upaya meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI ADAB BERGAUL DENGAN SAUDARA DAN TEMAN
MELALUI MODEL ROLE PLAYING
SISWA KELAS VIII MTS ROUDLOTUL FURQON
DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
A I S Y A H
NIM.111-14-021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
TAHUN 2019
ii
iii
SKRIPSI
Drs. Abdul Syukur, M Si
Dosen IAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Sdri. AISYAH
Kepada Yth :
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudari :
Dengan ini kami mohon kepada Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga agar skripsi
saudari tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 04 Juni 2018
Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M Si
NIP. 1967 0307189403 1 002
Nama :
NIM :
Fakultas :
Jurusan :
Judul Skripsi :
AISYAH
111-14-021
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Upaya meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab
bergaul dengan Saudara dan Teman melalui Model Role
Playing pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa
Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
iv
v
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah bundaku tercinta, Susanto dan Wasiah yang selalu dengan sabar
mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus
untuk penulis.
2. Adikku tersayang Muhammad Khoiron yang selalu memberi dukungan
sehingga terselesainya skripsi ini dengan lancar
3. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2014, Beti Ayu
Suryani dan Khotajatul Asna yang setia menemani dan memberi motivasi.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang
selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya
umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak
Materi Adab bergaul dengan Saudara dan Teman melalui Model Role Playing
pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru
Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.” ini, diajukan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN )
Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi
tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
ix
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam
(PAI) yang telah memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk
peneliti.
4. Drs. Abdul Syukur, M Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi
Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang
akan mendaptakan pahala yang setimpal dari Allah SWT, kelak dikemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.Amin.ya rabbal „alamin
Salatiga, 12 Agustus 2019
Yang menyatakan
AISYAH
x
ABSTRAK
Aisyah. 2019. Upaya meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab
bergaul dengan Saudara dan Teman melalui Model Role Playing pada
Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Guru Agama Islam (PAI). Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar Aqidah Akhlak, Model Role Playing.
Penelitian ini bertujuan : 1). Untuk mengetahui penerapkan Model Role
Playing dalam meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul
dengan saudara dan teman pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa
Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. 2).
Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan Model
Role Playing pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan
saudara dan teman Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen
Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu
kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris
reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga
pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhaadap tindakan nyata di
dalam kelas yang berupa kegiatanbelajar mengajar, untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Hasil penelitian bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus tuntas 7 siswa
(31,82%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa (59,09%) siswa yang tuntas. Dan
pada siklus II hasil belajar meningkat menjadi 22 siswa atau (100%) yang tuntas.
Jadi, Penerapkan Model Role Playing dapat meningkatkan Hasil Belajar Aqidah
Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan teman pada Siswa Kelas VIII
MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Serta Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan Model Role
Playing pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan
saudara dan teman Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen
Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 sangat signifikan.
Hal ini dibuktikan peningkatan nilai rata-rata hasil evaluasi yaitu Pra Siklus
67,27 meningkat pada Siklus 1 dengan rata-rata 74,81. Sedangkan dari siklus 1
rata-rata nilai 74,81 meningkat pada siklus II yaitu rata-rata 82,31.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
E. Hipotesis Penelitian .......................................................................
F. Penegasan Istilah …………………………………………..…….
G. Jenis dan pendekatan Penelitian .....................................................
H. Setting Penelitian ...........................................................................
I. Siklus Penelitian .............................................................................
J. Metode Pengumpulan Data ............................................................
K. Teknik Analisa Data ......................................................................
L. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ..................................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar ……………........................................
2. Tujuan Belajar ...........................................................................
3. Macam-macam hasil belajar .....................................................
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Belajar ......................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
1
6
7
7
8
9
10
13
13
18
21
22
24
24
25
27
28
xii
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak ......................................................
C. Model Pembelajaran Role Playing ..............................................
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ………………………......
E. Penelitian yang Relevan ..............................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Roudlotul Furqon ………....…...……...
1. Profil MTs Roudlotul Furqon ...............................................
2. Visi dan Misi MTs Roudlotul Furqon …………...….……..
3. Keadaan Guru …………………………………….………..
4. Keadaan Siswa .....................................................................
B. Subyek Penelitian ........................................................................
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ......................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………………………………………...…….
B. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas………………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
31
42
47
52
56
56
56
57
57
58
59
69
83
88
88
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama Islam merupakan penunjang perkembangan
kehidupan masyarakat, suatu masyarakat yang maju dilihat dari pola
pendidikan agama yang dicapai. Karena pendidikan agama mempengaruhi pola
pikir seseorang, sehingga mengubah sikap untuk mencapai kemajuan yang
didasari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam hal ini menurut
Syafri (2014: 35) menyatakan bahwa, “Pendidikan Islam merupaka upaya
manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik, generasi yang selalu
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya”. Jadi, pendidikan
agama sangat berperan aktif dalam menumbuhkan suatu sikap masyarakat.
Sehingga pendidikan agama sangat dibutuhkan untuk mengubah pola pikir
masyarakat untuk mencapai kemajuan yang Islami.
Tujuan pendidikan Indonesia secara umum adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh
karena itu, pendidikan memegang peranan sangat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa. Karena ilmu pengetahuan Agama
merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia, maka tidak terlepas peranan Aqidah akhlak yang hanya didapat
dalam dunia pendidikan di tingkat Madrasah Tsanawiyah. Untuk mencapai
butir-butir tujuan pendidikan tersebut perlu didahului oleh proses pendidikan
xiv
yang memadai. Agar proses pendidikan dapat mempengaruhi belajar siswa
hendaknya dapat berpengaruh bagi siswa, sehingga pada akhirnya
meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga tujuan umum pendidikan agama
pada jenjang madrasah tsanawiyah memberi dasar ataupun pondasi tentang
nilai-nilai ajaran Islam, akan meningkatkan kecintaan terhadap Allah SWT dan
membentengi peserta didik dari sifat tidak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid, baik secara individual atau kelompok baik sekolah atau di
luar sekolah. Guru dalam arti kata digugu dan ditiru jadi guru adalah
pembimbing dan pengajar, pembimbing artinya pembentuk watak, perilaku,
dan akhlak anak didik (transfer of values) (Hawi, 2006: 57). Salah satu usaha
yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan
metode sebagai salah satu campuran yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan
kegiatan belajar mengajar, kerangka berfikir demikian bukanlah suatu hal yang
aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.
Menurut Kompri (2015, 225) bahwa, “Konsep belajar adalah proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperluas pengetahuan. Belajar tersebut
membutuhkan suatu stimulus metode agar tercipta sebuah respon”. Dari hasil
analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang metode sebagai salah satu
alat untuk meningkatkan hasil belajar, sebagai strategi pengajaran dan sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Dan guru sangat berperan penting untuk menjadi
faktor berhasil atau tidaknya proses belajar.
xv
Guru merupakan faktor penting dalam lingkungan belajar dan
kehidupan siswa. Dalam proses pembelajaran tugas guru bukan saja sekedar
menyampaikan materi pelajaran tetapi juga bertanggung jawab menciptakan
kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga dapat melibatkan siswa secara
aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena dengan
aktif siswa akan belajar lebih bermakna, menemukan dan mengkontruksikan
pengetahuan yang mereka dapatkan, mencari penyelesaiannya serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa dalam
menumbuhkan sikap toleransi dengan saudara dan teman tidak terlepas dari
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi peneliti,
menurut guru Aqidah Akhlak Ibu Tutik Takmilati, S.Pd.I. untuk kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru
bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Ini terlihat dari nilai ulangan harian
maupun hasil ujian semester. Disamping itu terdapat juga gejala-gejala sebagai
berikut:
1. Pada umumnya siswa masih kurang bersemangat belajar karena kurang
kristis dalam menganalisa contoh yang diberikan guru
2. Siswa masih banyak yang sibuk sendiri mengerjakan tugas pelajaran lain
saat pembelajaran Aqidah Akhlak berlangsung
3. Jika diberikan tugas dirumah maupun disekolah sekitar 40% yang
mengerjakan, sedangkan yang lainnya hanya mencontek.
xvi
4. Hasil perolehan nilai ulangan Akidah Akhlaq siswa masih rendah, ini
dilihat dari nilai rata- rata ketuntasan belajar siswa belum memenuhi riteria
ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.
5. Jika diberikan kuis sebagian besar siswa merasa sulit mengerjakannya.
Berbagai usaha sudah dilakukan guru dan sekolah diantaranya
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, mengulangi materi yang belum
dimengerti siswa dan memberikan latihan tambahan pada siswa. Metode yang
dipakai biasanya memakai metode ceramah Namun usaha tersebut belum
memberikan hasil yang optimal.
Hasil belajar pelajaran Aqidah akhlak siswa kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru masih kurang
memuaskan. Jadi, masih diperlukannya perbaikan dalam pembelajaran agar
hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan salah satu cara yang diperkirakan
bisa meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Model Role Playing.
Model penerapan Model Role Playing mengacu pada teori belajar
Enquiry Descovery Learning yaitu belajar mencari dan menemukan sendiri.
Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk
langsung pada pokok materi yang mau disajikan, tetapi siswa diberi peluang
untuk mencari dan menemukan sendiri setelah diberikan contoh berupa kasus
atau gambar dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
Pembelajaran akan lebih efektif dan menciptakan rasa bertangung jawab yang
penuh terhadap kelompok serta dapat saling memotivasi antara siswa.
xvii
Model Role Playing juga diterapkan dalam metode pendidikan Rasul
seperti yang disampaikan dalam Al-Qur‟an Q.S. Al-Ahzab 33: 21.
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S. Al-Ahzab
33: 21).
Didalam ayat ini menjelaskan kepada kita pola dari pendidikan Rasul
lebih banyak memberikan contoh-contoh langsung kepada peserta didiknya
(sahabat) dalam proses penyampaian ilmu dan wahyu yang diturunkan oleh
Allah SWT. Kita bisa melihat hasil dari pola pendidikan ini sungguh sangat
luar bisa daya tangkap dan hasil dari keilmuan dari para sahabat.
Model Role Playing juga merupakan teknik pembelajaran kooperatif,
yang menekankan kerja sama antara siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan contoh-contoh berupa dari kasus/gambar yang relevan dengan
kompetensi dasar. Sehingga dengan bekerja sama diantara sesama anggota
pasangan dengan contoh kasus atau gambar yang guru berikan akan
meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar, sehingga hasil
belajar bisa meningkat.
Timbulnya kerjasama dan tolong menolong antar sesama siswa,
mereka akan saling berbagi ilmu, pengalaman sehingga belajar menjadi
mengasyikkan bukan suatu beban. Dengan kerjasama pula mereka saling
xviii
berbagi memberi informasi dan mengajarkan apa yang mereka ketahui
sehingga hasil belajar mereka akan semangkin meningkat baik yang
mengajarkan maupun yang diajarkan. Menyadari pentingnya peranan Aqidah
Akhlak maka Upaya meningkatkan hasil belajar siswa disetiap jenjang
pendidikan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Proses
pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila seorang guru mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga membuat seluruh siswa bisa
terlibat langsung secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.
Berdasarkan keterangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
menerapkan pembelajaran dengan metode Role Playing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan melakukan penelitian yang berjudul:
“Upaya meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi
Adab bergaul dengan Saudara dan Teman melalui Model Role Playing
pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapkan Model Role Playing dapat meningkatkan Hasil Belajar
Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan teman pada Siswa
Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?
xix
2. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan Model Role
Playing pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan
saudara dan teman Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen
Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui penerapkan Model Role Playing dalam meningkatkan
Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan
teman pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan
Model Role Playing pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab
bergaul dengan saudara dan teman Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon
Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
penerapan Model Role Playing untuk meningkatkan Hasil Belajar Aqidah
Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan teman pada Siswa Kelas
xx
VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Siswa
Meningkatkan hasil belajar dan menambah pengetahuan Aqidah
akhlak sehingga anak akan terbentuk pribadi agamis.
b. Guru
Menambah pengalaman baru dengan menggunakan model
pembelajaran Role Playing sehingga perlu pengembangan.
c. Sekolah
Sekolah akan mengembangkan kualitasnya dengan memberikan
bentuk metode baru bagi siswa. Sehingga siswa tidak merasa bosan, dan
pihak sekolah akan semakin maju dengan bertambahnya ide kreatif
penggunaan metode.
d. Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung
mengaplikasikan model Role Playing dengan meningkatkan hasil belajar
pada siswa khususnya dengan metode tersebut.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan melalui
xxi
hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta. Hipotesis
memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau
pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang
harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel
dalam persoalaan (Gulo, 2010: 66).
Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah Penggunaan Model
Role Playing untuk meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi
Adab bergaul dengan saudara dan teman Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul
Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan Kelas VIII ini
adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik. apabila peserta didik
mampu memperoleh nilai dengan KKM 75 dan meningkatnya hasil belajar
ditandai rata-rata nilai sama dengan atau lebih dari 75. Dan rata-rata siswa
yang mendapatkan nilai tersebut dinyatakan tuntas apabila telah mencapai
85 % dari jumlah siswa kelas VIII yang ada di MTs Roudlotul Furqon Desa
Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang.
F. Penegasan Istilah
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
melalui proses belajar mengajar yang sudah dilakukan seberapapun kecilnya
hasil itu (Prawita, 2013: 240-241). Jadi, Hasil belajar adalah pencapaian dari
xxii
sebuah proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Sehingga menimbulkan
suatu perubahan pengetahuan yang lebih baik.
2. Model Role Playing
Model Pembelajaran Role Playing merupakan model pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Metode Role
Playing adalah metode yang menggunakan media gambar dalam
penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk
belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan
yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan
media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis
gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang
ada didalam gambar (Aunurrahman, 2011: 102).
Selanjutnya Role Playing adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang penyampaian materinya berupa contoh-contoh. Berdasarkan
definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah Role Playing yang di
maksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif
yang model belajarnya menggunakan contoh-contoh dapat berupa gambar,
bagan, skema yang relevan dengan kompetensi dasar.
G. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu
kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan
empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau
dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai
xxiii
peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan
(Iskandar, 2012 : 21). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari
penelitian masalah praktis yang memiliki tujuan utama untuk memperbaiki
proses dan hasil pembelajaran pendidikan jasmani atau memperbaiki kualitas
proses dan hasil kepelatihan olahraga (Kristiyanto, 2010: 28).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas peneliti harus mengikuti
langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat sehingga hasil yang
diperoleh pun dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tujuan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah:
1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran,
2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran khususnya
layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima,
3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk berimprovisasi dalam
melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu
dan sasarannya (Mulyasa, 2011: 89).
Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari
empat tahapan penting, meliputi; (1) planning (perencanaan), (2) Action
(tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) Lebih
jelasnya sebagai berikut:
i. Tahap Perencanaan (planning)
xxiv
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlakukan saat
proses pembelajaran berlangsung.
c. Menyusun soal test.
d. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
e. Membuat Role Playing perbaikan.
ii. Tahap Tindakan (action)
a. Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan.
b. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
iii. Tahap Pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan danilai, kemudian dianalisis untuk
dijadikan umpan balik. Aktivitas guru antara lain: pemberian motivasi
belajar, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan
pembelajaran, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/
ketercapaian kompetensi siswa, memberikan evaluasi, ketetapan strategi
pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa antara lain: memperhatikan
penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum jelas, rasa ingin tahu
siswa meningkat, mengerjakan soal evaluasi, kerjasama dengan kelompok,
keaktifan dalam kelompok.
xxv
iv. Tahap Analisis dan Refleksi (reflection)
Untuk mengetahui keberhasilan tujuan penelitian, maka terdapat
beberapa tahap refleksi (reflection), yang meliputi:
a. Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
b. Evaluasi hasil observasi.
Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I
pada siklus II dan siklus III.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja
guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
H. Setting Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di MTs Roudlotul Furqon Desa
Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan April
hingga Juni 2018 di MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru
Kab. Semarang.
3. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII MTs Roudlotul
Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang dengan jumlah 22
anak. Observer dalam penelitian ini adalah Peneliti.
I. Siklus Penelitian
xxvi
1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Persiapan yang dilaksanakan sebelum penelitian tindakan kelas
ini adalah melakukan observasi awal untuk mengetahui permasalahan di
kelas yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak materi Adab bergaul dengan saudara dan teman pada kelas VIII
MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen.
2. Skenario Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Siklus pertama direncanakan dalam satu kali pertemuan, begitu juga siklus
kedua dalam satu kali pertemuan, baru peneliti mengambil kesimpulan
terkait dengan temuan dari penelitian yang dilakukan.
a. Siklus I
1) Perencanaan tindakan (planning)
Merupakan tahapan awal dalam penelitian tindakan kelas.
Kegiatan utama pada tahap ini adalah menyusun rancangan tindakan
kelas yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Adapun
persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan siklus I
diantaranya:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Role Playing
b) Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari lembar observasi
dan pedoman wawancara
c) Menyiapkan media yang diperlukan dalam rencana tindakan kelas.
xxvii
2) Pelaksanaan tindakan (acting)
a) Pendahuluan, dimulai dengan salam, berdoa bersama, presensi
siswa dan apersepsi dan motivasi
b) Kegiatan inti
3) Kegiatan Inti
a) Ekplorasi
Guru menyuruh masing-masing siswa mengamati gambar atau
media yang sudah disediakan dan menyimpulkan atau
mendeskripsikannya.
b) Elaborasi
(1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas
(2) Guru melakukan tanya jawab tentang Adab bergaul dengan
saudara dan teman
(3) Siswa diarahkan untuk memahami dan meneladani sifat-sifat
Rasul
(4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menganalisa dan mendeskripsikan sebuah gambar atau media
yang sudah disediakan oleh guru
(5) Guru membagi kelompok untuk berdiskusi tentang materi
Adab bergaul dengan saudara dan teman dengan mengamati
media serta mempresentasikan hasil pengamatan kepada siswa
lain.
xxviii
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan pertanyaan lisan saat pembelajaran dan soal
evaluasi tertulis pada siswa setelah pembelajaran.
(2) Memberikan motivasi dan penguatan dalam bentuk lisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
4) Penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk
melakukan kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui.
5) Pengamatan (Observation)
Observasi yang dilakukan dalam Siklus ini adalah dengan
observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti. Observasi
dilaksanakan selama proses pembelajaran yakni pembelajaran yang
memuat kegiatan belajar mengajar dan pengamatan berpedoman pada
lembar instrumen observasi yang berisi tentang aspek kemampuan
menghayati Adab bergaul dengan saudara dan teman Allah SWT
dalam kehidupan sehari-hari, meneladani sifat-sifat Rasul Allah SWT
serta memaparkan peta konsep tentang pengertian, dalil dan
pentingnya bergaul dengan saudara dan teman Allah SWT.
6) Refleksi
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama proses
xxix
pemberian tindakan oleh guru. Kegiatan refleksi dilaksanakan
dengan:
a) Mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan
yang berupa lembar instrumen,
b) Melakukan diskusi dengan guru untuk mengevaluasi hasil dari
tindakan yang telah dilakukan dan permasalahan-permasalahan
yang muncul saat memberi perlakuan,
c) Mencari solusi atau rencana-rencana yang telah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang muncul, dari hasil evaluasi inilah
kemudian peneliti dan guru mencari solusi dalam bentuk
perbaikan yang djadikan pedoman untuk melaksanakan tindakan di
siklus berikutnya.
d) Menganalisis hasil kemampuan mengenal kata dan pengambilan
keputusan, apabila hasil pengamatan belum mencapai target
maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai ada
Upaya meningkatkan yang telah diharapkan.
b. Siklus II
Siklus ini merupakan tahap perbaikan dari siklus I. siklus ini
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Tahapan-tahapan
yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan tahapan pada siklus I,
hanya pada siklus II ini lebih ditekankan pada perbaikan siklus I.
Tahapan yang dilakukan pada siklus II ini adalah:
xxx
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah menyusun
rancangan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
sebagaimana pada siklus I.
2) Pelaksanaan tindakan (action)
Tindakan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah rencana
yang telah dibuat untuk siklus II, yaitu memperbaiki pembelajaran
dengan menggunakan metode Role Playing
3) Pengamatan (observation)
Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II
untuk mengetahui kekurangan yang terjadi pada siklus I.
4) Refleksi
Data dan informasi yang telah didapatkan kemudian
didiskusikan oleh peneliti dan observer yang kemudian akan dijadikan
sebagai landasan untuk menentukan apakah tujuan yang diharapkan
sudah tercapai atau belum. Apabila pada siklus II ini sudah terjadi
Upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
maka penelitian akan dihentikan.
J. Metode Pengumpulan Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk
menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti untuk
memperoleh informasi antara lain:
xxxi
1. Metode Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013: 145) mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan situasi proses
pembelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan
teman melalui pada Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa
Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Tes Evaluasi
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau
seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
trait (sifat) atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir
pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang
dianggap benar. Menurut Mardapi (2012: 29) mengategorikan evaluasi
pembelajaran menjadi dua kategori, yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif bertujuan untuk mengetahui konsep mana yang belum dipahami
sebagian besar peserta didik. Kemudian, diikuti dengan kegiatan remedi,
yaitu menjelaskan kembali konsep-konsep tersebut.
Sedangkan, evaluasi sumatif bertujuan untuk menetapkan tingkat
keberhasilan peserta didik. Nilai yang dicapai peserta didik ditetapkan lulus
atau tidak. Evaluasi sumatif bisa terdiri atas beberapa kegiatan pengukuran
dan penilaian. Hal ini harus dijelaskan kepada peserta didik di awal
xxxii
pelajaran, yaitu tentang penentuan nilai akhir. Bobot dari tugas, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester harus dijelaskan pada peserta
didik.
Metode tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa
yang telah melakukan pembelajaran Aqidah Akhlak materi adab bergaul
dengan saudara dan teman melalui metode Role Playing sebagai evaluasi
setelah proses pembelajaran berlangsung. Tes yang digunakan adalah tes
tertulis.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui dan
mendapatkan daftar nama peserta didik yang menjadi sampel penelitian
tindakan kelas.
4. Promes (Program Semester)
Promes (Program Semester) merupakan penjabaran dari program
tahunan yang berisi hal-hal yang ingin dicapai pada semester tersebut.
Program semester (Promes) adalah rumusan kegiatan belajar mengajar
untuk satu semester yang kegiatannya dibuat berdasarkan pertimbangan
xxxiii
alokasi waktu yang tersedia, jumlah pokok bahasan yang ada dalam
semester tersebut dan frekuensi ujian yang disesuaikan dengan kalender
pendidikan. Promes akan mempermudah guru dalam alokasi waktu
mengajarkan materi yang harus dicapai dalam semester tersebut. Atau
dengan pengertian lainnya yakni bahwa, Program semester adalah
merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program semester
(Promes) ini tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan (Prota).
Promes berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak
dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
K. Teknik Analisis Data
1. Nilai Rata-rata Kelas
Nilai rata-rata kelas atau siswa suatu kelas dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Bila dengan menggunakan rumus diatas menunjukkan adanya
nilai rata-rata kelas yang semakin naik, berarti jelas dapat diketahui adanya
keberhasilan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII
xxxiv
MTs Roudlotul Furqon, tetapi jika diketahui rata-rata kelas semakin
rendah/turun berarti penerapan metode tersebut tidak berhasil.
Ketuntasan individu siswa dinilai dan diukur menggunakan
KKM yang telah ditentukan oleh MTs Roudlotul Furqon 75. Bila hasil
belajar siswa tersebut sama atau melebihi KKM berarti siswa tersebut
tuntas. Bila kurang dari KKM berarti siswa tersebut belum tuntas.
2. Indikator Ketercapaian Penelitian
Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan kelas VIII MTs
Roudlotul Furqon ini adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik.
apabila peserta didik mampu memperoleh nilai dengan KKM mapel
Akidah Akhlaq adalah 75 dan meningkatnya hasil belajar ditandai rata-rata
nilai hasil lebih dari 75. Dan rata-rata siswa yang mendapatkan nilai
tersebut dinyatakan tuntas apabila telah mencapai 85 % dari jumlah siswa
yang ada di MTs Roudlotul Furqon.
L. Sistematika
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman, dan penelaahan terhadap
pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika
penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah; rumusan
masalah; tujuan penelitian; hipotesis; manfaat penelitian; definisi operasional;
metode penelitian, yang meliputi rancangan penellitian, langkah-langkah
penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data analisis data; dan
sistematika penulisan.
xxxv
Bab II Kajian Pustaka, Mencakup konsep-konsep dan teori tentang:
Pengertian Hasil Belajar, Ruang lingkup Materi Aqidah Akhlak serta
pengertian Role Playing.
Bab III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang profil sekolah, setting
(tempat dan waktu penelitian) dan data siswa kelas.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi pemaparan mengenai
hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran
xxxvi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh
usaha; perolehan (Alwi, 2011: 166). Sedangkan menurut (Syah, 2015: 68)
menyatakan, belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil kognitif.
Sedangkan belajar menurut Slameto (2013: 2) dalam bukunya
mengatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Jadi, hasil belajar sebagai perubahan perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar dikemukakan oleh Sudjana (2011: 111) yang
menyatakan bahwa, hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam
bentuk hasil belajar. Adanya beberapa unsur sekaligus yang menjadi hakikat
dari pada hasil belajar, (1) hasil belajar diperoleh melalui suatu proses yang
disebut proses pembelajaran; (2) hasil belajar mencerminkan adanya
xxxvii
kompetensi atau kemampuan yang telah dimiliki siswa sehingga perilaku
siswa berubah; dan (3) hasil belajar (pengetahuan). Jadi dapat ditegaskan
bahwa yang menjadi esensi atau hakikat hasil belajar tidak lain adalah
perubahan perilaku siswa yang diperoleh melalui pengalaman belajar.
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan kognitif,
afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian
diwujudkan dalam angka atau pernyataan serta merubah perilaku secara
keseluruhan dalam interaksi antara individu dengan lingkungan dari hasil
pengalamannya sendiri.
2. Tujuan Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap
orang secara maksimal untuk dapat mengusai atau memperoleh sesuatu.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan, dan
sebagainya Sa‟ud (2008: 171) mengemukakan tujuan belajar sebagai
berikut:
a. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain
tingkah laku. Misalnya seorang anak kecil yang belum memasuki sekolah
bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya. Kemudian
setelah beberapa bulan masuk sekolah dasar, tingkah lakunya berubah
xxxviii
menjadi anak yang tidak lagi cengeng, lebih mandiri, dan dapat bergaul
dengan baik dengan teman-temannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak
tersebut telah belajar dari lingkungan yang baru.
b. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik.
Contohnya mengubah kebiasaan merokok menjadi tidak merokok,
menghilangkan ketergantungan pada minum-minum keras, atau
mengubah kebiasaan anak yang sering keluyuran, dapat dilakukan
dengan suatu proses belajar.
c. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif,
tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya.
Misalnya seorang remaja yang tadinya selalu bersikap menentang orang
tuanya dapat diubah menjadi lebih hormat dan patuh pada orangtua.
d. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan.
Misalnya dalam hal olahraga, kesenian, jasa, tehnik, pertanian,
perikanan, pelayaran, dan sebagainya. Seorang yang terampil main bulu
tangkis, bola, tinju, maupun cabang olahraga lainnya sebagian besar
ditentukan oleh ketekunan belajar dan latihan yang sungguh-sungguh.
Demikian pula halnya dengan keterampilan bermain gitar, piano, menari,
melukis, bertukang, membuat barang-barang kerajinan, semua perlu
usaha dengan belajar yang serius, rajin dan tekun.
e. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang
ilmu. Misalnya seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca, menulis,
dan berhitung, menjadi bisa karena belajar.
xxxix
Dari uraian diatas dapat diketahui belajar adalah kegiatan manusia
yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui
belajar manusia dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang
menyangkut kepentingan hidup. Dengan kata lain, dengan belajar manusia
dapat memperbaiki nasib, mencapai cita-cita, dan memperoleh kesempatan
yang lebih luas untuk berkarya.
