tremor pada ekstremitas atas (plenoo)

25
Tremor Pada Ekstremitas Atas Kelompok A9 Septian Dwi Chandra 10.2011.096 Joana De Chantal Laiyan 10.2011.151 Cecillia Wirawanty 10.2011.187 Yogie Rinaldi 10.2011.213 Leonita Alfyani Kurnity Tepat 10.2011.254 Melisa 10.2011.340 Haekal Mahargias 10.2011.342 Meldina Sari Simatupang 10.2011.362 Agnes Christie 10.2011.396 Muhammad Haziq bin Hashim 10.2011.434 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 1 | Page

Upload: jeffer-shison

Post on 27-Nov-2015

179 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

makalah pleno

TRANSCRIPT

Page 1: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Tremor Pada Ekstremitas Atas

Kelompok A9

Septian Dwi Chandra 10.2011.096

Joana De Chantal Laiyan 10.2011.151

Cecillia Wirawanty 10.2011.187

Yogie Rinaldi 10.2011.213

Leonita Alfyani Kurnity Tepat 10.2011.254

Melisa 10.2011.340

Haekal Mahargias 10.2011.342

Meldina Sari Simatupang 10.2011.362

Agnes Christie 10.2011.396

Muhammad Haziq bin Hashim 10.2011.434

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta

A. Pendahuluan

1 | P a g e

Page 2: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Tremor pada ekstremitas atas

Organ yang terkait

Makro

Mikro

Mekanisme Kerja

Sumber Energi

ATP

Glikogen

Enzim Glikolisis

Ekstremitas superior ditandai secara khas oleh kebebasan gerak yang amat luas dan

disesuaikan untuk memegang dan melakukan berbagai pekerjaan dengan tangan. Ektremitas

superior terdiri dari lima bagian yaitu bahu, lengan atas, lengan bawah, pergelagan tangan

dan tangan.

Pada kasus tremor ditandai dengan gerakan secara terus menerus atau berlebihan pada

salah satu anggota gerak tubuh. Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor yang

saling berhubungan baik itu dilihat dari sisi anatomi (organ), histologi (jaringan), fisiologi

(fungsi) ataupun dari sisi biokimia (energi) yang terjadi dalam tubuh kita.

B. Identifikasi Masalah

Seorang laki-laki umur 62 tahun datang ke klinik , diantar keluarga, mengeluh tangan

gemetar disertai rasa kaku sejak sekitar 1 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

tremor pada ekstremitas atas dan tidak didapatkan kelainan pada jantung dan paru

Istilah yang tidak diketahui

1. Tremor

Suatu gerakan gemetar diluar kesadaran yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi

karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang.

2. Ekstremitas Atas

Anggota badan bagian atas seperti lengan dan tungkai

Rumusan masalah

Laki-laki 62 tahun mengeluh tangan gemetar dan rasa kaku sekitar 1 bulan.

Analisisa masalah

2 | P a g e

Page 3: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

C. Pembahasan

Tremor adalah Suatu gerakan gemetar diluar kesadaran yang berirama dan tidak

terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang.

Tremor dikelompokkan berdasarkan kecepatan dan irama gerakannya, dimana dan seberapa

sering terjadi serta beratnya:1-3

1. Tremor aksi, terjadi ketika otot dalam keadaan aktif.

2. Tremor istirahat, terjadi ketika otot sedang beristirahat. Meskipun penderita sedang

beristirahat total, lengan atau tungkainya bisa terus gemetaran. Tremor ini bisa

merupakan pertanda dari penyakit Parkinson.

3. Tremor yang disengaja, terjadi jika seseorang membuat gerakan yang disengaja.

Tremor ini bisa terjadi pada seseorang yang memiliki kelainan pada serebelum (otak

kecil) atau penghubungnya. Tremor yang disengaja juga bisa terjadi pada penyakit

neurologis lainnya, stroke atau alkoholik menahun.

