tumbuh kembang

29

Click here to load reader

Upload: susyanti-susilawaty

Post on 13-Aug-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tumbuh Kembang Seorang Anak

TRANSCRIPT

Page 1: Tumbuh Kembang

Universitas Kristen Krida Wacana

(UKRIDA)

TUMBUH KEMBANG

2010

Nama : Susyanti

NIM : 10. 2008.116

Kelompok : C-2

Page 2: Tumbuh Kembang

Pendahuluan

Periode neonatus dalam kehidupan merupakan waktu yang sangat penting dan peka dimana neonatus harus melakukan banyak adaptasi secara fisiologik untuk menempuh kehidupan. Peralihan dari intrauterine ke kehidupan ekstrauterine memerlukan banyak perubahan biokimia dan fisiologi. Banyak factor yang mempengaruhi pertumbuhan yang mempengaruhi janin saat dalam kandungan, terutama dilihat dari faktor ibunya. Kehamilan yang beresiko tinggi akan mempersulit persalinan dan ada kemunkinan besar mempengaruhi perkembangan janin selama dalam kandungan. Misalnya seorang ibu yang hamil yang mengalami hipertensi sejak mas kehamilannya. Hal ini akan menjadi penyulit dan penghambat bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan. 1

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata berat bayi normal (masa gestasi cukup bulan 37 – 41 minggu) adalah ≥ 2500 gr. Secara umum, bayi berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih, lebih besar resikonya untuk mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya kelak. Masa gestasi merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi karena dapat kebutuhan cukup selama kandungan ibu. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya. Bayi berat lahir rendah tidak sama dengan prematuritas,namun keduanya termasuk dalam bayi yang rentan. 2

Hubungan antara berat lahir atau umur kehamilan juga sangat membantu dalam meramalkan masalah klinis BBL. Identifikasi antenatal terhadap penyimpangan pertumbuhan intrauterine mempermudah perencanaan persalinan dan resusitasi neonatal jika diperlukan. BBL yang lahir dengan kondisi rentan yang tinggi misalnya lahir dengan berat badan yang rendah ada kemungkinan ke depannya akan mempunyai masalah klinis berupa gangguan perkembangan fisik, gangguan perkembangan mental dan neurologik.2 Kasus mengenai BBL dengan berat badan rendah (dibawah 2500 gr) yang dimana termasuk kecil untuk masa kehamilan (KMK) akan dibahas dalam makalah ini. 1,2

Page 3: Tumbuh Kembang

ISI

Pemeriksaan Neonatus

Proporsi tubuh neonatus memiliki ciri seperti kepala relatif besar, wajah bulat, abdomen relative menonjol, ekstremitas relative pendek, dan titik tengah tinggi badan neonatus kira-kira setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa letaknya setinggi simfisis pubis.

Pada awal persalinan, begitu bayi baru lahir (BBL), maka harus segera dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan di ruang persalinan, pemeriksaan vital dan pemeriksaan fisik neonatus secara penampilan umumnya.1

Pemeriksaan pertama pada BBL dilakukan waktu di kamar bersalin begitu bayi lahir. Tujuan pemeriksaan pada BBL ini adalah : 1, 2

Menilai adaptasi BBL dari keadaan awalnya kehidupan intrauterine ke ekstrauterine yang mungkin memerlukan resusitasi.

Untuk menemukan kelainan kongenital yang perlu tindakan segera (seperti atresia ani, atresia esophagus) ataupun trauma lahir.

Menentukan apakah BBL tersebut dapat dirawat bersama ibu atau di perawatan khusus untuk diawasi atau di ruang intensif.

Penilaian Adaptasi Neonatus dengan Penilaian Apgar

Penilaian terhadap adaptasi neonatus dilakukan dengan cara menghitung nilai Apgar (Apgar score). Cara ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi bayi yang baru lahir. Kriteria yang telah dinilai adalah (1) laju jantung, (2) usaha bernapas, (3) tonus otot, (4) refleks terhadap rangsangan, dan (5) warna kulit. Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga neonatus dapat memperoleh nilai 0 sampai 10. Cara-cara penilaian Apgar dapat dilihat pada tabel 2. 3

Nilai Apgar, sesuai dengan nama orang yang pertama kali melakukan sistem penilaian ini, dr. Virginia Apgar. Penilaian dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk adaptasi neonatal. Nilai Apgar menit pertama menentukan perlunya resusitasi segera.4

NIlai Apgar 10 dalam kenyataan sangat jarang karena pengaruh dari ruangan persalinan. 3

- Nilai 7 -10 Neonatus yang beradaptasi dengan baik- Nilai 4 -6 Menunjukan keadaan asfiksia ringan sampai sedang - Nilai 0 - 3 Menunjukan derajat asfiksia yang berat (perlu resusitasi segera)

Tanda 0 1 2

Laju jantung Tidak ada <100/menit ≥100/menit

Page 4: Tumbuh Kembang

Usaha bernapas Tidak ada Lambat, Menangis kuat,

tidak teratur teratur

Tonus otot Lemas; lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan aktif

sedikit

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit, Reaksi melawan,

(respons) menyeringai batuk, bersin

Warna kulit Seluruh tubuh pucat/biru Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh

ekstremitas biru kemerahan

Tabel 1. Nilai APGAR 1-3

Penilaian Apgar ini perlu diulangi setelah 5 menit kemudian untuk mengevaluasi apakah tindakan resusitasi kita sudah adekuat atau belum. 2,3,5 Bila belum, perlu dilakukan pemeriksaan penunjangan lainnya. Nilai Apgar 5 menit ini mempunyai nilai prognosis terhadap neonatus oleh karena berhubungan dengan morbiditas neonatal. Nilai pada menit pertama walau hasilnya rendah, tidak akan berkorelasi dengan hasil akhir masa mendatang.3

