untaian kata kata · sejuk, tak kan menusuk. 71. siapa lalai dengan kemudaannya, merasa lebih tua...
TRANSCRIPT
Rino Desanto W.
UNTAIAN KATA-KATA (Kumpulan Kata-kata Mutiara)
Penerbit K-Media
Yogyakarta, 2018
2
Copyright © 2018 by Penerbit K-Media All right reserved
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No 19 Tahun 2002.
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh
isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektris maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem
penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Penerbit K-Media
Anggota IKAPI Perum Pondok Indah Banguntapan, Blok B-15
Potorono, Banguntapan, Bantul. 55196. Yogyakarta e-mail: [email protected]
UNTAIAN KATA-KATA (Kumpulan Kata-kata Mutiara)
77 hlm.; 14 x 20 cm
ISBN: 978-xxx
Penulis : Rino Desanto W.
Tata Letak : Uki
Desain Sampul : Uki
Cetakan : April 2018
3
UCAPAN TERIMA KASIH
Buku Untaian Kata-kata berisi 222 kumpulan
kata-kata mutiara. Penulisan buku ini tidak lepas dari
semua yang telah membangkitkan inspirasi, yang
melintas di depan mata telinga, yang menggelitik akal
rasa dalam segala waktu dan situasi.
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga dan
rekan-rekan yang telah memberikan dorongan dalam
penulisan buku ini.
Sebagian dari isi buku ini telah dimuat di Kridha
Rakyat. Semoga buku kecil ini dapat memberikan
manfaat dan menginspirasi pembaca.
4
1. Saat seseorang dihadapkan pada pilihan sulit,
saat itulah wajah sesungguhnya muncul ke
permukaan.
2. Ada kala manusia menutupi keburukan demi
kebaikan. Namun tutup seindah apa pun, tak kan
mengubah keburukan menjadi kebaikan.
3. Jangan halangi air, berikan tempat yang
rendah. Jangan hadang angin, berikan ruang
kosong. Jangan lawan kekuatan, taklukkan
dengan kebajikan.
5
4. Orang paling beruntung merasa masih
beruntung dalam ketidakberuntungan, merasa
sangat beruntung dalam keberuntungan.
5. Saat memberi tak elok berhitung berapa akan
engkau terima, karena apa yang akan engkau
terima sepenuhnya milik Yang Kuasa.
6. Mereka yang saat berkuasa menanam benih
kebajikan, setelah melepas semua atribut akan
dinaungi pohon kebajikan.
6
7. Orang baik hindari keburukan dalam
mencapai niat baik. Orang buruk gunakan
kebaikan sebagai alat mencapai niat buruk.
8. Seribu alasan dapat dibuat untuk
mengutarakan penolakan, namun tak satu pun
menghilangkan makna penolakan.
9. Bagi kebanyakan orang, benturan hidup itu
melemahkan. Bagi sebagian orang, bertahan dari
benturan membuat semakin kuat.
7
10. Orang besar tak mudah roboh tapi tak berarti
tak bisa roboh, sekali roboh susah berdiri. Orang
kecil mudah roboh tapi mudah berdiri.
11. Pohon ditebang pohon bersemi. Pohon
tumbang tak bertunas lagi. Jika tak suka tak usah
ditebang, biarlah tumbang secara alami.
12. Berat itu ringan, ringan itu berat. Seperti kata
maaf, berat diucapkan walau ringan. Seperti kata
serapah, ringan diucapkan walau berat.
8
13. Fitrah manusia sendiri dan bersama, bukan
sendiri bukan bersama. Sendiri tak ada
pengakuan diri, bersama tak tampak jati diri.
14. Pemimpin itu berjiwa besar, lebih
mengutamakan hajat orang lain dari pada hajat
sendiri, apalagi hajat pimpinan.
15. Kepura-puraan itu asli pura-pura. Kepalsuan
itu asli palsu. Hidup tetaplah asli, walau dalam
kepura-puraan dan kepalsuan.
9
16. Jika kucuran air kian tersendat jangan tergesa
salahkan sumber air, bisa jadi ada kotoran yang
menghambat aliran air.
17. Tak ada tempat berlari dari tanggung jawab.
Menjadi kepala harus mau pusing, menjadi kaki
harus siap menopang.
18. Bukalah malam dengan mata hati, dan
engkau akan melihat malam yang lebih mulia
dari sejuta lampu kota.
10
19. Dalam samar, bertanya mana gelap mana
terang. Dalam gelap, mencari terang. Dalam
terang, tak peduli gelap atau terang.
