tinjauan pustaka gangguan pada ekstremitas atas(2)

27
Gangguan pada Ekstremitas Atas Edwinda Desy Ratu 102010229 Kelompok D4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011 PENDAHULUAN Anggota gerak adalah bagian tubuh yang dipergunakan untuk bergerak dan berpindah tempat. Anggota gerak ini dibagi menjadi anggota gerak atas (lengan dan tangan) dan anggota gerak bawah (tungkai dan kaki). Pada anggota gerak atas atau biasa disebut ekstremitas atas terdapat banyak bagian-bagian dan mempunyai tugas masing-masing dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Salah satunya adalah otot yang merupakan salah satu jaringan yang paling banyak mengisi bagian-bagian pada ekstremitas atas. Otot dapat dikaji melalui struktur anatomis, histologis, fisiologis, dan biokimia. 1

Upload: melysa-hilda-lumban-batu

Post on 14-Aug-2015

594 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Gangguan pada Ekstremitas Atas

Edwinda Desy Ratu

102010229

Kelompok D4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2011

PENDAHULUAN

Anggota gerak adalah bagian tubuh yang dipergunakan untuk bergerak dan berpindah

tempat. Anggota gerak ini dibagi menjadi anggota gerak atas (lengan dan tangan) dan anggota

gerak bawah (tungkai dan kaki). Pada anggota gerak atas atau biasa disebut ekstremitas atas

terdapat banyak bagian-bagian dan mempunyai tugas masing-masing dalam setiap kegiatan

yang dilakukan. Salah satunya adalah otot yang merupakan salah satu jaringan yang paling

banyak mengisi bagian-bagian pada ekstremitas atas. Otot dapat dikaji melalui struktur

anatomis, histologis, fisiologis, dan biokimia.

BAGIAN-BAGIAN PADA EKSTREMITAS ATAS

Anggota gerak atas meliputi bahu, lengan, dan tangan. Hubungan anggota gerak atas

dengan tubuh, terutama terjadi melalui otot. Otot-otot itu sekaligus merupakan otot penggerak

gelang bahu dan penggerak lengan atas. Di depan dada otot itu adalah m. pectoralis dengan

payudara melekat di bagian depannya (pada wanita). Pada laki-laki terdapat puting susu

melekat sangat erat pada otot ini. Payudara ini melekat di permukaan otot dengan diperkuat

1

Page 2: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

urat atau ligamen yang serabutnya vertikal terhadap permukaan dada (cooper ligament). Juga

terdapat m. pectoralis minor yang tepat berada di bawah m. pectoralis mayor.

Gambar 1. M. pectoralis mayor dan minor

Pada bagian anterior lengan atas m. pectoralis mayor masih turut serta dalam gerakan

lengan atas bersama dengan m. deltoideus. M. deltoideus adalah otot triangular tebal dan

lebar yang membungkus toraks bagian bawah dan punggung (regia lumbal). M. deltoideus

dapat melakukan ekstensi, aduksi, dan rotasi lengan kea rah medial; menarik bahu ke arah

bawah dan ke belakang. Untuk bagian posterior terdapat m. latissimus dorsi (ekstrensi, aduksi,

dan rotasi lengan ke arah medial; menarik bahu ke arah bawah, dan ke belakang), m.

supraspinatus (abduksi lengan dan menstabilkan persendian bahu), m. infraspinatus (rotasi

legan ke arah lateral; menstabilkan persendian bahu), m. teres mayor dan minor (aduksi,

ekstensi, dan rotasi lengan ke arah medial dan lateral), m. corachobrachialis (fleksi dan aduksi

lengan), dan m. subscapularis (rotator media utama lengan; membantu menahan kepala

humerus dalam rongga glenoid).