4. Tremor esensial merupakan tremor yang biasanya mulai timbul pada masa dewasa, yang

secara perlahan menjadi semakin nyata dan tidak memiliki penyebab yang pasti.

Tremor esensial biasanya bersifat ringan dan tidak menunjukkan adanya penyakit yang

serius, tetapi bisa mengganggu. Keadaan ini bisa diperberat oleh stres emosional,

kecemasan, kelelahan, kafein atau obat-obat tertentu

5. Tremor senilis adalah tremor esensial yang timbul pada usia lanjut

3 | P a g e

Page 4: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

6. Tremor familial merupakan tremor esensial yang terjadi di dalam satu keluarga

Organ pada ekstremitas atas:9

i. Regio Scapularis

Os. Clavicula

Os. Scapulae

ii. Regio Brachium

Os. Humerus

iii. Regio Antebrachium

Os. Radius

Os. Ulna Sumber :http://image.tutorvista.com

iv. Regio Manus

Ossa carpalia :

Baris Proximal, dari lateral ke medial:

• Os scaphoideum

• Os lunatum

• Os triquetrum

• Os pisiforme

Baris Distal, dari lateral ke medial

• Os trapezium

• Os trapezoideum

• Os capitatum

• Os hamatum

Ossa metacarpalia

Ossa phalanges Sumber :http://image.tutorvista.com

Otot pada ekstremitas atas5

4 | P a g e

Page 5: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

1. Otot Anterior Thorax Lapisan Superficial

Gerakan scapula :

M. Pectoralis major

M. Pectoralis minor

M. Serratus anterior

M. Subclavius

M. Trapezius

M. Levator scapulae

M. Rhomboideus major

M. Rhomboideus minor

2. Otot yang Melewati Articulatio Humeri

Gerakan Lengan Atas

M. deltoideus

M. Pectoralis major

M. Latissimus dorsi

M. Supraspinatus

M. Infraspinatus

M. Teres minor

M. Teres major

M. Coracobrachialis

M. Subscapularis

3. Otot yang Melewati Articulatio Cubiti

Daerah posterior à extensor lengan lengan bawah,

yaitu M. Triceps brachii dan M. Anconeus.

Daerah anterior à flexor lengan bawah, yaitu M.

Biceps brachii, M. Brachoradialis, dan M. Brachialis

4. Otot Lengan Bawah daerah Anterio, Lapisan

Superficial

5 | P a g e

Page 6: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

M. Pronator teres

M. Flexor carpi radialis

M. Palmaris longus

M. Flexor carpi ulnaris

M. Flexor digitorum superficialis

5. Otot Lengan Bawah daerah anterior, Lapisan Profundus

M. Brachioradialis

M. Extensor carpi radialis longus

M. Extensor carpi radialis brevis

M. Extensor digitorum

M. Extensor carpi ulnaris

6. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior, Lapisan Superficial

M. Brachioradialis

M. Extensor carpi radialis longus

M. Extensor carpi radialis brevis

M. Extensor digitorum

M. Extensor carpi ulnaris

7. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior, Lapisan Profunda

M. Supinator

M. Abductor pollicis longus

M. Extensor pollicis brevis and longus

M. Extensor indicus

6 | P a g e

Page 7: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

8. Musculi Intrinsik Manus

Musculi thenar

M. Abductor pollicis brevis

M. Flexor pollicis brevis

M. Opponens pollicis

M. Adductor pollicis

Musculi hypothenar

M. Abductor digiti minimi

M. Flexor digiti minimi

M. Opponens pollicis

9. Musculus Intrinsik Manus

Mm. lumbricales

Mm. palmar interossei

Mm. dorsal interossei

Sendi11-12

Sendi peluru (Articulatio Globoidea)

Persendian yang memungkinkan pergerakan kesegala arah. Contohnya pada

hubungan tulang lengan atas (humerus) dengan scapula.

Sendi Engsel (Articulatio Ginglymus)

Persendian yang memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah.

