untar · web viewapabila mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika di dalam...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang mahasiswa, saya menghabiskan waktu 50% berada di dalam
lingkungan kampus. Oleh karena itu, nampak sangat jelas bahwa terdapat etika etika
tertentu yang terdapat di lingkungan saya ini. Meski etika ini sering dilupakan
maupun tidak diperhatikan, Pada dasarnya etika itu selalu ada dan diajarkan dari
sejak lingkungan keluarga, maka dari itu kita menjalankannya secara sadar maupun
tidak sadar. Akan tetapi, hal ini terkadang tidak berlaku bagi mahasiswa yang kurang
mendapatkan pengajaran dasar tersebut.
Mahasiswa yang pada dasarnya pelaku di dalam pergerakan pembaharuan yang akan
menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke
arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa dapat
menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi
gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam
melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus
lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa yang
relitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak mengetahui makna
etika dan peranan etika itu sendiri.
sehingga bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki etika, seperti
mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun kepada para dosen, tidak
menyapa, berpakaian tidak senonoh, menaruh meja di kaki, mahasiswa yang lebih
menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan
bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti
peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap
hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan
makna dari etika.
1
Maka dari itu di pembahasan selanjutkan akan di bahas secara mendalam
bagaimana peranan etika dalam kehidupan mahasiswa dan bagaimana seharusnya
mahasiswa beretika dalam lingkunganya dan bagaimana membangun etika baik
dalam lingkungan mahasiswa mahasiswa itu sendiri.
Apabila mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika di dalam
pembentukan karakter-karakter seorang penerus bangsa dan negara, akankah
bangsa Indonesia untuk di masa yang akan datang di isi oleh penerus-penerus
bangsa yang tidak beretika ?
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah,
1. Apa pengertian dari mahasiswa serta bagaimana peran dari seorang mahasiswa
dan apa pengertian etika serta sampai sejauh mana peranan etika?
2. Apa sajakah etika yang ada di dalam lingkungan kampus?
3. Apakah etika tersebut berjalan dengan semestinya?
4. Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa beretika dalam lingkungannya ?
5. Bagaimana cara membangun etika dalam diri mahasiswa ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan permasalahan pada 1.2 di atas, tujuan penelitian tentang " Etika
Kampus” adalah
1. Mengetahui pentingnya etika dalam kehidupan mahasiswa di kampus
2. Membina diri agar menjadi mahasiswa seutuhnya
2
3. Agar mampu menjadi pribadi yang kritis dan pemikir
4. Agar mampu menerapkan etika dalam kehidupan sehari hari
1.4 Kerangka Teori
a. Pengertian Mahasiswa · Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989).
· Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa
menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara, dengan itelegensinya
diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu negara dalam mencari
kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut
tanggung jawab akdemisnya dalam menghasilkan buah karya yang berguna bagi
kehidupan lingkungan.
b. Peran MahasiswaAdapun peran mahasiswa dalam lingkungan kampus yakni,· Menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif dalam kampus
· Menjunjung tinggi nilai ilmiah
· Hubungan yang kondusif dengan dosen dan karyawan
· Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku
· Kembangkan gairah membaca, menulis dan menggunakan komputer dengan
perilaku positif
· Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan
· Memiliki target-target pribadi sambil mengintrospeksi diri
· Kooperatif kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kelompok
di kampus
· Melaksanakan tugas-tugas yg sifatnya divergen : berdiskusi, mengerjakan tugas-tugas
dari dosen
· Menjaga keutuhan peralatan media belajar
· Kebersihan dan keindahan kampus
c. Pengertian Etika
3
· Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989).
· Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.(Suseno, 1987).
d. Peranan EtikaAdapun peranan etika yakni, dengan etika seseorang/kelompok mampu
mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia, menjadi alat control atau menjadi
rambu-rambu bagi seseorang/kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya
sebagai mahasiswa, etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang
kita hadapi sekarang, etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya, etika menjadi penuntun agar dapat bersikap
sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
1.5 Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis gunakan adalah pengamatan, internet, dengan
beberapa kutipan dari buku di perpustakaan kampus.
