tugas stase anak novian adi saputra

Upload: novian-adi-saputra

Post on 08-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abc

TRANSCRIPT

Tugas stase anakNovian adi saputra112114089Kelompok 8 2010 FK UNISBA

SKROFULODERMATuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi yang berefek pada paru paru, kelenjar getah bening, tulang dan persendian, kulit, usus dan organ lainnya. Tuberkulosis kutis terjadi saat bakteri mencapai kulit secara endogen maupun eksogen dari pusat infeksi. Klasifikasi tuberculosis kutis yaitu tuberculosis kutis yang menyebar secara eksogen (inokulasi tuberculosis primer, tuberculosis kutis verukosa), secara endogen (Lupus vulgaris, skrofuloderma, tuberculosis kutis gumosa, tuberculosis orifisial, tuberculosis miliar akut) dan tuberkulid (Liken skrofulosorum, tuberkulid papulonekrotika, eritema nodosum).Salah satu tuberculosis kutis yang menyebar secara endogen adalah skrofuloderma. Skrofuloderma adalah tuberculosis kutis murni sekunder yang timbul akibat penjalaran perkontinuitatum dari jaringan atau organ di bawah kulit yang telah terserang penyakit tuberculosis misalnya tuberkulosis kelenjar getah bening, tuberculosis tulang dan keduanya atau tuberculosis epididimis atau setelah mendapatkan vaksinasi.

GAMBARAN KLINIKSkrofuloderma biasanya dimulai sebagai infeksi kelenjar getah bening (limfadenitis tuberculosis) berupa pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening ini konsistensinya padat pada perabaan. Mula mula hanya beberapa kelenjar yang diserang, lalu makin banyak dan berkonfluensi. Selanjutnya berkembang menjadi periadenitis yang menyebabkan perlekatan kelenjar tersebut dengan jaringan sekitarnya. Kemudian kelenjar tersebut mengalami perlunakan yang tidak serentak, menyebabkan konsistensinya menjadi bermacam macam, yaitu didapati kelenjar getah bening melunak dan membentuk abses yang akan menembus kulit dan pecah, bila tidak disayat dan dikeluarkan nanahnya, abses ini disebut abses dingin artinya abses tersebut tidak panas maupun nyeri tekan, melainkan berfluktuasi (bergerak bila ditekan, menandakan bahwa isinya cair). Pada stadium selanjutnya terjadi perkejuan dan perlunakan, pecah dan mencari jalan keluar dengan menembus kulit di atasnya dengan demikian membentuk fistel. Kemudian fistel meluas hingga mejadi ulkus yang mempunyai sifat khas yakni bentuknya panjang dan tidak teratur, dan di sekitarnya berwarna merah kebiruan, dindingnya tergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus yang purulen, jika mongering menjadi krusta warna kuning.Lesi dapat sembuh secara spontan namun memerlukan waktu dalam beberapa tahun dengan meninggalkan bekas luka (sikatriks) yang memanjang dan tidak teratur. Jembatan kulit (skin bridge) kadang kadang terdapat di atas sikatriks, biasanya berbentuk seperti tali yang kedua ujungnya melekat pada sikatriks tersebut.

HENONCH- SCHONLEIN PURPURAHenoch-Sconlein Purpura (HSP) merupakan salah satu bentuk vaskulitis yang melibatkan pembuluh darah kecil (kapiler) yang ditandai dengan perdarahan kulit (purpura), pembengkakan pada sendi, nyeri perut dan kelainan pada ginjal. Kelainan ini pertama kalinya dikemukakan oleh Johan Schonlein pada tahun 1837 berupa adanya kelinan pada kulit dan nyeri pada sendi, sedangkan Edward Henoch menggambarkan adanya kelaian pada gastro-intestinal dan manifestasi ginjal pada tahun 1868 sehingga untuk mengenang nama beliau ini penyakitnya dinamakan Henoch-Schonlein Purpura.

EPIDEMIOLOGI Henoch-Schonlein Purpura lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan dewasa. Angka kejadian HSP 9-18/100.000 populasi. Sebagian besar kasus terjadi pada umur 2-8 tahun. Kejadian pada laki-laki 2 kali lebih banyak dari pada perempuan

ETIOLOGI Penyebab HSP sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, diduga berhubungan dengan infeksi saluran napas baik karena bakteri ataupun virus. Hal-hal lainnya yang diduga berhungan dengan kejadian HSP antara lain keganasan, obat-obatan dan makanan. Dikemukan jugafactor genetic mempunyai peranan.

