transfusi darah
DESCRIPTION
Transfus Darah (Blood Transfusion)TRANSCRIPT
Transfusi Darah(Dhisa Zainita H.)
Adalah pemindahan darah / suatu komponen darah dari pemberi (donor) ke dalam peredaran darah panerima (resipien).
Tujuannya :- Memelihara & mempertahankan kesehatan donor. - Memelihara keadaan biologis darah atau komponen2 nya agar tetap bermanfaat. - Memelihara & mempertahankan volume darah yg normal pd peredaran darah - Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah. - Memperbaiki fungsi Hemostatis. -Tindakan terapi kasus tertentu
Transfusi darah merupakan pedang bermata dua, yang jika diberikan dengan tepat dapat menyelamatkan penderita, tetapi jika salah diberikan dapat menimbulkan efek samping yang disebut reaksi transfusi hingga kematian.
Untuk itu, indikasi transfusi darah harus diketahui dgn baik sebelum melakukan transfusi.
Dalam pedoman WHO (Sibinga, 1995) disebutkan :1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang
hilang/kurang. Lansteiner mengatakan :
“Transfusi darah tidak boleh diberikan kecuali manfaatnya melebih resikonya.” Diperlukan pedoman dalam pemberian komponen-komponen darah untuk pasien yg
memerlukannya, sehingga efek samping transfusi dapat diturunkan seminimal mungkin.
Indikasi transfusi darah dan komponen- komponennya adalah :- Penggantian volume darah pada kehilangan darah akut ex : perdarahan, trauma, luka bakar
- Kekurangan massa sel darah merah ex : anemia kronik - Defisiensi faktor koagulasi - Defek / berkurangnya jumlah leukosit /trombosit - Pembedahan pintas kardiopulmonar (open heart surgery) - Utk mengembalikan & mempertahankan suatu volume yg normal peredaran darah ex : pd oligemia krna perdarahan, trauma bedah / kombustio - Utk mengganti kekurangan komponen selular / kimia darah ex : anemia, trombositopenia, hipoprotrombine, hipofibrinogen dll.
Indikasi berdasarkan produk darah yg digunakan :1. Darah lengkap (whole blood)
Indikasi:a) Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakarb) Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume darah total
2. Packed Red Blood cells (RBCs) Indikasi:a) PasiendengankadarHb rendahb) Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahanc) Pasien dengan massa sel darah merah rendah
3. White Blood Cells (WBC atau leukosit)Indikasi:Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)
4. Platelet/trombositIndikasi:a)Pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan pemecahantrombosit)b) Pasien dengan leukemia akut dan marrow aplasia
5. Fresh Frozen Plasma (FFP)Indikasi:a) Pencegahan perdarahan postoperasi dan syokb) Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukanc) Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.
Reaksi transfusi adl komplikasi yang dapat timbul akibat transfusi darah. Dapat berupa :
Reaksi segera (immediate reactions)-reaksi hemolitik akibat lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam serum resipien;-reaksi fibril karena antibodi terhadap leukosit atau trombosit;-reaksi sensivitas paru dan bronkhospasme karena antibodi terhadap leukosit -reaksi alergik anafilaktoid terhadap suatu antigen protein dalam plasma;-endotoksinema akibat transfusi mamakai darah yang terkontaminasi kuman gram negative
Reaksi lambat (delayed reactions) -reaksi hemolitik lambat -penularan infeksi: hepatitis B dan C, cytomegalovirus (CMV), malaria dan sifilis
Gejala yg ditimbulkan terdiri dari fase : Fase syok hemolitik (haemolytic shock phase) :
-Timbul segera atau 1-2 jam setelah transfuse;-urtikaria, nyeri pinggang, flushing, sakit kepala, nyeri dada, sesak napas, muntah, menggigil, febris, hipotensi sampai syok. Dapat terjadi hemoglobinema, bilirubinemia, ikterus atau DIC;
Fase oliguria : timbul akibat acute tubular necrosis yang dapat menimbulkan GGA (gagal ginjal akut)
Fase diuresis : timbul setelah rekoveri dari GGA