tugas kesultanana tentang kerajaan gelgel dan klungkung

8
NAMA : MUHAMMAD FARIS NPM : 1006761963 PRODI : SEJARAH 2010 MATKUL : SEJARAH KESULTANAN DAN KERAJAAN KERAJAAN GELGEL Gelgel adalah nama sebuah desa yang terletak di Kabupaten daerah tingkat II Klungkung. Dari Desa Samprangan, jaraknya tidak begitu jauh, hanya 17 km menuju jurusan Timur. Dahulu kala terdapat sebuah kerajaan yang menjadi Kerajaan yang pertama kali berdiri di Bali dan menjadi zaman keemasan dari kerajaan-kerajaan yang berada di Bali yang bernama Kerajaan Gelgel. Kerajaan Gelgel berdiri pada 13 M dan yang menjadi raja Pertamanya adalah Dalem Ketut Ngulesir yang menjadi zaman keemasan dalam Kerajaaan Gelgel dikarenakan Dalem Ketut Ngulesir adalah seorang raja yang adil, suka memberi penghargaan kepada orang yang berbuat baik, serta tidak segan- segan menghukum mereka yang berbuat salah. Baginda menganugrahkan suatu predikat tanda penghargaan wangsa "Sanghyang" dengan sebutan "Sang" kepada masyarakat desa Pandak, di mana mereka bermukim dahulu sehingga kehidupan Kerajaan Gelgel menjadi kuat dan tenang. Dalam Kerajaan Gelgel sistem pemerintahan dipimpin oleh seorang raja yang dianggap sebagai keturunan dewa di dunia yang memiliki otoritas politik tertinggi di dunia dan menduduki puncak hierarki pemerintahan. Raja juga dibantu oleh suatu lembaga yang merupakan dewan pertimbangan pada raja. Anggotanya ialah para sanak saudara raja. Dalam kekawin Negara Kertagama disebut dengan nama Pahem Narendra. Kerajaan Gelgel juga meninggalkan warisan dalam bidang Kesenian, kesusastraan, dan pendidikan yaitu :

Upload: muhammad-el-faris-shyne-moros

Post on 30-Jun-2015

121 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kesultanana tentang kerajaan gelgel dan Klungkung

NAMA : MUHAMMAD FARISNPM : 1006761963PRODI : SEJARAH 2010MATKUL : SEJARAH KESULTANAN DAN KERAJAAN

KERAJAAN GELGEL

Gelgel adalah nama sebuah desa yang terletak di Kabupaten daerah tingkat II Klungkung. Dari Desa Samprangan, jaraknya tidak begitu jauh, hanya 17 km menuju jurusan Timur. Dahulu kala terdapat sebuah kerajaan yang menjadi Kerajaan yang pertama kali berdiri di Bali dan menjadi zaman keemasan dari kerajaan-kerajaan yang berada di Bali yang bernama Kerajaan Gelgel.

Kerajaan Gelgel berdiri pada 13 M dan yang menjadi raja Pertamanya adalah Dalem Ketut Ngulesir yang menjadi zaman keemasan dalam Kerajaaan Gelgel dikarenakan Dalem Ketut Ngulesir adalah seorang raja yang adil, suka memberi penghargaan kepada orang yang berbuat baik, serta tidak segan-segan menghukum mereka yang berbuat salah. Baginda menganugrahkan suatu predikat tanda penghargaan wangsa "Sanghyang" dengan sebutan "Sang" kepada masyarakat desa Pandak, di mana mereka bermukim dahulu sehingga kehidupan Kerajaan Gelgel menjadi kuat dan tenang.

Dalam Kerajaan Gelgel sistem pemerintahan dipimpin oleh seorang raja yang dianggap sebagai keturunan dewa di dunia yang memiliki otoritas politik tertinggi di dunia dan menduduki puncak hierarki pemerintahan. Raja juga dibantu oleh suatu lembaga yang merupakan dewan pertimbangan pada raja. Anggotanya ialah para sanak saudara raja. Dalam kekawin Negara Kertagama disebut dengan nama Pahem Narendra.

