uas gis
TRANSCRIPT
LAPORAN
PEMBUATAN PETA ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN ARCVIEW 3.3
Disusun Oleh:
SISKA ANGGRAENI (NIM. 1207449)
YENI SELFIA (NIM. 55006)
AFRIKA (NIM. 55012)
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan restunya kepada
kelompok kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Andi M,Si selaku dosen
pengajar mata kuliah Sistem Informasi Geografis dan kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam proses pengerjaan laporan ini.
SIG merupakan sistim komputer yang dirancang untuk menyimpan data
yang baru hubungan dangan lokasi geografi didalam bank data, dan untuk
memproses dan menganalisis data tersebut untuk mendapatkan informasi untuk
kepentingan perencanaan dan pengambilan keputusan. (Bern) Sejalan dengan
perkembangan IPTEK, SIG ini dapat dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer. Salah satu aplikasi penggunaan SIG ini adalah dalam pembuatan peta
arahan fungsi peruntukkan lahan yang akan dibahas dalam laporan ini.
Kami juga menyadari, masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan laporan ini, kami sangat
membutuhkan saran dan kritikan yang membangun dari seluruh pihak. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pengamat beserta pihak lain yang
membutuhkan.
Padang, Desember 2012
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI.............................................................................. 3
2.1 Keadaan Umum Kabupaten Tanah datar........................................................3
2.2 Penentuan Fungsi Kawasan........................................................................... 4
BAB 3 DATA DAN METODE......................................................................... 8
3.1 Data............................................................................................................... 8
3.2 Metode.......................................................................................................... 8
BAB 4 HASIL DAN ANALISA.........................................................................22
4.1 Peta Hasil Digitasi.........................................................................................22
4.2 Analisa Overlay di ArcView........................................................................23
4.3 Hasil Akhir Peta............................................................................................29
PETA KELAS LERENG KAB. TANAH DATAR
PETA JENIS TANAH KAB.TANAH DATAR
PETA KELAS HUJAN HUJAN KAB. TANAH DATAR
PETA ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAB. AGAM
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arahan fungsi peruntukan lahan merupakan kajian potensi lahan yang
digunakan untuk suatu kegiatan dalam suatu kawasan tertentu berdasarkan fungsi
utamanya.
Arahan fungsi peruntukan lahan zonasinya ditetapkan berdasarkan hasil
skoring dari variabel kemiringan lereng, jenis tanah dan curah hujan dengan
menggunakan strategi tumpang susun atau overlay. Ketiga variabel di atas
masing-masing memiliki nilai skor, jumlah skor tersebut akan mencerminkan
kemampuan lahan untuk masing-masing satuan lahan. Setelah skor dari ketiga
variabel tersebut dijumlahkan, maka dapat ditentukan peruntukan lahannya, yakni
meliputi kawasan lindung, kawasan fungsi penyangga, kawasan budidaya
tanaman tahunan, kawasan tanaman semusim dan permukiman.
Daerah yang memiliki lereng datar dengan tingkat erosi sangat rendah-
rendah dan curah hujan rendah merupakan peruntukan kawasan tanaman semusim
dan permukiman. Daerah dengan kemiringan landai-sangat tinggi dengan tingkat
erosi sedang dan curah hujannya cukup dimanfaatkan untuk kawasan budidaya
tanaman tahunan. Daerah dengan lereng agak curam-curam dengan tingkat erosi
tinggi dan curah hujan tinggi merupakan kawasan fungsi penyangga, sedangkan
daerah yang berlereng curam-sangat curam dengan tingkat erosi sangat tinggi
merupakan hutan lindung.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah:
1. Memenuhi tugas akhir mata Kuliah Sistem Informasi Geografis.
2. Dapat menggunakan Perangkat Sistem Informasi Geografis khususnya Arc
view dalam pembuatan peta secara digital dan analisisnya.
