tugas analisis kelayakan

35
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Perairan Laut Sulawesi Tenggara mengandung sumberdaya ikan yang sangat besar dan beraneka ragam jenis ikan bernilai ekonomis tinggi seperti udang, tuna, cakalang, kakap, tongkol, tenggiri, cumi-cumi, kerapu, baronang, udang barong, dan lain- lain (Direktorat Pengembangan Potensi Daerah BKPM, 2011). Menurut data BPS, 2010 menyatakan kegiatan perikanan dapat dikelompokkan menjadi perikanan laut dan perikanan darat (perairan umum, tambak dan kolam). Pada tahun 2009, jumlah produksi tercatat sebesar 1.218.424,43 ton (senilai Rp. 2.576,46 milyar) sangat signifikan dibanding tahun 2008. Aktivitas perikanan terbesar berada di laut. Produksi perikanan laut mencapai 217.512,9 ton (senilai Rp. 2.386,35 milyar), sedangkan produksi perikanan darat sebesar 1.000.911,53 ton (senilai Rp. 190,11 milyar). Ikan merupakan produk yang banyak dihasilkan oleh alam dan diperoleh dalam jumlah melimpah. Akan tetapi ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses pembusukan dikarenakan kadar air yang tinggi. Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan usaha peningkatan produksi perikanan yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Rendahnya produktivitas sebagian besar nelayan dan petani ikan menyebabkan rendahnya pendapatan mereka. Pembangunan perikanan di samping ditujukan untuk meningkatkan produksi Ariskha Sazriany H / G2B1 010 004 1

Upload: endryawan

Post on 06-Nov-2015

246 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bronkitis

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ProyekPerairan Laut Sulawesi Tenggara mengandung sumberdaya ikan yang sangat besar dan beraneka ragam jenis ikan bernilai ekonomis tinggi seperti udang, tuna, cakalang, kakap, tongkol, tenggiri, cumi-cumi, kerapu, baronang, udang barong, dan lain-lain (Direktorat Pengembangan Potensi Daerah BKPM, 2011).Menurut data BPS, 2010 menyatakan kegiatan perikanan dapat dikelompokkan menjadi perikanan laut dan perikanan darat (perairan umum, tambak dan kolam). Pada tahun 2009, jumlah produksi tercatat sebesar 1.218.424,43 ton (senilai Rp. 2.576,46 milyar) sangat signifikan dibanding tahun 2008. Aktivitas perikanan terbesar berada di laut. Produksi perikanan laut mencapai 217.512,9 ton (senilai Rp. 2.386,35 milyar), sedangkan produksi perikanan darat sebesar 1.000.911,53 ton (senilai Rp. 190,11 milyar).Ikan merupakan produk yang banyak dihasilkan oleh alam dan diperoleh dalam jumlah melimpah. Akan tetapi ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses pembusukan dikarenakan kadar air yang tinggi. Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan usaha peningkatan produksi perikanan yang bisa dimanfaatkan dengan baik.Rendahnya produktivitas sebagian besar nelayan dan petani ikan menyebabkan rendahnya pendapatan mereka. Pembangunan perikanan di samping ditujukan untuk meningkatkan produksi hasil-hasil perikanan, untuk meningkatkan penyediaan protein bagi rakyat dan untuk meningkatkan ekspor terutama juga dimaksudkan untuk meningkatkan penghasilan petani ikan dan nelayan melalui diversifikasi olahan hasil perikanan, dapat berupa pembuatan kerupuk ikan, abon ikan, nugget ikan, dendeng ikan, dan bakso ikan.Sehubungan dengan hal di atas maka perikanan rakyat dibina dan dikembangkan dengan jalan meningkatkan penyuluhan dan keterampilan bagi nelayan/petani ikan, ibu-ibu rumah tangga, yang terkena PHK dan juga anak-anak putus sekolah, memberikan fasilitas pengkreditan (bantuan modal usaha), baik untuk investasi maupun eksploitasi dengan syarat yang wajar, meningkatkan penyediaan prasarana produksi, pendampingan dan pemasaran olahan hasil perikanan.Salah satu makanan hasil olahan dari ikan yang dikembangkan pada proyek ini adalah kerupuk ikan. Masyarakat lebih mengenal kerupuk ikan sebagai oleh-oleh khas Cirebon, Sidoarjo, Indramayu dan Palembang, padahal Sulawesi Tenggara yang menghasilkan produksi perikanan yang besar juga mempunyai peluang untuk memproduksi kerupuk ikan. Sampai saat ini, Sulawesi Tenggara belum mampu memanfaatkan peluang tersebut dan bersaing dengan daerah di luar Sulawesi Tenggara.Produk makanan kering dengan bahan baku ikan dicampur dengan tepung tapioka sangat digemari masyarakat. Makanan ini sering digunakan sebagai pelengkap ketika bersantap ataupun sebagai makanan ringan. Makanan ini menjadi kegemaran masyarakat dikarenakan rasanya yang enak, gurih dan ringan. Selain rasa yang enak, kerupuk ikan juga memiliki kandungan zat-zat kimia yang diperlukan oleh tubuh manusia.

