tugas kelompok hbm
DESCRIPTION
Health Belief ModeLTRANSCRIPT
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Secara garis besar perilaku manusia dapat
dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial. Perilaku
manusia juga merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan
sebagainya. Sedangkan faktor dari kejiwaan tersebut adalah faktor
pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosio budaya masyarakat.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan. Dalam perilaku kesehatan tersebut terdapat teori-teori yang
menjelaskan tentang konsep peilaku yaitu antara lain teori Health Belief
Model (HBM), teori Green, Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of
Planned Behavior (TPB), social learning theory (SLT), teori interaksi simbolik
dan masih banyak lagi teori lainnya. Oleh karena itu makalah ini membahas
tentang teori health belief model sehingga diharapkan dengan adanya makalah
ini pembaca dapat lebih memahami tentang teori health belief model.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teori health belief model ?
2. Apa manfaat dari teori health belief model ?
3. Bagaimana aplikasi dari teori health belief model ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori health belief model ?
5. Bagaimana analisis jurnal penelitian yang menggunakan teori health belief
model ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari teori health belief model.
2. Untuk mengetahui manfaat dari teori health belief model.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari teori health belief model.
1
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori health belief
model.
5. Untuk mengetahui analisis jurnal penelitian yang menggunakan teori
health belief model.
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis: untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
teori health belief model.
2. Bagi Pembaca: dapat dijadikan acuan dalam memahami tentang teori
health belief model.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Teori Health Belief Model
Teori Health Belief Model adalah teori perubahan perilaku kesehatan dan
psikologis yang dikembangkan oleh Irwin M. Rosenstock pada tahun 1966
untuk mempelajari dan mempromosikan pelayanan kesehatan. Model ini
dikembagkan lebih lanjut oleh Becker di tahun 1970-an dan 1980-an. Setelah
amandemen model dibuat hingga akhir 1988, telah dikembangkan penelitian
tentang peran pengetahuan dan persepsi dalam komunitas kesehatan.
Health belief model menurut Becker & Rosenstock adalah individu mau
melakukan perilaku pencegahan yaitu dalam bentuk perilaku sehat tergantung
pada dua penilaian yaitu perceived threat (perceived seriousness, perceived
susceptibility, cues to action) dan perceived benefits and barriers.
Rosenstock pada tahun 1966 dan Becker menjelaskan bahwa health
belief model digunakan untuk memprediksi perilaku preventif dalam bentuk
perilaku sehat dan juga respon perilaku terhadap pengobatan yang akan
dilakukan.
Rosenstock, Strecher dan Becker menyatakan bahwa health belief model
adalah model kognitif yang yang menjelaskan dan memprediksi perilaku
sehat dengan fokus pada sikap dan belief (kepercayaan) pada individu.
Hocbaum pada tahun 1958 dan Rosenstock menyatakan bahwa salah satu
teori sikap yang paling berpengaruh dalam menjelaskan mengapa individu
melakukan perilaku sehat adalah health belief model.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa health belief model
menurut kelompok kami adalah suatu teori yang menekankan pada model
kognitif yang memprediksikan perilaku peningkatan kesehatan melalui
ancaman yang dirasakan (perceived threat of injury or illness) dan juga
melalui pertimbangan keuntungan dan kerugian (benefits and costs).
3
2.2 Manfaat Teori Health Belief Model
a. Dapat menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, serta sebagai sebuah kerangka pedoman
dari intervensi perilaku kesehatan.
b. Health belief model telah menggunakan ketertarikan dalam kebiasaan
seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan dan
kondisi kronis termasuk gaya hidup tertentu, misalnya merokok.
c. Health belief model diterapkan dalam perilaku itu sendiri ataupun untuk
mencegah perubahan dalam perilaku, yang menggambarkan bagaimana
orang menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku
selektif.
d. Peramalan perilaku digunakan untuk pencarian perawatan medis untuk
gejala dan menaati nasihat medis.
