tumbuh kembang craniofacial kompleks
TRANSCRIPT
TUMBUH KEMBANG CRANIOMAXILLARY KOMPLEKS
KELOMPOK TUTORIAL 2 RESA EKA PRATIWI MULYANA FITRIA NOVIANTY GHAISANI ALIFAH RATRY RESWITADEWI RIRIN ARIYANTI
RINA MARIANA IKA NURANI INTAN MELANI
THEODORA ADISTY SHARINA YUANISA
Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Mekanisme Pembentukan Tulang
Tulang merupakan bentuk khusus suatu jaringan
ikat yang terdiri dari sel, serat dan matriks. Fungsi : Kerangka kaku bagi tubuh Tempat perlekatan otot dan organ Hemopoisis Reservoir kalsium,fosfat,dan mineral lain
Sel Tulang
Tulang dewasa yang sedang berkembang mengandung empat jenis sel berbeda : sel osteogenik ( Preginator), osteoblas, osteosit,osteoklas.
Tulang mulai tumbuh pada awal perkembangan
janin - perubahan komposisi & struktur selama masa kehidupan. Pertumbuhan tulang terdiri atas pertumbuhan longitudinal & pertumbuhan circumferential
Pertumbuhan dimulai di dalam embrio melalui
dua proses : Osifikasi Endokondral Osifikasi Intramembranosa
Osifikasi Endokondral Sebagian besar membentuk tulang kerangka
Tulang Rawan Hialin (tumbuh)-Kondrosit membesar(Dewasa)-PerkapuranKondrosit mati-matriks berkapur-Tulang rawan berkapur-tulang
Sel-sel osteoprogenitor dan pembuluh darah dari
jaringan ikat periosteum di sekitarnya memasuki model tulang rawan yang berkapur Berdegenarasi Sel osteoprogenator berfroliferasi menjadi osteoblas Jaringan mesenkim, osteoblas, dan pembuluh darah osifikasi(Tulang yang berkembang)
Pusat tulang panjang : terdapat pusat osifikasi primer dan diafisis pusat osifikasi sekunder di epifisis
Kemudian terbentuk matriks osteid yang mengalami mineralisasi menjadi tulang
Osifikasi Intramembranosa Tulang berkembang berawal dari jaringan ikat
mesenkim-Osteoblas-matriks tulang Mandibula, maksila, clavicula, dan hampir seluruh tulang pipih tengkorak dibentuk melalui metode intramembranosa ini. Pada tulang tengkorak (berkembang) pusat osifikasi tumbuh secara radial - jaringan ikat menyatu
Pada neonatus, fontanel pada tengkorak adalah
daerah bermembran lunak tempat osifikasi intramembranosa tulang tengkorak yang belum selesai terbentuk.
Matriks Tulang Matriks tulang bermineral jauh lebih keras
daripada matriks tulang rawan sehingga: Nutrient dan metabolit tidak leluasa berdifusi
melalui matriks untuk mencapai sel-sel tulang + tulang sangat vaskuler dan menampakkan system saluran atau kanal unik yang disebut kanalikuli Kanalikuli berisi cairan ekstrasel, dan cabangcabang sitoplasma memungkinkan hubungan antarosteosit dan hubungan osteosit dengan materi yang terdapat di dalam pembuluh darah memasok matriks tulang
Dengan cara ini kanalikuli
pertukaran yang
sangat efisien : nutrient di bawa ke osteosit, terjadi pertukaran gas
antara darah dan sel dan limbah metabolism dikeluarkan dari osteosit.