1.2. Tujuan ProyekDilihat dari aspek ekonomis, usaha kerupuk ikan merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Peluang pasar dalam negeri maupun ekspor untuk komoditi ini masih sangat terbuka. Hal ini dikarenakan kerupuk ikan merupakan konsumsi sehari-hari masyarakat sehingga permintaan untuk kerupuk ikan relatif stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan. Selain mampu meningkatkan pendapatan bagi pemilik usaha, juga mampu membantu meningkatkan pendapatan penduduk sekitar yang akhirnya berpengaruh pada perekonomian daerah.Dilihat dari aspek sosial, usaha kerupuk ikan mempunyai dampak sosial yang positif. Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan lapangan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran di wilayah tersebut. Dilihat dari sisi dampak lingkungan, usaha kerupuk ikan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari usaha ini hanyalah air sisa pembersihan yang tidak mengandung zat-zat kimia dan langsung ke dalam tanah.II. RANCANGAN ORGANISASI PROYEK

2.1. Pertimbangan Pemilihan StrukturStruktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi matriks (lini dan staf). Struktur organisasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan :1. Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melaksanakan tugas pokok dan kelompok staf yang melaksanakan tugas penunjang,2. Bakat yang berbeda-beda dari para anggota organisasi, dapat dikembangkan menjadi satu spesialisasi,3. Disiplin ilmu serta moral biasanya tinggi, karena tugas dilaksanakan sesuai dengan keterampilan, latar belakang pendidikan dan pengalaman,4. Penerapan prinsip The Right Man in The Right Place Doing The Right Job at Right Time lebih mudah dilaksanakan. Dalam hal ini, kesalahan menempatkan seseorang untuk menduduki jabatan atau tugas tertentu akan berpengaruh pada kelancaran dan efisiensi pelaksanaan proyek sehingga secara keseluruhan akan berdampak pada besar kecilnya manfaat (benefit proyek).5. Lebih efisien atau penghematan tenaga kerja karena tidak perlu menambah tenaga yang khusus untuk menangani proyek.

2.2. Struktur Proyek dan Personalia ProyekMenurut Ayub M. Padangaran, 2010, bentuk struktur organisasi suatu proyek tidak ditentukan begitu saja oleh perencana proyek, melainkan didasarkan pada banyak faktor yang menjadi pertimbangan perencana. Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi jenis struktur organisasi dari suatu proyek antara lain adalah volume kegiatan proyek, kompleksitas proyek, jenis kegiatan proyek, lokasi proyek, ketersediaan sumberdaya, kebijakan pemilik proyek, serta budaya organisasi.Dengan menggunakan teknologi sederhana, jumlah produksi kerupuk per hari yang dihasilkan sedikit. Dengan peralatan yang masih sederhana dan kapasitas produksi yang masih rendah, serta mengandalkan jumlah tenaga kerja manusia, pembuatan kerupuk ikan memerlukan waktu yang lebih lama sehingga dalam sehari terkadang hanya dapat melakukan 1 (satu) kali adonan dengan jumlah produksi rata-rata 3 kuintal. Dibandingkan dengan proses teknologi modern dalam satu hari dapat dilakukan 2-3 kali adonan dengan jumlah produksi per adonan bisa lebih dari 1 ton. Usaha pengolahan kerupuk ikan biasanya tidak hanya menghasilkan satu jenis kerupuk ikan. Usaha ini juga menghasilkan jenis kerupuk lain seperti kerupuk udang atau kerupuk tepung sebagai diversifikasi usaha. untuk mengantisipasi bila bahan baku ikan sulit didapat sehingga usaha tidak macet. Terdapat berbagai jenis kerupuk ikan tergantung pada jenis ikan dan komposisi ikan yang digunakan. Dari berbagai jenis kerupuk ikan dan komposisinya, produk tersebut harus memenuhi standar mutu produk kerupuk ikan yang ditetapkan. Selain itu kerupuk ikan harus bebas dari bahan-bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Adapun standar mutu kerupuk disajikan dalam Tabel berikut:

Tabel 1. Standar Mutu KerupukKarakteristikStandar Mutu

III

UdangIkanUdangIkan

Kadar air (%) maksimum 120 I 12,0 12,0 120

Kadar protein (%) minimum 4,0 i 5 0 20 5,0

Kadar abu tidak larut dalam asam (%) maksimum1,0 1,0 1 0 1,0

Benda asing (%) maksimum 1/0 1 0 1 0 1,0

Bau Khas I Khas Khas Khas

Sumber : www.ristek.go.id

Usaha kerupuk ikan banyak diusahakan di daerah-daerah yang banyak menghasilkan ikan terutama daerah-daerah pantai di daerah Tapulaga, Mata. Meskipun beberapa daerah telah memproduksi kerupuk Ikan, data mengenai jumlah produksi kerupuk ikan baik di tingkat nasional maupun daerah belum bisa diperoleh. Sampai saat ini belum ada survey yang mengidentifikasi jumlah usaha kerupuk ikan baik di tingkat lokal maupun nasional. Kerupuk ikan dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada musim. Hanya saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan kerupuk pada musim hujan karena produksinya menurun. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, hambatan proses pengeringan pada musim hujan dapat teratasi sehingga pada musim hujan proses produksi masih bisa dilakukan meskipun tidak sebanyak pada musim kemarau. Selain itu pasokan ikan yang bisa diperoleh tiap hari dapat menjamin keberlangsungan usaha sekaligus pasokan kerupuk.Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar untuk produk kerupuk ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan warna ataupun bentuk yang lebih menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan. Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk kerupuk ikan adalah segmen pasar yang sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari masyarakat berpenghasilan rendah sampai masyarakat penghasilan tinggi. Kerupuk ikan harganya relatif murah sehingga bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi kerupuk ikan akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadikan kerupuk ikan sebagai makanan pelengkap sehari-hari. Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana kerupuk ikan sampai krpada konsumen. Pengusaha kerupuk ikan sebagian besar hanya menghasilkan produk sampai pada kerupuk mentah siap goreng. Hasil produksi berupa kerupuk siap goreng dipasarkan ke konsumen akhir (rumah tangga) melalui 3 cara yaitu: 1. Usaha penggorengan Usaha penggorengan merupakan usaha yang timbul sebagai usaha pengolahan lanjutan dari kerupuk ikan. Produk dari usaha ini berupa kerupuk goreng siap konsumsi yang dikemas kemudian dijual ke konsumen melalui toko, pedagang, pasar ataupun langsung ke konsumen akhir. 2. Agen/toko Agen/toko ini berfungsi sebagai pengepul yang akan menjual produk kerupuk siap goreng pada penjual eceran atau langsung kepada konsumen akhir. 3. Pengecer Pedagang yang menjual langsung kepada konsumen Dari pola pemasaran produk di atas, dapat diketahui bahwa produk akan sampai pada konsumen akhir dalam dua bentuk yaitu kerupuk mentah siap goreng dan kerupuk goreng siap konsumsi. Dalam hal pengiriman produk dari produsen ke konsumen ada dua cara :1. Diambil langsung ke produsen 2. Dikirim oleh produsen kepada agen atau toko pemesanLokasi usaha pengolahan produk ikan sebaiknya dilakukan di daerah-daerah yang dekat dengan wilayah perairan baik wilayah dekat pantai agar dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah. Untuk pembuatan kerupuk ikan tidak memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah tangga pada umumnya dapat melakukan usaha ini sepanjang memiliki tanah lapang yang cukup untuk proses penjemuran. Pada lokasi usaha yang hanya memiliki tanah sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat penjemuran pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat. Bangunan digunakan untuk aktivitas proses produksi yang meliputi penyiapan bahan baku, pembuatan adonan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan penjemuran dan penyimpanan. Luas lahan yang digunakan tergantung pada jenis dan banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain skala usaha yang dimiliki. Layout pabrik diatur sesuai dengan urutan tahap-tahap produksi. Hal ini memudahkan untuk proses pemindahan barang dari masing-masing tahap. Ruangan untuk tempat pemotongan misalnya merupakan ruangan yang langsung tembus ke lahan penjemuran untuk memudahkan proses pengangkutan kerupuk setelah dipotong untuk selanjutnya dijemur. Gudang penyimpanan output disesuaikan dengan jumlah produksi.Usaha pembuatan kerupuk ikan dengan skala yang besar menggunakan alat-alat dengan teknologi yang lebih modern. Penggunaan teknologi modern ini dapat mengurangi jumlah pekerja sekaligus menghasilkan produk dengan jumlah yang lebih banyak dalam waktu yang singkat. Adapun peralatan modern yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk ikan antara lain: 1. Alat penghancur ikan Digunakan untuk melumatkan ikan yang telah dibersihkan kepala dan sisiknya sehingga diperoleh daging ikan yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan bahan lain. 2.Alat pelembut bahan (mulen) Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang telah dihaluskan dan adonan tepung dan bumbu. Mesin ini berkapasitas hingga 10 kg dan dapat dijalankan oleh 1 (satu) orang tenaga kerja. 3.Bak pencampur bahan Bak ini berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang rata-rata 2 meter dan lebar 1 meter yang terbuat dari kayu. Ukuran bak ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas muatan yang diinginkan. 4.Pencetak Mesin pencetak ini digunakan untuk mencetak adonan, berbentuk silinder sebelum dimasukkan ke cetakan sesuai ukuran yang diinginkan. Terdapat juga meja press agar adonan yang tercetak menjadi lebih padat dan kenyal. Mesin cetak ini membutuhkan 1 orang tenaga kerja untuk menjalankannya. 5.Alat pengukus (dandang) Alat pengukus (dandang) berbentuk tabung panjang yang terbuat dari aluminium. 6.Mesin pemotong Mesin pemotong ini digunakan untuk memotong kerupuk yang telah diidinginkan selama 1 hari (24 jam). Mesin ini dijalankan oleh 2 (dua) orang tenaga kerja. 7.Oven Oven digunakan untuk mengeringkan kerupuk terutama pada saat sinar matahari kurang atau pada saat musim hujan. Oven berbentuk persegi panjang yang terbuat dari eor-coran semen dan pasir yang terbagi dalam dua bagian. Bagian atas merupakan tempat kerupuk yang akan dikeringkan sedangkan bagian bawah berupa kolong untuk mengalirkan panas. Oven terdiri dari dryer dan mesin diesel. Terdapat bermaaam-macam jenis kerupuk yang pembuatannya menggunakan bahan baku yang berbeda-beda. Seperti namanya, kerupuk ikan merupakan kerupuk yang berbahan baku ikan. Berbagai jenis ikan dapat dlgunakan untuk pembuatan kerupuk ikan, namun tidak semua jenis ikan dapat dibuat kerupuk ikan. Adapun jenis ikan yang sering dibuat kerupuk antara lain Ikan tenggiri dan ikan pipih, serta ikan-ikan lainnya. Selain ikan, usaha ini menggunakan bahan baku lain yaitu tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu dan telur.Bumbu juga digunakan dalam pembuatan kerupuk ikan untuk mennmbal1 rasa lezat dan gurih. Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah garam, gula dan penyedap rasa. Zat pewarna sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk memberikan warna agar lebih menarik. Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak memerlukan keahlian khusus. Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita dapat dipekerjakan pada semua tahap pembuatan. Akan tetapi tenaga kerja laki-laki sebagian besar ditempatkan pada proses penyiapan bahan, pencetakan, pengukusan, dan pemotongan sedangkan tenaga kerja wanita banyak digunakan pada tahap pemotongan, penjemuran dan pengepakan. Selain tenaga kerja tetap, terkadang diperlukan tenaga kerja borongan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pesanan atau pada musim kemarau dimana proses produksi meningkat.