PATOGENESIS Patogenesis HSP adalah terjadinya vaskulitis leukositoklastik pada pembuluh darah kecil yang ditandai dengan endapan kompleks imum yang mengandung IgA pada organ yang terlibat. Adapun gejala yang timbul adalah akibat dari kerusakan pembuluh darah kecil pada organ yang terlibat utamanya pada kulit, sendi, gastro-intestinal dan ginjal.

GAMBARAN KLINIK Onset HSP pada umumnya akut dan tiba-tiba. Gambaran klinik yang utama tediri dari 4 organ yang terlibat. Pertama pada kulit dimana terjadi perdarahan kulit yang agak meninggi kalau diraba (palpable purpura) terjadi pada 95-100 % kasus yang terutama terjadi pada bagian-bagian tubuh yang tergantung atau yang mengalami tekanan seperti kaki bagian bawah, pantat,tubuh dan tangan. Perdarahan ini berupa bercak-bercak kemerahan terang atau merah gelap atau kebiruan yang dapat menyatu. Perdaraham ini pada umumnya akan menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa bulan. Kurang dari 10 % kasus dapat berulang dan mungkin menetap beberapa tahun. Perdarahan ini dapat disertai pembengkakan (udem). Organ ke 2 yang terlibat adalah gastro-intestinal. Gejala yang muncul pada organ ini adalah sakit perut hebat (kolik abdomen), mual dan muntah sampai terjadi perdarahan saluran cerna (intususepsi) yang biasanya muncul 1 minggu setelah munculnya perdarahan kulit. Sendi merupakan organ ke 3 yang terlibat. Anak tiba-tiba tidak bisa jalan, sendi sangat nyeri (arthralgia) atau sampai terjadi pembengkakan sendi, nyeri, kemerahan dan kalau diraba terasa panas (athritis). Sendi yang terserang lebih banyak sendi lutut atau pergelangan kaki. Ginjal merupakan organ yang ke 4 yang terlibat. Lebih cepat berkembang pada dewasa. Gejalanya dapat berupa hematuri (urin berwarna kemerahan), proteinuri. Apabila gejalanya hanya hematuri mikroskopik kemungkinan kelainan ginjalnya glomerulonefritis ringan namun apabila terjadi glomerulonefritis progresif cepat akan menyebabkan hipertensi kronis bahkan bisa masuk kedalam end-stage kidney disease.DIAGNOSIS Pada umumnya HSP sudah dapat ditegakkan dengan klinis. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnosis. Pada darah lengkap mungkin ditemukan anemia kalau ada perdarahan akut atau kronis pada gastro-intestinal, sedikit peningkatan leukosit, trombosit atau laju endap darah. Kadar komplemen normal. Kadar IgA dalam darah meningkat pada 50 % kasus. Biopsi kulit dapat membantu diagnosis dengan ditemukan endapan IgA dan komplemen dan vaskulitis leukositoklastik. Apabila ginjal terlibat, pemeriksaan uri akan ditemukan adanya proteinuri, pada sedimen ditemukan sel darah merah (hematuri) disertai cast eritrosit.TATA LAKSANA HSP pada umumnya sembuh sendiri dalam 1-6 minggu. Pengobatan yang diberikan bersifat simtomatik untuk mengurangi gejala. Untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan analgesic seperti parasetamol, sedangkan untuk mengatasi nyeri sendi dapat digunakan obat-obatan anti implamasi non steroid namun harus berhati-hati karena dapat meningkatkan terjadinya perdarahan gastro-intestinal. Untuk mengatasi udem pada tungkai dapat dengan meninggikan kaki. HSP dengan manifestasi berat seperti gejala pada ginjal, nyeri perut yang hebat perdarahan saluran cerna, dapat digunakan steroid atau imunosupresif lain. Prednison diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 5-7 hari. Prednison tidak dapat mengurangi perjalanan penyakit atau mencegah terjadinya kekambuhan.PROGNOSIS Pada umumnya HSP mempunyai prognosis yang baik. Delapan puluh persen pasien akan sembuh dalam beberapa minggu. Lebih kurang 10-20 % pasien mengalami kekambuhan dan kurang dari 5 % pasien akan menjadi HSP kronis.

