tugas proposal

45
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan salah satu materi kimia yang dipelajari di kelas X semester 2 SMA. Materi ini banyak mengandung konsep yang  berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mempelajari materi ini siswa dituntut untuk dapat memahami dengan memikirkan, menyelidiki dan menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. Untuk itu guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses  pembelajaran diharapkan memiliki  kemampuan yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Kem ampuan profesional yang dimaksudkan adalah seorang guru harus ahli dalam bidangnya, hal ini mencakup bagaimana seorang guru dapat menerapkan strategi, pendekatan dan metode dalam  pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif. Hal ini dikemukakan oleh Slameto (2003: 74) ³Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal yaitu kondisi internal, kondisi eksternal, strategi belajar dan metode belajar´. Dalam kenyataannya  pembelajaran yang efektif belum tercapai dengan maksimal, karena interaksi antara guru dan siswa kurang berjalan dengan harmonis. 1

Upload: vivi-sri-mulia

Post on 15-Jul-2015

137 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 1/45

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak bumi merupakan salah satu materi kimia yang dipelajari di

kelas X semester 2 SMA. Materi ini banyak mengandung konsep yang

 berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mempelajari materi ini siswa

dituntut untuk dapat memahami dengan memikirkan, menyelidiki dan

menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya.

Untuk itu guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses

  pembelajaran diharapkan memiliki  kemampuan yang profesional dalam

menjalankan tugasnya. Kemampuan profesional yang dimaksudkan adalah

seorang guru harus ahli dalam bidangnya, hal ini mencakup bagaimana

seorang guru dapat menerapkan strategi, pendekatan dan metode dalam

  pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif. Hal ini

dikemukakan oleh Slameto (2003: 74) ³Belajar yang efektif dapat membantu

siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang

efektif perlu memperhatikan beberapa hal yaitu kondisi internal, kondisi

eksternal, strategi belajar dan metode belajar´. Dalam kenyataannya

  pembelajaran yang efektif belum tercapai dengan maksimal, karena interaksi

antara guru dan siswa kurang berjalan dengan harmonis.

1

Page 2: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 2/45

 

2

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Kimia yang mengajar di

SMA, pembelajaran efektif belum berhasil dicapai dalam proses

  pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh banyak siswa yang kurang

mempersiapkan diri sebelum belajar bahkan tugas yang diberikan belum

maksimal dikerjakan. Kurangnya persiapan dan keseriusan siswa berakibat

kurang baik dalam proses belajar, terlihat dari proses belajar yang masih

 berpusat pada guru dan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dalam waktu yang sama,

terungkap bahwa permasalahan di atas disebabkan oleh kurangnya minat

untuk belajar, bosan ketika mengikuti proses pembelajaran, dan

ketidakmengertian mereka pada materi yang diajarkan. Selain itu tugas rumah

yang diberikan oleh guru jarang diberi nilai sehingga membuat siswa malas

untuk mengerjakannya. Semua ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar 

kimia siswa sehingga tidak dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah pada umumnya.

Dalam menciptakan pembelajaran yang efektif guru harus bisa

memilih model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat terlibat aktif 

dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran

Gal¶Perin yang merupakan gabungan dari beberapa metode mengajar.

Beberapa metodenya yaitu metode ceramah dan metode diskusi. Gabungan

metode ini dapat meningkatkan minat dan interaksi siswa serta menuntut

keterlibatan siswa secara aktif. Jadi kelemahan metode yang satu dapat ditutup

oleh metode lainnya.

Page 3: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 3/45

 

3

Wulandari (2009) telah membuktikan ³Penerapan model pembelajaran

Gal¶Perin dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan

Kelarutan dan hasil Kali Kelarutan (K sp)´. Keunggulan dari model

 pembelajaran Gal¶Perin ini adalah memperlihatkan proses belajar yang efektif 

sehingga dapat membantu dalam pencapaian kemampuan pada tingkat yang

lebih tinggi. Menurut Tjipto Utomo dan Kees Ruijter (1991: 86) menyatakan :

Keuntungan teori belajar Gal¶perin adalah :

a.  Teori ini baik, memperlihatkan proses belajar maupun

memberikan pengarahan kepada pengajar, teori-teori yang

lain biasanya diarahkan pada proses belajar saja.

 b.  Teori ini berlaku untuk pencapaian kemampuan pada

tingkat yang lebih tinggi.

Dalam model pembelajaran Gal¶Perin, siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Pembelajaran ini terdiri dari tahap

orientasi, tahap latihan, umpan balik (mendiskusikan hasil latihan), dan

tahapan lanjutan yang berupa pemberian sanksi yang mendidik bagi kelompok 

yang tidak serius dalam proses pembelajaran.

Meskipun demikian, Utomo dalam Asmiyanto (2009) mengungkapkan

adanya kelemahan dari model pembelajaran Gal¶Perin yaitu ³Model

 pembelajaran Gal¶Perin memerlukan waktu yang panjang, dan waktu sering

terbuang jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan´.

Untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran Gal¶Perin tersebut

maka siswa diberi tugas rumah membuat ringkasan agar mereka menguasai

terlebih dahulu materi pelajaran yang akan dipelajari. Tugas rumah yang

diberikan oleh guru haruslah ada penilaiannya.

Page 4: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 4/45

 

4

Keunggulan dari tugas membuat ringkasan dapat memotivasi siswa

untuk bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri, sehingga siswa

lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Hal ini terbukti

dari hasil penelitian Deswita (2008) ³Pemberian tugas meringkas dapat

memotivasi siswa untuk lebih menyiapkan diri dalam mengikuti proses belajar 

mengajar di sekolah´.

Model pembelajaran Gal¶Perin disertai dengan tugas membuat ringkasan

  bertujuan agar siswa menguasai materi sebelum pembelajaran, aktif dalam

diskusi dan bisa memberi penjelasan serta jawaban pertanyan selama proses

  pembelajaran, sehingga waktu dapat digunakan secara efektif selama proses

  pembelajaran di sekolah. Menurut Winkel (1996: 278) ³Tujuan pemberian

tugas yaitu agar siswa berlatih mengolah materi pelajaran, belajar membagi

waktu dengan baik, belajar teknik-teknik studi yang efektif dan efisien´.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul

³Pengaruh Tugas Meringkas dalam Model Pembelajaran Gal¶Perin dan Minat

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Minyak Bumi Kelas X di

SMA N 2 Gunung Talang´.

B. Identifikasi Masalah

1.  Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia belum maksimal.

2.  Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centre).

3.  Guru belum memperhatikan minat siswa dalam melaksanakan proses

 pembelajaran.

Page 5: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 5/45

 

5

4.  Guru belum memperhatikan interaksi antara model pembelajaran dan minat

terhadap hasil belajar kimia siswa.

