkan di media massa televisi, WKS menjadi sebuah
medi yang sangat cocok untuk menyampaikan kritik dari masyarakat kepada
4
pemerintah melalui perantara Dhalang sebagai komunikatornya. WKS merupakan
sebuah media yang dapat menyentuh seluruh bagian masyarakat karena audience
terdiri dari masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi sampai masyarakat
dengan tingkat pendidikan rendah. Selain itu cara penyampaian yang sederhana
dan lugas membuat pesan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Saat ini Wayang Kampung Sebelah merupakan satu-satunya wayang
kontemporer yang ditayangkan di Televisi. Suci Handayani dalam
kompasiana.com menyatakan bahwa tayangan WKS memberikan alternative
hiburan yang mendidik dan sarat dengan kritik sosial . dibandingkan dengan
kebanyakan program acara saat ini yang hanya mengutamakan rating dan hiburan
semata tetapi mengabaikan nilai pendidikan dan tuntunan bagi audiens. Selain itu
WKS selalu menyajikan kritik terhadap peristiwa terkini, sehingga program acara
ini dapat menjadi bahan referensi masyarakat dalam menanggapi peristiw-
peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Tahun 2014 merupakan tahun yang sangat penting bagi rakyat Indonesia,
karena pada tahun ini terjadi pergantian para pemimpin negara. Pergantian para
pemimpin negara itu akan dilakukukan dalam dua tahap yaitu Pemilihan Umum
(Pemilu) legislatif yang dilaksanakan pada 9 April dan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Dengan adanya pemilu tersebut diharapkan
seluruh rakyat Indonesia dapat ikut serta dan berpartisipasi dalam menentukan
siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia.
Dalam setiap pelaksanaan pemilu pasti akan muncul berbagai macam
informasi yang kebenaranya dipertanyakan. Dengan adanya informasi tersebut
maka dibutuhkan sebuah media yang mampu memberikan sebuah informasi yang
netral dan mampu memberikan sudut pandang yang berasal dari masyarakat.
Salah satu cara media dalam memberikan informasi yang netral adalah dengan
mengkritisi suatu peristiwa yang sedang terjadi dengan cara melontarkan kritik
terhadap peristiwa yang terjadi melalui sebuah media tertentu.
Wayang Kampung Sebelah sebagai pertunjukan yang menghibur dan
memeberikan tuntunan bagi masyarakat dianggap patut menjadi media pemberi
informasi yang bersifat netral bagi masyarakat dan mampu menjadi tuntunan
5
dalam melihat peristiwa pemilu legislatif 2014. Pesan kritik yang disajikan oleh
WKS dapat membukakan mata masyarakat akan realita kehidupan politik dan
trik-trik atau pencitraan yang dilakukan oleh para calon anggota legislatif.
Kritik sosial dipandang sebagai suatu hal yang netral dapat digunakan
sebagai media pencerah bagi masyarakat. Pandangan kritis dari seseorang
tentunya perlu dibagikan kepada khalayak agar khalayak dapat menilai sendiri
positif dan negatif dari sebuah informasi. Dalam penyebaran informasi inilah
peran media massa sangat dibutuhkan karena media massa lah yang mampu
menyebarkan informasi secara luas dan serentak kepada khalayak. WKS sebagai
suatu kesenian yang gemar melontarkan tanggapan kritis terhadap suatu fenomena
dan peristiwa terkini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna
kepada masyarakat dalam menentukan pilihan.
Dengan hadirnya tayangan program acara Wayang Kampung Sebelah
sebagai wadah kritik terhadap peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di
masyarakat maka peneliti ingin menelaah lebih dalam tentang kandungan pesan
kritik terhadap peristiwa pemilu legislatif 2014.
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas maka penulis bermaksud
menyusun skripsi dengan Judul Wayang Kontemporer dan Kritik Pemilu
(Studi Analisis Isi Pesan Kritik Terhadap Pemilu Legislatif pada Program
Acara Wayang Kampung Sebelah Periode Februari - Maret 2014 di MNC
TV)
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendeskripsian tema dalam program acara Wayang Kampung
Sebelah yang ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode
Februari - Maret 2014?
