tugas proposal penelitian(sudarwanto_41310120011)
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
(PROPOSAL PENELITIAN)
DISUSUN OLEH :NAMA : SUDARWANTONIM : 41310120011
TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANAJAKARTA
2013
1
A. JUDUL PENELITIAN
“ PENGARUH TEMPERATUR ANIL DAN WAKTU TAHAN TERHADAP
SIFAT KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BESI COR
KELABU DENGAN METODE PENGUJIAN KEKERASAN BRINELL
DAN UJI METALOGRAFI ”
B. BIDANG ILMU
- Manufaktur
C. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam setiap industri modern saat ini, tahapan proses produksi sangatlah
penting, terutama pada produksi yang hasilnya memerlukan ketelitian dimensi
dan faktor keamanan yang tinggi. Dilain pihak, konsumen menuntut
peningkatan kualitas dan nilai ekonomis dari hasil produksi yang dihasilkan.
Ada tiga kriteria dasar yang melandasi produksi ekonomis, yaitu :
1. Suatu desain fungsional yang sederhana dan memiliki mutu
estetika yang memadai.
2. Pemilihan bahan yang tepat berdasarkan pertimbangan sifat fisis,
penampilan, harga, dan pembuatannya.
3. Pemilihan proses memproduksi yang mampu menghasilkan produk
dengan ketelitian dan penyelesaian permukaan yang memenuhi
persyaratan dan dengan harga yang serendah mungkin.
Untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, maka perlu ditunjang oleh
tersedianya bahan yang memilkiki kualitas dan sifat mekanis yang baik pula.
2
Dewasa ini terdapat berbagai jenis bahan yang banyak digunakan dalam sektor
industri manufakturing. Jenis-jenis yang sangat beragam tersebut kadang kala
menyulitkan pemilihan yang tepat. Oleh karena itu pemilihan yang tepat pada
dasarnya merupakan kompromi antara berbagai sifat, lingkungan, dan cara
penggunaan sehingga sampai dimana sifat bahan tersebut dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan
Salah satu jenis bahan atau material yang digunakan dalam sektor
industri manufakturing tersebut adalah jenis logam (ferro) yaitu besi cor
kelabu yang banyak digunakan antara lain untuk : blok mesin, roda gigi, dan
flens kopling.Agar sesuai dengan kebutuhan, maka sifat-sifat mekanis dan
sifat mampu mesin bahan tersebut harus diperbaiki salah satunya adalah
dengan perlakuan panas anil ( Heat Treatment Anneling ) yang bertujuan agar
kadar kekerasan suatu bahan berkurang dan keuletannya semakin meningkat
sehingga akan mudah dalam proses pembuatannya dalam permesinan lanjut.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui nilai kekerasan bahan/material pada proses
perlakuan panas dengan cara peng-anilan
2. Mengetahui pengaruh temperatur dan waktu tahan
terhadap perubahan struktur mikro yang dihasilkannya
3. Meningkatkan kualitas dari sifat logam uji, sehingga
memberikan gambaran yang tepat terhadap pemilihan bahan
3
E. PEMBATASAN MASALAH
Didalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan dengan batasan
umum, yang antara lain :
1. Material yang digunakan adalah besi cor kelabu
2. Proses perlakuan panas yang digunakan adalah dengan cara dianil dengan
menggunakan :
- Temperatur 700C, 800C, dan 900C
- Waktu tahan 30, dan 60 menit
3. Proses pengujian kekerasan dengan menggunakan pengujian kekerasan
brinell, dan pengamatan perubahan struktur mikro dengan menggunakan
uji metalografi
F. METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode yang diterapkan penulis dalam penyusunan laporan ini
ada beberapa metode :
1. Metode field survey, yaitu : eksperimen murni yang dilakukan
disuatu instansi tertentu, untuk mendapatkan data-data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian.
2. Metode literature review, yaitu : dengan membaca buku-buku dan
diktat kuliah tentang teori yang berhubungan dengan objek
penelitian.
3. Metode interview, yaitu : dengan melakukan sharing informasi
dengan para ahli serta melakukan assitensi dengan dosen.
4
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperjelas mengenai penelitian yang akan dibahas, maka
sisitematika penulisan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian,
pembatasan masalah dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori materi pembahasan yang
berhubungan dengan perlakuan panas dan pengujian-pengujian
yang dilakukan, dimana menjadi acuan dalam pengolahan data
analisis hasil pengujian, yang merupakan kutipan atau isi dari
buku-buku dan berbagai referensi yang berhubungan dengan
masalah yang diangkat.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang metode penelitian yang digunakan
dalam proses penelitian serta diagram alir pada proses penelitian
yang berisi tentang proses perlakuan panas, prosedur pengujian
kekerasan dan struktur mikro.
BAB IV : DATA HASIL PENGUJIAN
Bab ini berisikan tentang data-data hasil pengujian kekerasan,
dan struktur mikro.