20. Lebih baik malu banyak kata dari pada
memalukan lidah. Lebih baik malu berkata bisa,
dari pada memalukan langkah.
21. Marah itu busungkan dada, bukan majukan
kepala. Hendaklah tak rendahkan diri
mengumbar kemarahan, mengotori jernihkan
pikiran.
11
22. Apa yang engkau rasakan dengan kehadiran
seseorang, itulah yang menjadi dasar pola
pandangmu terhadap mereka.
23. Menyamakan diri dengan orang lain,
menjadikan kita kehilangan diri. Tatkala
kehilangan diri, di mata orang lain tak lagi
berarti.
24. Burung terbang tak usah diburu, saat lelah
kan hinggap di dahan terdekat. Kuda liar tak
usah dikejar, saat bertemu rumput kan jinak
melunak.
12
25. Orang kuat tetap tersenyum saat orang lain
marah, tetap di tempat walau berbeda dengan
orang-orang sekitarnya.
26. Kadang suasana hati tidak sedang bersahabat,
namun tak berarti tidak mau bersahabat.
Sungguhnya hati sahabat sejati, hati tak pernah
berbohong.
27. Kita tidak lupa memberi hati yang kita cintai,
tidak lupa memberi caci yang kita benci, tapi
seringkali lupa memberi orang yang
membutuhkan kita.
13
28. Penyair tidak bersyair pada waktu tertentu.
Penyair bersyair setiap waktu, saat keserasian
mulai timpang, saat alam mulai limbung.
29. Mereka yang tidak berambisi akan meminpin
lebih arif selama menjabat dan tetap arif walau
tidak menjabat.
30. Tak seorang pun sama dengan dirimu, kecuali
engkau berpikir mereka sama dengan dirimu.
14
31. Mereka yang tidak sepikiran denganmu tidak
berarti salah. Bisa jadi engkau yang tidak mampu
menjangkau alam pikirannya.
32. Yang berkata tahu tak berarti mengetahui.
Yang mengetahui tidak selalu berkata tahu.
33. Siapa mengejar siapa dikejar, sama berlari
arah ke depan. Siapa mengejar fokus ke depan,
siapa dikejar fokus ke belekakang.
15
34. Jika sedang sedih tengoklah mawar putih,
meski malam tiba tetap mekar dan memberi
keharuman sekitarnya.
35. Orang yang mengukur segala sesuatu dengan
uang lebih menghargai harta dari pada ilmu yang
dimiliki.
36. Untuk apa melihat jauh, jika yang dekat kian
mendekat. Untuk apa abaikan yang dekat, jika
yang jauh kian menjauh.
16
37. Manusia berwarna warni, meski warna ide
dasarnya sama namun cara penyampaiannya
bisa beda seribu macam warna.
38. Tiap orang memiliki cahaya diri. Redupkan
cahaya orang lain, tak menambah terang cahaya
diri, tapi matikan diri sendiri.
39. Berjalan berlari apa bedanya, kaki menopang
sampai tujuan. Lama cepat apa bedanya, waktu
menyelesaikan segalanya.
17
40. Ada orang besar menjaga orang kecil. Ada
orang besar menakuti orang kecil. Mereka yang
suka menakuti, sungguhnya paling takut pada
pembesar.
41. Matahari bercahaya sepanjang masa, tidak
terbit tidak tenggelam. Terbit tenggelam matahari
pertanda keterbatasan penglihatan manusia.
42 Kekerasan wanita bukanlah kekerasan
hatinya. Hati wanita terlahir lembut. Laki-laki
cukup menjaga kelembutannya.
18
43. Jangan ajarkan anak berbohong kecuali
engkau mau dibohongi suatu hari nanti.
44. Jika kekasihmu tega ceritakan aib mantan
kekasihnya, bukan tak mungkin dia akan
ceritakan aibmu setelah menjadi mantan
kekasihmu.
45. Saat semua orang berburu damai, saat itulah
damai jadi rebutan. Saat itu, damai tak lagi
damai.
19
46. Jika ingin berubah, berubahlah kapan engkau
kehendaki, karena tahun lama atau pun baru tak
jua kan merubah hidupmu.
47. Selagi bisa peluk erat kedua orang-tuamu
dengan kedua lengan hatimu, karena tak seorang
pun mampu menggantikan mereka.
48. Orang jahat takut mengaku jahat, orang baik
malu mengatakan dirinya baik, orang sombong
suka menyatakan dirinya hebat.
