tugas testing dan implementasi
TRANSCRIPT
Tugas Terstruktur ` Dosen Pembimbing
Testing dan Implementasi Nesdi E. Rozanda, S.Kom M.Sc
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
DISUSUN OLEH :
Nama : Welda Agres Sonia
NIM : 11253200443
SIF 7B
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini berisi tentang metodologi pengembangan sistem informasi. Metode
adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Urut-urutan prosedur untuk
penyelesaian masalah ini dikenal dengan istilah algoritma. Metodologi pengembangan sistem
informasi adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan
yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama
pengembangan sebuah sistem informasi. Metodologi pengembangan system adalah suatu
proses pengembangan sistem yang formal dan persisi yang mendefinisikan serangkaian
aktivitas, metode, best practices, dan tool yg terautomatisi bagi para pengembang manager
proyekk dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagian besar atau keseluruhan sistem
informasi atau software (whitten, 2001). Mengapa perlu diadakannya pengembangan sistem
serta adanya metode pengembangan sistem. Tujuannya adalah :
a. Menjamin adanya konsistensi proses
b. Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek
c. Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas
d. Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang harus bermanfaat bagi personal
baru dalam tim proyek.
Pada prinsipnya metodologi dapat dikembangkan sendiri, bisa juga menggunakan
metodologi yang sudah teruji penerapannya.
Metodologi Pengembangan Sistem sangat diperlukan dalam pengembangan sistem,
dimana metode ini nantinya akan menjadi acuan si pengembang sistem melakukan tahapan
pengembangan sistemnya dan mengetahui apakah ada kesalahan atau kekurangan dalam
sistem yang akan dikembangkan serta mengetahui kebutuhan user terhadap sistem yang akan
dikembangkan.
Ada beberapa prinsip yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi, yaitu sebagai
berikut :
a. Prinsip 1
Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan
b. Prinsip 2
Gunakan pendekatan pemecahan masalah. Metodologi yang digunakan dalam
pengembangan sistem berbasis pendekartan bagaimana memecahkan masalah.
c. Prinsip 3
Tentukan tahapan pengembangan
d. Prinsip 4
Tetapkan standard untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten.
e. Prinsip 5
Justifikasi sistem sebagai investasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Pengembangan Sistem Prototipe
Metode dengan menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya, pemesan
dapat melihat pemodelan sistem dari sisi tampilan maupun teknik prosedural yang akan
dibangun. Metode ini sering digunakan pada dunia riil. Karena metode ini secara keseluruhan
akan mengacu kepada kepuasan user. Bisa dikatakan bahwa metode ini merupakan metode
waterfall yang dilakukan secara berulang-ulang.
Tahapan Metode Prototipe :
Gambar 2.1 Tahapan Metode Pengembangan Sistem Prototipe
1. Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan
Menetapkan segala kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak
2. Disain cepat
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk
yang mudah dimengerti oleh user.
3. Bentuk Prototipe
Menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman (Program
contoh atau setengah jadi )
4. Evaluasi Pelanggan
Terhadap Prototipe Program yang sudah jadi diuji oleh pelanggan, dan bila ada
kekurangan pada program bisa ditambahkan.
5. Perbaikan Prototype
Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kemudian
dibuat program kembali dan di evaluasi oleh konsumen sampai semua kebutuhan user
terpenuhi.
6. Produk Rekayasa
Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user sudah terpenuhi
Berikut merupakan Jenis – jenis dari Prototyping :
a. Feasibility prototyping
digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk
system informasi yang akan disusun.
b. Requirement prototyping
digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
c. Desain Prototyping
digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi yang akan digunakan.
d. Implementation prototyping
merupakan lanjutan dari rancangan prototype, prototype ini langsung disusun sebagai
suatu sistem informasi yang akan digunakan.
Kelebihan Model Prototype :
a. Pelanggan berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem, sehingga hasil produk
pengembangan akan semakin mudah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan
pelanggan.
b. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
c. Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak.
d. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
e. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
f. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
g. Penerapan menjadi lebih mudah karena pelanggan mengetahui apa yang
diharapkannya.
