utlook - bulelengkab.go.id · lada pada lingkup nasional dan dunia selama 10-30 tahun terakhir...
TRANSCRIPT
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i
OUTLOOK LADA
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015
ISSN 1907-1507
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii
OUTLOOK LADA
ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 68 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi. Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Ir. Noviati, MSi. Naskah : Ir. Anna Astrid Susanti, MSi. Design Sampul : Victor Saulus Bonavia Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditas Pertanian.
Publikasi Outlook Lada Tahun 2015 merupakan salah satu bagian dari
Outlook Komoditas Pertanian, yang menyajikan keragaan data series komoditi
lada pada lingkup nasional dan dunia selama 10-30 tahun terakhir serta
dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik
dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun juga
dalam bentuk soft copy (CD) dan dapat dengan mudah diperoleh atau diakses
melalui website Pusdatin yaitu http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/ .
Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat
memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi lada secara lebih
lengkap dan menyeluruh.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
Jakarta, Oktober 2015 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Dr. Ir. Suwandi, MSi. NIP.19670323.199203.1.003
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................xv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................. 1
1.2. TUJUAN ......................................................................... 2
1.3. RUANG LINGKUP ............................................................... 2
BAB II. METODOLOGI ........................................................................ 3
2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ............................................. 3
2.2. METODE ANALISIS ............................................................. 4
BAB III. KERAGAAN LADA NASIONAL ..................................................... 7
3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
LADA NASIONAL ............................................................... 7
3.1.1. Perkembangan Luas Areal Lada Nasional ....................... 7
3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Lada
Nasional .............................................................. 9
3.1.3. Sentra Produksi Lada Nasional ................................... 10
3.2. PERKEMBANGAN KONSUMSI PER KAPITA LADA NASIONAL ............. 13
3.3. PERKEMBANGAN HARGA LADA NASIONAL ................................ 14
3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR LADA NASIONAL ................. 15
3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Lada Nasional ................. 15
3.4.2. Perkembangan Volume Impor Lada Nasional .................. 17
3.4.3. Perkembangan Neraca Perdagangan Lada Nasional .......... 17
BAB IV. KERAGAAN LADA ASEAN DAN DUNIA ......................................... 19
4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI
DAN PRODUKTIVITAS LADA ASEAN DAN DUNIA .......................... 19
2015 OUTLOOK LADA
viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada ASEAN ....................................... 19
4.1.2. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada Dunia ........................................ 21
4.1.3. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada ASEAN ....................................... 23
4.1.4. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada Dunia ........................................ 26
4.2. PERKEMBANGAN HARGA LADA DUNIA.................................... 28
4.3. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR LADA ASEAN DAN DUNIA ...... 29
4.3.1. Perkembangan Volume Ekspor Lada ASEAN ................... 29
4.3.2. Perkembangan Volume Impor Lada ASEAN.................... 30
4.3.3. Perkembangan Volume Ekspor Lada Dunia ................... 30
4.3.4. Perkembangan Volume Impor Lada Dunia .................... 32
4.4. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN LADA ASEAN DAN DUNIA ............ 34
4.4.1. Perkembangan Ketersediaan Lada ASEAN ..................... 34
4.4.2. Perkembangan Ketersediaan Lada Dunia ..................... 35
BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN .................................... 37
5.1. PROYEKSI PENAWARAN LADA DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 ..... 37
5.2. PROYEKSI PERMINTAAN LADA DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 ..... 38
5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT LADA DI INDONESIA TAHUN
2015-2019 ................................................................... 39
5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN LADA DI ASEAN TAHUN 2015-2019 ........ 40
5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN LADA DUNIA TAHUN 2015-2019 ........... 41
KESIMPULAN ................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 45
LAMPIRAN ................................................................................ 47
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data ................................ 3
Tabel 3.1. Rata-rata Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal dan
Produksi Lada di Indonesia, 1980-2014 ................................... 8
Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Penawaran Lada Indonesia, 2015-2019 ................ 37
Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Lada Indonesia, 2015-2019 ................ 38
Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Lada Indonesia, 2015-2019 .................. 39
Tabel 5.4. Proyeksi Ketersediaan Lada di ASEAN, 2015-2019 ..................... 40
Tabel 5.5. Proyeksi Ketersediaan Lada Dunia, 2015-2019 ......................... 41
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Lada di Indonesia Menurut
Status Pengusahaan, 1980-2014 ......................................... 8
Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Lada di Indonesia Menurut
Status Pengusahaan, 1980-2014 ......................................... 9
Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Lada di Indonesia,
1990-2014 .................................................................. 10
Gambar 3.4. Kontribusi Produksi Lada Beberapa Provinsi Sentra di
Indonesia, Rata-rata 2010-2014 ........................................ 11
Gambar 3.5. Kontribusi Produksi Lada Beberapa Kabupaten Sentra di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2013 ........................... 12
Gambar 3.6. Kontribusi Produksi Lada Beberapa Kabupaten Sentra di
Provinsi Lampung, 2013 .................................................. 12
Gambar 3.7. Perkembangan Konsumsi Lada di Indonesia,2002-2014 ............. 13
Gambar 3.8. Perkembangan Harga Lada di Pasar Domestik di Indonesia,
2001-2013 .................................................................. 14
Gambar 3.9. Perkembangan Harga Ekspor Lada Indonesia di Pasar Dunia,
2000-2014 .................................................................. 15
Gambar 3.10. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Lada
Indonesia, 2000-2014 ..................................................... 16
Gambar 3.11. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca
Perdagangan Lada Indonesia, 2010-2014 .............................. 18
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Lada ASEAN,
1980-2013 .................................................................. 19
Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Lada ASEAN, 1980-2013 .................... 20
Gambar 4.3. Perkembangan Produktivitas Lada ASEAN, 1980-2013 .............. 21
Gambar 4.4. Perkembangan Luas Areal Lada Dunia, 1980-2013 .................. 21
Gambar 4.5. Perkembangan Produksi Lada Dunia, 1980-2013 ..................... 22
Gambar 4.6. Perkembangan Produktivitas Lada Dunia, 1980-2013 ............... 23
2015 OUTLOOK LADA
xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Gambar 4.7. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Lada
Terbesar di ASEAN, Rata-rata 2009-2013 ............................. 24
Gambar 4.8. Beberapa Negara Produsen Lada Terbesar di ASEAN, Rata-
rata 2009-2013 ............................................................ 25
Gambar 4.9. Beberapa Negara dengan Produktivitas Lada Terbesar di
ASEAN, Rata-rata 2009-2013 ............................................ 25
Gambar 4.10. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Lada
Terbesar di Dunia, Rata-rata 2009-2013 .............................. 26
Gambar 4.11. Beberapa Negara Produsen Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata
2009-2013 .................................................................. 27
Gambar 4.12. Beberapa Negara dengan Produktivitas Lada Terbesar di
Dunia, Rata-rata 2009-2013 ............................................. 28
Gambar 4.13. Beberapa Negara dengan Harga Lada Tertinggi di Dunia,
Rata-rata 2008-2012 ...................................................... 28
Gambar 4.14 Perkembangan Volume Ekspor Lada Negara ASEAN, 1980-
2012 ......................................................................... 29
Gambar 4.15. Perkembangan Volume Impor Lada Negara ASEAN, 1980-2012 .... 30
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor Lada Dunia, 1980-2012 ............. 31
Gambar 4.17. Beberapa Negara Eksportir Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata
2008-2012 .................................................................. 32
Gambar 4.18. Perkembangan Volume Impor Lada Dunia, 1980-2011 .............. 33
Gambar 4.19. Beberapa Negara Importir Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata
2008-2012 .................................................................. 34
Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Lada ASEAN, 1980-2012 ............... 35
Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Lada Dunia, 1980-2012................ 36
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Lada di Indonesia Menurut
Status Pengusahaan, 1980-2014 ...................................... 49
Lampiran 2. Perkembangan Produksi Lada di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan, 1980-2014 .............................................. 50
Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Lada di Indonesia Menurut
Status Pengusahaan, 1990-2014 ...................................... 51
Lampiran 4. Beberapa Provinsi Sentra Produksi Lada di Indonesia, 2010-
2014 ...................................................................... 52
Lampiran 5. Beberapa Kabupaten Sentra Produksi Lada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, 2013 ................................... 52
Lampiran 6. Beberapa Kabupaten Sentra Produksi Lada di Provinsi
Lampung, 2013 .......................................................... 53
Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Lada di Indonesia, 2002-2014 .......... 54
Lampiran 8. Perkembangan Harga Lada di Pasar Domestik di Indonesia,
2001-2013 ................................................................ 55
Lampiran 9. Perkembangan Harga Ekspor Lada Indonesia, 2000-2014 ........ 56
Lampiran 10. Perkembangan Ekspor, Impor Lada dan Neraca Lada
Indonesia, 2000-2014 .................................................. 57
Lampiran 11. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada Negara ASEAN, 1980-2013 ..................... 58
Lampiran 12. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Lada
Dunia, 1980-2013 ....................................................... 59
Lampiran 13. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Lada
Terbesar di Dunia, 2009-2013 ........................................ 60
Lampiran 14. Beberapa Negara Produsen Lada Terbesar di Dunia, 2009-
2013 ...................................................................... 60
Lampiran 15. Perkembangan Harga Produsen Lada di Dunia, 2008-2012....... 61
Lampiran 16. Perkembangan Ekspor dan Impor Lada Negara ASEAN,
1980-2012 ................................................................ 62
2015 OUTLOOK LADA
xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 17. Perkembangan Ekspor dan Impor Lada Dunia, 1980-2012 ........ 63
Lampiran 18. Beberapa Negara dengan Volume Ekspor Lada Terbesar di
Dunia, 2008-2012 ....................................................... 64
Lampiran 19. Beberapa Negara dengan Volume Impor Lada Terbesar di
Dunia, 2008-2012 ....................................................... 64
Lampiran 20. Perkembangan Ketersediaan Lada di ASEAN, 1980-2012 ......... 65
Lampiran 21. Perkembangan ketersediaan Lada di Dunia, 1980-2012 .......... 66
Lampiran 22. Hasil Pengolahan Data Produksi Lada Menggunakan Model
Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential
Smoothing) .............................................................. 67
Lampiran 23. Hasil Pengolahan Data Konsumsi Menggunakan Model Trend
Analysis Linear .......................................................... 67
Lampiran 24. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Lada ASEAN
Menggunakan Model Double Exponential Smoothing ............. 68
Lampiran 25. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Lada Dunia
Menggunakan Model Double Exponential Smoothing ............. 68
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Lada merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan
Indonesia yang telah dikenal di seluruh dunia. Perkembangan luas areal lada
mengalami penurunan terutama dalam lima tahun terakhir, tetapi produksinya
justru meningkat sehingga produktivitas lada juga meningkat. Sementara itu
perkembangan konsumsi lada per kapita juga cenderung meningkat yang disertai
dengan peningkatan harga lada di pasar domestik maupun di pasar dunia.
Produksi lada nasional sebagian besar digunakan untuk keperluan ekspor.
Dalam perdagangan internasional, volume ekspor lada Indonesia cenderung
menurun karena kalah bersaing dengan lada dari Vietnam. Sebaliknya, volume
impor lada, meskipun jauh lebih kecil daripada volume ekspor, tetapi meningkat
pesat. Neraca perdagangan lada Indonesia hingga tahun 2014 masih berada pada
posisi surplus.
Perkembangan lada di ASEAN dan dunia mempunyai kecenderungan yang
hampir serupa dengan perkembangan lada nasional, dimana penurunan laju
pertumbuhan terjadi pada luas tanaman menghasilkan pada periode lima tahun
terakhir. sedangkan produksi dan produktivitas cenderung meningkat. Untuk
tingkat ASEAN dan dunia, Vietnam dan Indonesia memegang peranan sebagai
produsen dan sekaligus eksportir lada terbesar.
Selanjutnya, untuk mengetahui peluang pengembangan lada Indonesia
untuk lima tahun ke depan, maka disusun proyeksi penawaran dan permintaan
lada. Hingga tahun 2019, Indonesia diproyeksikan masih akan mengalami surplus.
Surplus tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hotel, restoran dan
industri olahan lada, serta untuk menambah devisa negara melalui kegiatan
ekspor.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Lada (Piper nigrum L.) adalah salah satu komoditas unggulan sub sektor
perkebunan yang mempunyai potensi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi
Indonesia karena mempunyai kontribusi terhadap devisa negara. Selain itu lada
juga merupakan salah satu jenis rempah yang sangat khas dan tidak dapat
digantikan oleh rempah lainnya (Kementerian Pertanian, 2013). Bahkan sejak
jaman dahulu Indonesia dikenal sebagai produsen lada utama di dunia, terutama
lada hitam (Lampung black pepper) yang dihasilkan di Lampung dan lada putih
(Muntok white pepper) yang dihasilkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kedua jenis lada ini digunakan sebagai standar perdagangan lada dunia
(Departemen Pertanian, 2009).
Prospek komoditi lada Indonesia juga dapat dilihat dari potensi pasar
domestik yang cukup besar, yaitu dengan semakin berkembangnya industri
makanan yang yang menggunakan bumbu dari lada dan industri kesehatan yang
menggunakan lada sebagai obat serta meningkatnya minat masyarakat dalam
menggunakan lada sebagai penyedap makanan (Marlinda, 2008). Prospek lada
akan semakin besar sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia.
Beberapa tahun terakhir kontribusi lada Indonesia di pasar dunia
mengalami penurunan dan digantikan oleh Vietnam. Jika pada tahun 2000
Indonesia menjadi eksportir lada utama dunia, maka sejak tahun 2001 posisi
tersebut digantikan oleh Vietnam. Pada tahun 2006 posisi Indonesia kembali
turun menjadi nomor tiga dunia digantikan oleh Brazil yang menduduki peringkat
kedua. Tahun 2008 ekspor Indonesia mampu mengungguli Brazil dan kembali naik
ke peringkat kedua.