1
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu mengoperasikan perangkat lunak Arc View dalam
pembuatan peta arahan fungsi peruntukan lahan serta melakukan analisis
keruangan.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 KEADAAN UMUM KABUPATEN TANAH DATAR
Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera
Barat yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo” terletak pada 00°17”s.d. 00°39” LS
dan 100°19” s/d 100°51 BT mempunyai luas 1336,00 Km². Wilayah administasi
Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14 Kecamatan dan 75 Nagari (setingkat
Kelurahan).
Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar kaki
gunung Merapi, gunung Singgalang, dan gunung Sago, dan diperkaya pula
dengan 25 sungai. Danau Singkarak yang cukup luas sebagian diantaranya
merupakan wilayah Kabupaten Tanah Datar yakni terletak di Kecamatan Batipuh
Selatan dan Rambatan.
Gambar 1 Peta Administratif Kabupaten Tanah Datar
3
Diantara seluruh kecamatan yang ada, 3 Kecamatan terletak pada
ketinggian antara 750 s.d. 1000 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan X
Koto, Salimpaung, dan Tanjung Baru. Sementara itu empat Kecamatan lainnya,
yaitu Kecamatan Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, dan Sungai Tarab
terletak pada ketinggian 450 s.d. 550 meter dari permukaan laut. Sedangkan 7
Kecamatan lagi terletak pada ketinggian yang bervariasi, misalnya Kecamatan
Lintau Buo yang terletak pada ketinggian antara 200 s.d. 750 meter dari
permukaan laut.
Bila dilihat dari luas wilayah Kecamatan, maka Kecamatan yang paling
kecil luasnya adalah Kecamatan Lima Kaum dengan luas 50,00 Km², sedangkan
Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lintau Buo Utara, yakni 204,31
Km², kemudian diikuti Kecamatan X Koto yang luasnya 152,02 Km².
Ibukota Kabupaten Tanah Datar berada di Batusangkar, uniknya Kota
Batusangkar ini berada pada tiga (3) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Lima
Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab. Sedangkan pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Tanjung Emas atau tepatnya di Nagari
Pagaruyung. Kota Batusangkar ini lebih dikenal sebagai Kota Budaya, karena di
Kabupaten Tanah Datar terdapat banyak peninggalan dan prasasti terutama
peninggalan Istana Basa Pagaruyung yang merupakan pusat Kerajaan
Minangkabau.
2.2 PETA ARAHAN FUNGSI PERUNTUKKAN LAHAN
Peta merupakan catatan hasil observasi dan pengukuran informasi
keruangan keadaan muka bumi yang digambarkan dalam peta dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, dan data dalam peta hanyadapat diungkap kembali
secara visual. Data yang dimasukkan dalam peta dapat berupa titik, garis atau
bidang/polygon dan pada umumnya diikat dan ditentukan oleh letak secara sistem
koordinat, dalam beberapa jenis peta ditambah dengan ikatan ketinggian.
(Dulbahri, 1993).
Analisis keruangan dapat dilakukan dengan cara tumpang susun/overlay
beberapa peta, untuk keperluan tersebut harus dibuat beberapa peta transparan
dengan skala yang sama, dengan caraini dapat diperoleh peta gabungan yang
4
bersifat padu (integrated). Setiap data dan informasi pada sistem overlay terikat
oleh lokasi masing-masing, sehingga keterpaduan analisis juga terikat oleh lokasi
tersebut. Pelaksanaan overlay dengan cara manual memerlukan waktu yang lama
dan sulit, sehingga ada kesalahan sukar untuk dikontrol. Keterbatasan peta baik
dalam pembuatan, penyimpanan maupun pemanfaatan serta pembaharuan peta,
menyebabkan manusia mencari upaya agar data yang diperlukan dapat dengan
mudah didapat dan gambaran keruangannya dapat diperoleh dengan jelas.
