tugas bu roem kelompok 3 (implan)

34
Kontrasepsi Implan Disusun oleh : 1. Mardiana (1211010068) 2. Marifatul Auliyah (1211010069) 3. Mita Eka Wulandari (1211010070) 4. Mutrofin Nafidah (1211010071) 5. Nia Lafinia (1211010072) 6. Novi Hidayatul (1211010073) 7. Nur Halimah (1211010074) 8. Riming Ika Noria (1211010075) 9. Shilfi Nur Atika W (1211010076) 10. Shindy Ade Z (1211010077) 11. Siti Murtowah (1211010079)

Upload: shilvi-az-zahro

Post on 20-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

Kontrasepsi Implan

Disusun oleh :

1. Mardiana (1211010068)

2. Marifatul Auliyah (1211010069)

3. Mita Eka Wulandari (1211010070)

4. Mutrofin Nafidah (1211010071)

5. Nia Lafinia (1211010072)

6. Novi Hidayatul (1211010073)

7. Nur Halimah (1211010074)

8. Riming Ika Noria (1211010075)

9. Shilfi Nur Atika W (1211010076)

10. Shindy Ade Z (1211010077)

11. Siti Murtowah (1211010079)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2014

Page 2: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kepada nabi Muhammad SAW yang

telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini. Ucapan terimakasih kepada pembimbing yang telah

memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.

Dalam makalah ini kami membahas tentang KONTRASEPSI IMPLAN. Kami selaku

penyusun makalah berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dalam

perkuliahan.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah ini bisa

menjadi lebih baik.

Mojokerto, 10 April 2014

PENYUSUN

Page 3: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang……………………………………………………..

2.2 Rumusan Masalah………………………………………………….

3.3 Tujuan………………………………………………………………

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Implan dan jenis-jenisnya………………………………

2.2 Mengetahui keuntungan dan kekurangan Implan………………….

2.3 Mengetahui efek samping Implan………………………………….

2.4 Mengetahui cara pemasangan dan pencabutan Implan……...........

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………

3.2 Saran……………………………………………………………….

BAB IV

Daftar Pustaka……………………………………………………………...

Page 4: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,

memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang

sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya

untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana

adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,

menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan

keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan

atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan

ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul

atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.

Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya

menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap

tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum

waktunya jika memang ingin hamil lagi.

Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara

kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal

kunjungan.

2.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Implan dan jenis-jenisnya ?

2. Apa keuntungan dan kekurangan Implan ?

3. Apa efek samping dari Implan ?

4. Bagaimana cara pemasangan dan pencabutan Implan ?

Page 5: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

3.3 Tujuan

Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa

mampu:

1. Mengetahui pengertian Implan dan jenis-jenisnya

2. Mengetahui keuntungan dan kekurangan Implan

3. Mengetahui efek samping dari Implan

4. Mengetahui cara pemasangan dan pencabutan Implan

Page 6: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Implan dan jenis-jenisnya

Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat

mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Metode ini dikembangkan oleh

the population council, yaitu suatu organisasi internasional yang didirikan tahun 1952 untuk

mengembangkan teknologi kontrasepsi.

Berbagai jenis kontrasepsi hormonal implan :

Norplant terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan 216 mg levenorgestrel.

Panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm. Kapsul terbuat dari bahan

silastik medik (polydimethylsiloxane) yang flesibel dimana kedua ujungnya ditutup

dengan penyumbat sintetik yang tidak menggangu kesehatan klayen. Setelah

penggunaan lima tahun, terrnyata masih tersimpan sekitar 50% bahan aktif

levonorgestrel asalh yang masih belum terdistribusi kejaringan insterstisial dan

sirkulasi. 6 kapsul korplant dipasng menurut konvigurasi kipas dilapisan subdermal

dilapisan atas.