C. Batasan Masalah 

Berdasarkan identifikasi masalah yang di uraikan di atas, maka

 penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Gunung Talang dan terfokus pada

  proses pembelajaran kimia yakni Penerapan tugas meringkas dalam model

  pembelajaran Gal¶Perin  kelas X di SMA Negeri 2 Gunung Talang.

  permasalahan yang diteliti adalah pengaruh tugas meringkas dalam model

  pembelajaran Gal¶Perin dan minat terhadap hasil belajar siswa. Disisi lain

minat siswa digunakan sebagai variabel untuk memperoleh informasi apakah

model pembelajaran Gal¶Perin yang disertai dengan tugas meringkas dan

model pembelajaran Gal¶Perin saja cocok bagi semua siswa. Selanjutnya

tentang minat itu dibatasi pada senang mencari objek yang menjadi

  pengalaman belajar, bersemangat, kesungguhan serta ketekunan. Materi

 pelajaran atau pokok bahasan dalam penerapan tugas meringkas dalam model

 pembelajaran Gal¶Perin ini adalah Pokok Bahasan Minyak Bumi Kelas X.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

 pembatasan masalah, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

Page 6: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 6/45

 

6

1.  Apakah hasil belajar Kimia siswa yang dibelajarkan dengan model

  pembelajaran Gal¶perin yang disertai tugas meringkas lebih tinggi dari

hasil belajar siswa hanya dengan model pembelajaran Gal¶perin?

2.  Apakah hasil belajar Kimia siswa yang memiliki minat tinggi, dibelajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran Gal¶perin yang disertai tugas

meringkas lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan hanya

dengan model pembelajaran Gal¶perin?

3.  Apakah hasil belajar Kimia siswa yang memiliki minat rendah

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Gal¶perin yang

disertai tugas meringkas lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang

dibelajarkan hanya dengan model pembelajaran Gal¶perin?

E. Tujuan Penelitian 

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui Pengaruh yang

  berarti pada tugas meringkas dalam model pembelajaran Gal¶Perin terhadap

hasil belajar siswa pada pokok bahasan Minyak Bumi Kelas X di SMA N 2

Gunung Talang. Secara operasional tujuan penelitian ini untuk memperoleh

informasi tentang:

1.  Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model

  pembelajaran Gal¶perin yang disertai tugas meringkas lebih tinggi dari

hasil belajar siswa hanya dengan model pembelajaran Gal¶perin.

2.  Perbedaan hasil belajar Kimia siswa yang memiliki minat tinggi,

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Gal¶perin yang

Page 7: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 7/45

 

7

disertai tugas meringkas lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang

dibelajarkan hanya dengan model pembelajaran Gal¶perin.

3.  Perbedaan hasil belajar Kimia siswa yang memiliki minat rendah

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Gal¶perin yang

disertai tugas meringkas lebih rendah dari hasil belajar siswa yang

dibelajarkan hanya dengan model pembelajaran Gal¶perin.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mamiliki manfaat secara akademis maupun praktis.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti di bawah ini.

1.  Manfaat Teoritis

Secara teoritis temuan penelitian ini akan memperkaya khasanah

  pengetahuan di bidang model pembelajaran, khususnya pembelajaran

Kimia. Di samping itu dapat pula memperkaya pengetahuan di bidang

  proses belajar mengajar, karena minat merupakan bagian dari proses

 pembelajaran.

2.  Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis

 baik bagi guru, kepala sekolah, dan para peneliti.

a.  Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, wawasan

serta menjadi masukan untuk memperkaya alternatif model

  pembelajaran yang dapat menggali dan menumbuh kembangkan

kreativitas siswa dalam pembelajaran Kimia.

Page 8: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 8/45

 

8

 b.  Bagi Pembuat Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

membuat kebijakan pendidikan, yaitu dalam pengembangan

  pembelajaran pada tingkat Nasional, daerah maupun tingkat

operasional sekolah.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi peneliti

untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel lain

di luar variabel model pembelajaran dan minat yang relevan dan area

 penelitian yang lebih luas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

 belajar Kimia.

Page 9: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 9/45

 

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang. Perubahan yang ingin dicapai melalui

 proses pendidikan pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku, sebagaimana

yang dikemukan oleh Sudjana (2008: 28) bahwa:

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

  proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk 

seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan

tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan

kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan

lain-lain aspek yang ada pada individu.

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa hakikat utama dari

  belajar adalah perubahan. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan

yang mampu mengantarkan seseorang yang belajar tersebut pada tingkah laku

yang positif. Menurut Slameto (2003: 3-6) ciri-ciri tingkah laku orang yang

telah belajar adalah:

a. Perubahan terjadi secara sadar.

 b. Perubahan dalam belajar terjadi bersifat kontiniu dan

fungsional.c. Perubahan dalam belajar bersifat tetap.

d. Perubahan dalam belajar bersifat aktif.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

f. Perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek.

7

Page 10: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 10/45

 

10

Orang yang memiliki ciri-ciri belajar berarti telah mengalami proses

 pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kesatuan kegiatan yang tidak 

dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dengan guru, karena dalam proses

  balajar mengajar akan selalu melibatkan serangkaian perbuatan guru dan

siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di

sekolah. Berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung pada bagaimana proses

 belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.

B. Pemberian Tugas

Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan isi

 pelajaran, tetapi juga memberikan tugas. Peranan tugas sangat penting dalam

  pembelajaran karena dapat melihat atau meninjau pelajaran yang akan

dihadapi oleh siswa. Djamarah (2006: 85) menyatakan ³Metode penugasan

adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas agar siwa

melakukan kegiatan belajar´. Menurut Roestiyah (1989: 133) ³Dengan

kegiatan melaksanakan tugas siswa akan aktif belajar, dan merasa terangsang

untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani

 bertanggung jawab sendiri´.

Pemberian tugas bukan ditujukan untuk menghukum atau mempersulit

siswa, tetapi memperjelas, memperkaya, memperdalam bahan yang diberikan

di dalam kelas. Dengan demikian, pemberian tugas hendaknya disesuaikan

dengan bahan ajaran.

Page 11: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 11/45

 

11

Dalam memberikan tugas, hendaknya guru mempertimbangkan

 beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2008: 81) yaitu:

a.  Tujuan yang akan dicapai.

 b.  Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga siswa mengerti

apa yang ditugaskan.c.  Sesuai dengan kemampuan siswa.

d.  Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

e.  Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugastersebut.

Seiring itu, Roestiyah (1998: 134) juga mengemukakan hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pemberian tugas adalah ³Apakah tujuan-tujuan yang

akan dicapai dengan tugas itu sudah cukup jelas, cukup dipahami oleh siswa,

sehingga mereka melaksanakan dengan tanggung jawab´.