Contohnya pada siku dan lutut.

Sendi Pelana (Articulatio Sellaris)

Kedua ujung tulang membentuk seperti pelana yang memungkinkan gerakan

keatas, kebawah, kekiri dan kekanan. Contohnya pada ibu jari

Sendi Telur (Articulatio Ellipsoidea)

Kedua ujung tulang membentuk oval. Contohnya pada pergelangan tangan

(fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi)

Gerakan-gerakan pada sendi yang ada di ekstremitas atas :5,6

7 | P a g e

Page 8: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

1. Flexi : gerakan yang memperkecil sudut diantara 2 tulang.

2. Extensi : gerakan yang memperbesar sudut di antara 2 tulang.

3. Abduksi : gerakan yang menjauhi sumbu tubuh.

4. Adduksi : gerakan yang mendekati sumbu tubuh.

5. Circumdictio : gerakan memutar pada sumbu.

6. Pronasi : gerakan rotasi lateral dari antebrachii.

7. Suprinasi : gerakan rotasi medial dari antebrachii.

Letak Gangalia Basalis10-12

Ganglia basalis adalah pulau substansia grisea yang terletak dalam di diensefalon

pada kedua sisi talamus dan otak tengah bagian atas yang memproses dan mempengaruhi

informasi disaraf. Ganglia basalis penting untuk mengontrol gerakan yang sangat terampil

dan memerlukan pola kecepatan respon tanpa pemikiran yang disengaja. Gangguan pada

basal gangalia mengakibatkan gangguan dalam pemulaian dan penghentian pergerakan.5,6

Jaringan pada organ ekstremitas atas1,8,11,12

8 | P a g e

Page 9: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Struktur Tulang

Sumber:http://htmlimg1.scribdassets.com

a. Periosteum

Periosteum merupakan lapisan pertama dan selaput terluar tulang yangtipis.

Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan

pembuluh darah. Periosteum merupakan tempatmelekatnya otot-otot rangka (skelet)

ke tulang dan berperan dalammemberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang

rusak

b. Tulang kompak (korteks)

Tulang kompak merupakan lapisan kedua pada tulang yang memilikitekstur

halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga danlebih banyak

mengandung kapur (Calsium Phosfat dan CalsiumCarbonat) sehingga tulang menjadi

padat.

Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

80% tulang di tubuh dibentuk oleh tulangkompak. Sel tulang kompak berada di

lakuna dan menerima nutrisi dari kanalikuli yang bercabang di seluruh tulang kompak

dan disalurkanmelalui kanal havers yang mengandung pembuluh darah. Di sekeliling

tiap kanal havers, kolagen tersusun dalam lapisan konsentris dan membentuk silinder

yang disebut osteon (sistem Havers) atau disebut juga tulang keras.

Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers, yaitu suatu saluranyang sejajar

dengan sumbu tulang. Di sekeliling sistem havers terdapat lamella-lamella yang

9 | P a g e

Page 10: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

konsentris dan berlapis-lapis. Pada lamella terdapat rongga-rongga yang disebut

lakuna. Di dalam lakuna terdapat osteosit. Dari lakuna keluar saluran-saluran kecil

yang menuju ke segala arahdisebut kanalikuli yang berhubungan dengan lakuna lain.

Di antara sistemhavers terdapat lamella interestial yang lamella-lamellanya tidak

berkaitandengan sistem havers. Pembuluh darah dari periosteum menembus

tulangkompak melalui saluran volkman yang berhubungan dengan pembuluhdarah

saluran havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus.

c. Tulang spongiosa

Pada lapisan ketiga disebut dengan tulang spongiosa, berada di dalamkorteks

dan membentuk sisa 20% tulang di tubuh. Sesuai dengannamanya tulang spongiosa

memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisioleh sumsum merah yang dapat

memproduksi sel-sel darah. Tulangspongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang

disebut trabekula.Trabekula terdiri dari spikulum / lempeng, dan sel-sel terletak

di permukaan lempeng. Nutrien berdifusi dari cairan ekstrasel tulang kedalam

trabekula. Lebih dari 90 % protein dalam matriks tulang tersusunatas kolagen tipe I.

