true love
DESCRIPTION
MR Bawa MohayyadienTRANSCRIPT
TRUE LOVEBy: MR Bawa Mohayyadien
Seorang bijak berkata kepadaku,
"Anakku, mari kita bicara tentang cinta.
Cinta apa yang kau miliki?"
Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik‐baik setiap wisdom yang menyemburat
seperti cahaya.
Anakku, engkau harus membuka hatimu lebar‐lebaragar bisa menangkap esensi cinta
yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu nanti,
karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi
tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu,
satu‐satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.
Lihat batang bunga mawar itu. Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan
harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam,
tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diriuntuk tumbuhnya akar dan daun lah,
batang mawar itu akan melahirkan bunga mawaryang harum.
Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di
dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.
Anakku, begitu sering kau bicara cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak,
cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah,
cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan... Apakah isi atau esensi dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati,
cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama..Apakah benar begitu, anakku?
Mungkin di kampung kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum,
kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan‐jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti
saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati.
Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan
harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya.
Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta.
Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu banggadan selalu senang ketika menungganginya.
Namun, ketika datang harta
yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling.
Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dariyang kau cintai.
Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta,
karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.
Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya.
Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang
jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati.
Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali,
kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya
karena sudah biasa.
Ketika dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang,
tidak seperti ketika pertama kali kaubersamanya.
Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya,
kau begitu pemaaf.
Dan kelak ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kan kau cari pengganti dengan alasan dia tak
mampu mendukung perjuanganmu lagi?Kalau begitu,
maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya,
karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya,
karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.
Kau punya sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya.
Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu,
melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu
besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta.
Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya,
karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya,
mengunjunginya,karena dia seiman denganmu.
Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.
Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu.
Kau beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim,
tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu,
dan kau pun marahdan membakar tanpa ampun.
Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untukmengutamakan cinta dan maaf?
Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau
kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya.
Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhlukNyayang seperti ini,
meskipun mereka bersujud atau menghinaNya? Kau cinta kepada agamamu,
tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmudengan caramu sendiri.
Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu danmemfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama itupula kau tidak akan menemukan Kesejatian sebuah
cinta. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan,
cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur
ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah.
Dengan cinta seperti ini kau ibaratnyasedang mengaspal jalan.
Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untukmeninggikannya.
Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati.
Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah,
ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk‐truk besarmelintasinya.
Lapisannya mengelupas, dan lama‐lama tampaklah lobang di atas jalan itu.
Cinta yang bukan True Love,
adalah cinta yang seperti ini,
yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah.
Kau harus memahami hal ini, anakku.
Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cinta‐Nya.
Dia mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahman) yang sama,
tidak membeda‐bedakan. Manusia yang menyembah‐Nya dan manusia yang
menghina‐Nya, semua diberi‐Nya kehidupan. Kekuasaan‐Nya ada di setiap yang hidup.
Dia tidak meninggalkan makhlukNya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya.
Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembahNya saja, maka Dia namanya pilih kasih,
Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaanNya.
Itulah True Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan.
Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu.
Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.
Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu
pada yang kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki
cinta sejati, True Love.
Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang
kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu,
bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat,
tapi yang kau lihat "Oh my God! Ini ciptaanMu, sungguh cantiknya.
Ini kebaikanMu yang kau sematkan dalam dirinya."
Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan,
kau lihat pancaran CahayaNya dalam diri mereka,
yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai,
setiap yang kau lihat.
Ketika kau melihat makanan,kau bilang "Ya Allah, ini makanan dariMu. Sungguh
luar biasa!" Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupanNya yang mewujud dalam
diri kucing itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran,
kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu.
Ketika kau melihat keyakinan lain,
kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau
belum mengerti.
Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang,
saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepadaalam semesta.
Cintamu tidak terikat dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan
harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi,
agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di titik pusat itu.
Cintamu langsung melihat Dia.
Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahayaNya.
Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah.
Karena hanya saat mawar merekah lah akantampak kehindahan di dalamnya,
dan tersebar bau wangi ke sekitarnya.
Mawar yang tertutup, yang masih kuncup,
ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan‐lapisan jiwa.
Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya.
Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.
Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri saja lahyang akan memancarkan cahayaNya.
Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegangsegala yang dicintainya,
akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda.
Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwakau telah berserah diri.
Lihat baik‐baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak
darimu?
Apakah Dia membenarkan pengakuanmu?
Ketika kau bilang "Allahu Akbar,"
apakah kau benar‐benar sudah bisa melihat ke‐Akbar‐an Dia dalam setiap yang kau lihat?
Jika kau masih erat mencintai berhala‐berhalamu,
maka sesungguhnya jalanmu menujukeberserahdirian masih panjang.
Jalanmu menuju keber‐Islam‐an masih di depan.
Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu.
Dan hanya Dia‐lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepadaNya untuk membukanya.
Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu.
Bersihkan rumput‐rumput liar di sana, gemburkan tanah,
sirami batang mawar, halau jauh‐jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian,
bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakkallah. InsyaAllah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua,
mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.
Semoga Allah membimbingmu, anakku.
http://ifahmi.multiply.com/journal/item/2