5
BAB V : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil pengujian dan perhitungan dari
data-data yang ada serta pembahasannya secara keseluruhannya.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengolahan dan
analisis data, serta saran yang akan berguna dan berhubungan
dengan penulisan laporan ini.
F. TINJAUAN PUSTAKA
I. Perlakuan Panas
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam
dalam keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat fisis logam tersebut. Besi dan
baja dapat dipanaskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong
meningkat atau besi dan baja dapat dilunakkan untuk memudahkan pemesinan
lanjut.
Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan
besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat
dihasilkan suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet untuk
memungkinkan perlakuan panas yang tepat, susunan kimia besi dan baja harus
diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon karena dapat
mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis.
6
Perlakuan panas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1. Pengerasan (Hardening)
Pengerasan adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di
atas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat. Bila kadar
karbon diketahui, suhu pemanasannya dapat dibaca dari diagram fasa besi-
karbida besi- karbida besi, akan tetapi bila komposisi baja tidak diketahui
perlu diadakan percobaan untuk mengetahui daerah pemanasannya. Cara
yang terbaik ialah memanaskan dan mencelup beberapa potong baja pada
berbagi suhu disusul dengan pengujian kekerasan atau pengamatan
mikroskopik. Bila suhu yang tepat telah diperoleh akan terjadi perubahan
dalam kekerasan dan sifat lainnya.
2. Tempa
Besi atau baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk
digunakan. Melalui temper kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan
sampai memenuhi persyaratan penggunaan kekerasan turun, kekuatan tarik
akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhannya akan meningkat.
Proses tempa terdiri dari pemanasan kembali (reheating) dari besi atau
baja yang telah dikerasakan pada suhu dibawah suhu kritis disusul dengan
pendinginan.
3. Anil
Proses anil adalah proses laku panas dimana bahan mengalami pemanasan
yang agak lama disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan .
Bilamana logam mengalami pengerjaan dingin, dengan salah satu operasi
pembentukan industri, terjadi perubahan pada sifat fisik maupun mekanik.
7
Terjadi peningkatan kekerasan dan kekuatan akibat perlakuan kerja hal ini
mungkin bermanfaat untuk tujuan tertentu, akan tetapi seringkali logam
perlu dipulihkan kekondisi awal untuk memungkinkan pengerjaan lanjut
atau untuk mendapatkan sifat fisik optimum seperti konduktivitas listrik.
Perlakuan untuk menurunkan kekerasan dan untuk meningkatkan keuletan
logam disebut anil. Ini berarti bahwa logam yang telah mengalami
deformasi dipanaskan pada temperature yang lebih tinggi dari pada
sepertiga titik cair absolut.
Tujuan utama dari proses anil adalah pelunakan, sehingga logam
yang telah dikeraskan dapat dikerjakan melalui permesinan atau
pengerjaan dingin. Hal ini dilakukan dengan memanaskanya sedikit diatas
suhu kritis Ac3, lalu dibiarkan sampai suhu merata dan disusul dengan
pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar suhu dibagian luar
dan dalam kira-kira sama.
Agar kekerasan minimal dan keuletan maksimal, laju pendingin
harus lambat, untuk ini dapat dilakukan pendinginan dalam dapur dengan
perubahan suhu yang bervariatif, makin tinggi kadar karbon makin lambat
laju pendinginannya.
II. Sifat Mekanik
Kekerasan suatu logam sering didefinisikan sebagai kekerasan
beban terhadap penetrasi pada permukaannya. Pengujian kekerasan
merupakan salah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai karena
8
dapat dilakukan pada benda uji yang kecil sekalipun tanpa kesukaran
mengenai spesifikasi.
Pengujian yang paling banyak dipakai adalah dengan menekankan
penekan tertentu terhadap benda uji dengan beban tertentu dan dengan
mengukur ukuran bekas penekanan yang terbentuk diatasnya, cara ini
dinamakan cara kekerasan penekanan. Selanjutnya ada cara lain dengan
menjatuhkan bola baja dengan ukuran dan ketinggian tertentu diatas benda
uji sehingga diperoleh tinggi pantulannya.
Nilai kekerasan berkaitan dengan kekuatan luluh atau tarik logam
karena selama penjejakan logam mengalami deformasi plastis sehingga
terjadi regangan dengan persentase tertentu.
a. Kekerasan Brinell
Pengujian kekerasan brinell merupakan pengujian standar secara
industri, pengujian ini biasa menggunakan indikator berbentuk bola
kecil dengan bahan dasar baja dengan dimensi yang bervariatif.
Nilai kekerasan Brinell (BHN) didefinisikan sama dengan tegangan
(P/A) dalam satuan Kg/mm2.