d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)

Lapisan terakhir tulang yang paling dalam adalah sumsum tulang.Sumsum

tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang

spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagiantulang spongiosa. Sumsum tulang

berperan penting dalam tubuh kitakarena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang

ada dalam tubuh

Berdasarkan Jaringan Penyusun dan Sifat-sifat Fisiknya

a. Tulang Rawan ( Kartilago )

Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darahdan saraf kecuali

lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memilikisifat lentur karena tulang rawan

tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang di

dalamnya terdapatserabut kolagen elastin. Maka dari itu, tulang rawan bersifat lentur

danlebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.Pada saat interseluler tersebut juga

10 | P a g e

Page 11: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

terdapat rongga-rongga yangdisebut lakuna yang berisi sel tulang rawan yaitu

kondrosit.Tulang rawan terdiri dari tiga tipe, yaitu :

1. Tulang rawan hialin

Yaitu tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan,mengandung serat-serat

kolagen dan kondrosit. Tulang rawan hialindapat kita temukan pada laring, trakea,

bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung, dan

rangka janin.

2. Tulang rawan elastis

Yaitu tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulangrawan elastis dapat kita

temukan pada daun telinga, tuba eustachi (pada telinga ) dan laring.

3. Tulang rawan fibrosa

Yaitu tulang yang mengandung banyak sekali bundle-bundel seratkolagen sehingga

tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulanginio dapat kita temukan pada

discus diantara tulang vertebrae dan padasimfisis pubis diantara dua tulang pubis.

Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-

anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanyaditemukan di beberapa tempat, yaitu

cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (cortal cartilage) dan tulang dada,

sendi-sendi tulang, antar ruas tulang belakang dan pada cakra epifisis.

b. Tulang Keras (osteon)

Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang yangsebenarnya berfungsi

untuk menyusun berbagai sistem rangka. Tulangtersusun atas sel, matriks protein, dan

deposit mineral. Sel-selnya terdiriatas tiga jenis dasar, yaitu osteoblas, osteosit, dan

osteoklas.

1. Osteoblas

Merupakan sel pembentuk tulang yang memproduksi kolagen tipe I. Tulang baru

dibentuk olehosteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pada matriks tulang.

Bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan terperangkap dalam matriks

tulang yang mengandung mineral.

2. Osteosit

Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang.Osteosit ini

merupakan sel-sel tulang dewasa.

3. Osteoklas

11 | P a g e

Page 12: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Osteoklas mengikis dan menyerap tulang yang sudah terbentuk disekitarnya

dengan mengeluarkan asam yang melarutkan kristal kalsium fosfat dan enzim yang

menguraikan matriks organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta melekat di

tulang melalui integrin ditonjolan membran yang disebut sealing zone.

Berdasarkan Bentuknya

1. Tulang panjang

Tulang yang ukuran panjangnya terbesar pada tubuh, contoh : humerus, femur, radius,

ulna.

2. Tulang pendek

Tulang yang ukurannya pendek, contoh : tulang pergelangan tangan dan pergelangan

kaki.

3. Tulang pipih

Tulang yang ukurannya lebar, contoh : tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan

sternum.

4. Tulang tidak beraturan

Tulang yang tidak beraturan karena bentuknya tidak teratur, contohnya pada vertebra,

tulang muka, pelvis.

Didalam tubuh manusia terdapat 3 macam otot, yaitu otot rangka atau otot lurik, otot

jantung dan yang terakhir adalah otot polos.

Otot rangka (lurik)

Merupakan otot yang melekat pada rangka, Serabut otot sangat panjang kira-kira 1-40

mm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 50 mikron sampai 100 mikron.