3. Macam–macam hasil belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2014: 5). Secara sederhana,
hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pembelajaran. Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Merujuk pemikiran Gagne (Suprijono, 2013: 5) hasil belajar berupa:
a. Informasi Verbal
Kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan secara spesfik terhadap
angsangan spesifik, kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan Intelektual
Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
xl
prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas.
c. Strategi Kognitif
Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya
sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
d. Keterampilan Motorik
Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi.
e. Sikap
Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan internalisasi
dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan
nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Sudjana (2009: 45) membagi tiga macam hasil belajar yaitu: (1)
keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan
cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar,yakni: (1)
informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3) strategi kognitif; (4)
sikap; dan (5) keterampilan motoris.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Menurut
Sudjana (2009: 40) terdapat lima faktor yang mempengaruhi hasil belajar
xli
siswa antara lain: (1) bakat siswa; (2) waktu yang tersedia bagi siswa; (3)
waktu yang diperlukan guru untuk menjelaskan materi; (4) kualitas
pengajaran; dan (5) kemampuan siswa. Sementara menurut Munadi dalam
Rusman. T (2013: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sementara faktor
eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.
Syah (2015: 129) menyatakan bahwa, prestasi belajar seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara global diklasifikasikan menjadi
tiga faktor yaitu; faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan
belajar
a. Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek,
yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.
1) Aspek Fisiologis
Faktor fisiologi yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik/jasmaniah dan fungsi panca indera. Panca indra yang sangat
mempengaruhi belajar antara lain indra penglihat (mata), indra
pendengar (telinga). Oleh karena itu maka panca indera harus
senantiasa dijaga agar terlindungi dari bahaya yang dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi tersebut.
xlii
2) Aspek Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa antara lain : tingkat kecerdasan
/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi
siswa.
b. Faktor-faktor Eksternal
Muhibin Syah (2015: 138) menjelaskan bahwa faktor faktor
eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa. Para guru selalu menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik
dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan
belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan
kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya,
akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa
tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar
xliii
atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang
tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai
oleh siswa.
2) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor faktor ini dipandang turut menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar yakni segala cara atau strategi yang digunakan
siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses
pembelajaran materi tertentu atau dengan kata lain yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq
1. Pengertian Aqidah Akhlaq
Aqidah secara etimologis berasal dari lafad „aqada-yu‟qidu dari
wazan fa‟ala-yuf‟ilu yang berarti menyimpulkan atau mengadakan
xliv
perjanjian. Kemudian kata ini dirubah ke dalam wazan ifta‟ala yafta‟ilu
menjadi I‟taqoda-ya‟taqidu-iqtitaad yang memiliki arti meyakini atau
mempercayai (Munawwir, 1997: 95).
Menurut istilah aqidah berarti keimanan seorang hamba kepada
Allah. Terdapat tiga aspek dalam agama islam yaitu: aqidah, syari‟at dan
akhlak. Di antara ketiganya tersebut, aqidah merupakan aspek paling
penting dan harus dimiliki terlebih dahulu oleh seorang hamba dibanding
dua aspek lainnya. Aqidah harus mantap dan tanpa keraguan, karena
merupakan pondasi dari syari‟at dan akhlak. Aqidah yang benar adalah
aqidah yang terdapat dalam al-Qur‟an dan al-Hadits (Azra, 2005: 133).
Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu
yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang
tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari
kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa
aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang
muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Kepercayaan yang harus diyakini oleh seorang hamba adalah
percaya bahwa tiada tuhan selain Allah, meyakini keberadaan malaikat-
malaikat, percaya akan kitab-kitab Allah yang Allah turunkan kepada rasul-
Nya, percaya dengan rasul Allah, percaya dengan adanya Yaumul Qiyamah
dan percaya dengan ketetapan dan ketentuan Allah. Keenam pokok
xlv
kepercayaan yang wajib diimani oleh semua hamba inilah yang kita kenal
dengan rukun iman.
Akhlak secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata khuluq
yang berarti tabi‟at, budi pekerti, atau kebiasaan. Menurut pendapat Ibn
Miskawaih yakni pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan
bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
(Nata, 2010: 3).
Jadi, aqidah akhlak adalah mata pelajaran yang mempelajari
tentang pokok-pokok keimanan dan juga pengenalan dan pembiasaan akhlak
terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan Menteri Agama no. 912
tahun 2013 tentang standar isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
madrasah mendefinisikan bahwasanya aqidah akhlak merupakan salah satu
mata pelajaran pendidikan agama islam yang mempelajari tentang rukun
iman yang dikaitkan dengan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap
alasma‟al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan
dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian
contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Dasar Aqidah Akhlaq
a. Dasar aqidah
Dasar aqidah Islam adalah Al-Qur‟an dan Hadits. Di dalam Al-
Qur‟an banyak disebutkan pokok-pokok aqidah seperti cara-cara dan
xlvi
sifat Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga dan neraka.
Mengenai pokok-pokok atau kandungan aqidah Islam, antara lain
disebutkan dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 285 sebagai berikut:
Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-
orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami
tidak membeda-bedakan seseorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan
mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan
kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”(Q.S. Al-Baqarah:
285)(Departemen Agama Republik Indonesia, 2005:60-61).
b. Dasar akhlak
Allah SWT telah menunjukkan tentang gambaran dasar-dasar
akhlak yang mulia, sebagaimana yang tertera dalam firma-Nya, yaitu
Q.S. Al-A‟raf ayat 199:
Artinya : “Jadilah Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan
yang ma'ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”.(Q.S. Al-
A’raf: 199) (Departemen Agama Republik Indonesia, 2005:237).
Akhlak merupakan satu hal yang sangat penting untukdimiliki
oleh setiap individu umat Islam. Hal ini didasarkan atasdari Rasulullah
SAW yang begitu berakhlak mulia dan kita sebagai umatnya sudah
selayaknya memiliki akhlak mulia ini.
xlvii
3. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Al Arif (2009: 98) menyatakan, fungsi pembelajaran Aqidah Akhlak
terletak di dalam Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah Kurikulum
2004, fungsi tersebut meliputi:
a. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
b. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak
mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih
dahulu dalam lingkungan keluarga.
c. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui Aqidah Akhlak.
d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.
f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak,
serta sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Tentang tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan agama
Islam tidak jauh beda. Pendidikan Agama Islamdi sekolah atau madrasah
xlviii
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2005: 135).
Jadi mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang
terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengalaman serta pengalaman siswa tentang aqidah dan akhlak Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan peribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
5. Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlaq
Karakteristik mata pelajaran aqidah akhlak dimaksudkan adalah
ciri-ciri khas dari mata pelajaran tersebut jika dibandingkan dengan mata
pelajaran tersebut jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya dalam
lingkup pendidikan agama islam. Untuk menggali karakteristik mata
pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan ruang lingkup mata pelajaran
tersebut, serta tujuan atau orientasinya.
xlix
Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat dipahami bahwa secara
umu karakteristik mata pelajaran aqidah akhlak lebih menekankan pada
pengetahuan, pemahaman dan penghayatan siswa terhadap
keyakinan/kepercayaan (iman), serta perwujudan keyakinan (iman) dalam
bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan maupun amal perbuatan, dalam
berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari (Muhaimin, 2004: 309).
Dapat dipahami bahwa ciri-ciri khas (karakteristik) pembelajaran
aqidah akhlak di madrasah tsanawiyah menekankan pada aspek-aspek
berikut :
a. Pembentukan keyakinan atau keimanan yang benar dan kokoh pada diri
siswa terhadap Allah, Malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, Hari
akhir, dan Qadla dan qadar, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk
sikap dan perbuatan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
b. Proses pembentukan tersebut dilakukan melalui tiga tahapan sekaligus,
yaitu :
1) Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap akidah yang benar
(rukun iman), serta mana akhlak yang baik dan yang buruk terhadap
diri sendiri, orang lain, dan alam lingkungan yang bersifat pelestarian
alam, hewan dan tumbuh-tubuhan sebagai kebutuhan hidup manusia.
2) Penghayatan siswa terhadap aqidah yang benar (rukun iman), serta
kemauan yang kuat dari siswa untuk mewujudkannya dalam sikap dan
tingkah lakunya sehari-hari.
l
3) Kemauan yang kuat (motivasi iman) dari siswa untuk membiasakan
diri dalam mengamalkan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak
yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya
sendiri, dengan sesame manusia, maupun dengan lingkungan,
sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Pembentukan akidah akhlak pada siswa tersebut berfungsi sebagai upaya
peningkatan pengetahuan siswa tentang aqidah akhlak, pengembangan
atau peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa, perbaikan terhadap
kesalahan keyakinan dan perilaku, dan pencegahan terhadap akhlak
tercela (Muhaimin, 2004:311).
6. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlaq adab bergaul dengan
Saudara dan Teman
a. Membiasakan saling menghormati kepada saudara dan teman
b. Menerima kritik saran dari sudara dan teman sebagai acuan motivasi
untuk lebih baik
c. Mempunyai toleransi yang sangat tinggi atas semua perbedaan
d. Mengetahui hikmah adab kepada saudara dan teman
e. Mensimulasikan bagaimana adab kepada saudara dan teman dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Standar Kompetensi Bahan Kajian Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Dengan landasan Al Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW,
peserta didik beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak
li
mulia/berbudi pekerti luhur yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam
hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar ; mampu
menjaga kemurnian aqidah Islam ; memiliki keimanan yang kokoh yang
dilandasi dengan dalil-dalil naqli (Al Qur‟an dan Hadist), dalil aqli, maupun
dalil wijdani (perasaan halus), serta menjadi pelaku ajaran Islam yang loyal,
komitmen dan penuh dedikatif baik untuk keluarga, masyarakat maupun
bangsanya, dengan tetap menjaga terciptanya kerukunan hidup beragama
yang dinamis.
Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlaq berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh
pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi ini berorientasi pada
perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif
dalam rangka memperkuat aqidah serta meningkatkan kualitas akhlaq sesuai
dengan ajaran Islam. Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlaq di
Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:
a. Meyakini sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang nafsiyah dan
salbiyah, berakhlak terpuji kepada Allah dan menghindari akhlak tercela
kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Meyakini dan mengamalkan sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang
Ma‟ani/Ma‟nawiyah serta sifat Jaiz bagi Allah, berakhlak terpuji kepada
diri sendiri, menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri. Serta
meneladani perilaku kehidupan Rasul/Sahabat/Ulama dalam kehidupan
sehari-hari.
lii
c. Meyakini kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul
serta mempedomani dan mengamalkan Al Qur‟an dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Meyakini Nabi dan Rasul Allah beserta sifat-sifat dan Mu‟jizat-Nya dan
meneladani akhlaq Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.
e. Meyakini adanya hari akhir dan alam ghoib dalam kehidupan sehari-hari,
berakhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela terhadap lingkungan
sosial/sesama manusia dalam masyarakat.
f. Berakhlak terpuji terhadap flora dan fauna serta menghindari akhlak
tercela terhadap flora dan fauna serta meneladani akhlak para
Rasul/Sahabat atau ulul Amri dalam kehidupan sehari-hari.
Berkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang
digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku
reverensi atau kitab penunjang misalnya buku-buku yang berakitan dengan
pelajaran akhlak seperti kitab Ihya Ulumuddin. Sehingga guru tidak hanya
terpaku dengan materi yang ada pada buku itu-itu saja. Dan siswa akan lebih
berkembang dengan membanding dan menyocokkan materi tersebut.
8. Pendekatan Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Nurhayati (2014: 17-19) menyatakan, Ciri-ciri pembelajaran
Aqidah Akhlak dan aspek yang harus dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu, meliputi :
liii
a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber
kehidupan.
b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan
merasakan hasil-hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan
perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung
dalam Al Qur‟an dan Hadist serta dicontohkan oleh para ulama.
d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
Aqidah dan Akhlaq dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta
didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami
dengan penalaran.
e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati aqidah dan akhlaq mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa
peserta didik.
f. Fungsional, menyajikan materi Aqidah dan Akhlaq yang memberikan
manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti
luas.
g. Keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan dan memerankan
guru serta komponen Madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai
cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak
mulia.
liv
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa, materi
pengajaran aqidah akhlak yang di ajarkan dengan menggunakan berbagai
pendekatan dan tujuan pencapaian sasaran. Sehingga siswa mudah
memahaminya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan dalam pengajaran aqidah
akhlak harus menjamin pertumbuhan dan keimanan serta ketakwaan siswa
kepada Allah SWT.
C. Model Pembelajaran Role Playing
1. Pengertian Metode Role Playing
Menurut Hamdani (2011: 94) metode Role Playing adalah metode
belajar yang menggunakan contoh-contoh. Sedangkan Hamdayama (2014:
97) berpendapat bahwa metode Role Playing merupakan metode yang
mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah
konsep. Role Playing adalah sebuah taktik yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep.
Huda (2014: 234) berpendapat juga bahwa metode Role Playing
merupakan metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media
untuk menyampaikan materi. Metode Role Playing ini bertujuan mendorong
siswa untuk belajar berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan-
permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar
tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari
lv
sebuah gambar. Dengan demikian metode ini mengajarkan siswa dalam
belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep.
2. Karakteristik Metode Role Playing
Metode Role Playing membantu mendorong siswa lebih melatih
diri dalam mengembangkan pola pikirnya peserta didik. Proses
pembelajaran cenderung berpusat pada siswa, sehingga guru hanya
berperan sebagai fasilitator saja. Menurut Buehl (1996) dikutip dalam buku
Huda (2014: 235) Role Playing melibatkan siswa untuk:
a. Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah
konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b. Melakukan proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung
terhadap contooh-contoh yang mereka pelajari.
c. Mengeksplorasi karakteristik suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian non Examples yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik
konsep yang telah dipaparkan pada bagian Examples.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing
a. Kelebihan metode Role Playing
1) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
2) Siswa mengetahui aplikadi dari materi berupa contoh gambar
3) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
lvi
b. Kekurangan metode Role Playing
1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
2) Memakan waktu yang lama.
4. Langkah Pembelajaran Metode Role Playing
Suprijono (2011: 125) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
dalam metode Role Playing adalah:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar pada papan atau ditayangkan melalui OHP.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai Komentar/hasil diskusi siswa,guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang inin dicapai.
g. Kesimpulan
Langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Role
Playing yang dijelaskan oleh suprijono diatas sama persis dengan
langkah pembelajaran metode Role Playing yang di paparkan oleh Slavin
(1994) hanya saja suprijono mendetailkan tiap poin dalam langkah
pembelajarannya.
lvii
5. Modifikasi Metode Pembelajaran Role Playing
Sedangkan dalam buku Hamdayama (2014:100) terdapat
modifikasi dalam langkah pembelajaran menggunakan metode Role
Playing. Berikut adalah penjelasannya:
a. Guru menulis topik pembelajaran.
b. Guru menulis tujuan pembelajaran.
c. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok (masing masing
kelompok beranggotakan 6-7 orang).
d. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkan melalui
LCD/OHP.
e. Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat
rangkuman masing-masing gambar yang telah ditunjukkan guru melalui
LCD.
f. Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil
rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga/penanya.
g. Guru memberi penguatan dari hasil diskusi.
