upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar …... · keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya...
TRANSCRIPT
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN
ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNGKARANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH:
KHADIYONO NIM X4711028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN
ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNGKARANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
KHADIYONO
NIM X4711028
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Khadiyono
NIM : X4711028
Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING
MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 1 GUNUNGKARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan, Khadiyono.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II Drs. Waluyo, M.Or Slamet Widodo, S..Pd.M.Or NIP 19660307 199403 1 002 NIP 19711228 200312 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal : Juli 2012
Tim Penguji Skripsi: ( Tanda Tangan)
Ketua : Sri Santoso Sabarini, S.Pd.M.Or ____________________
Sekretaris : Drs. Sugiyoto, M.Pd. ____________________
Anggota I : Drs. Waluyo, M.Or ____________________
Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd.M.Or. ____________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Khadiyono.UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNGKARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan menggunakan alat yang dimodifikasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang tahun pelajaran 2011/2012.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas, subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui tes dan pengukuran keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan observasi dari proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan,observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat yang dimodifikasi dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, pada kondisi awal yang termasuk kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 2 siswa (8%), kategori baik (tuntas) sebanyak 4 siswa (17%) dan kategori cukup (tuntas) sebanyak 7 siswa (29%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 11 siswa (46%). Pada siklus I yang termasuk dalam kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa (17%), kategori baik (tuntas) 1 siswa (4%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 11 siswa (46%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 8 siswa (33%). Pada siklus II yang masuk dalam kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 2 siswa (8%), kategori baik (tuntas) sebanyak 4 siswa (17%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 15 siswa (63%), dan kategori kurang atau tidak tuntas sebanyak 3 siswa (13%).
Simpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa pada kondisi awal dari 24 siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 13 siswa (54%), pada siklus I siswa yangb tuntas sebanyak 16 siswa (67%), dan pada siklus II meningkat menjadi 21 siswa yang tuntas dalam belajar (87%).
Kata kunci: hasil belajar gerak dasar, tolak peluru gaya menyamping, alat yang dimodifikasi, siswa SD Negeri 1 Gunungkarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Ø Hati suci selalu benar, tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci.
Orang yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman. Itulah
tantangan hidup.
Ø Tidak ada kekayaan yang melebihi akal, dan tidak ada kemelaratan yang
melebihi kebodohan.
Ø Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /
diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapak dan Ibuku yang telah memberikan segalanya .
2. Isteriku tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat dan dorongan
3. Anak-anakku tersayang
4. Semua teman-temanku senasib dan seperjuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayah serta karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kendala, tetapi dengan bantuan
berbagai pihak yang telah membantu baik secara fisik, psikis, maupun finansial maka
kendala tersebut dapat diatasi bahkan menjadi kekuatan.
Pada kesempatan yang baik ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Mulyono, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak Drs. Waluyo, M.Or, selaku Pembimbing I dan Bapak Slamet Widodo, S.Pd.
M.Or, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini..
5. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada peneliti.
6. Ibu Sri Welas Asih, S.Pd. Kepala SD Negeri 1 Gunungkarang, yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Sundari, selaku kolaborator yang telah banyak memberikan masukan.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini,
Peneliti menyadari benar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini
karena memang keterbatasan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu tegur sapa dari
pembaca sangat peneliti harapkan sebagai bahan perbaikan pada kesempatan
mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………….. i
PENGAJUAN …………………………………………………………….. . ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………………. iii
PERSETUJUAN …………………………………………………………… iv
PENGESAHAN …………………………………………………………… v
ABSTRAK ………………………………………………………………… vi
MOTTO …………………………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN …………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… . xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 2
C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 2
D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 3
BAB II LANDASAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka……….. .......................................................... 4
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan…………….. 4
2. Pembelajaran………………………………………………. 6
3. Gerak Dasar ………………………………………………. 13
4. Pengertian Tolak Peluru …………………………………. 14
5. Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodoks) …………. .. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
6. Media Pembelajaran ……………………………………. 17
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 21
1. Tempat Penelitian ……………………………………….. 21
2. Waktu Penelitian ………………………………………… 21
B. Subyek Penelitian …………………………………………. 22
C. Data dan Sumber Data …………………………………….. 22
D. Pengumpulan Data ………………………………………… 22
E. Uji Validitas Data………………………………………….. 23
F. Analisis Data ……………………………………………… 23
G. Indikator Kinerja Penelitian……………………………….. 23
H. Prosedur Penelitian ……………………………………….. 24
1. Rancangan Siklus I ……………………………………… 26
2. Rancangan Siklus II …………………………………….. 27
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan………………………………………. 29
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus……………………….. 29
1. Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Tolak Peluru
Gaya Menyamping dan Ketuntasan Hasil Belajar………… 30
2. Pelaksanaan Tindakan I ………………………………….. 31
3. Deskripsi Tindakan II …………………………………… 39
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus…………………… 46
1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Dari Kondisi
Awal ke Siklus I ………………………………………. 46
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I
Ke Siklus II …………………………………………….. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus II ………………………………………. 49
4. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Pada Kondisi
Awal ……………………………………………………. 50
5. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada
Siklus I …………………………………………………. 52
6. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada
Siklus II ………………………………………………… 53
D. Pembahasan ………………………………………………… 55
1. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Dari
Kondisi Awal, SikluS I, dan Siklus II …………………. 55
2. Prosentase Pencapaian Target ………………………… 56
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………….. 59
B. Implikasi …………………………………………………… 59
C. Saran ………………………………………………………. 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 61
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan……………….. 21
2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………………… 22
3 Rencana Presentase Target Pencapaian Siklus ……………… 28
4 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya
Menyamping Pada Kondisi Awal………………….………… 30
5 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya
Menyamping Siklus I…………………………………………. 36
6 Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru
Gaya Menyamping Dari Kondisi Awal Ke Siklus I………….. 37
7 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyam-
ping Siklus II …………………………………………………. 44
8 Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping
dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II… 44
9 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyam-
ping Dari Kondisi Awal ke Siklus II ………………………… 45
10 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN 1 Gunungkarang Dari Kondisi Awal Ke Siklus I………. 47
11 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN 1 Gunungkarang Dari Siklus I ke Siklus II ……………. 48
12 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN 1 Gunungkarang Dari Kondisi Awal Ke Siklus II……… 49
13 Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN 1 Gunungkarang …………………………………….. 51
14 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
SDN 1 Gunungkarang Pada Siklus I ……………………… 52
15 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Gunung-
karang Pada SIklus II………………………………………. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1 Cara Memegang Peluru………………………………. 15
2 Rangkaian Gerak Tolak Peluru………………………. 16
3 Lapangan Tolak Peluru ……………………………… 17
4 Alur Kerangka Berpikir ………………………………. 20
5 Desain PTK dalam Penjas dan Kepelatihan Olahraga.. 24
6 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi
Awal ke Siklus I …………………………………….. 47
7 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I
Ke Siklus II …………………………………………. 48
8 Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal Ke Siklus II 50
9 Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal ……………….. 51
10 Prosentase Hasil Belajar Siklus I ……………………… 53
11 Prosentase Hasil Belajar Siklus II …………………….. 54
12 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal
Ke Siklus I dank e Siklus II ……………………………. 55
13 Prosentase Peningkatan Ketuntasan Dari Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II ………………………………….. 57
14 Perbandingan Rencana Dengan Pencapaian Target …… 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1 Silabus Pembelajaran …………………………………… 62
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……………. 63
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………….. 71
4 Hasil Belajar Kognitif Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Kondisi Awal ….. 79
5 Hasil Belajar Afektif Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Kondisi Awal ….. 80
6 Hasil Belajar Psikomotor Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Kondisi Awal ….. 81
7 Data Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Siswa
Kelas V SDN 1 Gunungkarang Kondisi Awal………… 82
8 Hasil Belajar Kognitif Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus I ………….. 83
9 Hasil Belajar Afektif Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus I…….. …… 84
10 Hasil Belajar Psikomotor Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus I …………... 85
11 Data Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Siswa
Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus I…………………… 86
12 Hasil Belajar Kognitif Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus II ……………. 87
13 Hasil Belajar Afektif Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus II …………….. 88
14 Hasil Belajar Psikomotor Tolak Peluru Gaya Menyamping
Siswa Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus II …………….. 89
15 Data Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Siswa
Kelas V SDN 1 Gunungkarang Siklus II…………………….. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
16 Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Kondisi Awal….. 91
17 Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Siklus I………… 92
18 Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Siklus II………… 93
19 Foto-foto Kegiatan ……………………………………….. 94
20 Surat Permohonan PKM dari UNS ………………………. 100
21 Surat Izin Penelitian………………………………………. 101
22 Surat Keterangan ………………………………………… 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga adalah kegiatan fisik yang bersifat kompetitif dalam suatu
permainan, berupa perjuangan yang bersifat individu maupun tim. Atletik adalah
salah satu dari cabang olahraga yang bersifat kompetitif, karena sejak jaman
dahulu atau sejak jaman purba telah dikenal walaupun masih belum terorganisir
seperti sekarang ini. Atletik juga dikatakan sebagai olahraga tertua, karena sejak
manusia ada di dunia ini sudah dikenal yaitu gerakan jalan, lari, lempar, dan
lompat. Jaman dahulu memang gerakan dalam atletik sudah dikenal bukan
langsung berkompetisi tetapi mereka melakukan gerakan-gerakan itu untuk
mempertahankan diri baik dari serangan hewan buas, kondisi alam, serangan
musuh dan untuk melanjutkan kehidupan seperti berburu untuk mencari makan.