1.6 Metode dan Teknik
Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik yang
penulis gunakan adalah observasi dan teknik studi pustaka
4
BAB II
ISI
2.1 Definisi dan Landasan Teori etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang;
kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Jadi, etika adalah nilai-nilai
dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Etika tidak sama dengan etiket, “Etika” berarti “moral” dan
“Etiket” berarti “sopan santun”.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa latin, yaitu “mos”, dan dalam bentuk jamaknya “mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),
dan menghindari hal - hal Dan tindakan yang buruk. Etika dan moral mirip, tetapi dalam
kegiatan sehari - hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah pengkajian sistem nilai - nilai yang
berlaku. Setiap komunitas memiliki sistem nilai masing - masing, baik dari unit komunitas
yang paling kecil yaitu keluarga, komunitas dunia pendidikan/persekolahan, dan komunitas
yang lebih luas lagi yaitu, masyarakat. Para anggota komunitas itu dituntut untuk dapat
memahami dan menjalani sistem nilai yang berlaku. Begitupun di lingkungan kampus, setiap
civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di lingkungan kampus, baik
dosen, karyawan dan mahasiswa.
Etika berkaitan dengan nilai, norma, dan moral. Di dalam Dictionary of Sosciology
and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai dan
pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi nilai itu hakikatnya adalah sifat atau
kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
5
Di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan-dambaan
dan keharusan. Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat
tingkatan yaitu:
1. Nilai-nilai kenikmatan
Dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan
yang dapat menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
2. Nilai-nilai kehidupan
Dalam tingkatan ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi kehidupan misalnya kesehatan,
kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum.
3. Nilai-nilai kejiwaan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dari
keadaan jasmani maupun lingkungan. Misalnya nilai keindahan, kebenaran maupun
lingkungan.
4. Nilai-nilai kerohanian
Dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci. Misalnya nilai-nilai
pribadi. Ada empat macam nilai-nilai kerohanian, yaitu:
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)
manusia.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada perasaan
manusia.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsure
kehendak manusia.
d. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini
bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral
mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Makna moral yang terkandung
6
dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Jadi norma
sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Antara norma dan etika memiliki
hubungan yang sangat erat yaitu etika sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang
prinsip-prinsip moralitas.
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
1. Dengan etika seseorang atau kelompok ( termasuk di dalamnya adalah mahasiswa)
dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atas kelompok (
termasuk di dalamnya adalah mahasiswa) dalam melakukan suatu tindakan atau
aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan
etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
2.2 Kaitan Etika dengan Mahasiswa
Sebagai mahasiswa seharusnya kita menjunjung tinggi sikap moral dan etika
terhadap dosen, terhadap sesama mahasiswa dan terhadap orang-orang di lingkungan
kampus, namun kadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak mengontrol diri
dan bersikap semaunya. Tidak hanya di dalam kampus bahkan di luar kampus, sebagai
contoh ketika mahasiswa sedang berdemo sering kali mereka bersikap anarkis sehingga
merugikan banyak orang lain. Padahal pada saat berdemo seharusnya mereka hanya
menyampaikan suatu aspirasi tanpa harus berikap anarkis.
7
Tentunya hal ini tidak patut dilakukan oleh mahasiswa manapun karena mahasiswa
seharus nya memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat, karena mahasiswa adalah
penerus masa depan bangsa sudah seharusnya mahasiswa mencerminkan sikap dan contoh
yang baik terhadap orang lain bukan malah sebalik nya.
Sikap dan perbuatan mahasiswa yang kurang baik tentunya tidak patut untuk kita
contoh, untuk itu untuk menghindari sikap seperti itu kita harus bepedoman kepada agama
karena dari agama kita belajar mana yang di larang dan mana yang tidak dilarang, orang tua
pun berperan penting dalam mengawasi setiap kegiatan anak-anak nya di kampus maupun
di luar kampus, dan juga perbanyak kegiatan di kegiatan organisasi kampus itu adalah hal
yang positif karena tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dengan sungguh-
sungguh agar menjadi pnerus yang baik bagi bangsa di masa depan.
Hubungan etika dengan mahasiswa sangat erat kaitanya, karena dengan etika
mampu mengontrol mahasiswa-mahasiswa sehingga tidak melakukan hal-hal yang mampu
merugikan banyak pihak. Contohnya tadi, etika mampu menjadi control ketika mahasiswa
berdemostrasi sehingga tidak melakukan anarkis.