Meskipun merupakan komoditi unggulan, secara umum usaha tani lada
rakyat masih memiliki banyak kekurangan, bahkan dalam beberapa tahun
terakhir terjadi pengurangan areal lada yang disebabkan antara lain oleh:
2015 OUTLOOK LADA
2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
(a) kekeringan; (b) serangan hama dan penyakit, terutama penyakit busuk
pangkal batang dan penyakit kuning; dan (c) konversi areal lada menjadi
pertambangan atau lahan perkebunan lain, seperti kelapa sawit, karet atau
kakao. Selain itu rendahnya produktivitas lada juga mengakibatkan produksi lada
menjadi kurang maksimal (Kementerian Pertanian, 2013). Budidaya lada nasional
yang hampir seluruhnya dikelola oleh Perkebunan Rakyat masih belum
menerapkan teknologi budidaya secara tepat, mutu hasil rendah karena panen
dan pengolahan masih bersifat tradisional serta kebersihan/kesehatan produk
belum terjamin (Kementerian Pertanian, 2007).
Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditi lada dalam mendukung
sektor pertanian di Indonesia, maka diperlukan informasi tentang perkembangan
lada di Indonesia yang dilengkapi dengan proyeksi penawaran dan permintaan
lada untuk beberapa tahun ke depan.
1.2. TUJUAN
Tujuan penyusunan Outlook Lada adalah untuk memberikan informasi
tentang perkembangan lada di Indonesia serta proyeksi penawaran dan
permintaan lada untuk beberapa tahun ke depan.
1.3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penyusunan Outlook Lada adalah:
a. Identifikasi peubah-peubah yang dianalisis yang mencakup luas areal,
produksi, produktivitas, konsumsi, harga, ekspor dan impor.
b. Penyusunan analisis komoditi lada pada situasi nasional, ASEAN dan dunia
serta penyusunan proyeksi komoditi lada tahun 2015-2019.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3
BAB II. METODOLOGI
2.1 SUMBER DATA DAN INFORMASI
Outlook Lada tahun 2015 disusun berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari data sekunder yang bersumber dari instansi terkait di lingkup
Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Jenis
variabel, periode dan sumber data disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data
No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan
1. Luas areal lada Indonesia
1980-2014 Direktorat Jenderal Perkebunan
2. Produksi lada Indonesia
1980-2014 Direktorat Jenderal Perkebunan
Wujud biji kering
3. Produktivitas lada Indonesia
1980-2014 Direktorat Jenderal Perkebunan
Wujud biji kering
4. Konsumsi lada Indonesia
2002-2014 Badan Pusat Statistik Data hasil SUSENAS
5. Harga lada di pasar dalam negeri Indonesia
2001-2013 Direktorat Jenderal Perkebunan
Wujud biji kering
6. Ekspor impor lada Indonesia
2000-2014 Badan Pusat Statistik Kode HS yang digunakan: 0904111000, 0904112000, 0904119000, 0904121000, 0904122000, 0904129000
7. Luas tanaman menghasilkan lada ASEAN dan dunia
1980-2013 FAO
8. Produksi lada ASEAN dan dunia
1980-2013 FAO Wujud biji kering
9. Ekspor impor lada ASEAN dan dunia
1980-2012 FAO Wujud biji kering
2015 OUTLOOK LADA
4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2.2. METODE ANALISIS
Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Lada adalah sebagai
berikut:
2.2.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui perkembangan komoditi
lada yang dilakukan berdasarkan ketersediaan data series untuk indikator luas
areal, produksi, produktivitas, konsumsi, harga, ekspor dan impor. Analisis
deskriptif dilakukan baik untuk data series nasional, ASEAN maupun dunia.
2.2.2. Analisis Penawaran
Penawaran komoditi lada merupakan representasi dari produksi lada dalam
negeri. Variabel produksi diproyeksikan dengan menggunakan metode pemulusan
eksponensial berganda (double exponential smoothing).
Metode pemulusan eksponensial berganda digunakan jika data
menunjukkan adanya trend. Dengan metode ini dilakukan pemulusan sederhana
dengan dua komponen yang harus dimutakhirkan setiap periode, yaitu komponen
level dan trend. Level adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai data pada akhir
masing-masing periode, sedangkan trend adalah estimasi yang dimuluskan dari
pertumbuhan rata-rata pada akhir masing-masing periode (Subagyo, 1986).
Rumus estimasi dengan metode pemulusan eksponensial berganda adalah
sebagai berikut:
St = α * Yt + (1 – α) * (St-1 + bt-1)
bt = Υ * (St – St-1) + (1 – Υ) * bt-1
dimana:
St = peramalan/estimasi untuk periode t.
Yt = Nilai aktual time series
α = konstanta perataan antara 0 dan 1
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5
2.2.3. Analisis Permintaan
Analisis permintaan komoditi lada dalam negeri merupakan analisis
konsumsi lada di Indonesia berdasarkan data pengeluaran untuk konsumsi dari
hasil SUSENAS Badan Pusat Statistik. Data pengeluaran untuk konsumsi lada
SUSENAS diperoleh dalam satuan kg/kapita sehingga harus dikalikan dengan
jumlah penduduk agar diperoleh konsumsi nasional.
Karena keterbatasan ketersediaan data, analisis untuk proyeksi permintaan
lada hanya menggunakan model analisis trend linear (trend analysis linear).
Periode series data yang digunakan adalah tahunan.
2.3. Kelayakan Model
Ukuran kelayakan atau ketepatan suatu model deret waktu ditunjukkan
oleh besarnya nilai MAPE (Mean Percentage Error), MAD (Mean Absolute
Deviation) dan MSD (Mean Squared Deviation). Semakin kecil nilai MAPE, MAD
dan MSD menunjukkan bahwa model yang digunakan semakin akurat (Subagyo,
1986).
MAPE merupakan ukuran ketepatan relatif yang digunakan untuk
mengetahui persentase penyimpangan hasil peramalan. Rumus persamaan MAPE
adalah sebagai berikut:
dimana PE (Percentage Error) diperoleh dengan rumus:
dengan Xt = data aktual pada periode ke-t
Ft = data hasil peramalan pada periode ke-t
Dalam tahap peramalan penggunaan MAD dan MSD sebagai suatu ukuran
ketepatan model dapat menimbulkan masalah. Ukuran ini tidak memudahkan
perbandingan antar deret dengan skala yang berbeda dan untuk selang waktu
yang berbeda, karena MAD dan MSD merupakan ukuran absolut yang sangat
tergantung pada skala dari data deret waktu. Selain itu interpretasi nilai MSD
2015 OUTLOOK LADA
6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
tidak bersifat intuitif, karena ukuran ini menyangkut pengkuadratan sederetan
nilai (Subagyo, 1998). Dengan keterbatasan MAD dan MSD sebagai ukuran
ketepatan peramalan, maka digunakan MAPE sebagai ukuran kelayakan atau
ketepatan model dalam estimasi.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7
BAB III. KERAGAAN LADA NASIONAL
3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS LADA NASIONAL
3.1.1. Perkembangan Luas Areal Lada Nasional
Menurut data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, perkembangan luas
areal lada di Indonesia selama periode tahun 1980-2014 cenderung meningkat
(Gambar 3.1), yaitu dari 68,55 ribu ha pada tahun 1980 menjadi 172,62 ribu ha
pada tahun 2014. Rata-rata peningkatan luas areal lada mencapai 3,07% per
tahun. Luas areal tertinggi dicapai pada tahun 2003 sebesar 204,36 ha. Setelah
tahun 2003, luas areal lada nasional mengalami penurunan yang disebabkan oleh
konversi tanaman lada ke komoditas perkebunan lainnya. Dalam lima tahun
terakhir terjadi penurunan luas areal lada Indonesia sebesar 1,46% per tahun.
Berdasarkan status pengusahaannya, perkebunan lada dibedakan menjadi
perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar swasta (PBS), sedangkan
perkebunan besar negara (PBN) tidak mengusahakan lada. Dari kedua jenis
pengusahaan tersebut, PR menguasai 99,87% luas areal lada Indonesia dan
sisanya sebesar 0,13% dimiliki oleh PBS (Tabel 3.1). Oleh karena itu kenaikan
atau penurunan luas areal lada nasional sangat ditentukan oleh kenaikan atau
penurunan luas areal lada PR. Perkebunan lada yang sebagian besar merupakan
PR, masih dikelola secara tradisional oleh rakyat dengan pengetahuan teknologi
budidaya yang masih rendah (Marlinda, 2008). Hal ini mengakibatkan PR sangat
rentan terhadap serangan hama penyakit sehingga produksi yang diperoleh tidak
optimal. Dengan modal yang terbatas maka petani lebih memilih untuk
mengalihkan usahanya ke komoditas perkebunan lainnya yang dianggap lebih
memberikan keuntungan daripada lada, yang mengakibatkan terjadinya
penurunan luas areal lada nasional.
Lada juga dianggap komoditi yang kurang menarik oleh pengusaha-
pengusaha PBS. Hal ini diindikasikan dengan menurunnya luas areal lada PBS
2015 OUTLOOK LADA
8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
secara signifikan pada tahun 2006-2007 hingga lebih dari 80%. Saat ini luas areal
lada milik PBS hanya sebesar 4 ha atau 0,002% dari total luas areal lada
Indonesia. Perkembangan luas areal lada di Indonesia menurut jenis
pengusahaannya disajikan secara rinci dalam Lampiran 1.
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
(Ha)
PR PBS Indonesia
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Lada di Indonesia Menurut Status Pengusahaan,1980–2014
Tabel 3.1. Rata-rata Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal dan Produksi Lada di Indonesia, 1980–2014
PR PBN PBS Indonesia PR PBN PBS Indonesia
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1980-2014*) 3,08 0,00 8,67 3,07 3,38 0,00 15,97 3,38
1980-2009 3,86 0,00 10,16 3,85 3,60 0,00 15,27 3,59
2010-2014*) -1,46 0,00 0,00 -1,46 2,12 0,00 20,00 2,12
Rata-rata Kontribusi (%)
1980-2014*) 99,87 0,00 0,13 100,00 99,93 0,00 0,07 100,00
1980-2009 99,84 0,00 0,16 100,00 99,92 0,00 0,08 100,00
2010-2014*) 100,00 0,00 0,00 100,00 100,00 0,00 0,00 100,00
TahunLuas Areal (Ha) Produksi (Ton)
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9
3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Lada Nasional
Jika ditinjau dari produksinya, selama kurun waktu 1980-2014 produksi lada
Indonesia juga berfluktuasi (Gambar 3.2) dan cenderung meningkat. Rata-rata
produksi lada Indonesia mengalami peningkatan sebesar 3,38% per tahun (Tabel
3.1). Produksi lada terbesar dicapai tahun 2003 sebesar 90,74 ribu ton. Sama
seperti pada luas areal, maka produksi lada juga mengalami penurunan setelah
tahun 2003 hingga tahun 2007. Pada tahun 2008 hingga 2014 produksi lada
Indonesia meningkat, tetapi pertumbuhannya semakin melambat.
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
(Ton)
PR PBS Indonesia
Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Lada di Indonesia Menurut Status Pengusahaan,1980–2014
Sama seperti luas areal, produksi lada Indonesia juga didominasi PR dengan
rata-rata kontribusi produksi PR sebesar 99,93% pada tahun 1980-2014 (Tabel 3.1)
dan sisanya dikuasai oleh PBS. Bahkan sejak tahun 2007 produksi lada PBS hanya
berada pada kisaran 1-2 ton saja setiap tahunnya. Secara rinci perkembangan
produksi lada disajikan pada Lampiran 2.
Sementara itu perkembangan produktivitas lada di Indonesia selama tahun
1990-2014 cenderung berfluktuasi (Gambar 3.3). Produktivitas lada Indonesia
pada periode tersebut naik rata-rata sebesar 0,55% per tahun. Pada tahun 1990
produktivitas lada Indonesia sebesar 935 kg/ha dan terus menurun hingga
mencapai produktivitas terendah pada tahun 1997 sebesar 430 kg/ha. Antara
2015 OUTLOOK LADA
10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
tahun 1998-2001 produktivitas lada kembali meningkat, tetapi kembali turun
pada tahun 2002-2007. Penurunan produktivitas lada juga terkait dengan cakupan
pengusahaan lada nasional. Pengelolaan lada yang sebagian besar dilakukan oleh
petani PR dengan pengetahuan teknologi budidaya yang masih rendah tanpa
menggunakan bibit unggul menjadi salah satu penyebab menurunnya
produktivitas lada tersebut (Marlinda, 2008). Tahun-tahun berikutnya
produktivitas lada Indonesia meningkat tetapi belum mampu menandingi
produktivitas tahun 1990. Tahun 2014 produktivitas lada tercatat sebesar 824
kg/ha dengan pertumbuhan rata-rata lima tahun terakhir mencapai 2,50% per
tahun. Perkembangan produktivitas lada di Indonesia disajikan pada Lampiran 3.
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1.000
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
(Kg/Ha)
Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Lada di Indonesia, 1990-2014
3.2. Sentra Produksi Lada Nasional
Berdasarkan data rata-rata produksi lada Indonesia tahun 2010-2014,
sentra produksi lada di Indonesia terdapat di 5 (lima) provinsi, yaitu Kepulauan
Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi
Selatan. Kelima provinsi tersebut memberikan kontribusi kumulatif sebesar
83,70%. Kepulauan Bangka Belitung menempati urutan pertama dengan kontribusi
sebesar 32,85% per tahun. Peringkat kedua ditempati oleh Lampung dengan
kontribusi sebesar 26,25% per tahun, diikuti oleh Sumatera Selatan, Kalimantan
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11
Timur dan Sulawesi Selatan dengan kontribusi masing-masing sebesar 10,64%,
8,41% dan 5,54% (Gambar 3.4), sedangkan kontribusi produksi dari provinsi
lainnya kurang dari 5%. Beberapa provinsi sentra produksi lada di Indonesia
disajikan secara rinci pada Lampiran 4.