20
49. Saat marah, saat itulah engkau menusukkan
duri dalam hati sendiri. Esoknya berkembang
infeksi sosial yang merusak sendi- sendi
kehidupan.
50. Apa yang terlihat itu gejala, apa yang
tersimpan itu makna. Gejala mudahkan pahami
makna. Namun gejala tak lagi bermakna saat
makna tlah terpahami.
51. Jatuh hati boleh karena hutang budi. Namun
setelah hutang terselesaikan jangan kemudian
tanggalkan hati.
21
52. Simpan erat rahasia hidupmu sampai engkau
yakin bicara pada orang yang tepat. Tidak semua
orang mampu menyimpan rahasia orang lain.
53. Tak elok menjatuhkan orang lain agar bisa
berdiri. Siapa pun yang melihatnya akan berpikir
betapa tidak santun.
54. Apa yang dibidik tidaklah penting. Menjaga
sasaran agar tidak rusak saat dibidik jauh lebih
penting.
22
55. Kritiklah dan bangunlah. Tidak sekedar buat
puing reruntuhan tapi juga dirikan bangunan
yang lebih layak dari sebelumnya.
56. Tidak pintar dan sombong adalah satu
kesatuan. Orang yang tampaknya tidak pintar
tapi tidak sombong sesungguhnya pintar,
memiliki kemampuan tidak sombong diri.
57. Manusia hidup berkehendak. Pemilik hidup
memiliki kehendak. Jika kehendak manusia
seiring pemilik hidup, kebaikan hidup akan
seperti yang dikehendaki.
23
58. Meski bermaksud baik, alangkah indahnya
jika tak berlebihan. Ada kalanya berlebihan
berbuah kesalahpahaman.
59. Kata-kata indah tak ubahnya pisau tajam,
saat digunakan memotong tak merusak bahan.
Gunakan kata-kata indah agar tidak merusak
hubungan.
60. Mata itu untuk melihat, bukan untuk
sembunyikan kenyataan. Meski bibir bisa
berbohong, mata tak jua mampu sembunyikan
kebohongan.
24
61. Diam tidak selalu berarti faham, boleh jadi
diam karena sama sekali tidak faham.
62. Jika maksud berpasangan hendak saling
mengisi, maka siapa pasanganmu hendaklah
yang tak ada dalam dirimu.
63. Jangan hanya disimpan, kelola apa yang
engkau rasakan. Perasaan itu seperti bubuk
mesiu, dalam ruang sesak beresiko meledak.
25
64. Setiap orang berjalan dengan gayanya. Saat di
depan memimpin dengan kediriannya.
65. Baru ada sesaat, lama ada selamanya. Untuk
apa agungkan yang baru, jika dalam sesaat
tinggal kenangan.
66. Tak perlu mengharap balas atas apa yang kita
berikan. Tuhan lebih tahu kapan menurunkan
nikmat.
26
67. Jika hidup serasa hancur, itu bukan karena
orang lain. Sesungguhnya kita sendiri yang telah
menghancurkan diri sendiri.
68. Di balik berkah ada ujian berat. Siapa lulus
ujian akan diuji lebih berat lagi dalam bentuk
berkah melimpah.
69. Meski bukan pilihan, hendaklah hormat pada
yang terpilih. Sesungguhnya menghormat itu
lebih terhormat.
27
70. Tak semua orang pandai merangkai kata.
Namun jika setiap kata terucap teriring hati
sejuk, tak kan menusuk.
71. Siapa lalai dengan kemudaannya, merasa lebih
tua dari yang tua, sesungguhnya telah
menjauhkan nasehat dan doa.
72. Terbawa kisah sedih tak ditabukan.
Menangkap pesan kisah sedih sangat
diharapkan, agar hidup kemudian hari jauh dari
kepedihan.
28
73. Mengaku miskin demi sedikit kucuran tak
kan membuatmu bertambah kaya. Sebaliknya
hatimu akan bertambah miskin.
74. Apa yang membuatmu tersenyum saat
memikirkanya, itulah bahagian dari
kebahagiaanmu. Apa yang membuatmu kesal
saat memikirkannya, buang jauh dari hidupmu.
75. Dunia menyediakan segalanya kecuali cinta.
Cinta yang engkau nikmati berkah yang tak
tergantikan. Jangan sia-siakan berkah nan indah.
29
76. Hati dan kulit apa bedanya. Hati kecil mudah
robek jika disobek. Kulit tipis lebih sakit saat
dicubit.