Berikut ini gambaran bentuk struktur matriks proyek :

Pimpinan OrganisasiKepala BisnisKepala Pengembangan MasyarakatBagian ProduksiBagian KeuanganBagian PemasaranBagian PerencanaanBagian KeuanganBagian PersonaliaManajer ProyekPokja ProduksiPokja KeuanganPokja PemasaranGambar 1. Struktur Organisasi ProyekPimpinan OrganisasiKepala BisnisKepala Pengembangan MasyarakatBagian ProduksiBagian KeuanganBagian PemasaranBagian PerencanaanBagian KeuanganBagian PersonaliaManajer ProyekPokja ProduksiPokja KeuanganPokja PemasaranGambar 1. Struktur Organisasi Proyek

Dari struktur organisasi di atas dapat dijelaskan pada masing-masing bagian personalia proyek tentang fungsi dan tugas, yaitu :1. Pimpinan organisasiPimpinan organisasi merupakan seseorang yang menguasai bidang manajemen agroindustri, bantuan modal usaha dan pendampingan. Berfungsi merencanakan, mengawasi dan menilai hasil kerja , dan menetapkan kebijakan untuk mencapai tujuan.2. Kepala bisnis Kepala bisnis merupakan seseorang yang ahli sosial ekonomi atau ahli kewirausahaan, mengawasi dan menilai hasil kerja bagian produksi, keuangan dan pemasaran.