Kep. Bangka Belitung32,85%
Lampung26,25%
Sumatera Selatan10,64%
Kalimantan Timur8,41%
Sulawesi Selatan5,54% Lainnya
16,30%
Gambar 3.4. Kontribusi Produksi Lada Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia, Rata-rata 2010-2014
Sebagai provinsi sentra produksi lada utama, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dikenal sebagai penghasil lada putih (Muntok White Pepper) yang
tersebar di beberapa kabupaten (Gambar 3.5). Pada tahun 2013 produksi lada
terbesar berasal dari Kabupaten Bangka Selatan dengan produksi sebesar 17,11
ribu ton atau 50,93% dari total produksi lada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten penghasil lada terbesar lainnya adalah Kabupaten Belitung dengan
produksi sebesar 5,12 ribu ton (15,25%), diikuti oleh Bangka Barat dengan
produksi 4,64 ribu ton (13,82%). Kabupaten penghasil lada lainnya memberikan
kontribusi kurang dari 10%. Seluruh lada yang dihasilkan di Provinsi Bangka
Belitung berasal dari PR. Sentra produksi lada di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.
2015 OUTLOOK LADA
12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Bangka Selatan50,93%
Belitung15,25%
Bangka Barat13,82%
Bangka8,83%
Belitung Timur7,72%
Bangka Tengah3,45%
Gambar 3.5. Kontribusi Produksi Lada Beberapa Kabupaten Sentra di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, 2013
Provinsi Lampung merupakan provinsi penghasil lada kedua di Indonesia
yang dikenal sebagai produsen utama lada hitam (Lampung Black Pepper).
Sebaran produksi lada di Provinsi Lampung terdapat di lima kabupaten (Lampiran
6). Kabupaten Lampung Utara menempati posisi pertama dengan produksi lada
sebesar 11,24 ribu ton atau 45,58% dari total produksi lada di Lampung, diikuti
oleh Kabupaten Lampung Barat (16,05%), Way Kanan (14,65%), Lampung Timur
(10,54%) dan Tanggamus (7,49%). Kabupaten lainnya memberikan kontribusi
kurang dari 5% (Gambar 3.6).
Lampung Utara
45,58%
Lampung Barat
16,05%
Way Kanan14,65%
Lampung Timur
10,54%
Tanggamus7,49%
Lainnya5,69%
Gambar 3.6. Kontribusi Produksi Lada Beberapa Kabupaten Sentra di Provinsi Lampung, 2013
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13
3.2. PERKEMBANGAN KONSUMSI PER KAPITA LADA NASIONAL
Permintaan lada merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan daya
saing lada Indonesia di pasar domestik maupun di pasar dunia. Perdagangan lada
Indonesia umumnya lebih beriorientasi ekspor dibandingkan untuk konsumsi
domestik. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dari Badan Pusat
Statistik menunjukkan perkembangan konsumsi lada untuk konsumsi langsung
pada tahun 2002-2014 cukup berfluktuasi (Gambar 3.7). Konsumsi lada di
Indonesia selama periode tersebut meningkat sebesar 1,29% per tahun. Lonjakan
konsumsi yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2007, dimana konsumsi lada
naik dari 0,125 kg/kapita pada tahun 2006 menjadi 0,156 kg/kapita atau naik
25,00% dibandingkan tahun sebelumnya. Konsumsi lada tertinggi terjadi pada
tahun 2011 sebesar 0,162%, sedangkan tahun-tahun berikutnya justru terjadi
penurunan konsumsi lada. Perkembangan konsumsi lada di Indonesia untuk
konsumsi langsung disajikan pada Lampiran 7. Konsumsi tersebut belum termasuk
konsumsi untuk industri olahan lada, seperti industri makanan berbahan baku
lada, minyak lada, atau oleoresin lada dan lain sebagainya.
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,14
0,16
0,18
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
(Kg/Kapita/Tahun)
Gambar 3.7. Perkembangan Konsumsi Lada di Indonesia, 2002-2014
2015 OUTLOOK LADA
14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
3.3. PERKEMBANGAN HARGA LADA NASIONAL
Perkembangan harga rata-rata lada putih (dalam wujud biji kering) di pasar
dalam negeri di Indonesia cenderung meningkat, yaitu dari Rp. 46.397,-/kg pada
tahun 2001 dan mencapai puncaknya pada tahun 2013 sebesar Rp. 70.518,-/kg
(Gambar 3.8). Rata-rata pertumbuhan pada periode tersebut sebesar 7,73%.
Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan persentase kenaikan sebesar
82,79% terhadap tahun sebelumnya. Perkembangan harga lada di tingkat
produsen di Indonesia disajikan pada Lampiran 8.
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
(Rp/Kg)
Gambar 3.8. Perkembangan Harga Lada di Pasar Domestik di Indonesia, 2001-2013
Perkembangan harga lada di pasar dalam negeri sebenarnya mengikuti
perkembangan harga lada di pasar luar negeri karena lada Indonesia terutama
digunakan untuk ekspor. Namun demikian Indonesia sebagai salah satu negara
produsen utama lada dunia belum mampu mempengaruhi harga pasar dunia atau
bertindak sebagai price leader, sehingga belum memiliki posisi tawar yang baik
dalam perdagangan internasional. Selama ini Indonesia masih merupakan price
taker dalam penentuan harga lada di pasar dunia (Marlinda, 2008).
Karena harga lada Indonesia mengikuti harga pasar dunia, maka digunakan
harga ekspor sebagai representasi dari harga lada di pasar dunia. Harga ekspor
diperoleh dari nilai ekspor lada dibagi dengan volume ekspornya. Menurut data
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15
dari BPS, harga ekspor lada Indonesia pada tahun 2000-2014 juga menunjukkan
kecenderung meningkat (Gambar 3.9) dengan rata-rata peningkatan sebesar
11,70% (Lampiran 9). Pada tahun 2014 harga lada ekspor lada Indonesia mencapai
US$ 9,32/kg yang merupakan harga tertinggi sepanjang kurun waktu tersebut.
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
(US$/Kg)
Gambar 3.9. Perkembangan Harga Ekspor Lada Indonesia di Pasar Dunia, 2000-2014
3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR LADA NASIONAL
3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Lada Nasional
Ekspor lada Indonesia dilakukan dalam bentuk lada putih, lada hitam dan
lada lainnya (termasuk lada hijau), baik yang tidak dihancurkan/ditumbuk
maupun bubuk. Dari berbagai produk primer tersebut, bisnis biji lada masih
cukup menarik dan memberikan keuntungan, terutama bagi eksportir biji lada.
Struktur ekspor lada Indonesia menunjukkan bahwa ekspor biji lada yang tidak
dihancurkan/ditumbuk hingga saat ini masih tetap dominan dibandingkan ekspor
lada bubuk. Hingga saat ini Indonesia belum melakukan ekspor produk lada
olahan. Hal ini disebabkan industri pengolahan lada kurang berkembang di
Indonesia.
2015 OUTLOOK LADA
16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Perkembangan volume ekspor lada di Indonesia selama periode tahun 2000-
2014 cukup berfluktuasi namun terdapat kecenderungan menurun (Gambar 3.10).
Rata-rata penurunan volume ekspor dalam periode tersebut sebesar 0,15% per
tahun. Volume ekspor lada pada tahun 2000 sebesar 65,01 ribu ton, dan turun
hingga mencapai volume ekspor terendah pada tahun 2004 sebesar 32,36 ribu
ton. Setelah tahun 2004 volume ekspor lada mulai menunjukkan peningkatan,
tetapi tahun 2011 kembali turun menjadi 36,49 ribu ton. Tahun 2012 terjadi
peningkatan ekspor lada sebesar 71,59%, namun kembali turun secara berturut-
turut pada dua tahun berikutnya. Tahun 2014 volume ekspor lada menjadi 34,73
ribu ton (Lampiran 10).
Ekspor lada putih Indonesia dalam bentuk biji kering tidak
ditumbuk/dihaluskan sebagian besar ditujukan ke negara Singapura, Amerika
Serikat, Vietnam, Jerman dan Belanda. Sementara itu ekspor lada hitam
Indonesia dalam wujud biji kering terutama ditujukan ke negara Amerika Serikat
dan Vietnam. Indonesia juga mengekspor biji lada lainnya ke negara-negara
seperti India, Vietnam dan Mauritania.
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
(Ton)
Volume Ekspor Volume Impor
Gambar 3.10. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Lada Indonesia, 2000-2014
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17
3.4.2. Perkembangan Volume Impor Lada Nasional
Selain ekspor, Indonesia masih melakukan impor lada dari negara lain.
Secara umum volume impor lada Indonesia lebih kecil dibandingkan volume
ekspornya (Gambar 3.10), tetapi rata-rata pertumbuhan volume impor lada
selama tahun 2000-2013 jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan volume
ekspornya, yaitu sebesar 143,73% per tahun. Jika pada tahun 2000 volume impor
lada hanya sebesar 707 ton, maka pada tahun 2014 telah mencapai 6,03 ribu ton
(Lampiran 10). Dari sisi negara asalnya, impor lada putih Indonesia berasal dari
Vietnam, sedangkan impor lada hitam terutama berasal dari Malaysia dan
Vietnam.
3.4.3. Perkembangan Neraca Perdagangan Lada Nasional
Seiring dengan perkembangan volumenya, nilai ekspor maupun nilai impor
lada juga berfluktuasi namun cenderung meningkat (Gambar 3.11). Pada tahun
2000-2014 rata-rata pertumbuhan nilai ekspor lada sebesar 11,29% per tahun.
Nilai ekspor lada tertinggi dicapai tahun 2012 sebesar US$ 423,48 juta.
Sementara itu pertumbuhan nilai impor lada pada periode yang sama mencapai
122,23% per tahun, dimana nilai impor lada tertinggi terjadi pada tahun 2014
sebesar US$ 48,87 juta.
Berdasarkan nilai ekspor dan nilai impornya diperoleh neraca perdagangan
lada Indonesia. Untuk periode tahun 2000-2014 neraca perdagangan lada
Indonesia berada pada posisi surplus. Tahun 2011 terjadi penurunan surplus
neraca perdagangan lada dari US$ 243,25 juta pada tahun 2010 menjadi US$
205,45 juta. Tahun 2012 neraca perdagangan meningkat menjadi US$ 412,32 juta
tetapi turun berturut-turun dalam dua tahun terakhir. Tahun 2014 neraca
perdagangan lada Indonesia sebesar US$ 274,94 juta. Perkembangan ekspor,
impor dan neraca perdagangan lada Indonesia tahun 2000-2014 disajikan secara
rinci pada Lampiran 10.
2015 OUTLOOK LADA
18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
2010 2011 2012 2013 2014
(000 US$)
Nilai Ekspor Nilai Impor Neraca Perdagangan
Gambar 3.11. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca Perdagangan Lada Indonesia, 2010-2014
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19
BAB IV. KERAGAAN LADA ASEAN DAN DUNIA
4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS LADA ASEAN DAN DUNIA
4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada ASEAN
Negara ASEAN yang merupakan penghasil lada adalah Indonesia, Vietnam,
Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja dan Brunei Darussalam. Pada tahun 1980-
2013 perkembangan total luas tanaman menghasilkan lada di negara-negara
ASEAN tersebut secara umum berfluktuasi tetapi cenderung meningkat (Gambar
4.1). Jika pada tahun 1980 hanya sebesar 66,04 ribu ha, maka pada tahun 2013
telah mencapai 242,78 ribu ha, dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 4,48%
per tahun. Pertumbuhan luas tanaman menghasilkan lada terutama terjadi pada
tahun 1980-2008 sebesar 5,28% per tahun, tetapi pada lima tahun terakhir
pertumbuhannya cenderung turun sebesar 0,03% (Lampiran 11).
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ha)
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Lada ASEAN, 1980-2013
2015 OUTLOOK LADA
20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sejalan dengan perkembangan luas tanaman menghasilkan lada, maka
produksi lada dari negara-negara ASEAN juga mengalami peningkatan (Gambar
4.2). Pada tahun 1980 produksi lada sebesar 73,56 ribu ton dan meningkat
menjadi 285,70 ribu ton pada tahun 2013 atau meningkat rata-rata sebesar 4,57%
per tahun. Peningkatan produksi lada yang relatif cukup signifikan terjadi
sebelum tahun 2002 dan kemudian cenderung melambat (Lampiran 11).
Pertumbuhan Produksi lada ASEAN dalam lima tahun terakhir rata-rata sebesar
3,36% per tahun.
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ton)
Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Lada ASEAN, 1980-2013
Sementara itu perkembangan produktivitas lada di ASEAN lebih fluktuatif
dibandingkan luas TM dan produksinya (Gambar 4.3), namun tetap menunjukkan
peningkatan dengan laju pertumbuhan rata-rata tahun 1980-2013 sebesar 0,56%
per tahun (Lampiran 11). Peningkatan produktivitas yang cukup besar justru
terjadi pada lima tahun terakhir, yaitu sebesar 3,42%, sedangkan tahun-tahun
sebelumnya hanya meningkat 0,05% per tahun. Produktivitas lada ASEAN
mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2006 sebesar 32,47%, dimana
produktivitas lada ASEAN hanya mencapai 867 kg/ha dan merupakan capaian
produktivitas terendah sepanjang tiga dasawarsa.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Kg/Ha)
Gambar 4.3. Perkembangan Produktivitas Lada ASEAN, 1980-2013
4.1.2. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Lada Dunia
Perkembangan luas tanaman menghasilkan lada dunia selama periode 1980-
2013 cenderung meningkat (Gambar 4.4). Selama kurun waktu tersebut luas areal
lada dunia meningkat rata-rata sebesar 2,55% per tahun, yaitu dari 228,16 ribu
ha pada tahun 1980 menjadi 481,93 ribu ha pada tahun 2013. Luas areal lada
tertinggi dicapai pada tahun 2006 sebesar 639,92 ribu ha. Secara rinci
perkembangan luas areal lada dunia dapat dilihat pada Lampiran 12.
