tugas kelompok

Upload: aldila-surya-k

Post on 13-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Perhitungan Biaya Dana Bank

1. Rasio Likuditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan suatu bank/ perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutanghutang bank/perusahaan kepada kreditor. Current Ratio = Aktiva lancar Hutang Lancar

B. Rasio Uji Cair (Acid Test Ratio) Rasio ini sering juga disebut sebagai Quick ratio, dimana rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Acid test ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar

C. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio ini untuk mengukur jumlah kas tersedia dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas kadang-kadang diperluas dengan setara kas (cas equivalent) meliputi surat berharga yang mudah diperjualbelikan. Rumus perhitungannya adalah : Kas + Surat Berharga = X Hutang Lancar

D. Perputaran Piutang (Turn Over Receivable) Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali kebentuk piutang lagi. Makin tinggi rasio (turn over) menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalo rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif, dll. Turn Over Receivable = Hasil Penjualan Kredit Rata-rata Piutang

E. Lama Penagihan Rata-rata (Average Collection Period) Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar berbentuk piutang jangka pendek. Piutang Usaha X 365 hari = ........ Hari Penjualan Kredit Atau 365 hari Perputaran Piutang =........hari

F. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup baik. Turn Over Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagangan Rata-rata

2. Rasio Solvabilitas A. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owner s Equity to Total Assets) Rasio ini disebut juga proprietory rato yang menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Rumus perhitungannya adalah : Modal Sendiri = X Total Aktiva

B. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owner s Equity to Fixed Assets) Jika rasio ini lebih dari 100% berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oelh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiaya oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100% berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek/ jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman. Modal Sendiri = X Aktiva Tetap

C. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rumus perhitungannya : Total Aktiva Tetap Total Hutang Jangka Panjang = X

D. Nilai Buku Saham Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya. Rumus ratio ini adalah sebagai berikut : Modal Saham Jumlah lembar saham = X

E. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets Ratio) Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi resiko keuangan bank/ perusahaan. Dalam sebuah perusahaan , dalam batas tertentu bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap bank batasnya berbeda. Rumusnya adalah : Total Hutang = ........% Total Aktiva

3. Rasio Rentabilitas A. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating Assets) Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Rumusnya : Laba Usaha = X Aktiva Usaha

B. Perputaran Aktiva Usaha (Operating Assets Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan beberapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Penjualan = Aktiva Usaha X

C. Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales) Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. Rumusnya : Laba Kotor = ........% Penjualan

D. Rasi Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio) Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama bank/ perusahaan. Oleh karena itu sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan utama. Rumus perhitungannya : Laba Usaha = ........% Penjualan

E. Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio) Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi benk/ perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yang ditanggung untuk biaya-biaya non operasional. Rumus perhitungannya : Laba Bersih = ........% Penjualan

F. Operating Ratio Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi bank/ oerusahaan, sehingga ratio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik karna berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Rumus perhitungannya : Harga Pokok + Biaya Operasi = ........% Penjualan

G. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI) Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Rumus perhitungannya : Laba Usaha = ........% Aktiva Operasi Atau Laba Usaha Penjualan X Penjualan Aktiva Operasi

H. Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return Assets, ROA) Dengan rasio akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset. Perbedaan hasil perhitungan antara ROI dengan ROA akan diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan bank/ perusahaan. Rumus : Laba Bersih = ........% Total Aktiva

I. Rasio Laba Bersih atas Modal (Return on Equity) Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh sari penanam modal. Pengertian modal disini adalah semua modal yang tertanam di bank/perusahaan, termasuk didalamnya saldo laba (laba ditahan). Rumus perhitungannya : Laba Bersih = ........% Modal Sendiri

J. Laba Per Lembar Saham (Eaening Per Share, EPS) Rasio ini untuk mengukur laba bersih per lembar saham (maksimum) yang mungkin diperoleh pemegang saham. Dikatakan maksimum, karena yang dibagi biasanya adalah kurang dari EPS. Rasio ini adalah satusatunya rasio yang munculbdi laporan keuangan, biasanya dicantumkan di bawah laba bersih. Rumus perhitungannya : Laba Bersih = ........% Jumlah Lembar Saham

PERHITUNGAN BUNGA KREDIT

Metode perhitungan bunga kredit : 1. Flat Rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian juga angsuran (cicilan) pokok juga akan tetap sampai pinjaman lunas. 2. Sliding Rate Pembebanan bunga setiap bulan akan disesuaikan dengan sisa pinjamannya, sehingga angsuran (cicilan) bunga akan menurun seiring dengan berkurangnya nilai pinjaman. Tetapi angsuran pokok akan tetap.