Sejalan dengan perkembangan jaman, atletik berkembang menjadi cabang
olahraga lainnya sehingga atletik disebut mother of sport, yaitu ibu dari segala
cabang olahraga lainnya. Atletik menjadi cabang olahraga yang wajib ada dalam
setiap multi event baik di tingkat yang rendah hingga ke tingkat dunia. Cabang
olahraga atletik memiliki nomor-nomor spesifik dari unsur jalan, lari, lompat, dan
lempar. Disamping nemiliki kesederhanaan dalam pelaksanaannya, atletik
tidaklah serumit mempelajari dan melatih cabang olahraga lainnya.
Atletik meliputi jalan, lari, lempar, dan lompat. Dari beberapa cabang
olahtaga jalan, lari, lompat, dan lempar ini masih dipecahkan lagi dalam beberapa
kategori nomor. Misalnya, dalam cabang olahraga lempar dibagi menjadi 4
nomor, yaitu nomor lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak
peluru.
Salah satu nomor atletik dari unsur lempar adalah Tolak Peluru. Dalam
pelaksanaannya, nomor atletik tolak peluru ini terlihat sangat sederhana, namun
jika tidak dipelajari atau dilatih dengan benar, maka kemampuan gerak dasarnya
tidak akan berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Gerakan Tolak Peluru merupakan suatu koordinasi gerak menolak yang
eksplosif. Dibutuhkan pengerahan kekuatan yang optimal disertai kecepatan dan
gerak ikutan sesuai dengan teknik dasar dan gaya yang dikuasainya. Sehingga
dapat dikatakan bahwa Tolak Peluru merupakan perpaduan gerak yang serasi
antara kekuatan dan kecepatan.
Perpaduan gerak dalam tolak peluru seperti tersebut di atas, akan
melahirkan power. Power diperoleh dari latihan kekuatan dan kecepatan, karena
yang menjadi karakteristik geraknya adalah menolak atau dengan kata lain
mendorong. Namun karakteristik tersebut akan dapat tereksploitasi secara
optimal, apabila menguasai teknik dasar dan gaya yang digunakan.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) kali ini, peneliti akan memfokuskan
pada gerak dasar tolak peluru gaya menyamping yang lazim diberikan kepada
para pemula. Hal ini dikandung maksud agar gerak dasar paling sederhana ini
dapat dikuasai lebih dahulu, sebelum meningkat ke teknik dasar dan gaya yang
lebih kompleks.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
Bagaimanakah penggunaan alat yang dimodifikasi dapat meningkatkan hasil
belajar tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang tahun pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berkait dengan rumusan masalah, tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
Untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
menggunakan alat yang dimodifikasi pada siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan membawa manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Guru Penjasorkes SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari
antara lain :
a. Meningkatkan wawasan dan pengalaman, guru di sekolah dalam memilih
dan mengembangkan media serta memodifikasi alat bantu pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan dalam memilih alternatif pembelajaran,
sehingga makin kreativ dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sehingga mampu mengembangkan hasil-hasil penelitiannya.
2. Bagi Siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
a. Merangsang minat siswa dalam mempelajari gerak dasar tolak peluru
gaya menyamping, karena alat bantu pembelajaran relatif ringan,
sehingga menyenangkan, yang pada akhirnya aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran menjadi lebih fokus dan lancar.
b. Setelah minat terangsang, siswa akan lebih antusias dan berani untuk
belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, karena media
pembelajaran yang digunakan jauh lebih ringan dan tidak
membahayakan, dibanding alat yang sebenarnya.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan/saran untuk mengembangkan strategi belajar
mengajar yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses
dan kualitas hasil belajar siswa ataupun mutu lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian
Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan
yang bertujuan untuk menggerakan dan mengembangkan aspek psikomotor
pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru
penjasorkes. Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan
terjemahan dari physical education yang digunakan di Amerika. Sedangkan
makna dari penjasorkes sendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental
seseorang. Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak
melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjasorkes adalah suatu
proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusn secara sistematis, untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap
yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan
yang sama. Meskipun demikian, dari rumusan-rumusan mengenai penjasorkes
terdapat beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta
tujuan pelaksanaan penjasorkes. Berikut pengertian penjas menurut Adang
Suherman (2000 : 22) dalam Murdo Wahono. Bahwa:
”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.
Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan
muhadi (1992 : 04).Bahwa :
”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.
Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di
sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan
yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
yang harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang
mengarah kepada usaha-usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan
jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan
kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam
lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam
pembelajaran penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran
penjasorkes itu sendiri.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha
pendewasaan sikap seseorang, melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang
dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tujuan penjasorkesharus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn
pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam
pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani.Karena pendekatan ini dapat
meningkatkan partisipasi maksimum,memberikan keleluasasn gerak yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman
(2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori,yaitu :
a. perkembangan fisik.Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.
2. Pembelajaran
a. Definisi Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada
kegiatan, yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar
atau dapat dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa
indonesia (2003: 17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati
dan Mudjiono (2006: 297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah
kegiatan secara terprogam dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Selanjutnya pengertian pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga
(2007: 136) yaitu ”suatu sistem yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian
isi/materi ajar, strategi pemelajaran (metode, media, waktu, sistem
penyampaian), serta asesmen belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan
pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau
pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang
sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk
terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional.
Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal
tertentu. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus
memperhatikan fektor-faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor
yang penting dalam menentukan pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan
informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi
perubahan pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal
tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya
guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses
belajar dan tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36)
menyatakan, “Ciri-ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis
dalam proses belajar siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat
bantu belajar, (4) suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri
pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,
suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus
diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri
pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk
menemukan sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau
melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi
rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu
dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak
suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi
motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh siswa dapat tercapai.
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan
memperhatikan karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain
bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat
merangsang daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan
dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu
pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru
harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap
dengan mudah oleh siswa. Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan
alat-alat yang menarik, maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,
apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
samping itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar
mengajar akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan
karakteristik siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi
juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa
dalam proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada
peranan dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih
berperan sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip
H.J. Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya
mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya
mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta
perbedaan individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran
dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran
tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Perhatian dan Motivasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan,
“Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar.
Belajar dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan
lebih terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan,
maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan
yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah,
“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan
motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam
belajar. Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai
hasil belajar yang optimal.
2) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah
perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik,
intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan
terjadi proses belajar. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52)
bahwa, “Dari semua unsur belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip
yang terpenting, karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa
adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam
bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa.
Menurut S. Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52)
macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral
activities, listening activities, drawing activities, motor activities, mental
activities, emotional activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak
terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran
dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan
organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang
diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman,
sebab pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan
kualitas perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila
terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar
adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang
didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda
antara siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh
dan kondisi serta kemampuan setiap siswa.
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau
pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang
dikutip Dimyati dan Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh
dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran”. Sedangkan Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk
mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan
keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan
frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat
penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka
gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu
keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih
efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai
pendapat H.J. Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa
harus mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut
mengandung banyak masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan.
Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan
mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat
penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa
dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk
memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang
dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil
belajar yang optimal.
6) Balikan dan Penguatan
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri
siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta
penampilan siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun
kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan
penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali,
yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian,
penguatan ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau
kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi
dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses
pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan
karakteristik dan kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar
yang optimal, maka guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan
dalam membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing individu.
3. Gerak Dasar
a. Hakikat Gerak Dasar
Pada usia sekolah dasar inilah saatnya harus ditanamkan bagaimana cara
melakukan gerak dasar yang benar sangat penting. Karena pada usia sekolah
dasar masa perkembangan dan pertumbuhan, sehingga kemampuan gerak
dasar yang dimiliki dapat dilakukan dengan benar. Kesalahan dalam
melakukan gerak dasar akan berdampak pada pola gerakan yang salah,
sehingga akan berdampak pada aktivitas-aktivitas geraknya. Upaya untuk
meningkatkan kualitas gerak dasar harus dilakukan latihan dengan baik dan
benar.
Gerak dasar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil
dari masa kanak-kanak yang berkembang seiring dengan perkembangan dan
pertumbuhan. Pendapat Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992:24) bahwa, “Gerak
dasar manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Bentuk-bentuk gerakan
dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar. Namun yang
menjadi permasalahan sekarang bagaimanakah cara menanamkannya kepada
murid-murid sekolah dasar agar bentuk-bentuk gerakan dasar yang telah
dimilikinya dapat dilakukan dengan benar”.
Harrow dalam Furqon (1972:52-54) mengemukakan bahwa gerak dasar
adalah pola-pola gerak inheren yang didasarkan pada gerak-gerak refleks anak,
yang timbul bukan hanya karena latihan, tetapi dapat diperhalus dan diperbaiki
melalui latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Jenis/Pola Gerak Dasar.
Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa
dibagi menjadi tiga bentuk gerak sebagai berikut:
1) Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh
tertentu bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan, lari, dan loncat.
2) Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) dimana sebagian
anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah
tempat.
3) Manipulatif, dimana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar,
menangkap, menyepak, memukul, dan gerakan lain yang berkaitan dengan
lemparan dan tangkapan sesuatu
4. Pengertian Tolak Peluru
Tolak Peluru adalah salah satu nomor dalam cabang Atletik dari unsur
lempar, dimana atlet melakukan aktivitas menolak atau mendorong sejauh
mungkin benda bulat yang terbuat dari logam.
Meskipun tolak peluru termasuk nomor lempar, namun istilah yang
digunakan bukan lempar peluru, tetapi tolak peluru. Penggunaan istilah
tersebut disesuaikan dengan peraturan cara melepaskan peluru, yaitu dengan
cara didorong atau ditolakkan, istilah dalam bahasa Inggris adalah the short put
(Budi Sutrisno & Muhammad Bazin Khadafi, 2011:116).
5. Tolak Peluru Gaya Menyamping (ortodoks).
a. Cara Memegang Peluru ada 3 macam, yaitu :
1) Jari-jari telapak tangan direnggangkan, jari kelingking ditekuk dan berada
di samping peluru untuk membantu menahan peluru supaya tidak mudah
tergeser dari tempatnya. Cara ini diperuntukkan bagi atlet yang memiliki
jari-jari kuat dan panjang.
2) Jari-jari telapak tangan merapat di belakang peluru, ibu jari dibuka ke
samping sedangkan jari kelingking berada di samping peluru untuk
menahan peluru dan untuk menekan pada waktu peluru ditolakkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Seperti cara yang kedua, tetapi jari-jari agak direnggangkan, kelingking
diletakkan di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari
menahan geseran ke samping. Cara ini diperuntukkan atlet yang memiliki
jari-jari pendek.
b. Teknik Meletakkan Tangan/Peluru pada bahu.
Setelah dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan tangan/peluru
pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang
peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri
badan (bagi yang memegang peluru dengan tangan kanan).
Gambar 1. Cara memegang peluru
Sumber:http://rosy46nelli.wordpress.com (Galih Rosy, 25 April 2012)
c. Awalan/ancang-ancang dan cara menolak peluru.
1) Mengambil posisi berdiri tegak menyamping sektor lemparan/tolakan,
kaki kiri jangan terlalu dekat dengan balok batas lemparan. Dalam posisi
tegak ini titik berat peluru, bahu kanan, dan kaki kanan merupakan satu
garis lurus secara vertikal. Kedua kaki membuka selebar bahu,
kemudian berat badan bertumpu ke kaki kanan (bagi pemegang peluru
dengan tangan kanan), dengan cara miringkan badan ke kanan.
2) Sambil menyayun-ayunkan kaki kiri dan tangan kiri mengambil
keseimbangan sedemikian rupa, bersamaan dengan itu tolakkan/dorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
peluru ke arah sektor lemparan, dengan sudut elevasi 45 , dengan
kekuatan dan kecepatan penuh, memanfaatkan dorongan seluruh berat
badan.
d. Sikap akhir setelah menolak peluru.
Sesudah menolak peluru, diikuti gerakan sedikit melompat sambil
memindahkan kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki
kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan tangan kiri untuk
menjaga keseimbangan badan, agar kaki tidak menyentuh balok pembatan
sektor lemparan.
Gambar 2. Rangkaian gerak tolak peluru
Sumber:http://rosy46nelli.wordpress.com (Galih Rosy, 25 April 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 3. Lapangan Tolak Peluru
Sumber:http://rosy46nelli.wordpress.com (Galih Rosy, 25 April 2012)
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran.
Media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua
pihak/kutub) atau suatu alat menurut Gerlach & Ely dalam Kristiyanto
(2010:126). “Media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik
untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan ataupun
visual”.
b. Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran dapat memberikan kontribusi, karena dengan
media pembelajaran diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan lebih
efisien, mudah, menjaga relevansi dengan tujuan belajar serta dapat membantu
konsentrasi siswa.
Peluru yang sebenarnya digunakan dalam tolak peluru (short put),
terbuat dari logam yang beratnya paling sedikit 3 kilogram, dalam penelitian
ini diganti dengan alat yang dimodifikasi agar siswa tidak terlalu beresiko,
terutama jika ada kesalahan baik dalam cara membawa atau memegang dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kesalahan teknik menolak tidak akan membahayakan siswa. Karena siswa SD
masih sangat aktif dan kadang ceroboh sehingga apabila salah dalam menolak
(misalnya seperti melempar), maka akan dapat mencederai siswa, terutama
daerah kepala.
Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar antara guru
sebagai pengirim informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Sedang
menurut Hamdani (2005:9) mengemukakan keuntungan penggunaan media
dalam pembelajaran adalah :
1) Membangkitkan ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga
mengurangi kesalahfahaman siswa dalam belajar.
2) Meningkatkan minat siswa dalam aktifitas pembelajaran.
3) Memberikan pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri dalam
belajar.
4) Dapat mengembangkan jalan fikiran yang berkelanjutan.
5) Menyediakan pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi yang
lain, dan bersifat implementatif dalam proses pelaksanaan pembelajaran
dan proses berfikir siswa.