Kerajaan Gelgel juga meninggalkan warisan dalam bidang Kesenian, kesusastraan, dan pendidikan yaitu :

- Dalam Bidang pendidikan yaitu dengan adanya penjelasan mengenai bagaimana para kalangan Bangsawan sudah diajarkan mempelajari pendidikan agama dan hal-hal mengenai kehidupan kerajaan. Orang yang memberikan pelajaran merupakan seorang Brahmana dan dipanggil “sang guru” dan murid-muridnya dipanggil “sisya”

- Dalam Bidang kesenian adalah seni tari yang yang berkembang subur terutama dalam pemerintahan Raja Dalem Batur Enggong (1460-1550) yang merupakan zaman keemasan dari kerajaan gelgel dalam bidang Kesustraan dan Kesenian.

- Dalam Bidang Kesustraan yaitu dengan di bawanya naskah-naskah lontar dari Jawa dan juga terdapat pujangga-pujangga seperti Pangeran Telaga di mana tahun 1582 mengarang : 1. Amurwatembang, 2. Rangga Wuni, 3. Amerthamasa, 4. Gigateken, 5. Patal, 6. Sahawaji, 7. Rarengtaman, 8. Rarakedura, 9. Kebo Dungkul, 10. Tepas dan 11. Kakansen. Sedangkan Kyai Pande Bhasa mengarang : Cita Nathamarta,

Page 2: Tugas Kesultanana tentang kerajaan gelgel dan Klungkung

Rakkriyan Manguri mengarang : Arjunapralabdha, Pandya Agra Wetan mengarang : Bali Sanghara.

Selama 3 abad lamanya Kerajaan Gelgel mengalami masa-masa jayanya namun Pada tahun 1556M terjadi kekacauan politik di dalam tubuh kerajaan Gelgel yang ketika itu rajanya adalah I Dewa Pemahyun yang dipimpin oleh Pada tahun 1556M terjadi usaha kudeta di kerajaan Gelgel ketika itu rajanya adalah I Dewa Pemahyun. Para Pemberontak melakukan kekerasan namun pemberontakan itu gagal karena digagalkan oleh para Pendukung raja dibawah pimpinan Kiyai Kubon Tubuh dan Kriyan Dawuh Nginte.

Pemberontakan itu terjadi selama 3 kali dalam waktu yang berbeda yaitu tahun 1556 M, 1578 M, dan yang terakhir pada tahun 1665 M yang kemudian berhasil.

Pemberontakan Ketiga pada waktu itu kerajaan Gelgel dipimpin oleh raja Dalem I Dewa Anom Pemahyun Dimade dan para pemberontak dipimpin oleh I Gusti Agung Maruti yang kemudian jatuhlah kekuasaan yang dipegang oleh Dewa Anom Pemahyun Dimade yang berarti berhasilnya Pemberontakan yang dipimpin oleh I Gusti Agung Maruti.

Setelah Jatuhnya kekuasaan yang dipegang oleh Dewa Anom Pemahyun Dimade membuat dia mengungsi dengan keluarganya yang terdiri dua putranya yang masih belia yang bernama yaitu Dalem Pamayun dan Dalem Jambe serta diiringi oleh pengawa-pengawalnya yang setia ke daerah Guliang.

Dalam masa pengunsiannya Dalem Dimade Sebagai rasa hormat yang teramat besar oleh rakyat , maka setelah upacara Palebon beliau didirikanlah sebuah pura " Pura Dalem Agung " di wilayah Guliang. Dalem Dimade juga segera pergi kembali Untuk menghindari pengejaran oleh para pengikut I Gusti Agung Maruti, kemudian Dalem Pamayun dan Dalem Jambe beserta pengiring beliau menuju daerah Bukit tepatnya daerah Kulub Tampaksiring Gianyar.

Setelah Beberapa tahun Dalem Dimade mulai mengatur siasat untuk merebut kembali kekuasaannya beriiringan dengan tumbuh dewasanya Pangeran muda. Beliau juga mendapat I Dewa Agung Gede Ngurah Agung ( Raja Sidemen Karangasem ) beserta I Gusti Agung Anglurah Singarsa dan para Penguasa Buleleng, Bangli, Gianyar dan Badung mulai merencanakan untuk merebut kembali tahta kerajaan Gelgel dari tangan I Gusti Agung Maruti.