77. Sifat manusia selalu ingin tahu. Namun masih
banyak yang tidak tahu bertanya pada yang tidak
tahu dan yang tahu bertanya pada yang tahu.
78. Gila harta memburu raja brana, gila hormat
memburu tahta, gila sejati merusak tatanan yang
ada.
30
79. Manusia berbeda tapi sama. Satu dengan
yang lain memiliki kelebihan dan kekurangan
berbeda, namun masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan sebanding.
80. Di tempat yang sama engkau menimba ilmu
yang sama. Di tempat berbeda engkau akan
menggali pengalaman yang berbeda.
81. Kapan badai datang kapan badai berlalu, tak
seorang pun tahu. Manusia tak berkuasa atas
waktu.
31
82. Saat hati sedang terang, bunga liar tampak
indah. Saat hati sedang keruh, anggrek bulan
tampak kusam. Sesungguhnya keindahan itu
wilayah hati.
83. Senyum tulus meluluhkan kerasnya hati. Api
biru melelehkan kerasnya besi. Kekerasan tak kan
melunak kecuali dengan kelembutan.
84. Seperti mangga, pilih muda peroleh asam,
pilih manis peroleh tua. Kelebihan menyertai
kekurangan, kekurangan menyertai kelebihan.
32
85. Jika ingin bermain cantik lupakan
kemenangan. Biarlah kemenangan secara alami
mengikuti cantiknya sebuah permainan.
86. Terangnya bulan tak melebihi matahari.
Indahnya pertemuan akhir tak kan melampaui
indahnya pertemuan awal.
87. Saat engkau tarik pelatuk tak ada waktu
menghentikan peluru. Engkau hanya bisa
berharap semoga angin membelokkan arah
peluru.
33
88. Alam menyajikan siang malam, pagi petang.
Agar kita sadar ada dua hal bertentangan dalam
kehidupan, baik secara tegas maupun samar-
samar.
89. Orang tinggi hati begitu mudah merubah
rambu arah, bangga saat orang lain salah arah.
Orang tinggi hati bisa berbangga tapi tetap tak
bahagia.
90. Tak ada yang sia-sia atas apa yang engkau
lakukan. Jika tak bermanfaat saat ini, tentu akan
bermanfaat di kemudian hari.
34
91. Kemana arah melangkah akan sampailah ke
tujuan hidupmu, selama tak melewati garis
takdirmu.
92. Makin sering berucap sumpah makin banyak
yang ragukan ketulusan sumpah. Semakin
mudah melontarkan janji semakin diragukan
janji kan ditepati.
93. Engkau berkuasa atas jalanmu. Selama
berketetapan melangkah di jalanmu, orang lain
tak kan mampu membelokkan arahmu.
35
94. Perasaan sebatas menikmati. Perasaan tak
mampu memilih. Jangan permainkan perasaan
jika tak ingin dikata pendusta.
95. Apa yang terlihat oleh mata sebatas kulit
belaka. Alangkah baiknya tak buat keputusan
sebelum tahu isinya.
96. Jika tak mampu berikan cinta sepenuh hati,
lebih baik tak berikan apa pun. Cinta setengah
hati hanya berikan nikmat sesaat.
36
97 Hasil besar bukanlah capaian kerja sesaat,
namun buah dari rangkaian jerih payah
perjalanan yang panjang.
98. Manusia berderajat tinggi, tak elok berlaku
layaknya mahluk berderajat demi sepotong roti.
Tanpa sepotong roti, manusia tak mati.
99. Siapa temukan kawan di wilayah lawan,
sesungguhnya mereka telah mengangkat
martabat diri dan orang sekitar.
37
100. Jangan sia-siakan kesempatan berbuat baik.
Tidak semua orang baik peroleh kesempatan
berbuat kebaikan.
101. Ada saat orang pintar tak bisa berpikir. Ada
saat manusia menurunkan segala beban,
menatap esok dengan langkah ringan.
102. Saat cermin memperlihatkan kekurangan,
orang lemah cenderung menyalahkan cermin,
namun orang kuat senantiasa berterima kasih
pada cermin.
38
103. Mereka yang berani mengaku salah, akan
bertanggung jawab. Mereka yang merasa
bersalah, akan berani meminta maaf.
104. Saat langit berawan, apa pun terlihat samar.
Saat langit terang, apa pun terlihat jelas.
Terangkan pikiran sebelum melihat, agar tak jadi
salah duga.