Tumbuh Kembang Cranium
neurokranium Cranium viserokranium
Neurokranium
membranosa Neurokranium
tulang pipih tulang dasar dari cranium
kartilaginosa atau kondrokraniu m
Neurokranium MembranosaDari sel krista neuralis dan mesoderm paraksial masuk ke dalam otak mengalami osifikasi membranosa terbentuk sejumlah tulang pipih membranosa diatandai oleh spikula tulang
Spikula menyebar secara progresif dari pusat osifikasi primer ke arah tepi
Pembentukan somit
Tulang tengkorak padi janin 3 bulan yang memperlihatkan penyebaran spikulaspikula tulang dari pusat osifikasi primer
Struktur rangka kepala dan wajahBiru : krista neuralis Merah : mesoderm paraksial Kuning : mesoderm lempeng lateral
Lahir tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan oleh sutura sel krista neuralis (sutura sagitalis) dan mesoderm paraksial (sutura koronalis) Di tempat lebih dari dua tulang bertemu fontanel Sutura dan fontanel memungkinkan tengkorak untuk bertumpang-tindih (molase) Seseorang memiliki hampir semua kapasitas kraniumnya pada usia 5 sampai 7 tahun, namun sebagian sutura teteap terbuka hingga masa dewasa
Tengkorak Bayi Baru Lahir
Tengkorak neonatus
Neurokranium Kartilaginosa atau Kondrokranium Awalnya terdiri dari kartilago yang terpisah
Tulang di depan batas rostral notokord yang
berakhir di ketinggian kelenjar hipofisis di tengah sel tursika dari sel krista neuralis membentuk kondrokranium prekordal Tulang posterior dari batas diatas dari sklerotom oksipital mesoderm paraksial membentuk kondrokranium korda Dasar tengkorak terbentuk kartilago menyatu dan mengalami penulangan
Viserokranium Terdiri dari tulang-tulang wajah dua
arkus faring pertama Arkus pertama prosesus maksiliaris membentuk os maksila, os zigomatikum, dan sebagian dari os temporale Bagian ventral prosesus mandibularis mengandung kartilago Meckel memadat dan mengalami penulangan melalui osifikasi membranosa mandibula Kartilago Meckel akan menghilang
Ujung dorsal prosesus mandibularis
dan ujung arkus faring kedua inkus, maleus, dan stapes osifikasi dimulai pada bulan keempat tulang-tulang pertama yang mengalami osifikasi lengkap Mesenkim membentuk tulang-tulang wajah sel krista neuralis, termasuk os nasale, dan os lakrimale
Mekanisme Tumbuh Kembang Cranial Vault
Cranial vault adalah bagian kranium yang
membentuk tutup kepala atau menutupi otak. Terdiri dari enam buah tulang pipih: os frontalis, dua buah os parietalis, dua buah os temporalis, dan os occipitalis.
(://www.google.co.id/imgres?q=cranial+vault&hl=id&sa=X&biw=1024&bih=318&tbm=isch&prmd=ivns&tbnid=Wbrc2Lgb25Hn6M:&img httprefurl=http://structuralevolution.org/blog/category/facialrejuvenation/&docid=fM6J63QQ9Qp1PM&w=350&h=261&ei=tDlvTrLlNIHrAfi1e3xBg&zoom=1&iact=rc&dur=222&page=1&tbnh=114&tbnw=153&start=0&ndsp=10&ved=1t:429,r:1,s:0&tx=62&ty=28)
Fungsi utama cranial vault adalah untuk
melindungi otak yang menutupi permukaan atas dan luar otak. Tulang-tulang cranial vault dihubungkan
satu dengan yang lainnya dengan sutura, dan tulang-tulang kompleks nasomaxillary dihubungkan bersamasama dan dengan cranial vault oleh sistem sutural yang menyediakan tempat untuk pertumbuhan dan penyesuaian.
Pertumbuhan cranial vault sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan otak yang akan menyebabkan terjadinya tekanan pada sutura sehingga akan merangsang pembentukan tulang melalui proses pertumbuhan sutura.
Pertumbuhan dan perkembangan Cranial Vault pada bayi baru lahir Pada kelahiran, tulang pipih dari tengkorak
terpisah jauh dari jaringan ikat longgar Setelah lahir, tulang-tulang pada tepi
fontanels menghilangkan daerah-daerah yang terbuka ini dengan cepat, menyisakan sambungan tulang yang berupa sutura periosteum yang tipis selama beberapa tahun, terkadang akan menyatu pada saat dewasa.