2

Page 3: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Gambar 3 dan 4. Otot-otot

pada lengan atas

Pada lengan bawah daerah anterior lapis superficial terdapat m. pronator teres yang

berfungsi untuk pronasi lengan bawah dan tangan. M. flexor carpi radialis berfungsi untuk fleksi

pergelangan tangan dan membantu abduksi lengan. M. palmaris longus mempunyai fungsi

fleksi pergelangan tangan, menegangkan aponeurosis palmar (fascia telapak tangan) selama

pergerakan tangan. M. flexor carpi ulnaris berfungsi fleksi dan aduksi tangan. Dan m. flexor

digitorum superficialis

Gambar 5. Otot pada lengan bawah

3

Page 4: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Pada lengan bawah lapisan profunda, terdapat m. flexor policis longus, m. flexor

digitorum profundus, dan m. pronator quadrates.

Gambar 6.

Pada tangan terdapat Mm. thenar dan Mm. hipotenar. Mm. thenar dibagi menjadi m.

abductor policis brevis, m. flexor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan m. adductor pollicis.

Sedangkan Mm. hipotenar dibagi menjadi m. abductor digiti minimi, m. flexor digiti minimi, dan

m. opponens policis.

Gambar 7. Otot pada tangan

4

Page 5: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

JARINGAN PENYUSUN OTOT

Sel-sel otot terspesialisasi untuk kontraksi; yaitu, mengandung protein kontraktil yang

dapat berubah dalam ukuran panjang, dan memungkinkan sel-sel untuk memendek. Biasanya

dibedakan tiga jenis otot: otot polos, otot kerangka, dan otot jantung.

Otot kerangka (bercorak) dijumpai pada sosok otot tersebut yang bersambungan

dengan kerangka tubuh dan berkaitan dengan gerakan badan.

Otot jantung (juga bercorak) menyusun bagian dinding jantung yang kontraktil dan

terlibat dalam pemompaan darah.

Otot polos ditemukan sebagai bagian dari dinding alat viscera, yang berfungsi untuk

mengubah keteguhan dinding organ-organ berongga, seperti gaster, kandung kemih, dan

uterus dan untuk mempengaruhi gerakan zat-zat melalui organ-organ berbentuk pipa (seperti

usus, system uriner, atau alas vaskuler). Sedikit penimbunan otot polos juga dijumpai pada

kulit, dimana sel-sel otot polo situ terbungkus sekeliling folikel-folikel rambut (hair follicles)

atau sekeliling saluran kelenjar-kelenjar eksokrin (exocrine glands). Serat-serat otot polos yang

terisolasi dapat juga ditemukan dalam tunika propria (tunica propria) dan saluran pencernaan.

Semua jenis jaringan otot ini tersusun dari sel-sel membujur dengan nucleus yang jelas

batasannya, suatu sitoplasma yang berwarna merah dengan eosin, dan fibril-fibril (myofibril) di

dalam sitoplasma. Myofibril itu tersusun dari protein kontraktil yang berjalan sepanjang seluruh

selnya dan jelas tampak pada tingkat mikroskop cahaya pada otot kerangka dan otot jantung

tetapi tidak pada otot polos. Batas-batas selnya jelas terlihat karena adanya lapisan bahan

dasar yang menyerupai membran yang menempel pada membrane plasma (sarkolemma).

Sel-sel otot kerangka (yang juga disebut serat-serat) adalah sel-sel silindris, berbeentuk

prisma yang rata-rata 3 cm panjang nya tetapi yang bervariasi dari sekitan 1 nm pada otot

stapedius sampai lebih dari 4 cm pada otot-otot panjang anti-gravitasi, seperti gluteus

maksimus. Serat-seratnya bersatu dalam kelompok-kelompok menjadi berkas-berkas yang

disebut fasikuli yang beraneka-ragam dalam ukurannya. Mereka memberikan butiran-butiran

kasar pada irisan melintang dari suatu sosok otot besar. Masing-masing sel dalam suatu berkas

5

Page 6: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

menempel pada selubung jaringan penyambung yang membungkus (investing connective tissue

sheath) tetapi tidak saling menempel. Mereka melakukan kontraksi secara terpisah dalam

reaksi terhadap masukan dari masing-masing saraf motor mereka. Sebuah neuron-motor

tunggal melakukan kontak dengan beberapa sel otot, yang jumlahnya bervariasi dengan jenis

ototnya dari hanya beberapa pada otot mata yang terkontrol secara halus sampai beberapa

ratus pada otot-otot massa-aksi yang besar dan kuat (gluteus maximus). Neuron-neuron dan

serat-serat otot yang bersangkutan di sebut motor unit.