Terjadilah pertempuran kembali untuk memperebutkan Kerajaan Gelgel dari berbagai penjuru yaitu:

Arah Utara : Penyerangan dilakukan oleh Laskar Buleleng yang dipimpin langsung oleh I Gusti Panji Sakti bersama Laskar Bangli yang dipimpin oleh I Dewa Gede Kanca Den Bancingah tentunya dengan pusaka " Ki Lobar " di tangan beliau.

Arah Barat : Penyerangan dilakukan oleh Laskar " Pering Gading " Gianyar yang dipimpin langsung oleh I Dewa Anom Kuning ( Manggis Kuning )

Arah Timur : Penyerangan dilakukan oleh Laskar Sidemen yang dipimpin oleh I Gusti Agung Anglurah Singarsa

Page 3: Tugas Kesultanana tentang kerajaan gelgel dan Klungkung

Arah Selatan : Penyerangan dilakukan oleh Laskar " Macan Gading " Badung yang di pimpin oleh Kiyai Jambe Pole

DENAH DASAR BHUANA GELGEL

a Paduraksa (Pintu masuk-keluar)b Aling- aling.c Pamletasan (Pintu kecil).d Pintu masuk ke rumah pamangku.1 Meru Tumpang-3 - Linggih Ratu Pasek.2 Linggih Ratu Alit Gunung Agung.3 Pesimpangan Ratu Gunung Agung.4 Linggih Batara Panyarikan Kunta Rawas.5 Padmasana - Linggih Surya Raditya.6 Palinggih Ratu Pasek Gelgel (Anglurah Agung).7 Meru Tumpang-9 Pasimpangan Batara ring Kentel Gumi8 Tigasana - Linggih Hyang Tiga Sakti9 Meru Tumpang-11 - Linggih Batara Dalem Dasar Gelgel.10 Linggih Ida Batara Mas Candana.11 Pesimpangan Batara Sakenan.12 Meru Tumpang-3 - Linggih Batara Maspait.13 Linggih Batara Mas Mumbul.14 Bale Panggungan.15 Batara Sapta Resi (Anantaboga).16 Batara Tengahing Segara (Baruna).17 Bale Pesamuhan Alit.18 Bale Pesamuhan Agung.19 Bale Papelik.20 Bale Papelik.

Page 4: Tugas Kesultanana tentang kerajaan gelgel dan Klungkung

21 Lumbung (tempat menyimpan padi).22 Bale Pawedan (tempat pendeta memanjatkan weda/ mantra).23 Bale Paruman.24 Linggih Batara Sila Majemuh.25 Bale Gong.26

Bale Parantenan atau Pawaregan (Dapur).27 Bale Parantenan.

KERAJAAN KLUNGKUNG

Kerajaan Klungkung merupakan salah satu dari kerajaan besar di daerah selatan Bali yang dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Dewa Agung yang merupakan dari keturunan ksatrya dalem yang berasal dari seorang Brahmana kediri yang bernama Mpu kepakisan. Kerajaan Klungkung berdiri pada tahun 1686 bersamaan dengan didirikannya Kraton Smarapura. Wilayah persebaran Kerajaan Klungkung yaitu Bali dan Lombok dan pusat kota atau kerajaan berada di Klungkung. Perekonomian Klungkung berada di wilayah Kusamba yang merupakan Bandar kerajaan dan daerah Kusamba juga menjadi benteng pertahanan pertama dari serangan musuh-musuh yang akan menyerang kerajaan Klungkung dan jika Benteng Kusamba ini jatuh maka akan menjadi awal dari kehancuran kerajaan Klungkung.

Beberapa tahun Kerajaan Klungkung berdiri dari abad 16 M mengalami beberapa kendala yang terjadi dalam kerajaan tersebut yang kemudian awal abad 18 M menjadi awal dari masalah dari kehancuran Kerajaan tersebut. Awal dari Kehancuran Kerajaan Klungkung yaitu pada tanggal 1841 dengan ditandatangani Perjanjian antara Kerajaan Klungkung dengan Pemerintahan Belanda yang berisi adalah Pemerintah Belanda harus membantu Kerajaan Klungkung jika terjadi penyerangan atau kerajaan tersebut ingin menyerang namun sebaliknya Kerajaan Klungkung harus melepaskan hak tawan karang yang menyusahkan Belanda untuk memasuki Bali.