Nilai Apgar 0-3 pada menit 5 dihubungkan dengan kemungkinan adanya resiko cerebral palsy (belum pasti). Nilai Apgar 7-10 pada menit 5 dianggap normal. Nilai 4, 5, dan 6 adalah nilai antara dan bukan merupakan tanda resiko tinggi untuk disfungsi neurologik di kemudian hari. Nilai Apgar 1 dan 5 menit kurang berkorelasi dengan penyebab maupun hasil akhir mendatang, nilai ini tidak bisa menjadi bukti kuat bahwa ada kerusakan neurologis yang disebabkan hipoksia atau intrapartum yang tidak tepat. Korelasi nilai Apgar dengan hasil 0-3 pada menit ke 10, 15 dan 20 kemungkinan dapat menunjukkan adanya asfiksia yang cukup berat.3,4

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai Apgar adalah keadaan maturitasi neonatus. Pada bayi prematur sehat tanpa tanda-tanda serangan anoksia, depresi serebral, asidemia, mungkin saja mendapat nilai yang rendah hanya karena imaturitasnya. Sejumlah pengobatan pada ibu dan kondisi janin dapat mempengaruhi nilai Apgar, antara lain malformasi neuro-muskuler yang menurunkan tonus dan usaha napas. Selain itu infeksi juga dapat menurunkan tonus, warna, dan respon terhadap resusitasi. 4

Resusitasi

Tindakan ventilasi buatan yang cepat diperlukan pada setiap bayi yang tidak bernapas dalam 30 detik setelah lahir, atau yang menunjukkan pernapasan yang lemah. 5 Aturan pertama resusitasi adalah mengenali neonatus yang membutuhkan bantuan secara cepat.Karena tindakan

Page 5: Tumbuh Kembang

pengisapan mulut, hidung dan trakea dapat menimbulkan stimulasi vagal yang signifikan dan secara refleks memperlambat frekuensi jantung. Jadi harus dilihat apakah resusitasi ini perlu dilakukan atau tidak penting. 4

Pada hampir semua bayi baru lahir, ventilasi yang adekuat dan oksigen yang cukup merupakan syarat yang diperlukan bagi tindakan resusitasi yang efektif. 4,6 Hal ini berguna untuk mencegah mortalitas dan morbiditas. Resusitasi aktif yang berhasil memerlukan personil yang cakap dan segera siap siaga, daerah kerjanya juga cukup luas dengan panas yang sesuai serta cahaya cukup, alat perlengkapan untuk memberikan oksigen seperti masker wajah dan intubasi endotrakeal dengan pengisapan trakeal dan juga obat-obatan, syringe, jarum, dan kateter untuk memungkinkan pemberian cairan seperti ringer laktat, darah, epinefrin dan sebagainya.4

Protokol resusitasi yang direkomendasikan : mencegah neonatus kehilangan panas tubuhnya, membuka jalan napas seperti dengan mengisap mulut, mengisap hidung (nasal suctioning), warna kulit yang menunjukkan adanya sianosis, dan frekuensi jantung <100. 4

Kelainan pada garis tengah

Selain penilaian adaptasi, pemeriksaan di ruang bersalin yang biasanya segera dilakukan adalah mencari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomielokel, dll. 1,3

Jenis kelamin

Perlu dicek segera setelah BBL karena biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin bayinya yang baru lahir. 1,2

Pemeriksaan Vital

Pernapasan

Dalam keadaan normal, tipe pernapasan bayi ialah abdominal atau diafragmatik. Bila terdapat pernapasan torakal pada bayi dan anak kecil menunjukkan adanya kelainan paru. Makin besar anak, makin jelas komponen torakal pada pernapasan, dan pada umur 7-8 tahun komponen torakal menjadi predominan (torakoabdominal). 1,3

Perhitungan laju pernapasan pada bayi dan anak paling tepat bila dilakukan pada waktu tidur. Laju pernapasan dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu : 3

1. Cara inspeksi : pemeriksa melihat gerakan napas dan menghitung frekuensinya. Cara ini tidak praktis karena pemeriksa harus melihat gerakan napas dan detik jarum jam sekaligus.

2. Cara palpasi : Tangan pemeriksa diletakkan pada dinding abdomen atau dinding dada pasien, kemudian dihitung gerakan pernapasan yang terasa pada tangan tersebut, sementara pemeriksa memperhatikan jarum jam.

3. Cara auskultasi : dengan stetoskop didengarkan dan dihitung bunyi pernapasan.

Page 6: Tumbuh Kembang

Umur Rentang Rata-rata waktu tidur

Neonatus 30-60 35

Anak 1-2 tahun 25-50 25

Anak 3-4 tahun 20-30 22

Anak 5-9 tahun 15-30 18

Anak >10 tahun 15-30 15

Tabel 2. Laju Penapasan Normal per Menit 3

Suhu Tubuh

Suhu tubuh diukur dengan mempergunakan thermometer badan. Pada umumnya yang diukur ialah suhu aksila. Sebelum thermometer digunakan permukaan air raksa thermometer harus diturunkan sampai di bawah 35oC dengan mengibas-ngibaskan thermometer, setelah itu thermometer dikepitkan di aksila. 3