Kekurangan Model Prototype :
a. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
b. Biasanya kurang fleksibel dalam mengahadapi perubahan.
c. Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari setiap versi prototype, tetapi
pemakai mungkin tidak menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa memperhatikan
kualitas dan pemeliharaan jangka panjang.
d. Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi dengan menggunakan
sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak efisien.
Contoh sistem yang menggunakan Metode ini adalah
1. Pengembangan Model Sistem Informasi Perpustakaan Dengan Teknologi
Informasi Berbasis Wireless Aplication Protocol (Wap) Pada Universitas
Sriwijaya
PAPER Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 4, NO. 1, April 2012, Halaman 425-436ISSN Print : 2085-1588ISSN Online : 2355-4614http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index
Dalam jurnal ini sistem informasi perpustakaan pada Universitas Sriwijaya
menggunakan metode Prototipe. Dalam jurnal tersebut di jelaskan bahwa
pengembangan sistemnya menggunakan prototipe. Hal ini dibuktikan dari bagian
hasil pengembangan. Tahap pengembangan dimulai dari identifikasi kebutuhan,
membuat prototipe, menguji prototipe, pengkodean sistem dan pengujian sistem.
Tahapan ini sesuai dengan Tahapan Prototipe.
2.2 Metode Pengembangan Sistem Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) adalah salah satu metode pengembangan
suatu sistem informasi dengan waktu yang relatif singkat. Untuk pengembangan suatu sistem
informasi yang normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, akan tetapi dengan
menggunakan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan hanya dalam waktu 30-90 hari.
RAD sering juga disebut ‘versi high speed’ dari model waterfall.
Tujuan utama dari semua metode sistem development adalah memberikan suatu
sistem yang dapat memenuhi harapan dari para pemakai, akan tetapi sering kali di dalam
melakukan pengembangan suatu sistem tidak melibatkan para pemakai sistem secara
langsung, sehingga hal ini menyebabkan sistem informasi yang dibuat jauh dari harapan
pemakai yang dapat berakibat sistem tersebut walaupun dapat diterima tetapi para pemakai
enggan untuk menggunakannya atau bahkan para pemakai menolak untuk menggunakannya.
Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi bagian dari
keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan
pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan suatu sistem dengan cepat
karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga
dapat mengurangi waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.
Gambar 2.2 Tahapan Metode Pengembangan Sistem RAD
Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Rapid
Application Development (RAD), yaitu :
1. Bussiness Modeling
Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:
Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?
Informasi apa yang dimunculkan?
Di mana informasi digunakan ?
Siapa yang memprosesnya ?
2. Data Modeling
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modeling
disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis
tersebut. Karakteristik (atribut) masing-masing objek diidentifikasi dan hubungan
antar objek-objek tersebut didefinisikan.
3. Proses Modeling
Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan
untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau
mendapatkan kembali sebuah objek data.
4. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai
lagi. Ala-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
5. Testing dan Turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen
program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi
komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.
Kelebihan Model RAD :
a. Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam
menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
b. Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
c. Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi
mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga
pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi sehingga waktu pengembangan
menjadi lebih singkat dan efisien.
Kekurangan Model RAD :
a. Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen di dalam
aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam
kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek
RAD akan gagal.
b. Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat dimodulkan dengan
teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat bermasalah.
c. RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik yang tinggi.
d. Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam
skala besar.
e. Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat kontrak baru
antara pengembang dan pelanggan.
Contoh Sistem yang menggunakan Metode RAD terdapat pada Jurnal :
1. Perancangan Sistem Informasi Admisi Program Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi ( E-journal Teknik Informatika, Volume 4, No. 2 (2014), ISSN : 2301-8364).
Dalam jurnal ini pembuatan Sistem Informasi Admisi Progra Pascasarjana Universitas
Sam Ratulangi menggunakan Metode Pengembangan Sistem RAD serta
dikombinasikan dengan Metode WebE. Dimana didalam jurnal tersebut dijelaskan
tahapan pembuatan sistem menggunakan RAD : 1. Analisa persyaratan, 2. Analisis
Modelling, 3. Desain Modelling , 4. Konstruksi dan 5. Evaluasi.
