tugas ( diagnosa lab penyakit nd dan penanggulangannya)

26
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................i DAFTAR ISI ...........................................ii BAB I PENDAHULUAN ....................................1 LATAR BELAKANG ...............................2 BAB II PEMBAHASAN ....................................3 2.1 Replikasi Virus .................................3 2.2 Sejarah Virus Newcastle disease ................. 2.3 Sifat Virus Newcastle disease.................... 2.4 Gejala Klinis.................................... 2.5 Patogenesis dan Imunitas ........................ 2.6 Diagnosis Laboratorium .......................... 2.7 Epidemiologi .................................... 2.8 Ternak Rentan.................................... 2.9 Kelainan Pasca Mati.............................. 2.10 Pencegahan...................................... 2.11 Pengendalian.................................... DAFTAR PUSTAKA .......................................

Upload: ariefrianto

Post on 30-Jun-2015

549 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1LATAR BELAKANG ..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................32.1 Replikasi Virus ................................................................................................32.2 Sejarah Virus Newcastle disease .....................................................................2.3 Sifat Virus Newcastle disease...........................................................................2.4 Gejala Klinis.....................................................................................................2.5 Patogenesis dan Imunitas .................................................................................2.6 Diagnosis Laboratorium ..................................................................................2.7 Epidemiologi ...................................................................................................2.8 Ternak Rentan...................................................................................................2.9 Kelainan Pasca Mati.........................................................................................2.10 Pencegahan.....................................................................................................2.11 Pengendalian...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

Page 2: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

BAB I

PENDAHULUAN

Wabah penyakit tetelo (Newcastle Disease) yang ganas masih banyak

dijumpai pada berbagai peternakan di Indonesia, meskipun usaha pencegahannya

melalui vaksinasi telah banyak dilakukan. Darminto dan Ronoharjo (1995)

melaporkan bahwa sepanjang tahun 1995 tingkat kejadian (prevalensi) dari kasus ND

di Indonesia berfluktuasi dari 20-85%, tergantung daerahnya. Vaksinasi merupakan

salah satu cara untuk mencegah serangan tetelo.

Cara aplikasi vaksin ND di Indonesia umumya dimulai dengan tetes mata

kemudian dilanjutkan dengan suntikan ke urat daging atau melalui air minum. Pada

beberapa peternakan vaksinasi dilakukan dengan spray atau penyemprotan vaksin

(Partadiredja dan Soejoedono,1988). Aplikasi vaksin ND dengan cara tersebut

umumya dilakukan pada peternakan peternakan dengan cara pemeliharaan yang

intensif atau semi-intensif dimana ayam dipelihara dalam kandang tertentu dan tidak

berkeliaran. Sebaliknya pada ayam buras yang dipelihara secara tradisional dan semi

intensif, vaksinasi tetes mata dan penyuntikan ke urat daging kurang efektif dan sulit

untuk dilakukan sebab ayam buras harus ditangkap satu persatu (Lee,1988). Cara

vaksinasi ND dengan penyuntikan ke urat daging cukup baik hasilnya,namun cara

aplikasinya memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Bila vaksin diberikan

melalui air minum maka vaksin hanya tahan selama dua jam saja. Untuk

13

Page 4: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

mempemudah cara vaksinasi ND pada ayam khususnya ayam buras, Spradbrow dan

Latif (1994) rnencoba mencampurkan vaksin pada media pakan. Namun penggunaan

makanan sebagai media vaksin ND di Indonesia dan SriLanka kurang berhasil;

Mungkin hal ini disebabkan oleh kurang cocoknya jenis pakan yang digunakan

sebagai media vaksinasi , (Partadiredja , 1991 ; Spradbrow, 1994).

Ada berbagai jenis media pakan yang dapat digunakan sebagai bahan

pembawa vaksinND. Menurut Spradbrow (1992, tepung terigu terbukti sangat cocok

sebagai bahan pembawa vaksin ini dan telah dicobakan di Malaysia. Sebagai bahan

tambahan pada media pembawa vaksin banyak digunakan polyvinylprollione (pvp)

yang terbukti cukup baik melindungi virus vaksin dari lingkungan diluar media

pembawa. Bahan lain yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan adalah sukrosa,

metilselulosa, gelatin dan susu skim. Susu skim marnpu melindungi virus dan baik

digunakan untuk waktu penyimpanan yang relatif cepat.