Dari kedua pendapat di atas, metode pemberian tugas dapat dilakukan

dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dan jenis-jenis tugas yang

diberikan. Pemberian tugas tanpa perencanaan berdampak negatif terhadap

siswa. Sebab, siswa tidak mendapatkan petunjuk dan masalah yang harus

dipecahkannya. Salah satu tugas yang dapat diberikan kepada siswa adalah

tugas membuat ringkasan.

Ringkasan adalah ikhtisar atau pokok penting dari suatu bacaan.

Dalam meringkas materi yang diberikan kepada siswa, guru dapat

mengefisienkan pelajaran yang padat sesuai waktunya. Selain itu tugas

meringkas telah melibatkan semua siswa dalam belajar. Siswa yang terbiasa

meringkas lebih aktif dalam mempelajari konsep-konsep yang akan dipelajari.

Membuat ringkasan merupakan jalan paling baik yang dilakukan setelah

Page 12: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 12/45

 

12

membaca dengan mengerti bagian-bagian yang akan diringkas (Soedarsono,

1989: 77).

Sesuai dengan pendapat tersebut tugas meringkas dapat meningkatkan

aktifitas belajar siswa. Siswa yang biasanya tidak mencatat materi

  pembelajaran akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan

demikian siswa akan memahami dan mengerti materi pelajaran yang akan

diajarkan.

Tugas rumah yang diberikan oleh guru haruslah ada penilaiannya,

seperti yang dikemukakan oleh Roestiyah (1998: 133) ³Bila guru telah

memberikan tugas pada siswa, hari berikutnya harus dicek apakah sudah

dikerjakan atau belum. Kemudian perlu dievaluasi, karena akan memberi

motivasi belajar siswa´.

C. Model Pembelajaran Gal¶Perin

Model pembelajaran Gal¶perin merupakan suatu proses pembelajaran

yang digambarkan melalui beberapa rangkaian tahap kegiatan yaitu tahap

orientasi, tahap latihan, tahap balikan, dan tahap lanjutan.

Empat tahap pembelajaran tentang teori pendidikan Gal`perin yang

dikemukakan oleh Hartono dan Soekartawi (1995 : 59-60) yaitu:

1.  Kegiatan pertama adalah pemberian orientasi mengenai isi pelajaran dan

cara penalaran, bentuk kegiatannya dapat berupa penjelasan tentang isi

dan struktur, penjelasan tentang hubungannya dengan bahan ajar yang

lain, penjelasan tentang manfaat mata pelajaran, dan pemberian contoh-

Page 13: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 13/45

 

13

contoh. Dengan kata lain, orientasi berarti memberikan teori atau

memberikan penalaran atau cara menerapkannya. Di sini guru sekaligus

membagi siswa atas beberapa kelompok, yang beranggotakan 3 ± 4 orang

siswa. Sebagaimana pendapat Lie (2002: 40) menjelaskan bahwa:

Pengelompokan heterogenitas (kemacam-ragamanmerupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode

  pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas bisadibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender,

latar belakang sosio-ekonomi, dan etnik, serta kemampuanakademis siswa. Dalam hal kemampuan akademis,

kelompok pembelajar kooperatif biasanya terdiri dari satu

orang berkemampuan sedang, dan satu lagi berkemampuan

kurang.

2.  Kegiatan kedua adalah memberi kesempatan untuk melakukan latihan dan

 penerapan. Kegiatan latihan ini dapat berupa membicarakan teori dengan

diskusi dan tanya jawab, memberikan tugas atau dengan pratikum. Yang

 paling utama dalam latihan adalah adanya kegiatan secara terstruktur dan

terarah.

3.  Kegiatan ketiga adalah berupa pemberian umpan balik yang dapat berupa

  penyampaian informasi tentang hal-hal yang telah dikerjakan dalam

latihan, sampai dimana yang telah sesuai atau belum sesuai, serta

informasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki siswa. Pemberian umpan

  balik ini dapat dilakukan dengan cara melihat apa yang telah dikerjakan

siswa, mencari sumber kesalahan yang terjadi, membantu siswa

menyelesaikan latihan.

4.  Kegiatan terakhir adalah mengupayakan terjadinya tindak lanjut sebagai

langkah kongkret dalam proses belajar. Langkah lanjut dilakukan

Page 14: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 14/45

 

14

  berdasarkan pada hasil latihan dan umpan balik, langkah lanjut ini dapat

 berupa tambahan penjelasan atau tambahan latihan.

Kadang-kadang kita menghadapi soal yang tidak dapat dipecahkan

dengan satu jawaban saja. Untuk mencari jawaban yang tepat maka diperlukan

teori Gal¶perin. Semua jawaban ditampung dan dipertahankan, mana yang

  paling banyak mendekati kebenaran layak sehingga musyawarah yang

demokratis dapat diambil kesimpulan.

Sehubungan dengan keempat rangkaian di atas dapat disimpulkan bahwa

 proses belajar mengajar dapat dilaksanakan pada empat tahap:

Menurut teori Gal¶perin suatu sasaran belajar hanya tercapai bila siswa

 berorientasi, berlatih, dan melanjutkan proses belajar berdasarkan hasil umpan

  balik. Sistem pendidikan mempunyai tugas untuk memungkinkan siswa

 berorientasi, berlatih dan seterusnya.

Selanjutnya Jipto Utomo (1991: 37) menyatakan:

Ada empat fungsi pengajaran yang harus dilaksanakan sejajar dan

seirama dengan kempat tahap proses belajar. Fungsi-fungsi

 pengajaran itu adalah:

1. Orientasi 

2.Latihan 

3. Umpan balik  

4. Lanjutan 

Page 15: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 15/45

 

15

1.  Memberikan orientasi dan cara- cara ilmu

2.  Meberikan kesempatan unuk berlatih dan menerapkan materi

dan cara-cara ilmu

3.  Memberi pengertian tentang hasil belajar yang telah dicapaidalam proses belajar yang dilakukan

4.  Memberikan kesempatan melajutkan latihan

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan, maksud orientasi tentang

materi dan cara-cara ilmu yaitu bahwa cara pengajaran harus dapat

menyuguhkan isi ilmu dan cara penalaran yang khas dalam bidang itu. Cara

 penalaran adalah cara kegiatan berfikir yang digunakan dalam bidang itu. Isi

dan struktur mata pelajaran harus diberikan kepada siswa. Kemudian

diinformasi pada siswa apa tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari

materi tersebut. Hal ini akan memotivasi siswa ikut tertarik mempelajari

kimia. Siswa diharapkan tidak hanya mengenal mata pelajaran tersebut, tetapi

 juga mengerti dan mampu menerapkannya, maka prosedur pengoperasian dan

contoh penerapan harus diberikan juga dengan jelas.

Dalam tahap latihan siswa bekerja dalam kelompok kecil 3-4 orang

siswa. Kepada masing-masing siswa diberikan tugas dalam bentuk LDS yang

didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Tujuan pemberian tugas untuk 

mengarahkan siswa menguasai dan memahami konsep kimia secara

menyeluruh. Selain itu diharapkan siswa dapat berfikir secara logis, kritis dan

sistematis.