Di era globalisasi ini dimana telah banyak terjadi perubahan-perubahan besar,
yang akibatkan oleh beberapa hal (secara umum)yaitu perkembangan IPTEK, urbanisasi, dan
tuntutan hidup, dimana perubahan tersebut mengarah ke kualitas, pergeseran nilai dan
norma, gaya hidup yang semakin hedonistis/hedoniawan, budaya glamour.
Sehingga seorang mahasiswa yang beretika mampu berperan dalam dalam
pembangunan masyarakat, Menjadi filter dari pengaruh buruk di era globalisasi, Menjadi
alat kontrol dalam melakukan aktivitasnya, dan Berusaha memperbaiki dan menjaga moral
agar kelestarian moral tetap terjaga.
Kesimpulan dari hal di atas, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, hal
pertama “komitmen” yang memiliki arti senantiasa ingin melaksanakan sesuatu dengan baik
dan benar, serta memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan yang diikuti, hal kedua adalah
adanya “kesadaran” yang merupakan persoalan moral yang dimiliki seseorang untuk
8
memahami dan menerima serta menentukan pilihan-pilihan dalam situasi yang konkrit
dengan mendasarkan pada aturan yang ada, hal ketiga adalah “kompetensi” yang
menunjukkan kemampuan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan
moral, yang mencakup apa saja yang ada dan menentukan pilihan dari berbagai alternatif
tersebut. Hal-hal yang telah dijabarkan diatas merupakan bagian dari pembentukan moral
dan sikap moral yang harus dan mutlak dimiliki oleh mahasiswa.
2.3 Etika Mahasiswa di dalam Kampus
(dikutip dari buku “PANDUAN AKADEMIK MAHASISWA”)
2.3.1 Maksud Tujuan Etika Mahasiswa
a) Membentuk citra mahasiswa sebagai insan yang memiliki kesungguhan untuk menjadi
manusia berkarakter, intelek, dan unggul.
b) Membentuk citra mahasiswa sebagai agen perubahan yang memiliki integritas.
c) Membentuk citra mahasiswa sebagai salah satu anggota civitas akademika yang
berdisiplin dan peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan.
d) Membentuk manusia berahlak mulia.
2.3.2 Etika Umum Mahasiswa
a) Selalu berusaha keras untuk dapat menyelesaikan studi dengan cepat dan hasil yang
sebaik-baiknya.
b) Siap saling membantu sesama koleganya dalam hal-hal positif.
c) Mengikuti kegiatan tatap muka di kelas secara disiplin.
d) Berusaha memenuhi komitmen waktu dan memberi pemberitahuan apabila terjadi
perubahan janji.
e) Tidak merokok di sembarang tempat, kecuali di tempat yang disediakan
2.3.3. Etika Mahasiswa dalam Berpakaian
a) Berpakaian yang sopan mencerminkan sikap insan terpelajar.
b) Pakaian yang sesuai bagi mahasiswa bersifat formal atau semi formal, misalnya paduan
kemeja, kaos berkerah/tanpa kerah dengan celana panjang, dan bersepatu, untuk
9
mahasiswa; atau misalnya paduan blus, kaos berkerah/tanpa kerah dengan rok atau celana
panjang, dan bersepatu.
c) Pakaian resmi mahasiswa di dalam/di luar kampus adalah: pakaian seperti ketentuan di
atas, ditambah dengan jaket almamater.
d) Mahasiswa harus senantiasa menjaga kebersihan dan kerapihan pakaiannya.
2.3.4. Etika Mahasiswa dalam Pergaulan
Dalam rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar
lingkungan kampus, perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai
berikut:
a) Senantiasa menjaga kesantunan dan sikap saling menghormati / menghargai, kepada
tenaga pendidik, karyawan dan sesama mahasiswa.
b) Menggunakan bahasa pergaulan yang mencerminkan sikap saling menghargai.
c) Bersikap ramah dan sopan kepada tamu yang datang di kampus.
