universitas indonesia audit pendapatan perusahaan real
TRANSCRIPT
i
UNIVERSITAS INDONESIA
Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT. SB
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
AGUNGSYAH PRATAMA PUTRA
0806350890
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2013
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
Nama : Agungsyah Pratama Putra
NPM : 0806350890
Tanda Tangan:
Tanggal : 9 Januari 2013
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
iii
TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR MAGANG
Nama Mahasiswa : Agungsyah Pratama Putra
Nomor Pokok Mahasiswa : 0806350890
Judul Laporan Magang :Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB
Tanggal : 9 Januari 2013
Pembimbing Magang : A. A. Ayu Ratna Dewi S.E., M.Si., Ak
TTD
(A. A. Ayu Ratna Dewi S.E., M.Si., Ak)
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang ini diajukan oleh :
Nama : Agungsyah Pratama Putra
NPM : 0806350890
Program Studi : S1 Reguler - Akuntansi
Judul Laporan Magang : Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Ketua : Firdaus Achmad Dunia, S.E. ( )
Pembimbing : A. A. Ayu Ratna Dewi, S.E., M.Si., Ak ( )
Anggota : Nureni Wijayati, S.E., M.S.Ak. ( )
Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat
Tanggal : 9 Januari 2013
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Laporan magang ini
dibuat dalam rangka memenuhi prasyarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi
untuk Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Laporan ini mengambil topik mengenai audit pendapatan pada perusahaan real
estat PT SB.
Laporan magang ini berisi kegiatan audit terhadap pendapatan yang dilakukan
oleh KAP Purwantono, Suherman, dan Surja, atau biasa disebut KAP Ernst &
Young Indonesia, terhadap PT SB yang berdasarkan pengalaman penulis selama
menjalani program magang di KAP tersebut.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan, dari berbagai pihak dari
masa perkuliahan dan masa magang sampai pada penyusunan laporan magang ini,
proses penyusunan laporan magang ini menjadi sangat sulit. Ditambah lagi
dengan waktu yang sempit serta kesibukan penulis selama magang sehingga
proses penulisan laporan ini sempat terhambat. Oleh karena itu, mengingat
bantuan yang diberikan oleh banyak pihak di sekitar penulis, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam
pengerjaan laporan magang ini.
2. Ibu A.A.Ayu Ratna Dewi selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
3. Bapak Firdaus Achmad Dunia, S.E. dan Ibu Nureni Wijayati, S.E.,
M.S.Ak. selaku dewan penguji yang senantiasa membantu penulis selama
proses sidang dan penetapan kelulusan.
4. Ayah dan Ibu saya, Bapak Asrinal dan Ibu Hj.Noviarty yang telah
memberikan kasih sayang dan mengajarkan banyak hal dalam kehidupan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
vi
penulis. Mereka telah memberikan dukungan tidak ternilai selama
penulisan laporan magang. Juga untuk kedua adik saya Abil dan Azizah
serta Kakek dan Nenek saya yang selalu mendukung saya.
5. Teman belajar dan bermain, sahabat terdekat saya selama di FEUI: Nausa,
Bhama, Dio, Insani, Datuk yang selalu memberikan keceriaan dan bantuan
kepada penulis selama perkuliahan ini. Dan juga sahabat-sahabat diluar
FEUI: Randy, Teddy, Furqon, Anto, Mushasi, Ivan, Shahin.
6. Amira, yang selalu mengingatkan, mendoakan, memotivasi dan juga
mendengarkan keluhan penulis selama masa penyusunan laporan magang
ini.
7. Teman-teman angkatan 2008, dosen dan staff FEUI yang selalu mengisi
segala aktivitas perkuliahan penulis sehingga dapat bertahan hingga akhir.
8. Pengurus AIESEC periode 2009-2010 yang telah memberikan pengalaman
kepemimpinan dan organisasi kepada penulis
9. Senior dan Staff audit di EY : Mba Icha, Mba Yuli, Sandi, Desy, Helen,
Suki, Donna, Sari, Jum, Lala, Annisa, Happy yang telah memberikan
pengalaman dan kelancaran magang yang sangat berharga kepada penulis.
10. Klien dan para pegawainya yang telah membantu penulis untuk kelancaran
pekerjaan dan penyusunan laporan magang.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung atas pencapaian
penulis akan gelar sarjana.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini
membawa manfaat bagi para pengembangan akuntansi dan audit.
Depok, 9 Januari 2013
Agungsyah Pratama Putra
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Agungsyah Pratama Putra
NPM : 0806350890
Program Studi : S1 Reguler
Departemen : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Jenis Karya : Laporan Magang
demi pembangunan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya/
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 9 Januari 2013
Yang menyatakan
(Agungsyah Pratama Putra)
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
viii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Agungsyah Pratama Putra
Program Studi : Akuntansi
Judul : Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT.SB
Salah satu bagian penting dalam perusahaan yang perlu diaudit adalah siklus
pendapatan. Pendapatan perusahaan real estat diperoleh dari penjualan rumah,
rukan, dan kavling. Prosedur audit pendapatan terutama penjualan mencakup
pemahaman mengenai pendapatan dari penjualan itu sendiri, risiko serta
pengendalian dari akun pendapatan, dan prosedur substantif. Laporan magang ini
berisi audit pendapatan pada PT SB. Audit yang dilakukan sesuai dengan prosedur
dan aturan yang telah ditetapkan. Dalam audit ini, tidak ditemukan penyimpangan
yang material.
Kata Kunci:
Audit, Pendapatan, Real Estat, Penjualan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
ix Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Agungsyah Pratama Putra
Departement : Accounting
Title : Audit Revenue in Real Estate Company PT. SB
One important aspect of company which is subject to be audited is revenue cycle
systems. Real estate company income derived from the sale of the house, office,
and lots. Sales revenue audit procedures primarily include the understanding of
the revenue from the sale itself, risks and control of revenue accounts, and
substantive procedures. This internship report contains revenue audit on PT SB.
Audits which carried out accordance with the procedures and rules that have been
set. Audit conducted in accordance with established procedures which we found
no material deviations.
Keywords:
Audit, Revenue, Real Estate, Sales
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………............ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………...ii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG……………...iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………..v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………...vii
ABSTRAK………………………………………………………………….viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….xiv
1. PENDAHULUAN………………………………………………………..1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………....………...1
1.2. Latar Belakang Program Magang…………………………………….2
1.3. Tempat dan Waktu Magang………………………………………….3
1.4. Pelaksanaan Kegiatan Magang…………………………………….....3
1.5. Perumusan Masalah…………………………………………………..4
1.6. Tujuan Pembahasan…………………………………………………..4
1.7. Sistematika Penulisan………………………………………………...5
2. LANDASAN TEORI…………………………………………………….6
2.1. Audit………………………………………………………………….6
2.1.1. Definisi Audit…………………………………………………6
2.1.2. Jenis Audit & Auditor………………………………………...7
2.1.3. Standar Audit………………………………………………….8
2.1.4. Tujuan Audit………………………………………………… 10
2.1.5. Bukti Audit…………………………………………………...14
2.1.6. Tahapan Audit Laporan Keuangan………………………….. 17
2.2. Pendapatan pada Perusahaan Real Estat menurut PSAK 44………...21
2.2.1. Pengakuan Pendapatan……………………………………….21
2.2.2. Pengakuan Laba bila Metode Akrual Penuh tidak
Terpenuhi…………………………………………………….22
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
xi Universitas Indonesia
2.2.3. Penjualan Bangunan Kondominium, Apartemen,
Perkantoran, Pusat Perbelanjaan dan Bangunan
Sejenis Lainnya serta Unit dalam Kepemilikan
Pembagian Waktu (TimeSharing)……………………………………23
2.3. Audit Siklus Pendapatan………………………………………………...24
2.3.1. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pendapatan (Penjualan)
dan Pengumpulan………………………………………………...24
2.3.2. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Pencatatan dan Dokumen
Terkait……………………………………………………………24
2.3.3. Metode untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Subtantif atas Transaksi………………………………26
3. PROFIL PERUSAHAAN…………………………………………………..29
3.1. Profil Umum Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono,
Suherman, & Surja………………………………………………………29
3.1.1. Jasa-jasa yang Ditawarkan……………………………………….30
3.2. Profil Perusahaan PT.SB………………………………………………...31
3.2.1. Visi & Misi……………………………………………………….32
4. PEMBAHASAN…………………………………………………………….34
4.1. Jenis Pembayaran pada PT.SB…………………………………………..34
4.2. Diskon Penjualan………………………………………………………..37
4.3. Prosedur Pembayaran dan Pencatatan pada PT.SB……………………..38
4.3.1. Tahap Awal………………………………………………………38
4.3.2. Tahap Pembayaran Pertama dan Seterusnya……………………..40
4.3.3. Tahap Pelunasan dan Pengakuan Pendapatan……………………41
4.3.4. Pembatalan……………………………………………………….43
4.4. Panduan dan Prosedur Aktivitas Audit PT.SB………………………….44
4.4.1. Perencanaan Audit dan Identifikasi Risiko………………………45
4.4.2. Strategi dan Pengukuran Risiko………………………………….48
4.4.3. Eksekusi………………………………………………………….50
4.4.4. Kesimpulan dan Pelaporan……………………………………….53
4.5. Analisis………………………………………………………………….53
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
xii Universitas Indonesia
5. PENUTUP…………………………………………………………………..55
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………..55
5.2. Saran……………………………………………………………………57
DAFTAR REFERENSI………………………………………………………..59
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Walkthrough Template
LAMPIRAN 2. Prosedur to Conduct Walkthrough
LAMPIRAN 3. Lead Schedule
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
SKEMA 1. Cara Bayar Tunai Keras 33
SKEMA 2. Cara Bayar Tunai Bertahap 35
SKEMA 3. Cara Bayar KPR Express 35
DIAGRAM ALUR 1. Alur Pembayaran PT.SB 34
DIAGRAM ALUR 2. Alur Pembelian PT.SB 37
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu bagian penting dalam perusahaan yang perlu diaudit adalah sistem
siklus pendapatan. Siklus pendapatan adalah aktivitas yang terkait dengan
pertukaran barang dan jasa dan pengumpulan kas dari pendapatan. Pada siklus
pendapatan, risiko pengendalian yang muncul umumnya karena tekanan pada
manajemen untuk menampilkan performa pendapatan yang lebih baik dari entitas
lain, keinginan melebihsajikan atau merendahsajikan kas, piutang, atau piutang
tak tertagih untuk kepentingan likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya
transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun
dalam siklus pendapatan yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko
pengendalian.Siklus pendapatan dikatakan penting karena dapat mempengaruhi
tingkat laba perusahaan. Siklus pendapatan yang tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan proses penjualan dan penerimaan kas tidak terorganisir dengan baik
yang kemudian dapat memberikan potensi akan terjadinya kecurangan atau
kesalahan, baik kesalahan disengaja maupun tidak disengaja. Tentu saja pada
akhirnya akan memberikan kerugian kepada pihak stakeholders perusahaan.
Siklus pendapatan tidak hanya mengenai adanya suatu pendapatan / laba saja,
namun lebih kepada proses dimulainya suatu transaksi penjualan produk beserta
seluruh pencatatannya sampai pada penerimaan kas dan akhirnya diakui sebagai
suatu pendapatan perusahaan. Semua itu memerlukan sistem dan metode yang
baik agar siklus pendapatan pun dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk
mengetahui siklus pendapatan telah berjalan dengan baik atau tidak adalah dengan
melakukan proses audit.
Aktivitas perusahaan seperti real estat lebih mengarah pada kegiatan
pengembangan perumahan konvensional berikut sarana pendukung berupa
fasilitas umum dan fasilitas sosial. Di sisi lain,aktivitas perusahaan property lebih
mengarah pada kegiatan pengembangan bangunan hunian vertikal (antara lain
apartemen, kondominium, rumah susun), bangunan komersial (antara lain
perkantoran, pusat perbelanjaan) dan bangunan industri.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
2
Universitas Indonesia
Dari segi pendapatan, pendapatan perusahaan real estat diperoleh dari
penjualan dan peningkatan harga tanah, sedangkan pendapatan perusahaan
properti berasal dari penjualan, penyewaan, pengenaan service charge, dan lain-
lain. Mengingat jenis produk yang diperdagangkan dalam perusahaan sejenis real
estat tentunya semakin mendorong perusahaan untuk mempunyai siklus
pendapatan yang lebih baik sehingga mencegah terjadinya kekeliruan, kesalahan,
serta kecurangan yang berkaitan dengan siklus pendapatan dalam sebuah
perusahaan.Untuk itu semua perusahaan memerlukan proses audit yang dapat
mengungkapkan temuan atau permasalahan pada perusahaan sehingga dapat
memberikan rekomendasi yang diyakini dapat membantu perusahaan dalam
mencapai suatu manajemen yang lebih baik dan benar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dimasa yang akan datang.
Setelah melihat latar belakang di atas maka penulis dapat melihat serta
memahami betapa pentingnya proses siklus pendapatan yang baik bagi
kelangsungan bisnis perusahaan real estat, maka penulis berminat untuk
mengangkat topik tentang “Audit Pendapatan Perusahaan Real Estat PT SB”
dimana perusahaan tersebut menjadi klien audit pada tempat magang penulis dan
merupakan salah satu yang dikerjakan oleh penulis selama periode magang.