105. Pelita hati tak pernah padam, namun
seringkali tertutup kabut angkara murka. Hanya
orang yang bersyukur, terhindar selimut kabut.
39
106. Jangan biarkan getah menempel kulit, agar
debu tak menyertai. Jangan biarkan penghasut
mendekati, agar tak mengotori hati.
107. Tak punya cerita, tak berarti tak bisa cerita.
Apa pun bisa jadi cerita, termasuk kenapa tak
ada cerita.
108. Bahagia dan derita tak ingin berdampingan.
Saat derita datang, bahagia pergi. Saat bahagia
datang derita pun pergi.
40
109. Benci dan dendam sungguhnya manusiawi,
namun menggerus keutuhan hati. Memelihara
benci dan dendam, merusak tatanan hati
mengusik kebahagiaan diri.
110. Hasil keringat sendiri, menebar harum saat
disimpan. Hasil keringat orang lain, menebar
anyir sepanjang jalan.
111. Jika engkau merasa Tuhan selalu memikirkan
dirimu, lebih baik pikirkan juga orang lain selain
memikirkan diri sendiri.
41
112. Jika pernah menerima tak berarti harus
memberi pada orang yang sama. Lebih baik
memberi mereka yang tak mampu memberi.
113. Mengisi gelas kosong, mengurangi isi gelas
berlimpah. Minum dingin saat panas, minum
panas saat dingin.
114. Menjadi tugas pemimpin memayungi
bawahan dari guyuran hujan. Menjadi janggal
saat pemimpin minta dipayungi dari terpaan
panas.
42
115. Jangan sembunyikan nikmat, jangan tutupi
pedih. Berbagi nikmat tak mengurangi nikmat.
Berbagi pedih akan mengurangi pedih.
116. Siapa yang membantumu keluar dari
kesulitan, sungguhnya pantas engkau panggil
saudara meski tak ada hubungan saudara.
117. Tak selamanya yang dekat bisa disentuh. Tak
selamanya yang terlihat selalu nyata. Semua serba
mungkin, mungkin ada mungkin tiada.
43
118. Mereka yang bicara sungguhnya telah
menurunkan sebagian bebannya. Mereka yang
membisu lebih mungkin bertambah bebannya.
119. Derajat seiring tanggung jawab. Makin tinggi
derajat makin besar tanggung jawab. Mereka
yang lepas tanggung jawab, tak kuat memikul
derajat.
120. Ilmu diberikan agar mudahkan diri dan
orang lain. Ilmu yang digunakan untuk
menyulitkan orang lain, akan menyulitkan diri
sendiri.
44
121. Dari mana asal apa yang engkau makan,
akan lebih menentukan arah jalan hidupmu.
122. Kepura-puraan demi kabaikan orang-orang
sekitar bukanlah kepura-puraan sesungguhnya,
namun sebuah pengorbanan yang sesungguhnya.
123. Sering melihat orang lain, jarang melihat diri
sendiri menjadikan kita tahu banyak tentang
orang lain, namun tahu sedikit siapa diri kita.
45
124. Kita senantiasa ingat pada orang yang kita
cintai, namun kadang lalai pada orang-orang
yang mencintai kita.
125. Saat lelah merambah seluruh tubuh, manusia
baru sadar mereka bukanlah mahluk perkasa.
126. Saat tubuh sakit, semua janis makanan terasa
pahit. Saat pikiran sakit, semua sisi kehidupan
terasa lebih pahit.
46
127. Tiada hidup lama tiada hidup baru. Hidup
baru sebatas angan-angan. Kehidupan
bersambut dari lahir hingga akhir.
128. Tak selamanya nikmat terasa nikmat. Tak
selamanya asam terasa asam. Nikmat dan asam
memiliki tempat dan saat.
129. Jika pertama bertemu, dihias senyum
kembang, hendaklah akhir bertemu dihias
senyum haru. Senyum ringan tapi sekuat
jembatan.
47
130. Saat jalan bersama dalam bahagia jangan
lupa menyapa. Bahagia juga bisa datang dari
orang-orang yang engkau sapa.
131. Akhir cerita bisa bahagia bisa nestapa.
Namun tak ada bahagia atau nestapa tanpa
akhir. Bahagia nestapa ada awal ada akhir.
132. Tujuan buruk mudah dicapai. Tujuan baik
lebih sulit mencapai. Tanpa tujuan tak akan ada
yang tercapai.
48
133. Hati yang kaya selalu ingin memberi, hati
yang miskin senantiasa berharap menerima.
