tugas besar k3 sadam fix

22
(K3) ANALISIS OPERATOR KERJA PADA PEKERJA PLN (PERSERO) DI TEMPAT PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK DENGAN APD DAN ERGONOMI Disusun oleh : 1. Saddam Bustomi 1009025058 2. Agustinus Jefry Purba 1009025046 3. Yogi Saptakurnia 1009025028 4. Alex 1209035028 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Upload: muhammad-said-putra

Post on 27-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

K3 coy

TRANSCRIPT

(K3)ANALISIS OPERATOR KERJA PADA PEKERJA PLN (PERSERO) DI TEMPAT PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK DENGAN APD DAN ERGONOMI

Disusun oleh :

1. Saddam Bustomi10090250582. Agustinus Jefry Purba10090250463. Yogi Saptakurnia10090250284. Alex1209035028

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MULAWARMAN2013BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangJika seseorang melakukan suatu pekerjaan, maka sangat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pekerjaan itu. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi lingkungan. Berbeda dengan faktor-faktor individual, faktor-faktor situasional ini dapat diubah untuk memberikan pengaruh pada keberhasilan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan K3 tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang. Ergonomi didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, 2004). Selain itu, ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja. Tujuan utama dari ergonomi, yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.Di Samarinda terdapat banyak pekerja instalasi listrik yang terus tumbuh seiring dengan makin bertambahnya pengguna listrik . Sehingga, kebutuhan untuk jasa pemberian aliran arus listrik juga meningkat. Namun, dalam pekerjaan instalasi listrik ini kurang memperhatikan aspek kesehatan dan terutama keselamatan kerja dalam pekerjaannya baik dalam posisi kerja maupun waktu tunggu kerja. Makalah ini membahas secara umum dalam melakukan instalasi listrik dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) dan antrhopometri tubuh operator work space maupun posisi kerja dengan ergonomi, untuk selanjutnya memberikan saran perbaikan yang dapat mengurangi efek negatif dari kesalahan yang terjadi.

1.2 Perumusan masalah Berdasrkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:1) Bagaimanakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT PLN (persero) ? apakah sudah menggunakan APD yang lengkap untuk karyawannya !2) Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi tubuh manusia dengan alat-alat yang digunakan pada saat bekerja ?

1.3 Batasan MasalahBatasan masalah dilakukan dengan tujuan agar pokok permasahan yang diteliti tidak terlalu meluas sebagaimana yang sudah ditentukan, penelitian ini berfokus pada karyawan bagian instalasi listrik di PT PLN (persero).

1.4 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :1) Menganalisis pengaruh APD yang signifikan pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT PLN (persero) pada karyawan.2) Menganalisis dimensi-dimensi tubuh pekerja dengan ergonomi untuk alat-alat kerja yang digunakan pada saat bekerja.

1.5 Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian ini adalah :1) Teman-teman agar dapat mengetahui pentingnya APD dalam bekerja, dan Bagi para peneliti, sebagai salah satu bahan kajian terutama menyangkut perilaku organisasi khususnya bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Kinerja Karyawan.2) Teman-teman agar mengetahui Dimensi-dimensi tubuh manusia yang baik digunakan dalam pekerjaannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Keselamatan Kerja Pada Operator Instalasi Listrik Sesuai dengan latar belakang diatas yaitu pakerja/karyawan harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti : Topi pengaman, Face shield, Masker, seling,rompi pengaman, Sarung tangan dan Sepatu. Jika tidak menggunakan APD dalam maka Keadaan tersebut termasuk kedalam Near Miss, yaitu kejadian yang dapat menyebabkan cidera juga hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian ekonomis dan non ekonomis.Maka perlu dilakukan isolasi untuk pengendalian resiko kecelakaan kerja dan wajib menerapkan sistem K3 dalam suatu pekerjaan atau industri, diantaranya seperti :1. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintregasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (SMK3, pasal 2).Sebagai logika dasar tentang pentingnya pemahaman K3 dapat diilustrasikan dengan Historical perspective yaitu Apabila seorang pembangun membangun sebuah rumah untuk seseorang dan tidak membuat konstruksi dan rumah yang ia bangun runtuh akan menyebabkan rumah tersebut rusak dan meninggal pemiliknya, ternyata pembangun bisa menyebabkan kematian. Ini artinya bahwa dalam setiap aktivitas apapun selain perencanaan teknis fisik harus diperhatikan pula aspek aspek keamanan yang terkait langsung maupun tidak langsung.Peraturan lainnya : UU No.1 Tahun 1970 Tentang Kesehehatan dan Keselamatan kerja, dimana didalam undang-undang ini pemerintah meminta agar pekerja dilindungi dari bahaya yang dapat menyebabkan cidera, sakit maupun kematian.Keadaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan & keselamatan :1) Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)2) Tingkat pengalaman kerja dari karyawan tersebut,3) Karakteristik pekerjaan atau tingkat kesulitan dan K3 dari suatu pekerjaan.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pengertian ErgonomiErgonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang mengatur bagaimana manusia bekerja. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo (kerja) dan Nomos (peraturan dan hukum kerja) serta dapat didefenisikan sebagai penerapan ilmu-ilmu biologi tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat-alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. (Sutalaksana : "Teknik Tata Cara Kerja"). Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan pada kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat. Faktor keamanan dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian efisiensi tersebut. (Wesley E Woodson).