3. Manajer proyekManajer proyek merupakan seseorang yang dapat merencanakan, mengatur dan mengarahkan proyek, memanajemen waktu dan biaya, serta mengolah sumberdaya yang ada untuk mencapai hasil yang diharapkan.4. Kepala pengembangan masyarakatKepala pengembangan masyarakat merupakan seseorang yang menguasai bidang manajemen pelatihan dan keterampilan, mengawasi dan menilai hasil kerja bagian perencanaan, keuangan dan personalia.5. Bagian produksiBagian produksi adalah untuk menghasilkan produk hasil olahan perikanan (kerupuk ikan) dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan produksi; mengawasi kualitas hasil produksi dan memeriksa persediaan gudang secara berkala.6. Bagian pemasaranBagian pemasaran adalah untuk memasarkan hasil produk-produk yang telah di produksi untuk para konsumen dan mempunyai tugas mengidentifikasi dan memahami keinginan pelanggan dalam segmen pasar; mengumpulkan keterangan mengenai kinerja produk; membuat inovasi baru; mengukur kepuasan pelanggan secara kontinyu.7. Bagian personaliaBagian personalia adalah untuk mengurus atau mengatur tentang segala hal yang dikerjakan para karyawan dan mempunyai tugas melaksanakan pendapatan karyawan; melaksanakan perhitungan atas hasil kerja karyawan; memproyeksikan kebutuhan organisasi terhadap jumlah karyawan.8. Bagian keuanganBagian keuangan adalah untuk memproses tentang penjualan produk yang telah di jual dalam melaksanakan kebutuhan yang diperlukan suatu organisasi serta mengontrol upah gaji bagi tiap karyawan, bertugas membuat laporan keuangan secara berkala.9. Bagian perencanaanBagian perencanaan adalah untuk merencanakan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. 10. Kelompok kerja (Pokja)Kelompok kerja pada proyek ini terdiri atas pokja produksi, keuangan dan pemasaran. Masing-masing pokja bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok tersebut memiliki kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap peraturan yang diberlakukan. Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab dan kuasa dalam melaksanakan tugas dan melakukan perbaikan terhadap keseluruhan proses.

III. BIAYA DAN MANFAAT PROYEK

Komponen biaya dalam analisis kelayakan proyek usaha kerupuk ikan dibedakan menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal proyek. Sedangkan, biaya oerasional adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi.3.1. Komponen Biaya Proyeka. Biaya investasiBiaya investasi merupakan biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya investasi untuk usaha kerupuk ikan terdiri dari beberapa komponen diantaranya biaya perijinan, sewa tanah, pembelian mesin atau peralatan produksi, peralatan pendukung dan sarana transportasi.Biaya perijinan meliputi ijin usaha dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan Departemen Kesehatan dengan jumlah biaya Rp.600.000,- dan masa berlaku selama 3 tahun. Sewa tanah dibayarkan tiap tahun, sehingga setiap tahun harus dikeluarkan biaya untuk komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun tertentu dilakukan reinvestasi untuk pembelian mesin atau peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah biaya investasi keseluruhan pada tahun 0 adalah Rp.299.339.000,-. Tabel 2. Biaya investasiNo Jenis Biaya Nilai Penyusutan

1 Perizinan 600.000 0

2 Sewa Tanah dan Bangunan 150.000.000 0

3 Mesin/Peralatan Produksi 107.030.000 43.994.750

4 Peralatan lain 1.709.000 221.800

5 Mobil box 40.000.000 4.000.000

Jumlah Biaya Investasi 299.399.000 48.216.550

Komponen terbesar untuk biaya investasi ini adalah sewa tanah yang mencapai 50,11% dari total biaya investasi pada awal usaha. Komponen terbesar kedua adalah biaya pembelian mesin/peralatan produksi yaitu sebesar 35,74% dari total biaya investasi. Sedangkan 14,15% sisa biaya untuk investasi merupakan biaya investasi untuk pembelian peralatan lainnya, mobil angkutan dan perijinan. b. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya varia bel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Komponen dari biaya operasional adalah pengadaan bahan baku dan pembantu, peralatan operasional, biaya transportasi, listrik dan telepon, serta upah tenaga kerja. Biaya operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari produksi Jumlah hari produksi dalam setahun 285 hari (asumsi yang digunakan adalah 1 tahun, t=365 hari, dikurangi hari Iibur minggu dan Iibur nasional 64 hari dan jumlah hari tidak berproduksi selama 16 hari). Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai Rp.711.298.900,-Biaya bahan baku menyerap sebesar 73,12% dari total biaya operasional per tahun. Komponen biaya terbesar kedua adalah biaya penggunaan tenaga kerja yang mencapai 15,45% dari total biaya operasional tiap tahunnya. Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja tetap dan borongan. Tenaga kerja borongan hanya digunakan dengan jumlah hari kerja yang lebih sedikit, karena hanya dibutuhkan pada saat terjadi kenaikan permintaan.

Tabel 3. Biaya OperasionalNo Jenis BiayaNilai (Rp.)