Page 5: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

BAB IIPEMBAHASAN

13

Page 6: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

BAB II

PEMBAHASAN

Newcastle Disease termasuk ke dalam Famili Paramyxoviridae. Dari penyakit

yang di sebabkan oleh Famili Paramyxoviridae, Newcastle disease merupakan salah

satu penyakit yang membawa kerugian yang sangat besar. Newcastle disease

menyerang unggas piaraan dan liar yang merupakan penyakit umum yang serius

dengan gejala system saraf pusat.

Replikasi Virus

Berbagai tipe sel yang berbeda digunakan untuk menumbuhkan

paramyxovirus yang berbeda. Biakan sel yang diperoleh dari spesies yang sama

biasanya digunakan untuk morbilivirus dan pneumovirus; akan tetapi, virus ini tidak

gampang ditumbuhkan, dan diadaptasi melalui penyepihan biasanya diperlukan.

Replikasi virus dalam biakan biasanya menyebabkan kematian sel, tetapi biakan

pembawa dengan mudah dapat ditimbulkan pada banyak system virus sel-inang.

Pembentukan sinsitium pada biakan sel dan in vitro merupakan gambaran

menciri dari dari patologi sel, sebagaimana dengan pembentukan inklusi asidofilk

pada sitoplasma. Walaupun replikasinya sepenuhnya dalam sitoplasma, morbilivirus

juga menghasilkan inklusi intranukleus asidofilik. Penyerapan hama dengan mudah

dapat diamati dengan parainfluenzavirus dan beberapa morbilivirus, tetapi tidak

dengan pneumovirus.

Genom ssRNA polariras minus dari paramyxovirus ditranskripsi oleh

polymerase RNA tergantung RNA terkait – virion ( Transkriptase) menjadi enam atau

sepuluh mRNA polaritas plus tidak diolah melalui sintesis tersela mengikuti waktu

dari pendorong ( promoter) tunggal. RNA polaritas plus yang utuh juga disintesis dan

bertindak sebagai cetakan untuk replikasi dari RNA genom polaritas minus.

Pengendalian dari proses ini terutama pada tingkat transkripsi.

Page 7: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

Pendewasaan virion meliputi:

1. Penggabungan glikoprotein virus ke dalam membrane plasma sel inang.

2. Penyatuan protein matriks (M) dan protein tidak terglikolisasi lainnya dengan

membrane sel inang yang berubah.

3. Peletakan nukleokapsid (RNA ditambah NP ditambah L ditambah P) di bawah

protein matriks.

4. Pembentukan dan pelepasan lewat penguncupan virion dewasa dari tempatnya

pada membrane plasma yang termodifikasi.

Sejarah Virus Newcastle Disease

Dikenal ada sembilan serotype paramyxovirus unggas, tetapi hanya

paramyxovirus unggas 1, virus penyakit newcastle, berkaitan dengan penyakit yang

diketahui dengan jelas. Newcastle merupakan infeksi yang sangat menular pada

unggas. Penyakit ini pertama kali diamati di Jawa pada 1926, pada musim gugur

tahun itu virus menyebar ke Inggris, dan pertama kali diamati di Newcastle, oleh

karena itu penyakit ini dinamakan demikian. Kemudian diamati di banyak bagian

dunia, penyakit newcastle menyebabkan epidemik yang dasyat pada unggas di

banyak negara. Penyakit ini merupakan ancaman serius bagi peternakan ayam dan

kalkun di negara yang bebas dari galur virus yang virulen, dan bilamana galur

virulennya endemis, penyakit newcastle merupakan penyebab kerugian ekonomi yang

utama. Penyakit akut yang disebabkan oleh virus penyakit newcastle juga ditemukan

pada merpati, terutama di Eropa.