1.2 Latar Belakang Program Magang
Dalam upaya meningkatkan relevansi Pendidikan di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Departemen Akuntansi FEUI mengadakan program
magang bagi mahasiswa S-1 Akuntansi FEUI yang telah menyelesaikan kuliah
sebanyak minimal 120 SKS. Program magang adalah mata ajar pilihan dengan
bobot 6 SKS yang merupakan salah satu program untuk memperoleh kelulusan
bagi mahasiswa Program Pendidikan Strata 1 di Fakultas Ekonomi Universita
Indonesia. Mahasiswa dapat magang di bidang Akuntansi Keuangan, Akuntansi
Biaya, Akuntansi Manajemen, Auditing, Perpajakan, sistem Informasi, dan lain-
lain yang berhubungan dengan mata ajaran Akuntansi.
Magang dalam tingkatan Perguruan Tinggi memiliki tujuan untuk
memberikan pengetahuan langsung kepada mahasiswa dan bagaimana ilmu yang
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
3
Universitas Indonesia
mereka peroleh selama ini dapat diterapkan di dunia kerja. Selain pengetahuan
secara teoretis, magang juga memberikan kemampuan teknis dan keterampilan
bagi mahasiswa sehingga siap untuk terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya
ketika sudah lulus nanti. Kegiatan magang juga dapat memberikan manfaat baik
bagi perusahaan tempat magang dan juga Universitas Indonesia sehingga dapat
menjalin kerjasama. Laporan magang ini berisi seluruh kegiatan yang dilakukan
selama periode magang dan bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dan
sebagai bentuk kontribusi kepada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan
perusahaan tempat melakukan kegiatan magang.
1.3 Tempat & Waktu Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang dilakukan di Kantor Akuntan Publik Ernst & Young yang
memiliki afiliasi di Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Suherman, & Surja. Ernst & Young Indonesia berlokasi di Gedung Bursa Efek
Indonsia (Indonesia Stock Exchange Building), Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53
Jakarta.
Selama magang, berdasarkan kontrak magang pekerjaan yang diberikan
terkait dengan jasa assurance untuk grup Oil, Mining, and Telecommunication
(OMT) namun pada kenyataannya pekerjaan yang diberikan terkait Property dan
Hospitality.Waktu pelaksanaan kegiatan magang terhitung sejak tanggal 6 Juli
2012 hingga 30 November2012.
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang
Selama menjalani proses magang, posisi yang diberikan kepada penulis adalah
Assistant 1 atau biasa dikenal sebagai Junior Auditor. Selama proses magang
dalam melakukan audit terhadap anak perusahaan PT SA, Tbk. yaitu PT.SB.
untuk tahun buku 2012. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Mengikuti rapat perencanaan audit secara keseluruhan tim dari partner
hingga staff audit yang berisikan tentang isu perusahaan baik secara
internal seperti struktur organisasi maupun eksternal seperti perubahan
peraturan PSAK dan Bapepam
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
4
Universitas Indonesia
2. Melakukan prosedur audit untuk pendapatan perusahaan dimulai dengan
memahami proses dan pengendalian bisnis (understanding business
process & control) seperti menyusun narasi atas prosedur standar
operasional (SOP) dan penerapan SOP perusahaan, walkthrough untuk
menguji pengendalian internal dari SOP tersebut, dan menguji
pengendalian (test ofcControl) diantaranya:
- Penggajian (payroll)
- Penerimaan kas (cash receipt) dan penerimaan di muka (advance receipt)
- Pengeluaran Surat Perintah Kerja (purchase SPK)
- Pendapatan (revenue)
3. Melakukan inquiry serta pemintaan data dan dokumen ke klien terkait
untuk prosedur audit.
4. Melakukan stock opname terhadap aset dan persediaan yang dimiliki
PT.SB
5. Melakukan vouching dokumen audit sebelum dilakukannya pengujian
pengendalian (test of control)
6. Melakukan pengujian rinci atas akun-akun pendapatanyang meliputi
pengujian substantif dan tests of detail of balance.
1.5 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada laporan magang ini untuk mengetahui prosedur
audit pendapatan terkait aktivitas, terutama akun penjualan (sales) PT SB dari
tahap memahami industri klien, identifikasi risiko, hingga pengendalian dan
prosedur substantif.
1.6 Tujuan Pembahasan
Dalam laporan magang ini, materi yang akan dibahas mengenai prosedur
audit pendapatan pada PT SB. Tujuannya untuk mengevaluasi prosedur audit
pendapatan terkait aktivitas yang dilakukan tim audit KAP terhadap perusahaan.
Di samping itu, untuk melihat penerapan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia pada siklus pendapatan PT SB.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
5
Universitas Indonesia
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan magang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab 1: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah dan program magang, tempat dan waktu
magang, pelaksanaan kegiatan magang, perumusan masalah, dan sistematika
penulisan.
Bab 2: Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori yang menjadi landasan pembahasan masalah,
meliputi teori audit secara umum, prosedur audit pendapatan, penjelasan,
pendapatan menurut PSAK 44.
Bab 3: Profil Perusahaan
Bab ini berisi profil singkat KAP Purwantono, Suherman, dan Surja (PSS)
yang biasa dikenal sebagai E&Y Indonesia sebagai tempat pelaksanaan
magang dan PT SB sebagai perusahaan yang dijadikan objek penulisan
laporan magang.
Bab 4: Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan rinci aktivitas audit yang dilakukan
KAP Ernst & Young, prosedur audit akun-akun pendapatan perusahaan, dan
perbedaan antara teori audit pada perkuliahan dengan praktik yang diterapkan
pada saat menjalankan kegiatan.
Bab 5: Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan kesimpulan tentang pembahasan rinci dari aktivitas audit
pendapatan PT SB serta saran yang dapat diberikan penulis.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
6 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Audit
2.1.1 Definisi Audit
Menurut Arens et al. (2009), audit adalah proses pengumpulan dan
evaluasi atas bukti-bukti untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan kriteria yang telah
ditetapkan. Informasi yang dimaksud sebelumnya adalah laporan keuangan
perusahaan yang diaudit sementara kriteria yang telah ditetapkan mengacu pada
peraturan akuntansi, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Proses audit harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dan independen
dimana auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengerti kriteria yang telah
ditetapkan, mengetahui jenis dan jumlah bukti-bukti audit, dan memiliki tingkat
independensi yang tinggi.
Secara garis besar, auditing berbeda dengan akuntansi sekalipun keduanya
berkaitan satu sama lain. Menurut Warren et al. (2010), akuntansi merupakan
proses pencatatan, klasifikasi, dan pengumpulan kejadian ekonomi dalam sebuah
entitas untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Sementara audit memfokuskan pada penentuan apakah informasi yang
telah dicatat sebelumnya telah menggambarkan kejadian ekonomi dalam
perusahaan yang terjadi selama periode akuntansi. Sekalipun akuntan dan auditor
harus sama-sama mengerti PSAK, auditor harus memiliki keahlian tambahan
dalam mengumpulkan dan interpretasi bukti-bukti audit.
Jasa yang diberikan oleh auditor adalah “assurance service”, yaitu jasa
profesional yang berguna untuk pengambilan keputusan. Salah satu jenis dari
assurace service adalah jasa atestasi dimana kantor akuntan publik mengeluarkan
laporan mengenai keandalan dari sebuah asersi yang dibuat oleh pihak lain. Asersi
yang dimaksud dalam hal ini adalah laporan keuangan yang dibuat perusahaan
dan laporan audit merupakan atestasi yang dikeluarkan oleh kantor akuntan.
Tujuan dari jasa atestasi ini adalah meningkatkan kualitas informasi atas laporan
keuangan bagi para pengguna laporan keuangan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
7
Universitas Indonesia
2.1.2 Jenis Audit & Auditor
Menurut Arens et al. (2009), jenis audit dibagi menjadi tiga kelompok, dan
ketiganya umumnya dilakukan oleh kantor akuntan publik. Ketiga kelompok jenis
audit itu adalah:
1. Audit Operasional
Audit Operasional merupakan evaluasi atas efisiensi dan efektivitas dari
prosedur dan metode operasi sebuah perusahaan. Audit ini diharapkan
menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan operasi perusahaan yang
berguna bagi manajemen perusahaan.
2. Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan adalah audit yang dilakukan untuk menentukan apakah
pihak yang diaudit (auditee) telah mengikuti peraturan-peraturan atau
prosedur yang berlaku yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak-pihak
dengan otoritas lebih tinggi.
3. Audit Laporan Keuangan
Audit Laporan Keuangan merupakan audit untuk menentukan apakah
laporan keuangan sebuah entitas sudah sesuai dengan kriteria tertentu,
biasanya GAAP/PSAK.
Sementara itu, jenis auditor menurut Arens et al. (2009) adalah:
1. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang biasanya melakukan audit
atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan meningkatkan informasi
yang terdapat dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pengguna
laporan keuangan, dalam hal ini kreditor, investor, calon kreditor, calon
investor, pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
8
Universitas Indonesia
2. Auditor Internal Pemerintah
Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memenuhi
kebutuhan pemerintah.Audit yang dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi
operasi dan efektivitas dari berbagai program pemerintah.
3. Auditor Dewan Tertinggi (Supreme Audit Boards Auditors)
Auditor dewan tertinggi adalah auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang tugasnya adalah melakukan audit untuk DPR dan
memiliki tanggung jawab audit serupa dengan KAP. Belakangan ini, audit
BPK juga dilakukan untuk evaluasi atas efektivitas dan efisiensi program
pemerintah.
4. Auditor Pajak
Auditor Pajak merupakan bagian dari Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang
melakukan audit atas pengembalian pembayaran pajak untuk menentukan
apakah mereka telah patuh terhadap hukum pajak yang berlaku.Audit
pajak terbatas pada audit kepatuhan saja.
5. Auditor Internal
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja di perusahaan yang bertugas
untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, memastikan tingkat pengendalian
internal yang baik, dan mengevaluasi kinerja perusahaan.
2.1.3. Standar Audit
Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, standar auditing berkaitan
dengan kriteria atau aturan mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan
tujuanyang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Menurut SPAP
( SA seksi 150 PSA No.1 paragraf 2), standar auditing yang telah ditetapkan dan
disahkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia ( dahulu Ikatan Akuntan
Indonesia) adalah sebagai berikut:
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
9
Universitas Indonesia
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan independen
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten dalam
penyususnan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prisnsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
10
Universitas Indonesia
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
2.1.4 Tujuan Audit
Secara garis besar, tujuan audit atas laporan keuangan menurut Pernyataan
Standar Auditing (PSA) No. 2 Seksi 110 adalah:
“Tujuan dari kegiatan audit laporan keuangan adalah menyatakan opini
atas kewajaran yang merepresentasikan kewajaran dalam semua
aspekmaterial, posisi finansial, hasil dari operasi, dan arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.”
PSA no 2 menekankan pengeluaran opini auditor atas laporan keuangan, dan juga
laporan pengendalian internal atas laporan keuangan sesuai dengan Seksi 404
Sarbanes-Oxley Act di Amerika Serikat. Jika auditor merasa laporan keuangan
disajikan dengan tidak wajar atau tidak dapat menarik kesimpulan karena bukti
yang kurang, maka auditor dapat memberikan informasi tersebut dalam laporan
auditor.
Tujuan audit selanjutnya dibagi tiga kelompok besar, yaitu tujuan audit terkait
transaksi (transaction-related audit objectives), tujuan audit terkait saldo akhir
(balance-related audit objectives), dan tujuan audit terkait penyajian (presentation
& disclosure-related audit objectives). Untuk tujuan audit terkait transaksi, tujuan
audit adalah memastikan bahwa transaksi-transaksi yang terjadi tercatat dengan
benar. Tujuan audit terkait transaksi dibagi dua kelompok yaitu tujuan audit
terkait transaksi secara umum (general transaction-related audit objectives) yang
dapat digunakan untuk setiap kelas transaksi dan tujuan audit terkait transaksi
secara spesifik (specific transaction-related audit objectives) yang hanya dapat
diaplikasikan pada kelas tertentu saja. Tujuan audit terkait transaksi secara umum
menurut Arens et al. (2009) dibagi menjadi enam jenis yaitu:
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
11
Universitas Indonesia
1. Keterjadian (occurrence)
Tujuan ini untuk memastikan bahwa transaksi yang terdapat dalam suatu
jurnal memang benar terjadi. Tujuan audit ini mencegah terjadinya
overstatement.
2. Kelengkapan (completeness)
Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi
telah tercatat atau dimasukkan dalam jurnal. Tujuan audit ini mencegah
terjadinya understatement.
3. Ketepatan (accuracy)
Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat
dengan nilai yang akurat sesuai dengan bukti-bukti yang ada.
4. Posting & Summarization
Tujuan ini memastikan transfer informasi antara transaksi yang telah
dicatat berhasil di-post ke tempat yang benar. Tempat yang benar dalam
hal ini adalah subsidiary records dan buku besar.