Kemajuan teknologi dalam memadukan penimbunan (storage) dan pengayaan
data keruangan tidak dapat memenuhi keinginan para ahli/pakar dalam berbagai
bidang. Perkembangan komputer dalam bidang digital dapat memadukan bukan
saja penimbunan, dan pengayaan data, tapi juga manipulasinya. Pemanfaatan
digital memungkinkan dilakukannya penanganan data dalam jumlah besar,
penayangan dan manipulasinya sehingga digunakan untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan (Dulbahri, 1993).
SIG merupakan sistim komputer yang dirancang untuk menyimpan data
yang baru hubungan dangan lokasi geografi didalam bank data, dan untuk
memproses dan menganalisis data tersebut untuk mendapatkan informasi untuk
kepentingan perencanaan dan pengambilan keputusan. (Bern) Sejalan dengan
perkembangan IPTEK, SIG ini dapat dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer. Adapun proses yang dapat dilakukan yaitu :
1. Data input
2. Data manajemen
3. Data manipulator dan analisis
4. Data out put
2.3 PENENTUAN FUNGSI KAWASAN
Penentuan fungsi kawasan ini berdasarkan peraturan pemeerintah yang
dituangkan dalam SK Menteri Pertanian No. 837/Ktps/Um/11/1980 dan No:
683/Kpts/Um/8/1981 tentang kriteria dan tata cara penetapan hutan lindung dan
hutan produksi . Kriteria penetapan fungsi kawasan melalui penilaiaan tiga
variabel karakteristik lahan, yaitu: Kelerengan lapangan, Jenis tanah menurut
kepekaan terhadap erosi dan Intensitas hujan harian rata – rata. Informasi tersebut
5
didapatkan dari hasil pengolahanpeta topografi, peta tanah, dan data hujan.
Klasifikasi dan nilai skor dari ketiga faktor di atas berturut-turut adalah seperti
yang ditunjukan pada tabel berikut ini:
a. Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Kelerengan Lapangan
b. Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah Menurut Kepekaannya Terhadap
Erosi
c. Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Intensitas Hujan Harian Rata – Rata Jenis
Tanah Menurut Kepekaannya Terhadap Erosi
6
d. Skor data Pengklasifikasian Penggunaan Lahan Menurut SK. Mentan No.
837/Kpts/II/1980
7
SCANNING PETA ASLI REGISTRASI PETA HASIL SCANDIGITASI PETA YANG TELAH DIREGISTRASI
INPUT DATALAYOUT
BAB 3
DATA DAN METODE
3.1 DATA
Data yang diperlukan dalam pembuatan peta arahan penggunaan lahan
ini adalah peta dasar/manual, meliputi:
a. Peta adminstratif Kab. Tanah Datar
b. Peta jenis tanah/kepekaan terhadap erosi
c. Peta kelas curah hujan
d. Peta kelas lereng.
e. Peta arahan penggunaan lahan (hasil overlay)
Selain itu diperlukan juga alat pendukung :
a. Hardware, dengan komponen komputer yang mendukung seperti memory
minimal 128 MB, dengan speed processor minimal 800 Mhz (setara pentium 3)
b. Software, menggunakan program arcview GIS versi 3.3
c. Scanner
d. Printer
3.2 METODE
Berikut adalah langkah pembuatan peta arahan fungsi peruntukkan lahan :
Gambar 2 : bagan pembuatan peta digital berbasis arcview
1. PERSIAPAN MEMULAI SEBUAH PROJECT :
Buka Program ArcView 3.3
Pastikan semua ekstensi yang dibutuhkan sudah terinstall.
8
Pilih as a blank project
Atur project peroperties , gunakan work directory sesuai folder khusus yang
telah kita persiapkan sebelumnya untuk menempatkan project dan data-data.
Simpan project terlebih dahulu.
Dari dialog ekstensi beri tanda check pada ekstensi yang akan digunakan.
Mulai bekerja dengan view, tabel, layout dll.
2. PROSES GEOREFERENCE
Klik View Add theme
Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini. Pilih data Source Type
Image Analyses Data Source, pilih peta hasil scan (dalam format *jpeg*),
klik OK.
