uji kualitatif pada air

41
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah kehidupan, boleh dikatakan semua kehidupan dijagad raya ini bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu air menjadi indikasi utama adanya kehidupan di suatu tempat di jagat raya. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup yang lain. Air digunakan manusia untuk air minum, kebutuhan rumah tangga, maupun keperluan industri. Tanpa air, manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat hidup. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil yakni 16,08 %. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya (Said Dan Wahjono, 1999).

Upload: wawansetiyawan

Post on 28-Sep-2015

103 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Air adalah kehidupan, boleh dikatakan semua kehidupan dijagad raya ini bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu air menjadi indikasi utama adanya kehidupan di suatu tempat di jagat raya. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup yang lain. Air digunakan manusia untuk air minum, kebutuhan rumah tangga, maupun keperluan industri. Tanpa air, manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat hidup.

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAir adalah kehidupan, boleh dikatakan semua kehidupan dijagad raya ini bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu air menjadi indikasi utama adanya kehidupan di suatu tempat di jagat raya. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup yang lain. Air digunakan manusia untuk air minum, kebutuhan rumah tangga, maupun keperluan industri. Tanpa air, manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat hidup.

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil yakni 16,08 %. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya (Said Dan Wahjono, 1999).

Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kuaitas air tanah maupun air sungai yang digunakan manusia kurang memenuhi syarat sebagai air yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk dimanfaatkan oleh manusia. Air yang layak dimanfaatkan mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis yang merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk digunakan. Pemakaian air bersih yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.

1.2 Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1) Mengerti dan dapat melakukan uji fisik kualitas air.

2) Dapat mengetahui dan mengoperasikan instrumen Water Quality Checker.

3) Dapat melakukan uji ammonia (NH3-N) dalam sampel air dengan menggunakan metode Phenat

4) Dapat melakukan analisa nitrit dalam sampel air.

5) Dapat melakukan preparasi sampel air untuk penentuan kadar logam.

6) Dapat menentukan kadar logam besi (Fe), mangan (Mn), dan Klorida (Cl) pada sampel air.

7) Mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan instrument AAS untuk analisa logam.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari dilakukan percobaan dan penyusunan makalah ini adalah makalah ini dapat memberikan informasi kepada dosen, rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca mengenai kandungan berbagai bahan kimia dalam sampel air dalam kemasan.

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Umum Tentang AirAir adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (www.wikipedia.org, 2002).

Seperti pada tabel dan gambar berikut:

Gambar 1. Struktur molekula airTabel 1. Informasi dan Sifat-sifat Air

Nama sistematisair

Nama alternatifaqua, dihidrogen monoksida,Hidrogen hidroksida

Rumus molekulH2O

Massa molar18.0153 g/mol

Densitas dan fase0.998 g/cm (cariran pada 20 C) 0.92 g/cm (padatan)

Titik lebur0 C (273.15 K) (32 F)

Titik didih100 C (373.15 K) (212 F)

Kalor jenis4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C)

Sumber http://id.wikipedia.orgUraian kimia dari air adalah H2O. yang terdiri atas sebuah atom oksigen yang terikat pada dua atom hidrogen. Atom-atom hidrogen tertempel pada sebuah sisi dari atom oksigen, menghasilkan sebuah molekul air yang mempunyai muatan positif pada bagian di mana terdapat atom hidrogen dan bermuatan negative pada bagian yang lain di mana atom oksigen berada. Seperti pada muatan listrik yang berlawanan selalu tarik menarik, maka molekul air condong untuk saling tarik menarik. Inilah sebabnya air menetes (Krisnandi, 2009).

2.2 Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi berasal dari berbagi sumber, berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi sebagai berikut (Indirawati, 2009):

a. Air Angkasa (Hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfir.

b. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.

c. Air Tanah

Air tanah berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami filtrasi secara alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

2.3 Kualitas air

Air bersih umumnya berasal dari Air Permukaan (Surface Water) seperti danau, sungai dan cadangan air lainnya di permukaan Bumi atau dari Air Tanah (Ground Water) atau air yang di pompa (melalui pengeboran) dari dalam tanah yang umumnya bebas dari kandungan zat berbahaya, namun tidak selalu bersih (Krisnandi, 2009).

Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5 mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengan menggunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau (Ansori, 2008).

2.4 Sifat AirAir baku adalah air yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air. Standar air baku air minum yang berlaku meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air tersebut (Depkes, 2006).