2.3 Aplikasi Teori Health Belief Model
Awalnya teori health belief model ini hanya dirancang untuk memprediksi
respons perilaku terhadap pengobatan yang diterima pada pasien dengan
penyakit akut dan kronis, namun dalam beberapa tahun terakhir model ini
telah digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan yang lebih umum.
Dalam hal ini, model keyakinan kesehatan adalah nilai harapan dari segi teori
yang diasumsikan bahwa seseorang memiliki keinginan untuk menghindari
penyakit atau untuk mendapatkan kebaikan didasarkan pada keyakinannya
bahwa tindakan kesehatan tertentu akan dapat mencegah masalah kesehatan
Berikut kerangka teori perilaku health belief model dalam Soekidjo
Notoatmodjo (2007) dilukiskan pada gambar dibawah ini.
4
Gambar 1. Kerangka Teori Health Beliefe Model Dalam Sokidjo Notoatmojo
Tentang Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengambilan Keputusan
Terdapat 4 variabel kunci yang terlibat dalam tindakan pencegahan dan
pengobatan, yaitu :
1. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)
Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah
penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap
penyakit tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap
suatu penyakit akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau
keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut. Semakin besar kerentanan
yang dirasakan, semakin besar kemungkinan terlibat dalam perilaku untuk
5
Variabel demografi (umur, jeniskelamin,bangsa kelompok etnis)Variabel social psikologis(peer &reference group, kepribadian,pengalaman sebelumnya)Variabel sruktur(paritas, akses keplayanan kesehatan, dsb
Kecenderunganyang dilihat(perceived)mengenai gejalapenyakit.
Ancaman yangdilihat mengenaigejala penyakit
Pendorong (cues)untuk bertindak(kampanye mediamassa, peringatan daridokter, tulisan dalamsurat kabar, majalah).
Kemungkinanmengambiltindakan tepatuntuk perilakusehat/sakit
Manfaat yang dilihatdari pengambilantindakan dikurangibiaya (rintangan) yangdilihat dari pengambilan tindakan
mengurangi kerentanan. Contoh: seseorang menggunakan tabir surya
untuk mencegah terkena kanker kulit.
Kerentanan yang dirasakan seseorang belum tentu dapat mengubah
perilaku sehingga diperlukan keseriusan dalam mengubah perilaku.
Contohnya: pada seorang penjaja seks yang karena berbagai alasan tidak
mau menggunakan kondom pada saat berhubungan seksul meskipun dia
tahu bahwa hal itu memiliki kerentanan terhadap HIV/AIDS.
2. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness)
Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan
penyakit akan di dorong pula oleh keseriusan penyakit. Individu
mempertimbangkan seberapa parah konsekuensi organik dan sosial yang
akan terjadi jika terus membiarkan masalah kesehatan yang dialami
berkembang tanpa diberi penanganan dari praktisi kesehatan. Semakin
individu percaya bahwa suatu konsekuensi yang terjadi akan semakin
memburuk, maka mereka akan merasakan hal tersebut sebagai ancaman
dan mengambil tindakan preventif.
Sebagai contoh, sebagian besar dari kita melihat flu sebagai
penyakit relatif ringan. Kita mengerti cara perawatannya, tinggal di rumah
beberapa hari, dan kondisi kita akan lebih baik. Namun, jika kita
menderita asma, tertular flu bisa mengantarkan kita ke pembaringan di
rumah sakit. Dalam hal ini, persepsi kita tentang flu mungkin, bahwa itu
adalah penyakit yang serius. Atau, jika kita adalah pekerja wiraswasta,
terserang flu dapat berarti seminggu atau lebih kehilangan upah. Sekali
lagi, ini akan mempengaruhi persepsi kita tentang keseriusan penyakit ini.
3. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (Perceived benefits and
barriers)
Apabila individu merasakan dirinya rentan untuk penyakit-
penyakit yang dianggap serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.
Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan-
rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Dalam
6
perceived benefits, individu menilai bahwa dia akan memperoleh keuntungan
ketika memperoleh layanan kesehatan tertentu, misalnya semakin sehat dan
dapat mengurangi resiko yang dirasakan. Pada umumnya manfaat tindakan
lebih menentukan daripada rintangan-rintangan yang mungkin ditemukan
di dalam melakukan tindakan tersebut. Sedangkan perceived barriers yaitu
individu merasakan hambatan ketika memperoleh layanan kesehatan tertentu
misalnya dalam hal pertimbangan biaya, konsekuensi psikologis (misalnya,
takut dikatakan semakin tua jika melakukan check-up), pertimbangan fisik
(misalnya, jarak rumah sakit yang jauh sehingga sulit untuk mencapainya).
Sum dilihat sebagai keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi hambatan
yang akan diterima. Sum yaitu sejauh mana tindakan yang diambil akan
mendatangkan keuntungan dibandingkan jika tidak melakukannya.
4. Isyarat atau tanda-tanda (cues)
Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar mengenai
kerentanan, kegawatan, dan keuntungan tindakan, maka diperlukan
isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut,
misalnya media massa, nasehat atau anjuran dari teman atau keluarga.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Health Belief Model
1. Kelebihan Teori Health Belief Model
a. Cocok digunakan untuk penelitian yang berhubungan dengan
perilaku pencegahan penyakit (misalnya: screening,
imunisasi/vaksinasi) dan pencarian pengobatan. Hal ini disebabkan
teori health belief model diaplikasikan untuk memprediksi perilaku
kesehatan.
b. Digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan atau keadaan yang
menimbulkan motivasi kesehatan dalam focus yang terpusat.
c. Teori ini dapat diperluas dalam hubungannya dengan motivasi sosial
atau ekonomi.
d. Digunakan dalam menganalisis perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan, dan peran sakit.
2. Kekurangan Teori Health Belief Model
7
a. Secara teoritis HBM tidak terlalu baik karena didasarkan pada
penelitian terapan dalam masalah pendidikan kewsehatan bukan
penelitian akademis.
b. HBM didasarkan pada beberapa asumsi yang diragukan seperti
bahwa setiap pilihan perilaku berdasarkan pada pertimbangan
rasional.
c. HBM tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi
orang dalam membuat pertimbangan tertentu.
d. HBM menganggap bahwa orang mencoba tetap sehat dan secara
otomatis memperhatikan perilaku yang sehat hal ini tidak mencakup
bahwa perilaku tidak sehat dapat memilik banyak keuntungan (semu
sesaat) seperti kepuasan sementara pada pecandu obat.
e. HBM hanya memperhatikan keyakinan kesehatan, yang berarti ini
dapat menyesatkan karena banyak pertimbangan perilaku yang tidak
ada kaitan dengan kesehatan tetapi dapat mempengaruhi kesehatan.
f. Masalah ukuran variabel HBM misalnya bagaimana mengukur
kekebalan atau keseriusan yang dirasakanontoh stusi menggunakan
konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit
dibandingkan (Misal hasil dari Heggenhougen dan Clement).
2.5 Analisis Jurnal
2.5.1 Review jurnal
Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia.
Namun meskipun demikian, kebiasaan merokok di kalangan
masyarakat Indonesia masih terbilang tinggi. Penikmat rokok tidak
hanya terbatas laki-laki, bahkan penikmat rokok perempuan juga ada.