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ha)
Gambar 4.4. Perkembangan Luas Areal Lada Dunia, 1980-2013
2015 OUTLOOK LADA
22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sementara itu perkembangan produksi lada dunia (dalam wujud biji kering)
tahun 1980-2013 menunjukkan kecenderungan meningkat (Gambar 4.5) dengan
rata-rata peningkatan sebesar 3,39% per tahun. Produksi lada mengalami
penurunan antara tahun 1991 sampai dengan 1994, tetapi meningkat kembali dan
mencapai puncaknya pada tahun 2006 sebesar 466,46 ribu ton. Setelah tahun
tersebut, produksi lada dunia turun tetapi berhasil naik kembali hingga pada
tahun 2013 tercatat sebesar 472,53 ribu ton.Pertumbuhan produksi lada dunia
selama lima tahun terakhir cenderung lebih lambat dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Perkembangan produksi lada dunia selengkapnya disajikan pada
Lampiran 12.
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
500.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ton)
Gambar 4.5. Perkembangan Produksi Lada Dunia, 1980-2013
Perkembangan produktivitas lada dunia tahun 1980-2013 menunjukkan
kecenderungan meningkat (Gambar 4.6). Rata-rata peningkatan produktivitas
lada selama periode tersebut sebesar 0,97% per tahun. Produktivitas lada
terendah terjadi pada tahun 1994 sebesar 619 kg/ha, sedangkan produktivitas
lada tertinggi dicapai pada tahun 2013 sebesar 980 kg/ha. Pertumbuhan rata-rata
produktivitas lada dunia selama lima tahun terakhir sebesar 4,87% per tahun atau
cenderung lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan
produktivitas lada dunia selengkapnya disajikan pada Lampiran 12.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Kg/Ha)
Gambar 4.6. Perkembangan Produktivitas Lada Dunia, 1980-2013
4.1.3. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Lada
ASEAN
Indonesia merupakan negara dengan luas tanaman menghasilkan lada
terbesar di ASEAN. Rata-rata luas tanaman menghasilkan lada Indonesia selama
tahun 2009-2013 sebesar 181,61 ribu ha atau memberikan kontribusi sebesar
74,61% dari total luas tanaman menghasilkan lada di ASEAN (Gambar 4.7).
Peringkat kedua ditempati oleh Vietnam dengan rata-rata luas tanaman
menghasilkan sebesar 46,62 ribu ha (19,15%), disusul oleh Malaysia dengan rata-
rata luas tanaman menghasilkan lada sebesar 11,44 ribu ha (4,70%). Negara
ASEAN penghasil lada lainnya memberikan kontribusi kurang dari 1%.
2015 OUTLOOK LADA
24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Indonesia74,61%
Vietnam19,15%
Malaysia4,70%
Lainnya1,54%
Gambar 4.7. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Lada Terbesar di ASEAN, Rata-rata 2009-2013
Meskipun Indonesia mempunyai luas tanaman menghasilkan lada terbesar di
ASEAN, tetapi rata-rata produksi lada Indonesia selama lima tahun terakhir
belum mampu menandingi produksi lada Vietnam. Vietnam menempati peringkat
pertama dengan rata-rata produksi lada tahun 2009-2013 sebesar 148,40 ribu ton
atau memberikan kontribusi sebesar 55,00% terhadap total produksi lada ASEAN
(Gambar 4.8). Indonesia berada di peringkat kedua dengan rata-rata produksi
lada sebesar 85,92 ribu ton (31,84%) dan Malaysia di peringkat ketiga dengan
Produksi 25,11 ribu ton (9,31%). Negara ASEAN lainnya memberikan kontribusi
terhadap Produksi lada ASEAN kurang dari 2%.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25
Vietnam55,00%
Indonesia31,84%
Malaysia9,31%
Lainnya3,85%
Gambar 4.8. Beberapa Negara Produsen Lada Terbesar di ASEAN, Rata-rata 2009-2013
Ditinjau dari sisi produktivitasnya, Kamboja mempunyai tingkat
produktivitas lada tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya (Gambar
4.9). Rata-rata produktivitas lada Kamboja tahun 2009-2013 sebesar 6.193 kg/ha,
disusul oleh Thailand dan Vietnam dengan produktivitas lada masing-masing
sebesar 3.271 kg/ha dan 3.182 kg/ha. Indonesia berada di peringkat keenam
dengan produktivitas lada sebesar 474 kg/ha.
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
Kam
boja
Thailand
Vie
tnam
Mala
ysia
Filip
ina
Indonesi
a
Bru
nei
Daru
ssala
m
6.193
3.271 3.182
2.2211.758
474 364
(Kg/Ha)
Gambar 4.9. Beberapa Negara dengan Produktivitas Lada Terbesar di ASEAN, Rata-rata 2009-2013
2015 OUTLOOK LADA
26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
4.1.4. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Lada
Dunia
Berdasarkan rata-rata luas tanaman menghasilkan lada tahun 2009-2013
yang bersumber dari FAO, terdapat lima negara dengan luas tanaman
menghasilkan lada terbesar di dunia, yaitu India, Indonesia, Vietnam, Srilanka
dan Brazil (Gambar 4.10). Kontribusi kumulatif kelima negara tersebut mencapai
84,35% dari total luas tanaman menghasilkan lada dunia. India menempati
peringkat pertama dengan rata-rata luas tanaman menghasilkan lada sebesar
188,73 ribu ha atau memberikan kontribusi sebesar 33,42%. Indonesia dan
Vietnam berada di peringkat kedua dan ketiga kontribusi masing-masing sebesar
32,16% dan 8,26%, diikuti oleh Srilanka dengan kontribusi sebesar 6,65%.
Kontribusi luas tanaman menghasilkan dari negara-negara penghasil lada lainnya
rata-rata kurang dari 5%. Beberapa negara dengan luas tanaman menghasilkan
lada terbesar di dunia disajikan pada Lampiran 13.
India33,42%
Indonesia32,16%
Vietnam8,26%
Srilanka6,65%
Brazil3,88% Lainnya
15,62%
Gambar 4.10. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata 2009-2013
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27
Menurut FAO, produksi lada tahun 2009-2013 didominasi oleh negara
Vietnam, Indonesia, Brazil, India, dan China. Kelima negara tersebut memberikan
kontribusi kumulatif sebesar 74,61% terhadap total produksi lada dunia. Vietnam
memberikan kontribusi sebesar 30,52% dengan rata-rata produksi lada sebesar
148,40 ribu ton. Indonesia berada di peringkat kedua dengan kontribusi sebesar
17,67%, diikuti oleh Brazil dan India dengan kontribusi berturut-turut sebesar
10,19% dan 10.05%, sedangkan kontribusi dari negara-negara produsen lada
lainnya kurang dari 10% (Gambar 4.11). Beberapa negara dengan produksi lada
terbesar di dunia dapat dilihat pada Lampiran 14.
Vietnam30,52%
Indonesia17,67%
Brazil10,19%
India10,05%
China6,18% Lainnya
25,39%
Gambar 4.11. Beberapa Negara Produsen Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata 2009-2013
Dari sisi produktivitas, pada umumnya tanaman lada di dunia belum
mencapai tingkat produktivitas maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata
tingkat produktivitas lada dunia yang masih kurang dari 1.000 kg/ha, sementara
capaian produktivitas beberapa negara, seperti Costa Rica dan Kamboja, telah
melebihi 6.000 kg/ha.
Produktivitas lada tertinggi dicapai oleh Costa Rica dengan tingkat
produktivitas rata-rata sebesar 6.973 kg/ha, diikuti oleh Kamboja (6.193 kg/ha),
Rwanda (3.528 kg/ha), Thailand (3.271 kg/ha) dan Vietnam (3.182 kg/ha)
(Gambar 4.12). Indonesia berada di peringkat ke-31 dengan produktivitas sebesar
474 kg/ha.
2015 OUTLOOK LADA
28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
Costa Rica Kamboja Rwanda Thailand Vietnam
6.973
6.193
3.5283.271 3.182
(Kg/Ha)
Gambar 4.12. Beberapa Negara dengan Produktivitas Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata 2009-2013
4.2. PERKEMBANGAN HARGA LADA DUNIA
Harga lada di tingkat produsen cukup bervariasi antara negara yang satu
dengan negara lainnya. Menurut data FAO, Seychelles adalah negara dengan
harga produsen lada tertinggi di dunia, yaitu sebesar US$ 7.643/ton (Gambar
4.13). Indonesia merupakan negara dengan harga produsen tertinggi keempat di
dunia dengan rata-rata harga lada sebesar US$ 4.642/ton. Beberapa negara
dengan harga lada di tingkat produsen dapat dilihat pada Lampiran 15.
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
Seyc
helles
Chin
a,
main
land
Thailand
Indonesi
a
Filip
ina
Srilanka
7.643
6.2875.573
4.6424.210 4.096
(US$/Ton)
Gambar 4.13. Beberapa Negara dengan Harga Lada Tertinggi di Dunia, Rata-rata 2008-2012
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29
4.3. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR LADA ASEAN DAN DUNIA
4.3.1. Perkembangan Volume Ekspor Lada ASEAN
Negara-negara ASEAN juga melakukan kegiatan ekspor-impor lada. Volume
ekspor lada ASEAN cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata
pertumbuhan volume ekspor lada tahun 1980-2012 sebesar 5,09% per tahun.
Peningkatan volume ekspor dalam lima tahun terakhir bahkan mencapai 7,51%
per tahun (Lampiran 16). Peningkatan volume ekspor juga diiringi dengan
peningkatan nilai ekspornya, dimana pada periode tahun 1980-2012 peningkatan
nilai ekspor mencapai 11,27% per tahun. Selama lima tahun terakhir peningkatan
nilai ekspor lada ASEAN mencapai 22,65% per tahun.
Dari sepuluh negara ASEAN, hanya tujuh negara yang melakukan ekspor
lada, yaitu Vietnam, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja dan Brunei
Darussalam. Negara eksportir lada terbesar di ASEAN adalah Vietnam, diikuti oleh
Indonesia dan Malaysia (Gambar 4.14).
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ton)
Vietnam Indonesia Malaysia
Thailand Filipina Kamboja
Brunei Darussalam ASEAN
Gambar 4.14. Perkembangan Volume Ekspor Lada Negara ASEAN, 1980-2012
2015 OUTLOOK LADA
30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
4.3.2. Perkembangan Volume Impor Lada ASEAN
Selain kegiatan ekspor, negara-negara ASEAN juga melakukan kegiatan
impor lada. Perkembangan volume impor lada negara ASEAN cenderung
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan tahun 1980-2012 sebesar 2,53% per
tahun. Dari sisi nilai impornya juga terjadi peningkatan nilai impor yang cukup
besar, yaitu rata-rata 9,44% per tahun. Selama lima tahun terakhir impor lada
ASEAN cenderung meningkat, baik volume maupun nilainya (Lampiran 16).
Seluruh negara anggota ASEAN melakukan impor lada dengan besaran
volume impor yang bervariasi. Vietnam dan Indonesia yang merupakan negara
produsen sekaligus eksportir lada, ternyata juga menjadi negara importir lada
terbesar di ASEAN. Selain kedua negara tersebut, Malaysia dan Singapura juga
merupakan importir lada yang cukup besar (Gambar 4.15), sedangkan volume
impor lada negara ASEAN lainnya sangat kecil.
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ton)
Brunei D.
Cambodia
Indonesia
Malaysia
Myanmar
Philippines
Singapore
Thailand
Viet Nam
ASEAN
Gambar 4.15. Perkembangan Volume Impor Lada Negara ASEAN, 1980-2012
4.3.3. Perkembangan Volume Ekspor Lada Dunia
Pada periode tahun 1980-2012 volume ekspor lada dunia berfluktuasi dan
cenderung mengalami peningkatan (Gambar 4.16). Rata-rata peningkatan volume
ekspor lada sebesar 2,73% per tahun. Jika pada tahun 1980 volume ekspor lada
hanya sebesar 166,55 ribu ton, maka tahun 2012 telah menjadi 350,36 ribu ton.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31
Volume ekspor tahun 2012 merupakan capaian tertinggi selama kurun waktu
tersebut (Lampiran 17).
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ha)
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor Lada Dunia, 1980-2012
Berdasarkan data rata-rata volume ekspor lada tahun 2008-2012, terdapat
empat negara dengan volume ekspor lada terbesar di dunia. Keempat negara
tersebut mempunyai kontribusi kumulatif sebesar 80,49% terhadap total volume
ekspor lada. Vietnam merupakan negara eksportir lada terbesar di dunia dengan
rata-rata volume ekspor sebesar 188,73 ribu ton dan memberikan kontribusi
sebesar 33,42% dari total volume ekspor lada dunia (Gambar 4.17). Indonesia
berada di peringkat kedua dengan rata-rata volume ekspor sebesar 181,61 ribu
ton (32,16%), diikuti oleh Brazil di peringkat ketiga sebesar 46,62 ribu ton (8,26%)
dan India di peringkat keempat sebesar 37,58 ribu ton (6,65%), sedangkan
negara-negara lainnya memberikan kontribusi kurang dari 5%. Persentase
kontribusi beberapa negara eksportir lada terbesar di dunia disajikan pada
Lampiran 18.