Wabah penyakit newcastle beragam dalam hal keganasan klinis dan

kemampuan menyebarnya. Pada sejumlah wabah, khususnya pada ayam dewasa,

gejala klinis mungkin minimum. Virus yang menyebabkan bentuk penyakit ini

disebut “lentogenik”. Pada wabah lain, penyakit ini dapat mempunyai angka

mortalitas sampai 25%, seringkali lebih tinggi pada unggas; virus yang sedemikian

itu disebut “Mesogenik”. Pada wabah yang lainnya lagi, angka kematian yang lain

lagi, terdapat angka kematian yang sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 100%,

13

Page 8: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

yang disebabkan oleh virus yang velogenik. Kemampuan menyibak protein F

merupakan faktor utama yang mempengaruhi virulensi.

Penyakit klinik akut berkaitan dengan gangguan pernapasan, gangguan

peredaran darah, dan mencret yang hebat. Tanda gangguan sistem saraf pusat paling

menonjol pada kasus kronis. Terjadi gangguan ekonomi akibat dari tingginya angka

kematian, dan juga dari merosotnya bobot badan dan turunnya produksi unggas yang

bertahan hidup dari setiap bentuk penyakit itu. Di sebagian besar Negara dengan

industri perunggasan yang telah maju, bentuk lentogenik paling umum dan bentuk

velogenik dianggap eksotik. Walaupan penyakit Newcastle berkurang arti pentingnya

pada tahun 1980 karena berhasilnya pengendalian yang ketat, penyakit itu masih tetap

merupakan ancaman di Negara industri dan merupakan penyebab kerugian yang

bermakna di Negara berkembang.

Sifat Virus Newcastle disease

Terdapat hanya satu serotype, tetapi sedikit keragaman antigenic ditemukan

dengan menggunakan antibody monoklon. Galur virus tersendiri sangat beragam

virulensinya. Di samping rataan waktu kematian dari telur unggas berembrio, indeks

patogenesitas intraserebrum pada anak ayam umur 1 hari dan pembentukan plak pada

sel embrio unggas dalam keadaan ada atau tidak ada tripsin, yang berkaitan dengan

apakah penyibakan pascatranlasi dari precursor polipeptida F terjadi atau tidak terjadi

pada sistem inang, dapat digunakan sebagai penanda dari virulensi.

Dibandingkan dengan kebanyakan paramyxovirus, virus penyakit Newcastle

relative tahan panas, sifat yang sangat penting dalam kaitan dengan epidemiologi dan

pengendaliannya. Virus ini tetap menular pada sumsum tulang dan otot dari ayam

yang disembelih paling tidak selama 6 bulan pada temperature -20 derajat C dan

sampai 4 bulan pada temperature almari pendingin. Virus yang menular dapat

bertahan hidup sampai berbulan-bulan pada temperature kamar pada telur dari ayam

yang terinfeksi dan sampai lebih dari 1 tahun pada temperature 4 derajat C. Daya

tahan hidup yang demikian itu dapat diamati untuk virus pada bulu, dan virus dapat

Page 9: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

tetap menular untuk jangka waktu yang lama pada kandang yang terinfeksi. Senyawa

seperempat bagian ammonium, lisol 1-2%kresol 0,1% dan formalin 2% digunakan

dalam disinfeksi.

Gejala Klinis

Gejala klinis yang terlihat pada penderita sangat bervariasi, dari yang sangat

ringan sampai yang terberat. Berikut ini dijelaskan kemungkinan gejala-gejala klinis

pada ungggas penderita penyakit ND.

• Bentuk Velogenik-viscerotropik : bersifat akut, menimbulkan kematian yang

tinggi, mencapai 80 – 100%. Pada permulaan sakit napsu makan hilang,

mencret yang kadang-kadang disertai darah, lesu, sesak napas, megap-megap,

ngorok, bersin, batuk, paralisis parsial atau komplit, kadang-kadang terlihat

gejala torticalis.

• Bentuk Velogenik-pneumoencephalitis : gejala pernapasan dan syaraf, seperti

torticalis lebih menonjol terjadi daripada velogenik-viscerotropik. Mortalitas

bisa mencapai 60–80%.

• Bentuk Mesogenik : pada bentuk ini terlihat gejala klinis berupa gejala

respirasi, seperti : batuk, bersin, sesak napas, megap-megap. Pada anak ayam

menyebabkan kematian sampai 10%, sedangkan pada ayam dewasa hanya

berupa penurunan produksi telur dan hambatan pertumbuhan, tidak

menimbulkan kematian.