Jadelle (norplant II)

Study dan pengembangan implan levenorgestrel 2 kapsul (implan – 2 ) telah

dilakukan 20 tahun yang lalu. Setelah diproduksi dan penggunaannya disetujui oleh

badan pengawas obat internasional, implan -2 digunakan dibanyak negara (eropa, asia

& afrika). Implan – 2 eropa dikenal sebagai implan – II dan kemudian dipasarkan

dengan nama dagang jadelle (schering, herline)

Impalan – 2 yang sama, juga diproduksi di cina dengan nama sinoplant II. Walaupun

sudah mendapat persetujuan dari U.S. food & drug adminitration (FDA), tetapi

belum ada rencana untuk melakukan pemasaran implan 2 secara luas di Amerika

sampai saat ini. Implan -2 memakai levonorgestrel 150 mg dalam kapsul 43mm dan

diameter 2,5 mm. Pelepasan harian hormon levonorgestrel dari implan- 2 hampir

sama dengan norplant dan secara teoritis, masa kerjanya menjadi 40% lebih singkat.

Page 7: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

U.S. FDA menyetujui masa kerja norplant adalah 5 tahun tetapi study komprasi

dengan implan-2 ternyata 5-years pregnancy rates dan efek samping kedua

kontrasepsi subdermal ini adalah sama. Popolation council baru baru ini menyatakan

bahwa jadelle dirkomendasiakan untuk penggunaan 5 tahun dengan norplant untuk 7

tahun. Komulasi dari 5 years pregnancy rate/100 women years jadelle diantara 0,8

hingga 1,0 dan norplant sebesar 0,2/tahun.

Implanon (organon, oss, netherlands) adalah kontrasepsi subdermal kapsul tunggal

yang mengandung etonogestrel (3- ketodesogestrel) merupakan metabolid desogestrel

yang efektif adrogenic nya lebih rendah dan aktifitas progetrational yang lebuh tinggi

dari levonogestrel. Kapsul polimer (etehylene veinyl acetate) mempunyai tingkat

pelepasan hormon yang lebih stabil dari pada kapsul silastik norplant sehingga

variabilitas kadar hormon serrum menjadi lebih kecil.

Telah banyak dilakukan penelitian tentang keamanan, efektifitas dan penerimaan

implanon dan bnyak negara di eropa dan asia telah menggunakan implanon. Implanon

dikemas dalam trokar steril yang sekaligus disertai pendorong (inserter) kapsul

sehingga pemasangan hanya membutuhkan waktu 1-2,5 menit. Tidak seperti implan-2

(jadelle, implan-2 dan sinoplant), implanon dirancang kusus untuk inhhibisi ovulasi

selama masa penggunaan. Karena ovulasi pertama dan luteinisasi terjadi pada paruh

kedua tahun ketiga penggunaan maka implanon hanya direkomendasikan tiga tahun

penggunaan walaupun ada penelitian yang menyatakan masa aktifnya dapat mencapai

4 tahun. Dengan tidak terjadinya kehamilan selama penggunaan pada tujuh puluh ribu

siklus perempuan maka implanon dapat dikategorikan sebagai alat kontrasepsi paling

efektiff dari yang pernah dibuat selama ini.

Implan lainya

The population council telah mengembangakan implan – 1 menggunakan nestorone

atau ST-1435. Nestorone adalah progestin kuat yang dapat menghambat ovulasi dan

tidakk terikat dengan sex hormone- binding globulin (SHBG) serta tanpa efek

estrogenik atau androgenik. Nestorone menjadi tidak aktif bila diberikan per oral

karena segera dimetabolisme dalam hati sehingga aman bagi bayi yang mendapat ASI

dari seorang ibu pengguna kontrasepsi hormon subderma. Penelitian saat ini

mengarah pengunaan kapsul 40mm dengan dosis normal atau 30 mm dengan dosis

yang lebih tinggi agar dapat bekerja aktif untuk jangka waktu 2 tahun. Kapsul tunggal

Page 8: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

30mm sedang dditeliti ditiga center tetapi dalam waktu yang sama, nestorone kapsul

tunggal 30mm telah diregistrasi di Brazil dengan nama El-cometrine tetapi digunakan

untuk pengobatan endometriosis dengan waktu kerja aktif 6 bulan.