134. Jiwa yang dahaga itu seperti sumur kering,
sekedar membasahi ujung rumput pun tak
mampu.
135. Dalam pikiran yang berkecamuk,
sesungguhnya tersimpan banyak biji pikiran
yang hendak tumbuh. Dalam pikiran yang
tenang hanya ada satu pohon pikiran.
49
136. Apa yang diinginkan tidak selalu teraih. Apa
yang terbaik kan selalu terwujud.
137. Seorang pemberani bergegas meminta maaf
meski salah sebutir debu. Seorang pengecut akan
berputar mencari dalih meski salah seribu
gunung.
138. Menulislah jika ada pesan yang ingin
disampaikan kepada khalayak ramai.
50
139. Hari ini tak ada jika kemarin tak ada. Apa
yang terjadi bukan tanpa sebab. Tak salah tengok
belakang demi arti rangkaian kejadian.
140. Siapa tepuk tangan saat gaduh,
sesungguhnya dia orang yang lebih menyukai
kegaduhan dari pada ketenangan.
141. Suka kisah sedih tak berarti suka hidupnya
pedih. Suka kisah gembira tak berarti hidupnya
selalu bercahaya.
51
142. Jika bisa temukan cinta dalam diri, yang
sama bisa sejalan, yang beda memperkaya
kehidupan.
143. Jika ingin memimpin berdirilah di depan.
Jika ingin menjadi pengendali duduklah di
belakang.
144. Berharap nikmat hari esok, mengenang
nikmat waktu lalu tidaklah salah. Namun jangan
lupakan nikmat sekarang yang ada, itulah yang
paling nikmat.
52
145. Jika tak ingin tumpah, jangan meminta lebih
banyak dari wadah yang engkau miliki.
146. Dalam tahu, banyak tak tahu. Lebih elok
terbang tinggalkan tahu, demi mencari banyak
tahu.
147. Menerima atau memberi tak ubahnya puas
dan memuaskan. Saat memberi air kala dahaga,
saat memayungi kala hujan, itulah saat paling
memuaskan.
53
148. Pohon lebat buahnya, tak semua bisa dipetik.
Meski rejeki di depan mata, keberuntungan tak
selalu berpihak pada yang baik.
149. Tak ada yang sia-sia atas kebaikan yang
dilakukan. Akan sia-sialah atas laku yang
dibungkus kebaikan.
150. Jangan lemahkan orang lain hanya untuk
sebuah harga. Melemahkan orang lain hanya
akan menurunkan harga diri sendiri.
54
151. Kemarahan itu sebuah bumerang, jika tak
pandai memainkan, angin akan membelokan
arah mengenai tangan pelempar.
152. Cinta tak lebih tak kurang. Mendahulukan
seseorang bukan berarti cinta lebih besar, tapi
kepentingan lebih besar.
153. Rejeki yang engkau terima tidak sedikit tidak
banyak, tapi sesuai takaranmu.
55
154. Ada kala pintu cahaya terbuka. Ada kala
pintu kabut tertutup. Hendaklah berhenti berlari
saat kabut merintangi.
155. Jiwa yang bebas tidak merasa terpenjara
meski setiap langkah dibatasi tembok tebal.
156. Bertanyalah pada diri berapa banyak harta
dimiliki. Bertanyalah pada diri berapa banyak
telah berbagi.
56
157. Berbagilah dengan keinginan untuk berbagi.
Tak elok berbagi dengan keinginan hasil yang
lebih besar.
158. Mereka yang bertahan hidup, sangat
mencintai kehidupan. Mereka yang bertahan
hidup, sungguh dicintai orang-orang yang telah
mereka hidupi.
159. Dengan merusak lahan orang lain tak berarti
hasil lahan sendiri bertambah.
57
160. Lebih baik sendiri di atas satu kepastian dari
pada pesta bersama sejuta kemungkinan.
161. Memilih pemimpin, hendaklah mereka yang
tak takut siapa pun, kecuali kepentingan orang-
orang yang mereka pimpin.
162. Derajat manusia terangkat bukan karena
segudang harta, tapi berapa harta digunakan
untuk kemaslahatan manusia.
58
163. Jangan biarkan sehelai maaf terbang, angin
tak tentu rimbanya. Bermaaflah selagi bisa,
kerendahan menjauhkan dosa.
164. Kata setajam ujung belati. Jika tak terjaga
sekejap putus silahturohmi. Jaga tali saudara
layaknya menimang bayi, setia rela berkorban
diri.