Langman Medical Embriology
Gambar. Cranial Vault bayi baru lahir
(http://www.google.co.id/imgres?q=cranial+vault&hl=id&sa=X&biw=1024&bih=318&tbm=isch&prmd=ivns&tbnid=A _cPLWbs8LibjM:&imgrefurl=http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/APFallLect9.html&docid=4S9VLjzF__h2 PM&w=640&h=480&ei=tDlvTrLlNI=HrAfi1e3xBg&zoom=1&iact=rc&dur=146&page=1&tbnh=118&tbnw=157&start =0&ndsp=10&ved=1t:429,r:3,s:0&tx=31&ty=50)
Salah satu fungsi dari fontanels (titik jinak)
adalah memungkinkan cranium cukup fleksibel selama proses kelahiran Pada ruang terbuka, titik lunak memungkinkan adanya angka perubahan bentuk tengkorak saat lahir (memungkinkan adanya kepala besar saat kelahiran) Adaptasi pertumbuhan terjadi pada coronal, sagital, parietal, temporal dan sutura occipitale mengatur tingginya pertumbuhan otak
cranial base menggunakan proses osifikasi endochondral,
yg mana terbentuk dari tulang rawan, yg kemudian bertransformasi mjd tulang keras. Saat prenatal, cranial base mempunyai susunan sinkondrosis di antara os ethmoidal, sphenoidal, dan oksipital. Susunan ini mengalami pertambahan panjang dengan cepat membentuk caranial base Pertumbuhan sinkondrosis tjd di awal masa embrio untuk menyokong pertumbuhan otak. Sinkondrosis intraethmoidal (di antara os ethmoidal) dan intrasphenoidal (di antara os sphenoidal) mjd tulang keras sebelum lahir
Sinkondrosis intraoksipital (di antara os oksipital) mjd
tulang keras sebelum umur 5 tahun. Sinkondrosis sphenoethmoidal (di antara os spheniod dan os ethmoidal) mjd tulang keras saat umur sekitar 6 tahun Sinkondrosis sphenooksipital (di antara os sphenoid dan os oksipital) mjd tulang keras saat umur 13-15 tahun
Pertumbuhan basis cranii: terjadi karena sistem yang seimbang dari pertumbuhan sutura, pelebaran dari synchondrosis, dan perkembangan selaput otak mempengaruhi penempatan dari wajah bagian tengah dan mandibula pertumbuhan anteroposterior basis cranium memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan nasomaxillary dan mandibula
basis cranium yang sudah dewasa paling stabil di
antara semua bagian yang terdapat pada rangka craniofacial dan yang paling sedikit terkena pengaruh dari luar yang dapat mengubah fungsifungsi otot saraf misalnya seperti pengobatan orthodontik
Tumbuh Kembang Nasomaksilaris Kompleks
Tumbuh
kembang nasomaksilaris kompleks tumbuh kembang dentokraniofasial Dentokraniofasial: struktur anatomi tumbuh kembang tengkorak, rahang gigi (maksila dan mandibula) & kombinasi gigi+rahang bentuk wajah.
Pertumbuhan nasomaksilaris kompleks
dibentuk oleh 2 mekanisme dasar: 1. Perpindahan pasif: o/ pertumbuhan basis kranial mendorong maksila maju kedepan 2. Pertumbuhan aktif: struktur maksila & hidung
Nasomaksilaris Maksila:
dasar rongga mata, atap rongga mulut & dinding lateral rongga hidung Pertumbuhan maksila dengan 2 cara: Aposisi tulang pada sutura: menghubungkan maksila & basis kranii Remodeling permukaan tulang
maksila perkembangan mata, hidung & mulut Maksila kranium melalui suturasutura: Frontomaksilaris Zygomaticotemporalis Zygomaticomaksilaris Palatomaksilaris Pertumbuhan
Sumber: Sobotta, Atlas
Sumber: Sobotta, Atlas
Pertumbuhan
bagian nasal septum (vomer & ethmoid) mengakibatkan: Perpidahan/ pergerakan maksila: ke bawah Ke depan: mengakibatkan pembesaran nasal dan orofaring fungsi respirasi Pertumbuhan bagian posterior maksila: Tuberositas maksilaris Erupsi gigi molar permanen.
Permukaan
depan maksila hampir seluruhnya mengalami resorpsi kecuali pada daerah spina nasalis anterior (aposisi) Pertumbuhan sutura sepanjang tulang zygomatik dan frontalis dan aposisi prosessus alveolaris menambah tinggi maksila.