Di dalam fasikulus otot, beberapa serat otot berjalan dari satu ujung berkas ke ujung

lainnya, beberapa berjahir di dalam berkasnya, beberapa bermula dan juga berakhir di dalam

berkas, dan tidak pernah mencapai ujung. Masing-masing serat bersambungan dengan

anyaman halus jaringan penyambung di bagian dalam dari berkas yang disebut endomysium.

Berkas-berkas itu saling tersambung oleh selubung jaringan penyambung yang lebih kasar, yang

dosebut perymisium, dan keseluruhannya disatukan oleh suatu epimysium. Semua perancah

jaringan menyambung ini sersusun dari campuran serat-serat kolagen, serat-serat elastis dan

fibroblas. Dalam suatu sosok otot sebagai keseluruhan, berkas-berkasnya yang berjalan sejajar

satu sama lain dari suatu tendo (urat) ke tendo lainnya, dapat menempel dengan suatu sudut

pada suatu papan jaringan penyamung yang ditempakan di pusat (susunan pinatus atau

menyerupai bulu ayam), atau dapat memancar keluar dari satu titik pusat seperti jari-jari roda

(susunan radial). Susnan radial merupakan susunan yang paling kuat, tetapi jarak kontraksi otot

dapat sangat besar.

Pada tingkat mikroskop optic serat-serat otot kerangka masing-masing mempunyai

banyak nucleus, mengandung banyak nucleus pucat berbentuk bulat telur yang terdesak pada

sisi-sisi sel. Sebuah sel dapat mengandung beberapa ratus dari nucleus ini. Selnya terbungkus

oleh sarkolema yang terlihat pada tingkat mikroskop optic karena selaputnya merupakan bahan

dasar amorf. Selnya terbungkus oleh sarkolema yang terlihat pada tingkat mikroskop optic

karena selaputnya merupakan bahan dasar amorf. Selnya terlihat beralur (bercorak). Pada

irisan melintang, sitoplasmanya menampakkan granuler kasar karena banyaknya myofibril yang

terkandung di dalamnya. Myofibril merupakan aparat sel yang kontraktil.[]

6

Page 7: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Seperti tampak pada mikroskop cahaya, sel atau serabut otot yang terpototng

memanjang memperlihatkan garis melingtang dari pita terang dan gelap secara bergantian

(gambar 1.9). Pita yang lebih gelap disebut pita A (anisotropy, misalnya, berefrigen pada cahaya

polarisasi); pita yang lebih terang disebut pita I (isotrop). Dengan mikroskop electron,

seseorang dapat melihat bahwa setiap pita I dibelah dua oleh satu garis gelap transversal, yaitu

garis Z. Subunit terkecil yang berulang-ulang dari alat kontraktil ini, yaitu sarkomer, terbentang

dari garis Z ke garis Z lainnya dan lebih kurang 2,5 µm panjangnya pada otot yang istirahat.

Sarkoplasma dipenuhi oleh berkas-berkas filament silindris panjang yang disebut

myofibril. Myofibril yang memiliki diameter 1-2 µm dan berjalan parallel terhadap sumbu

panjang serabut otot, terdiri atas deretan sarkomer yang tersusun seperti rantai dari ujung ke

ujung mirip rantai []

Gambar 8. Pita terang dan gelap

Retikulum sarkoplasma, yang bersesuaian dengan retikulum endokplasma (endoplasmic

reticulum dari sel-sel lain, hanya terlihat dengan mikroskop electron. Sistem membran itu

adalah luar biasa halus dan erat pertaliannnya dengan pengawalan dan pengakhiran kontraksi

otot. Ia merupakan system kontinu dari sisterna (cisternae) yang saling berhubungan, halus,

dan terikat dengan membrane, yang membentuk suatu anyaman sekeliing tiap myofibril.

