tonsilitis referat

Upload: pratama-aditya-biantoro

Post on 15-Oct-2015

336 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TonsilitisReferat tonsilitisbuat download file lain

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    1/20

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr. wb.

    Salam sejahtera bagi kita semua.

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas

    segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan referat dengan tema Tonsilitis.

    Referat ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik ilmu penyakit

    Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher (THT-KL) di Rumah Sakit Moh.Ridwan

    Meuraksa, Jakarta. Dalam menyelesaikan tugas referat ini, penulis mengucapkan terima kasih

    kepada, Kolonel (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp.THT, LetKol CKM dr. Rakhmat Haryanto,

    M.Kes, Sp.THT-KL dan Mayor CKM dr. M. Andi Fathurakhman, Sp. THT-KL sebagai

    pembimbing referat penulis di Kepaniteraan Klinik THT-KL Rumah Sakit Moh.Ridwan

    Meuraksa, Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

    penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan

    referat yang penulis buat ini.

    Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi

    masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

    Terima kasih.

    Wassalamualaikum wr. wb

    Jakarta, Mei 2014

    Penyusun,

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    2/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat

    dengan kriptus didalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil

    palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin

    waldeyer.

    Jaringan limfoid yang mengelilingi faring, pertama kali digambarkan anatominya oleh

    Heinrich von Waldeyer, seorang ahli anatomi Jerman. Jaringan limfoid lainnya yaitu tonsil

    lingual, pita lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid. Kelenjar ini tersebar dalam fossa

    Rossenmuler, dibawah mukosa dinding faring posterior faring dan dekat orifisium tuba

    eustachius (tonsil Gerlachs).

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincinWaldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga

    mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil

    pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau Gerlachs tonsil)

    (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut Reeves (2001) tonsilitis merupakan inflamasi atau

    pembengkakan akut pada tonsil atau amandel. Tonsilektomi adalah pengangkatan tonsil dan

    struktur adenoid, bagian jaringan limfoid yang mengelilingi faring melalui pembedahan

    (Nettina, 2006)

    Berdasarkan pengertian di atas kesimpulan dari penulis adalah tonsilitis merupakan

    suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus, prosesnya bisa akut

    atau kronis.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    3/20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II. 1. ANATOMI CINCIN WELDEYER

    EMBRIOLOGI

    Pada permulaan pertumbuhan tonsil, terjadi invaginasi kantong brakial ke II ke

    dinding faring akibat pertumbuhan faring ke lateral. Selanjutnya terbentuk fosa tonsil pada

    bagian dorsal kantong tersebut, yang kemudian ditutupi epitel. Bagian yang mengalami

    invaginasi akan membagi lagi dalam beberapa bagian, sehingga terjadi kripta. Kripta tumbuh

    pada bulan ke 3 - 6 kehidupan janin, berasal dari epitel permukaan. Pada bulan ke 3 tumbuh

    limfosit di dekat epitel tersebut dan terjadi nodul pada bulan ke 6, yang akhirnya terbentuk

    jaringan ikat limfoid. Kapsul dan jaringan ikat lain tumbuh pada bulan ke 5 dan berasal dari

    mesenkim, dengan demikian terbentuklah massa jaringan tonsil.

    ANATOMICincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Bagian

    terpentingnya adalah tonsil palatina dan tonsil faringeal (adenoid). Unsur yang lain adalah

    tonsil lingual, gugus limfoid lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid yang tersebar dalam

    fosa Rosenmuller, di bawah mukosa dinding posterior faring dan dekat orifisium tuba

    eustachius.

    Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terdapat di dalam faring,

    diliputi epitel skuamosa dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya (UI).

    Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsila faringeal (adenoid), tonsila palatina (tonsil faucium),

    dan tonsila lingualis yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin

    Waldeyer.

    Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan tonsil adalah tonsila palatina,

    sedang tonsila faringeal lebih dikenal sebagai adenoid.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    4/20

    Untuk kepentingan klinis, faring dibagi menjadi 3 bagian utama: nasofaring,

    orofaring, dan laringofaring. Satu pertiga bagian atas atau nasofaring adalah bagian

    pernafasan dari faring dan tidak dapat bergerak kecuali palatum molle bagian bawah. Bagian

    tengah faring disebut orofaring, meluas dari batas bawah palatum molle sampai permukaan

    lingual epiglotis. Bagian bawah faring dikenal dengan nama hipofaring atau laringofaring,

    menunjukkan daerah jalan nafas bagian atas yang terpisah dari saluran pencernaan bagian

    atas.

    Pada orofaring yang disebut juga mesofaring, terdapat cincin jaringan limfoid yang

    melingkar dikenal dengan Cincin Waldeyer, terdiri dari Tonsila pharingeal (adenoid), Tonsila

    palatina, dan Tonsila lingualis.

    1. Pharyngeal tonsil

    2. Palatine tonsil

    3. Lingual tonsil

    4. Epiglottis

    Tonsila Faringeal (adenoid)

    Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid

    yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur

    seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya.

    Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai

    bursa faringeus.

    Adenoid terletak pada nasofaring yaitu pada dinding atas nasofaring bagian belakang.

    Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior,

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    5/20

    walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius Pada masa

    pubertas adenoid ini akan menghilang atau mengecil sehingga jarang sekali dijumpai pada

    orang dewasa. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid

    akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.

    Apabila adenoid membesar maka akan tampak sebagai sebuah massa yang terdiri dari

    4-5 lipatan longitudinal anteroposterior serta mengisi sebagian besar atas nasofaring.

    Berlainan dengan tonsil, adenoid mengandung sedikit sekali kripta dan letak kripta tersebut

    dangkal. Tidak ada jaringan khusus yang memisahkan adenoid ini dengan m. konstriktor

    superior sehingga pada waktu adenoidektomi sukar mengangkat jaringan ini secara

    keseluruhan. Adenoid mendapat darah dari cabang-cabang faringeal A. Karotis interna dan

    sebagian kecil dari cabang-cabang palatina A. Maksilaris. Darah vena dialirkan sepanjang

    pleksus faringeus ke dalam V. Jugularis interna. Sedangkan persarafan sensoris melelui N.

    Nasofaringeal yaitu cabang dari saraf otak ke IX dan juga melalui N. Vagus.

    Tonsila Lingualis

    Merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul dan terdapat pada basis

    lidah diantara kedua tonsil palatina dan meluas ke arah anteroposterior dari papilla

    sirkumvalata ke epiglottis. Jaringan limfoid ini menyebar ke arah lateral dan ukurannyamengecil. Dipisahkan dari otot-otot lidah oleh suatu lapisan jaringan fibrosa. Jumlahnya

    bervariasi, antara 30-100 buah. Pada permukaannya terdapat kripta yang dangkal dengan

    jumlah yang sedikit. Sel-sel limfoid ini sering mengalami degenerasi disertai deskuamasi sel-

    sel epitel dan bakteri, yang akhirnya membentuk detritus.

    Tonsila lingualis mendapat perdarahan dari A. Lingualis yang merupakan cabang dari

    A. Karotis eksterna. Darah vena dialirkan sepanjang V. Lingualis ke V. Jugularis interna.

    Aliran limfe menuju ke kelenjar servikalis profunda. Persarafannya melalui cabang lingual N.

    IX.

    Tonsila Palatina

    Tonsil terletak di bagian samping belakang orofaring, dalam fossa tonsilaris,

    berbentuk oval dengan ukuran dewasa panjang 20-25 mm, lebar 15-20 mm, tebal 15 mm, dan

    berat sekitar 1,5 gram. Berat tonsil pada laki-laki berkurang dengan bertambahnya umur,

    sedangkan pada wanita berat bertambah pada masa pubertas dan kemudian menyusut

    kembali.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    6/20

    Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil

    pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar

    posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm. Permukaan

    tonsil merupakan permukaan bebas dan mempunyai lekukan yang merupakan muara dari

    kripta tonsil. Jumlah kripta tonsil berkisar antara 20-30 buah, berbentuk celah kecil yang