2. Bagaimana pendeskripsian sinopsis dalam program acara Wayang Kampung
Sebelah yang ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode
Februari-Maret 2014?
3. Seberapa sering pernyataan yang mengandung pesan kritik terhadap pemilu
legislatif ditampilkan dalam program acara Wayang Kampung Sebelah yang
6
ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari -
Maret 2014?
Tujuan
1. Mendeskripsikan tema program acara Wayang Kampung Sebelah yang
ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari -
Maret 2014.
2. Mendeskripsikan sinopsis dalam program acara Wayang Kampung Sebelah
yang ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari-
Maret 2014.
3. Menunjukan seberapa sering isi pesan kritik terhadap pemilu legislatif
ditampilkan dalam Wayang Kampung Sebelah yang ditayangkan setiap hari
Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari - Maret 2014.
Tinjauan Pustaka
a. Kritik Sosial
Kritik sosial berasal dari dua kata yaitu kritik dan sosisal. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia menyatakan, kritik adalah kecaman atau
tanggapan, kadang-kadang disertai uraian pertimbangan baik buruk
terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik membuka diri
untuk diperdebatkan, mencoba untuk meyakinkan orang lain, dan
mengundang kontradiksi. Dengan demikian, kritik menjadi bagian dari
tukar pendapat publik.1
Teori kritis tentang industri budaya dan kritik budaya massa yang
diperkenalkan para pemikir Mazhab Frankfurt, dipandang sebagai teori
pertama yang secara sistematik menganalisis dan mengkritik budaya yang
dimediakan secara massa dan komunikasi massa didalam teori sosial kritis.
Para pemikir Mazhab Frankfurt juga merupakan teoritisi pertama sosial
yang memandang pentingnya apa yang mereka sebut “industri budaya”
dalam reproduksi masyarakat kontemporer, yang didalamnya apa yang
1 Eaglaton, Terry. 2003. Fungsi Kritik. Yogyakarta: Kanisius. 70
7
dikenal sebagai budaya massa dan komunikasi massa berada pada pusat
aktivitas waktu luang, yang menjadi agen sosialisasi yang penting,
mediator realitas politik dan dengan demikian harus dipandang sebagai
institusi utama masyarakat kontemporer dengan berbagai efek sosial,
budaya, politik dan ekonomi. Di lain pihak, kini orang pun juga tidak lagi
bisa membatasi wilayah-wilayah teori kritis hanya pada pemikiran Mazhab
Frankfurt. Sebab dalam perkembanganya, teori kritis kini lebih merupakan
hasil perkawinan silang antara sejumlah pemikiran yang bersifat kritis
terhadap dominasi dan ketidak adilan dalam kehidupan sosial.2
Dalam Soekamto, kata kritik bermakna suatu penilaian yang
dikemukakan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan tentang suatu hal,
dan sosial adalah suatu hal berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau
berkaitan dengan proses sosial.3 Seperti yang telah dikemukakan Soekamto
tersebut, dalam program acara Wayang Kampung Sebelah sebagai sebuah
bentuk komunikasi berupa kritik yang disajikan dalam bentuk pertunjukan
wayang dimana cerita dalam pertunjukan wayang tersebut merupakan
refleksi dari realitas kehidupan masyarakat.
b. Penyebab Kritik
Masyarakat sebagai kumpulan dari sekelompok manusia yang
memiliki kebudayaan dan tradisi yang selalu berubah sesuai dengan
perkembanganya sehingga membentuk suatu aturan tertentu. Di dalam
sebuah hubungan masyarakat terdapat berbagai reaksi dalam menanggapi
hubungan tersebut yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku
masayarakat dan juga perilaku yang lainya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat berupa
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi,
susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapiasan-lapisan dalam
2 Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media. Yogyakarta: LKIS. xxi
3 Soekamto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 464
8
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainya.4
Dinamika perubahan masyarakat ini dapat disebabkan oleh faktor
yang berhubungan erat dan melekat dalam diri masyarakat itu sendiri dan
bisa juga dari faktor eksternal seperti terjadinya perubahan lingkungan,
adanya penemuan-penemuan baru, kebijakan politik baru, pengaruh dari
buadaya lain dan sebagainya.
Narwoko dan Suyanto dalam buku Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan, mengemukakan beberapa perspektif yang menjelaskan tentang
perubahan sosial, misalnya perspektif historis, struktur fungsional,
struktural konflik dan psikologi sosial. Perspektif sosiohistoris merupakan
unsur latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi sebagai
faktor penting terjadinya perubahan sosial. Perspektif fungsionalisme
struktural melihat perubahan sosial sebagai dinamika adaptif sebagai akibat
dari perubahan lingkungan eksternal. Perspektif psikologi sosial
memandang perubahan sosial sebagai akibat dari peran aktor individual
untuk berinteraksi dan berkembang. Sedangkan perspektif konflik
menjelaskan fenomena perubahan sosial sebagai adanya proses sosial
disolatif dalam masyarakat.5
c. Bentuk Kritik
Sejak masa pencerahan di Eropa, kritik sosial dituangkan dalam
bentuk tulisan (sastra). Hal ini dilakukan karena sastra membantu gerakan
kelas menengah sebagai alat untuk memperoleh harga diri mereka serta
mengungkapkan tuntutan-tuntutan manusiawi melawan Negara absolut dan
masyarakat hierarkies.6
Secara garis besar kritik sosial dapat digolongkan menjadi dua jenis
berdasarkan cara pengekspresianya, yaitu kritik sosial yang dilakukan
4 Basrowi, M.S. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indah. 38
5 Narwoko, Dwi dan Suyanto, Bagong. 2007. Sosiologi: Teks Pengantar & Terpaan. Jakarta:
Kencana. 378-379 6 Eaglaton. Op. Cit. hlm. 2
9
secara terbuka dan kritik yang dilakukan secara tertutup atau terselubung.
Kritik sosial secara terbuka merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan
dalam menilai, menganalisis dan mengkaji sebuah fenomena sosial secara
langsung seperti mogok makan, mogok bekerja dan demonstrasi yang
dilakukan secara masal. Sedangkan kritik sosial yang dilakukan secara
terselubung biasanya diekspresikan dalam bentuk seni, seperti karikatur,
musik, drama dan pertunjukan lainya.
Kritik sosial yang diekspresikan melalui pertunjukan seni salah
satunya adalah melalui seni Wayang. Pada jaman kemerdekaan wayang
digunakan sebagai kritik kepada pemerintah dan sekarang wayang masih
eksis berperan serta dalam mengkritisi keadaan sosial masyarakat dan
kebijakan pemerintah.
Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari
cara tradisional, ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan
komunikasi sosial, seni sastra dan media massa. Wahana yang terakhir
inilah, yakni media massa, hingga kini dianggap paling efektif, popular,
rasional serta institusional.7
Kritik yang diusung oleh Wayang Kampung Sebelah merupakan
kritik yang berbentuk seni sastra jawa berupa pertunjukan wayang yang
dikemas secara lebih menarik dan modern serta di sampaikan dengan
menggunakan media massa.
d. Televisi
Secara epistemologi televisi berasal dari dua kata yaitu Tele yang
berarti jauh dan Vision yang berarti penglihatan. Secara harfiah dapat diartikan
bahwa televisi merupakan media yang dapat melihat keadaan dari jarak jauh.
Menurut Effendy Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film
(moving picture).8 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
7 Mas’oed, Dr. Mochtar. 1999. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: Pusat
Penerbit UII Press. 49-50 8 Effendi, Onong Utjana. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV Mandar Maju. 21
10
televisi merupakan gabungan antara radio dan film karena televisi menyiarkan
gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Dari pengertian di atas mengenai televisi jelas disebutkan bahwa
televisi merupakan sebuah media informasi yang menyajikan sebuah tayangan
yang bersifat audio Visual dan dapat dinikmati secara masal. Media televisi
merupakan salah satu media massa yang sangat diminati oleh masyarakat, hal
tersebut terbukti dengan semakin bertambahnya stasiun televisi swasta dari
tahun ke tahun. Televisi juga merupakan media massa yang sering digunakan
oleh khalayak untuk mencari informasi. Munculnya media televisi sebagai
salah satu alat komunikasi massa jarak jauh menandakan bahwa kemajuan
teknologi komunikasi massa telah memberikan suatu fenomena sosial dalam
kehidupan manusia dalam tinjauan interaksi dan harmoni sosial.
Peran media televisi sebagai saluran komunikasi manusia, mencirikan
bahwa proses interaksi manusia merupakan hal terpenting bagi masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan terhadap informasi yang berkembang.
Selain itu, tingkat kepentingan dan kebutuhan masyarakat menjadi terpenuhi
secara terarah dan jelas hal ini terbukti program televisi yang menayangkan
persoalan masyarakat, lebih banyak ditonton oleh masyarakat dibanding
dengan tayangan hiburan, namun penontonnya lebih dewasa dan
berpendidikan, mereka juga dapat memberikan persepsi terhadap muatan acara
yang ada dalam acara televisi yang ditontonnya.9
Media televisi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kehidupan sosial masyarakat, pengaruh tersebut bisa bersifat positif maupun
negatif bahkan pengaruh tersebut dapat merubah sikap terhadap suatu ideologi
tertentu. Hal ini tergantung pada kesiapan masing-masing individu dalam
menghadapi informasi televisi. Faktor yang paling berpengaruh dalam hal
tersebut adalah faktor pendidikan karena pendidikan dapat menjadi sebuah
filter untuk mencegah efek negatif dari tayangan televisi. Faktor pendidikan
juga bisa menjadi tolak ukur untuk memantau sejauh mana sebuah informasi
9 Kuswandi, W. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.
29
11
memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat secara moral maupun
edukasi
.
e. Wayang
Wayang merupakan sebuah hasil kesenian Indonesia yang sangat
terkenal terutama di Pulau jawa dan Bali. Pertunjukan wayang kulit sudah ada
sejak zaman Airlangga (abad IX). Pada mulanya pertunjukan Wayang kulit
disajikan dalam bentuk boneka yang terbuat dari kayu yang ditatah, dimainkan
dengan menggunakan layar (kelir) dan dalam perkembanganya pada abad XII
wayang telah disajikan dengan iringan musik seperti tudungan, saron keramik.
Isi yang disampaikan oleh Dhalang yang semula merupakan sebuah upacara
religius atau ritual sudah berubah sebagai seni pertunjukan yang
mengutamakan nilai dan etis.10
Prof. Kern menyatakan bahwa kata wayang berasal dari bahasa Bikol
(jawa kuno) yaitu wod dan yang. Kira-kira artinya gerakan yang berulang
ulang, tidak tetap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa wayang artinya
bayangan yang bergoyang, bolak-balik (berulang ulang) atau mondar-mandir
tidak tetap tempatnya.11
Mengenai asal usul wayang kulit itu ada beberapa pendapat. Kalau kita
kelompokan terdapat tiga pendapat yang berbeda dari para ahli, yaitu ada yang
menyatakan wayang berasal dari India, dipihak lain menyatakan bahwa
wayang berasal dari China, dan dipihak lain mengemukakan bahwa wayang
kulit merupakan hasil seni dari kebudayaan tanah Jawa.
f. Wayang Kontemporer
Seni kontemporer merupakan perkembangan dari seni tradisional karena
adanya pengaruh modernisasi. Kontemporer sendiri dapat diartkan sebagai
penghubungan masa lalu yeng kemudian mencoba memaknai kekinian dan
10
Soetarno, Sarwanto, Sudarko. 2007. Sejarah Pedalangan. Surakarta: Institut Seni Indonesia
Surakarta dan CV Cendrawasih. 7 11
Mertosedono, Amir. 1990. Sejarah Wayang: Asal Usul, Jenis dan Cirinya. Semarang: Dahara
Prize. 28
12
merefleksikanya di masa depan, menjadi semacam jembatan untuk memahami
masa lalu juga.12
Wayang kontemporer sebagai bentuk dari wayang klasik timbul melalui
gagasan para pelaku seni guna mempertahankan minat masyarakat terhadap
pertunjukan wayang. Selain bentuk karakter wayang yang berubah dan
semakin bervariasi, cerita wayang pun juga mengalami perubahan. Wayang
klasik baisa menyajikan cerita Mahabharata dan Ramayana, sekarang wayang
kontemporer lebih menonjolkan cerita tentang kehidupan masyarakat masa
sekarang. Dalam pertunjukanya wayang kontemporer berperan penting dalam
menanggapi dan mengkritisi kondisi masyarakat saat ini dalam bidang politik,
pemerintahan, ekonomi, pembangunan dan sosial budaya.