• Bentuk Lentogenik : terlihat gejala respirasi ringan saja, tidak terlihat gejala

syaraf. Bentuk ini tidak menimbulkan kematian, baik pada anak ayam maupun

ayam dewasa.

• Bentuk asymptomatik : pada galur lentogenik juga sering tidak

memperlihatkan gejala klinis.

13

Page 10: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

Gejala klinis anak ayam dan ayam fase bertelur penderita ND dijelaskan sebagai

berikut:

(a) Pada anak ayam, ditemukan penderita mati tiba-tiba tanpa gejala penyakit.

Pernapasan sesak, batuk, lemah, napsu makan menurun, mencret dan

berkerumun. Terlihat gejala syaraf berupa paralisis total atau parsial. Penderita

mengalami tremor atau kejang otot, bergerak melingkar dan jatuh. Sayap terkulai

dan leher terputar (torticolis). Mortalitas pada penderita bervariasi.

(b) pada ayam fase produksi, umur 2 sampai dengan 3 minggu terlihat gejala

gangguan pernapasan, depresi dan napsu makan menurun, namun gejala syaraf

jarang terlihat. Produksi telur menurun secara mendadak. Morbiditas dapat

mencapai 100%, sedangkan mortalitas bisa mencapai 15%.

Patogenesis dan Imunitas

Pada mulanya virus bereplikasi pada epitel mukosa dari saluran pernapasan

bagian atas dan saluran pencernaaan; segera setelah terinfeksi, virus menyebar lewat

aliran darah ke ginjal dan sumsum tulang, yang menyebabkan viremia sekunder. Ini

mengakibatkan infeksi pada organ sasaran sekunder: paru-paru, usus, dan system

saraf pusat. Kesulitan bernapas dan sesak napas timbul akibat penyumbatan pada

paru-paru dan kerusakan pada pusat pernapasan di otak.

Perubahan pasca mati meliputi perdarahan ekimotik pada larings, trakea,

esophagus, dan di sepanjang usus. Lesi histologik yang paling menonjol adalah

nekrosis terpusat pada mukosa usus dan jaringan limfe dan perubahan hyperemia di

sebagian besar organ, termasuk otak.

Produksi antibody berlangsung dengan cepat. Antibody penghambat

hemaglutinasi dapat diamati dalam waktu 4-6 hari setelah infeksi dan menetap selama

paling tidak 2 tahun. Titer antibody penghambat hemaglutinasi merupakan ukuran

dari kekebalan. Antibody asal-induk dapat melindungi anak ayam samapi 3-4 minggu

setelah menetas. Antibodi IgG yang terbatas pada aliran darah tidak mampu

Page 11: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

mencegah infeksi pernapasan tetapi dapat mencegah viremia; antibody IgA yang

dihasilkan secara local berperan penting dalam melindungi saluran pernapasan dan

saluran pencernaan.

Diagnosis Laboratorium

Karena gejalanya tidak spesifik, diagnosis harus dipastikan dengan isolasi

virus dan serologi. Virus yang dapat diisolasi dari limpa, otak, atau paru-paru melalui

inokulasi alantois dari telur berembrio umur 10 hari, virus dibedakan dari virus

lainnya dengan uji penghambatan serapan darah dan penghambatan hemaglutinasi.

Penentuan virulensi sangat diperlukan untuk isolate lapangan. Sebagai tambahan atas

indeks kerusakan saraf dan rataan waktu kematian dari embrio ayam, juga dipakai

pembentukan plak dalam keadaan ada atau tidak adanya tripsin pada sel ayam. Uji

penghambatan-hemaglutinasi digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit

Newcastle kronis di Negara tempat bentuk penyakit ini merupakan endemis.

Epidemiologi

Spectrum inang dari virus penyakit Newcastle meliputi unggas gallina (ayam

piaraan, kalkun, burung Afrika dan merak) puyuh, partridge dan merpati. Angsa dan

itik jarang terjangkiti penyakit ini. Unggas liar merupakan sumber virus yang belum

diketahui tetapi berpotensi penting. Virus dapat diisolasi dari berbagai spesies.

