tugas antropologi hukum

10
TUGAS INDIVIDU ANTROPOLOGI HUKUM “ KEBUDAYAAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI : PERAHU BAGANDUANG DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK” DISUSUN OLEH : RIFDAH JUNIARTI HASMI 1209114084 DOSEN PEMBIMBING Syaifullah Yophi SH.,MH Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau

Upload: rifdah-juniarti-hasmi

Post on 02-Aug-2015

60 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Antropologi Hukum

TUGAS INDIVIDUANTROPOLOGI HUKUM“ KEBUDAYAAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI : PERAHU BAGANDUANG DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK”

DISUSUN OLEH :

RIFDAH JUNIARTI HASMI1209114084

DOSEN PEMBIMBINGSyaifullah Yophi SH.,MH

Jurusan Ilmu HukumFakultas HukumUniversitas Riau

2012/2013

Page 2: Tugas Antropologi Hukum

PERAHU BAGANDUANGBudaya adalah suatu kebiasaan kegiatan yang sering dilakukan oleh suatu masyarakat. Sedangkan tradisi adalah sebuah adat kebiasaan yang di lakukan suatu daerah tertentu yang dilakukan secara turun temurun.Didaerah Indonesia terdapat banyak kebudayaan dan tradisi. Mulai dari daerah pelosok sampai perkotaan, dimana antara kebudayaan dan tradisi terdapat suatu keterkaitan dengan seni, yang membuat dalam pelaksanaan budaya tradisi terasa lebih bermakna.Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa dimana seperti halnya saat kita menggunakan lensa untuk meneropong sesuatu, kita harus memilih suatu objek tertentu yang akan dilihat secara focus. Beberapa orang awam mengartikan kebudayaan merupakan sebuah seni. Padahal sebenarnya kebudayaan itu bukan hanya sekedar seni. Kebudayaan melebihi seni itu sendiri karena kebudayaaan meliputi sebuah jaringan kerja dalam kehidupan antar manusia, karena terdapat banyak keragaman antara satu daerah dengan daerah lain.Sebagai salah satu contoh kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi tepatnya di Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudiak adalah “PERAHU BAGANDUANG”. Festival Perahu Baganduang merupakan acara perlombaan antar masyarakat setempat yang terbilang ramai sekaligus merupakan ritual yang mencerminkan kebesaran adat masyarakat Kuantan, khususnya Kecamatan Kuantan Mudik itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari

Page 3: Tugas Antropologi Hukum

antusiasme kedatangan masyarakat Kuantan serta pernak-pernik hiasan perahu yang digunakan dalam festival ini.Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warna yang menarik. Perahu baganduang mempunyai keunikan tersendiri, disamping menggunakan dua atau tiga perahu yang dirangkai / diikat menjadi satu (diganduang) menggunakan bamboo, perahu baganduang juga dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni

A. Sejarah Perahu Baganduang Tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Perahu Baganduang ini pertama kali ditampilkan sebagai festival pada tahun 1996. RISALAH PERAHU BAGANDUANG Beratus tahun silam keadaan penduduk Kuantan Mudik khususnya, Riau pada umumnya sangatlah serba kekurangan/ketinggalan bila di banding dengan negeri-negeri lainnya. Walaupun demikian, para penghuni Kuantan Mudik terutama Kenegerian Lubuk Jambi para pemuda/pemudinya terdiri dari orang-orang kreatif, dan mempunyai gagasan yang luas, suka bergotong royong untuk membangunn desa serta mensejahterakan penduduk.Para pemuda/pemudi beserta orang tua-tua bahu membahu untuk mengerjakan sesuatu, contohnya turun ke sawah, untuk mengerjakan sawah yang begitu luasnya, mereka mendirikan perkumpulan kerja yang disebut “batobo”. Tobo ini terdiri dari anak