g. Wayang Sebagai Media Komunikasi
Kathy Foley menyatakan wayang mempunyai dua fungsi utama dalam
kehidupan sosial politik, yaitu: pertama, sebagai terompet pemerintah untuk
masyarakat, dan kedua, sebagai alat untuk menyampaikan kehendak
masyarakat untuk pemerintahnya. Dengan demikian, wayang dapat dijadikan
alat komunikasi dua arah.13
Dalam kajian ilmu komunikasi secara sederhana komunikasi memiliki
unsur sumber (source), pesan (Message), media (channel) dan penerima
(receiver). Dalam menyampaikan sebuah pesan media memiliki peranan yang
sangat penting dalam menghubungkan sumber dan penerima pesan. Jika
media yang digunakan dalam komunikasi merupakan wayang maka wayang
berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan penyampai pesan yaitu
Dhalang dengan penerima pesan yaitu penonton, dan sebaliknya.
Dalam sebuah proses komunikasi pasti akan ditemukan beberapa
batasan dan keterbatasan-keterbatasan. Berbagai keterbatasan tersebut muncul
karena adanya faktor-faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
12
“Wayang Beber Kontemporer” https://waybemetro.wordpress.com/2012/04/. 07/07/2014/15.43 13
Kominfo. 2011. Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam Diseminasi Informasi.
Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jenderal Informasi dan
Komunikasi Publik. 58
13
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi source/Dhalang
Kanti Waluyo menyatakan bahwa dari berbagai hasil penelitian ditemukan
berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi melalui wayang, yakni
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sumber yaitu Dhalang.
Efektifitas pesan yang disampaikan Dhalang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu pengetahuan umum baik mengenai seni pedhalangan maupun
pesan-pesan pembangunan dan pengalaman mendhalang, kemampuan
seorang Dhalang dalam berkomunikasi, penguasaan terhadap norma-
norma yang berlaku di tempat pagelaran wayang dan perkumpulan
Dhalang yang diikuti.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Channel/wayang kulit.
Sebagai media tradisional wayang mempunyai sedikit perbedaan dengan
media sekarang, yaitu sifat media terikat oleh pakem, memberikan
santapan rohani, menghibur dan tidak menggurui, penonton terbatas, dan
pagelaran yang bagus sangat dipengaruhi oleh suara dhalang dan segi
estetika
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi situasi dan lingkungan.
Pagelaran wayang selama 8 jam non-stop membuat penonton bebas mau
melihat bagian mana. Keadaan tersebut menunjukan bahwa audiens
memiliki kemampuan untuk memilih pesan-pesan yang disukai sesuai
dengan kebutuhanya. Dengan demikian, tidak seluruh pesan yang
disampaikan Dhalang dapat diterima oleh audiens.14
Sajian dan Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk mengolah data guna mendapatkan prosentase
frekuensi kemunculan pesan kritik pemilu menggunakan rumus sebagai berikut: 15
14
Ibid. hal. 61-64 15
Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 43
14
P =
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Temuan
Penelitian ini dilakukan menggunakan 5 unit analisi dengan harapan
penelitian ini mendapatkan hasil dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Unit
analisis tersebut adalah:
1. Unit Fisik, pencatatan berdasarkan penghitungan durasi percakapan antar
tokoh.