Laporan hasil diskusi penyelesaian soal-soal tiap-tiap kelompok dalam

diskusi merupakan balikan yang sangat berarti bagi siswa. Sebab mereka

dapat saling mengetahui hasil dari tiap kelompok, mungkin hasil sama tapi

Page 16: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 16/45

 

16

cara yang berbeda sesuai dengan pengalaman belajarnya. Penyimpulan hasil

  balikan yang dilakukan oleh guru pada tahap akhir proses belajar mengajar 

adalah merupakan balikan yang sangat penting. Dimana dengan adanya

 balikan ini maka siswa akan lebih memahami apa yang terkandung dalam satu

konsep tersebut, sehingga mereka tidak mudah lupa tentang konsep tersebut.

Untuk kelanjutan dari pembahasan suatu konsep maka siswa diberikan

tambahan penjelasan atau tambahan latihan untuk meningkatkan pemahaman

siswa.

Dengan menerapkan model pembelajaran Gal¶perin ini diharapkan

diperoleh keuntungan tersendiri terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Tjipto Utomo dan Kress Rulifer (1991:1996) menyatakan:

Keuntungan teori belajar Gal¶perin adalah:

a.  teori ini baik, memperhatikan proses belajar maupun memberikan

 pengarahan kepada pengajar, teori-teori yang lain biasanya diarahkan

 pada hasil proses belajar saja b.  teori ini berlaku untuk pencapaian kemampuan pada tingkat yang lebih

tinggi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran

Gal¶perin ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa agar 

 berada pada tingkat yang lebih tinggi.

D. Minat

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak 

  berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan

 belajar seorang siswa.

Page 17: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 17/45

 

17

Menurut Slameto (2003: 180) mendefinisikan minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Dikatakan semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Crow & Crow (1989) (dalam

Djaali; 2008: 121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak 

yang mendorong seseorang untuk menghadapai atau berurusan dengan orang,

  benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Ini

 berarti bahwa, minat dapat menjadi penyebab sesuatu kegiatan, atau sesuatu

yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh

kegiatan itu sendiri.

Djaali (2008: 121) minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dapat pula dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Simon (1966: 69) mengemukakan bahwa, minat adalah sebagai sesuatu yang

dapat membangkitkan gairah seseorang dan yang menyebabkannya

menggunakan waktu, uang, serta energik untuk itu.

Kedua pendapat tersebut pada dasarnya menekankan minat sebagai

deskripsi sesuatu yang diinginkan seseorang sehingga menyebabkannya

  bergairah dalam menjalankan sesuatu melalui kegiatan atau aktivitas yang

dilakukannya

Page 18: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 18/45

 

18

E . Hasil Belajar 

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses

  pembelajaran dilaksanakan, baik dalam bentuk prestasi maupun perubahan

tingkah laku dan sikap siswa. Menurut Hamalik (1990: 21) ³Hasil belajar itu

adalah perilaku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu manjadi tahu,

timbulnya pengertian baru, perubahan sikap dan kebiasaan, keterampilan,

menghargai sifat perkembangan sosial, emosional, pertumbuhan dan jasmani´.

Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta

didik dalam hal menguasai materi pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai

dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Rohani dan Ahmad. 1995: 169).

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga ranah yaitu ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotor (Arikunto, 2008: 117). Hasil belajar siswa

yang berupa kognitif dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dari instrumen

yang digunakan berupa tes. Hasil belajar dalam bentuk afektif dapat dilihat

dari sikap yang muncul setelah belajar. Sedangkan hasil belajar psikomotor 

dapat dilihat dari keterampilan siswa setelah mengalami kegiatan belajar.

Pada penelitian ini hasil belajar yang akan penulis teliti adalah hasil

 belajar pada ranah kognitif yang berupa tes belajar yang dinilai dalam bentuk 

angka. Penilaian hasil belajar yang dilakukan mengacu pada penilaian

 berdasarkan KTSP. Dalam KTSP penilaian dilakukan berdasarkan indikator.

Arikunto (2008: 26) menyatakan ³Ada dua teknik evaluasi (penilaian) yaitu

teknik tes dan non tes´. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah teknik tes

Page 19: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 19/45

 

19

yang dilakukan berupa tes akhir yang diberikan kepada siswa berupa tes

objektif dengan lima pilihan.

F. Karakterisitik Materi Minyak Bumi

Berdasarkan KTSP tahun 2006 untuk kelas X IPA SMA semester 2,

salah satu pokok bahasan yang dipelajari adalah minyak bumi. Materi minyak 

 bumi ini memiliki :

a.  Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat senyawa organic atas dasar 

gugus fungsi dan senyawa makromolekul.

 b.  Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses pembentukan dan teknik 

  pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta

kegunaannya.

c.  Indikator yang akan dicapai :

1. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.

2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.

3. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar 

dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.

4. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.

5. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

d.  Materi pelajaran :

1.  Minyak bumi

2.  Fraksi minyak bumi

3.  Mutu bensin

Page 20: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 20/45

 

20

4.  Dampak pembakaran bahan bakar 

Adapun rincian tentang konsep-konsep tersebut dapat dilihat pada

Lampiran 1.

G. Kerangka Konseptual

Dalam proses pembelajaran keaktifan siswa sangat diperlukan dalam

usaha menciptakan pengalaman belajar. Untuk itu perlu suatu kondisi belajar 

yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam menemukan

konsep yang dipelajari. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menerapkan model pembelajaran Gal¶perin. Pada pembelajaran ini, siswa

dituntut untuk lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran

dan diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa.

Meskipun demikian, Utomo dalam Asmiyanto (2009) mengungkapkan

adanya kelemahan dari model pembelajaran Gal¶Perin yaitu ³Model

 pembelajaran Gal¶Perin memerlukan waktu yang panjang, dan waktu sering

terbuang jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan´.

Untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran Gal¶Perin  tersebut

maka siswa diberi tugas rumah dalam bentuk membuat ringkasan yang

  bertujuan agar siswa menguasai terlebih dahulu materi pelajaran yang akan

dipelajari, aktif dalam diskusi dan bisa memberi penjelasan serta jawaban

  pertanyan selama proses pembelajaran, sehingga waktu dapat digunakan

secara efektif selama proses pembelajaran di sekolah.