2015 OUTLOOK LADA
32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Vietnam33,42%
Indonesia32,16%
Brazil8,26%
India6,65% Lainnya
19,51%
Gambar 4.17. Beberapa Negara Eksportir Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata 2008-2012
4.3.4. Perkembangan Volume Impor Lada Dunia
Sementara itu perkembangan volume impor lada dunia juga menunjukkan
peningkatan dari tahun 1980-2012 (Gambar 4.18). Laju pertumbuhan pada
periode tersebut sebesar 2,29% per tahun, dimana volume impor lada tertinggi
dicapai pada tahun 2010 sebesar 315,16 ribu ton. Laju pertumbuhan nilai impor
lada ternyata lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan volume impornya. Pada
periode yang sama rata-rata pertumbuhan nilai impor lada mencapai 8,94% per
tahun, bahkan lima tahun terakhir pertumbuhan nilai impor lada mencapai
16,76% per tahun. Perkembangan volume impor lada dunia selengkapnya
disajikan pada Lampiran 17.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ton)
Gambar 4.18. Perkembangan Volume Impor Lada Dunia, 1980-2012
Berdasarkan rata-rata volume impor tahun 2008-2012, terdapat enam
negara importir lada terbesar di dunia dengan kontribusi mencapai 80,74%. Selain
merupakan negara eksportir lada terbesar di dunia, Vietnam, Indonesia, Brazil
dan India juga merupakan negara importir terbesar di dunia. Vietnam berada
pada urutan pertama dengan rata-rata volume impor sebesar 148,40 ribu ton
atau 30,52% dari total volume impor lada dunia (Gambar 4.19). Indonesia
menjadi negara importir terbesar kedua di dunia dengan rata-rata volume impor
lada sebesar 85,92 ribu ton (17,67%). Brazil menempati urutan ketiga dengan
volume impor lada sebesar 49,56 ribu ton (10,19%), diikuti oleh India sebesar
48,88 ribu ton (10,05%). China berada di peringkat kelima dengan volume impor
lada sebesar 30,06 ribu ton dan berkontribusi sebesar 6,18% dari total volume
impor lada dunia. China Daratan menjadi negara importir lada dunia di peringkat
keenam dengan volume impor sebesar 29,84 ribu ton atau 6,14% dari total
volume impor lada dunia. Negara-negara lainnya memberikan kontribusi kurang
dari 5%. Beberapa negara importir lada terbesar di dunia secara rinci disajikan
pada Lampiran 19.
2015 OUTLOOK LADA
34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Vietnam30,52%
Indonesia17,67%
Brazil10,19%
India10,05%
China6,18%
China, mainland
6,14%Lainnya19,26%
Gambar 4.19. Beberapa Negara Importir Lada Terbesar di Dunia, Rata-rata 2008-2012
4.4. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN LADA ASEAN DAN DUNIA
4.4.1. Perkembangan Ketersediaan Lada ASEAN
Ketersediaan lada untuk konsumsi diperoleh dari hasil perhitungan produksi
dikurangi volume ekspor ditambah volume impornya. Ketersediaan lada di
negara-negara ASEAN selama periode tahun 1980-2012 menunjukkan peningkatan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,38% per tahun. Namun selama lima
tahun terakhir (2007-2012) pertumbuhan ketersediaan lada ASEAN cenderung
melambat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,52% per tahun. Pada tahun
2012 ketersediaan lada ASEAN turun 4,68% dibandingkan tahun sebelumnya
(Gambar 4.20). Perkembangan ketersediaan lada di negara ASEAN disajikan pada
Lampiran 20.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
(Ton)
Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Lada ASEAN, 1980-2012
4.4.2. Perkembangan Ketersediaan Lada Dunia
Pada tahun 1980-2012 ketersediaan lada untuk konsumsi dunia juga
menunjukkan kecenderungan meningkat (Gambar 4.21). Pada periode tersebut
rata-rata peningkatan ketersediaan lada mencapai 3,28% per tahun, yaitu dari
173,61 ribu ton pada tahun 1980 menjadi 409,52 ribu ton pada tahun 2012.
Ketersediaan lada tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 444,23 ribu ton.
Dalam lima tahun terakhir ketersediaan lada dunia cenderung menurun sebesar
1,54% per tahun, bahkan penurunan ketersediaan lada tahun 2012 mencapai
5,63% dibandingkan tahun sebelumnya. Karena besarnya volume ekspor dan
volume impor lada dunia relatif seimbang, maka pola perkembangan
ketersediaan lada mengikuti pola perkembangan produksi lada dunia.
Ketersediaan lada untuk konsumsi dunia disajikan pada Lampiran 21.
2015 OUTLOOK LADA
36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
500.000
198
0
198
2
198
4
198
6
198
8
199
0
199
2
199
4
199
6
199
8
200
0
200
2
200
4
200
6
200
8
201
0
201
2
(Ton)
Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Lada Dunia, 1980-2012
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37
BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN
5.1. PROYEKSI PENAWARAN LADA DI INDONESIA TAHUN 2015-2019
Penawaran lada merupakan representasi dari produksi. Proyeksi produksi
lada dilakukan dengan menggunakan model pemulusan eksponensial berganda
(double exponential smoothing). Nilai MAPE diperoleh sebesar 8,00 dengan
konstanta pemulusan level α = 0,9992 dan trend γ = 0, 0060 (Lampiran 22). Hasil
proyeksi penawaran lada Indonesia tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Penawaran Lada Indonesia, 2015-2019
Tahun Penawaran
(Ton) Pertumbuhan
(%)
2015 92.976
2016 94.011 1,11
2017 95.046 1,10
2018 96.081 1,09
2019 97.116 1,08
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1,10
Berdasarkan hasil proyeksi maka pada tahun 2015-2019 penawaran lada
diperkirakan akan mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
1,10% per tahun. Tahun 2015 penawaran lada diperkirakan sebesar 92,98 ribu ton
dan akan meningkat hingga tahun 2019 menjadi sebesar 97,12 ribu ton. Dengan
proyeksi penawaran lada yang semakin meningkat maka Indonesia diperkirakan
masih dapat melakukan ekspor lada ke negara-negara konsumen lada dunia.
2015 OUTLOOK LADA
38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
5.2. PROYEKSI PERMINTAAN LADA DI INDONESIA TAHUN 2015-2019
Permintaan lada Indonesia menggunakan pendekatan konsumsi lada di
rumah tangga. Series data yang digunakan adalah konsumsi lada per kapita yang
bersumber dari SUSENAS BPS. Dengan menggunakan model estimasi trend
analysis linear diperoleh nilai MAPE sebesar 9,57 (Lampiran 23) dengan fungsi
permintaan sebagai berikut:
Yt = 0,11135 + 0,00280 t
dimana : Yt = Konsumsi pada tahun ke-t
t = tahun
Untuk memperoleh total permintaan lada Indonesia digunakan juga data
proyeksi jumlah penduduk yang bersumber dari BPS. Hasil proyeksi konsumsi dan
jumlah penduduk disajikan pada Tabel 5.2. Permintaan lada diperkirakan akan
meningkat pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 3,03% per tahun. Tahun 2015 total permintaan lada
diperkirakan sebesar 38,45 ribu ton yang akan terus meningkat hingga tahun 2019
menjadi 43,33 ribu ton.
Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Lada Indonesia, 2015-2019
Tahun Konsumsi RT (Kg/Kapita)
Jumlah Penduduk
(000 Orang)
Total Permintaan
(Ton)
Pertumbuhan (%)
2015 0,151 255.462 38.447
2016 0,153 258.705 39.659 3,15
2017 0,156 261.891 40.879 3,07
2018 0,159 265.015 42.108 3,01
2019 0,162 267.974 43.329 2,90
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 3,03
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39
5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT LADA DI INDONESIA TAHUN 2015-2019
Berdasarkan hasil proyeksi penawaran dan permintaan lada dapat dihitung
surplus atau defisit komoditi lada Indonesia. Pada tahun 2015-2019 lada
Indonesia berada dalam posisi surplus. Tahun 2015 surplus lada diperkirakan
sebesar 54,53 ribu ton dan naik menjadi 54,35 ribu ton pada tahun 2016. Tahun
2017-2019 diperkirakan lada Indonesia masih berada pada posisi surplus tetapi
pertumbuhannya semakin menurun. Tahun 2019 surplus lada Indonesia
diperkirakan sebesar 53,79 ribu ton (Tabel 5.3).
Namun demikian hasil proyeksi ini perlu dicermati lebih lanjut karena data
konsumsi yang digunakan adalah konsumsi langsung oleh rumah tangga tanpa
memperhitungkan kebutuhan untuk konsumsi di hotel, restoran dan industri.
Dengan demikian surplus lada Indonesia sebenarnya juga digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hotel, restoran, dan sebagai bahan baku industri berbasis
lada. Selain itu surplus lada juga digunakan untuk menambah devisa negara
melalui kegiatan ekspor.
Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Lada Indonesia, 2015-2019
Tahun Total Penawaran
(Ton) Total Permintaan
(Ton) Surplus/Defisit
(Ton)
2015 92.976 38.447 54.529
2016 94.011 39.659 54.352
2017 95.046 40.879 54.167
2018 96.081 42.108 53.973
2019 97.116 43.329 53.787
Untuk mencapai kondisi surplus maka salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi lada di dalam negeri dengan
mengupayakan peningkatan produktivitas. Beberapa hal telah dilakukan
Pemerintah bekerja sama dengan petani lada melalui penerapan teknologi
2015 OUTLOOK LADA
40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
budidaya tanaman lada antara lain: (a) teknologi pemberian hormon (zat
pengatur tumbuh), (b) teknologi pemupukan, (c) teknologi penggunaan tajar
(tiang rambat), (d) teknologi naungan/peneduh, dan (e) teknologi pemberian
mulsa. Dengan demikian diharapkan komoditi lada dapat mencukupi kebutuhan
dalam negeri dan sekaligus dapat menambah devisa negara melalui ekspor ke
luar negeri (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2002).
5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN LADA DI ASEAN TAHUN 2015-2019
Ketersediaan lada di ASEAN diperoleh dari perhitungan produksi dikurangi
volume ekspor ditambah volume impornya. Dengan menggunakan metode
pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing) pada level α =
0,10 dan trend γ = 0,20 diperoleh nilai MAPE sebesar 21. Berdasarkan metode
tersebut dihasilkan proyeksi ketersediaan lada ASEAN seperti tersaji pada Tabel
5.4.
Ketersediaan lada di ASEAN untuk tahun 2015 sebesar 112,04 ribu ton.
Dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,13% per tahun, maka diperkirakan
pada tahun 2019 ketersediaan lada di ASEAN mencapai 125,43 ribu ton. Meskipun
ketersediaan lada masih tumbuh positif, namun persentase pertumbuhannya
semakin melambat dari tahun ke tahun. Hal ini perlu mendapat perhatian
negara-negara penghasil lada ASEAN agar ketersediaan lada tetap terjaga.
Tabel 5.4. Proyeksi Ketersediaan Lada di ASEAN, 2015-2019
Tahun Ketersediaan (Ton) Pertumbuhan
(%)
2015 112.039
2016 115.386 2,99
2017 118.733 2,90
2018 122.080 2,82
2019 125.427 2,74
Rata-rata Pertumbuhan (%/th) 2,86
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41
5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN LADA DUNIA TAHUN 2015-2019
Proyeksi ketersediaan lada di dunia dihitung dengan menggunakan metode
pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing). Pada level α
= 0,20 dan trend γ = 0,20 diperoleh nilai MAPE = 14 dengan hasil proyeksi
ketersediaan lada dunia seperti tersaji pada Tabel 5.5.
Secara umum laju pertumbuhan ketersediaan lada dunia hasil proyeksi
lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ketersediaan lada ASEAN dengan rata-rata
laju pertumbuhan sebesar 2,03% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan lada dunia
sebesar 497,51 ribu ton dan diperkirakan pada tahun 2019 akan mencapai 539,25
ribu ton.
Tabel 5.5. Proyeksi Ketersediaan Lada Dunia, 2015-2019
Tahun Ketersediaan
(Ton) Pertumbuhan
(%)
2015 497.513
2016 507.947 2,10
2017 518.381 2,05
2018 528.814 2,01
2019 539.248 1,97
Rata-rata Pertumbuhan (%/th) 2,03
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43
KESIMPULAN
Dari hasil analisis tentang komoditi lada Indonesia dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Komoditi lada Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara-negara
lainnya. Faktor sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan kondisi geografis
yang mendukung pertanaman lada dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
produksi lada nasional. Indonesia telah memiliki brand sebagai produsen
Lampung Black Pepper dan Muntok White Pepper yang dapat dimanfaatkan
untuk meraih pangsa pasar dunia.
2. Meskipun memiliki keunggulan, Indonesia juga memiliki kekurangan pada
kualitas tenaga kerja, terutama dalam pemanfaatan teknologi dan
penggunaan bibit unggul yang belum maksimal. Perkebunan lada yang
sebagian besar merupakan perkebunan rakyat cenderung kurang terpelihara
dengan baik. Hal ini menyebabkan kualitas lada Indonesia lebih rendah
dibandingkan Vietnam sebagai negara produsen dan eksportir lada terbesar
di dunia.
3. Komoditi lada juga memiliki kelemahan dari sisi industri, yaitu belum
majunya industri olahan lada yang mengakibatkan nilai tambah yang
diperoleh petani tidak maksimal.
4. Untuk memperbaiki kondisi lada dan petani lada, diperlukan campur tangan
Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberikan
bimbingan kepada petani tentang budidaya dan pengolahan lada serta
memperbanyak penelitian terkait teknik pengolahan lada.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.2002. Pengembangan Teknologi Budidaya Tanaman Lada. http://www.bppt.go.id [Diakses tanggal 12 Agustus 2015)
Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Teknis Budidaya Lada (Good Agricultural Practices/GAP). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.
Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Teknis Pengembangan Lada Organik. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.
Kementerian Pertanian. 2013. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Lada Tahun 2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.