B. Kerangka Berpikir
Tercapainya tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi beberapa faktor. Salah
satu yang berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah peran guru
dalam mengorganisir peserta didik atau siswa. Kemampuan mengorganisir ini
dipengaruhi oleh rasa tanggungjawab profesi. Kecuali itu, kesadaran sebagai
pemegang kendali dalam proses pembelajaran, ia pun menjadi sumber
pembelajaran meski bukan satu-satunya. Namun tuntutan sebagai guru yang
kreatif, mampu mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan efektif
menjadi tuntutan mutlak agar siswa terangsang dalam mengikuti aktifitas serta
meningkatkan pola berfikir yang konseptual.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola kasti sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar tolak peluru gaya
menyamping atau gaya ortodoks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Penggunaan media bola kasti akan lebih merangsang minat siswa untuk
berlatih, karena media tersebut relatif lebih ringan dari Peluru yang sebenarnya
terbuat dari logam/besi. Kecuali itu, penggunaan bola kasti dapat menghindari
cidera apabila siswa melakukan kesalahan dalam menolak/mendorong. Kesalahan
yang banyak terjadi pada pemula, adalah ketika melakukan tolakan, seperti
melakukan lemparan (siku lebih dulu bergerak kedepan, kemudian disusul telapak
tangan). Hal inilah yang dapat menimbulkan cidera pada lengan maupun daerah
kepala, jika menggunakan peluru sebenarnya yang terbuat dari logam dan relatif
berat.
Kemudian dengan alokasi waktu yang tersedia, penggunaan bola kasti akan
lebih efektif dan efisien dalam melakukan praktek atau latihan teknik dasar tolak
peluru gaya menyamping.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti meyakini bahwa minat siswa yang telah
dirangsang dengan media pembelajaran seperti disebutkan tadi, merupakan modal
awal untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dan proses berfikir
siswa. Kemudian kemampuan peneliti dalam mengorganisir proses pembelajaran,
metode yang implementatif, serta kreativitas dalam memodifikasi media
pembelajaran, akan memicu keberhasilan proses pembelajaran.
Kerangka berpikir ini dapat digambarkan dalam sebuah bagan seperti di
bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 4. Alur kerangka berpikir
a. Siswa kurang aktif dan cepat bosan dengan pelajaran penjas.
b. Perhatian dan motivasi siswa sangat rendah
c. Hasil belajar siswa pada materi teknik dasar tolak peluru rendah
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam
PBM
Kondisi Awal
Menerapkan media pembelajaran dengan menggunakan bola
kasti dalam 1 satuan waktu
Siklus I: guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping melalui bola kasti sebagai pengganti peluru dari logam.
Tindakan
Melalui media bola kasti sebagai pengganti
peluru, dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping
Siklus II: upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar dan keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga.
2. Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai
bulan Agustus 2012.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2012
Apr Mei Jun Jul Ags
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan Kepala
Sekolah
b. Diskusi dengan sejawat dan kolaborator
c. Penyusunan Proposal
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan
instrumen (lembar observasi)
e. Simulasi pelaksanaan rindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan Pengumpulan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:
1. Data Primer
Berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya menyamping
2. Data Sekunder
Berupa RPP, silabus dan dokumen kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran
tolak peluru gaya menyamping.
2. Siswa, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan media bantu
pembelajaran dalam pembelajaran tolak peluru.
D. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan
sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan
instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1. Siswa Hasil keterampilan
tolak peluru gaya
menyamping
Tes praktik Lembar tugas
2. Guru Kemampuan
melakukan rangkaian
gerakan keterampilan
tolak peluru gaya
Menyamping
Praktik dan
pengamatan
Melalui lembar
observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan
memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes. Validitas data merupakan jaminan
bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian, jadi validitas
memegang peranan penting dalam pembuatan simpulan dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data menggunakan teknik
trianggulasi data yang diperoleh melalui:
1. Analisis
Dilakukan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan dalam
penelitian
2. Observasi
Untuk mendapatkan data kejadian-kejadian yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung.
3. Guru Pamong
Untuk mendapatkan data kejadian-kejadian yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung.
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
PTK dianalisis secara deskriptif statistik dengan menggunakan teknik prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data
tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak
peluru gaya Menyamping menggunakan media bantu bola plastik, yang diperoleh
melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi oleh kolaborator.
Hasil pengamatan dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan
kriteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika menguasai materi 70% ke atas atau
mendapat nilai 70.
Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka ditentukan
kriteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 90% dari jumlah siswa
mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
direncanakan dua siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya. Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK
menurut Agus Kristiyanto yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri dari
beberapa siklus. Dalam model Agus Kristiyanto dijelaskan bahwa di dalam satu siklus
atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Adapun desain penelitian
tindakan kelas yang dikemukakan oleh Agus Kristiyanto dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 5. Desain PTK dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan
Olahraga
Sumber : Penelitian Tindakan Kelas (Agus Kristiyanto, 2010:19)
Jika dicermati, model yang dikemukakan tersebut diatas pada hakikatnya berupa
perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari 4 komponen yaiti:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa
untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus ini
adalah perputaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat komponen
yang dapat dikatakan dua siklus. Dalam pelaksanaanya sesungguhnya jumlah siklus
sangat bergantung pada permasalahan yang harus dipecahkan. Apabila permasalahan
terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk
setiap mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari
itu, barangkali lima atau enam siklus.
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam bentuk siklus, apabila belum
berhasil akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan,
setiap pertemuannya 2 x 35 menit.
Secara rinci prosedur penelitian sebagai berikut:
a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai
solusi. Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan
penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran tolak
peluru untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu
dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan media bola
plastik sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam
berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga dipersiapkan beberapa
instrumen penelitian yaitu lembar observasi siswa dan guru, lembar
penilaian, catatan lapangan dan tes hasil belajar/kuis yang digunakan selama
melaksanakan tindakan.
b. Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan
yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri
sebagai peneliti, tetapi dalam proses observasi guru dibantu oleh teman
sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrument penelitian yaitu tes
perbuatan, lembar observasi, dan catatan lapangan serta kuis/tes hasil belajar
siswa. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus
disajikan dalam dua pertemuan.
c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi atau
pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
fungsi pokok observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan tindakan sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan
yang diinginkan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas perilaku
dan keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran.
d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil
atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan
mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa,
suasana kelas, maupun peneliti. Refleksi merupakan bagian yang amat
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan
oleh peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah
dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik,
maka tindakan selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan
itu perlu adanya perbaikan, maka tindakan tersebut perlu diulangi secara
keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan diskusi dengan
observer di setiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil
observasi, catatan lapangan. Untuk menyusun tindakan selanjutnya selain
itu juga peneliti merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah
kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun
skenario pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran tolak peluru.
3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, lembar
pengamatan pembelajaran tolak peluru.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain
sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran tolak peluru menggunakan media bantu
bola plastik.
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar tolak peluru, cara melakssanakan tolak
peluru menggunakan bola plastik dan cara melakukan tolak peluru gaya
Menyamping.
5) Membuat kesimpulan.
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Melaksanakan pendinginan
c. Pengamatan
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak
peluru menggunakan media bantu pembelajaran (2) kemampuan melakukan gerak
dasar tolak peluru (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian
dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang
dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran penjasorkes. Demikian juga
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi, dan analisis,
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada siklus seperti
tertera pada tabel berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 3. Rencana Persentase Target Pencapaian Siklus
Aspek yang
diukur
Persentase
Cara Mengukur Kondisi
awal Siklus I Siklus II
Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
tolak peluru
gaya menyam-
ping
60% 70% 80% Dihitung dari
jumlah siswa
yang dapat
mencapai ketun-
tasan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu dilakukan kegiatan
survei untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Hasil dari survei awal sebagai
berikut: (1) siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang, Kecamatan Bobotsari tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Dilihat dari proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping,
dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil atau belum
sesuai harapan, (2) minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi
pembelajaran tolak peluru gaya menyamping masih kurang, (3) model pembelajaran
tolak peluru gaya menyamping yang diterapkan masih membosankan siswa. Guru
kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif
dalam menciptakan sarana pembelajaran. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar
siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, (4)
terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini terbukti dengan
minimnya halaman sekolah, keadaan lapangan yang kurang layak dan letaknya cukup
jauh dari sekolah, serta peralatan olahraga yang dimiliki sekolah masih sangat tidak
sebanding dengan jumlah siswa yang ada.
A. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sampel yang
telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan tolak peluru gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi perlakuan pada
pembelajaran penjasorkes dengan memodifikasi sarana pembelajaran, setelah diberi
perlakuan pada siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari
kondisi awal kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan nilai
ketuntasan hasil belajar, setelah diberi perlakuan pada siklus I dan siklus II dari
pembelajaran penjasorkes dengan modifikasi sarana pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 1. Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping
dan Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi awal kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan
nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 diketahui melalui observasi dan
tes kemampuan gerakan tolak peluru gaya menyamping yang meliputi tes gerakan
memegang peluru, gerakan menolak peluru, arah tolakan, dan gerakan setelah
peluru lepas dari tangan. Tes awal kemampuan tolak peluru gaya menyamping
tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I ke siklus II yang
diberikan ada peningkatan terhadap kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping? Kondisi awal kemampuan tolak peluru gaya menyamping dan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan
Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Pada Kondisi Awal
Kategori Jumlah Siswa
Prosentase
Tuntas 13 54%
Belum Tuntas 11 46%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 yaitu hasil
ketuntasan belajar rata-rata 71. Dihitung melalui deskripsi data awal yang telah
diperoleh tersebut, masing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan
pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan
kualitas pembelajaran materi gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan nilai
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan
Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, dengan memodifikasi alat bantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pembelajaran berupa bola kasti sebagai pengganti peluru untuk kegiatan
pembelajaran pada materi gerak dasar tolak peluru gaya menyamping. Pelaksanaan
tindakan akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari
4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4)
analisis dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan I
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012, maka prosentase
nilai perlu ditingkatkan dengan model pembelajaran yang lebih tepat, yaitu
membuat daya tarik siswa terhadap kegiatan pembelajaran tolak peluru gaya
menyamping sehingga siswa tidak bosan bahkan menjadi senang dalam
melaksanakan pembelajaran dengan cara memodifikasi alat dan sarana
pembelajaran. Pembelajaran dengan memodifikasi alat dan sarana pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan daya tarik siswa,
memudahkan dan timbul keberanian sehingga rasa senang akan muncul pada diri
masing-masing siswa. Pada siklus I ini diberikan 2 (dua) bentuk modifikasi alat
bantu pembelajaran. Bentuk modifikasi alat bantu pembelajaran pada siklus I
sebagai berikut: (1) menggunakan bola kasti sebagai pengganti peluru, (2)
menggunakan media tali plastik yang dibentangkan sebagai target peluru.
Pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan modifikasi alat
bantu pembelajaran siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan, yaitu 2 x 35
menit.
a. Rencana Tindakan SIklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I bersama kolaborator mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh
rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I diadakan selama dua kali pertemuan. Peneliti bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kolaborator melakukan penilaian kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012. Dari pelaksanaan
tes diperoleh hasil yang masih kurang optimal, karena masih banyak siswa yang
nilainya kurang dari KKM (70) atau belum tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut
maka peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I
sebagai berikut : (1) peneliti dengan kolaborator merancang model pembelajaran
dengan memodifikasi alat bantu dan sarana pembelajaran tolak peluru gaya
menyamping, untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping pada siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerakan tolak peluru gaya menyamping yang
terdiri dari cara memegang peluru, awalan menolak, menolak peluru, arah
tolakkan, dan gerak ikutan dengan memodifikasi alat berupa bola kasti dan alat
bantu tali raffia yang dibentangkan sebagai sasaran atau target. Bersama
kolaborator menyiapkan alat pembelajaran yang telah dimodifikasi yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping seperti: bola kasti, rafia, peluit, kapur, bendera kecil, roll meter, dan
peluru, (3) bersama kolaborator menyusun media pembelajaran berupa tes dan non
tes. Instrumen tes untuk menilai hasil belajar siswa.
Peningkatan kemampuan gerakan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
yang dilakukan oleh siswa dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran. Sedangkan instrument non tes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati aktifitas dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP,
(4) bersama kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan
siswa dalam melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, (5) peneliti
dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di lapangan desa
Gunungkarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada
hari Sabtu tanggal 12 dan 26 Mei 2012, di lapangan desa Gunungkarang. Masing-
masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada
siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, dan sekaligus
melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012)
adalah praktik gerak gerakan tolak peluru gaya menyamping, yaitu: cara
memegang peluru,cara menolak peluru gaya menyamping, arah peluru, gerak
ikutan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah : (1) peneliti bersama
kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan
berdoa kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi
kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan
peregangan, pemanasan yang lebih dinamis, gerakan dititikberatkan pada gerak
lengan, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
dorong-mendorong satu tangan dengan pasangan. Cara pelaksanaan bergantian
setelah tangan kanan kemudian tangan kiri. Sebelum siswa melakukan, peneliti
memberikan contoh terlebih dahulu, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan
dorong-mendorong dengan dua tangan dari posisi berhadapan, kemudian
bergantian, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan dasar yang baru dilakukan serta memberikan kesempatan untuk bertanya
bagi yang belum tahu, (7) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi
yang ke dua yakni tolak peluru gaya menyamping dengan target bentangan tali
(bola kasti harus melewati atas tali). Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan
contoh yang diberikan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan tolak
peluru gaya menyamping kearah tali yang diberi batas rumbai-rumbai
sebagaimana yang dicontohkan oleh peneliti, (9) bersama dengan kolaborator
memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan
serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih belum jelas atau
masih mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai
materi yang ketiga yaknitolak peluru gaya menyamping. Siswa diminta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
memperhatikan pelaksanaan yang dicontohkan oleh peneliti, (11) siswa diminta
melakukan gerakan tolak peluru gaya menyamping secara perseorangan sesuai
yang dicontohkan oleh peneliti, (12) peneliti bersama kolaborator memberikan
motivasi kepada siswa agar dapat melakukan gerakan dasar tolak peluru gaya
menyamping dengan sungguh-sungguh dan benar, (13) para siswa mengulang-
ulang gerakan tersebut sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh peneliti,
(14) diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai
materi yang akan disampaikan minggu depan, (15) pelajaran diakhiri dengan
pendinginan, kemudian berdoa dan siswa dihitung kembali, akhirnya siswa
dibubarkan untuk mengikuti pelajaran berikutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ke dua (Sabtu, 19 Mei 2012)
adalah mengulangi materi pada pertemuan I dan melakukan penilaian proses
pembelajaran. Urutan pelaksanaannya adalah: (1) bersama kolaborator
menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa, kemudian
presensi, (2) peneliti bersama kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan
menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti dan kolaborator memberikan
peregangan dan pemanasan dengan push-ups, (4) siswa mengulangi pembelajaran
tolak peluru gaya menyamping dengan bola kasti dan media tali plastik, (5)
peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback)
kepada siswa yang melakukan praktik gerakan tolak peluru gaya menyamping,
serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) dengan kolaborator menyiapkan siswa
untuk mengikuti tes akhir siklus I dengan memanggil satu per satu untuk
melakukan tolak peluru gaya menyamping dengan alat bantu pembelajaran yang
telah diajarkan, (7) peneliti bersama kolaborator melakukan tes untuk siklus I,
dengan mencatat dan menilai kualitas pada blangko penilaian yang telah disiapkan,
(8) diakhir pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai
pelaksanaan tes kemampuan yang terdiri dari: tes memegang dan awalan tolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
peluru gaya menyamping, gerak menolak peluru, arah peluru, dan gerakan ikutan
dalam bentuk praktik.