Secara
bersamaan dasar hidung menurun oleh resorpsi deposisi tulang pada oral dan palatal vault, terutama pada prosesuss alveolaris Remodeling pada prosessus alveolaris maksilaris menambah lebar maksila yaitu dengan melalui: aposisi pada sisi labial & buccal aposisi pada sisi palatinal
Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=maxilla&um=1&hl=id&noj =1&tbm=isch&tbnid=zoVjJQPL75xA9M:&imgrefurl
Prosessus Alveolaris Maksilaris Merupakan sebuah ridge
permukaan inferior, paling tengah dari
maksila Pertumbuhannya dipengaruhi oleh: Letak & erupsi dari gigi-geligi, (tidak akan ada bila gigi-geligi tidak ada)
Otot buccinator
melekat antara prosessus alveolaris maksila & prosessus alveolaris mandibula
Sumber gambar: http://www.google.co.id/imgres?q=m+buccinator+processus+alveolaris&u m=1&hl=id&noj=1&tbm=isch&tbnid=igY-wVUZE-bzOM:&imgrefurl=
Pertumbuhan prosessus alveolaris
Aktif selama proses erupsi gigi-geligi Berperan memelihara hub. occlusal
selama pertumbuhan vertikal maksila & mandibula. Proc. alveolaris mandibula & maksila berkembang di sekitar benih gigi yg sedang tumbuh semasa fetus
Setelah bayi lahir proc alveolaris
tumbuh cepat Gigi geligi susu sudah tumbuh sempurna lingua sudah mempunyai ruangan yang cukup di dalam arcus dentalis Pertumbuhan prosessus alveolaris maksilaris dan prosessus alveolaris mandibularis (+erupsi gigi) tumbuh kembang wajah (vertikal)
Pengertian Remodelling TulangRemodeling tulang merupakan satu proses aktif dan dinamik yang mengandalkan pada keseimbangan yang benar antara penyerapan tulang oleh osteoklas dan deposisi tulang oleh osteoblas
Proses Remodelling TulangRemodelling tulang terjadi dengan adanya dua jenis sel utama jaringan tulang:-Osteoklas sel-sel berinti banyak yang menghancurkan
matriks tulang -Osteoblas memiliki fungsi-fungsi osteogenik, mensintesa protein-protein matriks tulang dan untuk proses kalsifikasi-Sel-sel osteosit tipe sel penting lainnya yang berasal dari
osteoblas, terlibat dalam proses remodelling karena memiliki fungsi mekano-sensor
Tahap-tahap Remodelling TulangFase Aktifasi 2. Fase Resorpsi 3. Fase Membalik (reverse) 4. Fase Formasi1.
1. Fase Aktifasi Rangsangan pada tulang (mekanis/kimiawi) mengaktifasi the lining cells (sel-sel osteblas yang tenang) meningkatkan pengekspresian RANKL (receptor activator of nuclear B ligand) berinteraksi dengan reseptornya yaitu RANK (receptor activator of nuclear B), yang disekresikan oleh sel-sel praosteoklas. Interaksi RANKL/RANK memicu fusi sel-sel praosteoklas dan diferensiasinya menjadi sel osteoklas berinti banyak.
2. Fase Resorpsi - Sel-sel osteoklas menempel ke permukaan tulang menyerap komponen tulang - Bertugas untuk pendegradasian komponen organik tulang - Setelah menyelesaikan fungsinya, sel-sel osteoklas akan mengalami apoptosis mencegah suatu penyerapan tulang berlebih
3. Fase Membalik (reverse) - Yang menjalankan fase ini adalah the reverse cells - Sebenarnya mereka dikenal sebagai sel-sel yang mirip makrofag (macrophage-like cells) - Fungsinya adalah membuang produksi debris selama degradasi matriks
4. Fase Formasi - Penyerapan matriks tulang berguna untuk perekrutan sel-sel osteoblas di suatu daerah yang di-reabsorb - Sel-sel osteoblas menghasilkan matriks tulang baru sehingga menyempurnakan proses remodeling tersebut
Manfaat Remodelling Tulang tulang menyesuiakan kekuatannya agar
sebanding dengan derajat tekanan yang diterimanya tulang akan menebal jika menerima beban berat bentuk tulang dapat disusun kembali agar berfungsi sebagai penyangga daya mekanik tulang yang tua menjadi relative lemah dan rapuh diperlukan matriks organic yang baru
Daftar pustaka Keith L.Moore.and Anne M.R.Agur.2002.Anatomi
Klinis Dasar.Jakarta :Hipokrates. http://skydrugz.blogspot.com/2010/10/anatomi-umumistilah-anatomi-berasal.html http://drganjoz.blogspot.com/2011/02/blok-6-lbm3.html http://aryou-snooker.blogspot.com/2009/11/anatomitulang-cranium.html
(http://assepmp.blogspot.com/2008/02/perkembanga
n-tengkorak-manusia.html) (http://www.google.co.id/imgres?q=cranial+vault&hl=i d&sa=X&biw=1024&bih=318&tbm=isch&prmd=ivns& tbnid=Wbrc2Lgb25Hn6M:&imgrefurl=http://structural evolution.org/blog/category/facialrejuvenation/&docid =fM6J63QQ9Qp1PM&w=350&h=261&ei=tDlvTrLlNIHrAfi1e3xBg&zoom=1&iact=rc&dur=222&page=1&tb nh=114&tbnw=153&start=0&ndsp=10&ved=1t:429,r: 1,s:0&tx=62&ty=28)