Page 4: Tugas Antropologi Hukum

bujang, anak gadis dan orang tua untuk mengatur pekerjaan di sawah. Alat pertanian di masa lalu adalah alat yang sangat unik dan sangat tradisional, mesin-mesin seperti sekarang belum ada. Para petani hanya menggunakan binatang ternak kerbau, dan untuk membajak hanya satu-satu saja dengan arti kata tenaga kerbau di gunakan untuk meroncah, menghancurkan rumput menjadi bubur tanah, sehingga para petani dapat bantuan tenaga pengelolaan tanah. Kalau tanah kering, maka muda/mudi tadi membanting tulang bersama-sama batobo mencakul tanah.Begitulah kerja muda/mudi di kampungnya sepanjang tahun, pekerjaan apapun mereka kerjakan bersama baik menanam, menyiang, dan terakhir menuai. Didalam kelompok tobo inilah masing-masing muda/mudi mulai menjalin masa perkenalan untuk saling mencintai, tapi semua percakapan ini sangat rahasia sekali, antara pemuda dengan pemuda tak tahu sedikitpun, yang pemudinya antara satu sama lain juga tidak ada yang mengetahui, semuanya sama-sama rahasia.Kalau anak muda/mudi sekarang saling membeberkan baik sesama teman maupun sama orangtuanya, bertolak belakang dengan muda/mudi yang dulu.Untuk lebih akrabnya hubungan mereka itu, di waktu batobo siangnya mereka membuat suatu persetujuan yang berikut ini adalah dialognya :Abang : abang ingin datang ke sini untuk membicarakan hubungan kita agar lebih serius lagi. Apakah adik bersedia?Adik : ambo satuju bonar (saya setuju sekali)

Page 5: Tugas Antropologi Hukum

Abang : kok lai satuju, abang datang beko malam kerumah adik/ mancaliak. (kalau setuju, abang nanti malam datang kerumah adik/mengunjungi.Adik : datanglah.Abang : dimano tompek adiak tiduar? (dimana tempak adik tidur?)Adik : dokek balobek ujuang. (dekat jendela paling ujung sekali)Abang : yolah tarimo kasiah.( iyalah terima kasih)Ketika hubungan mereka semakin erat tidak ada satu orang teman pun yang mengetahui hal tersebut. Ketika memanen padi mereka terus melaksanakan batobo. Tuo tobo menyampaikan kepada anak tobo. Yang laki-laki mencari pikan tuai, yang perempuan mengisi bersama-sama, untuk kemudian diteruskan untuk mengisi kombuik . Di waktu menuai inilah lahir pemikiran baru, para pemuda tidur bersama-sama di surau. Mereka berunding lagi untuk menghadapi hari raya. Biasanya sudah sejak dahulu kala bagi kaum muslim akan menghadapi hari raya, mereka melaksanakan mandi balimau setelah berpuasa satu bulan penuh. Bagi para pemuda tadi, yang akan membuat limau dengan limau di beli, maka mereka tidak akan berhasil membuatnya. Keputusan perundingan tahun ini si anu kita perintahkan untuk menjemput limau kerumah si anu gadis tobo kita.Dalam perundingan tadi, semua masalah telah diselesaikan secara bersama segala sesuatunya akan ditanggung bersama-sama pula. Bak kata orang-orang dulu, berat sama di pikul, ringan sama dijinjing. Pada malam hari raya itu para pemuda tadi sudah siap dengan berbagai persiapan, lampu, galah, pendayung tukang rarak, tukang doa. Semua perlengkapan perahu baganduang seperti kain-kain untuk penghiasnya di buat secara bersama-sama, sehingga menjadi perahu baganduang yang anggun. Limau yang di jemput kerumah gadi tobo tadi, di bawa pulang untuk mandi balimau di tepi sungai pagi itu.

Page 6: Tugas Antropologi Hukum

Pada malam-malam berikutnya selepas lebaran para pemuda/pemudi itu terus menceritakan kegiatan tobonya itu. Apapun mereka kerjakan bersama-sama, jadi semua pekerjaan itu tetap terselesaikan setelah lebih kurang 2 bulan. Setelah lebaran, tibalah hari raya kurban atau hari raya haji. Disinilah kebulatan hati pemuda yang manjopuik limau tadi, apakah ia ingin memperistri gadis yang di jopuik limau tadi atau tidak. Namun saat ini resepsi menjopuik limau dan perahu baganduang dijadikan sebagai perlombaan oleh masyarakat Lubuk Jambi, yang mana acara ini dilaksanakan minggu pertama selepas hari raya idul fitri ( 8 syawal hijriah )B. Makna dalam setiap bagian-bagian dari Perahu Baganduang.H Sukarmis diwakili  Asisten Ekonomi dan Pembangunan H.Marduyut dalam www.lubukjambi.wordpress.com (2009) menyatakan “ Tradisi ini adalah unik bahkan di daerah lain juga memiliki perahu hias, tetapi keunikan dan makna yang terkandung di dalamnya berbeda. Hal ini disebabkan arti yang terkandung di perahu ini lebih spesifik dan memberikan pencerahan, pengajaran instruksi, dan melambangkan kehidupan yang dialami oleh masyarakat saat ini ”.Hiasan –hiasan yang terdapat dalam perahu baganduang, mulai dari bawah berupa umbul-umbul, ditengah diberi janur, dan hiasan-hiasan lain supaya lebih jelas bisa di lihat dari gambar perahu baganduang .Arti lambang yang ada di perahu baganduang adalah sebagai berikut:1.perahu digandeng tiga melambangkan tali nan tigo sapilin.2.lantai yang dipagar merupakan arena pencak silat.3.Beranda melambangkan balai adat.4.Tanduk melambangkan keadilan.5.Labu-labu melambangkan persatuan dan kesatuan.