Checklist kotak peta supaya peta muncul
9
Menentukan satuan pemetaan yang anda buat. Satuan pemetaan pada ArcView
berupa koordinat UTM atau koordinat derajat (degree).Satuan pemetaan ini
berguna untuk menentukan besaran skala pada waktu kita melakukan LayOut.
Cara yang dilakukan adalah klik view, properties, ganti menjadi seperti
gambar. Hal ini dikarenakan dari awal kita telah memasukkankoordinat dengan
koordinat derajat (degree), maka pada setting di atas map unitdiganti dengan
decimal degree. Tetapi kalau dari awal pemberian koordinat adalah dengan
koordinat UTM, maka map unit diganti dengan meters. Begitu juga dengan
distance unitdiganti dengan meters, baik untuk koordinat UTM maupun
degree.
Perbesar tampilan peta sehingga titik ikat yang kita butuhkan tampak jelas.
10
Align Tool
Gunakan Align tool. Klik kiri menggunakan align tool pada titik ikat pertama.
Klik kanan, tahan, pilih enter to coordinate, masukkan nilai koordinat dari
titik ikat tersebut.
Gunakan cara yang sama untuk titik ikat yang lain.
Simpan peta yang telah terregistrasi, (Theme\ Save Image as ….) pada folder
yang telah kita siapkan.
Tambahkan file image tersebut ke view kita.
Delete Theme JPEG untuk menghemat tampilan view.
Digitasi siap dilakukan.
3. PROSES DIGITASI
Digitasi adalah kegiatan utama dalam pembuatan petadigital, yaitu proses
mengkorversi data raster ke data vector. Data raster adalah gambar objek yang
kualitasnya tergantung pada ukuran pixel (picture element), sedangkan data
vector adalah data yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya. Tipe
objek dalam GIS ada tiga yaitu;a) point (titik) seperti kota, bangunan,
kecamatan, kelurahan dan lainnya. b) line (garis) seperti jalan, sungai, rel
kereta api, garis kontur. Dan c)polygon (luasan) seperti penggunaan lahan,
kelas lereng, geologi, tanah dan geomorfologi. Meskipun ada tiga objek dalam
GIS, pada dasarnya cara mengerjakannya hampir sama, hanya perbedaan pada
penentuan tema yang akan dipakai, dan kursor yang digunakan. Pada
11
pembuatan peta arahan penggunaan lahan kali ini, akan dibahas lebih rinci
mengenai digitasi polygon (luasan). Untuk menggunakan simbol yang lain,
caranya tidak jauh berbeda dengan poligon, hanya menukar tema awal
pendigitan peta. Hasil peta yang baik, tergantung dari cara dan teknik anda
dalam mendigitpeta. Diharuskan ketelitian dan kehati-hatian dalam pendigitan,
agarhasil peta maksimal dan tingkat kesalahan yang kecil. Untuk
mempermudahpendigitan gunakan right-click (klik kanan) untuk zoom-out
danzoom-in peta (memperbesar dan memperkecil tampilan peta).
a. klik view new theme polygon OK
Simpan data polygon di partisi dan folder yang sama dengan peta yang telah
diberi titik ikat (koordinat) pada langkah 2.
Ganti nama file dari theme2.shpmenjadi nama peta editing, misalkan pada
gambar lereng agam.tiff. maka hanti menjadi lereng agam.shp. harus diingat
pada penggantian nama harus disertai shpdibelakang file.
Klik tahan tool draw pilih kursor sesuai kegunaan digitasi dimulai
12
Untuk mendigit peta kelas lereng, kita menggunakan theme polygon, adapun
kursor yang digunakan dalam polygon antara lain:
Digunakan untuk membuat polygon
Digunakan untuk memotong polygon
Digunakan untuk menghubungkan polygon satu dengan yang lain
Pilih kursor diatas, kemudian lakukan digitasi dengan menyusuri batas-batas
objek luasan pada peta. Lakukan pada seluruh bidang dalam peta, sampai
sesuai dengan yang asli. Untuk memperbaiki kesalahan dalam membuat
polygon, klik tool vertek edit, kemudian klik tahan pada objek yang akan
diedit, kemudian digeser dengan menggunakan mouse.