5. Klasifikasi (classification)
Tujuan ini memastikan transaksi dicatat di akun-akun yang sesuai.
6. Timing
Tujuan ini memastikan bahwa setiap transaksi yang terjadi dicatat pada
hari terjadinya transaksi tersebut.
Sementara itu, tujuan audit terkait saldo akhir adalah untuk memastikan bahwa
saldo akhir suatu akun telah tercatat dengan benar dan wajar. Seperti tujuan audit
terkait transaksi, tujuan audit terkait saldo akhir juga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu tujuan audit terkait saldo akhir secara umum (general balance-related audit
objectives) dan tujuan audit terkait saldo akhir secara spesifik (specific balance-
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
12
Universitas Indonesia
related audit objcetives). Tujuan audit terkait saldo akhir secara umum menurut
Arens et al. (2009) dibagi menjadi delapan jenis, yaitu:
1. Keberadaan (existence)
Tujuan audit ini untuk memastikan saldo yang terdapat dalam laporan
keuangan memang nilai yang jelas dan harus dicatat. Tujuan audit ini
untuk menghindari terjadinya overstatement.
2.Kelengkapan(completeness)
Tujuan audit ini untuk memastikan apakah semua saldo yang harus dicatat
memang sudah dimasukkan kedalam laporan keuangan. Tujuan audit ini
untuk menghindari terjadinya understatement.
3. Ketepatan (accuracy)
Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa saldo yang terdapat dalam
laporan keuangan dicatat dengan nilai yang benar dan akurat secara
matematis.
4. Klasifikasi (classification)
Klasifikasi memastikan bahwa setiap item dalam daftar klien dicatat dalam
akun-akun general legder yang sesuai.
5. Pisah Batas (cutoff)
Tujuan ini untuk memastikan bahwa setiap transaksi telah dicatat dan
dimasukkan dalam account balances dalam laporan keuangan dalam
periode yang tepat.
6. Detail Tie-In
Tujuan ini untuk memastikan bahwa saldo dalam laporan keuangan
disertai dengan detail-detail yang mendukung dan dapat menjelaskan isi
akun tersebut.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
13
Universitas Indonesia
7. Realizable Value
Tujuan ini untuk memastikan saldo akun telah dikurangi penurunan dari
nilai historis ke nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable
value).
8. Hak & Kewajiban (Rights & Obligations)
Tujuan ini untuk memastikan aset dan kewajiban memang dimiliki
perusahaan sebelum dicatat dalam laporan keuangan.Hak (rights)biasanya
berhubungan dengan aset sementara kewajiban (obligations)berhubungan
dengan kewajiban.
Tujuan audit terkait penyajian bertujuan untuk memastikan laporan keuangan
telah disajikan dengan benar dan dalam hal ini memiliki tujuan umum serupa
dengan tujuan umum dari asersi perusahaan/entitas. Tujuan audit terkait penyajian
juga dibagi dua yaitu secara umum (general presentation & disclosure-related
audit objectives) dan secara spesifik (specific presentation & disclosure-related
audit objectives). Dalam tujuan audit ini, nyaris tidak ada perbedaan prinsip antara
tujuan audit auditor dengan asersi yang diberikan perusahaan.
Ketiga tujuan audit tersebut secara keseluruhan berfungsi sebagai kerangka untuk
membantu auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit dan melaksanakan
proses audit.
2.1.5 Bukti Audit
Bukti audit merupakan komponen yang sangat krusial dalam proses audit seperti
tercantum dalam standar profesi akuntan public (SPAP) bagian standar pekerjaan
lapangan yaitu auditor harus memperoleh sejumlah bukti audit yang memadai
untuk melakukan prosedur audit sebagai basis untuk opini mengenai laporan
keuangan yang sedang diaudit. Bukti dapat menjadi penegasan apakah suatu
entitas telah menyajikan laporan keuangannya dengan wajar atau belum. Menurut
Arens et al. (2009), bukti audit adalah semua informasi yang dapat digunakan
auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit, dalam hal ini
laporan keuangan, telah dicatat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Dalam penentuan bukti apa saja yang akan digunakan dan berapa jumlahnya
bergantung pada prosedur audit yang digunakan, ukuran sample, item yang akan
dipilih dari populasi, dan kapan akan melakukan prosedur audit tersebut.
Menurut Arens et al. (2009), jenis bukti-bukti audit dibagi menjadi delapan
kelompok berdasarkan cara memperoleh bukti-bukti tersebut selama proses audit.
Jenis-jenis bukti audit tersebut adalah:
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau penghitungan atas tangible assets
yang dilakukan auditor. Metode perolehan bukti audit ini biasanya
digunakan untuk persediaan dan kas entitas namun dapat juga digunakan
untuk akun-akun lain. Perlu diperhatikan juga bahwa dapat saja terjadi
kesalahan antara pemeriksaan fisik dan dokumentasi dimana pemeriksaan
fisik hanya terbatas pada aset. Pemeriksaan fisik memenuhi tujuan audit
existence (aset benar-benar ada) dan completeness (aset yang dimiliki telah
dicatat).
2. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan penerimaan respon tertulis maupun oral dari pihak
ketiga yang independen untuk memberikan verifikasi atas informasi yang
diminta oleh auditor. Permintaan konfirmasi tersebut diminta melalui klien
dan respon dari pihak ketiga akan langsung diberikan ke auditor. Karena
melibatkan pihak ketiga yang independen,konfirmasi dinilai memiliki
tingkat keandalan yang tinggi dan sangat sering digunakan sebagai bukti
audit. Kekurangan bukti audit ini adalah memakan biaya dan waktu
sehingga tidak digunakan dalam setiap keadaan dan semua akun.
Konfirmasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu konfirmasi positif dan negatif.
Konfirmasi positif meminta pihak ketiga untuk memberikan respon baik
benar maupun salah dan jika tidak ada respon balasan maka auditor akan
mengirim konfirmasi kedua atau metode lainnya untuk memperoleh
verifikasi. Konfirmasi negatif hanya meminta pihak ketiga memberikan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
15
Universitas Indonesia
respon ketika informasi yang diberikan salah, jika benar maka pihak ketiga
tidak perlu memberikan respon. Konfirmasi negatif lebih mudah namun
jika pihak ketiga tidak memberikan respon maka informasi dianggap
benar, ini berakibat pada tingkat keandalan yang lebih rendah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah inspeksi auditor terhadap dokumen dan pencatatan
yang dimiliki klien untuk memastikan informasi tersebut terdapat dalam
laporan keuangan.Dokumen itu sendiri dapat berbentuk dokumen kertas
maupun dokumen elektronik. Dokumentasi sering digunakan dalam audit
karena cakupannya yang luas, jumlahnya banyak dan sudah dimiliki klien,
dan biayanya relatif rendah.
Dokumentasi diklasifikasikan sebagai dokumen internal dan
eksternal.Dokumen internal adalah dokumen yang telah disiapkan dan
digunakan oleh klien dan dapat diperoleh tanpa harus melibatkan pihak
luar.Dokumen eksternal adalah dokumen yang disiapkan atau dimiliki oleh
pihak di luar klien namun dokumen tersebut dipegang oleh klien atau
dapat diakses dengan mudah.
4. Prosedur Analitis
Prosedur Analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk
menilai apakah saldo sebuah akun atau data lainnya pada laporan
keuangan terlihat beralasan jika dibandingkan dengan ekspektasi
auditor.Tujuan lain dari prosedur analitis adalah untuk memahamiindustri
dan bisnis klien, menilai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya
(going concern), mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji pada
laporan keuangan, mengurangi detailed audit tests.
5. Memperoleh Informasi dari klien (inquiry of client’s)
Inquiry adalah memperoleh informasi tertulis maupun lisan sebagai respon
klien atas pertanyaan auditor.Walaupun bukti yang didapat dari klien
cukup banyak, bukti tersebut tidak dapat dianggap konklusif mengingat
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
16
Universitas Indonesia
klien bukan pihak independen sehingga dapat saja terdapat bias.Untuk itu,
selain melakukan inquiry, auditor juga harus mendapatkan bukti
pendukung atas respon klien.
6. Penghitungan ulang
Penghitungan ulang melibatkan pengecekan ulang atas kalkulasi sampel
yang telah dibuat oleh klien. Proses ini melibatkan pengujian atas akurasi
artimatika dan melibatkan beberapa prosedur seperti perpanjangan tagihan
penjualan dan lain-lain. Proses ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak audit berbasis computer atau computer-
assisted audit software (CAAS).
7. Penyajian kembali (reperformance)
Penyajian kembali adalah pengujian yang dilakukan auditor atas prosedur
akuntansi klien atau pengendalian yang biasanya dilakukan sebagai bagian
dari sistem akuntansi dan pengendalian internal klien. Pada penyajian
kembali, auditor melakukan pengecekan pada prosedur lain yang
dilakukan klien.
8. Observasi
Observasi adalah penggunaan panca indra untuk menilai aktivitas klien
dan melakukan evaluasi atas berbagai hal yang terjadi dalam perusahaan.
Observasi dinilai kurang jika diandalkan sebagai satu-satunya bukti audit
karena personil dari perusahaan klien sangat mungkin untuk bertindak
berbeda karena adanya kehadiran auditor, untuk itu perlu dukungan bukti
audit lain.
Perlu diingat bahwa auditor dapat menggunakan banyak kombinasi bukti dalam
membuat kesimpulan dan opini atas proses audit yang dijalankan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
17
Universitas Indonesia
2.1.6 Tahapan Audit Laporan Keuangan
Agar proses audit dapat memenuhi tujuannya maka diperlukan sebuah metode
atau beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat mengaudit laporan
keuangan. Tahapan ini perlu dilakukan secara berurut agar proses audit nantinya
dapat berjalan dengan efisien, efektif, dapat mendapatkan bukti-bukti yang
memadai, dan pada akhirnya dapat memberikan gambaran akan kualitas sebuah
laporan keuangan sehingga auditor dapat memberikan opininya akan laporan
keuangan tersebut. Arens et al. (2009) dalam bukunya membagi proses audit ke
dalam empat tahapan yaitu:
1. Perencanaan & Desain Pendekatan Audit (plan & design an audit approach)
Tahapan ini penting untuk dilakukan agar proses audit dapat berjalan dengan
efisien dan efektif. Adanya perencanaan dan desain pendekatan audit
memungkinkan auditor untuk menentukan bukti apa saja yang dibutuhkan dan
berapa jumlah yang sesuai untuk proses audit. Selain itu, auditor dapat menjaga
proses audit efisien dan efektif karena dengan jumlah dan jenis bukti yang jelas,
biaya dan waktu proses audit dapat ditekan. Terakhir, tahapan ini dapat membantu
auditor memahami klien dan bisnisnya sehingga dapat menghindari terjadinya
kesalahpahaman dengan pihak klien. Tahapan ini dapat dipecah menjadi tiga
proses yaitu:
a. Melakukan Pemahaman tentang Entitas dan Lingkungan Bisnis Klien
(obtain an understanding of the entity & its environment)
Pada tahap ini, auditor harus memahami lingkungan dan bisnis yang
dilakukan oleh entitas yang diaudit untuk dapat mengukur risiko salah saji
(misstatements) dalam laporan keuangan, memahami informasi yang
diperoleh selama audit, dan memperoleh pemahaman tentang kebutuhan
akuntansi khusus sesuai dengan industri klien.
b. Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Pengendalian Risiko
(understand internal control & assess control risk)
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Pada tahap ini, auditor harus melakukan penilaian (assessment) terhadap
pengendalian internal klien dan menilai risiko pengendalian karena
pengendalian internal yang baik berarti semakin kecil kemungkinan
terjadinyasalah saji (misstatement). Proses ini penting dilakukan untuk
menentukan besarnya risiko pengendaliandan akan berpengaruh langsung
pada risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan jumlah
bukti audit.
c. Menilai Risiko Salah Saji Material (assess risk of material
misstatement)
Tujuan dari dua tahap di atas adalah agar auditor dapat menentukan risiko
salah saji dalam laporan keuangan. Risiko salah saji tersebut dipengaruhi
oleh tingkat materialitas dan penilaian (assessment) ini akan
mempengaruhi jumlah bukti audit yang dibutuhkan.
Menurut Godfrey et.al. (2010), terdapat 2 pola dalam manajemen laba
yaitu big bath theory dan cookie jar. Big bath adalah pengakuan kerugian
atas akun-akun yang jarang terjadi (non-recurring items). Pola ini dapat
dilakukan manajemen ketika terjadi restrukturisasi, pergantian CEO baru
perusahaan. Beberapa pihak akan mengira kerugian tersebut merupakan
hasil restrukturisasi yang dilakukan. Pada akhirnya manajer akan dianggap
berprestasi dan mendapat bonus di periode mendatang karena kondisi
keuangan perusahaan seolah mengalami peningkatan dari periode
sebelumnya. Cara yang sering ditempuh yaitu dengan melakukan write-off
non-recurring items, seperti, goodwill, pencadangan piutang tak tertagih,
perubahan teknologi, dan cadangan persediaan. Sedangkan cookie jar
reserves merupakan penundaan pengakuan pendapatan pada masa baik
dan memasukkannya pada masa sulit. Tujuannya agar pergerakan laba
antar periode tidak terlalu fluktuatif.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
19
Universitas Indonesia
2. Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi
(perform tests of control & substantive tests of transaction)
Sebelum menentukan berapa tingkat risiko pengendalian, auditor perlu melakukan
pengujian akan efektivitas dari pengendalian internal perusahaan sekalipun hasil
assessment atas pengendalian di internal telah menunjukkan bahwa pengendalian
internal perusahaan sudah cukup baik, proses ini disebut dengan istilah pengujian
pengendalian.