Page 7: Tugas Antropologi Hukum

6.Cermin polos melambangkan urang malin nan barompek yang suluahbendang dalam nagori.7.Lima buah payung lambang rukun islam.8.Padi baranggik dan dua buah merawagh lambang kemakmuran.9.Bulan bintang lambang ketuhanan.10.Kain panjang yang warna warni melambangkan masyarakat yang banyak suku.11.Foto presiden dan wakil presiden melambangkan masyarakat KUANSING mendukung pemerintah.12.Payung kuning lambang kemakmuran. Dan di setiap pestival perahu baganduang ini selalu di hadiri jutaan pasang mata. Dalam acara ini sangat meriah karena dihadiri oleh petinggi negeri, seperti bupati beserta rombongan, niniak mamak, tokoh adat dan tuo mudo. Tiap desa yang ada di daerah Kuantan Mudik dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat dan ninik mamak yang akan menilai keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenang.

C. Prosesi Manjopuik LimauMenjopuik Limau adalah prosesi setelah kegiatan mengadakan kegiatan batobo ke sawah antara pemuda pemudi yang menaruh kasih sayang diperantara oleh orang ketiga yang disebut (titian sosok).Prosesi manjopuik limau diadakan ketika sang pemuda telah menetapkan hatiny kepada pemudi yang dijopuik limau nya tadi untuk dipersunting sebagai istri.Pemuda mengisi mangkuk limau tersebut dengan:

Page 8: Tugas Antropologi Hukum

1) Minuman (teh, kopi, dan susu)2) Kain panjang dan kain baju.3) Sebuah cincin atau gelang.4) Uang secukupnya.Yang pertama diantarkan secara bersama-sama dengan pemuda itu. Dua dan tiga pribadi pemuda yang akan mengantarkan tanda yang ingin memperistri si gadis tobo itu. Beberapa hari kemudian barulah sang pemuda mendapat kabar di terima atau tidaknya pemuda tadi dari keluarga si gadis. Kalau diterima pemuda tadi bersiap-siap mengumpulkan dana untuk berumah tangga.Lalu, masih relevankah perahu baganduang diadakan sekarang? Sebenarnya, perahu baganduang masih relevan dengan perkembangan zaman sekarang karena perahu baganduang merupakan sebuah tradisi kebudayaan yang harus dilestarikan dan menjadi sebuah kejanggalan atau tanda Tanya dalam masyarakat jika tidak dilaksanakan. Namun, dalam perkembangannya mengikuti arus modernisasi sekarang, tujuan dan fungsi dari perahu baganduang itu sendiri mengalami penurunan yang cukup signifikan. Karena, tradisi manjopuik limau yang digunakan dengan perahu baganduang itu sendiri hanya dilaksanakan sebagai suatu festival perlombaan setiap tahunnya. Disamping itu, dilihat dari minat masyarakatnya juga mengalami penurunan dari tahun ketahun, menjadikan perhu baganduang hanya sebagai suatu festival sebagai suatu acara yang tidak terlalu “wah” lagi. Padahal, jika tradisi menjopuik limau masih diadakan dengan menggunakan perahu baganduang, saya rasa pemerintah tidak perlu menyiapkan dana sampai ratusan juta untuk menggelar festival perahu baganduang setiap tahunnya. Paling tidak, harusnya perahu baganduang diadakan untuk keturunan-keturunan dari orang-orang

Page 9: Tugas Antropologi Hukum

yang sangat disegani atau dihormati didaerah Kuantan Mudik tersebut, seperti mungkin pada keturunan “Pamongku-pamongku adat” yang sudah jelas mengetahui fungsi dan tujuan dari perahu baganduang itu dilaksanakan.