2.3.5. Larangan Bagi Mahasiswa
Setiap mahasiswa dilarang :
a. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma dan peraturan perudang-
undangan yang berlaku
b. Menyalah gunakan nama, lembaga dan segala seluruh tanda/atribut Utama.
c. Memalsukan atau menyalah gunakan surat atau dokumen Utama.
d. Menghambat atau menggangu kelangsunganya kegiatan di Utama.
e. Merusak ruangan, kenyamanan suasana lain milik Utama
f. Menimbulkan atau mencoba menimbulkan ketidak tertiban
g. Melanggar atau mengabaikan tata krama akademik maupun fakultas
(Tambahan dari hasil pengamatan)
2.3.6. Hubungan dengan dosen
· Menyapa dosen ketika bertemu
· Menghadap dosen dengan sopan ketika ada keperluan
· Bertanya / mengemukakan pendapat dengan baik
10
· Membenahi kelas agar tercipta kenyamanan saat proses pembelajaran
· Disiplin dalam ruangan, tidak berbicara/membuat kegaduhan dengan teman, tidak
menaruh kaki diatas meja, tidak membuang sampah sembarangan dan lain lain
· Kehadiran dalam kelas, tidak pernah bolos atau tidak hadir tanpa keterangan
· Tidak memotong perkataan dosen saat ia menjelaskan/mengasistensi karya kita
· Kegiatan pada jam istirahat, menggunakan jam istirahat sebagaimana mestinya dengan
efektif dan efesien.
· Mengirimkan pesan LINE/SMS dengan sopan, hindari untuk mentelefon maupun
mengirimkan pesan kepada dosen di jam jam sibuk atau tengah malam.
· Tidak terlambat dan menggangu dosen yang sedang mengajar, apalagi memaksa untuk
absen padahal sudah ditekankan bahwa hanya ditunggu 15-30 menit untuk absen selain itu
tidak diterima.
· Jika ingin melakukan asistensi, mahasiswa diharapkan melakukannya di dalam kelas, jika
terpaksa, hubungilah dosen dengan sopan dan seminggu sebelummnya, tidak sehari
sebelumnya. Aturlah janji bertemu yang tidak merepotkan dosen dan jangan marah jika
dosen tidak bisa bertemu di luar kelas, tanyakanlah apabila kita boleh mengirimkan melalui
email.
2.3.6. Hubungan antara sesama Mahasiswa
· Membangun saling percaya antar rekan mahasiswa
· Komitmen dan disiplin yang bersifat terbuka, dan mau menerima pendapat rekan
mahasiswa lainnya
· Saling berbagi informasi
· Saling menghargai karya dan tidak plagiat
· Saling member dukungan dengan cara elegant dan gentle
· Mau menerima rekan dengan tulus yang mau bersahabat
· Terampil mengelola situasi konflik menjadi situasi problem solving
· Menganggap rekan mahasiswa sebagai mitra belajar bukan saingan
· Selalu menyapa rekan mahasiswa (junior-senor)
· Saling mengingatkan ketika ada tugas
. Saling menghormati pendapat dalam diskusi kelompok
11
· Memberi komentar secara objektif dan positif
· Tidak memfitnah
· Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama, kesusilaan,
dan kesopanan
Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan
penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika
mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa
misalnya di saat mahasiswa
berdemonstrasi menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan
mahasiswa agar tidak bertindak anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan
dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika,
mahasiswa harus memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa
yang apabila sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak
bertangung jawab.
Di bawah ini adalah kesimpulan saya terhadap etika di kampus yang perlu diinternalisasi
dalam diri mahasiswa :
1. Menaati peraturan yang ditetapkan oleh Fakultas dan Para Dosen yang mendidik
kita.
2. Menganggap teman sesama mahasiswa sebagai teman sejawat yang harus saling
membantu dan menganggapnya sebagai pesaing secara sehat dalam berkompetisi
meraih prestasi akademis.
3. Menjunjung tinggi kejujuran ilmiah dengan menaati kaidah keilmuan yang berlaku
seperti menghindari tindakan menyontek, plagiat, memalsu tandatangan kehadiran
dan tindakan tercela lainnya.
4. Berperilaku sopan dan santun dalam bergaul di lingkungan kampus dan di
masyarakat umum sebagai manifestasi dari kedewasaan dalam berfikir dan
bertindak.