2. Pengembangan Aplikasi Sunda Berbasis Android Menggunakan Metode Rapid
Application Development (RAD) (Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut
ISSN : 2302-7339 Vol. 10 No. 01 2013)
Dalam Jurnal ini Pengembangan Aplikasi Sunda Berbasis android ini, menggunakan RAD ,
dimana tahaPannya Requirements Planning Phase (rencana kebutuhan dalam aplikasi
sunda yang akan dikembangkan meliputi fitur terjemahan kosa kata bahasa sunda ke
dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya), User Design Phase, Construction Phase dan
Cotuver Phase
2.2 Metode Pengembangan Sistem Spiral
Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Mengabungkan
keuntungan model air terjun (waterfall) dan prototype dan memasukkan analissis resiko.
Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus menikutsertakan
pemesan.
Gambar 2.3 Tahapan Metode Pengembangan Sistem Spiral
Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
a. Tahap Liason
pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai.
b. Tahap Planning (perencanaan)
pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi, batas waktu dan
informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
c. Tahap Analisis Resiko
mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi resiko baik teknis
maupun manajemen.
d. Tahap Rekayasa (engineering)
pembuatan prototipe.
e. Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release):
pada tahap ini dilakukan pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji,
diinstal dan diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan
proyek.
f. Tahap Evaluasi
Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan berdasarkan
hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
Kelebihan dan Kekurangan Metode ini adalah :
Kelebihan model ini adalah sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan
munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk pengembangan
perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini dilakukan melalui tahapan-
tahapan yang sangat baik dengan menggabungkan model waterfall ditambah
dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih realistis untuk
mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun pemakai dapat
cepat mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena proses-
prosesnya dapat diamati dengan baik.
Kekurangan model ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengembangkan perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya yang
besar. Selain itu, sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat
memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses.
Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode ini
cukup handal untuk diterapkan.
Model Spiral/Boehm sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan
perangkat lunak skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami
kondisi pada setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain
itu, diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.
Contoh Sistem yang menggunakan Metode Spiral :
1. Analisis Dan Perancangan Wiki Budaya Dalam Rangka Melestarikan Budaya
Bangsa Dan Kearifan Lokal Nusantara (Sisfo-Jurnal Sistem Informasi Volume 5,
Nomer 2, Bulan 9)
Dalam jurnal ini, sistem yang dibuat menggunakan metode spiral : langkah pertama
yang dilakukan adalah melakukan elisitasi atau penggalian kebutuhan. Setelah
mendapatkan calon kebutuhan yang dirumuskan dalam proses bisnis pada tahap
elisitasi, dilakukan analisis dan spesifikasi kebutuhan. Proses selanjutnya adalah
proses validasi kebutuhan Dari kebutuhan yang telah valid tersebut akan digunakan
sebagai acuan untuk perancangan sistem. Langkah terakhir adalah hasil perancangan
sistem tersebut divalidasi dengan kebutuhan.
2.4 Metode Pengembangan Sistem FAST (Framework For The Applications of System
Techniques)
1. Preliminary Investigation (Penyelidikan Awal)
Tahapan ini bertujuan untuk melakukan wawancara dan survey mengetahui seberapa
besar ruang lingkup proyek yang akan dilakukan serta membuat perkiraan biaya serta
jadwal pengembangan proyek.
2. Problem Analysis (Analisa Masalah)
Tahapan ini dilakukan analisis terhadap sistem yang telah ada saat itu. Tahap ini
memberikan pemahaman yang lebih dalam bagi tim proyek mengenai permasalahan
yang dihadapi. Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah keuntungan
yang diperoleh setelah pemecahan masalah lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan.
3. Requirement Analysis (Analisa Kebutuhan)
Tahap ini memerlukan perhatian yang besar karena jika terjadi kesalahan dalam
menerjemahkan kebutuhan dan keinginan pengguna sistem maka dapat
mengakibatkan adanya rasa tidak puas pada sistem final dan perlu diadakan
modifikasi yang tentunya akan kembali mengeluarkan biaya.
4. Decision Analysis Phase (Tahap Analisis Keputusan)
Tahapan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap beberapa kandidat dari
solusi yang akan diajukan, menganalisa kelayakan kandidat tersebut serta
merekomendasikan kandidat yang layak sebagai solusi sistem.