165. Luas semesta tiada batas. Manusia hanyalah
abu semesta, hidup dalam keterbatasan,
keterbatasan pikiran dan keterbatasan
kesabaran.
59
166. Ada saat manusia merasa semua hampa. Ada
saat manusia menikmati segalanya. Hampa tak
terelakkan, nikmat tak terkirakan.
167. Keceriaan itu hasil keberagaman. Kehidupan
yang tidak beragam hanya memupuk kejenuhan.
168. Letak pikiran di kepala, letak perasaan di
dada. Walau beda letak, kebersamaan pikiran
dan perasaan menuntun laku manusia.
60
169. Lebih baik air mata terkuras dalam doa dari
pada tumpah dalam kekacauan batin. Air mata
hanya ingin bahagia.
170. Jangan matikan cahaya jika tak ingin
meraba-raba. Jangan halangi cahaya jika tak
ingin diikuti bayangan. Bawa selalu cahaya
hidupmu.
171. Wilayah kesabaran sangatlah luas. Selama
engkau tidak membatasi, kesabaran tidak
mengenal batas.
61
172. Bagi mereka yang berjiwa besar, masalah
besar tampak kecil. Bagi mereka yang berjiwa
kecil, masalah kecil tampak besar.
173. Sampai kelu ujung lidahmu tak kan mampu
menyakiti, selama mereka tak bersedia disakiti.
174. Hari apa baik, hari apa buruk.
Keberuntungan tak mengenal hari,
ketidakberuntungan tak mengenal waktu.
62
175. Memilih manis memilih pahit, apa salahnya.
Tapi hidup bukan manis bukan pahit. Hidup itu
manis dan pahit.
176. Baik memandang yang lain baik, jahat
memandang yang lain jahat. Baik jahat
bersumber dari dalam diri.
177. Seribu bahasa tak mengubah sebuah
peristiwa. Satu nilai akan merubah citra peristiwa.
63
178. Menanam padi, masih mungkin ditumbuhi
rumput. Menanam rumput tak kan ditumbuhi
padi.
179. Menjadi banyak pohon walau tak tinggi,
meneduhi banyak orang. Menjadi satu pohon
walau tinggi, meneduhi sedikit orang.
180. Tak semua bunga indah harum baunya. Tak
semua buah segar lezat rasanya. Tak semua kulit
menggambarkan isinya.
64
181. Membaca buku itu baik, menulis buku lebih
baik, mengamalkan isi buku jauh lebih baik.
182. Sayur asam tak dimakan asamnya, jika
makan buang asamnya. Jika memilah dan
memilih yang di depan mata nikmat kan terasa.
183. Muka masam lahir dari hati kusam, muka
binar lahir dari hati bersinar. Walau sama
mukanya, berasa beda sedap pandangnya.
65
184. Siapa mendukung dia mendorong. Siapa
mendorong ikut terjebur. Jika niatnya berbantu
janganlah tanggung, meski berenang dalam
lumpur.
185. Untuk apa mencari kata pengganti jika
memang tak sudi. Dimana berada pengganti
hanya membayangi, tak jua gantikan maksud
hati.
186. Lebih baik menjadi pohon, biar terluka tetap
berbunga. Tak seperti hati, kala terluka sakit
terasa sepanjang masa.
66
187. Ukurlah dirimu agar tak jatuh saat
melompat. Ukurlah dayamu agar tak tumbang
saat menghadang rintangan.
188. Siapa lalai teggelamkan kapal, siapa ingat
lemparkan pelampung. Siapa beruntung kan
tetap mengapung.
189. Memberi tak perlu menunggu kaya.
Kesempatan memberi tak selalu ada. Jika tak kaya
berikan tenaga.
67
190. Kotor mengotori tempat bersih. Kotor hanya
diterima di tempat kotor. Bersih diterima di
tempat bersih, diterima tempat kotor.
191. Setelah menjadi besar, gendonglah si kecil.
Walau berat, topang kedua kaki tetap kokoh.
Jangan menendang si kecil, jika tak ingin topang
sebalah kaki goyah.
192. Jika masih belajar menjadi manusia, jauhkan
diri dari manusia. Agar keberadaan diri tak
mengusik manusia.
68
193. Berkata jujur hendaklah bukan karena janji.
Janji untuk ditepati, jujur untuk meluruskan diri.
194. Jangan biarkan seekor ulat menembus
batang pohon jika tak ingin daun-daun layu
bunga-bunga berguguran buah-buah
bertaburan.