3.1.1 Manfaat dan Peran Ilmu Ergonomi Ergonomi memeiliki beberapa manfaat, diantaranya :1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelagan yang berlebihan.2. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan yang diperlukan.3. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.4. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja

Aspek-aspek Ergonomi yang mendukung terciptanya lingkungan kerja yang nyaman. Sebagai contoh pada pekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik .1. Ergonomi Stasiun Kerja1) Keluhan yang sering muncul :a. Operator instlasi listrik mengalami ketegangan otot pundak, ketegangan, otot kaki, otot tangan dll. b. Operator mengalami iritasi dan ketegangan mata yang semakin hari makin bertambah. (Laubli Swiss).2. Cara Mengatasi Keluhan:Perlu pengaturan tata letak semua peralatan yang digunakan di stasiun kerja.Dua faktor yang mempengaruhi unjuk kerja operator.Rancangan stasiun kerja yang baik adalah penempatan tangga, APD yang lengkap pada tubuh dan tempat duduk pada ketinggian yang tepat.3. Aspek Pencahayaan Lebih ditekankan pada pencahayaan matahari di siang hari. Untuk menghindari kelelahan mata dan ketegangan otot yang bekerja.Hal-hal yang harus diperhatikan :a. menggunakan kaca mata pengaman saat bekerja.Hindari cahaya menyilaukan, langsung/tak langsung,b. Pastikan bahwa ada cahaya cukup untuk pekerjaan yang dilakukan pada malam hari.4. Aspek Suhu dan Udara Kenyamanan udara (thermal comfort) adalah kondisi dimana manusia merasa tidak kepanasan atau kedinginan pada saat pekerja hanya mengenakan pakaian biasa. Kenyamanan udara ini dapat diperoleh dengan mengatur kelembaban, suhu, dan aliran udara. Ukuran kenyamanan udara (ASHRAE Standard 55)Kecepatan aliran udara : 0.15 m/s.Kelembaban relatif sebesar : 50% baik musin dingin/panas.Suhu pada musim dingin : 23 - 26 C.Suhu pada musim panas : 20 - 23.5 C. 5. Aspek Gangguan Suara 1) Suara dapat menjadi salah satu faktor yang diperhatikan karena :a. Suara-suara tertentu bisa mempengaruhi konsentrasi seseorang.b. Hilangnya konsentrasi menyebabkan turunnya kinerja seseorang. 2) Cara pengendalian gangguan suara:a. Pasang panel kedap suara,b. Buat active noise controller,c. Berikan pengertian ke sesama teman kerja tentang jenis musik dan tingkat volume suara dari audio sistem yang sedang diaktifkan.

3.2 Pengertian Antropometri Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun system kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya.Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numeric yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia baik secara ukuran, bentuk, kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data anthropometri ini dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya; 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal berikut ini:Tabel 2.1 Tabel Probabilitas Distribusi NormalPERSENTILCALCULATION

1 stX 2.325 2

2.5 thX 1.960 2

5 thX 1.645 2

10 thX 1.280 2

50 thX

90 thX + 1.280 2

95 thX + 1.645 2

97.5 thX + 1.960 2

99 thX + 2.325 2

Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomic sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu.Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah.3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis.