Sedangkan factor umur, umumnya remaja saat ini sudah banyak yang
mengkonsumsi rokok. Banyaknya kaum penikmat rokok pada dasarnya
dilandasi oleh beberapa factor pendukung, seperti ingin diakui di
masyarakat sebagai laki-laki sejati, kenikmatan rokok yang membuat
ketagihan ataupun banyaknya lingkungan sosial di sekitar mereka yang
8
merokok. Kesemua faktor tersebut seringkali dijadikan alasan bagi
perokok untuk merokok. Padahal jika ditinjau lebih lanjut, rokok
menyebabkan beberapa masalah kesehatan bagi penikmatnya, sehingga
semakin banyak perokok akan berbanding lurus dengan peningkatan
kematian.
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berhenti
merokok adalah motivasi. Keinginan seseorang berhenti merokok
timbul disebabkan oleh pengetahuan seseorang terhadap bahaya rokok
yang disertai dengan keinginan dan motivasi yang kuat untuk
melaksanakannya . Namun berdasarkan fenomena yang ada, banyak
perokok yang gagal berhenti merokok meskipun telah mengetahui
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Health belief model
merupakan salah satu model kognitif yang dapat digunakan mengetahui
perilaku kesehatan.
Dalam penerapannya, Health belief model memiliki 4 komponen
yang menggambarkan persepsi terhadap pencegahan dan manfaatnya,
yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,
perceived barriers. Sedangkan cues to action dipengaruhi faktor
eksternal dalam menentukan perilaku kesehatan. Perceived
susceptibility (persepsi terkena penyakit) dan perceived severity
(persepsi keparahan) dapat mempengaruhi persepsi terhadap ancaman
penyakit. Demikian halnya dengan cues to action dan faktor modifikasi
(demografis, struktural, dan sosiopsikologis) juga dapat berpengaruh
pada persepsi terhadap ancaman penyakit yang berhubungan langsung
dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku kesehatan.
Sedangkan perceived benefit (persepsi terhadap manfaat) dan perceived
barrier (persepsi terhadap penghambat) merupakan prediktor utama
dalam health belief model yang memiliki dampak sangat besar pada
kecenderugan perilaku kesehatan seseorang.
9
Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Tehnik
Universitas Brawijaya Malang. Sampel diambil sebanyak 96
mahasiswa. Dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
a. Responden berjenis kelamin laki-laki 82%, sedangkan perempuan 18%.
b. Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki usia 21 tahun (35%).
Sedangkan proporsi usia yang paling sedikit adalah 19 tahun (6%).
c. Sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa penyakit akibat rokok
tidak mengancam (50%). Sedangkan yang paling sedikit proporsinya
adalah yang memiliki persepsi mengancam (6%).
d. Sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa berhenti merokok
cukup bermanfaat (46%). Sedangkan yang paling sedikit proporsinya
adalah yang memiliki persepsi kurang bermanfaat (19%).
e. Persepsi yang memiliki proporsi tertinggi mengenai persepsi terhadap
penghambat adalah cukup terhambat (38%). Sedangkan persepsi tidak
terhambat memiliki proporsi sebesar 32% dan persepsi terhambat sebesar
29%.
f. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki motivasi berhenti merokok sedang (52%) (Tabel 6).
Motivasi rendah memiliki proporsi sebesar 35% dan motivasi tinggi
sebesar 13%.
2.5.2 Analisis jurnal menggunakan teori Health belief model
Pada teori Health belief model terdapat beberapa bentuk
pemodelannya, antara lain adalah:
a. Menurut Rosentock (1982), terdapat 5 faktor yang menyebabkan
perubahan yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived
benefits, perceived barrier dan cues to action.
b. Menurut Sarafino (1990), menurutnya dalam mempengaruhi perubahan
perilaku terdapat dua kelompok besar yang mempengaruhi, yakni persepsi
ancaman dan persepsi manfaat dan halangan.
c. Menurut Glans (2002), dalam mempengaruhi perubahan perilaku terdapat
tiga faktor penting yakni persepsi individu, faktor modifikasi dan
10
kemungkinan aksi. Semua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama
lain untuk menciptakan perubahan perilaku.