1. Sifat fisika air

Sifat fisika merupakan sifat materi yang dapat dilihat secara langsung dengan indra. Sifat fisika terdiri dari :

Jernih atau tidak keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

Tidak berwarna

Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

Tidak Berasa (tawar)

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.

Temperaturnya normal

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Tidak banyaknya padatan yang terlarut di dalamnya

Sifat Fisik Air

Rumus molekulH2O

Massa molar18.0153 g/mol

Densitas0.998 g/cm

Titik Lebur0 C (273.15 K) (32 F)

Titik didih100 C (373.15 K) (212F)

Titik Beku0 C pada 1 atm

Kalor jenis4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C)

Tegangan permukaan73 dyne/cm pada 20o

Tekanan uap0,0212 atm pada 20 oC

Kalor penguapan40,63 kJ/mol

Kalor pembentukan6,013 kJ/mol

Kapasitas kalor4,22 kJ/kg K

Konstanta dielektrik78,54 pada 25 oC

Viskositas1,002 centipoise pada 20 oC

Konduktivitas panas0,60 W m-1K-1(T= 293 K)

Kalor pelelehan3,34 x 105 J/kg

Temperatur kritis647 K

Tekanankritis22,1 x 106Pa

Kecepatan suara1480 m/s (T= 293 K)

Permitivitas relatif80 (T= 298 K)

Indeks refraksi (relatif terhadap udara)1,31 (es; 598 nm; T= 273 K; p= p0)

1,34 (air; 430-490 nm; T= 293 K; p= p0)

1,33 (air; 590-690 nm; T= 293 K; p= p0)

2. Sifat kimia air

Parameter kimia dikelompokkan menjadi kimia an-organik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun serta derajat keasaman (pH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air bersih dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air (Mulia, 2005). Sifat kimia biasanya digunakan untuk menyatakan, antara lain:

a. elektronegativitas

b. potensial ionisasi

c. jenis ikatan kimia yang dibentuk, antara lain logam, ion, dan kovalen.

Tabel Baku Mutu Air

2.5 Standar Kualitas Air

a. Turbidity atau kekeruhan

Turbiditas merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa jauh cahaya mampu menembus air, dimana cahaya yang menembus air akan mengalami "pemantulan" oleh bahan-bahan tersuspensi dan bahan koloidal. Satuannya adalah Jackson Turbidity Unit (JTU), dimana 1 JTU sama dengan turbiditas yang disebabkan oleh 1 mg/l SiO2 dalam air.

b. pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.

c. EC (Electrical Conductivity)

EC (Electrical Conductivity) atau konduktansi adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Konduktansi suatu larutan akan sebanding dengan konsentrasi ion-ion dalam larutan tersebut.

d. Suhu

Suhu merupakan parameter yang sangat berperan dalam reaksi-reaksi kimia dan pertumbuhan mikroba dalam air. Mikroba yang merugikan bagi makhluk hidup dapat hidup pada temperature tertentu sehingga jika kita menaikkan atau menurunkan suhu, maka pertumbuhan mikroba tersebut dapat terganggu.

e. Oksigen terlarut (DO)

Kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air.

f. Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.

g. Kadar Nitrit

Adanya nitrit ( NO2 ) dalam air minum / air bersih dapat di deteksi dan di analisa. Dalam hal ini nitrit di tentukan secara koorimetris dengan alat spektrofotometer. Pada pH 2.0 sampai 2.5 nitrit bereaksi dengan diazo asam sulfanilik ( sulfanilamid ) dan N-(1-naftil)etilendiamin dihidroklorida atau Naftilamin. Akan terbentuk senyawa berwarna ungu atau merah atau ungu kemerah merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert Beer dan menyerap sinar dengan panjang gelombang 543 nm. Metode kolorimetri seperti ini sangat peka sehingga biasanya perlu pengenceran sampel.

h. Kadar Ammonia

Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25). Lingkungan akan menjadi tidak seimbang, apabila perairan terganggu oleh adanya limbah industri, baik industri pertanian maupun industri pertambangan serta penggunaan pakan yang berlebihan pada usaha budidaya di tambak. Salah satu senyawa toksin dalam perairan adalah amonia (NH3-N). Kadar amonia dalam air laut sangat bervariasi dan dapat berubah secara cepat. Amonia dapat bersifat toksik bagi biota jika kadarnya melebihi ambang batas maksimum. Meningkatnya kadar amonia di laut berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah terurai (baik yang mengandung unsur nitrogen maupun tidak). Penguraian bahan organik yang mengandung unsur nitrogen akan menghasilkan senyawa nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan selanjutnya menjadi amonia (NH3) i. Kadar Cl

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl.