Dari penjelasan diatas kita seharusnya mengenal apa saja dimensi tubuh kita, urutan dimensi tubuh kita dapat dilihat di gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Dimensi Anthropometri tubuh

Keterangan :

1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s.d. ujung kepala )2. Dimensi tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3. Dimensi tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak4. Dimensi tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak di tunjukkan)6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat s.d.kepala)7. Tinggi mata dalam posisi duduk8. Tinggi bahu dalam posisi duduk9. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)10. Tebal atau lebar 11. Panjang paha yang diukur dari pantat s.d. ujung lutut 12. Panjang paha yang diukur dari pantat s.d bagian belakang dari lutut/betis13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai s.d paha15. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)16. Lebar pinggul atau pantat17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar)18. Lebar perut 19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus20. Lebar kepala21. Panjang tangan diukur dari pergelangan22. Lebar telapak tangan23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar ke samping kiri dankanan (tidak di tunjukkan dalam gambar)24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak,diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertical)25. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.

3.3 ALAT DAN PAKAIAN PELINDUNG DIRI (APD)Definisi: Alat Pelindung Diri (protective equipment), disingkat APD,meliputi pakaian dan alat pelindung yang dipakai guna melindungi diripekerja dan orang lain yang berada disekitarnya dari bahan, proses kerja,mesin/alat, instalasi dan lingkungan yang berbahaya sehingga dapatmencegah dan meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit.

Gambar APD yang lengkap untuk dipakai katika melakukan pekerjaan instalasi listrik yaitu dapat dilihat di Gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2 APD lengkap untuk operator instalasi

Gambar operator yang tersengat arus listrik karena kurang hati-hati dalam bekerja dan penggunanaan APD yang tidak lengkap, dapat dilihat pada Gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3 Operator dengan APD tidak lengkap

Gambar operator yang tidak tersengat arus listrik karena hati-hati dalam bekerja dan penggunanaan APD yang lengkap, dapat dilihat pada Gambar 3.4 sebagai berikut:

Gambar 3.4 Operator dengan APD lengkap

JENIS-JENIS APD1. Menurut Jenis Bahannya, berupa: a. Kain (fabric), melindungi diri dari debu, cat semprot dsb, b. Kain berlapis plastik, melindungi dari cuaca dingin, paparan caustiksoda, benda korosif dsb, c. Kulit (leather) untuk melindungi diri dari percikan api dsb,d. Karet, agar kedap air dsb,2. Menurut Bagian tubuh yang dilindungi untuk pekerja :a. Kepala(helm),b. Mata,c. Hindung/pernafasan(respirator) d. Telinga,e. Kaki,f. Sabuk Penyelamat, dll. APD sesuai dengan standar K3.3. PEDOMAN PENYIMPANAN & PEMELIHARAAN APD:1. Penyimpanan & pemeliharaan APD diperlukan guna menjaga APD tak mudah rusak dan membahayakan pihak lain karena salah pakai.2. Penyimpanan & pemeliharaan meliputi semua jenis APD.3. Penyimpanan & pemeliharaan APD dapat dilakukan sendiri oleh pemakai atau dilakukan oleh petugas khusus.4. Penyimpanan & pemeliharaan APD dilakukan di tempat kerja.5. Dalam rangka pemeliharaan, APD harus diuji/diperiksa secara berkala dan bila ditemukan kelainan harus segera diperbaiki/diganti.6. APD yang sudah rusak harus segera dimusnahkan atau disimpan di tempat khusus agar tak digunakan lagi.7. APD sebagai cadangan harus disimpan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan, dan disimpan & dipelihara agar tidak rusak.8. APD untuk penanganan bahan Kimia berbahaya (sarung tangan, jaket dan sepatu) tak boleh dibawa pulang kerumah, harus dicuci dan disimpan khusus oleh masing-masing pemakai di tempat kerja.9. Tanggung jawab penyimpanan & pemeliharaan APD harus diserahkan kepada masing-masing pemakai, sedang pengurus tempat kerja bertanggung jawab atas pengadaan & pengujiannya.10. Tempat penyimpanan & pemeliharaan APD tidak boleh dimasuki oleh orang lain yang tak berkepentingan dan tidak berwenang.2. Menurut Jenis Bahannya, berupa: e. Kain (fabric), melindungi diri dari debu, cat semprot dsb, f. Kain berlapis plastik, melindungi dari cuaca dingin, paparan caustiksoda, benda korosif dsb, g. Kulit (leather) untuk melindungi diri dari percikan api dsb,h. Karet, agar kedap air dsb,4. Bagian tubuh yang dilindungi untuk pekerja :g. Kepala, helm berfungsi untuk melindungi kepala pekerja dari benda jatuh dari atas, dapat diliat pada gambar 3.5 dibawah.