3. Floating Rate Metode ini menetapkan besar kecilnya bunga kredit dikaitkan dengan bunga yang berlaku di pasar uang, sehingga tingkat suku bunga setiap bulan bisa berbeda. RUMUS Bunga = Pinjaman x i%pa 12

perhitungan bulanan

Bunga = Pinjaman x i%pa x haribln 360 perhitungan bulanan

Contoh : 1. Pada tanggal 20 Maret 2006 Tuan Andi mendapat persetujuan pinjaman investasi senilai Rp. 12.000.000,untuk jangka waktu 6 bulan. Bunga yang dibebankan sebesar 15% pa. Pertanyaan : Hitunglah cicilan setiap bulannya jika dihitung dengan metode Flat dan Sliding Rate. Jawab : (dengan rumus bulanan) Cicilan pokok = Pinjaman Pokok Bulan selama pinjam = 12.000.000 = 2.000.000,6

Metode Flat Rate Cicilan Bunga Bunga = 12.000.000x15% = 150.000, 12 Total Cicilan perbulan dengan cara Flat = 2.000.000 + 150.000 = Rp. 2.140.000,-

Metode Sliding Rate Cicilan Bunga bulan pertama Bunga = 12.000.000x15% = 150.000, 12 Total Cicilan bulan pertama = 2.000.000 + 150.000 = Rp. 2.150.000,-

Cicilan Bunga bulan 2, karena bulan pertama sudah membayar 2.000.000,- maka pokok pinjaman jadi sisa 10.000.000,Bunga = 10.000.000x15% = 125.000, 12 Total Cicilan bulan kedua = 2.000.000 + 125.000 = Rp. 2.125.000,-

Cicilan Bunga bulan ketiga Bunga = 8.000.000x15% = 100.000, 12 Total Cicilan bulan ketiga = 2.000.000 + 100.000 = Rp. 2.100.000,Dan seterusnya sampai bulan keenam

Bln

Sisa Pinjaman

Cicilan Pokok

Flate Rate Bunga Total Cicilan0 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 12.900.000

Sliding Rate Bunga Total Cicilan

0. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

12.000.000 10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000 0 TOTAL

0 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

150.000 125.000 100.000 75.000 50.000 25.000 525.000

2.150.000 2.125.000 2.100.000 2.075.000 2.050.000 2.025.000 12.525.000

Jadi terdapat perbedaan yang cukup besar, untuk perhitungan dengan metode Flat Rate dan Sliding Rate, selisih tersebut = 12.900.000 12.525.000 = 375.000,-

2. Pada tanggal 25 Maret 2006 PT. Andika Karya Tuan Andi mendapat persetujuan pinjaman investasi dari Bank ABC senilai Rp. 90.000.000,- untuk jangka waktu 1 tahun. Bunga yang dibebankan sebesar 24% pa. Pertanyaan : Hitunglah cicilan setiap bulannya jika di hitung dengan metode Flat dan Sliding Rate Jawab : (dengan rumus bulanan) Cicilan pokok = Pinjaman Pokok Bulan selama pinjaman = 90.000.000 = 7.500.000,12

Metode Flat Rate Cicilan Bunga Bunga = 90.000.000 x 24% = 1.800.000, 12 Total Cicilan perbulan dengan cara Flat = 7.500.000 + 1.800.000 = Rp. 9.300.000,-

Metode Sliding Rate Cicilan Bunga bulan 1 Bunga = 90.000.000 x 24% = 1.800.000, 12 Total Cicilan perbulan dengan cara Flat = 7.500.000 + 1.800.000 = Rp. 9.300.000,-

Cicilan Bunga bulan 2, karena bulan pertama sudah membayar 7.500.000,- maka pokok pinjaman jadi sisa 82.500.000,Bunga = 82.500.000 x 24% = 1.650.000, 12 Total Cicilan bulan kedua = 82.500.000 + 1.650.000 = Rp. 9.150.000,Dan seterusnya sampai bulan kedua belas (12).

Bln

Sisa Pinjaman

Cicilan Pokok

Flate Rate Bunga Total Cicilan

Sliding Rate Bunga Total Cicilan

0. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

90.000 82.500 75.000 67.500 60.000 52.500 45.000

0 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500

0 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 9.300 9.300 9.300 9.300 9.300 9.300 1.800 1.650 1.500 1.350 1.200 1.050 9.300 9.150 9.000 8.850 8.700 8.550

Bln

Sisa Pinjaman

Cicilan Pokok

Flate Rate Bunga Total Cicilan 9.300 9.300 9.300 9.300 9.300 9.300 111.600

Sliding Rate Bunga 900 750 600 450 300 150 11.700 Total Cicilan 8.400 8.250 8.100 7.950 7.800 7.650 101.700

7. 8. 9. 10. 11. 12.