Marlinda, B. 2008. Analisis Daya Saing Lada Indonesia di Pasar Internasional. Bogor: Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Subagyo, P. 1986. Forcasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49
Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Lada di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, 1980–2014
PRPertumb.
(%)PBN
Pertumb.
(%)PBS
Pertumb.
(%)Indonesia
Pertumb.
(%)
1980 68.310 0 244 68.554
1981 76.594 12,13 0 0,00 188 -22,95 76.782 12,00
1982 76.955 0,47 0 0,00 109 -42,02 77.064 0,37
1983 78.066 1,44 0 0,00 116 6,42 78.182 1,45
1984 80.949 3,69 0 0,00 19 -83,62 80.968 3,56
1985 79.720 -1,52 0 0,00 16 -15,79 79.736 -1,52
1986 81.105 1,74 0 0,00 10 -37,50 81.115 1,73
1987 105.842 30,50 0 0,00 15 50,00 105.857 30,50
1988 106.647 0,76 0 0,00 83 453,33 106.730 0,82
1989 115.090 7,92 0 0,00 145 74,70 115.235 7,97
1990 127.398 10,69 0 0,00 184 26,90 127.582 10,71
1991 126.540 -0,67 0 0,00 243 32,07 126.783 -0,63
1992 126.706 0,13 0 0,00 494 103,29 127.200 0,33
1993 130.086 2,67 0 0,00 590 19,43 130.676 2,73
1994 127.185 -2,23 0 0,00 488 -17,29 127.673 -2,30
1995 134.287 5,58 0 0,00 402 -17,62 134.689 5,50
1996 126.292 -5,95 0 0,00 340 -15,42 126.632 -5,98
1997 110.957 -12,14 0 0,00 306 -10,00 111.263 -12,14
1998 130.885 17,96 0 0,00 380 24,18 131.265 17,98
1999 136.522 4,31 0 0,00 320 -15,79 136.842 4,25
2000 150.213 10,03 0 0,00 318 -0,63 150.531 10,00
2001 185.704 23,63 0 0,00 318 0,00 186.022 23,58
2002 203.772 9,73 0 0,00 296 -6,92 204.068 9,70
2003 204.128 0,17 0 0,00 236 -20,27 204.364 0,15
2004 201.248 -1,41 0 0,00 236 0,00 201.484 -1,41
2005 191.801 -4,69 0 0,00 191 -19,07 191.992 -4,71
2006 192.572 0,40 0 0,00 32 -83,25 192.604 0,32
2007 189.050 -1,83 0 0,00 4 -87,50 189.054 -1,84
2008 183.078 -3,16 0 0,00 4 0,00 183.082 -3,16
2009 185.937 1,56 0 0,00 4 0,00 185.941 1,56
2010 179.314 -3,56 0 0,00 4 0,00 179.318 -3,56
2011 177.486 -1,02 0 0,00 4 0,00 177.490 -1,02
2012 177.783 0,17 0 0,00 4 0,00 177.787 0,17
2013 171.916 -3,30 0 0,00 4 0,00 171.920 -3,30
2014*) 172.611 0,40 0 0,00 4 0,00 172.615 0,40
1980-2014 3,08 0,00 8,67 3,07
1980-2009 3,86 0,00 10,16 3,85
2010-2014 -1,46 0,00 0,00 -1,46
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
Tahun
Luas Areal (Ha)
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
2015 OUTLOOK LADA
50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 2. Perkembangan Produksi Lada di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, 1980–2014
PRPertumb.
(%)PBN
Pertumb.
(%)PBS
Pertumb.
(%)Indonesia
Pertumb.
(%)
1980 36.603 0 23 36.626
1981 39.810 8,76 0 0,00 23 0,00 39.833 8,76
1982 39.599 -0,53 0 0,00 48 108,70 39.647 -0,47
1983 45.774 15,59 0 0,00 51 6,25 45.825 15,58
1984 46.048 0,60 0 0,00 2 -96,08 46.050 0,49
1985 40.514 -12,02 0 0,00 2 0,00 40.516 -12,02
1986 46.368 14,45 0 0,00 5 150,00 46.373 14,46
1987 49.256 6,23 0 0,00 15 200,00 49.271 6,25
1988 65.257 32,49 0 0,00 21 40,00 65.278 32,49
1989 67.824 3,93 0 0,00 25 19,05 67.849 3,94
1990 69.850 2,99 0 0,00 49 96,00 69.899 3,02
1991 62.479 -10,55 0 0,00 70 42,86 62.549 -10,52
1992 64.886 3,85 0 0,00 128 82,86 65.014 3,94
1993 65.669 1,21 0 0,00 113 -11,72 65.782 1,18
1994 53.952 -17,84 0 0,00 91 -19,47 54.043 -17,85
1995 58.847 9,07 0 0,00 108 18,68 58.955 9,09
1996 52.080 -11,50 0 0,00 88 -18,52 52.168 -11,51
1997 46.644 -10,44 0 0,00 64 -27,27 46.708 -10,47
1998 64.469 38,21 0 0,00 69 7,81 64.538 38,17
1999 61.162 -5,13 0 0,00 62 -10,14 61.224 -5,13
2000 68.963 12,75 0 0,00 124 100,00 69.087 12,84
2001 81.968 18,86 0 0,00 110 -11,29 82.078 18,80
2002 90.097 9,92 0 0,00 84 -23,64 90.181 9,87
2003 90.644 0,61 0 0,00 96 14,29 90.740 0,62
2004 76.959 -15,10 0 0,00 49 -48,96 77.008 -15,13
2005 78.272 1,71 0 0,00 56 14,29 78.328 1,71
2006 77.521 -0,96 0 0,00 12 -78,57 77.533 -1,01
2007 74.129 -4,38 0 0,00 1 -89,17 74.130 -4,39
2008 80.149 8,12 0 0,00 1 -23,08 80.150 8,12
2009 82.833 3,35 0 0,00 1 0,00 82.834 3,35
2010 83.662 1,00 0 0,00 2 100,00 83.664 1,00
2011 87.087 4,09 0 0,00 2 0,00 87.089 4,09
2012 87.839 0,86 0 0,00 2 0,00 87.841 0,86
2013 91.037 3,64 0 0,00 2 0,00 91.039 3,64
2014*) 91.940 0,99 0 0,00 2 0,00 91.941 0,99
1980-2014 3,38 0,00 15,97 3,38
1980-2009 3,60 0,00 15,27 3,59
2010-2014 2,12 0,00 20,00 2,12
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
Wujud Produksi : Lada Kering
PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
Tahun
Produksi (Ton)
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51
Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Lada di Indonesia, 1990-2014
Produktivitas Pertumbuhan
(Kg/Ha) (%)
1990 935
1991 825 -11,75
1992 847 2,72
1993 755 -10,95
1994 765 1,43
1995 760 -0,70
1996 462 -39,26
1997 430 -6,88
1998 480 11,70
1999 718 49,46
2000 800 11,53
2001 836 4,46
2002 822 -1,69
2003 819 -0,33
2004 662 -19,19
2005 688 3,93
2006 668 -2,85
2007 656 -1,85
2008 702 7,01
2009 729 3,85
2010 756 3,70
2011 784 3,70
2012 784 0,00
2013 818 4,34
2014*) 824 0,73
1990-2014 0,55
1990-2009 0,03
2010-2014 2,50
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
Wujud Produksi : Lada Kering
Tahun
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
2015 OUTLOOK LADA
52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 4. Beberapa Provinsi Sentra Produksi Lada di Indonesia, 2010–2014
1. Kep. Bangka Belitung 18.383 28.242 30.717 33.597 34.121 29.012 32,85 32,85
2. Lampung 22.236 22.121 22.128 24.654 24.783 23.184 26,25 59,10
3. Sumatera Selatan 11.377 9.198 8.850 8.757 8.807 9.398 10,64 69,74
4. Kalimantan Timur 8.994 7.850 6.630 6.818 6.859 7.430 8,41 78,16
5. Sulawesi Selatan 5.783 4.647 4.726 4.645 4.667 4.894 5,54 83,70
6. Sulawesi Tenggara 4.966 3.713 3.914 3.859 3.878 4.066 4,60 88,30
7. Kalimantan Barat 4.411 4.123 3.513 3.470 3.503 3.804 4,31 92,61
8. Bengkulu 2.619 2.572 2.536 1.989 2.004 2.344 2,65 95,26
9. Jawa Tengah 949 983 987 580 586 817 0,93 96,59
10. Jawa Timur 387 400 391 298 299 355 0,40 95,67
Lainnya 3.558 3.240 3.449 2.372 2.434 3.011 3,41 100,00
Indonesia 83.663 87.089 87.841 91.039 91.941 88.315 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
Wujud Produksi : Lada Kering
No. Provinsi
Produksi (Ton)Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)2010 2011 2012 2013 2014*) Rata-rata
Lampiran 5. Beberapa Kabupaten Sentra Produksi Lada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, 2013
No. Kabupaten/KotaProduksi
(Ton)
Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)
1. Bangka Selatan 17.112 50,93 50,93
2. Belitung 5.124 15,25 66,18
3. Bangka 2.965 8,83 75,01
4. Belitung Timur 2.593 7,72 82,73
5. Bangka Barat 4.644 13,82 96,55
6. Bangka Tengah 1.159 3,45 100,00
33.597 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : Wujud produksi adalah lada kering
Kep. Bangka Belitung
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53
Lampiran 6. Beberapa Kabupaten Sentra Produksi Lada di Provinsi Lampung, 2013
No. Kabupaten/KotaProduksi
(Ton)
Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)
1 Lampung Utara 11.237 45,58 45,58
2 Lampung Barat 3.958 16,05 61,63
3 Way Kanan 3.612 14,65 76,28
4 Lampung Timur 2.598 10,54 86,82
5 Tanggamus 1.847 7,49 94,31
Lainnya 1.402 5,69 100,00
24.654 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : Wujud produksi adalah lada kering
Lampung
2015 OUTLOOK LADA
54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Lada di Indonesia, 2002-2014
TahunKonsumsi per Kapita
(Kg/Tahun)
Pertumbuhan
(%)
2002 0,130
2003 0,094 -28,00
2004 0,099 5,56
2005 0,120 21,05
2006 0,125 4,35
2007 0,156 25,00
2008 0,136 -13,33
2009 0,136 0,00
2010 0,141 3,85
2011 0,162 14,81
2012 0,130 -19,35
2013 0,141 8,00
2014 0,132 -6,44
Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 1,29
Sumber : SUSENAS BPS, diolah Pusdatin
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55
Lampiran 8. Perkembangan Harga Lada di Pasar Domestik di Indonesia, 2001-2013
TahunHarga
(Rp/Kg)
Pertumbuhan
(%)
2001 46.397
2002 27.104 -41,58
2003 22.589 -16,66
2004 27.956 23,76
2005 22.956 -17,89
2006 30.620 33,39
2007 29.500 -3,66
2008 24.545 -16,80
2009 44.867 82,79
2010 46.967 4,68
2011 59.899 27,53
2012 62.743 4,75
2013 70.518 12,39
Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 7,73
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
2015 OUTLOOK LADA
56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 9. Perkembangan Harga Ekspor Lada Indonesia, 2000-2014
Harga Ekspor Pertumbuhan
(US$/Kg) (%)
2000 3,40
2001 1,87 -44,90
2002 1,41 -24,70
2003 1,81 28,48
2004 1,72 -5,17
2005 1,69 -1,56
2006 2,09 23,54
2007 3,45 64,83
2008 3,54 2,82
2009 2,77 -21,81
2010 3,93 41,79
2011 5,88 49,77
2012 6,76 14,96
2013 7,24 7,08
2014 9,32 28,72
Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 11,70
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Tahun
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57
Lampiran 10. Perkembangan Ekspor, Impor dan Neraca Lada Indonesia, 2000-2014
Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Impor Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Nilai
(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (000 US$)
2000 65.011 221.090 707 2.655 64.304 218.435
2001 53.639 -17,49 100.507 -54,54 3.309 367,74 4.301 61,97 50.330 96.206
2002 63.214 17,85 89.197 -11,25 2.283 -31,02 3.120 -27,46 60.931 86.077
2003 51.546 -18,46 93.445 4,76 249 -89,07 174 -94,44 51.296 93.271
2004 32.364 -37,21 55.637 -40,46 343 37,53 333 91,84 32.021 55.304
2005 34.531 6,70 58.437 5,03 844 146,03 518 55,50 33.687 57.920
2006 36.953 7,01 77.258 32,21 2.339 177,16 991 91,40 34.614 76.267
2007 38.447 4,04 132.495 71,50 1.395 -40,37 729 -26,44 37.052 131.766
2008 52.407 36,31 185.701 40,16 1.255 -10,04 918 25,93 51.152 184.783
2009 50.642 -3,37 140.313 -24,44 3.327 165,10 1.528 66,45 47.315 138.785
2010 62.599 23,61 245.924 75,27 3.312 -0,45 2.679 75,33 59.287 243.245
2011 36.487 -41,71 214.681 -12,70 4.096 23,67 9.229 244,49 32.391 205.452
2012 62.608 71,59 423.477 97,26 4.536 10,75 11.154 20,86 58.071 412.323
2013 47.908 -23,48 346.976 -18,06 417 -90,81 3.783 -66,09 47.491 343.193
2014 34.733 -27,50 323.802 -6,68 6.026 1.345,99 48.867 1.191,91 28.707 274.935
2000-2014 -0,15 11,29 143,73 122,23
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin
Kode HS : 0904111000; 0904112000; 0904119000; 0904121000; 0904122000; 0904129000
Tahun
Ekspor Impor Neraca
Rata-rata Pertumb. (%/Tahun)
2015 OUTLOOK LADA
58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 11. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Lada ASEAN1), 1980-2013
Tahun
Luas Tanaman
Menghasilkan
(Ha)
Pertumb.