1Bahan Baku 520.125.000

2 Bahan Penunjang 16.200.000

3 Peralatan Operasional 11.700.000

4 Biava transportasi 14.400.000

5 Biaya Ustrik 7.200.000

6 Biaya telepon 1.800.000

7 Tenaga Kerja 109.940.000

8 Biaya Pemeliharaan 29.933.900

Jumlah Biaya Operasional Per Tahun 711.298.900

3.2. Komponen Manfaat (Benefit) Proyek (Direct Benefit, Indirect Benefit dan Intangible Benefit)Manfaat langsung (direct benefit) terdiri atas manfaat positif berupa meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran, meningkatkan keterampilan masyarakat, meningkatkan diversifikasi olahan hasil perikanan dan meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen, dan manfaat negatif berupa biaya pengolahan limbah hasil produksi.Manfaat tidak langsung (indirect benefit) hanya mencakup manfaat positif berupa peningkatan produk olahan hasil perikanan Sulawesi Tenggara dan menciptakan kesempatan ekonomi yang diindikasikan oleh peningkatan PDRB.Manfaat keuntungan yang tidak berwujud (intangible benefit) adalah nilai keuntungan yang sulit atau tidak mungkin di ukur dalam bentuk satuan nilai moneter/uang, tetapi bisa dilakukan dengan menggunakan penaksiran. Adapun keuntungan tersebut berupa keuntungan akibat peningkatan pelayanan yang baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerja sumberdaya yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilan keputusan manajerial proyek yang lebih baik.

IV. RENCANA PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Penjadwalan Kegiatan Proyek Dengan Gant CartsMetode penjadwalan yang digunakan pada proyek ini adalah metode Gant. Metode ini menggunakan balok atau garis pada kalender untuk menunjukkan waktu mulai dan berakhirnya proyek. Penjadwalan kegiatan proyek ini sebagai berikut :NoKegiatanBulan

123456789101112

1.Persiapan

2.Pelatihan staf

3.Survei lapangan

4.Pengumpulan informasi

5.Penentuan sasaran

6.Analisis pasar

7.Sarana prasarana

8.Pelatihan masyarakat

9.Bantuan modal

10.Sumber bahan baku

11.Proses produksi

12.Desain kemasan

13.Evaluasi produk

14.Penggudangan produk

15.Pemasaran produk

16.Monitoring produk

Persiapan untuk menggagas suatu proyek termasuk merekrut tim yang masuk dalam organisasi proyek, membutuhkan waktu dua minggu. Untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan mencapai tujuan yang sama maka dilakukan pelatihan bagi staf selama dua minggu. Selanjutnya tim mengadakan survei lapangan selama tiga minggu ke beberapa desa di pesisir pantai kota Kendari, apa saja yang menjadi kendala di masyarakat. Dan seminggu kemudian untuk mengumpulkan informasi masyarakat tersebut.Informasi yang telah ada diolah dan digunakan untuk menentukan sasaran masyarakat yang perlu dilakukan pemberdayaan adalah desa Tapulaga, Mata. Tim melakukan survei pasar selama dua minggu untuk menentukan produk apa yang berdaya saing dan membuka peluang pasar yang besar juga bernilai ekonomis tinggi, sehingga diputuskan olahan hasil perikanan berupa kerupuk ikan. Sarana dan prasarana dipersiapkan selama dua minggu, termasuk didalamnya gedung tempat pemberian materi pelatihan, persiapan ATK, lokasi praktek, transportasi, pemberian bantuan peralatan industri, dan konsumsinya. Pemberian pendidikan pelatihan bagi masyarakat selama sebulan dibagi atas dua yaitu pemberian materi dan praktek lapangan. Diikuti dengan pemberian bantuan modal kerja dan perencanaan usaha yang akan mereka geluti.Menjalin kerjasama dengan penyuplai ikan untuk mensuplai bahan baku yang akan menjadi bahan utama pada usaha kerupuk ikan, diperlukan waktu dua minggu. Selanjutnya melakukan proses produksi disertai dengan mendesain kemasan yang dapat memberikan trademark tersendiri untuk produk tersebut. Produk yang telah dikemas, dilakukan evaluasi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kalau ada produk yang mengalami kerusakan atau tidak layak distribusi, maka akan dilakukan afkir atau penyortiran. Sebaliknya apabila produk dianggap layak untuk didistribusikan, maka dilakukan penggudangan.Produk yang telah melewati masa karantina (penggudangan) akan dipasarkan dan tentu saja akan terus dimonitoring oleh tim proyek pemberdayaanuntuk melihat sejauhmana umpan balik atas hasil kerja masyarakat.

4.2. Teknik Menggerakkan Karyawan ProyekKaryawan akan bekerja secara optimal jika didalamnya tercipta suasana kerja yang membuat mereka kreatif dan inovatif. Adapun teknik untuk menggerakkan karyawan yaitu :1. Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang baik,2. Memberikan kesempatan umpan balik secara teratur,3. Meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka,4. Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehinga karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kekhawatiran mereka dan memperoleh jawaban,5. Belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka,6. Mempelajari apa saja kegiatan-kegiatan lain yang pekerja lakukan bila mereka mempunyai waktu luang, dan kemudian menciptakan kesempatan bagi mereka untuk melakukan kegiatan itu secara lebih teratur,7. Memberi perhatian dan pujian secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik,8. Terus menerus memelihara hubungan dengan orang yang mereka bawahi,9. Menuliskan memo secara pribadi kepada mereka tentang hasil kinerja mereka,10. Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum,11. Manager darus memperhatikan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru,12. Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang baik,13. Kenali kebutuhan-kebutuhan mereka dan menegaskan komitmen jangka panjang,14. Keseimbangan antara keluwesan dan ketegasan aturan dalam proyek.