2.2 Keuntungan dan kekurangan Implan

Keuntunganya adalah :

Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

Tidak melakukan pemeriksaan dalam

Bebas dari pengaruh estrogen

Tidak mengganggu ASI

Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan

Perdarahan lebih ringan

Tidak menaikkan tekanan darah

Mengurangi nyeri haid

Mengurangi/ memperbaiki anemia

Melindungi terjadinya kanker endometrium

Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

Dan kekuranganya adalah :

Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan,

nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau

kegelisahan.

Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk

HIV/AIDS

Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat

epilepsi.

Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan

per tahun)

Page 9: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

2.3 Efek samping dari Implan

Pemakaian klinik pada lebih dari 4 juta perempuan di 30 negara (termasuk lebih dari

1 juta di AS) menunjukkan bahwa tingkat di toleransi dari sebagian besar terhadap implant-2

adalah sangat tinggi. Keuntungan utama dari implant-2 adalah tidak mengandung estrogen

yang menyebabkan berbagai efek samping pada pemakaian pil kontrasepsi. Efek samping

yang paling sering terjadi pada pemakaian implant adalah perubahan pola pendarahan haid.

Dapat terjadi pendarahan bercak atau terus menerus 6-9 bulan pertama dari enggunaan

implant-2

Masalah ini sama dengan yaang sering terjadi pada pemakaian kontrasepsi suntikan dan pil

yang hanya mengandung progestin saja. Meskipun hampir semua pengguna akan mengalami

satu atau beberapa efek samping dalam 3-5 tahun pemakaian, jarang terjadi masalah yang

berat. Sayangnya, efek samping ringan ini, sering kali menyebabkan pengguna menghentikan

pemakaian implant-2. Penjelasan yang akurat oleh petugas dan pemahaman yang baik dari

klien tentang beberapa efek samping dan cara mengatasinya dapat membantu kelangsungan

pengguna implant-2. Konseling sebeum pemasangan implant-2, sangat berpengaruh terhadap

kepuasan atau kelangsungan pengguna.

Perubahan perdarahan haid

Perubahan pada pola pendarahan haid di alami oleh sebagian besar perempuan yang memakai

implant norplant, terutama pada 90 hari pemakaian pertama. Ini merupakan efek samping

terbanyak yang paling sering dilaporkan, termasuk :

Pendarahan yang lama selama beberapa bulan pertama pemakaian

Pendarahan atau bercak perdarahan di antara siklus haid

Lamanya pendarahan atau bercak pendarahan berkurang

Ttidak mengalami pendarahan atau bercak pendarahan sama sekali selama beberapa bulan

(amenorea), dan

Kombinasi dari beberapa efek samping tersebut diatas

Perubahan pendarahan yang sering terjadi terutama pendarahan yang lama dan tidak teratur,

akan berkurang sejalan dengan waktu dan masalah akan berkurang pada akhir tahun pertama.

Pada tahun pertama pemakaian, 66% mengalami siklus haid yang tidak teratur, 27% teratus

dan 7% amenorea. Setelah 3-5 tahun pemakaianya, hanya 38 tetap mengalami siklus haid

yang teratur, sementara 62% menjadi teratur dan tidak ada yang mengalami amenorea.

Page 10: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

Jumlah pendarahan dan lamanya pendarahan atau bercak pendarahan akan berkurang sejalan

dengan waktu.