Page 21: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 21/45

 

21

Hasil belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal, salah

satunya adalah minat siswa terhadap pembelajaran Kimia. Minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh dalam diri siswa sehingga membuatnya berusaha secara maksimal dan

dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Minat siswa akan tinggi apabila guru

dapat memberikan semangat untuk meningkatkan hasil belajar. Minat siswa akan

  berkurang apabila guru tidaka mampu memberikan semangat belajar kepada

siswa. Hal ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut: 

Gambar 1. Kerangka Hubungan Antar variabel Penelitian

Tugas Meringkas dalam

Model Pembelajaran

Galperin

Model Pembelajaran 

Galperin

Hasil Belajar Siswa

Tugas Meringkas dalam

Model PembelajaranGal¶perin + minat tinggi

Model Pembelajaran

Gal¶perin + minat rendah

Hasil Belajar Siswa

Tugas Meringkas dalam

Model Pembelajaran

Gal¶perin + minat rendah

Model Pembelajaran

Gal¶perin + minat rendah

Hasil Belajar Siswa

Page 22: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 22/45

 

22

G. Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai

 berikut.

1.  Hasil belajar Kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Gal¶perin yang disertai tugas meringkas lebih tinggi dari hasil belajar 

siswa hanya dengan model pembelajaran Gal¶perin.

2.  Hasil belajar Kimia siswa yang memiliki minat tinggi, dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Gal¶perin yang disertai tugas

meringkas lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan hanya

dengan model pembelajaran Gal¶perin.

3.  Hasil belajar Kimia siswa yang memiliki minat rendah dibelajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran Gal¶perin yang disertai tugas

meringkas lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan hanya

dengan model pembelajaran Gal¶perin.

Page 23: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 23/45

 

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian 

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Perlakuan yang akan

diberikan kepada kelas eksperimen adalah pemberian tugas meringkas dalam

model pembelajaran Gal¶Perin. Sedangkan untuk kelas kontrol penggunaan

model pembelajaran Gal¶Perin tanpa disertai tugas membuat ringkasan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah  Randomized Control Group

 Posttest Only Design yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 1 :  Randomized Control Group Posttest Only DesignKelas Perlakuan Posttest

Ekperimen X T1 

Kontrol .... T1 

Sumber: Lufri (2007: 69).

Keterangan:

X : pemberian tugas meringkas dalam

Page 24: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 24/45

 

24

model pembelajaran Gal¶Perin.

... : penerapan model pembelajaran Gal¶Perin tanpa

 pemberian tugas meringkas.

T1 : tes yang diberikan di akhir pokok bahasan (Posttest).

B. Populasi dan Sampel 

1. Populasi 

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2

Gunung Talang yang terdaftar pada semester II tahun pelajaran 2009/2010.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Mengingat besarnya jumlah populasi dan terbatasnya kemampuan peneliti,

maka dalam penelitian ini dilakukan pemilihan sampel. Pemilihan sampel

dilakukan dengan teknik   purposive sampling yaitu sampel yang sengaja

dipilih berdasarkan karakterisitik tertentu yang diperlukan dalam

 penelitian (Lufri, 2007:86). Untuk mendapatkan sampel yang representatif,

yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya, maka

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a.  Mengumpulkan data nilai ulangan harian kimia siswa kelas X  SMA

 Negeri 2 Gunung Talang tahun pelajaran 2009/2010.

 b.  Melakukan uji normalitas terhadap data yang diperoleh.  Melakukan

Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah populasi berdistribusi

nomal atau tidak.

 

20

Page 25: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 25/45

 

25

c.  Melakukan uji homogenitas variansi untuk mengetahui apakah

 populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak.

d.  Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas didapatkan 2 kelas

 populasi yang terdistribusi normal dan homogen yaitu kelas X2 dan X3 

yang langsung dijadikan kelas sampel. Untuk menentukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol digunakan teknik  purposive sampling . 

C. Variabel dan Data

1. Variabel

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.  Variabel bebas adalah penerapan tugas meringkas dalam model

 pembelajaran Gal¶Perin.

 b.  Variabel terikat adalah hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang

diperoleh melalui tes setelah perlakuan diberikan.

c.  Variabel kontrol yaitu : guru, alokasi waktu, dan buku sumber yang

digunakan pada kedua kelas adalah sama.

2. Data 

a.  Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1)  Data primer 

Page 26: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 26/45

 

26

Data primer yaitu data yang langsung diambil dari subjek 

 penelitian melalui tes data sekunder.

2)  Data sekunder 

Data sekunder meliputi data tentang jumlah siswa dan nilai

ulangan harian dari populasi di kelas X SMA Negeri 2 Gunung

Talang.

 b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah :

1)  Siswa kelas X SMA Negeri 2 Gunung Talang tahun pelajaran

2009/2010 yang menjadi sampel untuk mendapatkan data primer.

2)  Guru kimia SMA Negeri 2 Gunung Talang untuk mendapatkan

data sekundernya.

D. Prosedur Penelitian 

Untuk memperoleh data dalam penelitian perlu dilakukan beberapa tahap

terdiri dari:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua hal yang berhubungan

dengan pelaksanaan penelitian yaitu:

a.  Menentukan jadwal penelitian.

 b.  Menentukan populasi dan sampel.

c.  Menetapkan kelas sampel.

Page 27: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 27/45

 

27

d.  Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan mempersiapkan LKS

e.  Membuat soal uji coba

f.  Melakukan uji validitas, realibilitas, indeks kesukaran, dan daya

 pembeda terhadap soal uji coba

g.  Menyiapkan soal tes akhir.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, perlakuan yang dilakukan pada kelas sampel

adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Tahap pelaksanaan penelitian pada kelas sampel

 NoKelas Eksperimen

(Gal¶Perin dan Tugas Meringkas)

Kelas Kontrol

(Gal¶Perin)

(1) (2)

1. Pendahuluan-  Mengabsen dan mencek 

kesiapan siswa.

-  Apersepsi-  Menyampaikan judul dan

indikator pembelajaran

-  Motivasi

Pendahuluan-  Mengabsen dan mencek 

kesiapan siswa.

-  Apersepsi-  Menyampaikan judul dan

indikator pembelajaran

-  Motivasi

2. Kegiatan Inti

-  Guru meminta siswa untuk 

mengumpulkan tugas

ringkasan yang telah dibuat

dirumah.

-  Guru membagi siswa dalam 8

kelompok yang terdiri atas 5

atau 6 orang dalam 1

kelompok.

-  Guru membagi siswa dalam 8

kelompok yang terdiri atas 5

atau 6 orang dalam 1

kelompok.

-  Guru memberikan penjelasan -  Guru memberikan penjelasan

Page 28: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 28/45

 

28

secara ringkas mengenai

materi pelajaran.

secara ringkas mengenai

materi pelajaran.

-  Guru memberikan lembarankerja yang berisi pertanyaan-

 pertanyaan tentang materi pelajaran yang harus

didiskusikan oleh siswa dalamkelompoknya.

-  Guru memberikan lembarankerja yang berisi pertanyaan-

 pertanyaan tentang materi pelajaran yang harus

didiskusikan oleh siswa dalamkelompoknya.

-  Siswa menjawab pertanyaan

yang ada di lembar kerja

dengan berdiskusi di

kelompok masing-masing

sebagai laporan awal.