7

Page 8: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Gambar 9. Struktur otot tubuh

Gambar 10. Miofibril otot skelet

Kontraksi

Bila suatu saraf otak berkontraksi, ia juga menjadi lebih pendek dan lebar. Hal ini juga

berlaku untuk setiap sarkomer. Keterangan “filament yang menyelip” sekarang terah diterima

secara umum sebagai mekanisme yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Pada

dasarnya, mekanisme ini melibatkan suatu perubahan dalam kedudukan relative aktin dan

8

Page 9: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

myosin. Selama kontraksi, filament-filamen aktin yang tipis, yang terikat pada garis Z, bergerak

ke dalam pita A. Meskipun filamennya sendiri tidak berubah dalam panjang, namun gerak

pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yakni penghapusan

sebagian ataupun sepenuhnya dari ban H. Selain itu, filament myosin menjadi terletak sangat

dekat dengan garis-garis Z; pita-pita I dan sarkomernya berkurang lebarnya dan gerakan inilah

yang terjadi. Kontraksi itu tergantung pada interaksi antara aktin dan myosin untuk membentuk

kompleks aktomyosin.

METABOLISME OTOT

Otot merupakan ‘transducer’ biokimia yang mengubah potensial energi kimia tubuh

(tenaga kimia) menjadi energi mekanik (tenaga gerak). Otot juga merupakan jaringan paling

besar dalam tubuh. Pada saat lahir, 25% tubuh kita adalah otot, saat dewasa 40%, dan saat

lanjut usia 30%. Ada beberapa syarat / ciri untuk otot supaya terjadi tenaga gerak:

1. Harus ada energi kimia, yaitu ATP dan kreatin-P

2. Harus ada pengaturan aktivitas mekanik, yaitu kecepatan, lama/waktu, kekuatan

kontraksi otot

3. Perlu ada operator, yaitu sistem saraf.

4. Harus dapat kembali pada keadaaan semula, kerna penggunaan lebih dari satu kali.

Terdapat 3 jenis otot; otot skelet yang dikendalikan oleh saraf, otot jantung, dan otot

polos yang tidak dikendalikan oleh saraf.

Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukeus yang dikelilingi oleh membrane

plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik, yaitu sarkolema. Sel serabut otot individual yang

panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot. Mengandung berkas banyak myofibril

yang tersusun sejajar yang terbenam ndalam cairan intrasel dan disebut sarkoplasma. Di dalam

cairan ini terdapat glikogen, senyawa berenergi tinggi ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim

glikolisis.

9

Page 10: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Metabloisme anaerobik - Glikolisis adalah cara awal menggunakan glukosa dalam

semua sel, dan digunakan secara eksklusif oleh sel-sel tertentu untuk menyediakan ATP ketika

tersedia cukup oksigen untuk metabolisme aerobik. Glikolisis tidak

ATP menghasilkan banyak dibandingkan dengan metabolisme aerobik, namun memiliki

keuntungan yang tidak memerlukan oksigen. Selain itu, glikolisis terjadi dalam

sitoplasma, bukan di mitokondria. Jadi digunakanlah sel-sel yang bertanggung jawab

untuk semburan cepat dari kecepatan atau kekuatan. Seperti reaksi kimia yang lain,

glikolisis memperlambat sebagian produknya yaitu asam piruvat. Agar

terjadi glikolisis asam piruvat menjadi asam laktat dimana, dalam proses ini

dikenal sebagai fermentasi. Asam laktat sendiri akhirnya membangun, memperlambat

metabolisme dan berkontribusi terhadap kelelahan otot.

Akhirnya asam laktat harus dikonversi menjadi asam piruvat dan dimetabolisme

aerobik, baik dalam sel otot itu sendiri, atau di hati. oksigen

yang "dipinjam" oleh glikolisis anaerob disebut hutang oksigen dan harus

dibayar kembali. Oksigen utang sebagian cadangan oksigen di paru-paru, jaringan, dan

mioglobin di paru-paru (alactacid utang oksigen). Tapi sebagian besar adalah jumlah

oksigen yang akan dibutuhkan untuk metabolisme asam laktat yang dihasilkan.

