tugas ii gulma

Upload: andy-fernando-siahaan

Post on 08-Jul-2015

57 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

DEDDY RAYMOND DAMANIK E1A050089

1. Mengapa dalam dunia pertanian, ilmu gulma harus dipelajari? Ilmu yang mempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya dikenal sebagai ilmu gulma. Dan gulma sendiri adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Ilmu gulma dengan dunia pertanian saling terkait satu sama lain, membentuk suatu rantai yang berkelangsungan dan nyata terhadap pertumbuhan suatu tanaman yang akan dibudidayakan. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang. Gulma memiliki keuntungan dan juga memiliki kerugian terhadap dunia pertanian. Contoh keuntungannya, mengurangi terjadinya erosi/longsor pada lahan yg bertopografi miring, sebagai perangkap inang pengganggu (hama/penyakit) tanaman, mencegah kerusakan tanah oleh matahari, curah hujan, angin yg langsung dan dapat merusak sifat fisik tanah, sebagai pagar pelindung atau bahan kerajinan dan lain sebagainya, dengan catatan keuntungan ini apat kita rasakan apabila dalam aplikasi dunia pertanian kita telah melakukan pengendalian gulma sehingga menekannya sampai pada batas tidak merugikan, malah menguntungkan. Sedangkan kerugian akibat adanya gulma antara lain menambah biaya pengendalian, penurunan hasil produksi baik secara kuantitas dan kualitas, juga mengganggu langkah-langkah agronomi yang akan kita lakukan. Sudah banyak kasus pada dunia pertanian mengenai kerusakan hasil panen ataupun terganggunya pertumbuhan tanaman akibat adanya gangguan gulma pada

pertumbuhan suatu komoditas tersebut. Peranan ilmu gulma disini sangat besar dan menentukan hasil akhirnya. Pengendalian gulma harus merupakan upaya pengelolaan vegetasi secara keseluruhan. Berbagai upaya pengendalian gulma, khususnya herbisida, mulai dari pengadaan herbisida, distribusi, penyimpanan dan penggunaanya harus didasarkan atas kelayakan lingkungan dan tidak hanya pada kelaykan ekonomi dan teknologi saja. Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan serupa untuk pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan habitus tumbuhan merupakan penyebab terjadinya kompetisi intra spesifik dan kompetisi inter spesifik. Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu di mana tanaman sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak maka hasil tanaman akan menurun. Pada umumnya periode kritis terjadi pada saat 25 33 % pertama pada siklus hidupnya atau pada saat 1/3 pertama dari umur pertanaman. Dengan diketahui periode kritis suatu tanaman maka saat penyiangan yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan gulma dilakukan pada saat periode kritis. Jadi jelas bahwa peranan ilmu gulma dalam dunia pertanian sangatlah erat dan membentuk suatu siklus yang berkelangsungan akibat semua proses pada teknik budidaya yang baik harus berkesinambungan dengan teknik pengendalian gulmanya juga untuk mendapatkan hasil sesuai kriteria yang kita inginkan.

2. Apakah peranan pengendalian gulma dalam menunjang ketahanan pangan nasional? Permasalahan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari pertumbuhan penyediaannya. Permintaan yang meningkat cepat tersebut merupakan resultante dari peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera. Sementara itu kapasitas produksi pangan nasional pertumbuhannya lambat bahkan stagnan disebabkan oleh adanya kompetisi dalam pemanfaatan sumberdaya lahan dan air serta stagnannya pertumbuhan produktivitas lahan dan tenaga kerja pertanian. Pengendalian gulma secara terpadu diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjaga.