tugas suku bunga
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis moneter yang yang terjadinya di Indonesia yang ditandai dengan merosotnya
sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yamg diakibatkan oleh nilai tukar rupiah yang
jatuh terhadap nilai tukar dollar. Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis
ekonomi berkepanjangan yang melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi
kenaikan hargaharga secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam
jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik)
mata uang suatu negara (Tajul Kahalwaty, 2000 : 5).
Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai tukar semakin
mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu sekitar 11,05 persen dan
menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal ini mengakibatkan jumlah hutang
Negara terhadap luar negeri meningkat secara tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul Non
Performing Loans (NPL) atau kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan
mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank. Masalh
lain yang ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan modalnya di
Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan
menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas (M2) atau likuiditas
perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah
berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat
merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya
dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan
meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar
berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan kebijakan moneter
dengan menekan jumlah uang beredar melalui peningkatan suku bunga bank.
![Page 2: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/2.jpg)
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari tingkat suku bunga?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga?
3. Jelaskan peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teori tingkat suku bunga.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
3. Untuk mengetahui peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian
![Page 3: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Suku Bunga
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain
suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan
kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut
sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa
bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) ,
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai
presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable
dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga
mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak
penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta
tabungan.
Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a. State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
menghitung beban bunga
b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate
untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam
c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga
syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar
kembali pada akhir tahun beserta bunga.
![Page 4: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/4.jpg)
Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak.
Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung
ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang
diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan
secara jelas.
2.1 Teori Tingkat Suku Bunga
Suku Bunga
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga
juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya yaitu:
Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada
nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah
peminjam kepada bank. Sebagai cotoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi
bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik
![Page 5: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/5.jpg)
bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga
pinjaman juga terpengaruh ikut naik da demikian pula sebaliknya.
1. Teori Suku Bunga Klasik
Kaum di era klasik mengungkapkan bahwa suku bunga itu menentukan besarnya tabungan
maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang
tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha.
Terlepas dari teori ekonomi mikro, teori klasik menjelaskan bahwa tingkat bunga merupakan
nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang modal dicampuradukkan dengan uang
dan keduanya dianggap mempunyai hubungan subtitusif. Semakin langka modal, semakin tinggi
suku bunga. Sebaliknya, semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga (Nasution
dalam Badriah Sappewali, 2001).
Investasi juga merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi suku bunga, keinginan
masyarakat untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan
menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih
besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk
penggunaan dana (Cost of Capital). Makin rendah suku bunga, maka pengusaha akan lebih
terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.
Keseimbangan tingkat bunga berada pada titik i0 dimana jumlah tabungan sama dengan jumlah
investasi. Apabila tingkat bunga berada diatas i0, berarti jumlah tabungan melebihi keinginan
pengusaha untuk melakukan investasi. Para pemilik dana akan bersaing untuk meminjamkan
dananya dan persaingan ini akan menekan tingkat bunga turun kembali ke posisi i0. sebaliknya,
bila tingkat bunga rendah berada di bawah i0, maka para pengusaha akan bersaing untuk
mendapatkan dana yang relatif lebih besar jumlahnya. Persaingan ini akan mendorong tingkat
bunga naik lagi ke i0, misalnya terjadi kenaikan efisiensi produksi, maka akan mengakibatkan
keuntungan yang diharapkan meningkat sehingga pada tingkat bunga yang sama para pengusaha
bersedia membayar dana yang lebih besar untuk membiayai investasi, atau untuk dana
investasiyang sama jumlahnya, para pengusaha bersedia membayar tingkat bunga yang lebih
![Page 6: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/6.jpg)
tinggi. Keadaan ini ditunjukkan dengan bergesernya kurva permintaan investasi ke kanan atas,
sehingga keseimbangan tingkat bunga yang baru adalah pada titik i1 (Nopirin, 1993).
2. Teori Suku Bunga Keynes
Pandangan berbeda diberikan oleh Keynes. Menurutnya, tingkat bunga itu merupakan suatu
fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang
(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang
uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan memengaruhi
keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin,
1992). Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai full employment. Oleh
karena itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat
harga. Dengan menurunkan tingkat bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan
produk nasional. Dengan demikian setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan moneter
dalam teori keynes berperan untuk meningkatkan produk nasional.
Pertama, Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan bahwa ada suatu tingkat
bunga yang normal. Jika memegang surat berharga pada waktu tingkat bunga naik (harga turun)
mereka akan menderita kerugian. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan cara
mengurangi surat berharga yang dipegangnya dan dengan sendirinya menambah uang yang
dipegang.
Kedua, sehubungan dengan biaya memegang uang kas. Makin tinggi tingkat bunga, makin besar
pula biaya memegang uang kas, sehingga keinginan memegang uang kas juga semakin rendah
sehingga permintaan akan uang kas naik. Dari kedua penjelasan diatas, dijelaskan adanya
hubungan negatif antara tingkat bunga dengan permintaan akan uang tunai. Permintaan uang ini
akan menetukan tingkat bunga. Tingkat bunga berada dalam keseimbangan apabila jumlah uang
kas yang diminta sama dengan penawarannya (Nopirin, 1993).
3. Teori Suku Bunga Hicks
Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat bunga berada dalam keseimbangan pada suatu
perekonomian bila tingkat bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor rill.
Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynesian, dimana madzhab klasik
mengatakan bahwa bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bahwa bila seseorang
![Page 7: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/7.jpg)
memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar keuntungan yang diperoleh
meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga.
Sedangkan menurut keneysian bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi di pasar uang
dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga orang ingin
membayar bunga.
4. Teori Yang Lain
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu
pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang
diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga
dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga
sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan
untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu. Menurut Lipsey, Ragan, dan
Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan
suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan
kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada
rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku
bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan
Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah
uang.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis
orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian
yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai
menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio
perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah
belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau
tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak
tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
![Page 8: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/8.jpg)
2.1.2 Fungsi Suku Bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran
dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari
industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sektor lain.
c) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini
berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
2.1.3 Tipe-tipe Suku Bunga
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :
1. Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi
dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
2. Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka memberikan tingkat
pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan.
![Page 9: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/9.jpg)
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk mennetukan besar kecilnya suku bunga simpanan
dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman
saling mempengaruhi disamping faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana sementara pemohonan pinjaman meningkat, maka yang
dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga
simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara atomatis akan meninkat pula bunga pinjaman.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama
pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata
16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas
bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawa
bunga pesaing.
3. Kebijakan pemerintah
Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.
4. Harga laba yang di inginkan
Sesuai dengan target yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga ikut besar
dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan
besar kemungkinan resiko dimasa akan datang.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
![Page 10: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/10.jpg)
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku
bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungknan
risik macet kredit dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran.
9. Hubungan baik.
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan keaktifan dan loyaritas nasabah yang bersangkutan
dengan pihak bank. Nasabah utama biasanya mempunya hubungan yang baik denga pihak bank
sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.biasanya jika pihak yang
memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar , nama baik maupun
loyaritasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankanpun berbeda.
![Page 11: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/11.jpg)
3.3 Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada
para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya
apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan
demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari
seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan
tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat
pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat
bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para
pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para
pengusaha (Sukirno, 1998).
![Page 12: Tugas Suku Bunga](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082507/563db9da550346aa9aa0831d/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain
suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan
kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut
sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa
bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) ,
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah
kebutuhan dana, persaingan dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Kebijakan
pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh
melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jangka waktu, semakin panjang jangka
waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain yaitu target keuntungan
yang diharapkan, reputasi perusahaan, kualitas jaminan dan daya saing produk. Tingkat suku
bunga sangat berperan terhadap perekonomian suatu Negara. Tingkat suku bunga sangat
berperan terhadap naik rendahnya inflasi, investasi dan besarnya dana simpanan dalam bank.