-  Siswa menjawab pertanyaan

yang ada di lembar kerja

dengan berdiskusi di

kelompok masing-masing

sebagai laporan awal.

-  Guru menunjuk masing-

masing kelompok untuk 

mempersentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

-  Guru menunjuk masing-

masing kelompok untuk 

mempersentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

-  Siswa menyimpulkan

 pelajaran dari hasil diskusi dan

dibuat di laporan awal.

-  Siswa menyimpulkan

 pelajaran dari hasil diskusi

dan dibuat di laporan awal.

-  Guru menginformasikan

laporan yang tidak lengkap,

kelompok yang kurang aktif,

dan tidak serius diantara 8

kelompok yang ada.

-  Guru menginformasikan

laporan yang tidak lengkap,

kelompok yang kurang aktif,

dan tidak serius diantara 8

kelompok yang ada.

-  Guru memberikan sanksi pada

kelompok yang termasuk 

dalam kriteria di atas berupa

tampil didepan kelas untuk 

menjelaskan kembali materi pelajaran hari ini.

- Guru memberikan sanksi pada

kelompok yang termasuk 

dalam kriteria di atas berupa

tampil didepan kelas untuk 

menjelaskan kembali materi

 pelajaran hari ini.

3. Penutup

-  Siswa bersama guru

menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

-  Guru mengembalikan tugas

Penutup

-  Siswa bersama guru

menyimpulkan materi pelajaranyang telah dipelajari.

Page 29: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 29/45

 

29

ringkasan yang telah diberi

 penilaian.-  Siswa diberi tugas meringkas

dirumah untuk materi pelajaran berikutnya.

3. Tahap Penyelesaian 

Pada tahap penyelesaian ini yang dilakukan adalah:

a.  Mengambil data nilai kedua kelas sampel yang telah diberikan tes

akhir dengan soal yang sama berupa soal objektif.

 b.  Mengolah data hasil belajar dari kedua kelas sampel.

c.  Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai dengan teknik 

analisis data yang digunakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam

 penelitian ini adalah tes. Tes yang dibuat sesuai dengan materi pelajaran yang

diberikan selama perlakuan berlangsung. Untuk mendapatkan tes yang benar-

 benar valid, reliabel serta memperhatikan taraf kesukaran dan daya beda soal

maka terlebih dahulu harus dilakukan uji coba tes.

1. Validitas Tes

Tes hasil belajar dikatakan valid apabila tes tersebut (sebagai alat

ukur keberhasilan belajar peserta didik) secara tepat dan tepat dapat

mengukur atau atau mengungkapkan hasil belajar yang telah dicapai oleh

  peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam

waktu tertentu. Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah

Page 30: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 30/45

 

30

validitas isi. Suatu tes dikatakan memenuhi validitas isi apabila tes tersebut

dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sesuai dengan materi

  pelajaran, bahasa dan aspek-aspek yang dikehendaki oleh indikator.

Validitas isi dapat diusahakan tercapai saat penyusunan tes, yaitu dengan

cara merinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran. 

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian

yang reliabel memungkinkan perbandingan yang reliabel dan menjamin

konsistensi (Kunandar 2007, 392).

Menurut Sudijono ( 1998 : 95 ) :

³Tes hasil belajar dapat dikatakan reliabel apabila hasil±hasil

  pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut

secara berulang kali terhadap subyek yang sama, senantiasa

menunjukkan hasil yang tetap sama´.

Penentuan reliabilitas tes hasil belajar dapat dengan menggunakan

rumus (Sudijono, 1998 : 258) :

r 11= ¹ º

 ¸©ª

¨

1n

n¹¹ º

 ¸©©ª

¨

2))((

)(1

 sn

 M n M  

M = N  X 7  

S2

=

1

22

77

 N  N 

 X  X  N 

 

Keterangan :

Page 31: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 31/45

 

31

r 11 = koefisien reliabilitas tes

n = banyak butir item

M = mean total

S2 = variansi total N = banyak siswa

X = jumlah skor total

Dengan kriteria :

0,90 < r 11 1,00 = reliabilitas sangat tinggi

0,70 < r 11 0,90 = reliabilitas tinggi0,40 < r 11 0,70 = reliabilitas cukup

0,20 < r 11 0,40 = reliabilitas rendah0,00 < r 11 0,20 = reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan uji reliabilitas soal tes uji coba, diperoleh harga

koefisien reliabilitas soal = 0,615 (lampiran 10). Hal ini berarti bahwa

reliabilitas soal tes uji coba adalah cukup.

3.  Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar 

siswa untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi

dan yang berkemampuan rendah. Cara menentukan daya pembeda dapat

digunakan rumus yang dikemukakan Arikunto ( 2006 : 213) yaitu :

D =

 B

 B

 A

 A

 J 

 B

 J 

 B

 

Keterangan :

Ba = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar 

Bb = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah peserta kelompok atas

Jb = jumlah peserta kelompok bawahD = daya pembeda

Kriteria :

0 ± 0,1 = jelek 

Page 32: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 32/45

 

32

0,2 ± 0,39 = cukup

0,4 ± 0,69 = baik 

0,7 ± 1 = baik sekali

Berdasarkan uji daya beda soal, terdapat 6 butir soal dengan kriteria

 jelek, 11 butir soal dengan kriteria cukup dan 8 butir soal dengan kriteria baik 

(lampiran 11).

4.  Indeks Kesukaran

Butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir±butir item

yang baik, apabila butir±butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak 

terlalu mudah, dengan kata lain tingkat kesukaran itu adalah sedang dan

cukup. Bermutu atau tidaknya butir±butir item tes hasil belajar pertama-

tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang

dimiliki oleh masing±masing butir item tersebut. Untuk mengetahui sejauh

mana tingkat kesukaran digunakan rumus (Sudijono,1998:372) sebagai

 berikut :

P = J  s

 B

 

Keterangan :

P = indeks kesukaranB = jumlah siswa yang menjawab benar 

Js = jumlah siswa peserta tes

Kriterianya :

0 ± 0,29 = soal sukar 

0.3 ± 0,69 = soal sedang

0,7 ± 1 = soal mudah

Setelah diuji indeks kesukaran soal tes uji coba, terdapat 9 butir 

soal dengan kriteria mudah, 8 butir soal dengan kriteria sedang dan 8 butir 

Page 33: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 33/45

 

33

soal dengan kriteria sukar. Berdasarkan hal tersebut dari 25 soal tes uji

coba hanya 20 soal yang dapat dipakai dan 5 soal dibuang. Sehingga

  jumlah soal yang digunakan untuk tes hasil belajar adalah 20 soal

(lampiran 11).