Pada bayi di bawah umur 2 tahun dapat pula diukur di rectum atau lipat paha (yang ini jarang dilakukan). Suhu rectum diukur dengan thermometer rectal, sebelum dipakai harus diolesi dengan vaselin lebih dahulu. Posisi bayi untuk pengukuran suhu rectal dilakukan dalam posisi tidur miring dengan lutut sedikit dibengkokkan, kemudian dimasukkan thermometer ke dalam anus dengan arah sejajar dengan kolumna vertebralis, sampai reservoir air raksa berada di belakang sfingter. Setelah itu lipatan bokong saling dirapatkan. Jangan mengukur suhu rectum dengan bayi dalam posisi telentang karena dapat menyebabkan thermometer pecah atau menembus dinding rectum. Pada anak usia di atas 6 tahun, suhu dapat diukur di mulut dengan reservoir thermometer di bawah lidah (sublingual). 3

Suhu rectum menggambarkan suhu tubuh pasien (core temperature) yang lebih tinggi daripada suhu yang diukur di tempat lain. Semua pengukuran suhu harus dilakukan selama 3 menit. Umumnya suhu aksila 1oC lebih rendah daripada suhu rectum, sedangkan suhu mulut 0,5oC lebih rendah daripada suhu rectum. 4 Keadaan normal suhu aksila adalah antara 36-37oC. 1

Denyut Nadi

Pemeriksaan nadi harus dilakukan pada keempat ekstremitas. Hati-hati dalam menilai nadi untuk menghitung frekuensi nadi per menit, dan juga mencakup frekuensi atau laju nadi, irama, isi atau kualitas serta ekualitas nadi. 3

Laju nadi paling baik dihitung dengan pasien dalam keadaan tidur ataupun dalam keadaan tenang. Bila tidak bisa dalam keadaan tidur harus diberikan catatan keadaan anak pada waktu nadi diperiksa (gelisah, menangis, berontak). Perhitungan nadi harus disertai dengan

Page 7: Tumbuh Kembang

perhitungan laju jantung, untuk menyingkirkan kemungkinan terdapatnya pulsus defisit, yakni denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi, sehingga laju jantung lebih tinggi daripada laju nadi. Semua perhitungan laju nadi dan laju jantung harus dilakukan dalam satu menit penuh. 1,3

Takikardia adalah laju denyut jantung yang lebih cepat daripada laju normal. Keadaan ini dapat terjadi pada keadaan demam, miokarditis, gagal jantung, atau pun dehidrasi. Pada saat demam kenaikan suhu badan 1oC diikuti oleh kenaikan denyut nadi sebanyak 15-20/menit. Bradikardia adalah frekuensi denyut jantung yang lebih lambat dari frekuensi normal. Keadaan ini dapat terjadi pada tekanan intrakranial tinggi, hipotiroidisme, anoreksia nervosa, atau sepsis.

Keadaan normal irama nadi adalah teratur. Ketidakteraturan nadi yang paling sering dijumpai adalah disritmia (aritmia) sinus. Keadaan ini denyut nadi teraba lebih cepat pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi. Hal ini sering terjadi pada anak di atas umur 3 tahun. Distritmia sinus jarang terdapat pada bayi. Untuk pemeriksaan laju nadi dapat dilakukan dengan menghitung laju nadi dengan meraba nadi dengan meraba arteri brachialis atau arteri femoralis dan auskultasi jantung. 3

Pada anak yang lebih basar, laju nadi dihitung dengan meraba arteri radialis, dengan memakai ujung jari II, III dan IV tangan kanan sedangkan ibu jari berada di bagian posisi dorsal tangan anak. Kualitas atau isi nadi yang normal disebut cukup. Isi nadi yang kurang atau lemah terdapat pada kegagalan sirkulasi (renjatan) serta gagal jantung yang berat. Dalam keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ekstremitas. 3

Usia Istirahat (bangun) Istirahat (tidur) Aktif/Demam

Baru lahir 100 – 180 80 - 160 sampai 220

1 minggu- 3 bulan 100 – 220 80 - 200 sampai 220

3 bulan-2 tahun 80 - 150 70 - 120 sampai 200

2 tahun-10 tahun 70 - 110 60 - 90 sampai 200

>10 tahun 55 - 90 50 - 90 sampai 200

Tabel 3. Laju Nadi atau Laju Jantung Normal pada Bayi dan Anak. 3

Tekanan Darah

Tekanan darah diperiksa pada anak dalam keadaan tenang di ruangan tenang. Pengukuran ini dilakukan sebaiknya setelah semua pemeriksaan lain selesai. Alat standar yang digunakan ialah sfigmomanometer air raksa. Tekanan darah diukur pada lengan dan tungkai. Lebar manset yang dipakai harus mencakup ½ sampai 2/3 panjang lengan atas atau panjang tungkai atas. Manset yang terlalu sempit akan member hasil terlalu tinggi, sedang yang terlalu lebar akan

Page 8: Tumbuh Kembang

memberi hasil terlalu rendah. Panjang manset juga harus melingkari setidak-tidaknya 2/3 lingkaran lengan atas atau tungkai atas dan pakai manset yang sesuai dengan umurnya. 3

Umur Lebar Manset

0-12 bulan 2 inci (5 cm)

1-5 tahun 3 inci (7,5 cm)

6-12 tahun 4 inci (10 cm)

>12 tahun 5 inci (12,5 cm)

Tabel 4. Ukuran Manset untuk Kelompok Umur yang Sesuai 3

Pasanglah manset melingkari lengan atas atau tungkai atas, dengan batas bawah lebih kurang dari 3 cm dari siku atau lipat lutut. Dengan cepat manset dipompa sampai denyut nadi arteri radialis atau dorsalis pedis tidak teraba, kemudian teruskan dipompa sampai 20-30 mmHg lagi. Sambil mendengar dengan stetoskop pada arteri brachialis (di fossa cubiti) atau arteri poplitea (di fossa poplitea), kosongkan manometer perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mm tiap detik. Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi-bunyi Korotkoff. 3

Tekanan sistolik adalah saat mulai terdengar bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan diastolic adalah saat mulai terdengar bunyi Korotkoff IV, yang biasanya pada bayi dan anak bersamaan atau hamper bersamaan dengan menghilangnya bunyi (Korotkoff V).

Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik di lengan adalah 10-15 mmHg lebih rendah dibanding dengan tekanan darah tungkai, kecuali pada bayi di bawah 1 tahun, mungkin tekanan darah di tungkai sama atau bahkan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tekanan darah di lengan karena ismus aorta masih agak sempit. Tekanan darah diastolik hampir sama baik di lengan dan tungkai. 3

Usia Sistolik (2 SD) Diastolik (2 SD)

Neonatus 80 (16) 45 (15)

6-12 bulan 90 (30) 60 (10)

1-5 tahun 95 (25) 65 (20)

5-10 tahun 100 (15) 60 (10)

10-15 tahun 115 (17) 60 (10)

Tabel 5. Tekanan Darah pada Bayi dan Anak 3

Page 9: Tumbuh Kembang

Pemeriksaan Fisik Neonatus

Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang ahli medis untuk memeriksa fisik Neonatus. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Hal ini akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan terbaik. Banyak kejadian kelainan secara kongenital pada bayi dimana pada bayi kurang bulan adalah 2 kali lebih banyak mengalami kelainan dibanding pada bayi cukup bulan, dan pada bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) kejadian kelainan kongenital tersebut sampai 10 kali lebih besar. Pemeriksaan fisis BBL dilakukan paling kurang tiga kali, yakni pada saat lahir, pemeriksaan 24 jam di ruang perawatan,dan pemeriksaan waktu pulang. 2,3

Pemeriksaan Fisik Antropometri

Berat badan

Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak dengan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka 0). Bayi ditimbang dalam posisi berbaring telentang atau duduk tanpa baju. 1,3

Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Terdapat klasifikasi berat bayi yang baru lahir, yakni : 1,2

Bayi berat lahir rendah (BBLR) bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gr tanpa memandang masa gestasi

Bayi berat lahir cukup/normal bayi yang dilahirkan dengan berat lahir ≥ 2500-4000 gr Bayi berat lahir lebih bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >4000 gr

Berat badan bayi memiliki keterkaitan dengan masa gestasinya. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. 1 Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya. Hubungan antara berat lahir atau umur kehamilan juga sangat membantu dalam meramalkan masalah klinis BBL. Identifikasi antenatal terhadap penyimpangan pertumbuhan intrauterine mempermudah perencanaan persalinan dan resusitasi neonatal jika diperlukan. 2

Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi (umur kehamilan) yakni : 1,2

Neonatus kurang bulan Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu Neonatus cukup bulan Bayi dilahirkan dengan masa gestasi 37-42 minggu Neonatus lebih bulan Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu

(Grafik pertumbuhan fisis anak perempuan dan laki-laki menurut persentil NCHS, grafik lingkaran kepala dan grafik Lubchenco ada di halaman terakhir sebelum daftar pustaka).

Page 10: Tumbuh Kembang

Panjang badan

Alat pengukur panjang badan bayi terbuat dari kayu, yang salah satu ujungnya mempunyai batas yang tetap sedang ujung lainnya mempunyai kayu yang dapat digerakkan. Bayi ditidurkan telentang tanpa sepatu atau tanpa topi tempat yang keras. Diusahakan agar tubuh bayi lurus. Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat dengan melekatkan vertex bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Panjang badan normal neonatus adalah sekitar 50 cm (ukuran panjang badan normalnya antara 44-53 cm). 3

Lingkaran kepala

Pada bayi kurang dari 2 tahun, lingkaran kepala diukur secara rutin. Pada anak yang lebih besar, lingkaran kepala baru diukur apabila terdapat kecurigaan pada kepalanya. Alat pengukur yang dipakai ialah pita metal yang fleksibel agar pita tidak meregang dan hasil ukur tidak salah. Yang diukur adalah bagian lingkaran kepala yang paling besar. Caranya dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata, dan bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis. Pita pengukur diletakkan sedemikian rupa hingga kencang melingkari kepala. Sebaiknya ada yang membantu sehingga kepala bayi tetap dalam keadaan diam. Pada lingkaran kepala BBL sekitar 31-36 cm.1,3

Lingkaran dada

Lingkaran dada diperiksa pada BBL sampai usianya 2 tahun. Pada BBL lingkaran dadanya 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepalanya, kemudian berangsur-angsur menjadi sama atau sedikit lebih besar dari lingkaran kepalanya setelah usia 2 tahun. Lingkaran dada diukur dengan pita pengukur dengan melingkari tubuh setinggi putting susu bayi. 2,3

Lingkaran lengan atas

Alat yang digunakan pita pengukur lingkar lengan atas. Lingkarkanlah pita pengukur pada pertengahan lengan kiri, antara akromion dan olecranon. Pada bayi baru lahir kira-kira lingkaran lengan atas sekitar 11 cm. 3

Pemeriksaan Fisik Lanjutan

Kulit dan warna kulit

Kulit neonatus yang ditutupi oleh zat seperti lemak yang disebut verniks kaseosa, yang berfungsi sebagai pelumas dan isolasi panas. Pada kulit terdapat lanugo yaitu rambut halus yang terdapat pada punggung bayi. Perhatikan juga apakah terdapat petekie atau ekimosis dan tumor. 1

Warna neonatus normalnya adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis pada ujung-ujung jari pada hari pertama. Bila terdapat sianosis pada seluruh tubuh kemungkinan ada kelainan jantung bawaan atau methemogloblinemia. Warna kulit pucat terdapat pada anemia berat atau asfiksia. 4