Uji klorida dalam sampel air ini menggunakan metoda argentometri cara Mohr pada kisaran 1,5 mg/L sampai dengan 100 mg/L. Senyawa klorida dalam contoh air dapat dititrasi dengan larutan perak nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan pH 10), menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai dengan mulai terbentuknya endapan perak kromat yang berwarna merah kecoklatan.

j. Kadar Besi dan Mangan

Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan Fe. Apabila Fe tersebut dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan. Kadar Fe dalam air tanah di wilayah jakarta semakin meningkat. Beberapa sumur memiliki kadar Fe melebihi baku mutu. Intake Fe dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik karena besi fero bisa bereaksi dengan peroksida dan menghasilkan radikal bebas.Mangan(Mn) adalah logam berwarna abu-abu keputihan,memiliki sifat yang mirip dengan besi(Fe),merupakan logam keras ,mudah retak, dan mudah teroksidasi. Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Logam Mn bereaksi denganair dan larut dalam larutan asam. Kadar Mn di lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktifitas manusia dan industri ,yaitu berasal dari pembakaran bahan bakar. Mangan yang bersumber dari aktifitas manusia dapat masuk ke linngkungan air,tanah,udara dan makanan. Kadar mangan dalam dosis tinggi bersifat toksik.2.6 Atomic Absorption Spectrophotometre (AAS)

Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) atau Spektrofotometri Serapan Atom adalah salah satu jenis analisa spektrofometri dimana dasar pengukurannya adalah pengukuran serapan suatu sinar oleh suatu atom, sinar yang tidak diserap, diteruskan dan diubah menjadi sinyal listrik yang terukur.AAS merupakan suatu metode yang populer untuk analisa logam, karena disamping sederhana, ia juga sensitif dan selektif.

Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas.

Adanya absorpsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik yaitu perpindahan elektron dalam atom, dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi lain.

AAS menganut hukum lambert beer sama seperti spektrofotometer UV/Vis. Cara perhitungannya pun sama, yaitu dengan membuat deret standar dan setelah ditetapkan harga absorbansi atau % transmisinya, kemudian dibuat grafik.

Pada AAS umumnya pencatatan hasil analisis memakai sistem digital atau dapat dipakai rekorder atau komputer. Bila dipakai rekorder dengan memprogramkan tinggi puncak salah satu deret standar, maka untuk mengetahui kepekatan (ppm) contoh yaitu dengan membandingkan tinggi puncak dari contoh dan deret standar.

Sampel yang akan diselidiki ketika dihembus ke dalam nyala terjadi peristiwa berikut secara berurutan dengan cepat :

1.Pengisatan pelarut yang meninggalkan residu padat.

2.Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom-atom penyusunnya, yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.

3.Atom-atom tereksitasi oleh energi termal (dari) nyala ketingkatan energi lebih tinggi.

Bagian-bagian penting dari alat SSA adalah sumber radiasi resonansi, tabung gas, ducting, kompresor, atomizer, monokromator, detektor, dan rekorder. Proses-proses dalam AAS yaitu emisi, absorpsi, dan atomisasi.

Keuntungan metoda AAS adalah:

Spesifik

Batas (limit) deteksi rendah

Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur

Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh (preparasi contoh sebelum pengukuran lebih sederhana, kecuali bila ada zat pengganggu)

Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh.

Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L hingga persen)

2.7 Spektrofotometer UV-VISSpektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).

Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu :

- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis

- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama

- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut

- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi

- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :

A = e.b.c

dimana :

A = absorban

e = absorptivitas molar

b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi

2.8 Water Quality Checker

Water Quality Checker adalah alat multi-parameter yang dapat mengukur kualitas air dari segi delapan parameter mendasar. Keenam parameter tersebut adalah pH, konduktivitas, DO, kekeruhan, suhu, turbiditas, salinitas, dan kedalaman.