F. Teknik Pengolahan Data 

Analisis data hasil penelitian ini menggunakan metode statistik untuk 

melihat keberhasilan siswa dalam belajar, yang menentukan pengolahan

datanya dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari

 populasi yang terdistribusi normal, memakai uji  Liliefors (Sudjana, 2005:

246-247) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.  Data X1,X2,X3,...Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga ke

data yang terbesar.

 b.  Data X1, X2, X3, ....Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ....Zn dengan

rumus sebagai berikut:

Zi =

 X  Xi  

Keterangan:

 Xi   = skor siswa yang diperoleh siswa yang ke-i

 X  = skor rata-rata

S = simpangan baku

Page 34: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 34/45

 

34

c.  Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung

 peluang.

F (zi) = P (z e zi)

d.  Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3,...Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi), maka:

S (Zi) =n

 Zi Zyang  Z  Z banyaknyaZ  e..............3,2,1

 

e.  Menghitung selisih F(Zi) ± S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

f.  Diambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut

dan disebut selisih L0. 

g.  Membandingkan nilai L0 dengan Ltabel. Kriterianya diterima yaitu

hipotesis itu normal jika L0 < Ltabel, selain itu hipotesis ditolak.

Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh kelas sampel terdistribusi

normal (Lampiran 15 dan Lampiran 16).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas berfungsi untuk melihat apakah kedua sampel

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk uji homogenitas

dilakukan langkah-langkah menurut Sudjana (2005: 249) sebagai berikut:

a. Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga F dengan

rumus:

F =2

2

2

1

S  

Keterangan:

F = varians kelompok dataS1 = varians hasil belajar kelas eksperimen

Page 35: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 35/45

 

35

S2 = varians hasil belajar kelas kontrol

  b. Jika harga F sudah ditetapkan maka dibandingkan F tersebut dengan

harga F yang terdapat di dalam distribusi F dengan taraf signifikan 5%

dan pembilang = n1 ± 1 dan dk penyebut = n2 ± 1. Bila harga F yang

terdapat dari perhitungan lebih kecil dari harga F pada tabel berarti

kelompok data mempunyai varians yang homogen. Sebaliknya jika

harga F yang didapat dari perhitungan lebih besar dari harga F yang ada

dalam tabel berarti kedua kelompok data memiliki varians tidak 

homogen (Sudjana, 2005: 249).

Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh kedua sampel

mempunyai varians yang homogen (Lampiran 17).

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji

hipotesis. Untuk menguji hipotesis karena data terdistribusi normal dan

kedua kelompok data memiliki varians yang homogen maka digunakan uji-t

Sudjana (2005: 239). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t =

21

21

11

nn s

 x x

 

dengan

2

11 2

22

2

112

!

nn

S nS nS   

Dimana: 

1 x   = nilai rata-rata kelas eksperimen

2 x  = nilai rata-rata kelas kontrol

Page 36: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 36/45

 

36

S1 = standar deviasi kelas eksperimen

S2 = standar deviasi kelas kontrol

S = standar deviasi gabungan

n1 = jumlah siswa kelas eksperimann2 =  jumlah siswa kelas kontrol

Harga thitung dibandingkan dengan ttabel, kriteria pengujiannya

adalah jika thitung > ttabel pada taraf signifikasi 0,05 dan dk = n1 + n2 - 2 berarti

hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Jika thitung < ttabel  pada

taraf signifikasi 0,05 dan dk = n1 + n2 - 2 berarti hipotesis kerja ditolak.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Data

Dari penelitian yang telah dilakukan pada kelas sampel, diperoleh

data tentang hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes akhir pada

kegiatan penelitian. Tes akhir yang diberikan berjumlah 20 soal. Pada

kelas eksperimen tes akhir diikuti oleh 28 orang siswa sedangkan pada

kelas kontrol diikuti oleh 32 orang siswa. Tabulasi data kedua kelas

sampel tersebut dapat dilihat pada Lampiran 14. Berdasarkan hasil analisis

  jawaban siswa pada kegiatan tes akhir diperoleh data nilai hasil belajar 

siswa yang seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Rata-rata Tes, Simpangan baku dan Varians Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Page 37: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 37/45

 

37

Kelas N  X   S S2

Eksperimen 28 69,10 11,22 126,03

Kontrol 32 62,03 13,25 175,58

Keterangan :

  N = jumlah anggota sampel

 X  = nilai rata-rata

S = simpangan baku

S2

= varians

Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pemberian tugas

meringkas dalam model pembelajaran Gal¶perin memiliki nilai rata-rata

yang lebih tinggi dari hasil belajar siswa kelas kontrol yang hanya

 perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Gal¶perin. Data secara

rinci dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16.

B.  Hasil Analisis Data

Untuk dapat menarik suatu kesimpulan dilakukan dengan uji

normalitas, uji homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis

untuk menentukan statistik mana yang akan digunakan.

1.  Hasil Uji Normalitas

Data hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah

untuk menentukan uji normalitas. Pada uji normalitas ini digunakan uji

 Liliefors seperti yang tertera pada teknik analisis data. Berdasarkan uji

normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga L0 dan

Lt  pada taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada Tabel 4. berikut:

 

33

Page 38: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 38/45

 

38

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Kelas N E   L0 Lt Keterangan

Eksperimen 28 0,05 0,124 0,1658 Normal

Kontrol 32 0,05 0,152 0,1568 Normal

Berdasarkan Tabel 4. terlihat bahwa kedua kelas eksperimen

dan kelas kontrol memiliki L0 < Lt, berarti data kedua kelas sampel

terdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat

 pada Lampiran 15 dan 16.

2.  Hasil Uji Homogenitas

Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah

memiliki varians yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji F.

Analisis homogenitas sampel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas E   Fhitung  Ftabel  Kesimpulan

Eksperimen0,05 1,393 1,876 Homogen

Kontrol

Dari Tabel 5. terlihat bahwa kedua kelas sampel memiliki

Fhitung < Ftabel berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol bervarians

homogen. Untuk lebih jelasnya uji homogenitas dapat dilihat pada

Lampiran 17.

Page 39: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 39/45

 

39

3.  Hasil Uji Hipotesis

Dari uji normalitas dan uji homogenitas kelas eksperimen dan

kelas kontrol didapatkan bahwa data kelas eksperimen dan kelas

kontrol tersebut terdistribusi normal dan memiliki varians yang

homogen. Untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji-t. Hasil uji

hipotesis dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Tes Akhir 

Kelas thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen2,23 1,67

HipotesisditerimaKontrol

Dari hasil perhitungan dengan uji-t didapat harga thitung 2,23

dan pada taraf nyata 0,05 didapat harga ttabel 1,67 dengan derajat

kebebasan 58, dengan demikian thitung > ttabel maka hipotesis kerja

diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar 

siswa yang berarti antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan

  penerapan tugas meringkas dalam model pembelajaran Gal¶perin 

dengan kelas kontrol yang hanya diberikan penerapan model

 pembelajaran Gal¶perin. Untuk langkah-langkah uji hipotesis ini dapat

dilihat pada Lampiran 18.