Page 11: Tumbuh Kembang

Kepala

Pada kelahiran sering terlihat pada kepala terdapat tulang kepala tumpang tindih karena molding. Hal ini normal dan akan kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun besar dan kecil mudah diraba. Perhatikan apakah terdapat kelainan, seperti perdarahan, trauma, fraktur. 1,3

Wajah

Seringkali wajah neonatus tampak asimetri oleh karena posisi janin selama intrauterine. Kelainan wajah sering terjadi pada sindrom Down. 5

Mulut

Pada pemeriksaan di ruang bersalin, pemeriksaan bagian mulut bayi untuk diperhatikan apakah terdapat labio-gnato-palatoskisis.7 Juga harus diperhatikan apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya atresia esophagus. Pemeriksaan akan patennya esophagus dilakukan dengan memasuknya kateter ke dalam lambung. Bila kateter masuk ke dalam lambung, masukkan 5-10 ml udara dan dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk ke dalam lambung; dengan demikian akan tersingkirkan atresia esophagus. Kemudian cairan amnion di dalam lambung diaspirasi. 3

Bila terdapat cairan melebihi 30 ml kemungkinan atresia usus bagian atas. Pemeriksaan patennya esophagus dianjurkan pada setiap bayi KMK, a. umbilikalis hanya satu, polihidramnion atau hipersalivasi. Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depresor anguli oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis. 1,3

Mata

Pemeriksaan mata neonatus sulit dilakukan karena mata neonatus tertutup. Dengan menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan maka mata neonatus akan terbuka. Trauma mata terlihat sebagai edema palpebra,perdarahan konjungtiva atau retina. 3

Telinga

Pada neonatus dapat diperhatikan letak daun telinganya. Daun telinga yang letaknya rendah terdapat pada neonatus dengan sindrom tertentu. 5,7

Hidung

Neonatus bernapas melalui hidung, bila ia bernapas melalui mulut maka harus dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas olehkarena atresia koana bilateral atau ada fraktur tulang hidung. Pernapasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan paru. 1

Page 12: Tumbuh Kembang

Leher

Leher neonatus tampak pendek tetapi pergerakkannya baik. Bila terlihat adanya keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan ada kelainan tulang leher. Cek apa ada penonjolan.7

Dada

Pemeriksaan dada neonatus dapat dilakukan secara : 3

Inspeksi melihat bentuk dada, apa berbentuk pektus ekskavatum atau karinatum. Normalnya saat respirasi dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila terlihat pernapasan paradoksal kemungkinan ada gangguan pernapasan.

Palpasi dapat menemukan fraktur klavikula dan meraba iktus kordis. Auskultasi laju jantung dihitung selama 1 menit penuh dengan stetoskop.

Abdomen

Dinding perut neonatus lebih datar daripada dinding dadanya. Bila perut sangat cekung, kemungkinan ada hernia diafragmatika. Abdomen yang buncit mungkin disebabkan hepato-splenomegali atau tumor atau terdapat cairan di rongga perut. Bila perut kembung kemungkinan perforasi usus atau ileus. 3

Tulang belakang dan ekstremitas

Pemeriksaan tulang belakang dilakukan dengan neonatus diletakkan dalm posisi tengkurap. Tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari terdapatnya skoliosis, meningokel, spina bifida, dll. Pergerakan ekstremitas, apabila asimetri kemungkinan ada patah tulang atau kelumpuhan saraf. Keadaan tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan.1,3

Genitalia eksterna

Pada bayi perempuan labia minora tertutup oleh labia mayora, cek juga keadaan lubang uretra dan vagina. Bila hanya ada satu lubang maka ada kelainan.

Pada bayi laki-laki ukuran penis berkisar 3-4 cm panjangnya dan lebarnya 1-1,3 cm. Skrotum bayi besar dan banyak rugae, dan biasanya testis sudah turun ke dalam skrotum.3

Anus

Perhatikan ada tidaknya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus. Selain itu cek juga apakah ada atresia ani. 1,3

Pemeriksaan Penunjang

USG bisa untuk mengecek keadaan BBL, seperti untuk memastikan apakah ada perdarahan intrakranial atau hidrosefalus. Selain itu dapat melihat kelainan di dalam perut. 3,5

Page 13: Tumbuh Kembang

Etiologi

Penyebab lahirnya bayi yang memiliki berat lahir rendah (BBLR) dapat berdasarkan dari faktor ibu :

1. Faktor nutrisi ibu. Bila si ibu kurang nutrisi (terutama kurang kalori) sehingga berat badannya kurang saat melahirkan biasanya ia akan melahirkan bayi KMK sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah. 2

2. Faktor genetik. Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi genetik ibu dan janin. Bila si ibu dilahirkan sebagai BBL KMK, maka kemungkinan besar ia akan melahirkan bayi KMK juga. 2

3. Faktor pengetahuan ibu hamil yang kurang, sehingga tidak optimal dalam menjaga dan merawat janin dalam kandungan.

4. Ibu yang memiliki tekanan darah yang tinggi yakni 160-180/100-120 sejak masa awal kehamilan, dimana hipertensi kronik ini menjadi faktor yang berkaitan dengan penyebab kehamilan yang berisiko tinggi. Si ibu termasuk dalam kategori hipertensi esensial yang stadium 2 (sedang).8

Faktor lainnya yang mempengaruhi janin selama kehamilan :1,2

1. Faktor sosio-ekonomi. Biasanya terjadi kekurangan nutrisi pada keadaan sosio-ekonomi yang kurang baik juga.

2. Infeksi, terutama infeksi oleh virus, misalnya virus rubella, toxoplasma gondii. 1

3. Faktor lingkungan, dimana lingkungan yang tidak atau kurang sehat dan tidak bersih dapat membuat si ibu mudah terkena penyakit (ibu hamil termasuk kelompok rentan).