Setelah melakukan pengujian atas pengendalian, auditor harus melakukan
pengujian atas transaksi yang dilakukan oleh klien. Proses ini disebut sebagai
pengujian subtantif atas transaksi. Tujuan dari tes ini adalah untuk memenuhi
enam tujuan audit terkait transaksi dan apakah keenam tujuan tersebut telah
dipenuhi oleh klien. Untuk menghemat waktu dan biaya audit, biasanya pengujian
atas pengendalian internal dan pengujian atas transaksi dilakukan pada saat yang
bersamaan.
3. Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Rinci atas Akun Terkait (perform
analytical procedures & tests of details of balances)
Pada tahapan ini, auditor melakukan prosedur analitis dimana auditor
menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun-akun
dan data-data lainnya terlihat wajar atau masuk akal.Tujuan dari tahap ini adalah
menilai kewajaran dan atau perubahan yang signifikan dalam kinerja klien.
Selanjutnya, pengujian detail atas akun terkait ditujukan untuk menguji
kemungkinan terjadinya salah saji moneter (monetary misstatement) dalam saldo-
saldo di laporan keuangan.Pengujian ini penting dilakukan karena sebagian besar
bukti didapatkan dari pihak ketiga yang independen sehinggadapat diandalkan.
Tujuan dari tahapan ini adalah pemenuhan delapan tujuan audit terkait saldo
(balance-related audit objectives).
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
20
Universitas Indonesia
4. Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit (complete the audit &
issue audit report)
Pada tahapan terakhir proses audit ini, auditor harus mengkombinasikan semua
informasi yang diperoleh selama proses audit untuk memperoleh kesimpulan
apakah laporan keuangan klien telah disajikan dengan wajar atau tidak.
Kesimpulan atas kewajaran tersebut dituangkan dalam opini auditor. Menurut
Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 508, terdapat empat tipe opini yang
dikeluarkan auditor yaitu:
a. Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified)
Opini wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang belaku umum di
Indonesia.
b. Wajar Dengan Pengecualian (qualified)
Opini wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
c. Tidak Wajar (adverse)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
d. Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer)
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak dapat
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan ini dapat diberikan jika
tim auditor merasa proses audit dibatasi oleh klien, contohnya klien tidak
memberikan data.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
21
Universitas Indonesia
2.2. Pendapatan pada Perusahaan Real Estat Menurut PSAK 44
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode apabila arus masuk tersebut
meningkatkan jumlah ekuitas selain peningkatan yang berasal dari kontribusi
penanaman modal.
2.2.1. Pengakuan Pendapatan
Contoh yang termasuk sebagai pendapatan adalah penjualan bangunan rumah,
ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya.
Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta
kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method)
apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
- Proses penjualan telah selesai.
- Harga jual akan tertagih.
- Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang
terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli.
- Penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi
adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara
signifikan dengan unit bangunan tersebut.
Pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh dilakukan atas seluruh nilai
jual dengan cara sebagai berikut:
a. Piutang bersih didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat
bunga yang sesuai, yang tidak boleh lebih rendah dari tingkat bunga yang
diperjanjikan di pengikatan atau perjanjian jual beli. Diskonto tidak dilakukan bila
umur sisa tagihan kurang dari 12 bulan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
22
Universitas Indonesia
b. Dibuat penyisihan untuk piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih.
c. Apabila penjual merencanakan untuk memberikan potongan harga jual atau
memperjanjikan hal demikian dalam pengikatan atau perjanjian jual beli sebagai
insentif bagi pembeli untuk melunasi utangnya lebih awal, jumlah potongan harga
yang diperkirakan akan diambil pembeli harus ditaksir dan dibukukan pada saat
penjualan. Potongan harga yang diberikan secara seketika atau tanpa rencana
dibebankan ke laba rugi pada periode pemberiannya.
2.2.2. Pengakuan Laba bila Metode Akrual Penuh Tidak Terpenuhi
Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan laba dengan
metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut
diakui dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria
penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.
Penerapan metode deposit adalah sebagai berikut:
a. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat,
penerimaan pembayaran oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka.
b. Piutang dari transaksi penjualan unit real estat tidak diakui.
c. Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga
dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walaupun
kewajiban tersebut telah dialihkan ke pembeli.
d. Khusus untuk unit real estat, penyusutan atas unit real estat tersebut tetap diakui
oleh penjual.
2.2.3. Penjualan Bangunan Kondominium, Apartemen, Perkantoran, Pusat
Perbelanjaan dan Bangunan Sejenis Lainnya serta Unit dalam Kepemilikan
Pembagian Waktu (Time Sharing)
Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran,
pusat belanja dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
23
Universitas Indonesia
pembagian waktu, diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-of-
completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah
selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi.
b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang
telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan
andal.
Apabila satu atau lebih kriteria yang tersebut di atastidak terpenuhi, maka jumlah
uang yang telah diterima dari pembeli diakui sebagai uang muka (deposit) dengan
metode uang muka (deposit), sampai seluruh kriteria tersebut terpenuhi.
Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran,
pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan
secara time sharing yang telah selesai proses pembangunannya diakui dengan
metode akrual penuh sesuai dengan kriteria. Dalam hal ini, persyaratan pengakuan
laba juga berlaku untuk transaksi tersebut.
2.3. Audit Siklus Pendapatan Menurut Arens et al. (2009)
2.3.1. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pendapatan (Penjualan) dan
Pengumpulan (Accounts and Classes of Transactionsin The Sales and
Collection Cycle)
Tujuan utama dalam mengaudit siklus pendapatan dan pengumpulan adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo dari akun-akun yang muncul dalam siklus tersebut
telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan (PSAK).
Berikut ini ialah lima kelas transaksi yang terdapat dalam siklus pendapatan dan
pengumpulan :
1. Penjualan (cash and on account)
2. Penerimaan Kas (cash receipts)
3. Pengembalian penjualan (sales return dan allowances)
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
24
Universitas Indonesia
4. Penghapusan akun yang tidak dapat ditagih (write-off of uncollectible
accounts)
5. Perkiraan daribad debt expense(BDE)
2.3.2. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Pencatatan dan Dokumen Terkait
(Business Functions in The Cycleand Related Documentsand Records)
Sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, auditor harus memahami
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan yang dibuat dalam suatu perusahaan.
Dalam kelas transaksi penjualan, terdapat empat fungsi bisnis, yaitu :
1. Memproses Order Pelanggan
Order pelanggan adalah awal sikluspendapatan dan pengumpulan, yang
mencakup pemrosesan pesanan pelanggan. Dokumen dan catatan yang
berhubungan adalah order dari pelanggan (pelanggan order) dan order penjualan
(sales order)
2. Pemberian Kredit
Untuk penjualan secara kredit, diperlukan suatu proses persetujuan oleh pihak
perusahaan melalui pertimbangan berdasarkan batasan kredit yang telah disetujui
sebelumnya.
3. Pengiriman Barang (shipping goods)
Pengiriman barang adalah fungsi penting dimana perusahaan akan menyerahkan
aktiva kepada pelanggan. Oleh karena itu diperlukan dokumen untuk menagih
jumlah maupun deskripsi barang yang sesuai dengan barang yang dikirim kepada
pelanggan.Dokumen tersebut adalahdokumen pengiriman.
4. Penagihan Pelanggan dan Mencatat Penjualan
Aspek yang paling penting dalam proses penagihan adalah kelengkapan
penagihan pengiriman, ketepatan jumlah penagihan, dan tidak adanya pengiriman
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
25
Universitas Indonesia
yang ditagih lebih dari sekali. Oleh karena itu, dokumen yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan fungsi bisnis berikut :
a. Faktur penjualan
b. File transaksi penjualan
c. Daftar atau jurnal penjualan
d. File induk piutan usaha
e. Neraca saldo piutang usaha
f. Pernyataan bulanan
Dalam kelas transaksi penerimaan kas, fungsi bisnis yang terjadi ialah kegiatan
memproses dan mencatat kas yang diterima.Hal ini meliputi, penerimaan, deposit,
and pencatatan kas yang dibayarkan pelanggan. Dokumen yang diperlukan ialah
sebagai berikut :
a. Remittance advice
b. Prelisting of cash receipts
c. File transaksi penerimaan kas
d. Daftar atau jurnal penerimaan kas
Dalam kelas transaksi pengembalian penjualan, tentu fungsi bisnis yang terjadi
ialah kegiatan memproses dan mencatat pengembalian dari penjualan.Dokumen
yang diperlukan adalah memo kredit dan jurnal pengembalian penjualan.
Penghapusan piutang tidak tertagih, pada umumnya terjadi pada saat
pelangganmengalami bangkrut sehingga piutangnya tidak dapat
ditagih.Perusahaan harus melakukan penghapusan untuk menyesuaikan nilai saldo
piutangtersebut.Dokumen yang diperlukan ialah formulir otorisasi akun tidak
tertagih.
Pada akhir periode, perusahaan pada umumnya mencatat piutang tidak tertagih
(bad debt expense) yang berhubungan dengan piutang pelangganyang sudah tidak
dapat ditagih kembali.Dokumen yang berhubungan dengan hal tersebut adalah
dokumen jurnal umum.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
26
Universitas Indonesia
2.3.3 Metode untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Subtantif atas Transaksi
Hal ini bertujuan untuk memahami pengendalian internal dan merancang serta
melakukan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi
penjualan. Metode dalam merancang serta melakukan pengujian pengendalian
serta pengujian subtantif atas transaksi penjualan adalah :
1. Memahami pengendalian internal penjualan
Memahami pengendalian internaldalam penjualan dapat menggunakan
salah satu pendekatan umum dalam penjualan, mempelajari bagan arus
klien, menyiapkan kuisioner, dan melaksanakan pengujian penjualan.
2. Menilai risiko dari pengendalian internal yang direncanakan atas penjualan
• Auditor memerlukan kerangka untuk menilai risiko pengendalian dimana
di dalamnya terdapat 6 tujuan audit.
• Auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan kelemahannya bagi
penjualan dimana hal tersebut akan berbeda bagi setiap klien audit, karena
setiap klien memiliki pengendalian internal yang berbeda.
• Setelah identifikasi, pengendalian dan kelemahan tersebut dikaitkan
dengan tujuan audit.
• Terakhir auditor menilai resiko dengan mengevaluasi pengendalian dan
kelemahan pada setiap tujuan. Langkah ini berperan penting dalam
memilih keputusan yang akan diambil.
Aktivitas pengendalian dalam penjualan mencakup:
a. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas yang memadai dapat mencegah terjadinya salah saji serta
fraud yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak yang meiliki tanggung
jawab terhadap input data transaksi penjualan. Sebagai contoh Hal tersebut
dapat dicegah dengan pembatasan akses kas bagi pihak yang bertanggung
jawab secara langsung terhadap input data transaksi penjualan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
27
Universitas Indonesia
b. Memiliki wewenang (authorization) yang tepat
Auditor akan memeriksa 3 hal yaitu:
1. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum terjadi penjualan
2. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi diberikan
3. Harga, syarat dasar, ongkos angkut serta doskon harus diotorisasi
c. Dokumen dan catatan yang memadai
Dalam hal ini dapat berupa faktur penjualan yang di pranomori dimana
salinan tersebut digunakan untuk menyetujui kredit, otorisasi penerimaan,
serta untuk menagih pelanggan
d. Dokumen yang telah di berikan nomor sebelumnya (prenumbered)
Hal ini bertujuan untuk mencegah kegagalan dalam menagih atau mencatat
penjualan dan terjadinya penagihan serta pencatatan duplikat.
e. Laporan Bulanan
Laporan bulanan bertujuan agar para pelanggan dapat segera merespon
apabila terdapat saldo yang tidak benar.
f. Prosedur verifikasi internal
Dalam prosedur verifikasi internal, program komputer atau personil yang
independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi
penjualan memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
3. Menentukan luas pengujian pengendalian
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian
lanjutan atas pengendalian kunci (extensive test of key controls) dan
mengevaluasi dampak kelemahannya terhadap laporan auditor mengenai
pengendalian internal atas pelaporan keuangan sedangkan perusahaan non
publik tergantung pada pengendalian efektif dan sejauh mana auditor
yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
28
Universitas Indonesia
pengendalian. Dalam menetukan level keandalan kontrol, auditor juga
mempertimbangkan kenaikan biaya pengujian pengendalian dibandingkan
dengan penurunan pengujian subtantif yang potensial. Level risiko
pengendalian yang rendah akan meningkatkan pengujian pengendalian,
dengan kenaikan deteksi risiko dan penurunan jumlah pengujian subtantif
yang sebanding.