12
5. Berpenampilan elegan sesuai dengan mode yang berlaku saat ini tanpa harus
melanggar tata tertib berpakaian di kampus.
6. Berfikir kritis, rasional dan ilmiah dalam menerima ilmu pengetahuan baru, bisa
mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah dengan menguji setiap
masukan dengan cara mengkonfirmasikan ke sumbernya.
7. Mempunyai prinsip yang jelas dalam berpendirian di dasari dengan kerendahan hati
tanpa harus tampak sombong atau angkuh.
2.4 Penyimpangan etika di kampus
Dalam kehidupan kampus dengan segala fasilitas dan hak yang dimiliki seorang
mahasiswa, kita terlebih dahulu harus melaksanakan kewajiban kita barulah kemudian
mendapatkan hak sebagai seorang mahasiswa. Mahasiswa sebagai kelompok terpenting
dalam sebuah masyarakat memiliki kewajiban yaitu menuntut ilmu, menguasai ilmu dengan
sungguh-sungguh agar menjadi seorang yang berguna yang mengaplikasikan atau
mengembangkan disiplin ilmunya bagi lingkungan tempat dimana ia tinggal, mematuhi
peraturan yang berlaku, sebuah perturan yang tidak menyimpang dari ketetapan hukum-
hukum dan nilai-nilai, norma-norma yang ada. Selain itu mahasiswa juga harus menjalankan
peranan penting sebagai pencetus perubahan dan revolusi. Akan tetapi dalam hal ini, masih
banyak terlihat di kalangan mahasiswa terlalu mengandalkan bantuan orang lain dan
memanfaatkan kelonggaran kelonggaran untuk kepentingannya sendiri.
Sebelum saya menjabarkan beberapa penyimpangan yang sering terjadi, terlebih dahulu
saya ingin menceritakan apa yang saya amati mengenai sebab etika etika ini sering
dilupakan/dilanggar :
1. Kurangnya Kesadaran akan pentingnya menerapkan etika
Kita sudah diajarkan mengenai etika oleh orangtua kita sedari kecil. Semenjak usia
sekolah, kita juga diajarkan budi pekerti oleh guru. Dasar dasar etika ini sangat
13
bergantung pada lingkungannya. Jika lingkungan keluarga mampu menanamkan
etika etika pada anak mereka sedari kecil, kemungkinan bahwa etika itu akan dibawa
hingga dewasa. Namun sayangnya, yang terjadi adalah, kita sebagai mahasiswa
mulai melupakan etika etika yang dulu kita pelajari dengan anggapan “jadul” atau
“tidak keren” waktu umur 13 tahunan, saat kita mulai bergaul, kita mulai mengalami
integrasi atau penggabungan penggabungan norma yang terkadang merubah sikap
kita.
Contohnya kasus : pada saat saya memasuki SD, anak anak di SD tidak lagi
memanggil diri sendiri dengan panggilan “aku” atau “saya” seperti yang diajarkan
oleh orangtua saya, melainkan dengan “gue” atau “elu” saya yang masih memanggil
diri dengan “saya” dan memanggil orang lain dengan “kamu” dianggap aneh. Pada
masa masa SMP dan SMA inilah banyak etika etika yang diajarkan sedari kita kecil
digantikan oleh tren yang berlaku saat itu.
Ketika kita memasuki perkuliahan, etika etika sopan santun sering hanya menjadi
teori belaka. Tidak lagi dipraktekkan dan di pedulikan meskipun kita sebenarnya tau.
14
Namun, etika bersifat dinamis dan berbeda di lingkungan lingkungan tertentu, ada yang
namanya etika khusus yang baru akan kita ketahui seiring berjalannya waktu yang kita
habiskan di lingkungan tersebut misalnya, ada etika bahwa kita tidak boleh membawa USB
dan HP saat bekerja di kantor desain karena takut adanya pencurian data.
2. Stress
Dalam menjadi mahasiswa, tekanan dari tugas tugas kuliah dapat memicu terjadinya
penyimpangan etika. Tugas yang sulit dengan deadline yang dekat akan membuat
mahasiswa mengincar metode metode pengerjaan tugas yang tidak beretika, misalnya
plagiatisme, membohongi dosen dan sebagainya.