Penggunaan metode Role Playing dalam pembelajaran dapat dengan
menggunakan langkah pembelajaran menurut Slavin dan Suprijono atau
dapat juga menggunakan modifikasi barunya. Hal ini tentu harus
disesuaikan dengan kebutuhan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
lviii
6. Kaitan Antara Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Metode Role
Playing
Penerapan metode Role Playing dalam pembelajaran Aqidah
Akhlaq memang tidak perlu dipertimbangkan lagi manfaatnya. Masalahnya,
bahwa metode Role Playing memiliki karakteristik yang juga dimiliki oleh
pembelajaran Aqidah Akhlaq. Salah satunya yaitu metode Role Playing
bersifat discovery artinya pembelajaran menggunakan metode ini menuntut
siswa untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan senantiasa melekat pada ingatan peserta
didik. Demikian pula pembelajaran Aqidah Akhlaq, Heruman (2010: 4)
dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran
Aqidah Akhlaq, siswa harus menemukan sendiri bahwa berbagai
pengetahuan yang diperlukannya. “menemukan‟ di sini terutama adalah
“menemukan lagi‟ (discovery), atau dapat juga menemukan sama sekali
yang baru (invention). Tujuan dari metode penemuan adalah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai
kemampuan intelektual siswa merangsang keingintahuan dan memotivasi
kemampuan mereka.
Selain itu banyak keuntungan yang di dapat dalam pembelajaran
Aqidah Akhlaq menggunakan metode Role Playing ini. Hal ini ditunjukkan
oleh Hamdayama dalam bukunya Model dan Metode Pembelajaran Kreatif
dan Berkarakter (2014: 101) beliau menjelaskan ada beberapa keuntungan
metode Role Playing, antara lain:
lix
a. Siswa berangkat dari satu definisi, yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks.
b. Siswa terlibat dalam proses discovery, yang mendorong mereka
menggabungkan konsep secara progresif lewat pengalaman dari metode
Role Playing.
c. Siswa diberi suatu yang berlawanan untuk mengeksporasikan
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
gambar yang disajikan yang dimungkinkan masih terdapat beberapa
bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah
dipaparkan.
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Dalam Lampiran Permendiknas
No.20 Tahun 2007 Point A butir 10 disebutkan bahwa kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dapat dipahami sebagai “Kriteria Ketuntasan Belajar
(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan” dan “KKM pada akhir
jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi”.
Dapat pula dikatakan bahwa, KKM merupakan “batas ketuntasan setiap
mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah melalui analisis indikator
lx
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik setiap
indikator, dan kondisi satuan pendidikan”(Depdiknas, 2008: 32).
Dari pengertian di atas pada dasarnya KKM merupakan standar
terendah yang harus dicapai oleh setiap siswa melalui Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas
minimal ketercapaian siswa dalam kompetensi setiap indikator, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi aspek penilaian mata pelajaran yang harus
dikuasai.
Penetapan KKM harus dilakukan sebelum awal tahun ajaran
dimulai karena KKM merupakan kriteria minimal sebagai tolok ukur
pencapaian kompetensi dan sebagai standar pengukuran paling awal untuk
mengukur dan menilai hasil belajar yang telah dicapai oleh setiap siswa
melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat kegiatan belajar
mengajar KKM akan memberikan petunjuk penting bagi tenaga pendidik di
tingkat satuan pendidikan untuk merumuskan langkah-langkah yang
realistik dan terukur.
2. Landasan dan Mekanisme Penetapan KKM
Kebijakan pemerintah dibidang pendidikan telah bergulir dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi 8 standar, yaitu:
a. Standar Isi yang terkandung dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006
b. Standar Proses yang terkandung dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007
lxi
c. Standar Kompetensi Lulusan yang terkandung dalam Permendiknas
No.23 Tahun 2006 dan N0.6 Tahun 2007
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terkandung dalam
Permendiknas No.12 dan 13 Tahun 2007
e. Standar Sarana dan Prasarana yang terkandung dalam Permendiknas
No.24 Tahun 2007
f. Standar Pengelolaan yang terkandung dalam Permendiknas No.19 Tahun
2007
g. Standar Pembiayaan yang terkandung dalam Permendiknas No.16 dan 18
Tahun 2007
h. Standar Penilaian Pendidikan yang terkandung dalam Permendiknas
No.20 Tahun 2007
Permendiknas No.20 Tahun 2007 memberikan acuan penting
bahwa, KKM bagi mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UNAS menjadi
instrumen untuk mengukur dan menilai kompetensi puncak siswa, sehingga
sekolah dapat menentukan standar nilai yang harus dicapai siswa dan
menentukan lulus atau tidaknya, siswa yang belum mencapai standar nilai
dikatakan belum tuntas.
Adapun penetapan nilai KKMnya dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Indikator sebagai
acuan atau rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik
lxii
UH (ulangan harian), UTS (ulangan tengah semester) maupun UAS
(ulangan akkhir sekolah). Dalam soal ulangan ataupun tugas tersebut harus
mampu mencerminkan atau menampilkan pencapaian indikator yang
diujikan.
3. Langkah-langkah dalam menentukan KKM
a. Menetapkan KKM untuk setiap Indikator
b. Menetapkan KKM untuk setiap Kompetensi Dasar melalui rerata dari
KKM Indikator
c. Menetapkan KKM untuk setiap Standar Kompetensi melalui rerata dari
KKM Kompetensi Dasar
d. Menetapkan KKM untuk setiap aspek mata pelajaran melalui rerata dari
KKM Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah
dipetakan berdasarkan aspek.
e. Hasil penetapan KKM oleh guru atau MGMP disahkan oleh kepala
sekolah untuk f. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas
pendidikan.
f. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tuadijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.
4. Fungsi KKM dalam Pembelajaran
Beberapa fungsi dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam
pembelajaran antara lain:
lxiii
a. Bisa menjadi acuan bagi guru dalam menilai kompetensi siswa sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar
dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan
pengayaan. Selain itu dapat digunakan sebagai bagian dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
b. Bisa juga menjadi acuan untuk peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar dan
indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta
didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam
mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal
tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui kompetensi
dasar apa saja yang belum tuntas dan perlu perbaikan.
c. Dengan KKM dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam
melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari
keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur.
d. Menentukan KKM merupakan kontrak pedagogik antara guru dengan
siswa dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara
guru, siswa, pimpinan satuan pendidikan dan orang tua. Guru melakukan
upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran
lxiv
dan penilaian. Siswa melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif
mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang
telah didesain guru. Orang tua dapat membantu dengan memberikan
motivasi dan dukungan penuh bagi anak-anaknya dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya
proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
E. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
penelitian ini yaitu:
Nur Hidayati. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Materi Sifat Bangun
Ruang Melalui Metode Role Playing pada Siswa Kelas V MI Ulumuddin
Ngargosoko Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidayah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra.
Siti Farikhah, M.Pd. Hasil penelitiannya adalah Nilai rata-rata tes siklus I yaitu
69,75 dengan persentase rata-rata ketuntasan belajar siswa sebanyak 65,38%.
Nilai rata-rata tes siklus II yaitu 80,19 dengan persentase rata-rata ketuntasan
belajar siswa sebanyak 88,46%. Selain hasil secara kognitif, penerapan metode
Role Playing dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
sifat bangun ruang diantaranya dalam hal kerja sama ketika diskusi kelompok,
siswa lebih aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, serta lebih
semangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga memiliki minat dan
lxv
motivasi yang lebih kuat sehingga tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan juga meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan prestasi belajar materi sifat bangun ruang siswa kelas V MI
Ulumuddin Ngargosoko melalui metode Role Playing.
Relevansi penelitian Nur Hidayati (2016) dengan penelitian penulis
yaitu sama-sama menggunakan metode Role Playing. Sedangkan perbedaan
terletak pada objek dan mata pelajaran. Nur Hidayati melaksanakan penelitian
pada jenjang siswa kelas V MI dengan matematika (materi Sifat Bangun)
sedangkan penulis pada jenjang siswa kelas VIII MTs dengan mata pelajaran
Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan teman.
Sopiya Nurohmah. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Materi Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada
Siswa Kelas III Semester I MI Ma‟arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd. Hasil penelitian
pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65, sebelum menggunakan model
pembelajaran Role Playing hanya 32% atau 10 siswa yang tuntas, sedangkan
67% atau 21 siswa yang belum tuntas. Setelah menggunakan model
pembelajaran Role Playing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I
diperoleh data 61% atau 19 siswa yang tuntas dan 39% atau 12 siswa belum
tuntas, jika dilihat peningkatannya sebesar 29%. Setelah dilakukan refleksi
lxvi
siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas III
semester I MI Ma‟arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Relevansi penelitian Sopiya Nurohmah (2017) dengan penelitian
penulis yaitu sama-sama menggunakan metode Role Playing. Sedangkan
perbedaan terletak pada objek dan mata pelajaran. Sopiya Nurohmah
melaksanakan penelitian pada jenjang siswa kelas III MI dengan mata
pelajaran Bahasa Indonesia sedangkan penulis pada jenjang siswa kelas VIII
MTs dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan
saudara dan teman.
Yesika Anggraeni. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS
Materi Perkembangan Teknologi Melalui Model Pembelajaran Role Playing
Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten
Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. Hasil
penelitian yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas terdapat peningkatan
rata-rata nilai yang cukup signifikan antara pre test yaitu rata-rata evaluasi
belajar 62,85. Siklus I mencapai rata-rata evaluasi belajar 71,85 dengan
peningkatan yang terjadi 9. Siklus II mencapai rata-rata evaluasi belajar 84,28
lxvii
dengan peningkatan 10,95. Bahwa hasil belajar secara klasikal pada siklus II
memperoleh 90,47 % ≥ 85%. PTK ini dinyatakan berhasil.
Relevansi penelitian Yesika Anggraeni (2017) dengan penelitian
penulis yaitu sama-sama menggunakan metode Role Playing. Sedangkan
perbedaan terletak pada objek dan mata pelajaran. Yesika Anggraeni
melaksanakan penelitian pada jenjang siswa Kelas IV SDN dengan mata
pelajaran IPS Materi Perkembangan Teknologi sedangkan penulis pada jenjang
siswa kelas VIII MTs dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab
bergaul dengan saudara dan teman.
lxviii
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Roudlotul Furqon
1. Profil Madrasah
a. Nama Madrasah : MTs Roudlotul Furqon
b. Alamat : Jl. Mahakam Desa Kebumen
c. NPSN : 20364428
d. NSS : 121233220012
e. Nomer Telpon : (0298) 5992924
f. E-mail : [email protected]
g. SK. Pendirian : Wk/S-a/pp/02.2/1761/2003
h. Tanggal Pendirian : 06 Agustus 2003
i. SK. Akreditasi : 130/BAP-SM/X/2012
2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi
Taat dalam Ajaran Agama, Santun dalam Akhlakul Karimah,
Kompetitif dalam Ilmu Pengetahuan.
b. Misi
1) Meningkatkan sumber daya Manusia
2) Membimbing siswa dengan ajaran Ahlussunah Wal jama‟ah
lxix
3. Keadaan Guru
Tabel. 3.1. Keadaan Guru MTs Roudlotul Furqon
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Mengajar Tugas Tambahan
1 M. Budhi Santosa, S.Ag Fiqih, Aswaja Kepala Madrasah
2 Hadi Mahzu, B.A SKI, Bhs. Arab Wali Kelas 8B
3 Tutik Takmilati, S.Pd.I Akidah Akhlak, SKI WAKA Kurikulum
4 Yuni Riwayati, S.Si IPA Wali Kelas VIII A
5 Peni Hertanti, S.Pd Bhs. Indonesia, Bhs.
Jawa, SBK Wali Kelas 9B
6 Abdul Rohman Z IPS Bendahara
7 Agus Widodo, S.Ip PJOK, Aqidah Akhlak Wali Kelas 7A
8 M. Nanang Qosim, SH.I Qur‟an Hadits Wali Kelas 7B
9 Ahmad Arifin SBK, TIK, Prakarya -
10 Dwi Indah A.S, S.Pd Matematika Wali Kelas 9A
11 Muhamad Son‟ani, S.Pd Bhs. Inggris -
12 H. Irsyam Bhs. Jawa -
13 Hafid Zaen A, S.Pd.I Bhs. Inggris -
4. Keadaan Siswa
Tabel. 3.2. Keadaan Siswa MTs Roudlotul Furqon
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
1 Kelas VII A 14 18 32
2 Kelas VII B 18 14 32
3 Kelas VIII A 14 9 23
4 Kelas VIII B 11 11 22
5 Kelas IX A 16 16 32
6 Kelas IX B 12 16 28
Jumlah 85 84 169
lxx
B. Subyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B Siswa MTs
Roudlotul Furqon Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan
jumlah siswa 22 orang. Dengan mata pelajaran yang dijadikan obyek
penelitian adalah hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak.
Dalam penelitian ini juga bekerja sama dengan guru mata pelajaran
ibu Tutik Takmilati, S.Pd.I yang bertindak sebagai guru pengajar dan
peneliti sebagai observer dalam mengamati proses belajar mengajar.