4. Merancang pengujian pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi
penjualan agar memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan kebutuhan
transaksi penjualan. Unsur-unsur yang terdapat didalamnya berupa
prosedur audit, ukuran sampel, item-item yang dipilih, serta penetapan
waktu.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
29 Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Profil Umum Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman, &
Surja
KAP Purwantono, Suherman, & Surja lebih dikenal dengan nama Ernst & Young
(E&Y) Indonesia yang memiliki afiliasi dengan E&Y Global yang memiliki
kantor pusat di New York. E&Y Global memiliki sejumlah 141.000 anggota yang
beroperasi di 140 negara di dunia dan memiliki fokus di empat belas sektor
industri global yang akan memberikan suatu respon kepemimpan pasar global
(market-leading global responses) sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan besar
di dunia.
Kantor pusat E&Y Indonesia terletak di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan
Jendral Sudirman, Jakarta. E&Y Indonesia sendiri memiliki setidaknya 1.600
anggota yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.Seluruh anggotanya memiliki
kompetensi yang sangat tinggi di bidangnya masing-masing.Sebagai penyedia
jasa advisory dan assurance yang terbaik kepada semua kliennya, E&Y Indonesia
dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam tingkat global
maupun dalam lingkup lokal sehingga efektif dalam memberikan jasa-jasanya.
E&Y dikenal selalu berusaha menjaga kualitas serta profesionalisme dalam
pekerjaannya, sesuai dengan moto “Quality on Everything We Do”. E&Y
menerapkan nilai-nilai yang harus diimplementasikan oleh setiap anggota E&Y
karena nilai-nilai tersebut merupakan panduan atas tindakan dan perilaku setiap
anggota E&Y. Nilai-nilai tersebut adalah:
1. Orang-orang yang mencerminkan integritas, respek, dan kerjasama tim
(People who demonstrate integrity, respect, and teaming).
2. Orang-orang yang mempunyai energy, antusias, dan keberanian untuk
memimpin (People with energy, enthusiasm, and the courage to lead).
3. Orang-orang yang membangun hubungan berdasarkan perbuatan yang
benar (People who build relationships based on doing the right thing).
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
30
Universitas Indonesia
Dalam memberikan jasa assurance dan advisory, E&Y membagi timnya menjadi
empat grup audit yang memiliki spesifikasi industri masing-masing.Tujuannya
adalah memberikan jasa yang lebih terfokus sehingga dapat memberikan hasil
yang lebih berkualitas bagi semua kliennya. Keempat grup tersebut adalah:
1. Perbankan, komersial, dan asuransi (Banking, Commerce, and Insurance).
Grup ini memiliki klien yang bergerak di bidang jasa keuangan, perbankan,
dan asuransi.
2. Perminyakan, pertambangan, dan telekomunikasi (Oil, Mining, and
Telecommunication).
Grup ini memiliki klien yang bergerak di bidang pertambangan,
telekomunikasi, serta perusahaan perminyakan.
3. Grosir dan produk konsumsi (Retail and Consumer Product)
Grup ini memiliki klien yang bergerak di bidang consumer product atau klien
yang tidak termasuk ke dalam spesifikasi tiga grup lainnya.
4. Utilitas dan produk industry (Utilities & Industrial Product)
Grup ini memiliki klien yang bergerak pada industri manufaktur dan sektor
perkebunan.
3.1.1 Jasa-jasa yang Ditawarkan
Sebagai salah satu dari empat KAP terbesar di seluruh dunia, E&Y memiliki
banyak klien yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Begitu pula dengan E&Y
Indonesia yang kliennya tersebar di seluruh penjuru di Indonesia.Untuk
memenuhi semua kebutuhan klien-kliennya, E&Y tidak hanya memberikan jasa
assurance saja, tetapi berbagai jasa professional lainnya. Jasa-jasa yang
ditawarkan oleh E&Y adalah:
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
31
Universitas Indonesia
1. Assurance Services
Jasa assurance merupakan jasa utama yang diberikan oleh E&Y dimana jasa
tersebut memberikan keyakinan atas kewajaran informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan yang disajikan oleh klien-klien E&Y untuk para investor dan
stakeholder perusahaan klien. Jasa yang diberikanmeliputi audit umum dan
review atas laporan keuangan baik interim maupun akhir tahun. Jasa lainnya
meliputi IFRS advisory, atestasi pengendalian internal, program anti-fraud, dan
konsultasi kebijakan akuntansi.
2. Advisory Services
Jasa ini merupakan jasa untuk membantu klien dalam memahami kondisi
lingkungan bisnisnya.Jasa ini meliputi business advisory, risk advisory, IT
advisory, dan IT Risk & Assurance.
3. Tax Services
Selain dua jasa di atas, E&Y Indonesia memberikan jasa konsultasi perpajakan,
baik perpajakan di Indonesia maupun internasional, lalu melakukan review tax
compliance dan melakukan analisa risiko pajak perusahaan. Selain itu, E&Y
juga memberikan jasa advisory atas kebijakan pajak baik dalam negeri maupun
luar negeri.
4. Transaction Advisory Services
Jasa terakhir ini melibatkan pemberian advisory atas suatu transaksi bisnis yang
dapat membantu klien terkait pengambilan keputusan keuangan perusahaan,
misalnya merger dan akusisi.
3.2 Profil perusahaan PT SB
PT SB (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris Benny Efran, S.H., No. 22
tanggal 22 September 2006. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No.W29-00413 HT.01.01-TH.2006 tanggal 27 November
2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 8, Tambahan No. 829
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
32
Universitas Indonesia
tanggal 26 Januari 2007. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Dewi Himijati Tandika, S.H., No. 34
tanggal 9 Agustus 2010 mengenai perubahan susunan dewan direksi dan
komisaris Perusahaan. Perubahan terakhir tersebut telah mendapat pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No.AHU-AH.01.10-28547 tanggal 9 November 2010.
PT SB merupakan perusahaan non publik dan anak perusahaan PT SA Tbk. PT
SB adalah pengembang properti yang berfokus pada real estat. PT SB berlokasi di
Jakarta. Proyek Perusahaan "Grand ResidenceOrchard" adalah daerah perumahan
yang dikembangkan dengan konsep “Lingkungan Hijau” dengan penekanan pada
penyediaan penghijauan di ruang terbuka dan sistem pengelolaan air mandiri.
Pelanggan utama perusahaan adalah masyarakat, di mana tidak ada konsumen
utama kelompok atau individu. PT SB bekerja sama dengan kontraktor yang
memiliki pengalaman luas dalam pembangunan dan pengembangan properti. PT
SB menerapkan kebijakan untuk memastikan bahwa hal itu tidak bergantung pada
setiap kontraktor tunggal. Komposisi pemegang saham PT SB adalah PT SA Tbk
(99,99%) dan PT BMS (0,01%).
3.2.1. Visi Misi PT SB
• Visi
Untuk menjadi permata mahkota developer properti di Indonesia, selalu
memberikan keuntungan ekonomi kepada pelanggan, dan memenuhi
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
• Misi
1) Terus bekerja keras dan membuat inovasi baru untuk mendapatkan
peluang pasar.
2) melanjutkan penelitian pasar kemungkinan untuk pergi di setiap
pasar berbeda.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
33
Universitas Indonesia
• Sasaran
Perusahaan ini berkembang dengan sumber daya sendiri tanah yang
banyak seperti, citra merek yang kuat, pengalaman dan kualitas sumber
daya manusia.
• Tujuan
1) Pertumbuhan penjualan dan laba bersih.
2) Pertumbuhan pendapatan dengan operasi penuh bisnis yang berfokus
pada pengembangan properti.
• Strategi
Pengembangan kota-kota perumahan bersama dengan semua infrastruktur
fisik dan sosial yang terkait seperti rekreasi, olah raga dan fasilitas umum,
lingkungan hijau, sistem pengelolaan air dan tempat ibadah.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
34 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Jenis Pembayaran pada PT SB
Cara pembayaran yang ada di PT SB berasal dari penjualan rumah/rukan dan
kavling yang ketiganya dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. Tunai/kas keras
2. Tunai bertahap
3. KPR Express
Untuk ketiga metode tersebut pembayaran dapat dilakukan secara tunai, cek/giro,
transfer, dan kartu kredit. Ketiga metode tersebut memiliki cara pencatatan yang
sama (lihat Diagram Alur 1).
• Pembayaran secara Tunai Keras
Pembayaran secara tunai keras adalah pembayaran untuk pembelian
rumah/rukan/kavling dengan waktu pelunasan maksimum 45 hari sesudah
pembayaran uang tanda jadi (commitment fee) minimal 3 juta. Terdapat dua cara
dalam pembayaran secara tunai keras yaitu:
a. Tunai
Pembayaran tunai keras secara tunai dilakukan sebanyak 3 kali
pembayaran. Pembayaran pertama dilakukan 15 (lima belas) hari setelah
pembayaran uang muka sebesar 25 juta. Pembayaran pertama ini sebesar
35% dari harga perolehan rumah/rukan/kavling dan sudah termasuk uang
muka dan uang tanda jadi. Pelanggan yang melakukan pembayaran ke
kasir akan memperoleh kuitansi asli. Kemudian salinan kuitansi dikirim
oleh kasir ke admin, dan admin akan membuatkan PPJB. Admin akan
menginput data ke dalam sistem dan sistem akan mengeluarkan nomor
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) secara otomatis. Selain itu, admin
juga akan membuatkan kartu piutang untuk pelanggan tersebut, sehingga
untuk selanjutnya setiap kali ada pembayaran dari pelanggan, maka admin
hanya perlu menginput besarnya pembayaran ke dalam kartu piutang, dan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
35
Universitas Indonesia
kartu piutang akan terupdate secara otomatis. Pembayaran kedua, yaitu
dilakukan 15 hari setelah pembayaran cicilan 1 sebesar 35%. Pelanggan
akan memperoleh kuitansi dari kasir. Pada pembayaran ketiga, yaitu saat
pelunasan yang dilakukan 15 hari setelah cicilan kedua sebesar 30%. PPJB
tersebut akan diserahkan kepada pelanggan.
Skema 1. Cara bayar tunai keras
b. Transfer/giro/kartu kredit
Pembayaran secara tunai keras dapat pula melalui transfer /giro/ kartu
kredit sebagaimana seringnya pembayaran dilakukan saat ini. Jika
pembayaran dilakukan melalui transfer/ giro/ kartu kredit, maka kuitansi
akan dicetak jika perusahaan sudah benar-benar menerima uang tersebut.
Sebelum terdapat bukti penerimaan pembayaran, pelanggan hanya
menerima tanda terima sementara. Kuitansi resmi (official receipt)
diberikan setelah uang pembayaran masuk ke rekening perusahaan. Kasir
akan memberikan tanda terima ke bagian keuangan. Bukti penerimaan
pembayaran akan diketahui dengan adanya salinan mutasi harian bank
yang telah diparaf bagian keuangan dan diserahkan ke admin untuk
dilakukan update atas kartu piutang.
Bagian finance yang mengetahui adanya uang masuk dari kuitansi yang
dikirim oleh kasir akan membuatkan BM-Fin (melalui sistem dan
prenumbered). BM-Fin ini menunjukkan jumlah dan deskripsi asal
penerimaan uang masuk. Selanjutnya BM-Fin ini akan diserahkan ke
manajer akuntansi untuk divalidasi. Setelah divalidasi, barulah bagian
akuntansi mencatat transaksi dalam BM-Fin tersebut ke dalam BM (Bukti
Bank Masuk) yang juga prenumbered melalui sistem.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
36
Universitas Indonesia
Diagram Alur 1. Alur pembayaran PT.SB
• Pembayaran secara Tunai Bertahap
Pembayaran secara tunai bertahap merupakan pembayaran yang diperthitungkan
berdasar tingkat pendapatan pelanggan. Untuk pembayaran secara tunai bertahap,
pembayaran dilakukan sebanyak 18 kali. Pada pembayaran pertama, pelanggan
melakukan pembayaran sebesar 10% dan pembayaran ini sudah termasuk DP.
Pembayaran kedua sebesar 10% dan pembayaran selanjutnya sebesar 5% hingga
pembayaran lunas.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
37
Universitas Indonesia
Skema 2. Cara Bayar Tunai Bertahap
• Pembayaran secara KPR Express
Apabila pelanggan ingin melakukan pembayaran sebagian dan sisanya
dibayarkan oleh bank, maka pembayaran dapat dilakukan dengan cara KPR
express. Lima belas hari setelah pembayaran uang muka dan uang tanda jadi,
pelanggan wajib melakukan pembayaran pertama sebesar 15% dari harga yang
disepakati. Pembayaran kedua sebesar 15% dilakukan maksimal 15 hari
setelah pembayaran cicilan pertama. Pembayaran terakhir/pelunasan,
maksimal 15 hari setelah pembayaran cicilan kedua, akan dilakukan akad
kredit dengan bank. Dengan demikian, sisa pembayaran sebesar 70% akan
ditanggung oleh bank.