195. Tak mudah menyatukan warna-warna indah.
Masing-masing merasa dirinya yang paling indah
dan tak ingin kehilangan warna aslinya.
69
196. Pakailah jika pakaian memperindah batin,
bergantilah jika yang membalut tubuh membuka
tubuh.
197. Bercerita kebaikan diri, datangkan cela.
Ceritakan keburukan orang, datangkan cerca.
Ceritakan kebaikan orang, datangkan pahala.
198. Jangan muliakan harta jika tak ingin hati
menjadi buta. Muliakan mereka yang tak
berharta agar diri menjadi manusia berhati
mulia.
70
199. Jika setiap hari melewati jalan yang tidak
rata, jangan salahkan jalan jika kian hari
berdirimu kian tak tegak.
200. Hati yang dangkal hanya sanggup
menampung pemikiran dangkal. Hati yang
dalam setiap saat siap menerima pemikiran
mendasar.
201. Meski sumber ilmu sama, niat penimba ilmu
belum tentu sama. Pun kegunaan ilmu bisa
bermacam warma.
71
202. Jika berniat baik tampakkan wajah. Jika
berniat tulus tak usah sebut nama. Baik tak selalu
tulus. Tulus tak selalu diterima dengan baik.
203. Manusia hanya menata sebagian kecil
hidupnya. Hendaklah tak tepuk dada hendak
menata dunia sebelum bisa menatap
punggungnya.
204. Engkau bukan pencipta atau pengada, tapi
engkau bisa temukan banyak hal dan membuat
apa yang engkau butuhkan.
72
205. Bercermin diri bukan untuk melihat dalam
samar, namun untuk memastikan mana yang
salah dan mana yang benar.
206. Kesesuaian sikap dengan gelar disandang
sangatlah berarti. Hendaklah tak mencederai
gelar tersandang, agar hidup lebih berarti.
207. Apa engkau dapat dari debat ada dan tiada.
Lebih baik gali jiwa hingga temukan ada tiada
dalam satu wadah rajutan akal dan rasa.
73
208. Tak elok bertanya kawan kenapa bersedih.
Bertanyalah pada diri apa bisa diperbuat untuk
kawan sedang bersedih.
209. Foya-foya itu tak ubahnya arus deras
menggerus tebing nurani. Kian sering berfoya-
foya kian menipiskan tebing nurani.
210. Engkau bisa ingkari apa pun tapi bukan
darah yang mengalir di tubuhmu. Engkau bisa
bohongi siapa pun kecuali dirimu sendiri.
74
211. Tak selalu yang salah itu salah, tak selalu yang
benar itu benar. Saat yang salah dianggap benar,
saat itulah yang benar dianggap salah.
212. Mata kanan tak melihat mata kiri, mata kiri
tak melihat mata kanan. Mereka memiliki rahasia
yang tak diketahui saudara kembarnya.
213. Apa yang di dekatmu itulah rejekimu. Apa
yang jauh darimu itulah rejeki orang. Apa yang
tak terlihat itulah yang hendak diberikan
padamu.
75
214. Untuk apa melepas banyak peluru, lebih baik
sekali tembak tepat sasaran. Untuk apa banyak
bicara, lebih baik sekali berucap keluar bijak.
215. Seperti cermin hati yang bersih menangkap
keindahan setiap sudut alam, memancarkan
kedamaian semesta alam.
216. Jangan lewati belukar jika tak ingin tergores
duri. Jangan masuk sarang penyamun jika tak
ingin menyiksa diri.
76
217. Meski jalan yang engkau lewati tak tahu
engkau dimana, tapi jalan yang engkau lewati tak
pernah lupa engkau pernah singgah disana.
218. Jangan pandang orang kecil dengan mata
kecil. Orang tak akan menjadi besar jika tak ada
orang kecil.
219. Jangan janjikan suatu yang engkau ragu.
Janji tak terpenuhi mungkin bisa dimaafkan,
namun kita tak pernah tahu kedalaman maaf
yang diberikan.
77
220. Saat langit berawan, ada yang berharap
hujan segera turun, ada yang berharap hujan
sabar menanti. Hujan turun kehendak alam,
bukan karena harapan.
221. Hendaklah tak iri dengan kelebihan orang
lain. Mereka juga memiliki kekurangan, yang tak
engkau ketahui. Sungguhnya mereka dan engkau
sama
222. Kesenangan apalagi yang engkau minta.
Sungguhnya engkau telah memiliki banyak
kesenangan, kecuali engkau mengingkari.