Kekuatan pelatihan meningkatkan myofilaments dalam sel otot dan karenanya

crossbridge jumlah lampiran yang dapat terbentuk. Pelatihan tidak meningkatkan

jumlah sel-sel otot dengan cara nyata. Meskipun demikian, sistem asam laktat glikolisis-dapat

menghasilkan ATP untuk sel otot yang aktif hanya sekitar satu menit dan setengah.

Metabolisme aerobik - akhirnya, produk glikolisis, piruvat

asam, harus dimetabolisme aerobik. metabolisme aerobik dilakukan

secara eksklusif di dalam mitokondria. Asam piruvat diubah menjadi molekul

disebut gugus asetil dan dimasukkan ke dalam jalur yang dikenal sebagai Siklus

Krebs. Energi dilepaskan dalam bentuk ATP dan, terutama, seperti elektron energi tinggi.

10

Page 11: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Ini elektron energi tinggi yang dikirim ke suatu proses dalam mitokondria

dikenal sebagai sistem transpor elektron yang menghasilkan mayoritas

ATP. Limbah produk metabolisme aerobik adalah CO2 dan H2O. The reaktan

selain glukosa O2. Metabolisme aerobik digunakan untuk kegiatan ketahanan

dan memiliki keuntungan yang berbeda yang dapat berlangsung selama berjam-jam. Pelatihan

aerobik meningkatkan daya tahan panjang kegiatan dengan meningkatkan jumlah

mitokondria dalam sel-sel otot, meningkatkan ketersediaan enzim,

meningkatkan jumlah pembuluh darah, dan meningkatkan jumlah dari

menyimpan oksigen-molekul yang disebut mioglobin. (8,9)

SISTEM MOTORIS PUSAT

Kegiatan dasar motorik somatic dibagi menjadi 3; gerakan atas kemauan sendiri

(dikendalikan oleh korteks motorik), penyesuaian sikap yang merupakan dasar gerak tangkas,

dan koordinasi otot. Terdapat beberapa daerah susunan saraf pusat yang mengatur kegiatan

motorik:

Korteks Motorik

Daerah ini member kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan otot-otot rangka.

Seperti pada pengolahan sensorik, korteks motorik di tiap-tiap sisi otak terutama mengontrol

otot di sisi tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf yang berasal dari korteks motorik hemisfer

kiri menyeberang (menyilang) sebelum turun ke korda spinalis untuk berakhir di neuron-neuron

motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Dengan demikian,

kerusakan di korteks motorik di sisi kiri otak aka menimbulkan paralisis di sisi kanan tubuh dan

demikian sebaliknya.

Jari tangan, ibu jari tangan, dan otot-otot penting untuk berbicara, terutama otot-otot

lidah dan bibir, digambarkan secara berlebihan yang mencerminkan control motorik halus atas

bagian-bagian tubuh ini.

11

Page 12: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Gambar 11. Bagian-bagian tubuh yang dikendalikan oleh korteks motorik

Korteks Premotorik

Korteks premotorik terletak di permukaan lateral tiap-tiap hemisfer di depan korteks

motorik primer, diyakini penting dalam mengorientasikan tubuh dan lengan kea rah sasaran

tertentu. Korteks premotorik dituntun oleh masukan sensorik yang diproses oleh korteks

parietalis posterior, suatu daerah yang terletak posterior dari korteks somatosensorik primer.

Kedua daerah motorik yang lebih tinggi ini memiliki banyak interkoneksi anatomis dan

tampaknya saling berhubungan erat secara fungsional. Apabila salah satu dari kedua daerah ini

rusak, individu yang bersangkkutan tidak dapat mengolah informasi sensorik kompleks untuk

menyelesaikan gerakan bertujuan dalam konteks spatial. Penderita tersebut, misalnya, tidak

dapat memanipulasi sendok-garpu sewaktu makan.

