unggas

Upload: fani-karina-astrini

Post on 09-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Bahan pakan unggas non konvensional adalah bahan pakan yang berpotensi digunakan sebagai campuran pakan unggas karena tingkat ketersediaan yang tinggi di berbagai daerah lokal (dalam hal ini di Indonesia), mengandung zat-zat makanan yang diperlukan oleh unggas dan kurang bersaing dalam penggunaan dengan manusia, tetapi belum banyak dimanfaatkan karena tidak tersebar secara merata pada semua daerah atau hanya daerah-daerah tertentu yang memilikinya, kandungan anti nutrisi yang umum dimiliki dan harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai bahan pakan unggas.Berikut adalah beberapa contoh pakan nonkonvesional:

Umbi ubi JalarUmbi ubi jalar digunakan sebagai pakan ternak karena merupakan sumber energi. Pada total bahan pakan dapat dicerna, berat keringnya setara dengan jagung, karena itu tepung umbi ubi jalar dapat menggantikan 25 persen tepung jagung sebagai pakan unggas. Umbi ubi jalar dapat digunakan sebanyak 10 persen pada pakan ayam pedaging. Pemanasan pada umbi ubi jalar akan meningkatkan nilai pakan dan tingkat penggunaan umbi ubi jalar dapat mencapai 20 persen dalam pakan ayam pedaging

Isi Rumen SapiZat makanan yang terkandung dalam isi rumen meliputi protein 8,86 persen, lemak 2,60 persen, serat kasar 28,78 persen, fosfor 0,55 persen, abu 18,54 persen dan air 10,92 persen. Berdasarkan komposisi zat yang terkandung di dalam isi rumen dalam batas tertentu tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bila dijadikan bahan pencampur ransum berbagai ternak. Hasil penelitian Sanjaya (1995) menunjukkan bahwa penggunaan isi rumen sapi dalam ransum sampai level 12 persen mampu meningkatkan pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan ayam pedaging dan mampu menekan konversi pakan ayam pedaging.

Tepung daun pisangPenelitian Trisaksono (1994) menunjukkan bahwa pemberian tepung daun pisang yang ditambahkan enzim sellulase menunjukkan semakin meningkat aras pemberian tepung daun pisang memberi efek terhadap peningkatan konsumsi pakan yang maksimum pada aras pemberian 10 persen, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konversi pakan. Selanjutnya dinyatakan bahwa pemberian tepung daun pisang yang paling baik digunakan sebagai bahan campuran dalam pakan adalah aras 20 persen karena dari hasil analisis varian memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konversi pakan.

Tepung sagupemakaian tepung sagu dalam ransum ayam buras umur 12 minggu menghasilkan pertambahan berat badan yang cukup tinggi dibandingkan dengan pemberian ransum tanpa tepung sagu. Secara umum, riset ini membuktikan bahwa penambahan ampas sagu non fermentasi dan fermentasi sampai kadar 10% dan 25% dari total ransum, memberi respon yang cukup baik terhadap pertumbuhan ayam buras periode grower

Bungkil biji kapukDari hasil analisis proximat di laboratorium IPB didapatkan hasil komposisi bungkil biji kapuk sebagai berikut: air sebesar 9,98 - 11,29%, rotein kasar sebesar 26,99 - 2,66%, lemak kasar sebesar 5,25 - 9,48%, serat kasar sebesar 23,75 - 28,76, bahan ekstrak tanpa N sebesar 21,10 - 22,51%; abu sebesar 5,98 - 6,35%; kalsium sebesar 0,36 - 0,42% dan fosfor sebesar 0,58 - 0,78%. Bungkil biji kapuk selain mengandung zat-zat pakan yang tinggi juga menghasilkan beberapa faktor pembatas diantaranya zat anti nutrisi berupa asam siklopropinoid sebesar 10 - 13% dan adanya selulosa yang dapat menurunkan daya cerna ternak. Faktor pembatas ini mempunyai sifat sebagai obat bius, karena mempunyai palatabilitas rendah penggunaannya sebagai bahan pakan ternak perlu dibatasi. Asam siklopropinoid ini berasal dari gugus amida dengan rumus kimia C3H6. Oleh karena itu penggunaan sebagai bahan pakan ternak masih terbatas terutama ternak muda karena dapat menimbulkan kematian.