Skema 3. Cara Bayar KPR Express
4.2. Diskon Penjualan
Perusahaan juga memberikan diskon kepada pelanggannya demi meningkatkan
penjualan. Adapun diskon yang diberikan dikelompokkan menjadi 3 kategori
sebagai berikut:
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
38
Universitas Indonesia
1. Diskon Cara Bayar
Diskon masing-masing cara bayar penjualan rumah dan kavling, yaitu 9%
untuk tunai keras, 7% untuk KPR Express, dan 2% untuk tunai bertahap.
Sedangkan diskon masing-masing cara bayar penjualan rukan, yaitu 7%
untuk tunai keras, 5% untuk KPR express. Sedangkan untuk cara bayar tunai
bertahap yang dicicil 18x tidak diberikan diskon.
2. Diskon Karyawan
Perusahaan juga memberikan diskon kepada karyawannya untuk
memberikan fasilitas kepada karyawan. Diskon yang diberikan kepada
karyawan, baik untuk rumah/rukan/kavling adalah 5 % sampai dengan 10%
sesuai dengan ketentuan perusahaan berdasarkan level jabatan karyawan.
3. Diskon Kontraktor
Para kontraktor mendapatkan fasilitas khusus pembelian produk PT SB.
Caranya dengan membuat surat pengajuan fasilitas khusus yang kemudian
akan diperiksa oleh quantity surveyor (QS) dan purchasing manager dan
disetujui oleh executive director. Perusahaan memiliki kategori kontraktor,
yaitu kategori A sebesar 2% dan kategori B sebesar 1%.
4.3. Prosedur Pembayaran dan Pencatatan pada PT SB
4.3.1. Tahap Awal
Saat pelanggan datang, bagian pemasaran akan memberikan daftar kavling,
rukan, dan rumah yang akan ditawarkan beserta daftar harga kepada
pelanggan. Setelah pelanggan setuju untuk membeli, maka pelanggan
harus menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga
(KK). Harga rumah/rukan/kavling yang dipilih oleh pelanggan diinput
secara manual ke dalam komputer (dalam bentuk excel) oleh bagian sales
pemasaran.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
39
Universitas Indonesia
Pelanggan juga memberikan uang tanda jadi (commitment fee) sebesar 3
juta. Kemudian bagian pemasaran akan membuat Surat Tanda Pemesanan
Sementara (STPS) yang berisi harga jual 1 unit rumah/rukan/kavling
beserta jadwal pembayarannya. STPS ini ditandatangani oleh manajer
pemasaran, bagian pemasaran dan pelanggan. Selanjutnya STPS ini akan
diserahkan ke bagian sales admin untuk proses pembuatan Surat Tanda
Pemesanan (STP) setelah pelanggan melakukan pembayaran uang tanda
jadi dan uang muka maksimal 15 hari sebelum pembayaran cicilan pertama.
STP ini dibuat rangkap 3, yaitu asli untuk pelanggan, 1 salinan untuk
disimpan oleh sales admin, dan 1 salinan untuk kasir.
Pelanggan harus telah membayar uang muka sebesar Rp25.000.000 pada
saat STP dicetak.STP ini dibuat oleh sistem dan di pra nomori. Pada saat
pelanggan membayar uang muka, kasir belum menerbitkan tanda terima
resmi (kuitansi) tetapi sebagai bukti pembayaran, pelanggan diberikan STP
yang ditandatangani oleh manajer pemasaran, sales pemasaran, pelanggan,
dan kasir disertai stempel sebagai tanda bukti pelanggan telah membayar
uang muka.
Pencatatan saat pembayaran uang muka dan uang tanda jadi
Dr. Kas/Bank 25 juta (1)
Cr. Uang Muka Belum PPJB 25 juta
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
40
Universitas Indonesia
Diagram Alur 2. Alur Pembelian PT.SB
4.3.2.Tahap Pembayaran Pertama dan Seterusnya
Lima belas hari setelah pembayaran uang muka dan uang tanda jadi, pelanggan
akan melakukan pembayaran pertama. Sales admin akan memasukkan data ke
dalam sistem dan sistem akan mengeluarkan PPJB (Perjanjian Pengikatan Jual
Beli) secara otomatis. PPJB ini akan dicetak, kemudian diserahkan kepada
manajer pemasaran untuk direview dan ditandatangani kemudian diserahkan ke
bagian legal untuk direview. Setelah bagian legal menyetujui maka PPJB itu
diserahkan kembali ke sales admin untuk kemudian ditandatangani oleh
pelanggan. Setelah ditandatangani oleh kedua pihak (manajer pemasaran dan
pelanggan). PPJB kemudian akan disimpan oleh bagian marketing. PPJB ini
sudah terhubung dengan bagian akuntansi, sehingga bagian akuntansi dapat
melakukan pencatatan sejumlah harga jual dan pencatatan untuk pembayaran
pertama.
Pencatatan saat pembayaran cicilan pertama
Dr. Kas/Bank xxx (2)
Dr. Uang muka belum PPJB xxx
Cr.Piutang Usaha xxx
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Cr. PPN out xxx
Dr. PPh final penjualan dibayar dimuka xxx (3)
Cr. Hutang PPh final xxx
Pada akhir bulan, bagian akuntansi akan membuat jurnal penyesuaian untuk
mencatat adanya piutang. Hal ini dikarenakan bagian akuntansi menunggu adanya
kepastian dari pelanggan (pembelian tidak dibatalkan).
Dr. Piutang Usaha xxx (4)
Cr. Uang Muka Sudah PPJB xxx
Cr. Uang Muka Penerimaan SPL xxx
catatan: SPL (Sertifikat Pengelolaan Lahan)
Piutang sebesar harga perolehan rumah/ rukan/ kavling
Bila penjualan belum dapat diakui maka akan dilakukan jurnal penyesuaian
sebagai berikut (lihat bagian 4.3.4)
Dr. Uang muka sudah PPJB xxx (5)
Dr. Uang muka penerimaan SPL xxx
Cr. Piutang usaha xxx
Untuk pembayaran kedua dan seterusnya, pencatatan yang dilakukan hampir sama
dengan pencatatan pada saat pembayaran pertama.
Pencatatan saat pembayaran kedua dan seterusnya:
Dr. Kas/Bank xxx (6)
Cr. Piutang Usaha xxx
Cr. PPN out xxx
Dr. PPh final penjualan dibayar dimuka xxx (7)
Cr. Hutang PPh Final xxx
Jurnal dimasukkan secara manual oleh bagian akuntansi. Setiap hari bagian
akuntansi mengecek data yang dimasukkan sales admin ke buku pencatatan
penerimaan sales admin untuk mengetahui adanya PPJB dan adanya penerimaan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
42
Universitas Indonesia
pembayaran cicilan. Jika terdapat pembayaran, maka bagian akuntansi akan
mencatatnya.
4.3.3 Tahap Pelunasan dan Pengakuan Pendapatan untuk Rumah/Rukan
dan Kavling
Pengakuan pendapatan dilakukan setiap bulan oleh bagian akuntansi. Perusahaan
mempunyai kebijakan untuk mengakui penjualan bila:
1. Bangunan sudah selesai 100% untuk rumah, atau infrastruktur sudah siap
untuk kavling
2. Pembayaran sudah lunas 100% untuk rumah, atau minimal 20% untuk
kavling
3. Sudah ada berita acara serah terima (BAST).
Data bangunan yang telah selesai 100% diperoleh dari data perkembangan proyek
berdasarkan SPK masing-masing kontraktor. Data ini dikelola oleh bagian
akuntansi. Bagian admin akan menerima laporan dari bagian keuangan mengenai
uang masuk dari pelanggan. Bagian admin kemudian akan mengecek ke kartu
piutang, dan bila pelunasan sudah dilakukan pelanggan, bagian admin akan
membuat berita acara serah terima kunci. Berita acara ini dibuat rangkap 3 dan
dibagikan kepada bagian sales admin, bagian purna jual, dan pelanggan. Berita
acara ini kemudian ditandatangani oleh manajer pemasaran dan pelanggan untuk
rumah/rukan dan kavling, sedangkan untuk kavling berita acara ditandatangani
oleh kepala proyek dan pelanggan.
Pada kasus tertentu, berita acara serah terima sudah dapat diproses walaupun
pelunasan yang dilakukan baru mencapai 70%. Hal ini harus mendapatkan
persetujuan dahulu dari manajer pemasaran. Pengakuan pendapatan tetap
dilakukan setelah piutang selesai dilunasi.
Sistem dari sales admin terhubung ke bagian akuntansi, sehingga dapat diketahui
pelanggan yang sudah melakukan pelunasan dan sudah ada berita acara serah
terima kunci. Setiap bulan bagian akuntansi akan merekapitulasi daftar penjualan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
43
Universitas Indonesia
yang sudah ada berita acara serah terimanya dan pelanggan yang sudah melunasi
pembayaran. Berdasarkan hal inilah bagian akuntansi mengakui penjualan.
Selanjutnya, sebelum pencatatan dilakukan, bagian akuntansi akan
membandingkan ke kartu piutang untuk memastikan bahwa seluruh piutang sudah
dilunasi oleh pelanggan.
Pencatatan pada saat pengakuan pendapatan (pembayaran telah lunas)
Dr. Uang Muka sudah PPJB xxx (8)
Dr. Uang Muka penerimaan SPL xxx
Cr. Penjualan xxx
Cr. Penerimaan SPL xxx
Dr. Hutang PPh final penjualan xxx (9)
Cr. PPh final penjualan dibayar dimuka xxx
4.3.4 Pembatalan
Pembatalan dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu pembatalan dari pelanggan itu
sendiri atau pembatalan yang dikarenakan ketidaksanggupan pelanggan untuk
membayar.
Pelanggan yang hendak membatalkan transaksi pembelian dapat mendatangi
bagian sales admin dengan membawa surat permohonan. Surat permohonan ini
kemudian akan diteruskan ke general manager marketing untuk ditandatangani.
Bila sudah disetujui, maka sales admin akan membuat Rencana Pengeluaran
Mingguan (RPM) untuk mengembalikan uang pelanggan. Pengembalian
pembayaran kepada pelanggan tidak 100%, tetapi mengikuti ketentuan yang
sudah tertulis dalam surat pemesanan atau dalam PPJB.
Untuk pelanggan yang tidak dapat meneruskan pembayaran, bagian sales admin
biasanya akan mengeluarkan surat peringatan pertama sampai dengan ketiga. Bila
tidak ada tanggapan yang positif dari pihak pelanggan, maka akan ditangani oleh
bagian legal. Bagian legal akan mengumpulkan dokumen-dokumen data-data
pelanggan antara lain kuitansi dan KTP pelanggan, kemudian legal akan
meneruskan kepada direksi untuk dibuatkan surat permohonan khusus pembatalan
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
44
Universitas Indonesia
penjualan. Surat ini kemudian akan diberikan kepada bagian sales admin, lalu
sales admin akan memproses pengembalian pembayaran melalui RPM. RPM
sebelumnya akan ditandatangani oleh manajer pemasaran. Uang dapat
dikembalikan kepada pelanggan dalam jangka waktu 2 minggu setelah tanggal
RPM
Jurnal yang dicatat atas pembatalan:
Dr. Uang Muka sudah PPJB xxx (10)
Dr. Uang Muka penerimaan SPL xxx
Dr. PPN out xxx
Cr.Pendapatan atas pembatalan xxx
Cr. Hutang titipan xxx
Cr. Piutang usaha xxx
4.4 Panduan dan Prosedur Aktivitas Audit PT SB
Dalam melakukan proses audit terhadap setiap kliennya, KAP Purwantono,
Suherman, dan Surja memiliki pedoman baku yang sudah diimplementasikan
dalam semua proses audit yang sudah diatur oleh pihak Ernst & Young (EY)
Global. Pedoman baku ini berisi panduan untuk mengatur proses audit sejak awal
sampai dengan akhir proses audit yang diterjemahkan dalam suatu program yang
dibuat oleh EY.
Prosedur audit yang dilakukan berfungsi untuk memastikan bahwa semua tujuan
audit terpenuhi. Prosedur audit terkait siklus terhadap PT SB dibagi menjadi dua
tahapan yaitu pemahaman proses bisnis klien (understanding client’s business
process) dan prosedur substantif (substantive procedures). Sedangkan prosedur
audit terkait aktivitas dibagi menjadi empat kelompok proses audit yang saling
berkaitan. Keempat kelompok proses tersebut adalah perencanaan dan identifikasi
risiko (planning & risk identification), penerapan strategi dan pengukuran risiko
(strategy and risk assessment), eksekusi (execution), serta pelaporan dan
kesimpulan (conclusion and reporting). Proses tersebut dititik beratkan pada
risiko usaha klien karena risiko berpengaruh pada pendekatan dan fokus dari audit
yang akan dijalankan oleh auditor.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
45
Universitas Indonesia
4.4.1. Perencanaan Audit dan Identifikasi Risiko (planning & risk
identification)
Identifikasi risiko dan perencanaan (planning & risk identification) merupakan
tahapan perencanaan proses audit. Tahap ini melibatkan pemahaman bisnis
perusahaan yang akan diaudit, melakukan penilaian (assessment) atas
pengendalian internal di perusahaan klien, dan juga mengidentifikasi risiko-risiko
yang mungkin terjadi baik terkait industri klien maupun risiko dalam kegiatan
audit. Pada tahap ini juga dilakukan diskusi internal dalam tim audit KAP untuk
menentukan materialitas perencanaan (planning materiality), toleransi kesalahan
(tolerable error), dan perbedaan selisih audit (summary audit difference) sebagai
batas-batas yang akan menjadi patokan ketika membandingkan data dan tingkat
materialitas.