Gambar 3.5 safety helm

h. Mata, kaca mata melindungi mata saat bekerja misalkan terkena debu saat melakukan isntalasi listrik, adapun contoh gambar kaca mata dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini.

Gambar 3.6safety kaca mata

i. Hindung/pernafasan(respirator), Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja agar tidak menimbulkan penyakit pada tubuh. Adapun contoh gambar respirator dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah ini.

Gambar 3.7safety respirator/masker

j. Telinga, penutup telinga Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. Adapun contoh gambar penutup telinga dapat dilihat pada gambar 3.8 di bawah ini:

Gambar 3.8safety penutup telinga

k. Sarung tangan, Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja dari bahan keras dan berbahaya lainnya. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan. Adapun contoh gambar sarung tangan dapat dilihat pada gambar 3.9 di bawah ini:

Gambar 3.9safety sarung tangan

l. Kaki, sepatu boot/ sepatu karet Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Adapun contoh gambar sepatu karet dapat dilihat pada gambar 3.10 dibawah ini:

Gambar 3.10safety sepatu boots

5. Pedoman Penyimpanan & Pemeliharaan APD:11. Penyimpanan & pemeliharaan APD diperlukan guna menjaga APD tak mudah rusak dan membahayakan pihak lain karena salah pakai.12. Penyimpanan & pemeliharaan meliputi semua jenis APD.13. Penyimpanan & pemeliharaan APD dapat dilakukan sendiri oleh pemakai atau dilakukan oleh petugas khusus.14. Penyimpanan & pemeliharaan APD dilakukan di tempat kerja.15. Dalam rangka pemeliharaan, APD harus diuji/diperiksa secara berkala dan bila ditemukan kelainan harus segera diperbaiki/diganti.16. APD yang sudah rusak harus segera dimusnahkan atau disimpan di tempat khusus agar tak digunakan lagi.17. APD sebagai cadangan harus disimpan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan, dan disimpan & dipelihara agar tidak rusak.18. APD untuk penanganan bahan Kimia berbahaya (sarung tangan, jaket dan sepatu) tak boleh dibawa pulang kerumah, harus dicuci dan disimpan khusus oleh masing-masing pemakai di tempat kerja.19. Tanggung jawab penyimpanan & pemeliharaan APD harus diserahkan kepada masing-masing pemakai, sedang pengurus tempat kerja bertanggung jawab atas pengadaan & pengujiannya.20. Tempat penyimpanan & pemeliharaan APD tidak boleh dimasuki oleh orang lain yang tak berkepentingan dan tidak berwenang.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan:1. Pentingnya pekerja akan keselamatan kerja dengan menggunakan safety atau APD dalam bekerja bahwa resikonya berat jika pada operator listrik tidak menggunakan APD akan tersengat listrik,2. Pengukuran tubuh atau antropometri yang ideal akan menambahkan rasa aman dan nyaman pada operator dalam penggunaan alat-alat kerja.3. Dan ergonomi itu juga penting dalam basic bekerja agar dalam keadaan thermal, kebesingan, pencahayaan,debu, itu alat APD yang ergonomic bisa digunakan dengan standar K3 yang sudah ditentukan.

4.2 Saran:1. Analisa ini hanya untuk masukan dan himbauan pada perusahaan agar lebih mementingkan aspek K3 dalam bekerja, agar mengurangi tingkat kerugian yang ditimbulkan.