12

Page 13: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Basal Ganglia

Basal ganglia atau biasa disebut nucleus basal terdiri dari beberapa massa substansia

grisea yang terletak jauh di dalam substansia alba sereberum. Dalam system saraf, nucleus

mengacu kepada agregasi fungsional badan-badan neuron. Nucleus basal memiliki peran

kompleks dalam mengontrol gerakan selain memiliki fungsi-fungsi nonmotorik yang masih

belum begitu diketahui.

Pentingnya nucleus basal dalam control motorik tampak jelas pada penyakit-penyakit

yang mengenai daerah ini, yang tersering adalah penyakit Parkinson. Penyakit ini berkaitan

dengan defisiensi dopamin, suatu neurotransmitter penting di nucleus basal. Akibat kekurang

dopamine untuk menjalankan peran normalnya, timbul 3 jenis gangguan motorik yang khas

untuk penyakit Parkinson: (1) peningkatan tonus otot atau rigiditas (kekakuan); (2) gerakan-

gerakan involunter yang tidak berguna dan tidak diinginkan, misalnya tremor istirahat (sebagai

contoh, tangan secara ritmis bergetar sehingga pasien sulit atau tidak mungkin memegang

secangkir kopi); dan (3) perlambatan inisiasi dan pelaksanaan perilaku-perilaku motorik yang

berbeda. Para pengidap penyakit Parkinson sulit menghentikan suatu aktivitas yang sedang

berjalan. Apabila sedang duduk, pasien cenderung tetap duduk, dan jika berdiri mereka

melakukannya dengan sangat lambat.

Serebelum

Serebelum penting dalam keseimbangan serta dalam merencanakan dan melaksanakan

gerakan volunter. Serebelum, yang melekat ke belakang bagian atas batang otak, terletak di

bawah lobus oksipitalis korteks. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang secara fungsional

berbeda, yang diperkirakan terbentuk secara berurutan selama evolusi. Bagian-bagian ini

memiliki sendiri rangkaian masukan dan keluaran dan, dengan demikian masing-masing

memiliki fungsi yang berbeda.

Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan mengontrol

gerakan mata. Spinoserebelum mengatur tonus otot dan gerakan volunteer yang terampil dan

terkoordinasi. Sewaktu daerah-daerah motorik korteks mengirim pesan ke otot-otot untuk

13

Page 14: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

melaksanakan gerakan tertentu, spinoserebelum juga diberi informasi mengenai perintah

motorik yang diinginkan. Selain itu daerah ini menerima masukan dari reseptor-reseptor perifer

yang memberitahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi berkaitan dengan gerakan dan posisi

tubuh. Serebroserebelum berperan dalam pencernaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan

memberikan masukan ke daerah-daerah motorik korteks. Bagian ini juga merupakan daerah

serebelum yang terikat dalam ingatan prosedural.

Gambar 12. Serebelum

Medulla Spinalis

Batang otak yang terdiri dari medulla, pons, dan otak tengah (midbrain), adalah

penghubung penting antara bagian otak lainnya dengan korda spinalis. Semua serat-serat yang

datang dan pergi antara pusat-pusat di otak dan perifer harus melewati batang otak, dengan

serat-serat yang datang memancarkan informasi sensorik ke otak dan serat-serat yang keluar

membasa sinyal perintah dari otak untuk keluaran eferen. Beberapa serat hanya sekedar lewat,

tetapi sebagian besar bersinaps di dalam batang otak untuk pengolahan penting.

14

Page 15: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

FISIKA OTOT

Beberapa skema ada untuk mengklasifikasikan otot dan satu pendekatan yang cukup

sering digunakan ialah penjabaran tentang bagaimana otot tampak di bawah mikroskop cahaya.

Otot rangka memiliki serat kecil dengan ikatan gelap dan terang yang silih berganti, disebut

stiratin dan oleh sebab itu disebut otot striate. Serat tersebut lebih kecil diameternya dari

rambut manusia dan dapat lebih panjang beberapa senti. Bentuk otot lain tanpa stiration,

disebut otot halus.