(%)
Produksi
(Ton)
Pertumb.
(%)
Produktivitas
(Kg/Ha)
Pertumb.
(%)
1980 66.039 73.558 1.114
1981 69.402 5,09 76.223 3,62 1.098 -1,40
1982 67.478 -2,77 71.390 -6,34 1.058 -3,67
1983 69.689 3,28 77.153 8,07 1.107 4,64
1984 69.327 -0,52 70.876 -8,14 1.022 -7,66
1985 64.949 -6,31 68.122 -3,89 1.049 2,59
1986 64.863 -0,13 72.703 6,72 1.121 6,87
1987 71.934 10,90 75.649 4,05 1.052 -6,18
1988 91.072 26,60 98.910 30,75 1.086 3,27
1989 97.906 7,50 113.791 15,04 1.162 7,01
1990 100.937 3,10 127.054 11,66 1.259 8,30
1991 99.187 -1,73 121.009 -4,76 1.220 -3,08
1992 95.711 -3,50 118.954 -1,70 1.243 1,87
1993 100.053 4,54 110.798 -6,86 1.107 -10,90
1994 90.385 -9,66 95.807 -13,53 1.060 -4,28
1995 91.432 1,16 99.504 3,86 1.088 2,67
1996 96.545 5,59 95.861 -3,66 993 -8,76
1997 97.700 1,20 108.871 13,57 1.114 12,23
1998 106.501 9,01 123.774 13,69 1.162 4,29
1999 111.513 4,71 136.860 10,57 1.227 5,60
2000 130.287 16,84 158.498 15,81 1.217 -0,88
2001 153.505 17,82 184.246 16,24 1.200 -1,34
2002 171.634 11,81 212.299 15,23 1.237 3,06
2003 182.726 6,46 220.748 3,98 1.208 -2,33
2004 190.338 4,17 212.454 -3,76 1.116 -7,61
2005 173.253 -8,98 222.502 4,73 1.284 15,06
2006 250.593 44,64 217.334 -2,32 867 -32,47
2007 248.260 -0,93 232.744 7,09 938 8,10
2008 243.385 -1,96 242.502 4,19 996 6,28
2009 248.238 1,99 258.606 6,64 1.042 4,56
2010 245.952 -0,92 257.015 -0,62 1.045 0,31
2011 238.721 -2,94 268.784 4,58 1.126 7,75
2012 241.406 1,12 279.021 3,81 1.156 2,65
2013 242.784 0,57 285.695 2,39 1.177 1,81
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 4,48 4,57 0,56
1980-2008 5,28 4,78 0,05
2009-2013 -0,03 3,36 3,42
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
Keterangan : 1) Negara ASEAN penghasil lada adalah Vietnam, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, dan
Brunei Darussalam
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59
Lampiran 12. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Lada Dunia, 1980–2013
Tahun
Luas Tanaman
Menghasilkan
(Ha)
Pertumb.
(%)
Produksi
(Ton)
Pertumb.
(%)
Produktivitas
(Kg/Ha)
Pertumb.
(%)
1980 228.163 178.582 783
1981 234.175 2,63 161.581 -9,52 690 -11,84
1982 232.248 -0,82 166.326 2,94 716 3,79
1983 233.703 0,63 152.387 -8,38 652 -8,95
1984 232.102 -0,69 154.701 1,52 667 2,22
1985 229.024 -1,33 142.564 -7,85 622 -6,61
1986 252.422 10,22 170.122 19,33 674 8,27
1987 268.836 6,50 172.893 1,63 643 -4,58
1988 312.319 16,17 229.968 33,01 736 14,49
1989 337.248 7,98 249.622 8,55 740 0,52
1990 354.453 5,10 287.865 15,32 812 9,72
1991 356.856 0,68 282.451 -1,88 791 -2,54
1992 357.844 0,28 240.754 -14,76 673 -15,00
1993 369.240 3,18 242.284 0,64 656 -2,47
1994 361.049 -2,22 223.563 -7,73 619 -5,63
1995 362.728 0,47 237.442 6,21 655 5,72
1996 378.966 4,48 239.696 0,95 633 -3,38
1997 357.629 -5,63 235.469 -1,76 658 4,10
1998 372.294 4,10 257.651 9,42 692 5,11
1999 439.240 17,98 304.058 18,01 692 0,03
2000 417.052 -5,05 315.431 3,74 756 9,26
2001 464.751 11,44 360.331 14,23 775 2,51
2002 492.370 5,94 396.851 10,14 806 3,96
2003 506.131 2,79 421.379 6,18 833 3,29
2004 535.989 5,90 427.099 1,36 797 -4,29
2005 529.050 -1,29 445.279 4,26 842 5,62
2006 639.924 20,96 466.456 4,76 729 -13,39
2007 620.730 -3,00 462.075 -0,94 744 2,12
2008 566.337 -8,76 445.398 -3,61 786 5,65
2009 608.498 7,44 457.972 2,82 753 -4,30
2010 559.323 -8,08 448.638 -2,04 802 6,57
2011 535.811 -4,20 450.429 0,40 841 4,80
2012 555.111 3,60 451.632 0,27 814 -3,22
2013 481.929 -13,18 472.526 4,63 980 20,51
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 2,55 3,39 0,97
1980-2008 3,52 3,78 0,28
2009-2013 -2,88 1,22 4,87Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
2015 OUTLOOK LADA
60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 13. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Lada Terbesar di Dunia, 2009-2013
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1 India 238.710 195.920 184.000 200.000 125.000 188.726 33,42 33,42
2 Indonesia 185.941 186.296 179.000 178.600 178.200 181.607 32,16 65,58
3 Vietnam 44.200 44.300 45.070 48.519 50.998 46.618 8,26 73,84
4 Srilanka 36.180 37.340 36.430 38.450 39.490 37.578 6,65 80,49
5 Brazil 27.415 23.263 21.089 19.427 18.472 21.933 3,88 84,38
6 China 14.237 17.052 16.962 17.125 17.425 16.560 2,93 87,31
7 China, mainland 14.130 16.924 16.835 17.000 17.300 16.438 2,91 90,22
8 Malaysia 13.608 11.012 11.130 10.833 10.600 11.437 2,03 92,24
9 Madagaskar 7.840 6.456 4.861 5.000 5.000 5.831 1,03 93,28
10 Ethiopia 3.400 4.800 7.000 6.800 6.000 5.600 0,99 94,27
Negara Lainnya 37.074 33.012 30.395 30.482 30.868 32.366 5,73 100,00
Dunia 622.735 576.375 552.773 572.236 499.354 564.694 100,00
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
No. NegaraLuas Tanaman Menghasilkan (Ha) Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)
Lampiran 14. Beberapa Negara Produsen Lada Terbesar di Dunia, 2009-2013
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1 Vietnam 140.000 137.000 146.000 156.000 163.000 148.400 30,52 30,52
2 Indonesia 82.834 83.664 87.089 87.841 88.161 85.918 17,67 48,18
3 Brazil 65.398 52.137 44.610 43.345 42.312 49.560 10,19 58,38
4 India 47.400 51.020 52.000 41.000 53.000 48.884 10,05 68,43
5 China 28.262 30.210 29.192 31.200 31.410 30.055 6,18 74,61
6 China, mainland 28.000 30.000 29.000 31.000 31.200 29.840 6,14 80,74
7 Srilanka 25.300 26.620 25.770 24.950 26.730 25.874 5,32 86,07
8 Malaysia 23.210 24.227 25.600 26.000 26.500 25.107 5,16 91,23
9 Madagaskar 5.010 5.018 4.092 5.000 5.000 4.824 0,99 92,22
10 Thailand 6.730 6.391 4.395 3.504 2.791 4.762 0,98 93,20
Negara Lainnya 34.090 32.561 31.873 32.992 33.833 33.070 6,80 100,00
Dunia 486.234 478.848 479.621 482.832 503.937 486.294 100,00
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
No. NegaraProduksi (Ton) Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61
Lampiran 15. Perkembangan Harga Produsen Lada di Dunia, 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
1 Seychelles 7.933 7.591 7.681 8.110 6.900 7.643
2 China, mainland - - 4.727 5.449 8.685 6.287
3 Thailand 5.703 3.327 5.436 5.936 7.465 5.573
4 Indonesia 3.281 4.062 4.664 5.361 5.845 4.642
5 Filipina 3.618 3.281 3.821 4.725 5.603 4.210
6 Srilanka 3.026 2.634 2.841 5.623 6.355 4.096
7 Peru 4.787 4.646 2.777 2.876 4.447 3.907
8 Vietnam 3.069 2.381 2.849 4.679 6.104 3.816
9 Palestina 2.193 585 634 3.468 2.893 1.955
10 Bolivia 1.436 1.360 1.436 1.435 1.377 1.409
11 Mexico 869 750 1.170 1.347 1.250 1.077Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
Harga Produsen (US$/Ton)NegaraNo.
2015 OUTLOOK LADA
62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 16. Perkembangan Ekspor dan Impor Lada Negara ASEAN, 1980-2012
Volume
(Ton)
Pertumb.
(%)
Nilai
(000 US$)
Pertumb.
(%)
Volume
(Ton)
Pertumb.
(%)
Nilai
(000 US$)
Pertumb.
(%)
1980 61.539 156.225 25.040 39.669
1981 63.213 2,72 123.847 -20,73 22.708 -9,31 29.240 -26,29
1982 62.251 -1,52 106.803 -13,76 19.676 -13,35 22.540 -22,91
1983 70.072 12,56 117.300 9,83 19.230 -2,27 29.350 30,21
1984 53.427 -23,75 151.320 29,00 13.543 -29,57 29.022 -1,12
1985 48.482 -9,26 216.960 43,38 18.933 39,80 55.912 92,65
1986 49.997 3,12 332.545 53,27 16.136 -14,77 60.562 8,32
1987 49.906 -0,18 346.185 4,10 13.313 -17,50 55.916 -7,67
1988 64.046 28,33 320.786 -7,34 14.749 10,79 43.868 -21,55
1989 78.579 22,69 276.235 -13,89 21.147 43,38 45.849 4,52
1990 90.246 14,85 201.766 -26,96 26.311 24,42 38.004 -17,11
1991 97.611 8,16 173.555 -13,98 31.827 20,96 33.462 -11,95
1992 113.618 16,40 161.001 -7,23 31.111 -2,25 25.629 -23,41
1993 63.917 -43,74 135.284 -15,97 24.067 -22,64 27.768 8,35
1994 76.476 19,65 224.246 65,76 27.718 15,17 51.823 86,63
1995 91.474 19,61 357.455 59,40 20.004 -27,83 47.110 -9,09
1996 90.683 -0,86 285.390 -20,16 29.730 48,62 64.253 36,39
1997 87.938 -3,03 533.554 86,96 34.403 15,72 114.119 77,61
1998 73.075 -16,90 567.076 6,28 23.364 -32,09 105.131 -7,88
1999 93.847 28,43 672.464 18,58 34.054 45,75 140.338 33,49
2000 108.247 15,34 667.697 -0,71 27.913 -18,03 104.129 -25,80
2001 136.437 26,04 326.279 -51,13 18.895 -32,31 49.425 -52,53
2002 165.114 21,02 296.836 -9,02 17.628 -6,71 39.965 -19,14
2003 144.615 -12,42 283.905 -4,36 16.342 -7,30 27.505 -31,18
2004 164.562 13,79 273.557 -3,64 17.493 7,04 24.661 -10,34
2005 163.936 -0,38 267.784 -2,11 21.653 23,78 33.613 36,30
2006 169.288 3,26 343.993 28,46 26.563 22,68 53.978 60,59
2007 137.764 -18,62 527.238 53,27 21.406 -19,41 66.635 23,45
2008 158.112 14,77 623.006 18,16 21.443 0,17 63.196 -5,16
2009 200.679 26,92 568.143 -8,81 25.033 16,74 56.095 -11,24
2010 196.871 -1,90 772.764 36,02 24.652 -1,52 83.231 48,38
2011 175.351 -10,93 1.101.496 42,54 25.901 5,07 120.200 44,42
2012 190.595 8,69 1.380.347 25,32 25.328 -2,21 138.612 15,32
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2012 5,09 11,27 2,53 9,44
1980-2007 4,64 9,16 2,32 7,80
2008-2012 7,51 22,65 3,65 18,34
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
Tahun
Ekspor Impor
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 63
Lampiran 17. Perkembangan Ekspor dan Impor Lada Dunia, 1980-2012
Volume
(Ton)
Pertumb.
(%)
Nilai
(000 US$)
Pertumb.
(%)
Volume
(Ton)
Pertumb.
(%)
Nilai
(000 US$)
Pertumb.