Pada pertemuan (Sabtu 19 Mei 2012), peneliti melakukan tes kemampuan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping pada siklus I. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator menyiapkan
siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu
untuk melakukan tes kemampuan gerak dasar yang terdiri dari: tes memegang dan
awalan tolak peluru gaya menyamping, gerak menolak peluru, arah peluru, dan
gerakan ikutan dalam bentuk praktik dilakukan berulang-ulang. Peneliti bersama
kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan menggunakan blangko
penilaian yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator
melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan I
Observasi dan interprerstasi tindakan I dilakukan selama tindakan I
berlangsung. Peneliti bersama kolaborator melakukan observasi dan interprestasi
tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I yakni: (1) sebelum pembelajaran
berlangsung peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran, (2) sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan kolaborator
melaksanakan pretest sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal
dengan tes akhir pada siklus I, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping, dalam hal ini peneliti mengacu pada alur
pembelajaran (sintaks) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi,
unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi verbal oleh siswa, (4) peneliti
mengamati proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
dengan alat bantu bola kasti pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 19 Mei 2012, selama 2 x
35 menit), peneliti mengajarkan materi gerak dasar tolak peluru gaya menyamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran, yakni peluru diganti bola kasti
dengan target melewati tali yang dibentangkan. Pada pertemuan ke dua (Sabtu, 26
Mei 2012, selama 2 x 35 menit) peneliti memberikan materi yang sama,
mengulangi pembelajaran pada pertemuan pertama, serta mengadakan tes akhir
siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar
observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping melalui
modifikasi bola kasti dan media tali plastik, (5) Tes ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping setelah diberi tindakan I.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan hasil belajar
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran berupa bola kasti dan tali rafia pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran
2011/2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Kondisi Siklus I Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak peluru gaya
menyamping Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang.
Kategori Jumlah Siswa
Prosentase
Tuntas 16 67%
Belum Tuntas 8 33%
Jumlah 24 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 6. Peningkatan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya
Menyamping Dari Kondisi Awal Ke Siklus I.
Kategori Kondisi Awal Prosentase Siklus I Prosentase
Tuntas 13 54% 16 67%
Belum Tuntas 11 46% 8 33%
Jumlah 24 100% 24 100%
Berdasarkan data peningkatan kemampuan tolak peluru gaya menyamping
dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun
pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I rata-rata meningkat sebesar 3
(12,5%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi perlakuan pada siklus I
kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan ketuntasan belajar
mengalami peningkatan. Perhitungan peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar
dari kondisi awal ke siklus I terlampir.
Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan
tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan cara yang baru
disampaikan oleh peneliti yang dengan melalui penjelasan kolaborator dan
peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan yang kompetitif
pada pemanasan dan modifikasi alat bantu pembelajaran dalam melaksanakan
pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, yakni: cara memegang
peluru, awalan gaya menyamping, menolak peluru, dan gerak ikutasn siswa
merasa senang dengan kegiatan belajar dengan modifikasi alat bantu pembelajaran
sehingga siswa mudah melakukan gerakan gerak dasar yang selama ini dianggap
sulit, membosankan, melelahkan, dan malas untuk melakukannya, disamping itu
model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses
pembelajaran pada materi yang sama, (2) Siswa mudah dalam menyerap
pelaksanaan kegiatan menggunakan modifikasi karena sangat membantu siswa
dalam melakukan tolak peluru gaya menyamping karena dengan Bola Kasti siswa
tidak takut sakit sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dan siswa dapat secara cepat menyesuaikan materi karena sudah melihat gerakan
yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga
materi yang disampaikan lebih terarah.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini masih terdapat beberapa kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah : (1) sebagian besar
siswa belum dapat mempraktikkan gerakan dasar tolak peluru gaya menyamping
dengan baik dan benar, (2) saat melakukan gerak menolak dengan satu tangan
kebanyakan siswa masih belum menolak tetaqpi melempar, hal ini berarti siswa
belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti, (3) masih ada beberapa
siswa yang tidak serius dalam melaksanakan pembelajaran, hal ini dibuktikan
dengan adanya siswa yang melakukan passing dengan gerakan semaunya atau
berlebihan, (4) kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan tolak peluru gaya
menyamping melewati tali rafia sehingga siswa belum menunjukkan kualitas
gerakan tolak peluru gaya menyamping yang optimal.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan observasi tindakan I tersebut, bersama dengan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi
pertemuan pada siklus atau tindakan I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2)
pelaksanaan proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I atau tindakan I, (3) tes awal
untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum mendapatkan tindakan,
(4) model pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dengan kolaborator mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses pembelajaran serta transfer materi dapat
berlangsung lebih maksimal, (5) hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I
belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih ada nilai siswa yang dibawah
KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasan nilai siswa
sebesar 80%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7)
dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pelaksanaan tindakan I, maka disusun langkah antisipatif yakni: a) siswa diminta
mengingat gerakan tolak peluru gaya menyamping sesuai yang telah diajarkan, b)
peneliti bersama kolaborator memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang
dapat melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping secara baik dan
benar, c) peneliti tidak hanya berada didepan saja saat memberikan penjelasan
kepada siswa. Peneliti juga selalu memonitor siswa yang berada di bagian
belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, d) peneliti
dengan dibantu kolaborator mengatur jalannya proses pembelajaran.
Bersama kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan membatalkan
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik.
3. Deskripsi Tindakan II
Tindakan atau siklus II adalah tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus I rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang
maksimal dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan tindakan
atau siklus II mengacu pada pelaksanaan tindakan siklus I, karena merupakan
perbaikan dari tindakan siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada tindakan II
ini diantaranya adalah:
a. Rencana Tindakan II
Bersama dengan kolaborator peneliti mendiskusikan rencana tindakan atau
siklus II yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana
tindakan pada siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti bersama kolaborator
merancang rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama
kolaborator merancang skenario model pembelajaran dengan memodifikasi alat
bantu pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, untuk
meningkatkan motivasi siswa serta kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping. Dengan sistem pembelajaran sebagai berikut: a) peneliti
menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pelajaran, menyiapkan siswa untuk belajar, b) peneliti mendemonstrasikan
keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap, c)
bersama dengan kolaborator merencanakan dan memberi bimbingan pembelajaran
awal, d) mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik ?,
member umpan balik, e) peneliti menyiapkan kesempatan melakukan pelatihan
lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks
dalam kehidupan sehari-hari, (2) dengan kolaborator menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerak dasar tolak peluru gaya menyamping yang
terdiri dari gerakan cara pegang peluru, menolak peluru, arah tolakan, gerak ikutan
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran berupa bola kasti dan penggunaan
media tali rafia sebagai target. Peneliti bersama kolaborator menyiapkan alat
seperti peluit, tali plastik, bola kasti, bendera kecil, kapur, dan roll meter, (3)
bersama dengan kolaborator peneliti menyusun alat evaluasi berupa tes dan non
tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dan
motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran yang dimodifikasi yaitu alat
bantu pembelajaran dengan menggunakan bola kasti ukuran peluru sebagai
pengganti peluru sebenarnya. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan
sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir
penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) bersama dengan
kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan siswa
dalam melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, (5) bersama dengan
kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan siklus II, yakni di lapangan desa
Gunungkarang, karena halaman sekolah tidak cukup dan kurang aman.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan atau siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu
yakni pada hari Sabtu tanggal 26 Mei dan 2 Juni 2012, di lapangan desa
Gunungkarang. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit.
Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti
bersama kolaborator/guru pamong, dan sekaligus melaksanakan observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam siklus II ini
adalah pengulangan, sebab materi secara dasar telah diberikan pada siklus
sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Sabtu, 2 Juni 2012)
adalah praktik gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, yaitu: tolak peluru gaya
menyamping dengan target tali rafia. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah:
(1) bersama kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdoa kemudian presensi, (2) bersama dengan kolaborator memberi
motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti
memberikan peregangan dan pemanasan dengan menitik beratkan kekuatan
lengan, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
tolak peluru gaya menyamping ke tali rafia. Siswa diminta memperhatikan
pelaksanaan contoh yang diberikan peneliti, (5) siswa diminta untuk melakukan
gerakan tolak peluru gaya menyamping melewati tali rafia, sesuai dengan contoh
yang diberikan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada
siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya
kepada yang masih belum jelas atau menemui kesulitan, (7) peneliti bersama
kolaborator menyampaikan penjelasan mengenai materi yang kedua yaitu tolak
peluru gaya menyamping melewati tali rafia sebagaimana yang dicontohkan
peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan tolak peluru gaya menyamping
melewati tali rafia sesuai contoh dari peneliti, (9) peneliti bersama kolaborator
meberikan bimbingan dan evaluasi terhadap siswa setelah melakukan latihan
tentang tolak peluru gaya menyamping serta memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya apabila mengalami kesulitan, (10) peneliti menyampaikan
penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni, tolak peluru gaya menyamping.
Siswa diminta untuk memperhatikan contoh pelaksanaan tolak peluru gaya
menyamping satu persatu, (11) siswa diminta melakukan gerakan tolak peluru
gaya menyamping sesuai dengan yang dicontohkan peneliti, (12) bersama dengan
kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping dengan sungguh-sungguh, (13) siswa
mengulang-ulang gerakan tolak peluru gaya menyamping, (14) diakhir pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan
disampaikan minggu depan, (15) pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa
dihitung kembali, kemudian siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan ke 2 (Sabtu, 2 Juni 2012) adalah
melakukan pengulangan materi pada pertemuan pertama dan melakukan penilaian
proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut adalah: (1) peneliti bersama
dengan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berbaris, berdoa, kemudian presensi, (2) peneliti bersama kolaborator
memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3)
peneliti memberikan peregangan dan pemanasanseperti pertemuan sebelumnya,
(4) siswa melakukan gerakan tolak peluru gaya menyamping dengan
menggunakan bola kasti, (5) peneliti bersama-sama dengan kolaborator
melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh
siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan
praktik gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, serta menyiapkan materi
selanjutnya, (6) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes
akhir siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan gerakan tolak
peluru gaya menyamping yang telah diajarkan, (7) bersama dengan kolaborator
melakukan tes untuk siklus II, dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan tolak
peluru gaya menyamping pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir
pertemuan peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai
pelaksanaan tes kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping yang
meliputi memegang peluru, awalan, tolakkan, arah tolakkan, gerak ikutan.
c. Observasi dan Interprestasi Tindakan II
Observasi dan interprestasi siklus atau tindakan II dilakukan selama tindakan
II berlangsung. Dengan kolaborator melakukan observasi dan interprrestasi
tindakan II, adapun pelaksanaan tindakan II yakni: (1) peneliti mengamati proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pembelajaran gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan memodifikasi
alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada siswa
kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran
2011/2012, (2) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator
bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II
sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti
melakukan proses pembelajaran gerakan tolak peluru gaya menyamping, dalam
hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model
pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi/unjuk kerja contoh,
serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (4) bersama dengan
kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti bersama kolaborator memberikan
contoh gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang
diperintahkan peneliti. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktifitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu siswa yang senang, bersemangat dan
tidak cepat merasa lelah dan bosan. Dari hasil penilaian siswa yang kurang aktif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara
mereka ada yang kurang menyukai materi, (5) peneliti bersama kolaborator dan
siswa selalu memberikan applause kepada setiap penampilan siswa. Peneliti dan
kolaborator juga memberikan reward berupa pujian, seperti kata “bagus sekali”,
“Ya bagus”, “Contoh yang ini!”, dan lain-lain. Suasana tampak lebih hidup dengan
semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6) bersama kolaborator melakukan
penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan siswa saat melakukan
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa optimalnya pengaruh modifikasi alat bantu pembelajaran terhadap hasil
belajar tolak peluru gaya menyamping siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan II.
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan II, maka peneliti melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan hasil belajar
gerak dasar tolak peluru gaya menyamping dan nilai ketuntasan hasil belajar
dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari
tahun pelajaran 2011/2012, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Siklus II.
Kategori Jumlah Siswa
Prosentase Tuntas 21 87,5% Belum Tuntas 3 12,5% Jumlah 24 100%
Tabel 8. Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping
dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II. Kategori Siklus I Prosentase Siklus II Prosentasae
Tuntas 16 67% 21 87,5%
Belum Tuntas 8 33% 3 12.5%
24 100% 24 100%
Berdasarkan data peningkatan nilai hasil belajar dari siklus I ke siklus II
menunjukkan, siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari
tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata meningkat sebesar 1 (4,2%). Hal ini
menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus II hasil belajar gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping dan ketuntasan belajar mengalami
peningkatan. Penghitungan peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar siklus I ke
siklus II terlampir.
Disamping itu, jika dilihat dari kondisi awal ke siklus II kemampuan gerakan
dasar dan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Peningkatan kemampuan hasil hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 9. Peningkatan Nilai Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Kategori Kondisi Awal Prosentase Siklus II Prosentasae
Tuntas 13 54% 21 87,5%
Belum Tuntas 11 46% 3 12.5%
24 100% 24 100%
Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan nilai hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II menunjukkan
kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri
1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata
peningkatan nilai hasil belajar 4 (16,7%). Hal ini menunjukkan bahwa, setelah
diberi perlakuan pada siklus II kemampuan gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping dan ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan. Penghitungan
peningkatan nilai hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II terlampir.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan II
berlangsung hasil belajar siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target
dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolok ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada
pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian besar siswa telah mampu
melakukan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping, yakni dari mulai
memegang peluru dan awalan, menolakkan peluru, arah peluru, dan gerak ikutan
setelah menolak peluru dapat dilakukan dengan baik. Walau ada sebagian kecil (2
siswa) yang melakukannya kurang baik, (2) dengan bantuan kolaborator, proses
transfer materi kepada siswa berjalan lancar dan menyenangkan. Melalui
penguatan pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran siswa lebih
tertarik dan senang melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e. Analisis dan Refleksi Siklus/Tindakan II
Berdasarkan observasi tindakan/siklus II tersebut, peneliti bersama
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan
frekuensi pertemuan pada siklus atau tindakan II telah menunjukkan hasil yang
sesuai yakni dua kali pertemuan dengan satu kali pertemuan untuk pengambilan
data akhir siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada
sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan, (2)
pelaksanaan proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II, (3) model pembelajaran
dengan memodifikasi yang diterapkan telah mampu mengatur kondisi kelas,
sehingga proses pembelajaran serta transfer materi dapat berlangsung lebih
maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana
dengan baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada siklus II maka Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) telah memenuhi target dari rencana target yang telah
ditetapkan, dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dapat dipaparkan
pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan hasil belajar gerak dasar tolak peluru gaya
menyamping pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan
Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Rata-rata Kondisi
Awal Hasil Belajar
Rata-rata Peningkatan
Siklus I Peningkatannya
71 74 3 = 4,5%
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus I sebagai berikut
Gambar 6. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran
2011/2012 mengalami peningkatan meskipun masih sangat kecil. Hal ini dapat
dilihat bahwa, rata-rata ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari
kondisi awal ke siklus I sebesar 3.
Kondisi Awal, 71 Siklus I, 74
Peningkatan, 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48 2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke
siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 11. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Rata-rata Hasil
Belajar Siklus I
Rata-rata Peningkatan
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
74 75 1 = 0,6%
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari
tahun peljaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
Gambar 7. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
Siklus I, 74 Siklus II, 75
Peningkatan, 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
tolak peluru gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan
meskipun sedikit. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 1.