Efek samping yang lain

Disamping perubahan pola haid, beberapa efek samping lain, sama dengan yang dilaporkan

pada kontrasepsi pil. Cukup mengganggu tapi tidak berat. Efek samping yang paling bsering

terjadi adalah:

Sakit kepala (1,9%)

Perubahan berat badan (biasanya meningkat) (1,7%)

Perubahan suasana hati (gugup atau cemas) (1,1%)

Depresi (0,9%)

Lain lain (mual,perubahan selera makan,payudara lembek,bertambahnya rambut di

badan atau muka dan jerawat) (1,8%)

Beberapa dari efek samping tersebut tidak berhubungan langsung dengan pemakaian implan-

2 karena keluhan klien pada akhir tahun pertama penggunaan, sama dengan dikeluhkan oleh

pengguna AKDR, yaitu sakit kepala, gugup, dan depresi. Keluhan keluhan ini biasanya hanya

dihubungkan dengan metode kontrasepsi hormonal. Yang paling penting, saat ini adalah tidak

ada bukti terjadi peningkatan resiko kardiovaskuler atau keganasan (termasuk payudara

genital) yang dilaporkan pada pemakaian implant.

EndometriumBeberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek levonorgestrel terhadap

endometrium. Kajian mikroskopis 225 endometrium pengguna implan dari 2-116 bulan

masih terlihat aktifitas sekresi dan proliferasi , tetapi sebagian di antara menunjukan

penurunan aktifitas endometrium (hipoklasia atau atrofi) sampai serupa dengan pola yang ada

ada penggunaan pil oral kombinasi dan hanya progestin. Sebagai tambahan, tidak di jumpai

perubahan patologi yang mempunyai arti klinis. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan

bahwa pemakaian yang lama daari LNG tidak ada hubunganya dengan efek yang

membahanyakan pada endometrium.

Page 11: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

2.4 Mengetahui cara pemasangan Implan

PERSIAPAN PEMASANGAN

Langkah 1

Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta

membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik

tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk

menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.

Langkah 2

Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain

bersih.

Langkah 3

Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan

kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan

baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis

untuk memudahkan pemasangan.

Langkah 4

Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.

Langkah 5

Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.

Langkah 6

Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya

dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.

Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi

tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka

sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat

melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali

dengan alat yang steril atau DDT.

TINDAKAN SEBELUM PEMASANGAN

Langkah 1

cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.

Langkah 2

Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah

kontaminasi silang).

Page 12: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

Langkah 3

Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan

jumlahnya.

Langkah 4

Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk

memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-

hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak

steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan

melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan.

Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.

Langkah 5

Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.

Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.

Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.

Langkah 6

Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat

anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul

implan.

Langkah 7

Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk

memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi

untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum,

masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan

lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil

menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.

PEMASANGAN KAPSUL

Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan

obat anestesi telah bekerja.

Langkah 1

Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.

Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.

Langkah 2

Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam

Page 13: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas

trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung

menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.

Langkah 3

Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung

trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti

kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah

kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut

lainnya.

Langkah 4

Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.

Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus

cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat

mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang

yang tepat di bawah kulit.

Langkah 5

Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.

Langkah 6

Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau

klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan

tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.

Langkah 7

Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan,

tapi jangan mendorong dengan paksa.

Langkah 8

Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik

tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)

muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting

pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul

ke jaringan.

Langkah 9

Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan

kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari

untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah

Page 14: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk

memasang kapsul berikutnya.

Langkah 10

Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan

kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya

geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama

dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk

tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan

mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai

masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.

Langkah 11

Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan

bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.

Langkah 12

Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.

Langkah 13

Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau

terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di

tempat yang tepat.

Langkah 14

Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar

pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit

TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL

1. Menutup luka insisi

- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk

menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut

- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis

dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)

2. Perawatan klien

- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang

mungkin terjadi selama pemasangan.

- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau

efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah

Page 15: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.

BILA TERJADI INFEKSI

- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal

- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.

PEMASANGAN IMPLAN

Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali

pakai. Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.

Langkah 1

Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.

Langkah 2

Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam

lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan

membuat garis sepanjang 6-8 cm.

Langkah 3

Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan

2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur

tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.

Langkah 4

Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan

jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk

melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.

Langkah 5

Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenternya.

Langkah 6

Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap

diatas lengan.

Langkah 7

Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap

memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan

suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).