4. Pemakaian obat-obat, seperti obat antihipertensi. Contoh terapi dengan obat atenolol pada bumil yang mengalami hipertensi dapat mengakibatkan penurunan berat lahir pada bayi. 8

Patofisiologi

Terdapat banyak gangguan pertumbuhan intrauterine yang disebut juga Intra Uterine Growth Retardation (IUGD) dan efeknya pada janin bervariasi sesuai dengan cara dan lama terpapar. Hampir setiap organ dipengaruhi oleh gangguan pertumbuhan intrauterine, efeknya pada tiap organ tidak sama. Pada wanita yang hipertensi selama kehamilan dapat melahirkan bayi yang pertumbuhannya asimetri (dimana ukuran kepala < ukuran dada; normalnya lingkar kepala > dari lingkar dada). 1,2,5,8

Seorang ibu yang mengalami hipertensi sejak awal kehamilan, maka ibu tersbut mengalami hipertensi esensial, dimana dampak akibat dari hipertensinya ini berpengaruh pada janin sejak awal kehamilan seperti mempengaruhi pertumbuhan otak serta tulang rangka, dan biasanya 30% lahir bayi KMK. 2

Page 14: Tumbuh Kembang

Berat lahir bayi memiliki hubungan dengan berat plasenta dan luas permukaan villus plasenta.2 Pada ibu yang mengalami hipertensi, yang mungkin disebabakan ada vasokonstriksi, yang mengakibatkan penurunan aliran darah di tubuh ibu. Akibatnya aliran darah ke uterus berkurang sehingga aliran darah ke plasenta juga turut berkurang.8 Aliran darah uterus yang membawa oksigen dan nutrisi tersebut berkurang akibatnya terjadi IUGR yang berdampak pada janin sehingga nantinya dapat melahirkan neonatus yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). KMK karena dari awal kehamilan sudah mendapat hambatan maka neonatus kekurangan nutrisi selama kehamilan sehingga neonatus memiliki berat lahir badan rendah (1800 gr). 1,8

Hipertensi dan kehamilan

Dalam kehamilan dapat dijumpai tiga kelompok hipertensi, yakni :

Hipertensi menahun sebagian besar adalah hipertensi esensial atau hipertensi murni tanpa disertai penyakit yang secara sekunder dapat menyebabkan hipertensi, seperti penyakit ginjal, koartasio aorta, dan sindroma Cushing. Hipertensi esensial ini terjadi sebelum umur kehamilan 20 minggu.9

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi padaumur hamil 20 minggu dan sebelumnya tidak dijumpai hipertensi. 8, 9

Hipertensi sebagai komplikasi dari kehamilan : 10, 11

Pre-eklampsia timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Eklampsia preeclampsia yang disertai kejang-kejang, bahkan koma yang timbul akibat kelainan neurologi.

Komplikasi yang sering terjadi pada hipertensi esensial menahun sebagian besar bersumber dari hipertensi esensial berat dalam bentuk berupa : 9

Superimposed preeclampsia 10-50% adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik.

Solusio plasenta 0,5-10% Intrauteri growth retardation Persalinan prematuritas

Pada ibu hamil dengan hipertensi esensial, terjadi kegagalan invasi trofoblas menuju arteoli yang terdapat di muskulus uteri sehingga akan terjadi gangguan aliran darah menuju retroplasenta sirkulasi dalam berbagai kualitas dan kuantitas dengan akibat berbagai komplikasi.

Hipertensi esensial berat memiliki ciri-ciri : 9

Risiko tinggi dengan kemungkinan terjadi gangguan organ vital; Tensinya160/110 (hipertensi esensial yang ringan sekisar 140/90).8

Pengaruh terhadap kehamilan dan tumbuh kembang janin dalam uterus besar.

Page 15: Tumbuh Kembang

Terdapat solusio plasentae dan superimposed preeclampsia Persalinnya dapat dilakukan dengan operatif atau dengan seksio sessarea Memerlukan obat antihipertensi

Diagnosis

Diagnosis hipertensi kronik yang dialami ibu sejak awal kehamilan dapat menjadi penyulit bagi pertumbuhan janin (apabila hipertensi terjadi mendahului masa kehamilan atau terjadi sebelum masa gestasi 20 minggu). Kemungkinan besar ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi kronik tersebut akan melahirkan BBLR (berat bayi lahir rendah) yang KMK. Selain itu neonatus juga memiliki lingkaran kepala (32 cm) yang lebih kecil dari lingkaran dada (33 cm), padahal seharusnya lingkaran dada lebih besar 2 cm dari lingkaran kepala, maka neonatus ini dapat dikategorikan KMK yang asimetrik, dimana pola pertumbuhannya pada lingkar kepala secara signifikan lebih besar pada persentil dibandingkan beratnya. 2,8

Warna tubuh bayi yang merah tetapi pada bagian ekstremitasnya berwarna biru (saat penilaian Apgar), hal itu bisa disebabkan oleh karena bayi yang baru lahir tersebut kedinginan akibat dari pendingin ruangan di ruang bersalin. 3,5

Diagnosis Differential

Sianosis, ciri-cirinya adalah : 1, 3, 5

- Terdapat keluhan warna biru pada kulit atau mukosa seperti jaringan mukosa mulut, pada kulit di ujung-ujung jari tangan dan kaki.