Adapun keadaan subyek penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3. Identitas siswa kelas VIII A MTs Roudlotul Furqon
Desa Kebumen Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2017/2018
No Nama Tempat Tanggal Lahir
1 Aifa Hikma Kab. Semarang, 24 Mei 2004
2 Ahmad Aziz Salatiga, 09 Agustus 2004
3 Ahmad Fahmi Kab. Semarang, 16 November 2004
4 Ana Khoerunisa Salatiga, 15 Mei 2004
5 Azimatul Aimah Semarang, 17 Agustus 2004
6 Citra Nabila Kab. Semarang, 24 Januari 2004
7 Deni Setiawan Kab. Semarang, 19 Januari 2004
8 Farid Faturrahman Kab. Semarang, 02 Mei 2004
9 Laili Khoirun Niswah Grobogan, 23 Januari 2005
10 Lu‟luul Maknunah Magelang, 11 Agustus 2003
11 Lutfi Ahmalu Magelang, 11 Agustus 2003
12 M. Faturrahman Kab. Semarang, 06 Februari 2004
13 M. Sukron Ni‟am Kab. Semarang, 02 Desember 2004
lxxi
14 M. Uli Syaiful Kendal, 01 November 2004
15 Muammar Fatahilah Kab. Semarang, 28 November 2004
16 Nida Usholka Kab. Semarang, 02 April 2004
17 Niken Amalia Kendal, 26 Oktober 2004
18 Septi Kab. Semarang, 01 September 2004
19 Sofi Nurul Kab. Semarang, 16 Mei 2004
20 Hilya Salatiga, 27 September 2004
21 Ana Dwina Kab. Semarang, 24 April 2004
22 Fajar Ariyanto Kab. Semarang, 30 Juli 2004
2. Jenis Kelamin Responden
Penyajian data responden berdasarkan jenis kelamin dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki – laki
Perempuan
11
11
50 %
50 %
Total 22 100
Berdasarkan tabel 3.4. dapat diketahui bahwa responden adalah
perempuan yaitu sebanyak 11 orang (50 %) dan laki-laki 11 orang (50 %).
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas (PTK).
Kegiatan ini diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar Aqidah
Akhlak materi Adab bergaul dengan saudara dan teman dengan Model Role
lxxii
Playing di kelas Siswa Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. tahapan dalam
penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus direncanakan pada tanggal 07 Mei 2018, peneliti
akan melihat pembelajaran Aqidah Akhlak secara langsung di kelas VIII
MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas tersebut belum pernah
menggunakan model pembelajaran secara aktif dan masih menggunakan
metode ceramah yang siswanya masih belum banyak ikut aktif dalam proses
pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya seolah-
olah guru yang bicara dan siswa hanya mendengarkan dan keberanian untuk
bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada dalam
pikirannya belum dapat diungkapkan secara maksimal. Adapun kegiatan pra
siklus meliputi:
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi yang akan dibacakan
2) Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan (RPP)
3) Merencanakan dan membuat soal pelatihan serta instrument penelitian
4) Membuat kelompok siswa.
b. Pelaksanaan
1) Guru menjelaskan materi
lxxiii
2) Siswa mengerjakan beberapa tugas dari guru secara diskusikelompok.
3) Secara bergantian siswa membacakan hasil dengan mewakilkan
seseorang.
4) Bersama guru siswa membuat rangkuman.
c. Pengamatan
1) Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima
pelajaran
2) Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan penulisan
3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian
d. Refleksi
Menilai pelaksanaan dari pra siklus untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk
memperbaiki dan mempersiapkan siklus.
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I direncanakan pada tanggal 14 Mei 2018
dengan langkah-langkah dasar dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan tindakan (planning)
Merupakan tahapan awal dalam penelitian tindakan kelas.
Kegiatan utama pada tahap ini adalah menyusun rancangan tindakan
kelas yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Adapun persiapan
yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan siklus I diantaranya:
lxxiv
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Role Playing
b) Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari lembar observasi
dan pedoman wawancara
c) Menyiapkan media yang diperlukan dalam rencana tindakan kelas.
d) Membuat lembar soal test.
2) Pelaksanaan tindakan (acting)
7) Pendahuluan, dimulai dengan salam, berdoa bersama, presensi siswa
dan apersepsi dan motivasi
8) Kegiatan Inti
d) Ekplorasi
Guru menyuruh masing-masing siswa mengamati gambar atau
media yang sudah disediakan dan menyimpulkan atau
mendeskripsikannya.
e) Elaborasi
(6) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas
(7) Guru melakukan tanya jawab tentang Adab bergaul dengan
saudara dan teman
(8) Siswa diarahkan untuk memahami dan meneladani sifat-sifat
Rasul
lxxv
(9) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menganalisa dan mendeskripsikan sebuah gambar atau media
yang sudah disediakan oleh guru
(10) Guru membagi kelompok untuk berdiskusi tentang materi
Adab bergaul dengan saudara dan teman dengan mengamati
media serta mempresentasikan hasil pengamatan kepada
siswa lain.
f) Konfirmasi
(a) Guru memberikan pertanyaan lisan saat pembelajaran dan soal
evaluasi tertulis pada siswa setelah pembelajaran.
(b) Memberikan motivasi dan penguatan dalam bentuk lisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
9) Penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk
melakukan kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui dan
salam penutup.
3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan
yang dicapai selama pembelajaran berlangsung dan setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Observasi bertujuan untuk memperoleh data kemampuan guru
mengelola proses pembelajaran
lxxvi
Observasi juga digunakan untuk mengetahui sejauhmana
minat siswa dan keaktifan siswa selama mengikuti pembalajaran dengan
mengunakan model Role Playing. Pada siklus I dijumpai hal-hal sebagai
berikut:
a) Pada pertemuan pertama siswa masih banyak yang gaduh dan
cenderung menyepelekan guru saat pelajaran berlangsung.
b) Banyak siswa saling bercanda melempar kertas kepada teman
temanya
c) Suara guru dalam mendemonstrasikan media terlalu lembut sehingga
anak yang di belakang kurang mendengarkan.
4) Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dilakukan terhadap hasil belajar
siswa setelah dilakukan evaluasi dari pelaksanaan siklus I. Dari hasil
evaluasi dapat diketahui kelemahan atau kekurangan yang mungkin dapat
disempurnakan dalam siklus II. Langkah ini ditempuh dalam rangka
membuat perubahan positif terhadap bagaimana adab bergaul dengan
saudara dan teman, keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta
peningkatan minat siswa terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak.
Di dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I terdapat
beberapa hal yang harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan
untuk merencanakan siklus II. Hal-hal yang perlu ditingkatkan atau
diperbaiki adalah:
lxxvii
a) Guru mengatur tempat duduk agar tercipta suasana tenang lalu
mengelompokkan menjadi beberapa kelompok belajar
b) Guru berupaya komunikatif terhadap siswa dan menciptakan interaksi
yang baik, sehingga perhatian anak akan fokus pada pembelajaran
c) Suara guru harus lantang dalam mendemonstrasikan media sehingga
anak yang di belakang akan mendengarkan.
3. Siklus II
Pelaksanaan siklus II direncanakan pada tanggal 21 Mei 2018
dengan langkah-langkah dasar dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan tindakan (planning)
a) Perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari Siklus I
dengan menggunakan metode Role Playing
b) Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari lembar observasi
dan pedoman wawancara
c) Menyiapkan media yang diperlukan dalam rencana tindakan kelas.
d) Membuat lembar soal test.
2) Pelaksanaan tindakan (acting)
a) Pendahuluan, dimulai dengan salam, berdoa bersama, presensi siswa
dan apersepsi dan motivasi
b) Kegiatan Inti
lxxviii
(1) Ekplorasi
Guru menyuruh siswa secara individu maupun kelompok
mengamati gambar atau media yang sudah disediakan dan
menyimpulkan atau mendeskripsikannya.
(2) Elaborasi
(a) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
mendeskripsikan dan saling melempar pertanyaan pada
teman ataupun guru
(b) Guru melakukan tanya jawab tentang Adab bergaul dengan
saudara dan teman
(c) Siswa diarahkan untuk memparktikkan sifat-sifat Rasul
dalam kehidupan sehari-hari
(d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendeskripsikan sebuah gambar yang sudah disediakan oleh
guru
(e) Guru membagi kelompok untuk berdiskusi tentang materi
Adab bergaul dengan saudara dan teman dengan mengamati
media serta mempresentasikan hasil pengamatan kepada
siswa lain.
(3) Konfirmasi
(a) Guru memberikan pertanyaan lisan saat pembelajaran dan soal
evaluasi tertulis pada siswa setelah pembelajaran.
lxxix
(b) Memberikan motivasi dan penguatan dalam bentuk lisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
c) Penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk
melakukan kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran dan
mengevaluasi mengenai kegiatan satu hari yang telah dilalui dan
salam penutup.
3) Pengamatan (Observation)
Pada siklus II pengkondisian kelas sangat baik sekali, sudah
tidak ditemukan siswa yang gaduh maupun menyepelekan guru saat
pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan observasi dikumpulkan data-
data sebagai berikut:
a) Hasil observasi terhadap guru dalam memberikan pembelajaran
Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara dan teman pada
siklus II.
b) Hasil observasi terhadap siswa dalam hal keaktifan dan minat siswa
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan model Role
Playing
c) Hasil evaluasi untuk mengetahui hasil belajar Aqidah Akhlak
d) Dokumen berupa RPP, alat evaluasi, dafta nilai, lembar observasi
serta foto dan catatan pelaksanaan proses pembelajaran.
lxxx
4) Refleksi
Hasil tindakan siklus II yang sudah didapatkan dalam tahap
observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil observasi peneliti
dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi, baik observasi
terhadap guru melalui lembar observasi guru, maupun observasi siswa
melalui lembar observasi siswa. Di samping itu juga hasil test hasil
belajar Aqidah Akhlak menggunakan model Role Playing. Hasil analisis
data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan
untuk menarik suatu kesimpulan apakah model Role Playing dapat:
a) Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di
kelas VIII MTs Roudlotul Furqon tahun pelajaran 2017/2018.
b) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di
kelas VIII MTs Roudlotul Furqon tahun pelajaran 2017/2018.
c) Meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak di kelas VIII MTs
Roudlotul Furqon tahun pelajaran 2017/2018.
lxxxi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus
Pra Siklus yang dilakukan peneliti adalah Pre Test yang terdiri
dari 25 soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada 07 Mei 2018. Pre test di
tahap awal diketahui bahwa dari 22 siswa, siswa yang tuntas berjumlah 7
siswa atau 31,82 % dan siswa yang belum tuntas berjumlah 15 siswa atau
68,18 % dengan nilai rata-rata 67,27.
Tabel. 4.1. Hasil Tes Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Aifa Hikma 70 Tidak Tuntas
2 Ahmad Aziz 70 Tidak Tuntas
3 Ahmad Fahmi 60 Tidak Tuntas
4 Ana Khoerunisa 75 Tuntas
5 Azimatul Aimah 75 Tuntas
6 Citra Nabila 70 Tidak Tuntas
7 Deni Setiawan 75 Tuntas
8 Farid Faturrahman 60 Tidak Tuntas
9 Laili Khoirun Niswah 60 Tidak Tuntas
10 Lu‟luul Maknunah 60 Tidak Tuntas
11 Lutfi Ahmalu 75 Tuntas
12 M. Faturrahman 60 Tidak Tuntas
13 M. Sukron Ni‟am 70 Tidak Tuntas
14 M. Uli Syaiful 75 Tuntas
lxxxii
15 Muammar Fatahilah 55 Tidak Tuntas
16 Nida Usholka 75 Tuntas
17 Niken Amalia 60 Tidak Tuntas
18 Septi 65 Tidak Tuntas
19 Sofi Nurul 75 Tuntas
20 Hilya 65 Tidak Tuntas
21 Ana Dwina 65 Tidak Tuntas
22 Fajar Ariyanto 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1480
Rata-rata 67,27
Nilai Rendah 55
Nilai Tinggi 75
Data di atas berasal dari hasil ulangan sebelum dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas. Berikut gambar ketuntasan ulangan siswa pra siklus:
2. Analisis Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan pada 14 Mei 2018 dengan
bahasan Adab bergaul dengan Saudara dan Teman. Tahapan dan langkah-
langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
Gambar. 3.1. Hasil Belajar Pra Siklus
lxxxiii
a. Perencanaan
Dalam kegiatan ini guru melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
meliputi:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan media gambar sesuai dengan model Role Playing yang
diperlukan dalam rencana tindakan kelas.
3) Membuat lembar soal test.
4) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan
evaluasi terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Materi Adab
bergaul dengan Saudara dan Teman dalam kehidupan sehari-hari.
5) menentukan fokus permasalahan dan mencari solusi bagi
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan awal
a) Salam dari guru dan dijawab oleh siswa
b) Berdoa bersama dengan dipimpin salah satu siswa
c) Absensi siswa
d) Apersepsi oleh guru
e) Pemberian motivasi agar siswa lebih semangat dalam belajar
2) Kegiatan Inti
a) Ekplorasi
lxxxiv
Guru membawa gambar dengan berkeliling kelas dan
menyuruh masing-masing siswa mengamati gambar tersebut dan
menyimpulkan atau mendeskripsikannya.
b) Elaborasi
(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisa
dan mendeskripsikan sebuah gambar atau media yang sudah
disediakan oleh guru
(2) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
tentang materi yang belum jelas
(3) Guru melakukan tanya jawab tentang Adab bergaul dengan
saudara dan teman
(4) Siswa diarahkan untuk memahami dan meneladani sifat-sifat
Rasul dan mempraktikkan Adab bergaul dengan Saudara dan
Teman yang sudah dicontohkan.
(5) Guru membagi kelompok untuk berdiskusi tentang materi Adab
bergaul dengan saudara dan teman dengan mengamati media
serta mempresentasikan hasil pengamatan kepada siswa lain.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan pertanyaan lisan saat pembelajaran dan soal
evaluasi tertulis pada siswa setelah pembelajaran.
(2) Memberikan motivasi dan penguatan dalam bentuk lisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
lxxxv
3) Penutup
a) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b) Guru memberikan penguatan materi ajar
c) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai materi
ajar dengan tema “Adab bergaul dengan Saudara dan Teman”.
d) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan lakukan untuk mengetahui minat siswa dan keaktifan
siswa selama mengikuti pembalajaran Akidah akhlak materi Adab
bergaul dengan Saudara dan Teman dengan mengunakan Model Role
Playing.
Pada pelaksanaan siklus I dapat diketahui keaktifan siswa dalam
pembelajaran setelah menggunakan Model Role Playing seperti terlihat
dalam tabel berikut ini.