Ampas kecapAmpas kecap merupakan sisa pembuatan kecap dengan bahan dasar kedelai. Proses pembuatan kecap melalui beberapa tahap sebelum diperoleh hasil utama kecap dan hasil samping berupa ampas kecap yang berwarna coklat kehitaman. Ampas kecap masih mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Ampas kecap yang terbuat dari kedelai mengandung protein 20 - 30%. Penggunaan ampas kecap sebagai penyusun ransum unggas harus dibatasi karena kandungan serat kasar yang tinggi yaitu 16,30%. Kandungan serat kasar yang tinggi akan mempengaruhi pencernaan zat-zat makanan lainnya, karena serat kasar tidak dapat dicerna oleh ayam. penggunaan ampas kecap dalam ransum untuk ayam pedaging periode awal tidak melebihi 7,5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ampas kecap sampai 10% dalam pakan ternyata mempengaruhi pertambahan bobot badan dan konversi pakan ayam pedaging periode finisher, tetapi sebaliknya tidak mempengaruhi konsumsi pakan. Disarankan untuk menggunakan ampas kecap sampai dengan 10 persen untuk memperoleh hasil produksi ayam pedaging yang optimal.

Tepung limbah katakSusunan zat makanan tepung limbah katak setelah dianalisis menunjukkan kandungan metionin sebesar 4,19 persen. Hal ini menunjukkan lebih tinggi dari tepung ikan yang mempunyai kandungan metionin sebesar 1,8 persen dan kandungan metionin juga lebih tinggi dari bungkil kedelai sebesar 0,5 persen. Hasil penelitian Aryani (1999) menunjukkan bahwa pemberian tepung limbah katak dalam ransum sampai taraf 9% tidak mempengaruhi konsumsi, pakan, konsumsi energi, konsumsi protein, efisiensi pakan dan imbangan efisiensi protein puyuh periode pertumbuhan. Sehingga disarankan untuk menggunakan tepung limbah katak sebagai campuran pakan - 9% pada pakan burung puyuh.

Tepung BekicotDaging bekicot sebagai bahan pakan unggas dapat dimanfaatkan untuk mengganti tepung ikan, karena menpunyai kandungan protein yang sebanding, selain itu juga memiliki kandungan asam amino dan mineral yang cukup memenuhi persyaratan sebagai pakan bergizi. Apabila tepung bekicot mentah digunakan sebagai campuran pakan, sebaiknya tidak lebih dari 10 persen, sedangkan penggunaan tepung bekicot rebus antara 5 - 15 persen. Ditambahkan oleh Santoso (1987) bahwa tepung bekicot dapat digunakan sebagai campuran ayam pedaging sampai 15 persen dan tidak memberikan pengaruh yang negatif. Pada penggunaan tepung bekicot sebesar 7,5 persen dalam pakan dapat memberikan pertumbuhan ayam yang lebih baik dari pada ayam yang tidak mendapat pakan tanpa campuran tepung bekicot.

Tepung BuluSalah satu alternatif pembuatan pakan ternak non konvensional adalah pembuatan tepung bulu. Selama ini bahan tersebut masih dianggap limbah ikutan dari berbagai produk peternakan seperti bulu ayam. Tepung bulu dapat dijadikan sumber protein dengan kandungan protein kasar lebih dari 44.7% (PK >20).

Sanjaya, L., 1995. Pengaruh penggunaan isi rumen sapi terhadap PBB, konsumsi dan konversi pada ayam pedaging strain loghman. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.Trisaksono, A., 1994. Pengaruh tepung daun pisang (musa paradisiaca) dan penambahan enzim sellulase dalam ransum terhadap konsumsi dan konversi pakan itik Mojosari jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Santoso, U., 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. Bhratara Karya aksara. Jakarta.