5. Desain Phase
Setelah diperoleh proposal sistem yang disetujui, maka dapat mulai dilakukan proses
desain dari sistem target. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mentransformasikan
business requirement statement menjadi spesifikasi desain untuk proses konstruksi.
Dengan kata lain, tahap desain menyatakan bagaimana teknologi akan digunakan
dalam sistem yang baru. Tahap ini memerlukan ide dan opini dari pengguna, vendor,
danspesialis IT.
6. Construction Phase
Construction Phase ialah tahapan melaksanakan pengujian pada komponen sistem
secara individu dan sistem secara keseluruhan.
7. Implementation Phase
Implementation ialah menerapkan hasil rancangan yang telah disusun sedemikian
rupa ke dalam sistem perusahaan untuk mendapatkan kondisi yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
8. Operation and Support Stage Phase
Sistem pendukung : pendukung teknis berkelanjutan bagi para pengguna, seperti
kebutuhan maintenance untuk memperbaiki kesalahan, penghilangan, dan kebutuhan-
kebutuhan baru
Contoh Sistem yang menggunakan Metode FAST :
1. Pengembangan Digital Library Perpustakaan Universitas Atmajaya Yogyakarta
(Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328 UPN ”Veteran”
Yogyakarta, 24 Mei 2008)
Dalam jurnal/paper ini Sistem Informasi Rumah Sakit ini menggunakan Metode
FAST dalam mengembangkan sistem tersebut sebagaimana dijelaskan dalam bagian
metode penelitian nya. Sistem digital library Univ.Atmaya menggunakan FAST
tahapan yang digunakan ada 6 (1) requirement analysis phase (analisis mengenai
semua keutuhan yang akan dikembangkan perpustakaan digital serta modul-modul
apa saja yang akan dibuat di dalamnya), (2) decision analysis (kegiatan yang
menyangkut keputusan yang akan diambil dalam menentukan sistem operasi, basis
data, bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan
sistem perpustakaan digital), (3) design phase (kegiatan medesain sistem perpustakaan
digital), (4) construction phase (perancangan sistem perpustakaan digital), (5)
implementation phase, (6) operation and support phase.
2.2 Joint Application Development (JAD)
JAD merupakan sebuah teknik yang berfokus pada keterlibatan dan komitmen
pengguna dalam menentukan kebutuhan dan merancang (desain) aplikasi. JAD
biasanya dilakukan dalam bentuk tim yang merupakan gabungan dari seluruh
stakeholder proyek, yang bekerja dalam bentuk workshop-workshop atau forum
diskusi. JAD adalah tim yang nantinya akan membuat rancangan dan mengawasi,
memonitor bersama jalannya proyek.
JAD adalah suatu metodologi pengembangan sistem yang mula-mula digunakan
untuk merancang suatu sistim yang berbasis-komputer, tetapi dapat diberlakukan bagi
setiap proses pengembangan yang melibatkan interaksi berkelanjutan dengan para
pemakai dan para perancang yang berbeda sistim di dalam pengembangan. JAD
memjadikan suatu pengembangan yang lebih cepat memproses dan memperkecil error
pada waktu yang sama. JAD juga memperbaiki mutu produk akhir dengan
mengutamakan bagian user/pemakai dalam bagian pengembangan lifecycle, selain itu
dengan JAD akan mengurangi kemungkinan dari error yang fatal, dapat membuat
suatu sistem menjadi mahal jika terjadi perubahan dikemudian hari.
Proses JAD didasarkan pada empat gagasan yang sederhana:
1. Menempatkan Orang-orang yang benar-benar ahli dalam pekerjaanya.
2. Orang-orang yang terlatih di dalam teknologi informasi mempunyai
pemahaman terbaik dalam pengembangan ini.
3. proses-proses Sistem Informasi dan bisnis, Orang-orang yang bekerja di dalam
bidang-bidang yang terkait mempunyai pengertian yang mendalam dan perang yang
berharga dari suatu sistim dan di dalam suatu masyarakat yang lebih besar.
4. Sistem informasi terbaik dirancang ketika semua kelompok bekerja bersama-
sama di suatu proyek sebagai mitra yang sama.
Siapa saja yang perlu terlibat ?