Tabel. 4.2. Keaktifan Siswa Siklus I
Aspek yang diamati Frekuensi
(Siswa)
Prosentase
(%)
Keaktifan Siswa:
Siswa aktif mencatat materi pelajaran
Siswa aktif bertanya
Siswa aktif mengajukan ide tentang materi
11
8
7
50 %
36,36 %
31,82 %
Perhatian Siswa:
Diam, tenang
12
54,55 %
lxxxvi
Terfokus pada materi
Antusias
10
9
45,45 %
40,91 %
Kedisiplinan:
Kehadiran/absensi
Datang tepat waktu
Pulang tepat waktu
22
16
22
100 %
72,73 %
100 %
Penugasan/Resitasi:
Mengerjakan semua tugas
Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
Mengerjakan sesuai dengan perintah
11
10
18
50 %
45,45 %
81,82 %
Rata-rata 13 54,55 %
Tabel. 4.2. Keaktifan Siswa Siklus I menunjukkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing
masih jauh dari harapan yaitu 13 siswa atau 54,55 % yang aktif.
Antusias, kurangnya motivasi dan keaktifan bertanya anak menjadi faktor
utama, anak cenderung berbicara atau mengobrol dengan teman
sebangku. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, peneliti mengadakan tes hasil belajar.
d. Tes
Tes hasil belajar dilakukan peneliti untuk mengetahui penguasaan
dan pemahaman siswa terhadap materi setelah melaksanakan tindakan
Model Role Playing pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi Materi
Adab bergaul dengan Saudara dan Teman Kelas VIII di MTs Roudlotul
lxxxvii
Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru sebagai evaluasi setelah proses
tindakan berlangsung. Berikut hasil tes belajar yang sudah dikerjakan
siswa:
Tabel. 4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Aifa Hikma 78 Tuntas
2 Ahmad Aziz 79 Tuntas
3 Ahmad Fahmi 68 Tidak Tuntas
4 Ana Khoerunisa 80 Tuntas
5 Azimatul Aimah 82 Tuntas
6 Citra Nabila 78 Tuntas
7 Deni Setiawan 80 Tuntas
8 Farid Faturrahman 64 Tidak Tuntas
9 Laili Khoirun Niswah 66 Tidak Tuntas
10 Lu‟luul Maknunah 70 Tidak Tuntas
11 Lutfi Ahmalu 78 Tuntas
12 M. Faturrahman 74 Tidak Tuntas
13 M. Sukron Ni‟am 75 Tuntas
14 M. Uli Syaiful 82 Tuntas
15 Muammar Fatahilah 68 Tidak Tuntas
16 Nida Usholka 84 Tuntas
17 Niken Amalia 68 Tidak Tuntas
18 Septi 75 Tuntas
19 Sofi Nurul 78 Tuntas
20 Hilya 75 Tuntas
21 Ana Dwina 70 Tidak Tuntas
22 Fajar Ariyanto 74 Tidak Tuntas
Jumlah 1646
lxxxviii
Rata-rata 74,81
Nilai Rendah 64
Nilai Tinggi 84
Tabel. 4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I menunjukkan ketuntasan
siswa dalam kegiatan evaluasi belum sesuai harapan peneliti, dengan
rincian ketuntasan siswa berjumlah 13 anak atau (59,09%) sedangkan
tidak tuntas 9 anak atau (40,91%) dengan nilai rata-rata tes 74,81. Hal ini
berarti ketuntasan belajar anak dengan standar KKM yang sudah
ditetapkan yaitu 75 hanya 59,09 % yang berarti masih jauh dari harapan
yaitu 85 %. Penyebab utama anak saat pengerjaan soal adalah tidak
konsentrasi dan meremehkan soal. Berikut gambar ketuntasan siswa pada
siklus I:
Gambar.4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
e. Refleksi
Refleksi pada hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
pada siklus I belum menunjukkan hasil yang diinginkan oleh peneliti.
lxxxix
Terdapat sebagian siswa cenderung berbicara dengan teman sebelah,
beberapa siswa ada yang menyepelekan dengan tidak memperhatikan
guru, keaktifan siswa sangat kurang. Kesimpulannya adalah hasil belajar
dengan ketuntasan keseluruhan siswa belum mencapai target pencapaian.
Berikut yang akan diperbaiki pada Tindakan Kelas siklus II
adalah:
1) Guru membagi kelompok dan mengacak tempat duduk untuk
menghindari agar tidak mengobrol
2) Guru perlu menciptakan suasana yang membangun dan memotivasi
agar tidak jenuh
3) Guru memperbaharui gambar yang lebih menarik atau lebih banyak
4) Guru lebih tegas dalam memberi sanksi kepada siswa yang
membandel
3. Analisis Siklus II
Tindakan Kelas pada Siklus II dilaksanakan pada 21 Mei 2018
dengan materi pokok Adab bergaul dengan saudara dan teman, dengan
tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1) Merefleksikan dari hasil Tindakan Siklus Pertama
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan pokok bahasan dilengkapi dengan instrumen evaluasi
pengumpulan data selama penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
xc
3) Mengatur dan mengelompokkan kelas agar siswa lebih fokus
perhatiannya kepada guru saat proses pembelajaran
4) Menyiapkan media gambar yang lebih bervariasi dan lebih menarik
5) Mengumpulkan tugas siswa dalam siklus I
6) Menggunakan Model Role Playing
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan siklus II menggunakan langkah-langkah
pembelajaran yang ditempuh sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a) Salam dari guru dan dijawab oleh siswa
b) Berdoa bersama dengan dipimpin salah satu siswa
c) Absensi siswa
d) Apersepsi oleh guru
e) Pemberian motivasi agar siswa lebih semangat dalam belajar
2) Kegiatan Inti
a) Ekplorasi
Guru membawa gambar dengan berkeliling kelas dan
menyuruh masing-masing siswa mengamati beberapa gambar
contoh adab bergaul dengan saudara dan teman dan menyimpulkan
atau mendeskripsikannya.
b) Elaborasi
xci
(f) Guru memberikan motivasi agar siswa terpancing untuk
mendeskripsikan lebih detail dari gambar dan setelah itu
melempar pertanyaan pada teman ataupun guru
(g) Siswa diarahkan untuk memahami dan meneladani sifat-sifat
Rasul dan mempraktikkan Adab bergaul dengan Saudara dan
Teman yang sudah dicontohkan.
(h) Guru membagi kelompok untuk berdiskusi tentang materi
Adab bergaul dengan saudara dan teman dengan mengamati
media serta mempresentasikan hasil pengamatan kepada siswa
lain.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan pertanyaan lisan saat pembelajaran dan soal
evaluasi tertulis pada siswa setelah pembelajaran.
(2) Memberikan motivasi dan penguatan dalam bentuk lisan
terhadap keberhasilan peserta didik.
3) Penutup
a) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b) Guru memberikan penguatan materi ajar.
c) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai materi
ajar dengan tema “Adab bergaul dengan Saudara dan Teman”.
d) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majelis.
c. Pengamatan (Observasi)
xcii
Pada siklus II perhatian siswa, keaktifan, dan hasil belajar siswa
sudah sesuai harapan dengan menggunakan Model Role Playing. Berikut
keaktifan siswa pada siklus II:
Tabel. 4.4. Keaktifan Siswa pada Siklus II
Aspek yang diamati Frekuensi
(Siswa)
Prosentase
(%)
Keaktifan Siswa:
Siswa aktif mencatat materi pelajaran
Siswa aktif bertanya
Siswa aktif mengajukan ide tentang materi
18
16
20
81,82 (%)
72,73 (%)
90,91 (%)
Perhatian Siswa:
Diam, tenang
Terfokus pada materi
Antusias
17
20
19
77,27 (%)
90,91 (%)
86,36 (%)
Kedisiplinan:
Kehadiran/absensi
Datang tepat waktu
Pulang tepat waktu
22
22
22
100 (%)
100 (%)
100 (%)
Penugasan/Resitasi:
Mengerjakan semua tugas
Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
Mengerjakan sesuai dengan perintah
22
22
22
100 (%)
100 (%)
100 (%)
Rata-rata 20,16 84,62 (%)
xciii
Tabel. 4.4. Keaktifan Siswa pada Siklus II di atas dapat diketahui
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang menggunakan Role Playing
sudah sesuai harapan dengan prosentase 84,62 % dan 20 siswa atau
hampir keseluruhan siswa sudah aktif.
d. Tes
Hasil Belajar siklus II sudah sesuai harapan dengan ketuntasan
100 % dengan rata-rata nilai 82,31. Seluruh siswa dengan kemampuan,
penguasaan dan pemahaman terhadap pelajaran Akidah Akhlak dengan
materi Materi Adab bergaul dengan Saudara dan Teman dengan
menggunakan tindakan Model Role Playing ada peningkatan dan sesuai
target awal 85 %. Berikut Hasil Belajar Siswa pada Siklus II:
Tabel. 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 Aifa Hikma 86 Tuntas
2 Ahmad Aziz 84 Tuntas
3 Ahmad Fahmi 78 Tuntas
4 Ana Khoerunisa 84 Tuntas
5 Azimatul Aimah 86 Tuntas
6 Citra Nabila 84 Tuntas
7 Deni Setiawan 84 Tuntas
8 Farid Faturrahman 76 Tuntas
9 Laili Khoirun Niswah 76 Tuntas
10 Lu‟luul Maknunah 82 Tuntas
11 Lutfi Ahmalu 84 Tuntas
12 M. Faturrahman 86 Tuntas
xciv
13 M. Sukron Ni‟am 84 Tuntas
14 M. Uli Syaiful 90 Tuntas
15 Muammar Fatahilah 75 Tuntas
16 Nida Usholka 86 Tuntas
17 Niken Amalia 78 Tuntas
18 Septi 78 Tuntas
19 Sofi Nurul 82 Tuntas
20 Hilya 80 Tuntas
21 Ana Dwina 80 Tuntas
22 Fajar Ariyanto 88 Tuntas
Jumlah 1811
Rata-rata 82,31
Nilai Rendah 75
Nilai Tinggi 90
Tabel. 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus II menunjukkan kegiatan
evaluasi sudah sesuai harapan, ketuntasan belajar anak dengan standar
KKM 75 mencapai 22 anak yang berarti tuntas 100%. Berikut gambar
ketuntasan hasil belajar Siklus II:
Gambar.4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Gambar.4.3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
xcv
e. Refleksi
Hasil pengamatan pada Siklus II pada kegiatan belajar mengajar
menunjukkan peningkatan dari siklus I yaitu siswa terkondisikan, sudah
tidak ada lagi siswa yang berbicara dengan teman sebangku, gaduh dan
seluruh siswa aktif dalam berdiskusi, sehingga suasana kelas lebih hidup
penuh motivasi dan semangat belajar yang baik. Untuk itu peneliti
menghentikan Tindakan kelas pada siklus II.
B. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas
1. Pra Siklus
Pra Siklus adalah kondisi awal dimana belum dilakukan tindakan
dengan menggunakan Model Role Playing yang dilaksanakan pada 07 Mei
2018 melalui Pre Test. Pre Test terdiri dari 25 soal pilihan ganda. Pre test di
tahap awal diketahui bahwa dari 22 siswa, siswa yang tuntas berjumlah 7
siswa atau 31,82 % dan siswa yang belum tuntas berjumlah 15 siswa atau
68,18 % dengan nilai rata-rata 67,27. Hal ini berarti tingkat ketuntasan
belajar siswa masih rendah dan jauh dari harapan.
Penyebab tingkat ketuntasan belajar siswa masih rendah
dikarenakan siswa belum menerima materi pembelajaran, belum ada
pembahasan dan masih banyak siswa yang belum bisa dikondisikan.
2. Siklus I
Pada Siklus I yang dilaksanakan pada 14 Mei 2018 tingkat
Keaktifan Siswa masih jauh dari harapan yaitu 13 siswa atau 54,55 % yang
aktif. Antusias, kurangnya motivasi dan keaktifan bertanya anak menjadi
xcvi
faktor utama, anak cenderung berbicara atau mengobrol dengan teman
sebangku. Sedangkan hasil belajar Siswa Siklus I menunjukkan ketuntasan
siswa dalam kegiatan evaluasi belum sesuai harapan peneliti, dengan rincian
ketuntasan siswa berjumlah 13 anak atau (59,09%) sedangkan tidak tuntas 9
anak atau (40,91%). Hal ini berarti ketuntasan belajar anak dengan standar
KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75 hanya 59,09 % yang berarti masih
jauh dari harapan yaitu 85 %.
Dari penjelasan di atas perlu perbaikan untuk bekal Tindakan
kelas pada pertemuan berikutnya. Hal yang akan diperbaiki pada Tindakan
Kelas siklus II adalah guru membagi kelompok dan mengacak tempat duduk
untuk menghindari agar tidak mengobrol, Guru perlu menciptakan suasana
yang membangun dan memotivasi agar tidak jenuh, Guru memperbaharui
gambar yang lebih menarik atau lebih banyak dan Guru lebih tegas dalam
memberi sanksi kepada siswa yang sulit di atur.
3. Siklus II
Pada Siklus II yang dilaksanakan pada 21 Mei 2018 keaktifan
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing sesuai
harapan dengan prosentase 84,62 % dan 20 siswa atau hampir keseluruhan
siswa sudah aktif. Sedangkan hasil belajar siswa ketuntasan sudah 100 %
dengan rata-rata nilai 82,31. Seluruh siswa dengan kemampuan, penguasaan
dan pemahaman terhadap pelajaran Akidah Akhlak dengan materi Materi
Adab bergaul dengan Saudara dan Teman dengan menggunakan tindakan
Model Role Playing ada peningkatan dan sesuai target awal 85 %.
xcvii
Dari pencapaian hasil tersebut dapat disimpulkan indikator yang
diinginkan telah tercapai. Pencapaian hasil belajar pada siklus II disebabkan
adanya perbaikan dalam penerapan model pembelajaran.
4. Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.6. Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Siklus Kategori
Jumlah
(Siswa)
Persentase Rata-rata
Nilai
Pra
Siklus
Tuntas 7 31,82 % 67,27
Tidak Tuntas 15 68,18 %
Siklus I Tuntas 13 59,09%
74,81 Tidak Tuntas 9 40,91%
Siklus II Tuntas 22 100%
82,31 Tidak Tuntas 0 0%
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIII
MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pra siklus hasil belajar
tuntas 7 siswa (31,82%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa (59,09%)
siswa yang tuntas. Dan pada siklus II hasil belajar meningkat menjadi 22
siswa atau (100%) yang tuntas. Hal ini dapat digambarkan menggunakan
grafik sebagai berikut:
xcviii
Diagram. 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Diagram. 4.2. Peningkatan Nilai Rata-rata
Siklus Kategori
Jumlah
(Siswa)
Persentase Rata-rata
Nilai
Pra Siklus Tuntas 7 31,82 %
67,27 Tidak Tuntas 15 68,18 %
Siklus I Tuntas 13 59,09%
74,81 Tidak Tuntas 9 40,91%
Siklus II Tuntas 22 100%
82,31 Tidak Tuntas 0 0%
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Siklus Tindakan
Persentase
Ketuntasan
Siswa Tuntas
67,27
74,81
82,31
713
22
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai
Ketuntasan Siswa
xcix
Diagram. 4.1. Menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar
dari Pra siklus (31,82%) ke siklus I (59,09%) meningkat 27,27%.