C.  Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data tes akhir didapat rata-rata hasil

 belajar kimia siswa pada kelas eksperimen 69,10 (Lampiran 15) dan pada

kelas kontrol 62,03 (Lampiran 16), data ini menunjukkan hasil belajar 

Page 40: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 40/45

 

40

siswa dengan pemberian tugas meringkas dalam model pembelajaran

Gal¶perin  lebih tinggi daripada hanya dengan menggunakan model

  pembelajaran Galperin. Hal ini disebabkan karena dengan adanya tugas

meringkas dalam model pembelajaran Gal¶perin dapat mengarahkan siswa

untuk lebih siap mengikuti proses pembelajaran. Sehingga proses

  pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan berlangsung lebih efisien

karena siswa telah memiliki pengetahuan awal sebelum pembelajaran

dilakukan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1996:278) yang

menyatakan bahwa ³Tujuan pemberian tugas yaitu agar siswa berlatih

mengolah meteri pelajaran, belajar membagi waktu dengan baik, belajar 

teknik-teknik studi yang efisien dan efektif´.

Sebelum meringkas siswa terlebih dahulu membaca materi

  pelajaran, sehingga siswa dapat memahami dan mengerti dari materi

  pelajaran. Sejalan dengan itu Soedarsono (1989:77) mengungkapkan

  bahwa ³Membuat ringkasan merupakan jalan yang paling baik yang

dilakukan setelah membaca dan mengerti bagian-bagian yang akan

diringkas´. Sesuai dengan pendapat tersebut tugas meringkas dapat

meningkatkan aktifitas belajar siswa. Siswa yang biasanya tidak mencatat

materi pembelajaran akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian siswa akan memahami dan mengerti materi pelajaran

yang akan diajarkan.

Page 41: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 41/45

 

41

Menurut hasil pengamatan selama melakukan penelitian, terlihat

  bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih cepat dalam menyelesaikan

soal-soal yang terdapat pada LDS, sehingga waktu menjadi lebih efisien.

Hal ini disebabkan karena siswa telah memiliki pengetahuan awal sebelum

  pembelajaran dilakukan dengan mengerjakan tugas rumah membuat

ringkasan. Ringkasan yang dibuat diambil dari bermacam-macam buku

sumber yang tersedia di perpustakaan, hal ini dengan sendirinya bisa

melengkapi pengetahuan siswa karena masing-masing buku memiliki

kekurangan dan kelebihan, sehingga antara siswa yang satu dengan yang

lain bisa saling melengkapi.

 Namun jika ditinjau dari segi ketuntasan belajar siswa secara rata-

rata, hasil belajar siswa pada kelas sampel sudah berada diatas nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pihak sekolah yaitu

60,00. Hal ini disebabkan karena kelas sampel sama-sama menerapkan

model pembelajaran Gal¶perin melalui beberapa rangkaian tahap kegiatan

yaitu tahap orientasi, tahap latihan, umpan balik dan tahap lanjutan,

dimana model pembelajaran ini merupakan gabungan dari beberapa

metode mengajar. Beberapa metodenya yaitu metode ceramah dan metode

diskusi. Gabungan metode ini dapat meningkatkan interaksi siswa dan

menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Jadi kelemahan metode yang satu

dapat ditutup oleh metode lainnya.

Dari uji t pada taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan 58

diperoleh harga thitung 2,23 dan harga ttabel 1,67. Dengan demikian thitung >

Page 42: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 42/45

 

42

ttabel yang berarti bahwa H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa tugas

meringkas dalam model pembelajaran  Gal¶perin memberikan pengaruh

  positif yang berarti terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan

Minyak Bumi kelas X di SMAN 2 Gunung Talang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa tugas meringkas dalam model pembelajaraan

Gal¶perin berpengaruh positif secara signifikan terhadap peningkatan hasil

  belajar siswa pada pokok bahasan Minyak Bumi kelas X di SMA Negeri 2

Gunung Talang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan

 beberapa hal :

Page 43: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 43/45

 

43

1.  Supaya guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran

Gal¶perin yang disertai dengan pemberian tugas meringkas sebagai variasi

dalam pembelajaran kimia khususnya materi Minyak Bumi di SMA.

2.  Penelitian ini masih terbatas pada materi Minyak Bumi maka diharapkan

ada penelitian lanjutan untuk materi lain.

3.  Diharapkan dalam penyusunan kelompok belajar diinformasikan pada

  pertemuan sebelumnya dan dipastikan siswa sudah duduk dengan

kelompok yang sudah ditetapkan sebelum pelajaran dimulai agar tidak 

terjadi keributan dalam pengangkatan kursi sekaligus menghemat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008.   Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Asmiyanto, Taufik.   Model Pembelajaran Tipe Gal¶Perin. (http://www.ceds-

id.org/?p=10. Diakses: 19 Juni 2009).

Deswita. 2008. Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIs

SMPN 18 Padang Dengan Pemberian Tugas Meringkas Materi di Rumah di

Iringi Dengan Persentasi Hasil Kerja. S kripsi. Padang: FMIPA UNP.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. S trategi  Belajar Mengajar . Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2004.   Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

S istem. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperative. Surabaya: Unesa.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

J.M.C. Johari dan Rachmawati. 2007.  Kimia S  M  A dan M  A Untuk Kelas 1.

Jakarta: Esis.

 

39

Page 44: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 44/45

 

44

Kunandar. 2007. Guru Profesional . Jakarta : PT Grafindo Persada.

Lie, Anita. 2004. Cooparatif   Learning . Jakarta: Gramedia Widia Sarana

Indonesia.

Lufri. 2007.  Kiat    Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang:

UNP Press.

Michael, Purba (2004). Kimia Untuk  S  M  A Kelas X . Jakarta : Erlangga

Roestiyah, N.K. 1998. S trategi  Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1995.   Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slameto. 2003.  Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Soedarsono. 1989. Membaca Cepat dan Aktif . Jakarta: Gramedia.

Soekartawi, Suhardjono, Hartono. 1995.  Meningkatkan  Rancangan Instruksional .

Jakarta : Grafindo Persada

Sudijono, Anas. 2006.   Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode S tatistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Atep. 2006. S ains Kimia 1. Jakarta : PT Galaxy Puspa Mega.

Sudjana, Nana. 2008.   Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung:  Sinar 

Baru Algensindo.

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas  Belajar Kimia Untuk Kelas X . Bandung : Grafindo.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar . Bandung. ITB

Utomo, Tjipto dan Kees Ruijter. 1994.   Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Winkel. W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Wulandari. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Gal¶perin terhadap Hasil Belajar 

Siswa pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (K sp) di

kelas XI IPA SMA Negeri 3 Padang. S kripsi. Padang: FMIPA UNP.

40

Page 45: Tugas Proposal

5/13/2018 Tugas Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-proposal-55a750fad32c6 45/45

 

45