Tabel 1
Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang
Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014
Menggunakan Unit Fisik
No KATEGORISASI PESAN F %
1 Kritik terhadap calon legislatif 1123 40.45
2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 882 31.77
3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 771 27.78
JUMLAH 2776 100
Sumber : hasil koding peneliti
Dari hasil perhitungan frekuensi diatas ditemukan bahwa pesan kritik
pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap calon legislatif sebanyak 1123
detik (40,45%), kemudian pesan kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif
sebanyak 882 detik (31,77%), dan yang terakhir pesan kritik terhadap
pelaksanaan pemilu sebesar 771 detik (27,78%).
2. Unit Sintaksis, pencatatan bahasa verbal berdasarkan kata dimana kata yang
berbeda tetapi mempunyai makna yang sama dihitung sebagai kesatuan yang
berbeda.
15
Tabel 2
Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang
Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014
Menggunakan Unit Sintaksis
No KATEGORISASI PESAN F %
1 Kritik terhadap calon legislatif 234 60
2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 93 23.85
3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 63 16.15
JUMLAH 390 100
Sumber : hasil koding peneliti
Dari hasil perhitungan frekuensi menggunakan unit sintaksis diatas
ditemukan bahwa pesan kritik pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap
calon legislatif sebanyak 234 kata (60%), kemudian pesan kritik terhadap
kampanye oleh calon legislatif sebanyak 93 kata (23,857%), dan yang terakhir
pesan kritik terhadap pelaksanaan pemilu sebesar 63 kata (16,15%).
3. Unit Referensi, pencatatan bahasa verbal berdasarkan kata. Dimana kata yang
berbeda tetapi mempunyai kesamaan makna dihitung sebagai kesatuan yang
sama.
Tabel 3
Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang
Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014
Menggunakan Unit Referensi
No KATEGORISASI PESAN F %
1 Kritik terhadap calon legislatif 305 49.35
2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 211 34.14
3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 102 16.51
JUMLAH 618 100
Sumber : hasil koding peneliti
Dari hasil perhitungan frekuensi menggunakan unit referensi diatas
ditemukan bahwa pesan kritik pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap
16
calon legislatif sebanyak 305 kata (49,35%), kemudian pesan kritik terhadap
kampanye oleh calon legislatif sebanyak 211 kata (34,14%), dan yang terakhir
pesan kritik terhadap pelaksanaan pemilu sebesar 102 kata (16,51%).
4. Unit Proposisional, penghitungan berdasarkan topik utama yang diangkat
dalam satu scene dalam satu episode.
Tabel 4
Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang
Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014
Menggunakan Unit Proposisional
No KATEGORISASI PESAN F (Scene) %
1 Kritik terhadap calon legislatif 4 33.3
2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 6 50
3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 2 16.7
JUMLAH 12 100
Sumber : hasil koding peneliti
Dari hasil perhitungan frekuensi menggunakan unit proposisional
diatas ditemukan bahwa pesan kritik pemilu yang paling banyak adalah pesan
kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif sebanyak 6 scene (50%),
kemudian ditemukan pesan kritik terhadap calon legislatif sebanyak 4 scene
(33,3%), dan yang terakhir pesan kritik terhadap pelaksanaan pemilu sebanyak
2 scene (16,7%).
5. Unit Tematik, penghitungan berdasarkan tema utama dalam sebuah episode.
Tabel 5
Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang
Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014
Menggunakan Unit Tematik
No KATEGORISASI PESAN F %
1 Kritik terhadap calon legislatif 3 75
2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 0 0
3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 1 25
JUMLAH 4 100
Sumber : hasil koding peneliti
17
Dari hasil perhitungan frekuensi menggunkan unit tematik diatas
ditemukan bahwa pesan kritik pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap
calon legislatif sebanyak 3 episode (75%), kemudian pesan kritik terhadap
pelaksanaan pemilu sebanyak 1 episode (25%), dan tidak ada satu episode pun
yang mempunyai tema tentang kritik terhadap pelaksanaan pemilu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan unit analisis yang
berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pula pada setiap kategorinya. Terbukti
dengan menggunakan 5 unit analisis dalam penelitian ini, pada unit proposisional
menunjukan hasil pesan kritik terhadap kampanye yang dilakukan oleh calon
legislatif mendominasi temuan pesan kritik pemilu. Sedangkan 4 unit analisis lain
menunjukan bahwa pesan yang mendominasi pesan kritik pemilu adalah pesan
kritik terhadap calon legislatif.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini
dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendeskripsian tema dalam program acara Wayang Kampung Sebelah periode
Februari – Maret 2014, pada 4 episode sampel semuanya memiliki tema
tentang kritik pemilu.