Setelah seluruh peta terdigit, isilah tabel ID untuk membedakan polygon satu
dengan yang lainnya. Maka antara polygon satu dengan yang lain akan tampil
dengan warna dan ID yang berbeda. Klik open theme table isi data base pada
atribut (ID)
3 Macam theme : Point, Line dan Polygon.
POINT
Digunakan untuk penunjuk titik ketinggian, kampung, masjid, sekolahan,
kuburan dan lain-lain.
View/new theme/ … pilih point.
Titik pada tempat tempat yang sesuai.
13
Tambahkan attribute bila diperlukan (misal: untuk nama kampung dan titik
tinggi) dengan melakukan editing pada theme table.
Stop editing, simpan pada folder yang telah disiapkan
POLYLINE
Digunakan untuk digitasi batas administrasi, sungai, jalan, garis kontur, rel KA
dan lain-lain.
DENGAN TOOL STANDAR ARCVIEW 3.3
View/new theme/ … pilih type polyline.
Ikuti garis yang akan kita digit menggunakan tool draw line.
Tambahkan attribute bila diperlukan (misal: untuk jenis jalan, garis kontur dll)
dengan melakukan editing pada theme table.
Stop editing, simpan pada folder yang telah disiapkan.
DENGAN EDIT TOOLS
Pastikan map units dan distance units dari view properties tidak unknown.
Aktifkan ekstensi edit tools.
Pilih edit theme/ new theme (polyline).
Lakukan digitasi dengan tools yang tersedia
a b c d e j k
Beberapa tools yang biasa digunakan dalam editing polyline :
a. Select : memilih garis
b. Extend Polyline : memperpanjang garis untuk dipotongkan dengan garis yang
ada di depannya
14
c. Extend polyline to their intersection memperpanjang dua garis sehingga
berpotongan
d. Split polyline : memotong garis
e. Move node : memindah node / vertex
f. copy attribute from a feature to the clipboard : sama dengan fungsi copy
g. paste attribute from clipboard to a feature
h. select a fields to copy attributes from
i. edit clipboard values
j. new polyline : membuat garis baru
k. add new polyline with attribute
Lakukan cleaning dengan Edit tools.
Bila terdapat kesalahan lakukan pembetulan dengan fasilitas editing yang
tersedia
BEBERAPA MACAM KESALAHAN :
a. Overshoot (Garis yang berlebih)
Cara editing
Klik dengan tool select garis yang berlebih tersebut
lalu delete
b. Undershoot (Garis yang telalu pendek)
Cara editing
Klik dengan tool extended polyline pada ujung garis, lalu tahan
drag / tarik melewati garis yang ada di depannya, lalu lepas
garis akan secara otomatis diperpanjang sampai garis di depannya tersebut
c. Garis yang belum tersambung
gunakan tool Extend polyline to their intersection, buat kotak (dengan klik &
drag) yang meliputi dua ujung garis yang akan dipotongkan.
lepas, kedua garis secara otomatis akan diperpanjang sampai berpotongan.
POLYGON
Digunakan untuk digitasi suatu wilayah (misal : desa, penggunaan lahan dll)
DENGAN TOOL STANDAR ARCVIEW 3.3
View/new theme/ … pilih type polygon.
15
Open Theme Table
Ikuti poligon yang akan kita digit menggunakan tool draw polygon.
Tambahkan attribute bila diperlukan (misal: untuk jenis jalan, garis kontur dll)
dengan melakukan editing pada theme table.
Stop editing, simpan pada folder yang telah disiapkan.
DENGAN EDIT TOOLS
Pastikan map units dan distance units dari view properties tidak unknown.
Aktifkan ekstensi edit tools.