Mempunyai banyak nukleus dan mitokondria. Setiap serabut memiliki banyak inti yang

tersusun di bagian perifer, Kontraksinya berlangsung sangat cepat dan kuat.3

Dibawah mikroskop otot rangka atau otot lurik terlihat bergaris, karena I band terlihat

terang. I berarti isotrop yang berarti daya tembus cahaya untuk semua sumbu sama. A

band kelihatan gelap karena daya tembus tidak sama, ada yang maksimal ada yang

minimal. A berarti anisotrop.

Miofilamen aktin terdiri atas 2 untai molekul aktin, tropomiosin dan troponin.

Troponin terdiri atas 3 bagian, yaitu : Troponim T yang melekat pada tropomiosin,

12 | P a g e

Page 13: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Troponin C yang dapat mengikat ion Ca++ dan Troponin I yang pada keadaan istirahat

meleket kuat pada aktin, dan tropomiosin menutupi active site aktin.

Miofilamen miosin terdiri atas molekul-molekul miosin. Berbentuk speerti pipa,

mempunyai tangkai dan kepala. Kepala miosin mempunyai sifat : sifat pertama yaitu

tempat mengikat aktin, dimana tiapa miosin berhadapan dengan 6 aktin. Sifat kedua yaitu

mengandung ATPase dan sifat terakhir yaitu dapat mengikat ATP.1,4

Otot jantung

Otot jantung termasuk otot yang bergaris. Serat otot jantung bercabang dan

mengadakan interdigitasi. Membran dari 2 buah sel yang bersebelahan terlihat sejajar,

mempunyai lipatan-lipatan, terletak di garis Z, dan disebut intercalated disk. Sebagian gap

berdifusi membentuk gap junction.4

Fibril otot jantung juga terdiri atas miosin, aktin, tropomiosindan troponin. Otot

jantung mempunyai banyak mitokondria. Nukleus sel hanya satu, hanya terdapat pada

jantung dan Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung

jugamempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

Otot polos

Sel otot polos tidak bergaris, mempunyai satu nukleus, sarccoplasmic retikulum

kurang sempurna. Ada miosin, aktin dan tropomiosin. Tidak ada troponin pada otot polos,

susunan tidak teratur rapi. Pada kontraksi filamen tebal dan tipis saling menggeser. Sel

berisi sedikit mitokondria, banyak menggunakan glikolisis untuk metabolismenya.

Jenis otot ini dapatditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan

uterus, sertapada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,

reproduksi,urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Otot polos dibedakan 2 jenis yaitu otot

polos viseral dan otot polos multiunit.1

Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ

berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit

tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi

saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan. Otot polos unit ganda (multiunit)

ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus

respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan

pada otot erektorpili rambut.

13 | P a g e

Page 14: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Otot rangka(lurik) otot polos otot jantung

Mekanisme kerja pada ekstremitas atas

Pada tremor atau pada kasus disebutkan dengan tangan bergetar, itu disebabkan

karena adanya gangguan atau perubahan pada sistem saraf pusat terutama pada bagian

motoris yaitu pada basal ganglia. Basal ganglia adalah bagian otak yang berfungsi sebagai

penjaga keseimbangan motorik. Gangguan Pada basal ganglia dapat menyebabkan salah

satunya adalah penyakit parkinson.

Basal ganglia adalah kumpulan subcortical nuclei pada forebrain yang terletak di bagian

anterior dari ventrikel lateral Secara umum basal ganglia terlibat dalam proses pengendalian

gerakan. Contohnya pada penyakit Parkinson's yang disebabkan oleh proses degenerasi

neuron-neuron yang terletak pada midbrain yang mengirim axon ke bagian basal ganglia.