(%)
1980 166.547 293.436 161.579 321.379
1981 174.601 4,84 249.862 -14,85 167.929 3,93 280.671 -12,67
1982 167.955 -3,81 211.772 -15,24 154.147 -8,21 224.423 -20,04
1983 165.635 -1,38 219.750 3,77 165.908 7,63 246.268 9,73
1984 165.175 -0,28 338.027 53,82 161.846 -2,45 348.020 41,32
1985 144.520 -12,50 448.969 32,82 159.459 -1,47 488.532 40,37
1986 177.051 22,51 761.741 69,66 172.342 8,08 740.480 51,57
1987 166.441 -5,99 769.990 1,08 158.451 -8,06 759.351 2,55
1988 172.364 3,56 570.047 -25,97 174.120 9,89 662.673 -12,73
1989 208.029 20,69 507.305 -11,01 196.396 12,79 532.520 -19,64
1990 208.195 0,08 365.635 -27,93 204.456 4,10 406.490 -23,67
1991 229.907 10,43 306.305 -16,23 218.815 7,02 331.653 -18,41
1992 242.552 5,50 274.397 -10,42 203.436 -7,03 268.438 -19,06
1993 206.293 -14,95 303.352 10,55 193.981 -4,65 295.438 10,06
1994 214.146 3,81 485.603 60,08 214.167 10,41 461.893 56,34
1995 224.737 4,95 587.238 20,93 211.464 -1,26 571.477 23,72
1996 242.088 7,72 577.618 -1,64 222.385 5,16 578.106 1,16
1997 240.795 -0,53 939.082 62,58 232.057 4,35 855.661 48,01
1998 217.793 -9,55 1.021.761 8,80 199.552 -14,01 949.961 11,02
1999 248.694 14,19 1.159.866 13,52 238.548 19,54 1.101.932 16,00
2000 255.475 2,73 1.028.265 -11,35 250.887 5,17 1.033.298 -6,23
2001 269.591 5,53 533.702 -48,10 229.919 -8,36 574.964 -44,36
2002 324.803 20,48 554.869 3,97 261.875 13,90 497.270 -13,51
2003 292.434 -9,97 544.875 -1,80 271.888 3,82 539.437 8,48
2004 302.262 3,36 531.455 -2,46 278.781 2,54 526.498 -2,40
2005 300.987 -0,42 536.167 0,89 284.509 2,05 535.669 1,74
2006 333.689 10,86 736.476 37,36 304.571 7,05 661.848 23,56
2007 309.983 -7,10 1.072.971 45,69 292.133 -4,08 988.802 49,40
2008 322.688 4,10 1.226.317 14,29 295.341 1,10 1.115.361 12,80
2009 342.371 6,10 1.022.330 -16,63 311.400 5,44 967.003 -13,30
2010 343.075 0,21 1.337.954 30,87 315.162 1,21 1.162.568 20,22
2011 330.548 -3,65 1.972.864 47,45 314.091 -0,34 1.711.016 47,18
2012 350.356 5,99 2.301.439 16,65 308.246 -1,86 1.999.811 16,88
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2012 2,73 10,35 2,29 8,94
1980-2007 2,77 8,83 2,51 7,49
2008-2012 2,55 18,53 1,11 16,76
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
Tahun
Ekspor Impor
2015 OUTLOOK LADA
64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 18. Beberapa Negara dengan Volume Ekspor Lada Terbesar di Dunia, 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
1 Vietnam 238.710 195.920 184.000 200.000 125.000 188.726 33,42 33,42
2 Indonesia 185.941 186.296 179.000 178.600 178.200 181.607 32,16 65,58
3 Brazil 44.200 44.300 45.070 48.519 50.998 46.618 8,26 73,84
4 India 36.180 37.340 36.430 38.450 39.490 37.578 6,65 80,49
5 Malaysia 27.415 23.263 21.089 19.427 18.472 21.933 3,88 84,38
6 Jerman 14.237 17.052 16.962 17.125 17.425 16.560 2,93 87,31
7 Belanda 14.130 16.924 16.835 17.000 17.300 16.438 2,91 90,22
8 Singapura 13.608 11.012 11.130 10.833 10.600 11.437 2,03 92,24
9 Srilanka 7.840 6.456 4.861 5.000 5.000 5.831 1,03 93,28
10 Amerika Serikat 3.400 4.800 7.000 6.800 6.000 5.600 0,99 94,27
Negara Lainnya 37.074 33.012 30.395 30.482 30.868 32.366 5,73 100,00
Dunia 622.735 576.375 552.773 572.236 499.354 564.694 100,00
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
No. NegaraVolume Ekspor (Ton) Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)
Lampiran 19. Beberapa Negara dengan Volume Impor Lada Terbesar di Dunia, 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
1 Vietnam 140.000 137.000 146.000 156.000 163.000 148.400 30,52 30,52
2 Indonesia 82.834 83.664 87.089 87.841 88.161 85.918 17,67 48,18
3 Brazil 65.398 52.137 44.610 43.345 42.312 49.560 10,19 58,38
4 India 47.400 51.020 52.000 41.000 53.000 48.884 10,05 68,43
5 China 28.262 30.210 29.192 31.200 31.410 30.055 6,18 74,61
6 China, mainland 28.000 30.000 29.000 31.000 31.200 29.840 6,14 80,74
7 Srilanka 25.300 26.620 25.770 24.950 26.730 25.874 5,32 86,07
8 Malaysia 23.210 24.227 25.600 26.000 26.500 25.107 5,16 91,23
9 Madagaskar 5.010 5.018 4.092 5.000 5.000 4.824 0,99 92,22
10 Thailand 6.730 6.391 4.395 3.504 2.791 4.762 0,98 93,20
Negara Lainnya 34.090 32.561 31.873 32.992 33.833 33.070 6,80 100,00
Dunia 486.234 478.848 479.621 482.832 503.937 486.294 100,00
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
No. NegaraVolume Impor (Ton) Kontribusi
(%)
Kontribusi
Kumulatif
(%)
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 65
Lampiran 20. Perkembangan Ketersediaan Lada di ASEAN, 1980-2012
(Ton)Pertumb.
(%)(Ton)
Pertumb.
(%)(Ton)
Pertumb.
(%)(Ton)
Pertumb.
(%)
1980 73.558 61.539 25.040 37.059
1981 76.223 3,62 63.213 2,72 22.708 -9,31 35.718 -3,62
1982 71.390 -6,34 62.251 -1,52 19.676 -13,35 28.815 -19,33
1983 77.153 8,07 70.072 12,56 19.230 -2,27 26.311 -8,69
1984 70.876 -8,14 53.427 -23,75 13.543 -29,57 30.992 17,79
1985 68.122 -3,89 48.482 -9,26 18.933 39,80 38.573 24,46
1986 72.703 6,72 49.997 3,12 16.136 -14,77 38.842 0,70
1987 75.649 4,05 49.906 -0,18 13.313 -17,50 39.056 0,55
1988 98.910 30,75 64.046 28,33 14.749 10,79 49.613 27,03
1989 113.791 15,04 78.579 22,69 21.147 43,38 56.359 13,60
1990 127.054 11,66 90.246 14,85 26.311 24,42 63.119 11,99
1991 121.009 -4,76 97.611 8,16 31.827 20,96 55.225 -12,51
1992 118.954 -1,70 113.618 16,40 31.111 -2,25 36.447 -34,00
1993 110.798 -6,86 63.917 -43,74 24.067 -22,64 70.948 94,66
1994 95.807 -13,53 76.476 19,65 27.718 15,17 47.049 -33,69
1995 99.504 3,86 91.474 19,61 20.004 -27,83 28.034 -40,42
1996 95.861 -3,66 90.683 -0,86 29.730 48,62 34.908 24,52
1997 108.871 13,57 87.938 -3,03 34.403 15,72 55.336 58,52
1998 123.774 13,69 73.075 -16,90 23.364 -32,09 74.063 33,84
1999 136.860 10,57 93.847 28,43 34.054 45,75 77.067 4,06
2000 158.498 15,81 108.247 15,34 27.913 -18,03 78.164 1,42
2001 184.246 16,24 136.437 26,04 18.895 -32,31 66.704 -14,66
2002 212.299 15,23 165.114 21,02 17.628 -6,71 64.813 -2,83
2003 220.748 3,98 144.615 -12,42 16.342 -7,30 92.475 42,68
2004 212.454 -3,76 164.562 13,79 17.493 7,04 65.385 -29,29
2005 222.502 4,73 163.936 -0,38 21.653 23,78 80.219 22,69
2006 217.334 -2,32 169.288 3,26 26.563 22,68 74.609 -6,99
2007 232.744 7,09 137.764 -18,62 21.406 -19,41 116.386 55,99
2008 242.502 4,19 158.112 14,77 21.443 0,17 105.833 -9,07
2009 258.606 6,64 200.679 26,92 25.033 16,74 82.960 -21,61
2010 257.015 -0,62 196.871 -1,90 24.652 -1,52 84.796 2,21
2011 268.784 4,58 175.351 -10,93 25.901 5,07 119.334 40,73
2012 279.021 3,81 190.595 8,69 25.328 -2,21 113.754 -4,68
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2011 4,64 5,09 2,53 7,38
1980-2007 4,81 4,64 2,32 8,46
2008-2012 3,72 7,51 3,65 1,52
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
Tahun
Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan
2015 OUTLOOK LADA
66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 21. Perkembangan Ketersediaan Lada di Dunia, 1980-2012
(Ton)Pertumb.
(%)(Ton)
Pertumb.
(%)(Ton)
Pertumb.
(%)(Ton)
Pertumb.
(%)
1980 178.582 166.547 161.579 173.614
1981 161.581 -9,52 174.601 4,84 167.929 3,93 154.909 -10,77
1982 166.326 2,94 167.955 -3,81 154.147 -8,21 152.518 -1,54
1983 152.387 -8,38 165.635 -1,38 165.908 7,63 152.660 0,09
1984 154.701 1,52 165.175 -0,28 161.846 -2,45 151.372 -0,84
1985 142.564 -7,85 144.520 -12,50 159.459 -1,47 157.503 4,05
1986 170.122 19,33 177.051 22,51 172.342 8,08 165.413 5,02
1987 172.893 1,63 166.441 -5,99 158.451 -8,06 164.903 -0,31
1988 229.968 33,01 172.364 3,56 174.120 9,89 231.724 40,52
1989 249.622 8,55 208.029 20,69 196.396 12,79 237.989 2,70
1990 287.865 15,32 208.195 0,08 204.456 4,10 284.126 19,39
1991 282.451 -1,88 229.907 10,43 218.815 7,02 271.359 -4,49
1992 240.754 -14,76 242.552 5,50 203.436 -7,03 201.638 -25,69
1993 242.284 0,64 206.293 -14,95 193.981 -4,65 229.972 14,05
1994 223.563 -7,73 214.146 3,81 214.167 10,41 223.584 -2,78
1995 237.442 6,21 224.737 4,95 211.464 -1,26 224.169 0,26
1996 239.696 0,95 242.088 7,72 222.385 5,16 219.993 -1,86
1997 235.469 -1,76 240.795 -0,53 232.057 4,35 226.731 3,06
1998 257.651 9,42 217.793 -9,55 199.552 -14,01 239.410 5,59
1999 304.058 18,01 248.694 14,19 238.548 19,54 293.912 22,77
2000 315.431 3,74 255.475 2,73 250.887 5,17 310.843 5,76
2001 360.331 14,23 269.591 5,53 229.919 -8,36 320.659 3,16
2002 396.851 10,14 324.803 20,48 261.875 13,90 333.923 4,14
2003 421.379 6,18 292.434 -9,97 271.888 3,82 400.833 20,04
2004 427.099 1,36 302.262 3,36 278.781 2,54 403.618 0,69
2005 445.279 4,26 300.987 -0,42 284.509 2,05 428.801 6,24
2006 466.456 4,76 333.689 10,86 304.571 7,05 437.338 1,99
2007 462.075 -0,94 309.983 -7,10 292.133 -4,08 444.225 1,57
2008 445.398 -3,61 322.688 4,10 295.341 1,10 418.051 -5,89
2009 457.972 2,82 342.371 6,10 311.400 5,44 427.001 2,14
2010 448.638 -2,04 343.075 0,21 315.162 1,21 420.725 -1,47
2011 450.429 0,40 330.548 -3,65 314.091 -0,34 433.972 3,15
2012 451.632 0,27 350.356 5,99 308.246 -1,86 409.522 -5,63
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2011 3,35 2,73 2,29 3,28
1980-2007 4,05 2,77 2,51 4,18
2008-2012 -0,43 2,55 1,11 -1,54
Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin
Tahun
Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan
OUTLOOK LADA 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 67
Lampiran 22. Hasil Pengolahan Data Produksi Lada Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential Smoothing)
Double Exponential Smoothing for PRODUKSI
Data PRODUKSI
Length 35
Smoothing Constants
α (level) 0.999165
γ (trend) 0.006000
Accuracy Measures
MAPE 8
MAD 4775
MSD 44063264
Forecasts
Period Forecast Lower Upper
36 92976.2 81278.1 104674
37 94011.2 76152.1 111870
38 95046.3 70714.6 119378
39 96081.4 65160.7 127002
40 97116.4 59551.5 134681
Lampiran 23. Hasil Pengolahan Data Konsumsi Menggunakan Model Trend Analysis Linear
Trend Analysis
Data Konsumsi
Length 13,0000
NMissing 0
Fitted Trend Equation
Yt = 0,111346 + 2,80E-03*t
Accuracy Measures
MAPE: 9,56658
MAD: 0,0120397
MSD: 0,000228108
Row Period FORE2
1 14 0,150500
2 15 0,153297
3 16 0,156093
4 17 0,158890
5 18 0,161687
2015 OUTLOOK LADA
68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Lampiran 24. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Lada ASEAN Menggunakan Model Double Exponential Smoothing
Double Exponential Smoothing
Data ASEAN
Length 33,0000
NMissing 0
Smoothing Constants
Alpha (level): 0,1
Gamma (trend): 0,2
Accuracy Measures
MAPE: 21
MAD: 11521
MSD: 2,15E+08
Row Period FORE4 Lower Upper
1 34 105344 77118,3 133571
2 35 108692 79877,3 137506
3 36 112039 82591,0 141486
4 37 115386 85262,2 145509
5 38 118733 87893,9 149571
6 39 122080 90488,7 153671
7 40 125427 93049,1 157804
Lampiran 25. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Lada Dunia Menggunakan Model Double Exponential Smoothing
Double Exponential Smoothing
Data DUNIA
Length 33,0000
NMissing 0
Smoothing Constants
Alpha (level): 0,2
Gamma (trend): 0,2
Accuracy Measures
MAPE: 14
MAD: 38531
MSD: 1,81E+09
Row Period FORE2 Lower Upper
1 34 476646 382244 571048
2 35 487080 390711 583449
3 36 497513 399026 596000
4 37 507947 407200 608694
5 38 518381 415241 621520
6 39 528814 423159 634470
7 40 539248 430961 647534