Dimana : P = Beban
A = Luas permukaan jejak indentor yang berbentuk cekung
d = Diameter jejak
D = Diameter indentor
9
b. Kekerasan Vickers
Nilai kekerasan vickers (VBN) didefinisikan sama dengan beban
dibagi luas jejak piramida dalam satuan kg/mm2 dan besarnya kurang
lebih 3 kali besar tegangan luluh untuk logam-logam yang tidak
mengalami pengerasan pengerjaan cukup berarti.
Pada pengujian jenis ini digunakan alat yang terbuat dari intan dan
berbentuk pyramid sebagai alat penekan.
c. Kekerasan Rockwell
Pengujian kekerasan rockwell paling banyak digunakan karena
penekan dan bebannya dapat dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan
sehingga cocok untuk semua material yang keras dan yang lunak
sekalipun, disamping itu juga karena penggunaanya yang sederhana.
Pengukuran kekerasan digolongkan dalam kelompok pengujian tak
merusak (NDT), dan diterapkan untuk inspeksi sebagai suku cadang,
karena kekerasan sebanding dengan kekuatan tarik, sedang ketahanan aus
berbanding terbalik dengan kekerasan.
Karena kekerasan mudah ditentukan atau tidak merusak, maka cara
pengujian ini sering dimanfaatkan untuk pengendalian mutu (Quality
Control) pada proses-proses perlakuan panas, pembentukan dingin
maupun pembentukan panas.
10
III. Besi Cor
Besi cor adalah paduan : besi + karbon + silikon dengan unsur
tambahan lainnya. Kadar karbon tinggi sehingga besi cor bersifat rapuh
dan tidak dapat ditempa. Besi mempunyai sifat fisis atau mekanik yang
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh unsur paduannya yang terdapat
didalamnya seperti Karbon, Silicon, Mangan, Fosfor dan Belerang.
Kekuatan, kekerasan, kemampuan mesin (machinability),
ketahanan aus dan lainya perlu diatur kembali dalam dapur jenis lainnya.
Besi Cor Kelabu
Besi cor dengan kadar Silikon yang tinggi (~2 % Si)
membentuk grafit dengan mudah sehingga Fe3C tidak terbentuk serpih
grafit terbentuk dalam logam sewaktu membeku. Bila logam kita tarik,
bidang perpatahannya terjadi dari serpih yang satu keserpih lainya,
karena grafit yang menyerupai mika sangat rapuh. Jadi sebagian besar
permukaan perpatahan melintasi grafit sehingga permukaan berwarna
kelabu. Oleh karena itu diberi nama besi cor kelabu.
Besi cor kelabu sangat rendah keuletannya, karena adanya
serpihan karbon, namun besi cor mudah harganya. Selain itu, dengan
adanya serpih-serpih ini, besi cor kelabu merupakan peredam getaran
yang sangat baik. Kekuatan tarik besi cor kelabu berkisar antara 140
sampai 415 Mpa. Oleh karena kelebihan-kelebihan tersebut maka besi
cor banyak digunakan dalam industri, sebagai landasan mesin dan alat-
alat berat.
11
Kandungan unsur kimia besi cor
Unsur Kadar ( % Berat )
Karbon (C) 3,00 - 3,50
Silikon (Si) 1,00 - 2,75
Mangan (Mn) 0,40 - 1,00
Fosfor (P) 0,15 - 1,00
Belerang (S) 0,02 - 0,15
Besi (Fe) Sisanya
12
G. DIAGRAM ALIR/ FLOW CHART PENELITIAN
13
START
Persiapan Sampel
Uji Kekerasan
Uji Komposisi Kimia Uji Kekerasan Struktur Mikro
Pengolahan Data
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
Proses Pendinginan
T anil – T ruang : Di Udara
END
STOP
Perlakuan PanasProses PenganilanTemperatur : 700o C
800o C 900o C
Waktu Tahan : 30 Menit 60 Menit
Pengamatan Stuktur Mikro
DAFTAR PUSTAKA
1. B. J Moniz, Metallurgy, American Plubishers, America, 1994.
2. Donald S. Clark. Metallurgy for Engineers, American Book, New York,
1962.
3. Goerge Krauss, Steels Heat Treatment and Processing Principle, Ohio
1990.
4. Kusharjanto, Perlakuan Panas dan Metalografi, Laboratoria Teknik
Metalurgi Unjani, Bandung, 1998.
5. K. E Thelning, Steels And Its Heat Treatment Second Edition, Head of
Research and Development Smedjebacken Boxholm Stal AB, Sweden,
1984.
6. Reed Hill, Physical Metallurgy Principles, PWS-Kent Publisshing
Company, Boston, 1992.
7. Rochim Suratman, Panduan Proses Perlakuan Panas , Lembga
Penelitian ITB, 1994.
8. R. E. Smallman, Metalurgi Fisik Modern, PT Gramedia, Jakarta, 1991.
9. Metal Handbook vol.7 Attlas of Microstructure of Industrial Alloy, ASM
International, 1972.
14