4.3. Sistem Pengendalian Proyek (Monitoring dan Evaluasi)Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sstematis dan kontinyu tentang kegiatan proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan proyek selanjutnya.Monitoring proyek dengan mengkaji kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan apa telah sesuai dengan rencana atau tidak; lebih cepat mengidentifikasi masalah yang timbul; menilai pola kerja dan menajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek atau tidak; mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan; menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.Bagi pihak penanggung jawab program mampu mengendalikan proyek, sebagai bentuk akuntabilitas (pertanggungjawaban) kinerja, dapat meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan, membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan proyek selanjutnya, sebagai dasar untuk melakukan monev selanjutnya.Bagi pihak pengelola proyek dapat membantu mempersiapkan laporan dalam waktu singkat, mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah baik, dan sebagai dasar infooormasi yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.Jenis-jenis monitoring yang dilakukan mencakup aspek input yaitu tenaga manusia, dana, bahan baku, peralatan, jam kerja, data dan kebijakan; aspek proses/aktivitas yaitu pelatihan, proses produksi dan pemberian bantuan modal usaha; aspek output yaitu kuantitas (jumlah) produk yang dihasilkan.Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja proyek.Pada saat melakukan evaluasi sangat penting memperlihatkan keberhasilan suatu proyek, apasaja yang mengalami perubahan dalam proyek, adanya berbagai informasi agar dapat membuat perencanaan dan pengambilan keputusan, mampu melihat konteks dengan lebih luas serta implikasinya terhadap kinerja pembangunan.Jenis-jenis evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi awal kegiatan yaitu layak atau tidaknya proyek dilaksanakan; evaluasi formatif yaitu melaporkan secara rutin hasil-hasil yang telah dicapai selama proyek dilaksanakan; evaluasi sumatif yaitu melihat secara keseluruhan hasil yang dicapai mulai awal kegiatan hingga akhir proyek juga menghitung dampak proyek tersebut.

V. ANALISIS KELAYAKAN EKONOMIS PROYEK

5.1. Net Present Value (NPV)Metode nilai sekarang bersih merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi cash inflow atau arus dari uang. Berbeda dengan metode payback period dan return on investment yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money) atau time preference of money. Dalam metode ini satu rupiah nilai uang sekarang lebih berharga dari satu rupiah nilai uang dikemudian hari, karena uang tersebut dapat diinvestasikan atau ditabung atau didepositokan dalam jangka waktu tertentu dan akan mendapatkan tambahan keuntungan dari bunga. Net present value dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan tingkat bunga diskonto. Besarnya NPV dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :NPV= Net present valuei= tingkat suku bunga diskonton= umur proyek investasi

Bila nilai NPV > 0, berarti investasi menguntungkan dan dapat diterima.Berdasarkan data pada Lampiran 01 akan coba dihitung besarnya nilai NPV dengan tingkat suku bunga diskonto yang diasumsikan adalah sebesar 15% pertahun.Hasil perhitungan melalui program excel yaitu :Investasi awal: Rp 299.339.000

Cash inflow tahun 1 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 2 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 3 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 4 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 5 Rp 1.131.624.250

Tingkat suku bunga :15%

Net Present Value (NPV) : Rp 3.294.031.921

Kesimpulan :PROYEK DITERIMA

Dari perhitungan nampak bahwa NPV pada df 15% = Rp 3,29 milyar berarti NPV > 0 dengan demikian proyek layak secara finansial untuk dilaksanakan. Angka 3,29 artinya proyek ini dapat menghasilkan keuntungan bersih dengan nilai sekarang sebesar 3,29 milyar.