37.500 30.000 22.500 15.000 7.500 7.500

7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 Total

1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 21.600

Jadi terdapat perbedaan yang cukup besar, untuk perhitungan dengan metode Flat Rate dan Sliding Rate. Selisih tersebut = 111.600.000 101.700.000 = 9.900.000,-

KASUS PERHITUNGAN BUNGA PINJAMAN (KREDIT) 1. Tuan Pungki mendapat persetujuan pinjaman investasi senilai Rp. 18.000.000,- dari Bank PQR untuk jangka waktu 9 bulan. Bunga yang dibebankan sebesar 21% pa, serta biaya administrasi Rp. 300.000,-. Disamping itu nasabah dikenalan biaya provisi dan komisi 1 % dari nominal. Pertanyaan : Hitunglah cicilan setiap bulannya jika di hitung dengan metode Flat dan Sliding Rate.

2. Pada tanggal 10 Maret 2006 PT. Andika Karya mendapat persetujuan pinjaman investasi dari Bank ABC senilai Rp. 12.000.000,- untuk jangka waktu 1 tahun. Bunga yang dibebankan sebesar 24% pa. Pertanyaan : Hitunglah cicilan setiap bulannya jika di hitung dengan metode Flat dan Sliding Rate (dengan rumus harian).

BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH

PENDAHULUAN Penerapan BUNGA dinyatakan riba yang haram hukumnya menurut syariah Islam Sebagai gantinya, sistem ekonomi Islam memberlakukan BAGI HASIL Dalam prakteknya, ketentuan bagi hasil usaha harus ditentukan di muka atau pada awal akad usaha disepakati oleh para pihak.

NISBAH atau RATIO BAGI HASIL Nisbah merupakan ratio atau porsi bagi hasil yang akan diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerja sama usaha, yaitu pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yang tertuang dalam akad dan telah ditandatangani pada awal sebelum dilaksanakan kerja sama usaha Misalnya, porsi bagi hasil berdasarkan suatu perbandingan 40 : 60, maksudnya adalah hasil usaha didistribusikan : 40% kepada pemilik dana/investor (shahibul maal) 60% kepada pengelola dana (mudharib)

Mekanisme perhitungan bagi hasil dapat didasarkan pada dua cara, yaitu : 1. Profit Sharing (Bagi Laba) Perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba, yaitu pendapatan usaha dikurangi beban usaha. Misal, pendapatan usaha Rp 1.000,00 dan beban usaha Rp 700,00 maka laba yang akan dibagi adalah Rp 300,00 (Rp1.000,00-Rp700,00) Dalam hal ini semua pihak yang terlibat dalam akad akan mendapat bagi hasil sesuai dengan laba yang diperoleh bahkan tidak mendapatkan laba apabila pengelola laba mengalami kerugian Disini unsur keadilan dalam berusaha betul-betul diterapkan, bila laba besar maka pemilik juga mendapatkan bagian besar dan sebaliknya

2. Revenue Sharing (Bagi Pendapatan) Perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada pendapatan usaha tanpa dikurangi beban usaha. Misal, pendapatan usaha Rp 1.000,00 dan beban usaha Rp 700,00 maka dasar untuk menentukan bagi hasil adalah pendapatan yang Rp 1.000,00 tanpa harus dikurangi beban Sepanjang pengelola memperoleh revenue maka pemilik dana mendapat bagi hasilnya (tanpa memperhatikan beban usaha) Pengelola dana harus menjalankan usaha dengan prinsip prudent atau usaha penuh kehati-hatian sehigga resiko kerugian dapat ditekan sekecil mungkin

KONSEP BAGI Dalam bank syariah, konsep bagi hasil sebagai HASIL : berikut1. Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan bank yang bertindak sebagai pengelola dana 2. Pengelola/bank syariah mengelola dana tersebut dalam sistem pool of fund, selanjutnya bank akan menginvestasikan dana tersebut ke dalam proyek/usaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi aspek syariah 3. Kedua belah pihak menandatangani akad yang berisi ruang lingkup kerja sama, nominal, nisbah, dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut

MEKANISME PERHITUNGAN BAGI HASIL1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Hitung saldo rata-rata harian (SRRH) sumber dana sesuai klasifikasi dana yang dimiliki, mis.: tabungan mudharabah dan investasi mudharabah Hitung saldo rata-rata tertimbang sumber dana yang telah tersalurkan ke dalam investasi dan produk-produk aset lainnya Hitung total pendapatan yang diterima dalam periode berjalan Bandingkan antara jumlah sumber dana dengan total dana yang telah disalurkan Alokasikan total pendapatan kepada masing-masing klasifikasi dana yang dimiliki sesuai dengan data saldo rata-rata tertimbang Perhatikan nisbah sesuai kesepakatan yang tercantum dalam akad Distribusikan bagi hasil sesuai nisbah kepada pemilik dana sesuai klasifikasi dana yang dimiliki