Kadang-kadang terjadi infeksi pada manusia, sebagai penyakit yang berkaitan dengan

pekerjaan ditandai oleh konjungtivitis dan kadang laryngitis, faringitis dan trakeitis.

Pada unggas yang sembuh, virus dikeluarkan pada semua hasil sekresi dan

ekskresi selama paling tidak 4 minggu. Perdagangan spesies unggas yang produknya

terinfeksi berperan penting dalam penyebaran penyakit Newcastle dari daerah

terinfeksi ke daerah bebas infeksi, dan terjadi pemasukan virus ke berbagai Negara

melalui ayam beku. Virus juga dapat disebarkan oleh daging ayam mentah yang

dibuang, bahan makanan, alas kandang, kotoran kandang, dan wadah pengangkut.

13

Page 12: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

Sebagai perbandingan, peran Epidemiologi dari vector hidup seperti unggas

liar atau barangkali tungau adalah tidak begitu penting, walaupun burung liar dapat

membawa virus ke suatu Negara yang sebelumnya bebas-infeksi. Penularan terjadi

melalui kontak langsung antara sesama unggas melalui jalur udara lewat jalur

pernapasan dan partikel debu dan melalui makanan dan minuman yang tercemar.

Penularan mekanis antara sesame kawanan unggas dimungkinkan karena relative

stabilnya virus dan luasnya kisaran inang. Pada galur lentogenik, penularan

transovarium penting, dan ayam terinfeksi-virus dapat diperoleh dari telur yang

mengandung virus

Ternak Rentan

Hampir semua jenis unggas, baik unggas darat maupun unggas air rentan

terhadap virus ND, termasuk ayam, kalkun, itik, angsa, merpati dan unggas liar.

Kelainan Pasca Mati

Perubahan pasca mati pada unggas penderita antara lain, meliputi

ptechiae,berupa bintik-bintik perdarahan pada proventrikulus dan seca tonsil, eksudat

dan peradangan pada saluran pernapasan serta nekrosis pada usus, sebagaimana

Gambar 1.Trakhea penderita ND terlihat lebih merah daripada trakhea normal, karena

adanya peradangan.

Page 13: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

Gambar 1. Perdarahan dan nekrosis usus pada ayam penderita ND

(Tabbu, 2000)

Pencegahan

Tindakan vaksinasi merupakan langkah yang tepat sebagai upaya pencegahan

terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yang secara umum diterapkan, yaitu (1)

pada infeksi lentogenik ayam pedaging, dicegah dengan pemberian vaksin aerosol

atau tetes mata pada anak ayam umur sehari dengan menggunakan vaksin Hitchner

B1 dan dilanjutkan dengan booster melalui air minum atau secara aerosol (2) pada

13

Page 14: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

infeksi lentogenik ayam pembibit dapat dicegah dengan pemberian vaksin Hitchner

B1 secara aerosol atau tetes mata pada hari ke-10. Vaksinasi berikutnya dilakukan

pada umur 24 hari dan 8 minggu dengan vaksin Hitchner B1 atau vaksin LaSota

dalam air, diikuti dengan pemberian vaksin emulsi multivalen yang diinaktivasi

dengan minyak pada umur 18 – 20 minggu. Vaksin multivalen ini dapat diberikan

lagi pada umur 45 minggu, tergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko

terjangkitnya penyakit dan faktor faktor lain yang berhubungan dengan pemeliharaan.

Tindakan pencegahan selain vaksinasi adalah sanitasi. Hal-hal yang perlu

diperhatikan, antara lain :

(1) sebelum kandang dipakai, kandang dibersihkan kemudian dilebur dengan kapur

yang dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi kandang dilakukan secara fumigasi dengan

menggunakan fumigan berupa formalin 1 – 2% dan KMnO4, dengan

perbandingan 1 : 5000.

(2) liter diupayakan tetap kering, bersih dengan ventilasi yang baik. Bebaskan

kandang dari hewan-hewan vektor yang bisa memindahkan virus ND. Kandang

diusahakan mendapat cukup sinar matahari

(3) hindari penggunaan karung bekas

(4) DOC harus berasal dari perusahaan pembibit yang bebas dari ND

(5) di pintu pintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik untuk alat

transportasi maupun orang.