Buat theme baru bertype polygon.
Setelah seluruh peta terdigit, isilah tabel IDuntuk membedakan polygon satu
dengan yang lainnya. Maka antara polygon satu dengan yang lain akan tampil
dengan warna dan ID yang berbeda. Klik open theme tableisi data base pada
atribut (ID)
Double click pada salah satu warna pada simbol peta, ganti legend type dari
single symbol ke unique value. Kemudian values field disetting dengan
keterangan. Ganti warna sesuai kebutuhan dengan mengklik dua kali (double
16
click) pada symbol dalam legend editor, dan terakhir klik apply. Maka peta
akan muncul dengan warna yang berbeda tergantung pada keterangan yang
telah diisikan dalam tabel atribute.
Sehingga diperoleh peta lereng seperti berikut ini :
Hal yang sama dilakukan pada peta jenis tanah.
17
Edit legend
4. MEMBUAT PETA ISOHYET
Menyiapkan data stasiun hujan, posisi lintang dan bujur serta hujan rata-rata hariannya.
Menyimpannya dalam format file Text (tab delimited)
Buka project di ArcView add table klik tabel curah hujan
18
Klik View add event theme
Akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini, kemudian isi kriteria seperti di bawah ini, sehingga akan muncul titik koordinat pos-pos hujan.
19
Isi kotak dialog seerti di bawah ini:
Klik Legend editor buat klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Intensitas
Hujan Harian Rata – Rata Jenis Tanah Menurut Kepekaannya Terhadap
Erosi
20
Sehingga jadi sepert ini:
3.3
21
BAB 4
HASIL DAN ANALISA
4.1 PETA HASIL DIGITASI
Berikut adalah peta-peta yang hasil digitasi di Arc View :
Gambar : peta lereng kabupaten Tanah Datar
Gambar : jenis tanah kabupaten Tanah Datar
22
Gambar : peta kelas hujan kabupaten Tanah Datar
4.2 ANALISA OVERLAY di ARCVIEW 3.3
Kelebihan GIS dengan ArcView dibandingan software lainnya adalah dalam
analisis keruangan. Keunggulan ini menyebabkan software GIS ArcView banyak
digunakan untuk memperbaharui data dan dapat dilakukan dalam waktu yang
singkat dan akurat. Analisis keruangan yang terdapat pada software ini berupa
overlay, spatial analysis, three dimention analysis (3D), dan buffer analysis.
Overlay merupakan tumpang susun peta dengan skala yang sama dengan tujuan
untuk menghasilkan informasi baru, spatial analysis merupakan suatu teknis
analisa untuk menentukan jarak terdekat, three dimention untuk menampakkan
gambar tiga dimensi suatu daerah, yaitu dengan kenampangan panjang, lebar, dan
tinggi. Untuk pembuatan peta arahan penggunaan lahan, metode analisis yang
dipakai adalah overlay, adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Overlay peta jenis tanah dan lereng.
Klik view -> geo processing wizard -> intersect two theme -> next
23
2. Mengoverlaykan peta jenis tanah+lereng dengan peta isohyet : sehingga diperoleh peta seperti di bawah ini :
3. Editing peta dan atribut hasil overlay
Peta yang telah dioverlay, (saat ini semua peta; kepekaan tanah, intensitas
curah hujan, dan kemiringan lereng telahdi overlay) secara otomatis tabel
attributejuga akan tergabung (join).Maka untuk mendapatkan data baru bagi
peta arahan penggunaan lahan, langkah sejanjutnya adalah dengan membuat
tabel baru berisikan data base.
24
4. Namun peta di atas belum tampil cantik karena masihterdapat garis-garis bekas
polygon sebelumnya. Maka untuk dapat menghilangkannya dapat digunakan
geo processing wizardseperti langkah overlay. Tetapi sekarang yang di klik
adalah dissolve features bassed on an attribute.