Dalam kasus yang terjadi di jurnal tersebut, yakni mengenai faktor
penghambat motivasi perilaku berhenti merokok bagi para perokok, lebih
tepat menggunakan model menurut Rosentock. Karena untuk mengetahui
faktor penghambat motivasi terdapat lima variabel penentu, antara lain
perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived
barrier dan cues to action. Persepsi terhadap ancaman penyakit,
khususnya akibat merokok, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara
lain jenis kelamin, usia, kelas sosial, pengetahuan, teman pergaulan,
riwayat menderita penyakit, cues to action, perceived susceptibility dan
perceived severity. Rendahnya salah satu atau keseluruhan komponen
tersebut tentunya dapat mempengaruhi secara langsung persepsi seseorang
terhadap ancaman penyakit akibat rokok.
Pada penelitian, hasil sudah sesuai dengan teori Health belief
model yang ada, yakni kelima faktor mempengaruhi dari adanya
perubahan perilaku. Berikut penjelasannya:
a. Persepsi terkena penyakit
1. Sebagian besar perokok memandang rokok bukanlah hal yang
berbahaya dan mengancam jiwanya. Sehingga perokok terus
mencoba meyakinkan peneliti bahwa merokok tidak mengganggu
kehidupannya serta kehidupan orang lain di sekitarnya.
2. Rokok tidak lebih berbahaya daripada penyebab penyakit lainnya.
Di samping itu, rokok tidak menimbulkan kematian dan hanya
menyebabkan penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan,
dan janin yang umumnya tercantum dalam bungkus rokok yang
dikonsumsinya.
b. Persepsi manfaat (perceived benefits)
Manfaat berhenti merokok berupa manfaat fisiologis, ekonomi, dan
sosial. Artinya jika seseorang perokok memutuskan berprilaku berhenti
merokok, itu dikarenakan alasan manfaat yang dapat mereka peroleh.
11
Manfaat jika berhenti merokok yakni berupa fisiologis yakni mereka
bisa menjadi lebih sehat secara fisik karena rokok memang salah satu
penyebab berbagai penyakit. Manfaat lain berupa ekonomi, perokok
yang berhenti merokok akan diuntungkan secara ekonomi karena
mereka dapat lebih mengurangi pengeluaran, karena tidak adanya lagi
pembelian rokok yang mempunyai harga relative mahal. Yang terakhir
yaitu manfaat sosial, seorang yang tidak merokok lebih dianggap
menyenangkan bagi orang lain yang tidak merokok, karena mereka
sama-sama tidak menjadi factor penyebab tingginya angka perokok
pasif.
c. Persepsi halangan (perceived barrier)
1. Adanya penghambat yang dirasakan dari segi fisiologis, seperti
pusing dan gelisah merupakan penghambat yang terbesar yang
ditemukan dalam penelitian ini.
2. Dari segi psikologis,berhenti merokok dapat menimbulkan persepsi
kurang jantan sehingga membuat tidak percaya diri.
3. Penghambat lain berasal dari orang tua yang merokok dan tidak
membatasi anaknya untuk merokok juga memberikan dampak anak
tersebut terus merokok.
4. Penghambat terakhir adalah teman pergaulan yang dapat
melakukan penolakan sosial apabila seseorang diantaranya berhenti
merokok.
d. Isyarat untuk bertindak (cues to action)
Isyarat untuk bertindak terbagi menjadi dua macam, yakni internal
dan eksternal. Internal berarti berasal dari dalam diri sendiri, yang
berupa persepsi dan motivasi untuk berhenti merokok. Sedangkan
factor eksternal atau factor dari luar yakni terkait adanya iklan rokok
yang membuat mereka tertarik untuk melakukan kebiasaan merokok.
Berikut merupakan gambaran masalah motivasi dalam perubahan
perilaku berhenti merokok yang dibuat dalam bagan menurut
Rosentock.