Berikut ini adalah serangkaian aktivitas terkait penjualan yang dilakukan audit
pada tahap pertama:
1. Mengumpulkan informasi terkini mengenai pendapatan dan divisi terkait
penjualan dari perusahaan serta melakukan update atau revisi atas
dokumen audit.
Pada tahap ini, auditor mengumpulkan seluruh informasi untuk memahami
bisnis PT SB berkaitan dengan pendapatan.Prosedur ini dapat dilakukan
dengan mempelajari dan memahami standard operating procedures (SOP)
milik PT SB maupun melakukan inquiry dengan pihak klien. Kemudian
tim auditor harus dapat menyusun atau melakukan update dokumen yang
disebut sebagai narasi yang berisi semua informasi mulai dari pengertian
dari masing-masing akun pendapatan, bagaimana transaksi terkait akun
tersebut, dan kebijakan perusahaan terkait akun tersebut.
Sebagai contoh, narasi terkait pendapatan berisi informasi tentang pihak di
dalam perusahaan yang terkait dengan prosedur pendapatan yang telah
dibahas sebelumnya, dokumen–dokumen terkait dengan transaksi
penjualan dan pengakuan pendapatan, cara serta prosedur penjualan,
pembayaran, pencatatan, pengakuan pendapatan, dan pembatalan. Seluruh
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
46
Universitas Indonesia
informasi tersebut terdapat di dalam SOP terkait pendapatan dan juga dari
hasil inquiry dengan pihak kilen.
Jika narasi telah ada, maka tim audit dapat melakukan revisi atas dokumen
tersebut jika memang terjadi perubahan dalam prosedur terkait akun-akun
yang sedang diperiksa. Tahap ini sangat penting bagi auditor agar dapat
memahami praktek bisnis klien sehingga auditor dapat menginterpretasi
informasi yang diperolehnya selama proses audit dengan baik. Informasi
yang didapatkan pada tahap ini akan digunakan dalam tahap penelusuran
dokumen audit (walkthrough) dan uji pengendalian.
2. Melakukan identifikasi atas risiko-risiko dari akun-akun Pendapatan
Pada tahap ini, auditor mengidentifikasi risiko-risiko dari akun-akun
terkait penjualan yang nilainya signifikan (significant classes of
transaction).
Risiko yang mungkin terjadi adalah pengakuan penjualan yang tidak tepat
(Tabel 1). Menurut Godfrey et.al (2010), risiko yang dapat terjadi adalah
kemungkinan manajemen melakukan manajemen laba.
Setelah menentukan kemungkinan risiko, tim audit dapat menilai
pengendalian atas akun pendapatan. Jika terdapat risiko maka audit akan
merespon untuk mengurangi kemungkinan terjadi risiko tersebut (Tabel
1).
Kemungkinan risiko terkait dengan Penjualan yaitu:
1. Harga yang ditawarkan dan dibebankan ke pelanggan tidak sesuai
dengan daftar harga
2. Penjualan belum dicatat
3. Penjualan telah diakui sebelum Berita Acara Serah Terima (BAST)
disiapkan dan ditandatangani oleh pelanggan.
4. Perusahaan telah mengakui penjualan yang pembayarannya belum
dilunasi kurang dari 20%.
5. Penjualan yang telah dibatalkan masih tetap diakui
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
47
Universitas Indonesia
6. Penjualan diakui di periode yang salah
7. Adanya penjualan fiktif yang tercatat
8. Nilai transaksi yang dicatat di buku besar tidak sesuai dengan surat
tanda pemesanan (STP) dan jumlah yang dibayarkan pelanggan
9. Adanya diskon tidak diotorisasi yang dicatat.
Pada tabel 1 ditunjukkan salah satu contoh risiko dan respon audit yang
dilakukan.
Kriteria Keterangan
Risiko Kecurangan (fraud)
yang Potensial:
Pengakuan penjualan yang tidak tepat
Dokumen penjualan tidak lengkap namun tetap
dicatat karena perusahaan tidak memiliki
kriteria pengakuan penjualan dan pelaporan
keuangan sehingga mengindikasikan
kecurangan.
Akun/asersi yang terkait: Penjualan- keterjadian (occurrence), Penjualan-
kelengkapan (completeness)
Pengendalian: Untuk mengakui penjualan, pada Berita
Acara Serah Terima (BAST) yang dibuat,
ditandatangani oleh manajer pemasaran dan
pelanggan
Pengakuan penjualan yang dilakukan sesuai
dengan PSAK 44
Evaluasi atas efektivitas
pengendalian:
Efektif
Respon audit: Memeriksa semua BAST (Berita Acara Serah
Terima) yang dijadikan untuk penjualan yang
diakui per tanggal 31 Desember 201x agar
prosedur substantif untuk mengetahui apakah
pengakuan penjualan telah dicatat dengan
benar.
Tabel 1. Contoh identifikasi risiko atas akun pendapatan.
Berdasarkan inquiry dengan manajemen perusahaan, diketahui bahwa
tidak terdapat kecurangan dalam pengakuan pendapatan karena perusahaan
telah menerapkan pengendalian tertentu untuk menghindari kecurangan.
Pedoman yang digunakan mengacu pada:
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
48
Universitas Indonesia
1. PSAK 44 untuk pengakuan pendapatan.
2. Surat ketertiban, PPJB dan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang
disusun dan disahkan dengan benar untuk setiap pengakuan penjualan.
3. Otorisasi BAST. Perusahaan selalu menerbitkan BAST yang
ditandatangani oleh perwakilan manajemen (biasanya manajer
pemasaran) dan pelanggan untuk mendokumentasikan transfer risiko
dari perusahaan kepada pelanggan. Penjualan hanya akan diakui oleh
perusahaan jika BAST unit tersebut telah dikeluarkan dan
ditandatangani oleh pelanggan. Kontrol ini sangat penting untuk
diterapkan dan PT SB percaya bahwa penerapan pengendalian tersebut
telah bekerja secara efektif.
4.4.2.Strategi dan Pengukuran Risiko (strategy and risk assessment).
Pada tahap ini tim audit eksternal PT.SB menentukan akun-akun transaksi yang
signifikan terkait pengakuan pendapatan bagi PT.SB. Akun-akun tersebut terdiri
dari sales, piutang usaha, dan uang muka PPJB. Tim audit memilih sampel dengan
menggunakan applikasi EY Random. Selain proses-proses tersebut, pada tahap ini
juga dilakukan penentuan atas penilaian risiko gabungan (combined risk
assessment).
1. Prosedur Pemilihan Sampel adalah sebagai berikut:
a. Meminta semua daftar penjualan kavling dan penjualan rumah/rukan PT
SB dari periode 1 Januari 201x sampai dengan Desember 31,201x dan
total penjualan dalam laporan laba rugi Desember 201x.
b. Memilih 1 (satu) sampel untuk masing-masing penjualan kavling dan
penjualan rumah/rukan secara acak untuk prosedur walkthrough.
c. Meminta dokumen untuk dijadikan sampel mencakup:
- Tanda Terima
- Surat Tanda Pemesanan rumah/kavling
- Daftar Harga
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
49
Universitas Indonesia
- Perjanjian Pengikatan Jual Beli
- Berita Acara Serah Terima
- Kartu Piutang
2. Melakukan walkthrough atas akun-akun pendapatan
Selanjutnya tim audit melakukan pemahaman alur transaksi dan kemungkinan
terjadinya kesalahan serta pengendalian terkait transaksi tersebut yang
dilanjutkan dengan melakukan penelusuran dokumen audit (walkthrough).
Walkthrough merupakan tahap dimana auditor harus menerjemahkan siklus
kegiatan perusahaan real estat. Dokumen walkthrough sendiri disusun
berdasarkan narasi yang telah dibuat sebelumnya namun difokuskan pada
siklus kegiatannya saja, misalnya penjualan.
Dari siklus tersebut, auditor melakukan identifikasi proses dan langkah-
langkah dalam melakukan transaksi terkait akun-akun pendapatan termasuk
semua pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam siklus transaksi,
dokumen-dokumen yang dibutuhkan, dan pengendalian internal dalam siklus
tersebut. Dari sini, auditor dapat menentukan pengendalian yang telah
diterapkan oleh klien terkait akun-akun yang sedang diperiksa, dokumen-
dokumen apa saja yang mendukung pengendalian tersebut, dan menilai
apakah terjadi penyimpangan dari SOP yang harusnya dipatuhi klien.
Dalam melakukan walkthrough, auditor mengambil satu sampel dari transaksi
dan meminta seluruh dokumen terkait transaksi tersebut. Setelah itu, auditor
akan membandingkan proses transaksi yang seharusnya terjadi dengan
dokumen pendukungnya dan pihak yang terkait sehingga auditor dapat
menentukan semua dokumen dan pihak-pihak terkait tersebut dapat
menyokong sistem pengendalian internal perusahaan.
Sebagai contoh dalam transaksi penjualan rumah/rukan dapat ditelusuri
kemudian dipilih pembayaran DP dan cicilan dari penjualan
rumah/rukan/kavling (Lampiran 1). Setelah itu tim audit menelusuri dokumen
yang terkait dan individu yang berwenang atas dokumen tersebut seperti
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
50
Universitas Indonesia
representatif dari divisi pemasaran dan akuntansi. Pada Lampiran 1, salinan
dokumen yang diperoleh antara lain: price list, booking form, letter of order,
PPJB, kartu piutang, kuitansi, slip transfer atau mutasi bank harian, bukti bank
masuk, buku besar bank induk. Setelah itu dapat ditentukan manual dan
aplikasi pengendaliannya. Berdasarkan walkthrough alur transaksi dan
pelaksanaan pengendalian terlihat bahwa proses penjualan yang dirancang dan
pengendalian yang diidentifikasi telah dijalankan dan pengendalian telah
dirancang dan dijalankan secara efektif ke dalam operasi.
4.4.3. Eksekusi (execution)
Pada tahap inilah dilakukan pengujian untuk memperoleh keyakinan akan
kewajaran laporan keuangan klien. Eksekusi mencakup uji pengendalian dan
pengujian audit susbstantif (substantive audit procedures).
1. Melakukan pengujian atas pengendalian internal terhadap pendapatan
Setelah walkthrough, tim audit PT SB dapat menentukan pengendalian yang
diuji untuk proses uji pengendalian pada tahapan berikutnya. Uji pengendalian
untuk pendapatan dapat berupa pengendalian terhadap dokumen-dokumen
penjualan yaitu surat pemesanan, kartu piutang, PPJB, bukti bank.
Pada tahap ini, auditor memastikan pengendalian internal perusahaan telah
dijalankan dengan benar dan efektif (lampiran 2). Tim audit PT SB mengambil
25 sampel untuk setiap akun-akun pendapatan untuk diuji pengendaliannya
menggunakan metode sampling milik EY (EY random). Pengujian
pengendalian sendiri mengacu pada pengendalian-pengendalian yang telah
ditentukan dalam walkthrough yang berkaitan dengan risiko-risiko di tahap
sebelumnya. Bukti bahwa pengendalian tersebut dipenuhi dapat didapatkan
dengan melakukan pengecekan terhadap dokumen-dokumen terkait transaksi.
Jika pengendalian tersebut dipenuhi, dalam artian dokumen yang membuktikan
bahwa pengendalian tersebut memang ada, auditor akan memberi tanda “√”
dan jika pengendalian tidak dijalankan maka auditor akan memberi tanda “X”.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
51
Universitas Indonesia
Karena seluruh lingkungan pengendalian (control environment) klien tidak
memungkinkan untuk dilakukan pendekatan pengujian pengendalian, maka tim
audit langsung menuju ke prosedur substantif.
2. Prosedur Audit Substantif
Prosedur audit substantif adalah serangkaian pengujian yang dilakukan auditor
dalam rangka memberikan keyakinan bahwa transaksi dan saldo yang berkaitan
dengan akun-akun pendapatan telah disajikan secara wajar dalam laporan
keuangan. Aktivitas-aktivitas audit substantive yang dilakukan auditor adalah
sebagai berikut:
a. Menyusun jadwal utama (lead schedule)
Lead schedule merupakan kertas kerja yang berisi informasi mengenai
saldo akun-akun pendapatan untuk tahun berjalan dan tahun sebelumnya
dimana auditor dapat menentukan kenaikan atau penurunan dari saldo-
saldo tersebut, lalu menggunakannya sebagai sumber dalam melakukan
analytical review atas saldo yang diberikan. Berdasarkan lead schedule
tersebut (lampiran 3). Hasil dari analisis digunakan dalam menentukan
apakah terdapat akun-akun signifikan yang tidak biasa (unusual significant
items), perubahan tidak diharapkan (unexpected changes), atau bahkan
tidak adanya perubahan yang diharapkan (absence of expected changes).
b. Membuat analytical review menyeluruh untuk akun laba rugi yang
signifikan. Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
- Melakukan analytical review menyeluruh untuk akun pendapatan dan
memeriksa setiap perubahan signifikan dan kurangnya perubahan yang
diharapkan yaitu dengan menggunakan computer-assisted audit
technique (CAAT).