Sedangkan dari siklus I (59,09%) ke Siklus II (100%) meningkat 40,91%.
Peningkatan nilai rata-rata hasil evaluasi ditunjukkan diagram.
4.2. yaitu Pra Siklus 67,27 meningkat pada Siklus 1 dengan rata-rata 74,81.
Sedangkan dari siklus 1 rata-rata nilai 74,81 meningkat pada siklus II yaitu
rata-rata 82,31. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan Model Role Playing serta perubahan strategi melalui refleksi
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran aqidah akhlak pada materi Materi Adab bergaul dengan
Saudara dan Teman.
c
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas mata pelajaran aqidah akhlak dengan
menggunakan Model Role Playing pada Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon
Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang telah memperoleh hasil
penelitian yang disimpulkan sebagai berikut :
1. Model Role Playing dapat meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak
Materi Adab bergaul dengan saudara dan teman pada Siswa Kelas VIII
MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan hasil belajar siswa pada pra
siklus tuntas 7 siswa (31,82%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa
(59,09%) siswa yang tuntas. Dan pada siklus II hasil belajar meningkat
menjadi 22 siswa atau (100%) yang tuntas.
2. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan Model Role Playing
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab bergaul dengan saudara
yaitu Pra Siklus 67,27 meningkat pada Siklus 1 dengan rata-rata 74,81.
Sedangkan dari siklus 1 rata-rata nilai 74,81 meningkat pada siklus II yaitu
rata-rata 82,31.
B. Saran
Ada beberapa saran peneliti yang diharapkan dapat membangun dan
mendukung peningkatan kualitas pembelajaran dengan pokok materi, Materi
ci
Adab bergaul dengan Saudara dan Teman di Kelas VIII MTs Roudlotul Furqon
Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang diantaranya adalah:
1. Dalam setiap pembelajaran, perlu adanya pendekatan, metode, media dan
teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
sehingga dapat menarik perhatian dan minat siswa. Hal-hal tersebut
hendaknya telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Karena dengan adanya perencaan dan penentuan
metode serta media yang akan dipakai, pembelajaran akan berjalan secara
sistematis.
2. Siswa sangat membutuhkan motivasi dari seorang guru. Sebagai seorang
guru hendaknya harus pandai dalam memberikan motivasi di dalam kelas.
Karena motivasi sangat diperlukan untuk meningkatkan semangat belajar
siswa dan mereka akan lebih menikmati dan senang dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan apabila dalam diri mereka telah tumbuh
motivasi.
3. Dalam pembelajaran yang terpenting adalah tercapainya tujuan dari
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika siswa dalam kelas
menyukai pembelajaran yang sedang mereka lakukan.
cii
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Azra, Azyumardi, 2005. Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam
Transisi dan Modernisasi, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet. ke-1
Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Surabaya: Duta Ilmu.
Gulo. W. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif
dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press Group.
Kristiyanto, Agus 2010. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan
Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta : UNS Press.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran (Perspektif Guru dan Siswa).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munawwir, A.W. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Progresif.
Muhaimin. 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mulyasa. E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Pendidikan. Yogyakarta: Yuha Medika.
ciii
Mulyasa. E. 2011. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Nata, Abuddin. 2010. Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, cet 4.
Nurhayati. 2014. Fitrah Aqidah Akhlak. Solo: CV. Al Fath.
Prawita, Purwa Atmaja. 2013. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Baru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sa‟ud, U. S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syafri, ulil Amri. 2014. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an.
Jakarta: Rajawali Pers.
Suprijono, Agus. 2013 .Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT
Remaja Rosydakarya.
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar .
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosydakarya
civ
cv
cvi
cvii
cviii
cix
cx
cxi
cxii
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Sekolah : MTs Roudlotul Furqon
Mata Pelajaran : Akidah Ahlak
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Adab bergaul dengan saudara dan teman
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena atau kejadian yang tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut sudut
pandang/teori yang kuat.
B. Kompetensi Dasar
1.6 Menghayati adab kepada saudara dan teman
2.6 Terbiasa menerapakan adab islami kepada saudara dan teman
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.6.1 Memiliki penghayatan terhadap adab kepada saudara dan teman
2.6.1 Menampilkan sikap berpikir kritis dan kreatif serta menerapakan adab
islami kepada saudara dan teman dalam kehidupan sehari-hari
3.6.1 Mengidentifikasi adab yang baik pada saudara dan teman.
D. Materi Pembelajaran
cxiii
Allah swt memerintahkan kepada kita hendaknya pandai- pandai memilih
teman bergaul dalam kehidupan di dunia dimana hidup tak terulang dan hanya
sekali, karena pengaruh baik dan buruk tergantung dari teman-teman dan
sahabatnya, bahkan tidak jarang kita terbawa dan terpengaruh oleh kebiasaan
baik maupun kebiasaan buruk mereka. Memilih teman yang baik bisa
menghasilkan syurga tetapi bergaul dengan yang buruk bisa menyeret kita ke
Neraka. Naudzu billah min dzalik.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
e. Mengajukan pertanyaan.
f. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
g. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
h. Pembagian kelompok belajar
i. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Peserta didik diminta Melihat gambar/foto tentang adab Bergaul Dengan
Saudara
b. Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain
c. Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guruyang
berkaitan dengan materi
cxiv
d. Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara
garis besar/global tentang materi
e. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati
obyek/kejadian dan Mengumpulkan informasi melalui gambar
f. Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca
buku referensi tentang Adab Bergaul Dengan Saudara
g. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
tentang Adab Bergaul Dengan Saudara melalui gambar
h. Peserta didik diminta mendiskusikan pertanyaan dan permasalahan-
permasalahan yang sedang dibahas
i. Membentuk kelompok–kelompok untuk berdiskusi materi Adab bergaul
dengan saudara
3. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik :
1) Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2) Mengagendakan pekerjaan rumah.
3) Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
b. Guru :
1) Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
2) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik
3) Memberikan motivasi
4) Salam penutup
F. Penilaian
Tes Tertulis
G. Media Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar sesuai dengan materi
cxv
2. Sumber Belajar : Buku pegangan siswa mata pelajaran Akidah Akhlak
kelas VIII dan Buku pedoman guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VIII,
Banyubiru , 14 Mei 2018
Guru Mapel Peneliti
Tutik Takmilati, S.Pd.I Aisyah
Mengetahui,
cxvi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Sekolah : MTs Roudlotul Furqon
Mata Pelajaran : Akidah Ahlak
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Adab bergaul dengan saudara dan teman
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena atau kejadian yang tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut sudut
pandang/teori yang kuat.
B. Kompetensi Dasar
9.6 Memahami adab kepada saudara dan teman
4.6 Mensimulasikan adab kepada saudara, teman
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.2 Menjelaskan bentuk adab yang baik pada saudara dan teman.
3.6.3 Menceritakan perilaku beradab yang baik pada saudara dan teman
4.6.1 Mempraktekkan adab yang baik pada saudara dan teman.
4.6.2 Mensimulasikan adab yang baik pada saudara dan teman.
cxvii
D. Materi Pembelajaran
Allah swt memerintahkan kepada kita hendaknya pandai- pandai memilih
teman bergaul dalam kehidupan di dunia dimana hidup tak terulang dan hanya
sekali, karena pengaruh baik dan buruk tergantung dari teman-teman dan
sahabatnya, bahkan tidak jarang kita terbawa dan terpengaruh oleh kebiasaan
baik maupun kebiasaan buruk mereka. Memilih teman yang baik bisa
menghasilkan syurga tetapi bergaul dengan yang buruk bisa menyeret kita ke
Neraka. Naudzu billah min dzalik.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
e. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
f. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
g. Pembagian kelompok belajar
h. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Peserta didik diminta Melihat gambar/foto tentang adab Bergaul Dengan
Saudara
b. Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain
c. Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru
d. Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara
garis besar/global tentang materi
cxviii
e. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati
obyek/kejadian dan Mengumpulkan informasi melalui gambar
f. Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca
buku referensi tentang Adab Bergaul Dengan Saudara
g. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
tentang Adab Bergaul Dengan Saudara melalui gambar
h. Peserta didik diminta mendiskusikan pertanyaan dan permasalahan-
permasalahan yang sedang dibahas
i. Membentuk kelompok–kelompok untuk berdiskusi materi Adab bergaul
dengan saudara
3. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik :
1) Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2) Mengagendakan pekerjaan rumah.
3) Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
b. Guru :
1) Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
2) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik
3) Memberikan motivasi
4) Salam penutup
F. Penilaian
Tes Tertulis
G. Media Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar sesuai dengan materi
2. Sumber Belajar : Buku pegangan siswa mata pelajaran Akidah Akhlak
kelas VIII dan Buku pedoman guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VIII,
cxix
Banyubiru , 21 Mei 2018
Guru Mapel Peneliti
Tutik Takmilati, S.Pd.I Aisyah
Mengetahui,
cxx
SOAL PRA SIKLUS
Nama Lengkap : ...................................
TTL : ...................................
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d didepan jawaban yang
benar !
1. Pernyataan yang benar tentang pengaruh salam yang ikhlas….
a. Menguatkan persangkaan buruk c. Meningkatkan persaudaraan
b. Bertambahnya kebencian d. Berkurangnya rasa persaudaraan
2. Kalimat salam dapat menumbuhkan sikap…
a. Dengki c. Iri
b. Kasih sayang d. Benci
3. Arti salam menurut bahasa, kecuali ….
a. Keamanan c. Kedamaian
b. Keadilan d. Keselamatan
4. Apa yang kita lakukan saat teman kita terkena musibah ....
a. Diam saja c. Menolong meminta imbalan
b. Menolong sekuat tenaga d. Menjauhinya
5. Bagaimana sikap kita saat teman kita yang berbeda agama ingin belajar
agama Islam kepada kita ....
a. Memperbolehkan dengan senang hati
b. Diam saja dan tidak mahu tahu
c. Menolaknya dengan keras
d. Memberikan waktu untuk meminta ijin orang tuanya
6. Hukum menghormati teman yang beda agama adalah….
a. Wajib c. Makruh
b. Mubah d. Sunnah
7. Fungsi saling menghormati dan menghargai teman adalah ….
a. Ungkapan untuk merendahkan orang lain c. Mendorong rasa saling
mencintai
b. Menunjukkan kelemahan d. Menjauhkan persaudaraan
cxxi
8. Teman sebaya adalah teman yang sederajat dengan kita. Contoh teman
sebaya adalah ....
a. Orang Tua c. Tetangga yang tidak sekolah
b. Teman Sekelas di sekolah d. Teman saat bertemu dijalan
9. Sesama teman sebaya harus ....
a. Saling menghormati
b. Saling menghina
c. Bermusuhan
d. Saling mengejek
10. Adab bergaul dengan teman sebaya adalah ....
a. Menghina dan meremehkan teman
b. Pelit dan sombong kepada teman
c. Selalu berbaik baik kepada mereka
d. Memaafkan kesalahan teman
11. Orang yang lebih muda adalah semua orang yang umurnya lebih muda dari
kita. Mereka diantaranya ....
a. Kakak kandung kita
b. Orang tua yang telah merawat kita
c. Adik kandung yang lebih muda umurnya
d. Bapak dan Ibu guru di sekolah
12. Arti ucapan salam adalah….
a. Semoga keselamatan dan kasih sayang serta kebaikan terlimpah kepada
kalian
b. Aku rela Allah sebagai tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad
nabiku
c. Aku minta ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain-Nya
d. Ya Allah tambahkanlah untukku ilmu dan curahkanlah pemahaman yang
dalam
13. Adab bergaul yang baik terhadap orang yang lebih muda antara lain ....
a. Selalu marah
cxxii
b. Memberikan contoh buruk
c. Memberikan kasih sayang dan bimbingan kepada mereka
d. Berbicara dengan kasar
14. Menjenguk teman yang sedang sakit seharusnya ....
a. Tidak bersegera dan pura-pura tidak tahu
b. Disekolah saat dia sudah sembuh
c. Sendiri agar tidak ketahuan teman lain
d. Di rumah sakit dimana dia dirawat
15. Hendaknya ucapan yang baik kepada teman disertai dengan….
a. Gurauan c. Senyuman
b. Umpatan d. Tangisan
16. Apabila kita membiasakan bergaul dengan yang lebih muda dengan adab
yang baik ....
a. Mereka akan tahu kelemahan kita
b. Mereka akan menjauhi kita
c. Mereka akan melakukan apa yang kita mau
d. Mereka akan menghargai kita sebagaimana kasih sayang dan
bimbingannya yang mereka rasakan
17. Ucapan yang baik menambah rasa persaudaraan adalah….
a. Dilandasi kedekatan keluarga c. dalam rangka
mengukuhkan bisnis
b. Diniatkan sebagai ibadah d. diniatkan untuk kebiasaan
18. Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa kalian akan saling mencintai
apabila….
a. Mencari sahabat c. Membantu orang tua
b. Mengerjakan salat d. Menyebarkan kebaikan
19. Adab yang harus dilaksanakan agar keharmonisan berteman tercapai yaitu
....
a. Saling bekerjasama dan tolong menolong
b. Saling mencaci maki
c. Mencari-cari kesalahan orang lain
cxxiii
d. Memberikan uang jajan kita pada mereka
20. Bertemu dengan teman dijalan sebaiknya .....
a. Tidak suka
b. Pura-pura tidak tau
c. Marah dan menghindarinya
d. Tersenyum dan saling menyapa
21. Tatkala salah seorang teman kita mendapat ancaman serangan dari pihak
lain, kita wajib memberikan ....
a. Harta yang dia punya
b. Perlindungan, asal dia aberada di pihak yang benar.
c. Nasihat, kalau dia salah wajib menyelesaikan
d. Hinaan dan cacian
22. Bagaimana sikap kita saat berbeda pendapat ….
a. Tidak mau menerima pendapat orang lain
b. Menganggap pendapat orang lain salah
c. Menghormati pendapat orang lain
d. Berteriak tidak setuju dan menghina pendapat orang lain
23. Apa yang dirasakan saat berjabat tangan dengan teman kita ....
a. Biasa saja
b. Merasa tenang dan nyaman
c. Menambah amarah
d. Tidak menyukainya
24. Bentuk penghormatan dalam Islam antara lain…
a. Salam c. berjabat tangan
b. Doa d. takbir
25. Melihat teman kita dikelas mencontek saat ulangan .....
a. Memperingatkan dan menasehati dengan baik
b. Ikut mencontek dan meminta bantuan pada nya
c. Diam saja karena itu bukan urusan kita
d. Melaporkan pada guru
cxxiv
SOAL EVALUASI
SIKLUS I
Nama Lengkap : ...................................