Page 16: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

CARA PENCABUTAN

METODE PENCABUTAN

Metode pencabutan unutk sama hanya maupun Implano, Jadena™, Indlopantimplant

Norplant berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.

Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul

telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode

standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada

tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan

metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan

dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung

oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan

kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau

tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan

waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.

Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant

Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara teknik “u” dan tehnik standar

adalah :

- Posisi dari insisi kulit, dan

- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan

unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2

mm.

Persiapan bahan dan alat

Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem

harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan

dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.

Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :

- Meja periksa untuk tempat tidur klien.

- Penyangga lengan atau meja samping

- Sabun untuk mencuci tangan

- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.

- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril

yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi

larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).

- Sepasang sarung tangan steril/DTT.

Page 17: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

- Larutan antiseptik

- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).

- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 – 4 cm

TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN

Langkah 1:

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.

Langkah 2 :

Pakai sarung tangan steril

Langkah 3 :

Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.

Langkah 4 :

Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang

kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan

gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.

Langkah 5 :

Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk

memaparkan lokasi kapsul.

Langkah 6 :

Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.

Langkah 7 :

Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat

anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan

dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh

darah. Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.

Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih 1/3

panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk

mengangkat ujung kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke

bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat. Sebelum

memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anstesi telah

bekerja.

Page 18: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL

Metode Standar

Langkah 1 :

Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira

5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi

waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang

berada di bawah insisi lama.

Lngkah 2 :

Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan

menggunakan scalpel.

Langkah 3 :

Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan

tempat insisi.

Langkah 4 :

Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka

insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan

lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem

tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah

ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan

klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi

sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya,

dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul

dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah

ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka

insisi.

Langkah 5 :

Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok

pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.

Langkah 6 :

Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama

dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut

oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul

sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan

menggunakan kasa.

Page 19: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

Langkah 7 :

Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk

memastikan keenam kapsul sudah dicabut.

Metode huruf “U”

Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem

yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5

menjadi 2,2 mm.

Langkah 1 :

Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul

dekat siku.

Langkah 2 :

BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan

menggunakan scalpel.

Langkah 3 :

Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.

Langkah 4 :

Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang

kapsul.

Langkah 5 :

Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul

dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah

kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah

bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.

Langkah 6 ;

Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok

menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.

Langkah 7 :

Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem

pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang

telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.

Langkah 8 :

Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang

sama untuk mencabut kapsul berikutnya.

Metode “ Pop Out”

Page 20: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana

untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan “pop out”.

Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih

kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan.

Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang.

Berikut langkah-langkahnya:

Langkah 1 :

Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang

lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul

lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada

saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas

ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.

Langkah 2 :

Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian

bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.

Langkah 3 :

Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul.

Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang

kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.

Langkah 4 :

Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah

kapsul terpapar keluar.

Langkah 5 :

Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah

dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali

jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak

diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan

di tempat pencabutan.

PETUNJUK PENCABUTAN

- Kapsul yang sulit dicabut

Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak

gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang

kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan

Page 21: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.

- Kapsul yang tidak dapat diraba

Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa

diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 – 55

kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound,

bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe

ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.

- Kapsul yang putus

Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina

akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di

ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.

TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN

Menutup luka insisi

• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan

sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua

tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian

balut luka insisi.

• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan)

atau kasa steril dan plester.

INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH

• Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah

pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal.

• Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.

• Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka

setelah 3-5 hari.

• Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.

• Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.

• Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat

insisi.

• Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.

• Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang

setelah beberapa bulan.

Page 22: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan kontrasepsi

(PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB. Esensi tugas

program Keluarga Berencana (KB) yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban

pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa

Indonesia

3.2 Saran

Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena

masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Untuk itu

disarankan klien lebih cerdas memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan cocok.

Page 23: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Nardho, dkk. 2010. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga

Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Saifufuddin, A. B., dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sherli, 2010. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2010/04/06 /alatkontrasepsi/. Diakses 17 Desember 2010

Page 24: Tugas Bu Roem Kelompok 3 (Implan)