PendahuluanHenoch-Schnleinpurpura (diucapkan: heh-nokshoon-line purr-puh-ruh) - biasanya hanya disebut HSP, adalah suatu kondisi yang menyebabkan pembuluh darah kecil, atau kapiler, menjadi bengkak dan iritasi. Peradangan ini, disebut vasculitis, biasanya terjadi di kulit, usus, dan ginjal. Pembuluh darah meradang di kulit bisa mengalami kebocoran sel darah merah, menyebabkan ruam karakteristik yang disebut purpura. Usus dan ginjal juga bisa membengkak dan mengalami perdarahan.Gangguan itu dinamakan demikian setelah dua dokter Jerman, Eduard Henoch dan Johann Schnlein, yang pertama kali menggambarkan penyakit pada tahun 1800-an. Kadang-kadang juga disebut Purpura Alergi atau Anaphylactoid Purpura.HSP terjadi lebih sering pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa, biasanya terjadi antara usia 2 dan 11. Ini adalah salah satu bentuk yang paling umum dari vaskulitis pada anak-anak, dan anak laki-laki mendapatkan sekitar dua kali sesering anak perempuan.

PenyebabMeskipun tidak benar-benar diketahui apa yang menyebabkan HSP, diduga HSP terjadi ketika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Protein yang disebut immunoglobulin A (IgA) dalam pembuluh darah berperan dalam reaksi ini.Dalam kebanyakan kasus, HSP terjadi setelah seorang anak mengalami infeksi bakteri atau virus pada saluran pernafasan bagian atas (sinus, tenggorokan, atau paru-paru). Namun obat-obat tertentu, reaksi makanan, gigitan serangga, dan vaksinasi juga dapat menyebabkan hal itu.HSP tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Tanda dan GejalaTanda-tanda umum dan gejala HSP meliputi:Ada Trias Gejala:1. purpura, ruam yang timbul ungu kemerahan2. nyeri sendi dan peradangan3. sakit perut

Diketemukan darah dalam urin atau tinja, atau gangguan ginjal berupa hematuria atau proteinuria.Selain itu ada juga gejala: demam sakit kepalaRuam terjadi di hampir semua kasus dan biasanya membantu dokter mendiagnosa HSP. Ada juga titik-titik merah (disebut petechiae), memar, atau kadang-kadang lecet. Ruam biasanya terjadi pada kaki dan bokong, tetapi juga bisa muncul di bagian lain dari tubuh, seperti siku, lengan, wajah, dan badan.Sebagian besar anak-anak dengan HSP juga mengalami nyeri sendi dan bengkak. Gejala-gejala ini dapat terjadi sebelum ruam muncul. Paling sering terkena adalah sendi-sendi besar, seperti lutut, pergelangan kaki, dan siku, tapi tangan dan kaki.Sakit perut biasanya dimulai seminggu setelah ruam muncul. Nyeri intermiten dan dapat disertai mual, muntah, atau diare. Beberapa anak akan ditemui darah dalam tinja (disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah), tetapi mungkin tidak terlihat.HSP dapat mempengaruhi ginjal. Sejumlah kecil darah atau protein dapat ditemukan dalam urin, yang kadang-kadang bisa berdarah.

DiagnosisKetika ada ruam yang khas pada kaki dan bokong, terutama jika disertai dengan nyeri perut atau sendi, dokter dapat dengan mudah mendiagnosa HSP. Diagnosis mungkin lebih sulit jika nyeri sendi atau gejala perut hadir sebelum ruam muncul, atau jika gejala butuh beberapa minggu untuk muncul. Untuk membantu membuat diagnosis, mungkin direkomendasikan biopsi kulit.Diperlukan meminta tes darah rutin untuk mencari tanda-tanda infeksi, anemia, atau penyakit ginjal. Jika sakit perut parah, tes pencitraan (seperti sinar-X atau USG) mungkin diperlukan. Sebuah sampel tinja dapat memeriksa darah dalam tinja dan urin.Hingga setengah dari anak-anak yang menderita HSP akan memiliki komplikasi ginjal mereka, sehingga mungkin perlu diperiksa fungsi ginjal selama beberapa bulan. Jika dicurigai HSP yang telah menyebabkan kerusakan ginjal, anak mungkin perlu untuk kosultasi dokter ginjal (nephrologist).