- Membangun ekspektasi tingkat pendapatan per jadwal lead atau bulan
atau periode lain yang sesuai, dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
interim, anggaran dan informasi mengenai perubahan dalam bisnis.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
52
Universitas Indonesia
- Mendapatkan penjelasan atas fluktuasi signifikan yang tidak terduga
dari angka yang sebenarnya dengan ekspektasi yang kita kembangkan
sebelumnya.
- Verifikasi penjelasan yang diperoleh dari manajemen atas fluktuasi
yang signifikan (dari sebelumnya) dengan bukti pendukung.
c. Prosedur audit substantif atas pengakuan pendapatan
Prosedur pengakuan pendapatan (jika belum dipenuhi oleh tes piutang,
perdagangan dan antar perusahaan), dilakukan dengan cara berikut:
Melakukan prosedur analitis menggunakan data terpilah (misalnya,
per bulan, berdasarkan lini produk, berdasarkan wilayah geografis,
dan berdasarkan segmen),
Melakukan inquiry penjualan kepada manajemen dan bagian
pemasaran untuk setiap transaksi yang tidak biasa atau barang
serupa,
Melakukan review terhadap persyaratan perjanjian penjualan
termasuk insentif penjualan dan kebijakan klien, untuk
mengidentifikasi transaksi yang berpotensi tidak wajar.
Memperoleh rincian pendapatan untuk tahun berjalan dan telah di-
vouching ke berita acara serah terima (BAST) atau perjanjian.
d. Melakukan vouching ke dokumen pendukung
Melakukan vouching ke dokumen pendukung seperti perjanjian,
kartu piutang, PPJB, BAST, official receipt, dan bank statement
untuk memastikan bahwa penjualan telah mencapai tahap
pembayaran akhir.
Melakukan vouching ke bukti bank masuk (BM), transfer slip, dan
kuitansi untuk memastikan adanya tambahan pendapatan yang
ditangguhkan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Setelah melakukan semua prosedur di atas, tim auditor dapat menarik kesimpulan
bahwa saldo untuk akun-akun pendapatan PT SB telah disajikan secara wajar dan
semua tujuan audit terkait transaksi pendapatan dan tujuan audit terkait saldo
akun-akun pendapatan telah dipenuhi.
4.4.4. Kesimpulan dan pelaporan (conclusion and reporting)
Kesimpulan dan pelaporan (conclusion and reporting) yang dilakukan setelah
semua tahap sebelumnya benar-benar selesai. Pada tahap ini, tim audit akan
menarik kesimpulan atas kewajaran laporan keuangan klien berdasarkan proses-
proses audit yang telah dilakukan sebelumnya, diakhiri dengan penyusunan
laporan audit yang akan dipublikasikan.
4.5. Analisis
Berdasarkan inquiry dengan klien dan cara pencatatan yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa PT. SB menerapkan sistem pencatatan pada pengakuan
pendapatan dengan metode deposit. Hal ini disebabkan karena PT.SB belum dapat
memastikan terpenuhinya kriteria yang ditentukan dalam PSAK 44 untuk
pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh seperti yang sudah dijelaskan
pada poin 2.2.
Untuk prosedur audit atas pendapatan PT. SB, tim audit telah menjalankannya
sesuai dengan standar audit yang berlaku di Indonesia yaitu Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada sebelumnya, penulis menemukan
bahwa terdapat perbedaan dalam hal sistem pencatatan yang dilakukan oleh klien
dengan peraturan yang seharusnya (PSAK 44), yaitu:
Pencatatan jurnal 2
PT SB mengakui penerimaan kas pada awal sebelum terjadinya PPJB sebagai
piutang usaha. Sedangkan pada PSAK 44 seharusnya diakui sebagai uang
muka. Dengan demikian jurnal yang seharusnya dibuat adalah:
Dr. Kas/Bank xxx
Dr. Uang muka belum PPJB xxx
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
54
Universitas Indonesia
Cr. Uang Muka Sudah PPJB xxx
Cr. PPN out xxx
Pencatatan jurnal 4
Karena jurnal nomor 2 telah dikoreksi seperti disebutkan di atas, maka jurnal
nomor 4 yang mengkreditkan uang muka sudah PPJB harus diubah sebagai
berikut:
Dr. Piutang Usaha xxx
Cr. Uang muka penerimaan SPL xxx
Dengan demikian, ada 2 jenis uang muka, yaitu uang muka sudah PPJB dan
uang muka penerimaan SPL. Besarnya piutang usaha yang dicatat dalam
jurnal nomor 4 adalah sebesar harga perolehan rumah dikurangi dengan
besarnya penjumlahan uang muka, uang tanda jadi dan cicilan pertama.
Pencatatan jurnal 8
Karena perubahan atas jurnal 2 dan jurnal 4 yang telah disebutkan
sebelumnya, maka perlu dilakukan perubahan jurnal nomor 8 sebagai berikut:
Dr. Uang muka sudah PPJB xxx
Dr. Uang muka penerimaan SPL xxx
Cr. Sales xxx
Jurnal tersebut menghapus uang muka sudah PPJB dan uang muka
penerimaan SPL, serta mengakui adanya penjualan/pendapatan.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
55 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Selama kegiatan audit yang dilakukan, terdapat beberapa temuan yaitu:
1. Dokumentasi audit yang kurang jelas
Pada saat membuat dokumen seperti lead schedule seringkali pihak auditor
tidak mencantumkan dan memberikan penjelasan tentang prosedur, nature,
objektif, kesimpulan, dan catatan tambahan atas apa yang telah dilakukan
pada akun yang diaudit.
2. Penjelasan narasi yang kurang sistematis
Pada narasi yang dibuat oleh pihak EY terhadap klien ditemukan penjelasan
yang kurang sistematis dan terstruktur. Narasi tersebut juga memiliki struktur
penulisan dan bahasa yang sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan karena fokus dari KAP terletak pada pelaksanaan kegiatan audit.
Informasi tertulis tentang pemahaman bisnis klien tidak terlalu menjadi
prioritas karena setiap tahunnya selalu sama.
3. Pencatatan yang kurang tepat dan jelas dari klien
Pencatatan jurnal yang diterapkan oleh klien kurang tepat. Hal ini sudah
dibahas pada poin 4.4 untuk analisis.
4. Keterlambatan dalam respon pengumpulan data baik oleh klien maupun tim
audit.
Dalam hal pengumpulan data seringkali pihak KAP tidak melakukan
penekanan intensif terhadap klien dan lebih banyak menunda data (pending
data). Selain itu, komunikasi saat data telah diterima antara klien dengan
pihak KAP masih kurang terutama untuk konfirmasi dan permintaan data.
PT.SB sangat meperhatikan prosedur pengelolaan pendapatan milik mereka. Hal
itu terbukti dari pengendalian internal dan proses pengelolaan serta pencatatan
yang dilakukan oleh PT.SB terhadap akun-akun pendapatan sehingga
pengendalian internal PT.SB dapat disimpulkan telah berjalan dengan efektif.
Dalam proses audit yang dilakukan, tidak ditemukan hal-hal diluar batas
kewajaran dalam akun-akun pendapatan PT.SB. Akun pendapatan pada PT.SB
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
telah disajikan secara wajar. Asersi atas akun pendapatan telah dilakukan sesuai
dengan prosedur dan SPAP. Dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah
menerapkan PSAK 44 dalam hal pengakuan pendapatan meskipun ada sedikit
perbedaan dalam hal pencatatan yang telah dijabarkan pada analisis sebelumnya.
Dari beberapa prosedur yang sudah penulis lakukan terdapat beberapa perbedaan
antara teori terkait audit dengan praktik audit, yaitu:
1. Prosedur audit secara umum, teori audit menurut Arens (2009) membagi
aktivitas audit menjadi empat tahapan, yaitu:
b. Perencanaan dan desain pendekatan audit (Plan and Design Audit
Approach),
c. Perform Test of Controls and Substantive Test of Transactions,
d. Perform Analytical Procedures and Test of Details of Balances, dan
e. Complete the Audit and Issue an Audit Report.
KAP Purwantono, Suherman, & Surja membagi aktivitas audit menjadi
empat tahapan, yaitu Planning and Risk Identification, Strategy and Risk
Assessment, Execution, dan Conclusion and Reporting sesuai dengan
panduan yang terdapat dalam prosedur audit Ernst & Young. Secara
keseluruhan proses yang dilakukan berdasarkan teori dengan praktik
adalah sama, hanya terdapat perbedaan dalam pengelompokkan prosedur
audit.
Dalam teori, proses perencanaan dan strategi audit diselesaikan pada tahap
pertama sementara pada prakteknya tim auditor masih menyusun strategi
audit pada tahap kedua. Selanjutnya, secara teori proses pengujian sudah
dilakukan pada tahap kedua dan ketiga sementara pada prakteknya proses
pengujian dilakukan pada tahap ketiga dimana prosedur substantif,
analytical procedure, dan test of details of balance dilakukan secara
bersamaan.
2. Kegiatan audit terkait siklus, teori audit dalam Arens et al. (2009)
membagi prosedut audit khusus siklus menjadi empat prosedur utama,
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
yaitu Pengujian Pengendalian Internal (Tests of Controls), Pengujian
Substantif Transaksi (Substantive Tests of Transactions), Prosedur Analitis
(Analytical Procedures), dan Pengujian atas Saldo (Tests of Detail of
Balances).
Sementara prosedur yang diterapkan di KAP Ernst&Young hanya terbagi
dua yaitu Prosedur Audit Understanding Client’s Business
Process/Interim dan Prosedur Audit Substantif. Meskipun dalam prosedur
audit EY terbagi menjadi dua kelompok besar, namun seluruh prosedur
audit seperti yang disebutkan dalam buku Arens et.al. (2009) telah
tercakup dalam kedua kelompok tersebut. Pengujian pengendalian internal
terdapat dalam prosedur audit interim karena berhubungan dengan proses
pemahaman siklus transaksi yang menjadi bagiannya. Ketiga prosedur
utama audit (pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan
pengujian atas saldo) dilakukan dalam prosedur audit substantive secara
simultan.
5.2 Saran
Sebaiknya pihak auditor memberikan penekanan lebih pada pengumpulan data
dimana follow-up pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara berkala, jangan
hanya menjelang akhir masa audit interim. Hal ini penting mengingat banyak
pekerjaan yang menjadi tertunda karena menunggu data dari klien. Saran lainnya
adalah komunikasi dengan contact person yang harusnya lebih diintensifkan
untuk menghindari permintaan data yang dilakukan berkali-kali.
Dalam hal mengaudit, dokumentasi sangat penting. Sebab ketidaklengkapan
dokumen akan menyulitkan pelaksanaan prosedur audit. Pada audit PT SB
terdapat kekurangan yaitu tentang dokumentasi lead schedule. Sebaiknya pihak
pembuat (preparer) memberikan penjelasan tentang prosedur, nature, objektif,
kesimpulan, dan catatan tambahan atas apa yang telah dilakukan pada akun
penjualan, walaupun sebenarnya akun tersebut hanya terdapat satu akun yaitu
pendapatan dari pihak ketiga (penjualan rumah/rukan/kavling).
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Selain itu bentuk narasi yang diberikan klien untuk tim audit eksternal hendaknya
jelas dan terstruktur secara sistematis agar tim audit benar-benar dapat memahami
bisnis klien. Untuk ke depannya sebaiknya PT SB mempelajari metode
pengakuan pendapatannya yang menjadi acuan tentang aktivitas pengembangan
real estat sehingga dapat mengerti bagaimana pencatatan yang seharusnya
dilakukan PT SB. Selain PSAK 44, dapat juga dipelajari PSAK 23 tentang
pendapatan dan PSAK 34 tentang kontrak konstruksi.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin J., Elder, Randal J., Beasley, Mark S.. 2010. Auditing and Assurance
Services:An Integrated Approach. Singapore: Prentice Hall.
Godfrey, Jayne, Hodgson Allan, Tarca Ann, Hamilton Jane, Holmes Scott. 2010.
Accounting Theory 7th Edition. Australia: John Wiley&Sons Australia, Ltd
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. 2012. Intermediate
Accounting 14th Edition. Australia: John Wiley&Sons Australia, Ltd.
Komite Standar Akuntansi Keuangan. 1998. Pernyataaan Standar Akuntansi
Keuangan No.44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.
Indonesia: Ikatan Akuntan Indonesia.
Warren, Carl S., Reeve, James M., Duchac Jonathan. 2010. Principle of
Accounting. Singapore: Cengage Learning.
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Audit pendapatan..., Agungsyah Pratama Putra, FE UI, 2013