Serat pada otot striate berhubungan dengan tendon dan bentuk ikat, sebagai contoh,

seperti pada otot bisep dan trisep yang ditunjukkan dalam gambar 1.1. Penelaahan lebih dekat

pada serat menunjukkan serat yang lebih kecil disebut myofibril yang ketika diperiksa oleh

mikroskop electron, menunjukkan struktur yang lebih kecil yang disebut filamen yang terdiri

atas protein. Seperti yang ditunjukkan secara skematis dalam gambar 1.2, filamen tampak

dalam dua bentuk, satu disebut tebal (dengan panjang sekitar 2 µm dan diameter 10 nm dan

terdiri atas protein myosin) dan yang lainnya disebut tipis (dengan panjang sekitar 1.5 µm dan

diameter 5 nm dan terdiri atas protein actin). Filamen tebal dan tipis muncul dalam proyeksi

paralel yang berbeda yang tampak sebagai ikatan dalam tampilan mikroskop electron (gambar

3.3). Selama kontraksi, gaya elektrik suatu atraksi menyebabkan ikatan bergulir bersama-sama,

yang oleh karena itu memendekkan ikatan sekitar 15-20 % dari panjang saat diam untuk

melakukan kontraksi.

Gambar 13. Gambaran skematis sistem otot yang

digunakan untuk menekuk siku.

15

Page 16: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

Otot tanpa striate disebut otot halus. Otot ini tidak membentuk serat dan umumnya

lebih pendek dari otot striate. Mekanisme kontraksinya berbeda dan dapat berkontraksi selama

kondisi rileks, suatu efek yang dipercaya dan merupakan akibat dari tergelincirnya sel-sel otot

satu dengan yang lainnya. Otot-otot tersebut tampak sebagai otot sphincter, di sekeliling

kandung kemih dan ginjal, dan pada dinding vena dan arteri (di mana otot tersebut mengontrol

tekanan dan aliran darah).

Gambar 14. Gambaran skematik dari filamen aktin dan myosin.

TREMOR PADA EKSTREMITAS ATAS

Secara umum, tremor merupakan gerakan osilasi ritmik anggota gerak atau kepala.

Jenis-jenis tremor berupa: (a) tremor aksi esensial (bersifat familial atau senilis), (b) tremor

isitirahat yang berkaitan dengan penyakit Parkinson, (c) tremor bergerak yang berkaitan dengan

gangguan fungsi serebelum (terlihat pada permukaan jari – hidung).

Tremor aksi merupakan tremor yang timbul pada saat melakukan aktivitas atau posisi

tertentu dan menghilang saat istirahat, biasanya asimetris. Beberapa penderita tidak dapat

16

Page 17: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

menulis namanya atau menempelkan gelas pada bibirnya saat minum oleh karena tremor yang

mekin hebat dengan adanya kecemasan atau saat menggunakan lengannya. []

Tremor pada waktu istirahat adalah tremor kasar dengan kecepatan rata-rata empat

sampai lima denyutan per detik, kelainan ini paling sering terlokalisir pada satu atau kedua

tangan, dan kadang-kadang pada rahang atau lidah. Kelainan ini sering merupakangambaran

penyakit Parkinson. Hal ini secara khas terjadi dengan kontraksi postural (tonik) dari otot-otot

aksial dan lingkaran ekstremitas jika ekstremitas dalam sikap berbaring. Tremor waktu istirahat

selalu menunjukkan penyakit Parkinson idiopatik. Pasien dengan intubasi dan tremor proksimal

waktu istirahat sebagai gejala adanya ataksia dan dismetria pada penyakit Parkinson. []

Gambar 15. tremor pada waktu istirahat pada

pasien dengan penyakit Prakinson. Dua jejak

bagian atas adalah rekaman EMG permukaan

dari ekstensor dan fleksor dari pergelangan

tangan kiri.