BAB III

METODE PENELITIAN

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada :

Hari,Tanggal : Rabu, 10 September 22 Oktober 2014

Waktu : Pukul 09.20 WIB - Selesai

Tempat : Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sampel : Air Bersih di Rumah Makan Tangerang Selatan

3.1 Sampling Air dan Uji Fisik Sampel

A. Lokasi dan tanggal percobaan

Lokasi

: Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu

: 17 September 2014, 09.20 WIBB. Alat dan Bahan

Alat:

1) Botol Polietilen (PE) steril

2) Water Quality CheckerBahan :

Sampel air minum dalam kemasan 600ml merk Nestle dan Cleo

Aquadest

larutan HNO3C. Prosedur Kerja

1) Persiapan wadah sampel

Botol sampel dibersihkan dan dicuci dengan sabun.Setelah itu, dibilas dengan aquadest sampai bersih. Kemudian wadah dibilas dengan larutan HNO3. Selanjutnya wadah dibilas lagi menggunakan aquades hingga bersih dan dikeringkannya dengan cara membalikan botol.2) Analisa Uji Fisik

Uji fisik ini digunakan alat WQC. Parameter yang diuji oleh alat ini ada enam, yakni nilai pH, suhu, DO, turbidity, conductivity, salinity dan kedalaman. Langkah yang dilakukan adalah membilas wadah untuk sampel dengan aquadest, lalu sampel dimasukkan ke dalam wadah tersebut. Setelah itu dicelupkan WQC ke dalam sampel tersebut, sehingga akan didapat data dari sampel tersebut berdasarkan keenam parameter tadi.

3.2Uji Ammonia Sampel Air dengan Metode Phenat

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi

: Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu

: 27 September 2014, 09.30 WIB

B. Alat dan Bahan :

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain, UV Vis Spektrofotometer, Timbangan Analitik, Labu Erlenmeyer 25ml, Gelas Piala 50ml, Labu ukur 100 ml, pipet volumetrik 1.0 ml; 2.0; 3.0 ml; 4.0 ml, dan 5.0 ml

Bahan yang digunakan antara lain: Akuadest, Sampel Air, Larutan Fenol, Natrium Nitroprusida, Larutan Alkalin Sitrat, Natrium Hipoklorit, Larutan Pengoksida, Larutan Amonia 1000, 100, 10 ppm

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan larutan

1. Larutan Fenol (C6H5OH)

11.1 mL Fenol yang dicairkan (kadar Fenol 89 %) dicampurkan dengan etil alkohol 95 % didalam labu ukur 100 mL. Lalu diencerkan dengan aquades hingga batas tanda tera dan dihomogenkan. Catatan : Larutan ini tahan selama 1 minggu.

2. Larutan Nitroprusida (C5FeN6Na2O) 0.5 %

0.5 gram Natrium Nitroprusida diencerkan dalam 100 mL air suling lalu dihomogenkan. Catatan : Larutan disimpan dalam botol gelap dan tahan sampai 1 bulan.

3. Larutan hipoklorit (NaOCl) 5 %

Catatan : larutan yang tersedia di pasaran berkonsentrasi 5 %, larutan ini akan terdekomposisi setelah segel dilepas, oleh karena itu ganti larutan setelah 2 bulan.

4. Larutan pengoksidasi

100 mL larutan alkalin sitrat dicampurkan dengan 25 mL larutan NaOCl 5 %. Larutan ini harus disiapkan setiap kali sebelum pengujian.

5. Larutan induk Ammonia 1000 mg/L

3.819 g NH4Cl (yang sudah dikeringkan pada 100oC) dicampurkan dengan 100 ml aquades dalam labu ukur 1 L. Kemudian diencerkan hingga batas tanda tera dengan aquades Setiap 1 mL larutan ini mengandung 1 mg N /L = 1 mg NH3 /L.

2. Kalibrasi

Di pipet 0.0 ml; 1 ml; 3ml dan 5 ml larutan baku amonia 10 mg N/L dan dimasukkan masing masing ke dalam labu ukur 100ml lalu ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar amonia 0.0 mg N/L; 0.1 mg N/L; 0.2 mg N/L; 0.3 mg N/L; 0.5 mg N/L. Dioptimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk alat untuk pengujia kadar amonia. Lalu di pipet 25 ml larutan standar dan masukkan masing masing ke dalam erlenmeyer 25ml lalu di tambahkan 1 ml larutan fenol dan homogenkan, lalu ditambahkan 1ml larutan natrium nitroprusida dan homogenkan selanjutnya ditambahkan 2.5 ml larutan pengoksidasi dan homogenkan selanjutnya ditutup erlenmeyer menggunakan parafilm lalu dibiarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna kemudian diukur absorbansi pada sprekfotometer dengan panjang gelombang 640 nm.

3. Pengukuran sampel

Dipipet 25 ml sampel dan dimasukkan masing masing ke dalam erlenmeyer 25 ml lalu ditambahkan 1 ml larutan fenol dan homogenkan kemudian ditambahkan 1 ml larutan natrium nitroprusida dan homogenkan kemudian ditambahkan 2.5 ml larutan pengoksidasi dan homogenkan selanjutnya di tutup erlenmeyer menggunakan parafilm dan dibiarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna kemudia diukur absorbansi pada sprektofotometer dengan panjang gelombang 640 nm.

3.3 Uji Nitrit dalam Air

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi

: Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu

: 14 Oktober 2013, 07.30 WIB

B. Alat dan Bahan :

Perlatan yang di gunakan pada percobaan kali ini adalah UV-Vis Spektofotometer dan kurvet silica, labu erlenmeyer 100 dan 250 ml, pipet mikro 1000 L dan neraca analitik.

Untuk bahan yang di gunakan adalah air suling bebas nitrat, larutan standar nitrit 250 mg/L, gelass wool, kertas saring bebas nitrit berukuran pori 0,45 m, larutan sulfanilamida, larutan NED Dihidroklorida, larutan natrium oksalat 0,05 N, larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,05 N, larutan KmnO4 0,05 N dan larutan 1,6 gram KmnO4 dalam 1000 ml air suling.

C. Prosedur Kerja

Pembuatan larutan

1. Larutan standar nitrit 250 mg/L

1,232 g NaNO dilarutkan dalam aquades bebas nitrit dan ditepatkan sampai 1000 mL. Kemudian diawetkan dengan 1 ml CHCl,

2. Larutan sulfanilamid5 g sulfanilamid dilarutkan dalam campuran 300 ml aquades dan 50 ml HCl pekat. Lalu diencerkan dengan aquades sampai 500 ml.

3. Larutan NED Dihidroklorida500 mg N-(1-naphtyl)-ethylene diamine dihydrochloride (NEDH) dalam 500 ml aquades. Lalu disimpan didalam botol gelap dalam refrigerator. Ganti setiap bulan atau bila berwarna coklat.

Dilarutkan natrium oksalat 0,05 N

3,350 g NaCO dalam aquades bebas nitrit dan ditepatkan sampai 1000 ml

Larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,05 N

19,607 g Fe(NH)(SO).6HO dilarutkan dalam air suling bebas nitrit dan ditambahkan 20 ml HSO pekat lalu ditepatkan sampai 1000 ml

Larutan KMnO 0,005 N

1,6 g KMnO dilarutkan dalam 1000ml aquades. Dibiarkan 1 minggu, lalu disaring dengan glass wool dan disimpan dalam botol berwarna coklat.

Pembakuan larutan induk nitrit 250 mg/L

Dilakukan pembakuan larutan induk nitrit 250 mg/L, kemudaian di bakukab kembali larutan KmnO4 0,05 N. Lalu disiapkan larutan itermedia nitrit 50 mg/L dan di bakukan larutan nitrit 0,05 mg/L. Selanjutanya yaitu di buat larutan nitrti 0%, 2%, 10%, 20%, 30% dan 40% dalam 50 ml. Dibuat kurva kalibrasi dengan memipet 50 ml nitrit dan dimasukkan kedalam gelas piala 200 ml. Ditambahkan 1 ml larutan sulfailamida, di kocok dan dibiarkan selama 2 menit sampai dengan 8 menit. Tahap selanjutnya yaitu ditambahkan larutan 1 ml NEDH, di kocok dan dibiarkan selama 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran yang tidak boleh lebih dari 2 jam. Tahap terakhir dibaca adsorbansinya pada panjang gelombang 543 nm. Perlakuan samel sama saat pembuatan kurva kalibrasi.

3.4 Penentuan Klorida Dalam Sampel Air

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi

: Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu

: 22 Oktober 2013, 07.30 WIB

B. Alat dan Bahan :

Pada praktikum ini, alat-alat yang digunakan antara lain erlenmeyer, gelas beaker, bulb (pushball), buret, botol semprot, corong, pipet tetes, statif, tissue dan pipet volume.

Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest, indikator K2Cr)4 5%, larutan AgNO3, larutan NaCl 0,0141 N dan sampel.