PengobatanGejala HSP biasanya berlangsung selama sekitar satu bulan. Sebagian besar hilang sendiri tanpa pengobatan. Untuk membantu anak merasa lebih baik, perlu obat-obatan tertentu, seperti: antibiotik untuk mengobati infeksi penyebab, jika terjadi infeksi. obat penghilang rasa sakit (seperti asetaminofen) anti-inflamasi non steroid (seperti ibuprofen) untuk meredakan nyeri sendi dan peradangan kortikosteroid (misalnya prednisone) untuk sakit perut parah atau kelainan ginjal.Juga, perlu berhenti minum obat tertentu jika ada kemungkinan bahwa obat itu penyebab HSP tersebut.Sementara di rumah, dijaga anak merasa senyaman mungkin. Pastikan anak mendapatkan banyak cairan, istirahat dan minuman. Jika anak berhenti makan atau minum, atau sakit perut parah atau masalah ginjal, rawat inap mungkin diperlukan.

PrognosisKebanyakan anak dengan HSP sepenuhnya pulih dalam waktu satu bulan dan tidak memiliki masalah jangka panjang. Anak-anak yang ginjal nya terkena perlu ke dokter untuk pemeriksaan rutin untuk memantau fungsi ginjal.Sekitar sepertiga dari mereka yang menderita HSP mengalami kekambuhan lagi di masa datang, biasanya beberapa bulan setelah episode pertama. Ini (bersama dengan masalah ginjal kronis) lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Jika HSP tidak kambuh kembali, biasanya prognosanya baik.

CHLORAMPHENICOL

Nama Obat Generik :Chloramphenicol / KloramfenikolNama Obat Bermerek :Chloramex, Chlorbiotic, Cloramidina, Colme,Colsancetine, Combicetin, Empeecetin, Enkacetyn, Fenicol, Grafacetin, Ikamicetin, Isotic Salmicol, Kalmicetine, Kemicetine, Lanacetine, Licoklor, Microtina, Neophenicol, Palmicol, Reco, Spersanicol, Suprachlor, Xepanicol.

KOMPOSISI / KANDUNGANChloramphenicol 250 mgTiap kapsul mengandung Kloramfenikol 250 mg.Chloramphenicol Sirup 125 mg/5 mlTiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Kloramfenikol 125 mg.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)Chloramphenicol (kloramfenikol) adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas anti bakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk S. pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk H. influenzae, N. meningitidis, Salmonella, P. mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.INDIKASI / KEGUNAANIndikasi Kloramfenikol adalah : Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya. Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya. Meningitis bakterialis. Abses otak. Granuloma inguinale. Gas gangrene. Whipples disease. Gastroenteritis beratKONTRAINDIKASIKloramfenikol jangan diberikan kepada penderita : Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol. Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan. Wanita hamil dan menyusui. Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah.DOSIS DAN ATURAN PAKAITanyakan kepada dokter anda mengenai dosis dan aturan pakai Kloramfenikol.Dosis yang lazim diberikan oleh dokter adalah : Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 4. Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.Kloramfenikol sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.EFEK SAMPINGEfek samping Kloramfenikol yang dapat terjadi adalah : Gangguan saluran pencernaan, perdarahan saluran pencernaan, Diskrasia darah, Neurotoksik : neuritis optic dan perifer, Hemolisis pada penderita defisiensi G6PD, Sakit kepala, Ensefalopati, kejang, delirium, depresi mental. Reaksi hipersensitivitas / alergi seperti kemerahan kulit, demam, angioedema. Efek samping yang berpotensi fatal : supresi sumsum tulang dan anemia aplastik ireversibel, neutropenia, trombositopenia,grey baby syndrome, dan anafilaksis (jarang).INTERAKSI OBAT Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid. Mengurangi efektivitas kontrasepsi oral. Mengurangi efektivitas suplemen zat besi dan vitamin B12 pada terapi anemia. Meningkatkan efek antikoagulan oral, antidiabetes oral, dan fenitoin.

RECOMMENDED DIETARY ALLOWANCERecommended Dietary Allowance Dietary Reference Intakes (DRI) adalah istilah yang dibuat oleh sekelompok badan yang bertugas merancang dan memberikan aturan nutrisi yang dibutuhkan bagi orang untuk menjadi sehat. Recommended Dietary Allowance (RDA), salah satu jenis DRI, adalah standar rata-rata per hari nutrisi yang dperlukan untuk memenuhi kebutuhan cukup nutrisi harian bagi individu yang sehat (97-98%). RDA ini dipublikasikan oleh Thee Food and Nutrition Board of the National Academy of Sciences pada tahun 1989.