Secara garis besar yang perlu terlibat adalah :
1. Sponsor. Sponsor ini berarti project owner, memiliki kedudukan yang cukup
tinggi dalam organisasi dan sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam pengelolaan
sistem informasi. Satu hal yang penting dilakukan oleh seorang project owner adalah
komitmen yang kuat akan implementasi SI yang dilakukan. Without the executive
sponsor’s commitment, people do not show up for workshops on time or sometimes at
all. Schedules change and projects are delayed. In short, without an executive sponsor,
there is no project!
2. Business Users. Business User ini terdiri dari 2 jenis, yaitu real end user dan
representative end user. Real end user adalah person yang melakukan pekerjaan real
di lapangan. Dalam kasus, ini adalah operator-operator. Sedangkan representative end
user adalah person yang mengetahui seharusnya bisnis proses itu dilakukan,
memahami spirit dan goal dari sistem yang dikelolanya. Biasanya ini adalah kepala
bagian, manajer, atau operator senior.
3. System Analyst (Tim Developer). Person/tim ini yang akan in-charge dari sisi
teknologi dan proses engineeringnya.
4. System Experts. Tidak semua referensi mencantumkan peran ini. Perannya
lebih seperti konsultan yang memahami seluk beluk bisnis proses dari sisi konseptual
dan berbasis pengalaman.
5. Facilitator. Seorang fasilitator berfungsi sebagai moderator dan mengarahkan
setiap aktivitas JAD yang melibatkan banyak pihak, untuk menjadi efektif. Seorang
fasilitator harus memiliki kecakapan yang baik dalam berkomunikasi, memberikan
stimulus-stimulus dan trik-trik agar diskusi bisa berjalan dengan baik.
2.3 AGILE METHODOLOGY
Agile methods merupakan salah satu dari beberapa metode yang digunakan dalam
pengembangan sooftware. Agile method adalah jenis pegembangan sistem jangka
pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam
bentuk apapun.Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih
penting dari pada proses dan alat, software yang berfungsi lebih penting daripada
dokumentasi yang lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi
kontrak, dan sikap tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti
rencana.
Agile Method juga dapat diartikan sekelompok metodologi pengembangan software
yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan system jangka
pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam
bentuk apapun
Beberapa model dari agile development methods yaitu :
• Acceptance Test Driven Development (ATDD)
• Agile Modeling
• Adaptive Software Development (ASD)
Adaptive software development (ASD) diajukan oleh Jim Highsmith sebagai teknik
untuk membangun software dan sistem yang kompleks. Filosofi yang mendasari
adaptive software development adalah kolaborasi manusia dan tim yang mengatur diri
sendiri. Sistem kerja adaptive software development : collaboration dan learning. '
1. Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama, saling
melengkapi, rela membantu, kerja keras, terampil di bidangnya, dan komunikasikan
masalah untuk menyelesikan masalah secara efektif.
2. Learning: tim developer sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek,
padahal tidak selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih
tentang proyek melalui tiga cara:
3. Fokus grup, klien dan pengguna memberi masukan terhadap perangkat lunak.
4. Formal Technique Reviews, tim ASD lengkap melakukan review.
5. Postmortems, tim ASD melakukan instrospeksi pada kinerja dan proses.
• Agile Unified Process (AUP)
• Continuous integration (CI)
• Crystal Clear
• Crystal Methods
• Dynamic Systems Development Method (DSDM)
Pada Dynamic System Development Method menyajikan kerangka kerja (framework)
untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui
penggunaan prototip yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan. Metode
ini bisa membuat pengerjaan software lebih cepat 80%.Hal -hal yang perlu
diperhatikan jika menggunakan dynamic system development method:
1. Feasibility study, siapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai
gunakan proses DSDM.
2. Business Study, susun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur
aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi.
3. Functional model iteration, perlihatkan fungsi perangkat lunak ke klien untuk
mendapatkan feedback
4. Design and Build Iteration, cek ulang prototip yang dibangun dan pastikan
bahwa prototip dibangun dengan cara yang memungkinkan fungsi tersebut benar-
benar bekerja.
5. Implementation: buat perangkat lunak sesuai protoip yang ada dan terus
tambah fungsionalitasnya.