(6) memberikan pakan yang cukup kuantitas maupun kualitas.

Pengendalian

Tindakan pengendalian untuk menekan penularan penyakit ND sangat diperlukan.

Tindakan-tindakan tersebut, antara lain meliputi:

(1) ayam yang mati karena ND harus dibakar atau dikubur.

(2) ayam penderita yang masih hidup harus disingkirkan, disembelih dan daging bisa

diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dan sisa

pemotongan harus dibakar atau dikubur

Page 15: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

(3) larangan mengeluarkan ayam, baik dalam keadaan mati atau hidup bagi

peternakan yang terkena wabah ND, kecuali untuk kepentingan diagnosis.

(4) larangan menetaskan telur dari ayam penderita ND dan izin menetaskan telur

harus dicabut selama masih ada wabah ND pada perusahaan pembibit

(5) penyakit ND dianggap lenyap dari peternakan setelah 2 bulan dari kasus terahir

atau 1 bulan dari kasus terakhir yang disertai tindakan penghapus hamaan

13

Page 16: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

BAB IIIKESIMPULAN

Page 17: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

BAB III

KESIMPULAN

Newcastle Disease (ND) adalah penyakit yang sangat menular, dengan angka

kematian yang tinggi, disebabkan oleh virus genus paramyxovirus dengan famili

paramyxoviridae. Nama lain untuk ND adalah tetelo, pseudovogolpest, sampar ayam,

Rhaniket, Pneumoencephalitis dan Tontaor furrens. Newcastle Disease dipandang

sebagai salah satu penyakit penting di bidang perunggasan. Kejadian wabah penyakit

ND seringkali terjadi pada kelompok ayam yang tidak memiliki kekebalan atau pada

kelompok yang memiliki kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi atau karena

kegagalan program vaksinasi.

Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ND antara lain berupa kematian

ayam, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan pertumbuhan dan

penurunan berat badan pada ayam pedaging.

Pemberian antibiotik/antibakteri hanya bertujuan untuk mengobati infeksi

sekunder oleh karena bakteri. Disamping itu perlu juga dilakukan pengobatan suportif

untk mempercepat kesembuhan jaringan yang rusak dengan cara pemberian

multivitamin. Sanitasi dan desinfeksi perlu ditingkatkan untuk mencegah meluasnya

infeksi pada kandang. Jika diagnosis ND dapat diperoleh dari awal, maka vaksinasi

ulangan pada ayam yang belum terinfeksi mungkin dapat memberikan perlindungan

terhadap infeksi virus tersebut.

13

Page 18: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

TINJAUAN PUSTAKA

Darminto dan P. Konohardjo. 1995. Newcastle disease pada unggas di Indonesia : situasi terakhir dan reIevansinya terhadap pengendalian penyakit. Abstrak Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Cisarua 7-8 November 1995. Buslitbangnak, Bogor.

Lee, B. 1988. Newcastle Disease - A Vaccine for Village Poultry. Partners, 1: 6-9.

Partadiredja, M dan R. Soejoedono. 1988. Perbandingan daya guna tiga cara aplikasi vaksinNewcastle disease. Hemera Zoa, 73 (1): 19-24.

Partadiredja, M. 1991. Mempelajari Potensi ND Galur Kumarov, La-sota dan Bl Diaplikasikan Melalui Makanan. Hernera Zoa, 74 (2)5- 17.

Phillips, J.M. 1973. Vaccination against Newcastle Disease : an assesrnent of hemaglutination-inhibition titre obtained from field samples. Veterinary Record 93: 577-583.

Spradbow, P. 1992. A review of the use of food carriers for the delivery of royal Newcastle Disease Vaccine. In : Newcastle Disease in Village Chickens. ACIAR Proceedings No.39 (Ed. Spradbow). Australian Centre for International Agricultural Research.Canberra. p. 18-20.

Spradbow, P. 1994. Newcastle disease vaccine takes hold. Partners, 7: 2-7.

Page 19: Tugas ( Diagnosa Lab Penyakit ND dan Penanggulangannya)

13