Sehingga diperoleh peta baru sebagai berikut :
25
5. Tampilan peta
a. Klik vie w layout pilih use paper (landscape atau portrait) OK
b. Untuk mensetting tampilan grid, klik layoutkemudian ambil properties.
Setting grid spacing dari 0.25 menjadi 0.00025 baik vertical maupun
horizontal, lalu klik OK.
c. Untuk mensetting kertas, lakukan perintah yang samadengan point (b)diatas,
ambil page setup, kemudian atur menurut kebutuhan. Termasuk didalamnya
ukuran kertas dan ukuran garis pinggir.
26
d. Untuk mensetting skala peta pada kertas, klik dua kali pada peta, maka akan
muncul kotak dialog seperti gambar. Ubah scaledari automatic menjadi user
specified scale. Isi skala 1 : berapa yang kita inginkan dan harus sesuai dengan
ukuran kertas, agar tampilan peta bagus dan sesuai dengan ukuran kertas. Lalu
klik OK.
e. Untuk settingan tampilan skala garis, klik dua kalipada skala garis, lalu atur
styledengan model yang diinginkan. Ganti unitnyadari mil menjadi
kilometer.Aturlah intervalnyamenurut skala dan sesuai keinginan.
27
f. Untuk mengubah symbol peta kita harus memecah symbol dari group menjadi
ungroup, caranya: klikpointer →klik symbol yang akan diedit. Setelah aktif
simbol yang akan diedit →klikgraphics → simpilify.Setelah symbol peta
terpecah barulah kita dapat melakukan pengeditan peta pada symbol peta.
Untuk mengubah symbol peta klik 2 kali pada symbol yang akan di ubah, maka
akan keluar kotak dialog color palette, barulah kita dapat merubah symbol.
Untuk merubah tulisan pada symbol, klik 2 kali tulisan yang akan kita ubah,
maka akan keluar text properties, ganti tulisan yang kita inginkan → Ok.
Selanjutnya klik windows →klik show symbol →ganti jenis huruf dan
ukurannya → Ok
g. Untuk membuat grid dan titik koordinat pada peta, klik grid and
graticulespada tool.Klik nextdan ganti display grid asdari tic marksmenjadi
line,kemudian klik nextdan preview.Setelah itu klik finish.
h. Buatlah unsur-unsur peta yang lain seperti judul, editing legenda, inset, nama
pembuat peta, sumber peta dan arah orientasi. Klik tool text pada tool cursor,
kemudian klik pada bagian yang akan dibuat tulisan (text). Gunakan tool
window, kemudian show symbol windowuntuk editing simbol dan tulisan.
Aturlah sedemikian rupa posisi dan ukuran huruf berdasarkan kaidah kartografi
dengan seni. Agar tampilan peta tampak indah dan tepat guna. Terakhir simpan
project dengan partisi dan folder yang sama dengan file-file yang lain.
Kemudian di print. SELESAI
28
4.3 HASIL AKHIR PETA
Berikut adalah hasil akhir tampilan peta-peta :
29
30
Gam
bar :
Pet
a Je
nis
Tana
h Ka
b.Ta
nah
Dat
ar
31
Gam
bar :
Pet
a Ke
las
Lere
ng K
abup
aten
Tan
ah D
atar
32
Gam
bar :
Pet
a Ke
las
Huj
an K
abup
aten
Tan
ah D
atar
DAFTAR PUSTAKA
33
Gam
bar :
Pet
a Ar
ahan
Pen
ggun
aan
Laha
n Ka
bupa
ten
Tana
h D
atar
Prahasta, Eddy, 2002. Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. CV
Informatika, Bandung.
Puntodewo, Atie, Sonya Dewi, dan Jusupta Tarigan, 2003. Sistem Informasi
Geografis. Center for International Forestry Research, Bogor.
Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1/th XII/2007Riyadi, Rakhmat, 1995. Evaluasi
Kemampuan Lahan Kabupaten Dati II Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurusan Geografi Fisik UGM, Yogyakarta
34