2. Pendeskripsian sinopsis dalam program acara Wayang Kampung Sebelah
periode Februari – Maret 2014. Pada episode dengan judul Arus Artis
Mendadak Caleg bercerita tentang calon legislatif yang tidak mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan tetapi nekat mencalonkan diri
sebagai calon legislatif. Dalam episode Hutang Janji Dibayar Janji bercerita
tentang calon legislatif yang mengingkari janji yang diberikan ketika
kampanye. Pada episode Wakil Rakyat Salah Alamat bercerita tentang calon
legislatif yang tidak tahu apa yang akan beliau kerjakan ketika sudah menjadi
wakil rakyat. Kemudian pada episode Pesta Demokrasi bercerita tentang
pelaksanaan demokrasi yang tidak tepat yaitu menganggap bahwa demokrasi
adalah bebas tanpa batas.
18
3. Dalam penelitian analisis isi pesan kritik pemilu pada program acara Wayang
Kampung Sebelah periode Februari – Maret 2014 di MNC TV ditemukan
bahwa pesan kritik pemilu dengan kategori pesan kritik terhadap calon
legislatif mempunyai frekuensi tertinggi. Terbukti dari penggunaan 5 unit
analisis yang berbeda, 4 unit analisis yaitu, unit fisik, unit sintaksis, unit
referensi dan unit tematik menunjukan bahwa prosentase tertinggi ditempati
oleh pesan kritik terhadap calon legislatif. Sedangkan satu unit lainya yaitu,
unit proposisional prosentase tertinggi ditempati oleh pesan kritik terhadap
kampanye yang dilakukan oleh calon legislatif.
Saran
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa terdapat kritik terhadap pemilu dan terdpat kritik
terhadap peristiwa-peristiwa aktual yang diangkat atau disajikan oleh program
acara Wayang Kampung Sebelah di MNC Tv. Saran peneliti adalah agar
program acara Wayang Kampung Sebelah bisa menjadi contoh bagi program
acara lain bahwa media apapun hendaknya menyajikan sajian yang berguna
kepada audience dan bukan hanya menjadi media penghibur saja tanpa muatan
apa-apa.
2. Penelitian ini telah berhasil dilakukan dengan menggunkan metode analisis isi
kuantitatif terhadap program acara Wayang Kampung Sebelah di MNC TV
untuk mengkaji muatan kritik pemilu pada tayangan program acara ini periode
Februari-Maret 2014. Penelitan ini hanya berfokus kepada pencarian hasil
penelitian secara kuantitatif, sementara peneliti menilai kajian ini cukup
menarik untu diteliti menggunakan metode lain seperti analisis wacana untuk
mencari hasil yang berkaitan dengan kritik pemilu untuk dijadikan
perbandingan dengan metode kuantitatif ini.
19
Daftar Pustaka
Eaglaton, Terry. (2003). Fungsi Kritik. Yogyakarta: Kanisius.
Effendy, Onong Utjana. (1991). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV
Mandar Maju.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LKIS
Kominfo. (2011). Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam
Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika
RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik.
Kuswandi, W. (1996). Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mas’oed, Dr. Mochtar. (1999). Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan.
Yogyakarta: Pusat Penerbit UII Press.
Mertosedono, Amir. (1990). Sejarah Wayang: Asal Usul, Jenis dan Cirinya.
Semarang: Dahara Prize.
Narwoko, Dwi dan Suyanto, Bagong. (2007). Sosiologi: Teks Pengantar &
Terapan. Jakarta: Kencana.
Soekamto, Soerjono. (1993). Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soetarno, Sarwanto, Sudarko. (2007). Sejarah Pedalangan. Surakarta: Institut
Seni Indonesia Surakarta dan CV Cendrawasih.
Sudijono, Anas. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wayang Beber Kontemporer” https://waybemetro.wordpress.com/2012/04/.
07/07/2014/15.43