5.2. Economic Rate of Return (ERR)Sama seperti NPV metode tingkat pengembalian internal rate of return atau IRR juga merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Pada metode NPV tingkat bunga yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada metode IRR, kita justru akan menghitung tingkat bunga tersebut. Tingkat bunga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari tiap-tiap cash inflow yang didiskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial cash outflow atau nilai proyek. Dengan kata lain tingkat bunga ini adalah merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. Dengan mengetahui tingkat bunga impas ini, maka dapat dibandingkan dengan tingkat bunga pengembalian atau rate of return yang diinginkan, jika lebih besar berarti investasi menguntungkan dan bila sebaliknya investasi tidak menguntungkan. Misalnya IRR yang dihasilkan oleh sebuah proyek adalah 25% yang berarti proyek ini akan menghasilkan keuntungan dengan tingkat bunga 25%. Bila rate of return yang diinginkan adalah 20%, maka proyek dapat diterima kelayakannya.Bila nilai IRR > bunga bank, berarti investasi layak.Berdasarkan data pada Lampiran 01 akan coba dihitung besarnya nilai IRR dengan tingkat suku bunga diskonto yang diasumsikan adalah sebesar 15% pertahun.Hasil perhitungan melalui program excel yaitu :

Investasi awal : Rp (299.339.000)

Cash inflow tahun 1 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 2 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 3 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 4 Rp 1.061.568.000

Cash inflow tahun 5 Rp 1.131.624.250

IRR diisyaratkan :15,00%

IRR sesungguhnya :354%

Kesimpulan :PROYEK DITERIMA

Dari perhitungan di atas, nilai IRR sesungguhnya jauh lebih besar 354% dari IRR yang diisyaratkan 15% (asumsi), maka secara finansial proyek tersebut sangat menguntungkan sehingga layak untuk dilaksanakan.Berdasarkan hasil yang diperoleh IRR, maka dapat diketahui analisis ekonomisnya (ERR) dengan mengasumsikan nilai e (MARR) sebesar 20%. Sebuah proyek akan layak dilaksanakan apabila i% (IRR) yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan MARR. Nilai i MARR, berarti secara ekonomi diterimaUsaha kerupuk ikan mempunyai dampak yang positif baik bagi pengusaha, penduduk wilayah setempat. Bagi pengusaha dampak ekonomis dari usaha ini adalah peningkatan pendapatan. Usaha kerupuk ikan merupakan bisnis yang sangat menguntungkan karena mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Banyaknya industri rumah tangga untuk usaha ini dapat memacu kenaikan pendapatan rumah tangga sehingga kesejahteraan rumah tangga meningkat. Secara makro produksi kerupuk ikan yang tinggi dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah setempat. Meskipun bisa dikatakan harga per unit kerupuk ikan relatif murah, tetapi perlu diingat bahwa komoditi ini dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Kesempatan untuk ekspor keluar negeri masih terbuka lebar sehingga dapat menjadi peluang untuk menambah devisa.Selain merupakan bisnis yang menguntungkan, usaha ini akan memberi dampak sosial yang positif melalui penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada biasanya berasal dari saudara, tetangga sekitar atau penduduk wilayah setempat. Dengan menciptakan pekerjaan yang dapat menyerap pekerja dari wilayah sekitar usaha, secara tidak langsung usaha ini telah membantu mengurangi jumlah pengangguran khususnya di daerah tersebut.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulana. Proyek usaha kerupuk ikan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Tapulaga, merupakan usaha dengan skala kecil.b. Kegiatan usaha yang dilakukan menggunakan peralatan dengan teknologi menengah.c. Usaha kerupuk ikan mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan baik untuk konsumen dalam negeri maupun untuk ekspor.d. Dari segi teknis, usaha kerupuk ikan sangat mudah dan cepat diadopsi oleh masyarakat karena prosesnya sangat sederhana.e. Analisis aspek keuangan memperlihatkan bahwa dengan asumsi pendirian usaha baru dengan produk mudarabah (jual beli), maka diperlukan modal usaha sebesar Rp 374.212.568,- yang terdiri dari modal investasi sebesar Rp299.339.000,- dan modal kerja sebesar Rp74.873.568,-. Modal tersebut diasumsikan berasal dari pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan dari pemilik/pengusaha.f. Berdasarkan analisis kelayakan keuangan usaha kerupuk ikan layak untuk diusahakan. Dengan masa proyek 5 tahun dan tingkat margin 9%, usaha ini dapat membayar kewajiban kepada LKS dan menghasilkan keuntungan yang memadai bagi pengusahanya.

6.2. Sarana. Menjaga kelangsungan produksi dengan biaya yang relatif rendah pengusaha kerupuk ikan perlu menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku, terutama untuk tepung tapioka yang jumlah produsennya terbatas dengan harga yang fluktuatif.b. Untuk meningkatkan jumlah penjualan perlu pemasaran yang baik, pada usaha kerupuk ikan ini hubungan personal antara produsen dengan penjual merupakan kunci untuk melebarkan jaringan pemasaran.c. Secara finansial proyek ini layak untuk dibiayai, namun LKS tetap perlu melakukan analisis pembiayaan yang lebih komprehensif berdasarkan prinsip kehati-hatian, khususnya dalam penyaluran pembiayaan investasi untuk usaha baru ataupun peremajaan usaha.Ariskha Sazriany H / G2B1 010 004 25