Contoh kasus : mahasiswa desain yang mendapatkan tugas membuat logo hanya mencari di
internet, mengganti warnanya dan mengumpulkannya.
Tampaknya, mahasiswa lebih takut mendapat nilai yang jelek dan tidak percaya diri terhadao hasil mereka. Seharusnya, faktor nilai bukanlah menjadi faktor penentu dalam penilaian mengenai mahasiswa sehingga dapat menurangi faktor stress terhadap tugas yang diberikan.
Faktor stress ini juga mempengaruhi sikap dan perilaku mereka, dimana mahasiswa yang sedang stress cenderung mencari pelarian pelarian yang bersifat negatif sehingga melanggar etika. Seperti keluar dari kelas ditengah pelajaran untuk merokok, dsb
15
16
Berikut adalah beberapa kasus yang saya temukan :
2.4.1 Keterlambatan
Dalam peraturan kelas yang dibacakan pada hari pertama memasuki kelas, kita sebagai
mahasiswa sudah dibacakan bahwa keterlambatan adalah 15 – 30 menit (tergantung dosen
yang mengajar). Namun sering sekali kita sebagai mahasiswa memanfaatkan kelonggaran
itu.
Contoh kasus : Andre terlambat bangun dan masuk di kelas pukul 8.50, ia kemudian duduk
dan mengikuti pelajaran, secara etika, ia harusnya tidak meminta absen karen sudah
melewati batas jam masuk. Namun ia berkata pada dosen bahwa ia hanya terlambat 15
menit. Ia telah tidak jujur dan tidak bermoral dalam hal ini karena membohongi dosen dan
menganggu dosen yang mengajar. Hal ini juga sering terjadi ditengah tengah ujian UTS
maupun UAS.
2.4.2 Plagiatisme
Dalam pengerjaan tugas kita sebagai mahasiswa desain, ada saatnya kita mendapati
banyaknya masalah digital copyright. Dimana era globalisasi menyebabkan mudahnya kita
hanya mengkopi karya orang lain dan mengaku karya itu sebagai karya kita.
Contoh kasus : rita tidak percaya diri dan selama ini nilainya selalu jelek, besok tugas harus
dikumpulkan dan ia malas mengerjakannya. Dia segera mengoogling dan menemukan
beberapa logo yang bagus. Ia pun mendownloadnya, melakukan tracing dan mengubah
warna logo tersebut. Ia kemudia mengumpulkan logo itu sebagai hasilnya.
2.4.3 Sopan santun
Mahasiswa terkadang tidak menyapa dosen yang lewat, tidak mendengarkan dosen yang
sedang memberi materi, mengobrol, makan di kelas, mengankat kaki ke meja,
menggunakan pakaian yang tidak sopan dan lain lain.
2.5 Pendidikan etika sebagai pembangunan karakter.
17
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini sedang marak
tema tentang ‘character building’ dalam dunia pendidikan, “revolusi mental” kata Jokowi.
Oleh karena itu, saya ingin menilai etika sebagai suatu pendidikan yang dapat membangun
watak dan karakter kita.
Apabila kita simak bersama, bahwa dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya
sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama
adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih
baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan
sehari – hari
Setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di lingkungan
kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika dengan mahasiswa memiliki
hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun
orang lain, dengan memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam
melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi
menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar
tidak bertindak anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun
terhadap siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa
harus memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila
sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung
jawab.
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini sedang marak
tema tentang character building dalam dunia pendidikan, yakni suatu pembentukan
karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika
maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
2.6 Etika Pergaulan
Untuk menjadi mahasiswa yang berhasil di masa yang akan datang, mahasiswa
dituntut tidak hanya pintar dalam bidang akademik saja akan tetapi juga harus baik
dalam pergaulan di dalam kampusnya. Karena di masa depan saat mahasiswa mulai
18
memasuki dunia kerja mereka dituntut untuk tidak hanya pintar saja tapi juga harus
mempunyai softskills.
Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) Disnakertransduk Prov.Jatim telah
mengadakan identifikasi 10 dari 40 faktor kualifikasi kunci kompetensi kerja yang
bersifat soft skill yaitu jujur, tanggung jawab, komunikatif, kemauan belajar,
teamwork, trust, aktif, loyal, ulet, adaftif. Sedangkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
ada dalam urutan nomor 17.