12
13
Variabel Demografi :Mahasiswa S1 Fak. Tehnik UB yang berumur 19-23 tahun, di Negara berkembang
Kemungkinan tindakan pencegahan :Berupa perilaku berhenti merokok
Isyarat untuk bertindak: Berupa gejala fisiologis dan
psikologis yang timbul apabila berhenti merokok
Iklan rokok
Persepsi terkena penyakit: rokok bukanlah hal yang berbahaya
dan mengancam jiwanya rokok tidak lebih berbahaya
daripada penyebab penyakit lain rokok tidak menimbulkan kematian
dan hanya menyebabkan penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin (tertera pada bungkus)
Persepsi keparahan penyakit: rokok tidak menimbulkan
kematian dan hanya menyebabkan penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin (tertera pada bungkus)
merokok penyebab kematian
Persepsi Manfaat:Manfaat berhenti merokok berupa pengetahuan manfaat fisiologis, ekonomi, dan sosial
Persepsi halangan/penghambat: Segi fisiologis : pusing dan
gelisah Segi psikologis : merasa kurang
jantan Adanya anggota keluarga yang
merokok, dan tidak melarang anaknya merokok
Teman melakukan penolakan sos
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Teori Health Belief Model adalah suatu teori yang menekankan pada
model kognitif yang memprediksikan perilaku peningkatan kesehatan
melalui ancaman yang dirasakan (perceived threat of injury or illness) dan
juga melalui pertimbangan keuntungan dan kerugian (benefits and costs).
2. Manfaat dari teori health belief model :
a. Dapat menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku.
b. Digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.
3. Aplikasi dari teori health belief model : Awalnya teori health belief model
ini hanya dirancang untuk memprediksi respons perilaku terhadap
pengobatan yang diterima pada pasien dengan penyakit akut dan kronis,
namun dalam beberapa tahun terakhir model ini telah digunakan untuk
memprediksi perilaku kesehatan yang lebih umum.
Terdapat 4 variabel kunci yang terlibat dalam tindakan pencegahan dan
pengobatan, yaitu :
a. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)
b. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness)
c. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (Perceived benefits
and barriers)
d. Isyarat atau tanda-tanda (cues).
4. Kelebihan teori health belief model:
a. Cocok digunakan untuk penelitian yang berhubungan dengan perilaku
pencegahan penyakit dan pencarian pengobatan
b. Digunakan dalam menganalisis perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan, dan peran sakit.
c. Teori ini diperluas dalam hubungannya dengan motivasi sosial atau
ekonomi.
d. Digunakan dalam menganalisis perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan, dan peran sakit.
14
Kekurangan teori health belief model:
a. Secara teoritis health belief model tidak terlalu baik karena
didasarkan pada penelitian terapan dalam masalah pendidikan
kesehatan bukan penelitian akademis.
b. Didasarkan pada beberapa asumsi yang diragukan seperti bahwa
pada setiap pilihan perilaku berdasarkan pada pertimbangan sosial.
c. Tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi orang
dalam membuat pertimbangan tertentu.
d. Menganggap bahwa orang mencoba tetap sehat dan secara otomatis
memperhatikan perilaku yang sehat, hal ini tidak mencakup bahwa
perilaku tidak sehat memiliki banyak keuntungan (semu sesaat)
seperti kepuasan sementara pada kecanduan obat dan rokok.
e. Hanya memperhatikan keyakinan kesehatan, yang berarti ini dapat
menyesatkan karena banyak pertimbangan perilaku yang tidak ada
kaitan dengan kesehatan tetatpi dapat mempengaruhi kesehatan.
f. Masalah ukuran variabel HBM misalnya bagaimana mengukur
kekebalan atau keseriusan yang dirakan.
5. Analisis kasus
a. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)
Sebagian besar perokok memandang rokok bukanlah hal yang
berbahaya dan mengancam jiwanya. Sehingga perokok terus
mencoba meyakinkan peneliti bahwa merokok tidak
mengganggu kehidupannya serta kehidupan orang lain di
sekitarnya.