PERSARAFAN PADA OTOT TANGAN

Otot-otot intrinsic tangan dipersarafi oleh nervus ulnaris, yang juga mengururs

sensibilitas pada sisi medial jari keempat, pada seluruh jari kelima dan pada pinggir medial

tangan. Atrofi otot-otot intrinsik tangan, paling mudah dapat dilihat dalam ruang yang terdapat

antar ibu jari tangan dengan jari telunjuk, pada m. interosea dorsalis pertama. Atrofi otot

intrinsik yang terjadi bersamaan dengan hilangnya sensasi pada daerah yang dipersarafi oleh .

ulnaris, merupakan petunjuk adanya lesi perifer n. ulnaris, seperti pada kelumpuhan n. ulnaris

tarda. Atrofi otot-otot intrinsic tangan, tanpa kehilangan sensasi, memberikan petunjuk adanya

penyakit susunan saraf sentral, seperti penyakit amiotrofik lateral sklerosis atau penyakit

Charcot-Marie-Tooth (distrofi progresif m. peroneus), atau karena otot-otot tersebut tidak

dipergunakan, misalnya pada stadium lanjut rheumatoid arthritis.

17

Page 18: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

N. medianus mempersarafi tonjolan otot tenar telapak tangan dan mengurus sensasi

permukaan palmar jari pertama, kedua dan ketiga dan paruh lateral jari keempat, dan sebagian

besar telapak tangan. Perasaan gatal yang tidak tegas, baal dan sensasi epikritik yang menurun

di daerah-daerah tersebut bersamaan dengan atrofi tonjolan otot-otot tenar dan hipotenar,

biasanya sebagai akibat sindroma “carpal tunnel” (Gambar 1.4), yang disebabkan oleh karena

penekanan lokal pada n. medianus pada pergelangan tangan, oleh ligamentum karpi

transversum. Kehilangan sensorik halus, yaitu raba ringan atau diskriminasi dua titik, tanpa

disertai kehilangan fungsi mototrik, mungkin merupakan tanda paling dini pada penekanan

saraf setelah cedera. Hal ini mungkin disebabkan oleh sinovitis kronik tendo otot-otot fleksor,

maupun fraktura pergelangan tangan, atau dislokasio pergelangan tangan yang tidak direduksi.

Atrofi penonjolan otot tenar, bersamaan dengan sensasi yang normal, biasanya sebagai akibat

poliomielitis.

Tidak ada satu pun otot yang berasal dalam tangan yang dpersarafi oleh n. radialis.

Namun, n. radialis mengirimkan serabut-serabut sensorik kepada daerah tertentu pada

punggung tangan, pada pangkal ibu jari tangan dan jari kedua.

Fibrosis pada fasia Palmaris sering terjadi dan biasanya dapat ditemukan pada pangkal

jari tangan keempat. Fibrosis tersebut dapat dikaitkan dengan peningkatan insiden bahu kaku

atau bahu beku dan miofibrositits kronik. Kalau fibrosis fasia Palmaris terjadi lebih meluas,

maka akan meluas melewati telapak tangan, keluar menyerang jari tangan keempat dan

kadang-kadang juga menyerang jari tangan kelima, sehingga mengakibatkan kontraktur

Dupuytren.

KESIMPULAN

Kemampuan otot dalam

18

Page 19: Tinjauan Pustaka Gangguan Pada Ekstremitas Atas(2)

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 2. Jakarta: EGC, 2001.h.118-35

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke 27. Jakarta: EGC, 2009.h.582

Weiner HL, Levitt LP. Buku saku neurologi. Edisi ke 5. Jakarta: EGC, 2001.h.145-6

Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo, 2005.h.143-4

Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke 6. Jakarta: EGC, 2006.h.

Isselbacher KJ, Braunwald E. Wilson JD. Martin JB, Fauci AS, Kasper DL. Prinsip-prinsip ilmu

penyakit dalam. Edisi ke 13. Jakarta: EGC, 1995.h.145-7

Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia. Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto,

2006.h.48-50

Saunders WB. Major diagnosis fisik. Jakarta: EGC, 1996.h.520-3

Bloom, fawcett. Histologi.ed.12, jakarta.EGC.2002.h.233.

Barus PB. Anatomi dan fisiologi.jakrata.EGC.1994

Junqueira LC, carneiro J, kelley RO. Histologii dasar.ed.8.jakarta.EGC

19