TTL : ...................................
II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d didepan jawaban yang
benar !
26. Pernyataan yang benar tentang pengaruh salam yang ikhlas….
a. Meningkatkan persaudaraan c. Menguatkan persangkaan buruk
b. Bertambahnya kebencian d. Berkurangnya rasa persaudaraan
27. Kalimat salam dapat menumbuhkan sikap…
c. Kasih sayang c. Benci
d. Dengki d. Iri
28. Arti salam menurut bahasa, kecuali ….
a. Keselamatan c. Keadilan
b. Kedamaian d. Keamanan
29. Apa yang kita lakukan saat teman kita terkena musibah ....
a. Menolong sekuat tenaga c. Menolong meminta imbalan
b. Diam saja d. Menjauhinya
30. Bagaimana sikap kita saat teman kita yang berbeda agama ingin belajar
agama Islam kepada kita ....
a. Menolaknya dengan keras
b. Memberikan waktu untuk meminta ijin orang tuanya
c. Memperbolehkan dengan senang hati
d. Diam saja dan tidak mahu tahu
31. Hukum menghormati teman yang beda agama adalah….
a. Mubah c. Sunnah
b. Wajib d. Makruh
32. Fungsi saling menghormati dan menghargai teman adalah ….
a. Menjauhkan persaudaraan c. Mendorong rasa saling mencintai
cxxv
b. Menunjukkan kelemahan d. Ungkapan untuk merendahkan
orang lain
33. Teman sebaya adalah teman yang sederajat dengan kita. Contoh teman
sebaya adalah ....
a. Orang Tua c. Tetangga yang tidak sekolah
b. Teman Sekelas di sekolah d. Teman saat bertemu dijalan
34. Sesama teman sebaya harus ....
a. Bermusuhan
b. Saling mengejek
c. Saling menghormati
d. Saling menghina
35. Adab bergaul dengan teman sebaya adalah ....
e. Menghina dan meremehkan teman
f. Pelit dan sombong kepada teman
g. Selalu berbaik baik kepada mereka
h. Memaafkan kesalahan teman
36. Orang yang lebih muda adalah semua orang yang umurnya lebih muda dari
kita. Mereka diantaranya ....
e. Orang tua yang telah merawat kita
f. Kakak kandung kita
g. Bapak dan Ibu guru di sekolah
h. Adik kandung yang lebih muda umurnya
37. Arti ucapan salam adalah….
a. Ya Allah tambahkanlah untukku ilmu dan curahkanlah pemahaman yang
dalam
b. Semoga keselamatan dan kasih sayang serta kebaikan terlimpah kepada
kalian
c. Aku rela Allah sebagai tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad
nabiku
d. Aku minta ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain-Nya
38. Adab bergaul yang baik terhadap orang yang lebih muda antara lain ....
cxxvi
a. Memberikan kasih sayang dan bimbingan kepada mereka
b. Memberikan contoh buruk
c. Berbicara dengan kasar
d. Selalu marah
39. Menjenguk teman yang sedang sakit seharusnya ....
a. Disekolah saat dia sudah sembuh
b. Di rumah sakit dimana dia dirawat
c. Tidak bersegera dan pura-pura tidak tahu
d. Sendiri agar tidak ketahuan teman lain
40. Hendaknya ucapan yang baik kepada teman disertai dengan….
a. Umpatan c. Tangisan
b. Gurauan d. Senyuman
41. Apabila kita membiasakan bergaul dengan yang lebih muda dengan adab
yang baik ....
a. Mereka akan menjauhi kita
b. Mereka akan menghargai kita sebagaimana kasih sayang dan
bimbingannya yang mereka rasakan
c. Mereka akan melakukan apa yang kita mau
d. Mereka akan tahu kelemahan kita
42. Ucapan yang baik menambah rasa persaudaraan adalah….
a. Diniatkan sebagai ibadah c. dalam rangka mengukuhkan bisnis
b. Dilandasi kedekatan keluarga d. diniatkan untuk kebiasaan
43. Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa kalian akan saling mencintai
apabila….
a. Mengerjakan salat c. Menyebarkan kebaikan
b. Mencari sahabat d. Membantu orang tua
44. Adab yang harus dilaksanakan agar keharmonisan berteman tercapai yaitu
....
a. Saling mencaci maki
b. Saling bekerjasama dan tolong menolong
c. Mencari-cari kesalahan orang lain
cxxvii
d. Memberikan uang jajan kita pada mereka
45. Bertemu dengan teman dijalan sebaiknya .....
e. Pura-pura tidak tau
f. Tersenyum dan saling menyapa
g. Marah dan menghindarinya
h. Tidak suka
46. Tatkala salah seorang teman kita mendapat ancaman serangan dari pihak
lain, kita wajib memberikan ....
e. Perlindungan, asal dia aberada di pihak yang benar.
f. Hinaan dan cacian
g. Nasihat, kalau dia salah wajib menyelesaikan
h. Harta yang dia punya
47. Bagaimana sikap kita saat berbeda pendapat ….
e. Berteriak tidak setuju dan menghina pendapat orang lain
f. Menganggap pendapat orang lain salah
g. Menghormati pendapat orang lain
h. Tidak mau menerima pendapat orang lain
48. Apa yang dirasakan saat berjabat tangan dengan teman kita ....
e. Merasa tenang dan nyaman
f. Biasa saja
g. Menambah amarah
h. Tidak menyukainya
49. Bentuk penghormatan dalam Islam antara lain…
c. Doa c. takbir
d. Salam d. berjabat tangan
50. Melihat teman kita dikelas mencontek saat ulangan .....
e. Melaporkan pada guru
f. Ikut mencontek dan meminta bantuan pada nya
g. Diam saja karena itu bukan urusan kita
h. Memperingatkan dan menasehati dengan baik
cxxviii
III. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar !
1. Nabi menyuruh umatnya agar menebarkan…
2. Mengucapkan salam hukumnya…
3. Bila bertemu orang Islam hendaknya memberi …
4. Teman yang sakit seharusnya kita …
5. Bertemu teman ataupun pak guru di jalan hendaknya …
6. Kita tidak boleh menyakiti ataupun menyinggung …
7. Mengapa kita harus menghormati dan menghargai pendapat teman …
8. Jika kita memaksakan kehendak kita, maka kita termasuk orang yang …
9. Suka memberikan bantuan kepada teman disebut ...
10. Yang terbaik dari dua orang yang berselisih adalah yang …
cxxix
SOAL EVALUASI
SIKLUS II
Nama Lengkap : ...................................
TTL : ...................................
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d didepan jawaban yang
benar !
1. Kalimat salam dapat menumbuhkan sikap…
e. Kasih sayang c. Benci
f. Dengki d. Iri
2. Bagaimana sikap kita saat teman kita yang berbeda agama ingin belajar
agama Islam kepada kita ....
a. Menolaknya dengan keras
b. Memberikan waktu untuk meminta ijin orang tuanya
c. Memperbolehkan dengan senang hati
d. Diam saja dan tidak mahu tahu
3. Pernyataan yang benar tentang pengaruh salam yang ikhlas….
a. Meningkatkan persaudaraan c. Menguatkan persangkaan buruk
b. Bertambahnya kebencian d. Berkurangnya rasa persaudaraan
4. Arti salam menurut bahasa, kecuali ….
c. Keselamatan c. Keadilan
d. Kedamaian d. Keamanan
5. Sesama teman sebaya harus ....
a. Bermusuhan
b. Saling mengejek
c. Saling menghormati
d. Saling menghina
6. Apa yang kita lakukan saat teman kita terkena musibah ....
a. Menolong sekuat tenaga c. Menolong meminta imbalan
b. Diam saja d. Menjauhinya
7. Jawaban salam dianjurkan …. daripada ucapan salam
cxxx
a. Lebih lengkap c. Kurang lengkap
b. Lengkap d. Tidak lengkap
8. Fungsi saling menghormati dan menghargai teman adalah ….
a. Menjauhkan persaudaraan c. Mendorong rasa saling mencintai
b. Menunjukkan kelemahan d. Ungkapan untuk merendahkan
orang lain
9. Teman sebaya adalah teman yang sederajat dengan kita. Contoh teman
sebaya adalah ....
a. Orang Tua c. Tetangga yang tidak sekolah
b. Teman Sekelas di sekolah d. Teman saat bertemu dijalan
10. Hukum menghormati teman yang beda agama adalah….
a. Mubah c. Sunnah
b. Wajib d. Makruh
11. Adab bergaul dengan teman sebaya adalah ....
a. Menghina dan meremehkan teman
b. Pelit dan sombong kepada teman
c. Selalu berbaik baik kepada mereka
d. Memaafkan kesalahan teman
12. Orang yang lebih muda adalah semua orang yang umurnya lebih muda dari
kita. Mereka diantaranya ....
a. Orang tua yang telah merawat kita
b. Kakak kandung kita
c. Bapak dan Ibu guru di sekolah
d. Adik kandung yang lebih muda umurnya
13. Arti ucapan salam adalah….
a. Ya Allah tambahkanlah untukku ilmu dan curahkanlah pemahaman yang
dalam
b. Semoga keselamatan dan kasih sayang serta kebaikan terlimpah kepada
kalian
c. Aku rela Allah sebagai tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad
nabiku
cxxxi
d. Aku minta ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain-Nya
14. Adab bergaul yang baik terhadap orang yang lebih muda antara lain ....
a. Memberikan kasih sayang dan bimbingan kepada mereka
b. Memberikan contoh buruk
c. Berbicara dengan kasar
d. Selalu marah
15. Hendaknya ucapan yang baik kepada teman disertai dengan….
a. Umpatan c. Tangisan
b. Gurauan d. Senyuman
16. Menjenguk teman yang sedang sakit seharusnya ....
a. Disekolah saat dia sudah sembuh
b. Di rumah sakit dimana dia dirawat
c. Tidak bersegera dan pura-pura tidak tahu
d. Sendiri agar tidak ketahuan teman lain
17. Apabila kita membiasakan bergaul dengan yang lebih muda dengan adab
yang baik ....
a. Mereka akan menjauhi kita
b. Mereka akan menghargai kita sebagaimana kasih sayang dan
bimbingannya yang mereka rasakan
c. Mereka akan melakukan apa yang kita mau
d. Mereka akan tahu kelemahan kita
18. Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa kalian akan saling mencintai
apabila….
a. Mengerjakan salat c. Menyebarkan kebaikan
b. Mencari sahabat d. Membantu orang tua
19. Adab yang harus dilaksanakan agar keharmonisan berteman tercapai yaitu
....
a. Saling mencaci maki
b. Saling bekerjasama dan tolong menolong
c. Mencari-cari kesalahan orang lain
d. Memberikan uang jajan kita pada mereka
cxxxii
20. Ucapan yang baik menambah rasa persaudaraan adalah….
a. Diniatkan sebagai ibadah c. dalam rangka mengukuhkan bisnis
b. Dilandasi kedekatan keluarga d. diniatkan untuk kebiasaan
21. Bertemu dengan teman dijalan sebaiknya .....
a. Pura-pura tidak tau
b. Tersenyum dan saling menyapa
c. Marah dan menghindarinya
d. Tidak suka
22. Tatkala salah seorang teman kita mendapat ancaman serangan dari pihak
lain, kita wajib memberikan ....
a. Perlindungan, asal dia aberada di pihak yang benar.
b. Hinaan dan cacian
c. Nasihat, kalau dia salah wajib menyelesaikan
d. Harta yang dia punya
23. Bagaimana sikap kita saat berbeda pendapat ….
a. Berteriak tidak setuju dan menghina pendapat orang lain
b. Menganggap pendapat orang lain salah
c. Menghormati pendapat orang lain
d. Tidak mau menerima pendapat orang lain
24. Melihat teman kita dikelas mencontek saat ulangan .....
a. Melaporkan pada guru
b. Ikut mencontek dan meminta bantuan pada nya
c. Diam saja karena itu bukan urusan kita
d. Memperingatkan dan menasehati dengan baik
25. Apa yang dirasakan saat berjabat tangan dengan teman kita ....
a. Merasa tenang dan nyaman
b. Biasa saja
c. Menambah amarah
d. Tidak menyukainya
e.
cxxxiii
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar !
1. Bacaan salam yang lengkap …
2. Mengucapkan salam hukumnya…
3. Bila bertemu orang Islam hendaknya memberi …
4. Teman yang sakit seharusnya kita …
5. Bertemu teman ataupun pak guru di jalan hendaknya …
6. Kita tidak boleh menyakiti ataupun menyinggung …
7. Mengapa kita harus menghormati dan menghargai pendapat teman …
8. Jika kita memaksakan kehendak kita, maka kita termasuk orang yang …
9. Suka memberikan bantuan kepada teman disebut ...
10. Yang terbaik dari dua orang yang berselisih adalah yang …
cxxxiv
cxxxv
cxxxvi
cxxxvii
cxxxviii
cxxxix
cxl
cxli
cxlii
FOTO-FOTO KEGIATAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
cxliii
cxliv
cxlv
cxlvi
cxlvii
cxlviii
cxlix
cl
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Aisyah
2. Tempat /Tgl. Lahir : Sragen, 11 September 1995
3. Alamat : Ngrayapan, Karangwaru, Plupuh, Sragen
4. No. Hp : +62 831-0848-3157
5. Riwayat Pendidikan :
a. SD : SD Negeri Karangwaru 1, LULUS: 2008
b. SMP : MTs Negeri Plupuh, LULUS: 2011
c. SMA : MA Negeri 2 Sragen, LULUS: 2014
d. S1 : IAIN Salatiga, 2014 – Sekarang (2019)