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Rata-rata Hasil
Belajar Kondisi Awal
Rata-rata Peningkatan
Siklus II
Peningkatan Hasil
Belajar
71 75 4 = 5,5 %
Lebih jelasnya berikut disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun
pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 8. Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran
2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa,
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II
sebesar 4.
4. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar pada Kondisi Awal
Prosentase hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Kondisi Awal, 71 Siklus II, 75
Peningkatan, 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 13. Prosentase Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang.
Rentang
Nilai Kategori Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
> 81 Baik Sekali Tuntas 2 8%
76 – 81 Baik Tuntas 4 17%
70 – 75 Cukup Tuntas 7 29%
< 70 Kurang Belum Tuntas 11 46%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kondisi awal
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan
Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas)
sebanyak 2 siswa (8%) kategori baik (tuntas) sebanyak 4 siswa (17%), kategori
cukup (tuntas) sebanyak 7 siswa (29%), dan yang masih berada di bawah KKM
atau belum tuntas sebanyak 11 siswa (46%).
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar tolak peluru gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada kondisi awal sebagai
berikut:
Gambar 9. Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal
11 Siswa Kurang
46% 7 Siswa Cukup
29%
4 Siswa Baik 17%
2 Siswa Baik Sekali
8%
Prosentase Hasil Belajar Kondisi Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52 5. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I
Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Pada Siklus I
Rentang
Nilai Kategori Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
> 81 Baik Sekali Tuntas 4 17%
76 – 81 Baik Tuntas 1 4%
70 – 75 Cukup Tuntas 11 46%
< 70 Kurang Belum Tuntas 8 33%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus I ketuntasan
hasil belajar kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun
pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa
(17%), kategori baik (tuntas) sebanyak 1 siswa (4%), kategori cukup (tuntas)
sebanyak 11 siswa (46%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 8 siswa
(33,3%).
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan hasil
belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus I
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 10. Prosentase Hasil Belajar Siklus I
6. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Pada siklus II.
Rentang
Nilai Kategori Kriteria
Jumlah
Anak Prosentase
> 81 Baik Sekali Tuntas 2 8%
76 – 81 Baik Tuntas 4 17%
70 – 75 Cukup Tuntas 15 63%
< 70 Kurang Belum tuntas 3 13%
Jumlah 24 100%
8 Siswa Kurang 33%
11 Siswa Cukup 46%
1 Siswa Baik 4%
4 Siswa Baik Sekali 17%
Prosentase Hasil Belajar Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, pada siklus II ketuntasan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari
tahun pelajaran 2011/2012 dengan kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 2 siswa
(8%), kategori baik (tuntas) sebanyak 4 siswa (17%), kategori cukup (tuntas)
sebanyak 15 siswa (63%), dan kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 3 siswa
(12,5%).
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
hasil belajar tolak peluru gaya menyamping siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus II
sebagai berikut:
Gambar 11. Prosentase Hasil Belajar Siklus II
3 siswa Kurang
13%
15 Siswa Cukup 62%
4 Siswa Baik 17%
2 Siswa Baik Sekali
8%
Prosentase Hasil Belajar Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan mulai dari kondisi awal ke siklus I dan
ke siklus II dapat dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan kualitas pembelajaran
(baik proses maupun hasil) kemampuan rangkaian gerak tolak peluru gaya
menyamping dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah
ini
1. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II.
Prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi
awal ke siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 12. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I dank e Siklus II.
Berdasarkan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa, kondisi awal
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan
Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kategori baik sekali (tuntas)
sebanyak 2 siswa (8%), dan kategori baik sebanyak 4 siswa (17%), kategori
0
10
20
30
40
50
60
70
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
46
33
13
29
46
63
17
4
17
8
17
8
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
cukup (tuntas) sebanyak 7 siswa (29%), kategori kurang (belum tuntas) sebanyak
11 siswa (46%). Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu yang masuk dalam
kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa (17%), kategori baik sebanyak 1
siswa (4%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 11 siswa (46%), kategori kurang
(belum tuntas) sebanyak 8 siswa (33%). Pada siklus II yang masuk dalam
kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 2 siswa (8%), kategori baik (tuntas)
sebanyak 4 siswa (17%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 15 siswa (63%),
kategori kurang (belum tuntas) sebanyak 3 siswa (13%).
2. Prosentase Pencapaian Target
Pada rancangan tindakan siklus II ditargetkan peningkatan ketuntasan hasil
belajar dari kondisi awal ke siklus I sebesar 20%, yaitu dari 50% menjadi 70%,
dan dari siklus I ke siklus II target kenaikan ketuntasan hasil belajar yang ingin
dicapai adalah 10%, yaitu dari 70% menjadi 80%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa target yang direncanakan ternyata
dapat terlampaui, hal ini dapat dilihat dari kondisi awal siswa yang tuntas belajar
sebanyak 13 siswa dari 24 siswa atau hanya 54%. Pada siklus I mengalami
peningkatan yaitu 16 siswa dari 24 siswa atau 67%. Pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan, yaitu dari 24 siswa yang tuntas belajar sebanyak 21
siswa atau sebesar 88%. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 13. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar.
Gambar 14. Perbandingan Rencana Dengan Pencapaian Target.
13 Siswa Tuntas Kondisi Awal
26%
16 Siswa Tuntas Siklus I
32%
21 Siswa Tuntas Siklus II
42%
Prosentase Peningkatan Ketuntasan Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
50
70
80
54
67
88
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Perbandingan Rencana Target Dengan Hasil Yang Dicapai
Rencana
Tercapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Jika dilihat dalam grafik tersebut di atas, yang tampak kurang serasi adalah
pada siklus II, karena ternyata target belum tercapai, namun karena sebelum
pelaksanaan tindakan pada siklus II peneliti bersama observer telah memperbaiki
proses pembelajaran maka pada siklus II justru dapat melampaui target yang
direncanakan yaitu target 80% tetapi realitas menunjukkan dapat mencapai 88%
sehingga penelitian ini cukup hanya sampai siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang
Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada Bab IV, diperoleh simpulan yaitu memodifikasi alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat mengoptimalkan
kemampuan hasil belajar gerak dasar tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas
V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke
siklus I dan ke siklus II, nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal hanya
menunjukkan 13 anak dari 24 siswa yang tuntas belajar (54%), siklus I sebanyak 16
siswa dari 24 siswa yang tuntas belajar (67%), dan pada siklus II sebanyak 21 siswa
dari 24 siswa yang tuntas dalam belajar (88%).
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak
guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang
digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu
minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan penggunaan
alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60 menggunakan media yang berupa peralatan yang sederhana, mudah diperoleh, dan
murah yang ada di sekitar kita seperti tali, bola plastik, tembok, bilah-bilah bambu atau
yang dapat dibuat sendiri atau alat lain yang dapat digunakan sebagai media alternatif
dalam pembelajaran penjasorkes. Bagi guru mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif
dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar gerak dasar yang efektif dan menarik yang membuat siswa
lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran penjasorkes yang
pada awalnya membosankan dan melelahkan menjadi pembelajaran yang
menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Gunungkarang Kecamatan Bobotsari tahun
pelajaran 2011/2012 hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan keterampilan
dalam mengembangkan materi, meningkatkan disiplin, kerja sama sehingga
kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu siswa hendaknya mau
membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritik agar
dapat memperbaiki kualitas belajarnya dan mau menggunakan fasilitas yang dapat
mendukung kelancaran proses pembelajaran.
2. Bagi guru Penjasorkes apabila mengalami kesulitan dalam pembelajaran gerak
dasar tolak peluru gaya menyamping sebaiknya menggunakan alat bantu
pembelajaran berupa bola kasti atau yang sejenisnya yang besarnya sama dengan
peluru, dan menggunakan media tali sebagai target atau yang sejenisnya sebagai
solusinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user