Setelah disepakati Perjanjian antara Kerajaan Klungkung dan Pemerintah belanda ternyata perjanjian itu bersifat defensif karena isinya hanya mencamtungkan kewajiban kewajiban dari pihak Klungkung namun tidak ada pernyataan yang kongkret mengenai kewajiban pemerintah Belanda untuk menolong pihak Klungkung yang menyinggung perasaan rakyat Klungkung tersinggung.

Akhirnya terjadi Peperangan antara pihak rakyat Klungkung dan belanda yang berawal dari daerah Kusamba yang juga merupakan benteng awal dari kerajaan Klungkung. Dalam pertempuran tersebut Belanda mengalami berbagai kendala untuk menghadapi benteng Kusamba sampai-sampai Belanda harus mengeluarkan Pasukan intinya untuk

Page 5: Tugas Kesultanana tentang kerajaan gelgel dan Klungkung

menghadapi Benteng Kusamba. Beberapa faktor yang membuat Belanda harus bersusah payah dalam menghancurkan Benteng Kusamba adalah faktor alam yang menjadikan Kusamba menjadi susah untuk dihancurkan yaitu dengan adanya lereng curam yang menghalangi tembakan Belanda namun tetap saja Belanda dapat menghancurkan benteng Kusamba dikarenakan perbedaan senjata antara Belanda dan Kusamba juga perbedaan pasukan yang menyebabkan kesalahan Kusamba yang membuat sisa dari prajurit Kusamba harus membumihanguskan kota mereka dan mereka kembali ke kota Klungkung.

Setelah Benteng Kusamba diambil alih oleh Belanda mengakibatkan Kerajaan Klungkung semakin terdesak yang akhirnya kembali mereka harus menandatangani Perjanjian pada tahun 1849 yang berisi bahwa kerajaan Klungkung merupakan milik Belanda, namun pada abad 19 M Kerajaan Klungkung masih bisa bebas mengatur pemerintahannya sendiri. Sampai akhirnya pada tahun 1916, Belanda benar-benar menunjukan kekuatannya untuk memonopoli kekuasaan dan ekonomi Klungkung yang akhirnya pada tahun 1918 Dewa Agung Jambe sebagai Raja Klungkung mengobarkan Perang Puputan.

Dalam Perang Puputan ini terjadi seluruh dari masyarakat Klungkung dan para Ksatrya dalem yang merupakan orang-orang istana juga ikut dalam perang Puputan ini. Para laskar-laskar dikerahkan untuk menjaga pura gelgel yang dipimpin oleh Cokorda Gelgel dan Dewa Agung Smarabawa dan Pura Klungkung yang dipimpin langsung oleh Dewa Agung Jambe beserta keluarga istana

Terjadi pertempuran yang sangat mengerikan karena dalam pertempuran tersebut sangat berbedanya peralatan senjata antara Klungkung dan Belanda mengakibatkan Klungkung mendapat kekalahan telak yaitu dengan terbunuhnya ratusan laskar dan juga para ksatrya Dalem yang di dalamnya ada Dewa Agung Jambe yang terbunuh sampai salah seorang prajurit Belanda menceritakan kengerian yang terjadi dari pertempuran tersebut dengan berkata: “..... Serdadu yang paling ganaspun akan memalingkan Mukanya dengan berkata: “ neen pastoor, dat is voor geen menach met een hart in’t lijf om aan te zien”

Setelah diambil-alihnya pura Klungkung dan terbunuhnya Raja Klungkung Dewa Agung Jambe oleh Belanda menjadikan runtuhnya Kerajaan Klungkung pada tanggal 30 April 1908. Kemudian Klungkung dibagi menjadi 12 distrik yang masing dikepalai oleh seorang Punggawa.

MONUMEN PUPUTAN

Page 6: Tugas Kesultanana tentang kerajaan gelgel dan Klungkung

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di daerah Bali.1983

Adi,Ketut(2003). http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/127.htm.28 februari 2003

Gobyah,I Ketut. http://www.babadbali.com/pura/plan/dasar-buana.htm Raday. http://pusakka.blogdetik.com/?p=48