Penyakit tersebut memiliki symptom seperti munculnya kelemahan otot, tremor (gemetaran),

hambatan keseimbangan dan kesulitan dalam melakukan gerak (kaku).9

Basal Ganglia terdiri dari globus pallidus yang terletak di bagian lateral dari thalamus

di setiap sisi hemisphere, putamen yang terletak dibagian lateral globus pallidus, caudate

yang merupakan bagian yang panjang clanmelingkar clibagian ujung anterior putamen, serta

amygdala yang juga merupakan bagian dari sistem limbic. Caudate dan Putamen dikenal pula

sebagai Striatum.

Fungsi basal ganglia adalah menghambat gerakan yang tidak perlu pada tubuh manusia.

Pasa saat terjadi kontraksi maka tonus akan naik dengan sendirinya dan pada saat istirahat

atau pada saat tidak sedang berkontraksi makan tonus normal, disinilah kerja dari basal

ganglia dimana tonus akan dihambat oleh basal ganglia sehingga walau pada saat istirahat

tonus normal. Apabila basla ganglia mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak

14 | P a g e

Page 15: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

dapat berfungsi, maka akan menyebabkan tonus naik pada saat istirahat yang mengakibatkan

gerakan menjadi kaku atau bergetar.8,9

Mekanisme Penghantar Impuls10,11

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan

sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. 

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut

saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar

dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian

luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan

(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik

sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.

Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart

120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh

impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).

Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. 

15 | P a g e

Page 16: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria

dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan

menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di

atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat

dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada

impuls yang lemah.

2. Penghantaran impulse melalui sinapse

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan

sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam

sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi

neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan

sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang

membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka

vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan

melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.

Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari

neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya

asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik,

dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi

melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-

sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf

berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh

enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Sumber energi

Energi pada kontraksi otot didapat dari perubahan adeninosin trifosfat (ATP) menjadi

adenine trifosfat (ADP). Kemudian ADP segera diubah kembali oleh ATP dari tenaga yang

tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan adanya kecukupan oksigen, pemecahan ini

dilakukan dengan aerob dan mengeluarkan karbondioksida dan uap air dan menghasilkan

16 | P a g e

Page 17: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

sekitar 36ATP, sedangkan jika ketidakcukupan oksigen maka akan diubah menjadi asam

laktat dan menghasilkan 2ATP (proses anaerob). Asam laktat akan menimbun didalam darah

dan akan mengakibatkan pegal.12

D. Kesimpulan

Tremor ektremitas atas merupakan suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak

terkendali yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang – ulang pada

bagian atas tubuh. Tremot terjadi karena adanya kerusakan pada basal ganglia sehingga otot

tidak dapat melakukan relaksasi sebagaimana mestinya. Inilah yang menyebabkan otot

mengalami kontraksi secara berlebihan sehingga menghasilkan suatu getaran yang tak

terkendali.

17 | P a g e

Page 18: Tremor Pada Ekstremitas Atas (Plenoo)

Daftar Pustaka

1. Watson R.Anatomi dan fisiologi untuk perawat.Jakarta : Buku Kedokteran EGC;

2002.h.132-205.

2. Suryo J.Herbal penyembuh gangguan sistem pernapasan.Yogyakata: B First;2010.h.49-

66.

3. Farida N.Kid and global disease.Jakarta: Grasindo;2010.h.45-8.

4. Artner J. Atlas of human skeletal anatomy. Ebook. 2002

5. Salim D, Sumadikarya IK. Bahan kuliah blok 5 muskuloskeletal-1. FK UKRIDA.

Jakarta. 2011.

6. Corwin EJ. Patofisiologi. 3tded. Jakarta: EGC;2009.p.221.

7. Pasiak T. Unlimited potency of the brain. 1sted. Bandung: Mizan;2009.p.93-5.

8. Prasetyo AFX. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2006.

9. Laksman H. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.

10. Sherwood L. Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC, h.203-245

11. Scanlon VC, Sanders T. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Edisi ke- 3. Jakarta : EGC,

2006.h. 109-135

12. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. 30thed. Jakarta: Gramedia;2009. p22.

18 | P a g e