• Extreme Programming (XP)
• Feature Driven Development (FDD)
Feature driven development merupakan sebuah model pengembangan perangkat
lunak yang berdasarkan pada fitur yang akan dibuat. Keuntungan dari metode feature
driven development :
1. User dapat menggambarkan dengan mudah bentuk sistem yang akan dibuat.
2. Dapat diorganisasikan atau diatur ke dalam kelompok bisnis sesuai hirarki
yang ada.
3. Desain dan kode lebih mudah diperiksa secara efektif.
4. Perancangan proyek, biaya pembuatan dan jadwal rilis ditentukan oleh
fiturnya.
• Graphical System Design (GSD)
• Kanban
• Lean software development
• Rational Unified Process (RUP)
Rational unified process, adalah suatu kerangka pengembangan perangkat lunak
iteratif yang dibuat oleh Rational Software, suatu divisi dari IBM sejak 2003. Rational
unified processbukanlah suatu proses dengan aturan yang konkrit, melainkan suatu
kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan oleh tim
pengembang perangkat lunak yang akan memilih elemen proses disesuaikan dengan
kebutuhan mereka.Model ini membagi suatu sistem aplikasi menjadi beberapa
komponen sistem dan memungkinkan para developer aplikasi untuk menerapkan
metoda iterative (analisis, disain, implementasi dan pengujian) pada tiap komponen.
Dengan menggunakan model ini.
• Scrum
• Scrum-ban
• Story-driven modeling
• Test-driven development (TDD)
• Velocity tracking
• Software Development Rhythms
DAFTAR PUSTAKA
Afrina, Mira. Pengembangan Model Sistem Informasi Perpustakaan Dengan Teknologi Informasi Berbasis Wireless Aplication Protocol (Wap) Pada Universitas Sriwijaya. [Online] Available. http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/download/942/284. Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 4, NO. 1, April 2012. diakses tanggal 14-10-2015
Dana, Timotius, dkk. Pengembangan Digital Library Perpustakaan Universitas Atmajaya Yogyakarta. [Online] Available. http://repository.upnyk.ac.id/32/1/33_Pengembangan_Digital_Library_Perpustakaan_Universitas_Atmajaya_Yogyakarta.pdf . Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328 UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008. diakses tanggal 14-10-2015
Djafari, Shalahudin A.P. 1. Perancangan Sistem Informasi Admisi Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. [Online] Available Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=291989&Val=1029&Title=Perancangan%20sistem%20informasi%20admisi%20program%20pascasarjana%20%20universitas%20sam%20ratulangi. E-journal Teknik Informatika, Volume 4, No. 2 (2014), ISSN : 2301-8364. diakses tanggal 12-10-2015
Metodologi Pengembangan Sistem. [Online] Available http://the-well-informations.blogspot.co.id/2014/01/macam-macam-metode-pengembangan-sistem_31.html . diakses tanggal 12-10-2015
Metodologi Pengembangan Sistem. [Online] Available http://jejakjari007.blogspot.co.id/2011/04/metodologi-pengembangan-sistem.html . diakses tanggal 12-10-2015
Model-model Pengembangan Perangkat Lunak beserta contoh penerapannya . [Online] Available http://jejakjari007.blogspot.co.id/2011/04/metodologi-pengembangan-sistem.html . diakses tanggal 12-10-2015
Muqtadiroh, Feby A. 1, dkk . Analisis dan Perancangan Wiki Budaya dalam Rangka Melestarikan Budaya Bangsa dan Kearifan Lokal Nusantara. [Online] Available. http://www.researchgate.net/profile/Feby_Artwodini_Muqtadiroh/publication/280822614_ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_WIKI_BUDAYA_DALAM_RANGKA_MELESTARIKAN_BUDAYA_BANGSA_DAN_KEARIFAN_LOKAL_NUSANTARA/links/55c81d0f08aeb9756746f1a1.pdf . Sisfo-Jurnal Sistem Informasi Volume 5, Nomer 2, Bulan 9. diakses tanggal 13-10-2015
Pengembangan Sistem Informasi . [Online] Available.
http://www.sumbarsehat.com/2012/09/pengembangan-sistem-informasi-dengan.html. diakses tanggal 13-10-2015