Bisa dilihat dari identifikasi kualifikasi tersebut bahwa pergaulan di dalam
kampus juga sangat berperan penting dalam kompetensi kerja. Maka dari itu mulai
dari awal masuk dalam dunia perkuliahan sangat dianjurkan untuk menerapkan etika
pergaulan. Seorang mahasiswa dapat dikatakan sukses dalam bergaul apabila dia
mampu berkomunikasi dengan baik, dapat beradaptasi dalam segala lingkungan,
dapat mempertahankan kepercayaan diri terhadap orang lain,dapat bersikap jujur,
bertanggung jawab dengan semua tindakan yang telah dilakukannya, mau terus
belajar dan aktif untuk mencari informasi dan pengetahuan-pengetahuan yang baru,
mampu bekerjasama dengan orang lain dan ulet dalam setiap pekerjaan yang dia
lakukan. Apabila seorang mahasiswa mampu menerapkan hal-hal diatas, maka
dikatakan mahasiswa tersebut sukses dalam bergaul dan dijamin akan sukses dalam
karirnya di masa yang akan datang. Karena perusahaan-perusahaan besar
membutuhkan seorang mahasiswa yang tidak hanya pintar tapi juga mampu menjadi
sosok leader. Percuma saja mahasiswa pintar akan tetapi pergaulannya nol.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa etika pergaulan didalam kampus
merupakan tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan mahasiswa di masa yang akan
datang. Jadi sebagai mahasiswa merupakan suatu kewajiban bagi mereka untuk
menerapkan etika pergaulan dalam kampus agar bisa menjadi seseorang yang sukses
di masa yang akan datang .
2.6.1 Korelasi antara Etika Pergaulan Mahasiswa di Dalam Kampus dengan Dampak
Sosialnya di Masyarakat
Sebagai insan kampus, dimata masyarakat pastilah seorang mahasiswa
mempunyai image yang bagus, terpelajar dan hal-hal yang positif lainnya. Oleh karena
19
itu sebagai mahasiswa haruslah kita menjaga image baik yang sudah dibangun dalam
mindset masyarakat. Jangan sampai mahasiswa berbuat hal-hal yang malah
menjatuhkan image mereka sendiri.
Dalam hal ini lagi-lagi etika pergaulan dibutuhkan dalam bersosial dengan
masyarakat khususnya masyarakat yang ada di luar lingkungan kampus. Contohnya
saja sebagai mahasiswa yang beretika kita harus saling membantu dan peka dengan
keadaan sekitar, apa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang ada disekitar
kita. Sebagai insan kampus yang memiliki etika pergaulan yang baik sebaiknya kita
juga turut andil apabila dalam sebuah lingkungan masyarakat terjadi suatu
permasalahan. Bisa jadi sumbangsih pemikiran kita bisa membantu memecahkan
suatu permasalahan tersebut. Di dalam kampus, kita juga dituntut untuk mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan dan peka dengan keadaan di sekitar kampus.
Contoh lainnya yaitu sebagai mahasiswa haruslah bersikap adaptif jadi mau di
manapun dia berada haruslah bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan baik,
serta bisa bergaul dengan masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dan masih
banyak lagi perbuatan yang menerapkan etika pergaulan di dalam kampus ke dalam
masyarakat yang berada di luar kampus.
Dengan kata lain pergaulan yang ada di dalam kampus sangat berdampak pada
masyarakat. Apabila dalam kampus saja mahasiswa mampu menerapkan etika
pergaulan yang baik, pastilah dalam kehidupan social di masyarakat di luar lingkungan
kampuspun mahasiswa tersebut juga mampu menerapkan etika pergaulan yang baik
pula. Jadi sebagai mahasiswa haruslah mempertahankan image baik yang sudah
ditanam dalam pikiran masyarakat, jangan sampai mereka berubah pemikiran akibat
para mahasiswa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab
seperti tawuran, demo yang tidak bertanggung jawab dan menganggu masyarakat
lainnya. Sangat disayangkan apabila kepercayaan yang telah diberikan masyarakat
kepada mahasiswa harus hilang begitu saja akibat perbuatan-perbuatan yang tidak
penting tersebut.
20
16