C. Prosedur Kerja

1. Titrasi standarisasi AgNO3

Dipipet 10 ml larutan baku NaCl 0,1 N ke dalam Erlenmeyer 100 mL. Larutan blanko dibuat menggunakan 10 mL air suling. Lalu ditambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 5% b/v dan diaduk. Kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 hingga larutan berwarna coklat. Dikocok hingga warna tidak hilang dan dicatat volume yang dibutuhkan untuk contoh uji (A mL) dan blanko (B mL). Dilakukan secara duplo. Volume AgN)3 yang digunakan dicatat kemudian dirata-ratakan. Normalitas larutan baku AgNO3 dihitung dengan cara sebagai berikut :

N AgNO3 = Dengan pengertian :

VA = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi larutan NaCl

VB= volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko

N1 = normalitas larutan NaCl yang digunakan (mgrek/mL)

V1 = volume larutan NaCl yang digunakan

2. Titrasi sampel

Sebanyak 10 mL sampel air digunak dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Larutan blanko dibuat. Larutan indikator K2Cr)4 5% sebabnyak 5 tetes ditambahkan. Lalu ditirasi dengan larutan baku AgNO3 sampai titik akhir titrasi. Volume AgNO3 yang digunakan dicatat. Titrasi diulangi dua kali (dengan titik akhir titrasi yang konsisten), rata-ratakan volume AgNO3 yang diperoleh. Selanjutnya titrasi blanko dilakukan dengan langkah yang sama terhadap 10 mL air suling bebas klorida.

Kadar Cl- (mg/L) = Dengan pengertian :

A = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel (mL)

B = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)

N = normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)

V = volume sampel (mL)

3.5 Penentuan Kadar Logam Besi dan Mangan Dalam Sampel Air

A. Lokasi dan Waktu Percobaan

Lokasi

: Pusat Lab. Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu

: 22 Oktober 2013, 07.30 WIB

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang dibutuhkan pada praktikum ini diantaranya adalah AAS(Atomic Absorption Spectrophotometer), gelas ukur 100 ml, gelas beker 100 ml, labu ukur 100 ml, pipet ukur, filter paper 0,45 + filter apparatus, dan centrifuge.Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar logam besi dan mangan antara lain berupa, larutan induk Fe dan Mn 1000 ppm, HNO3, aquadest dan sampel air.

C. Prosedur kerja

Diambil 100 ml sampel dan ditambahkan HNO3 1 ml(1% dari volume sampel), Apabila sampel agak keruh,dilakukan penyaringan dengan filter paper atau centrifuge. Kemudian dibuat larutan standar Fe dan Mn dari larutan induk Fe dan Mn dengan konsentrasi 0,1 ppm;0,5 ppm;1 ppm dan 2 ppm. Instrumen AAS dioptimalkan sesuai dengan instruksi kerja alat, diukur konsentrasi larutan standar masing-masing logam dengan AAS, dipastikan kurva kalibrasinya membentuk kurva linier(garis lurus) dengan koefisien korelasi mendekati 1(0,99..). Dilakukan pengukuran sampel dan dicatat konsentrasi yang tertera pada AAS. Apabila tidak ada pengenceran atau pemekatan pada sampel, maka konsentrasi sampel pada AAS merupakan konsentrasi logam sampel tersebut. Kemudian Tabel dilengkapi dan dibuat kurva kalibrasi untuk logam Fe berdasarkan data pada tabel tersebut. Konsentrasi logam Fe yang tertera pada AAS dicatat. Tabel selanjutnya dilengkapi dan dibuat kurva kalibrasi untuk logam Mn berdasarkan data pada tabel. Konsentrasi logam Mn sampel yang tertera pada AAS dicatat.BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisi Kualitas Air (Fisika dan Kimia) Rumah Makan di Tangerang Selatan

4.1 Tabel Analisis Fisika

SamplepH

Suhu

(C)DO

(mg/L)Turbidity

(NTU)Conducticity

(ms/cm)Salinity

(%)TDS

(g/L)

1.15.0726.726.453.30.3080.010.20

1.25.3927.386.513.70.2670.010.173

2.15.84276.503.90.3290.020.2149

2.25.8526.766.463.50.2320.010.151

3.15.6226.926.682.30.2050.010.173

3.25.7426.826.412.980.2090.010.181

4.15.84276.503.90.3290.020.214

4.25.8526.766.463.50.2320.010.151

5.15.6226.926.382.80.2650.010.1739

5.25.7426.826.412.90.2790.010.181

6.15.7826.696.382.70.3060.010.199

6.25.7926.836.403.40.3200.020.208

4.2 Tabel Analisis Kimia

NoSampelNitritAmoniakKloridaLogam FeLogam Mn

11.10,01