- Sianosis tampak bila kadar hemoglobin reduksi >5 g/dl. 5

- Bayi menjadi hipoksia, dan bisa sampai pingsan- Terjadi asidosis- Sianosis sentral biasanya disebabkan oleh penyakit paru atau penyakit jantung

bawaan sianotik, penyakit SSP, obstruksi saluran napas, dan sebagainya.- Sianosis perifer terjadi apabila hanya terdapat sianosis di kapiler, misalnya akibat

kedinginan, dehidrasi, atau renjatan, dan penekanan. 3

KMK simetrik, ciri-cirinya adalah :- Pola pertumbuhannya dimana lingkaran kepala dan berat badannya berkurang

secara seimbang. 5

Asfiksia, ciri-cirinya adalah : 1-3

- Sulit bernapas karena terjadi kegagalan bernapas pada BBL akibat kegagalan penurunan resistensi vaskuler paru yang menyebabkan hipertensi pulmonal (tekanan darah yang tinggi pada paru) dengan aliran darah paru yang inadekuat.

- Adanya asidemia metabolik atau campuran, dimana pH-nya <7- Manifestasi nerologi seperti kejang, hipotonia, ensefalopatia hipoksia iskemik.- Bisa terjadi disfungsi multiorgan

Page 16: Tumbuh Kembang

Komplikasi

Bayi KMK yang ukurannya kecil dan perlindungan oleh lemak tubuh kurang dapat meningkatkan resiko untuk terkenanya hipotermia dan hipoglikemia. 1,2 Bayi KMK, khususnya yang mengalami kekurangan fungsi plasenta dan hambatan pertumbuhan intrauterine, masih memiliki prognosis yang baik. Namun bayi KMK memiliki rIsiko tinggi terhadap gangguan saraf. Bayi KMK atau SGA (Small for gestasional age) ada kemungkinan risiko untuk mengalami gangguan kognitif. Kognitif ini berhubungan dengan kemampuan bahasa, perhatian mata, ketrampilan psikomotor, dan kecerdasan. 2

Hambatan pertumbuhan yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu akan mempengaruhi pertumbuhan otak dan pertumbuhan somatik, dan bayi sering kali gagal menyusul tingkat pertumbuhan yang seharusnya dia capai pada usianya setelah lahir. 5

Penatalaksanaan

Perawatan rutin dalam ruang persalinan, bayi yang baru lahir harus segera dijungkir dengan posisi kepala ke bawah sampai mulut, faring dan hidung telah bersih dari cairan, lender, darah dan sisa-sisa amniotic. Pada bayi yang dilahirkan dengan seksio sessar biasanya pada bagian lambung banyak terdapat cairan jika dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara normal. Oleh karena itu lambung harus segera dikosongkan secepatnya dengan mempergunakan tabung lambung agar tidak terjadi aspirasi lambung. 1

BBL cepat merasa kedinginan sehingga tampak kulitnya pucat atau biru, maka dapat segera dikeringkan dan diselimuti atau bayi ditempatkan pada incubator tertutup yang menggunakan sumber panas yang memancar. 5 Hal ini disebabkan karena luas permukaan neonatus kira-kira 3 kali luas permukaan orang dewasa dan lapisan jaringan lemaknya lebih tipis, oleh karena itu neonatus 4 kali lebih cepat kehilangan panas disbanding dengan orang dewasa. Ruang persalinan di rumah sakit biasanya sekitar 20-25oC, sedangkan suhu kulit neonatus turun kira-kira 0,3oC dan suhu pada bagian dalam tubuh turun 0,1oC/menit. Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi energy panas ke udara di sekitarnya yang lebih sejuk dalam ruangan persalinan, konduksi panas dari tubuh neonatus ke tempat yang lebih dingin, seperti tempat tidur bayi, dan radiasi panas dari bayi ke benda-benda padat lainnya yang terletak berdekatan dan melalui evaporasi dari kulit dan paru yang lembap. 1

Bayi baru lahir memiliki faktor-faktor pembekuan dan vitamin K yang sangat rendah, sedangkan sebagian bayi dapat mengalami perdarahan dari saluran cernanya,membrane mukosa. Vitamin K diberikan dalam bentuk suplemen oral atau injeksi tunggal IM (intramuskuler). 5

Nutrisi bagi bayi dan anak amatlah penting sebagai pondasinya bagi pertumbuhan badan yang sehat dan berkembang baik. Bila nutrisi yang diberikan kepada bayi cukup dan baik, maka selama tahun pertama, berat badan bayi meningkat tiga kali lipat dibanding berat lahir. Kebutuhan rata-rata bayi < 1 tahun adalah : 1,5

Page 17: Tumbuh Kembang

Air 200 ml/kgBB/hari (untuk BBLR) Kalori 100-120 kkal/kgBB/hari Protein 2-2,5 g/kgBB Lemak terutama asam lemak esensial (as. Linoleat dan as.linolenat) (DP) Karbohidrat didapatkan dari ASI sebanyak 40% kalori dari laktose (DP) Vitamin C 40 mg/hari Vitamin E 4 mg/hari Vitamin D 400 i.u/hari Kalsium 600 mg/hari Besi 6 mg/hari, serta vitamin dan mineral lainnya.