Rokok tidak lebih berbahaya daripada penyebab penyakit
lainnya. Di samping itu, Rokok tidak menimbulkan kematian
dan hanya menyebabkan penyakit jantung, impotensi,
gangguan kehamilan, dan janin yang umumnya tercantum
dalam bungkus rokok yang dikonsumsinya.
b. Persepsi manfaat (perceived benefits)
15
Manfaat jika berhenti merokok yakni berupa fisiologis
yakni mereka bisa menjadi lebih sehat secara fisik karena rokok
memang salah satu penyebab berbagai penyakit. Manfaat lain
berupa ekonomi, perokok yang berhenti merokok akan
diuntungkan secara ekonomi karena mereka dapat lebih
mengurangi pengeluaran, karena tidak adanya lagi pembelian
rokok yang mempunyai harga relative mahal. Yang terakhir yaitu
manfaat sosial, seorang yang tidak merokok lebih dianggap
menyenangkan bagi orang lain yang tidak merokok, karena mereka
sama-sama tidak menjadi factor penyebab tingginya angka perokok
pasif.
c. Persepsi halangan (perceived barrier)
1. Adanya penghambat yang dirasakan dari segi fisiologis, seperti
pusing dan gelisah merupakan penghambat yang terbesar yang
ditemukan dalam penelitian ini.
2. Dari segi psikologis,berhenti merokok dapat menimbulkan
persepsi kurang jantan sehingga membuat tidak percaya diri.
3. Penghambat lain berasal dari orang tua yang merokok dan tidak
membatasi anaknya untuk merokok juga memberikan dampak
anak tersebut terus merokok.
4. Penghambat terakhir adalah teman pergaulan yang dapat
melakukan penolakan sosial apabila seseorang diantaranya
berhenti merokok.
d. Isyarat untuk bertindak (cues to action)
Isyarat untuk bertindak terbagi menjadi dua macam, yakni
internal dan eksternal. Internal berarti berasal dari dalam diri
sendiri, yang berupa persepsi dan motivasi untuk berhenti
merokok. Sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar yakni
terkait adanya iklan rokok yang membuat mereka tertarik untuk
melakukan kebiasaan merokok.
16
3.2 Saran1. Teori health belief model dapat digunakan dalam menganalisis perilaku
sehat dengan memperhatikan semua faktor agar prubahan perilaku yang
diharapkan dapat tercapai.
2. Analisis kritis dari model health belief model adalah sensitivitas sejarah
dalam artinya bahwa berbagai predictor dapat berubah sewaktu-waktu
sehingga teori ini dapat diperluas atau dikembangkan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang ada.
3. Pengembangn atau perluasan teori health belief model dalam teori yang
dipraktekkan sekarang ini adalah:
Health belief model telah menggunakan ketertarikan dalam
kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan
perkembangan dan kondisi kronis termasuk gaya hidup tertentu,
misalnya merokok.
Health belief model diterapkan dalam perilaku itu sendiri ataupun
untuk mencegah perubahan dalam perilaku, yang menggambarkan
bagaimana orang menginterpretasikan keadaan tubuh dan
bagaimana berperilaku selektif.
Peramalan perilaku digunakan untuk pencarian perawatan medis
untuk gejala dan menaati nasihat medis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo . 2006. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta
http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/FAKTOR
DETERMINAN-PEMILIHAN-TENAGA-PENOLONG PERSALINAN.pdf
(diakses 12 Oktober 2013)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25145/4/Chapter%20II.pdf
(diakses 12 Oktober 2013)
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126237-S-5263-Analisis%20perilaku-
Literatur.pdf (diakses 12 Oktober 2013)
http://xa.yimg.com/kq/groups/20899393/33168155/name/
6+Promosi+Kesehatan.doc (diakses 12 Oktober 2013)
18