ASI merupakan nutrisi ideal terbaik yang dapat diberikan kepada bayi hingga ia berumur 2 tahun. Untuk 6 bulan pertama diberikan ASI ekslusif. ASI tidak mahal, langsung tersedia, praktis, steril, memberikan kontak antara ibu dan anak, memberikan rasa aman dan hangat saat menyusui dan mudah dikonsumsi.1,6 Di dalam ASI terdapat lisosim dan immunoglobulin yang baik untuk immunologi pada bayi, lemak jenuh yang rendah sekali, terdapat vitamin D, vitamin K (sedikit), vitamin B kompleks, mineral yang cukup, zat besi, dan asam folat. 5, 6

Setelah sekitar umur 6-7 bulan, bayi dapat diberikan susu formula yang ditambah dengan Fe, dan makanan campuran seperti bubur sereal, buah-buahan atau sayuran yang dihaluskan. Setelah sekitar 7-9 bulan dapat ditambahi dengan daging saring dan roti gandum. 1,6

Pada pihak ibu hamil yang memiliki hipertensi, sebaiknya dilakukan terapi antihipertensi guna mengendalikan tekanan darahnya. Dicek kesehatan umumnya secara rutin, lakukan aktivitas harian secukupnya, lakukan diet rendah garam, tidak stress, dan perilaku menyimpang dihindari (merokok). Hal ini berguna agar tidak mengganggu hasil kehamilan nantinya. 8

Pemeriksaan pada waktu memulangkan perlu dilakukan lagi untuk menyakinkan bahwa tidak adanya kelainan kongenital atau trauma. Yang perlu diperhatikan adalah SSP (aktivitas bayi, ketengan ubun-ubun), kulit, jantung (ada timbul bising atau tidak), abdomen (tumor), dan tali pusat. Tali pusat dicek apakah terdiri dari dua arteri dan satu vena. Selain itu tali pusat juga harus dirawat dengan cermat agar tidak terjadi infeksi. 3, 5

Prognosis

Dalam ilmu kedokteran terdapat beberapa istilah penting dalam merumuskan prognosis, yaitu prognosis ad vitam, prognosis ad fungsionam, dan prognosis ad sanationam. Terdapat tiga kategori kualitas dalam prognosis, yakni : 13

Ad Bonam : menyatakan baik dengan sesuatu atau beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

Ad Dubiosam : menyatakan prognosis meragukan Ad Malam : menyatakan prognosis jelek

Page 18: Tumbuh Kembang

Prognosis ad fungsionam adalah menunjukkan pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ dan fungsi manusia dalam menjalankan tugasnya. 13

Prognosis ad vitam adalah menunjukkan pada pengaruh penyakit pada proses kehidupan, apakah penyakit cenderung menuju ke proses kematian atau kembali sehat seperti semula.13

Prognosis ad sanationam adalah menunjukkan pada penyakit yang dapat hilang hingga 100% sehingga pasien kembali ke keadaan semula (sehat) atau penyakit akan menetap dan timbul kecacatan. 13

Prognosis untuk kasus dari ibu yang mengalami hipertensi esensial yang melahirkan seorang bayi dengan berat badan lahirnya yang rendah (1800 gr), termasuk bayi yang kecil untuk masa kehamilan (42-43 minggu), namun memiliki hasil pemeriksaan vital dan fisik yang baik serta penilaian Apgar yang juga baik dimana adaptasinya baik. Bila bayi tersebut mendapatkan perawatan yang baik dan serius, terutama memperbaiki kesehatan dan berat badannya agar bisa membaik seperti bayi yang sesuai dengan anak bayi yang cukup bulan dengan berat lahir normal, maka dengan begitu prognosis-nya berupa: 1,8,13

Prognosis ad vitam bonam Prognosis ad fungsionam bonam Prognosis ad sanatisnam bonam

Penutup

Neonatus yang dilahirkan dari ibu yang mengalami hipertensi kronik sejak awal kehamilan kemungkinan akan memiliki berat lahir kurang dari normalnya, yakni di bawah 2500 gram. Sehingga neonatus termasuk dalam kategori BBLR yang KMK (kecil untuk masa kehamilan). Komplikasi yang kemungkinan besar terjadi pada neonatus kelak adalah adanya gangguan pertumbuhannya dan perkembangan kognitif juga terganggu. 1,2

Ibu yang mengalami hipertensi selama masa kehamilan sebaiknya mengikuti anjuran dokter dan terapi mengendalikan hipertensinya agar tidak semakin tinggi demi keselamatannya dan si janin. 8

Daftar Pustaka

Page 19: Tumbuh Kembang

1. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Jakarta: EGC;2007.

2. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Buku ajar neonatologi. Edisi I. Jakarta : IDAI; 2008.

3. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroamoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi kedua. Jakarta : CV Sagung Seto; 2003.

4. Abraham MR, Hoffman JIG, Rodolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi 20. Volume 1. Jakarta: EGC; 2006. h 242-52.

5. Meadow R, Newell S. Lecture notes : Pediatrika. Edisi 7. Jakarta: Erlangga; 2005. h 59-90.

6. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2008. h 44-47; 75-88. 7. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri

Williams. Edisi 2. Volume 1. Jakarta: EGC; 2005. h 423-37.8. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri

Williams. Edisi 2. Volume 2. Jakarta: EGC; 2005. h 1352-63.9. Bagus IGM, Ayu ICM. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC; 2007. h 542-47.10. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, ardhani WI,Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran.

Edisi 9. Jakarta: Media Aesculapius (FK UI); 2008. h 270-73.11. WebMD Medical and The Cleveland Clinic. Preeclampsia and eclampsia. Edisi Januari

2010. Diunduh dari : http://www.medicinenet.com/pregnancy_preeclampsia_and_eclampsia/article.htm; 18 Januari 2010.

12. Guy AM, Staff Physician, Department of Emergency Medicine, State University of New York Downstate Medical Center. Pregnancy, Eclampsia. Aug 11, 2009. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/797603-overview, 18 Januari 2010.

13. Hardjodisastro D. Menuju seni ilmu kedokteran, bagaimana dokter berpikir, bekerja, dan menampilkan diri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2006.