    dilapisi oleh epitel berlapis gepeng. Beberapa kripta ada yang berjalan kearah dalam

    substansia tonsil dan berakhir dibawah permukaan kapsul.. Kripta dengan ukuran terbesar

    terletak pada pole atas tonsil dan disebut kripta superior, normalnya mengandung sel-sel

    epitel, limfosit, bakteri, dan sisa makanan. Kripta superior sering menjadi tempat

    pertumbuhan kuman karena kelembaban dan suhunya sesuai untuk pertumbuhan kuman, juga

    karena tersedianya substansi makanan di daerah tersebut. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh

    fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar

    Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:

    Lateral : M. konstriktor faring superior Anterior : M. palatoglosus Posterior : M. palatofaringeus Superior : Palatum mole Inferior : Tonsil lingual

    Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu jaringan ikat, folikel germinativum

    (merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari jaringan limfoid).5

    Fossa tonsilaris di bagian depan dibatasi oleh pilar anterior (arkus plalatina anterior),

    sedangkan di bagian belakang dibatasi oleh pilar posterior (arkus palatina posterior), yang

    kemudian bersatu di pole atas dan selanjutnya bersama-sama dengan m. Palatina membentuk

    palatum molle. Bagian atas fossa tonsilaris kosong dinamakan fossa supratonsiler yang

    merupakan jaringan ikat longgar.

    Permukaan lateral tonsil ditutupi oleh kapsula fibrosa yang kuat dan berhubungan

    dengan fascia faringobasilaris yang melapisi M. konstriktor faringeus. Kapsul tonsil tersebut

    masuk ke dalam jaringan tonsil, membentuk septa yang mengandung pembuluh darah dan

    saraf tonsil.

    Kutub bawah tonsil melekat pada lipatan mukosa yang disebut plika triangularis,

    dimana pada bagian bawahnya terdapat folikel yang kadang-kadang membesar. Plika ini

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    7/20

    penting karena sikatrik yang terbantuk setelah proses tonsilektomi dapat menarik folikel

    tersebut ke dalam fossa tonsilaris, sehingga dapat dikelirukan sebagai sisa tonsil.

    Pole atas tonsil terletak pada cekungan yang berbentuk bulan sabit, disebut sebagai

    plika semilunaris. Pada plika ini terdapat massa kecil lunak, letaknya dekat dengan ruang

    supratonsil dan disebut glandula salivaris mukosa dari Weber, yang penting peranannya

    dalam pembentukan abses peritonsil. Pada saat tonsilektomi, jaringan areolar yang lunak

    antara tonsil dengan fosa tonsilaris mudah dipisahkan.

    Di sekitar tonsil terdapat 3 ruang potensial yang secara klinik sering menjadi tempatpenyebaran infeksi dari tonsil. Ketiga ruang potensial tersebut adalah :

    1. Ruang peritonsil (ruang supratonsil)Berbentuk hampir segitiga dengan batas-batas :

    - Anterior : m. palatoglosus

    - Lateral & posterior : m. palatofaringeus

    - Dasar segitiga : pole atas tonsil

    Dalam ruang ini terdapat kelenjar salivarius Weber, yang bila terinfeksi dapat menyebar ke

    ruang peritonsil, menjadi abses peritonsil.

    2. Ruang retromolarTerdapat tepat di belakang gigi molar 3, berbentuk oval, merupakan sudut yang dibentuk oleh

    ramus dan korpus mandibula. Di sebelah medial terdapat m. Buccinator, sementara pada

    bagian postero-medialnya terdapat m. Pterygoideus internus dan bagian atas terdapatfasikulus longus M. temporalis. Bila terjadi abses hebat pada daerah ini akan menimbulkan

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    8/20

    gejala utama trismus disertai sakit yang amat sangat, sehingga sulit dibedakan dengan abses

    peritonsil.

    3. Ruang parafaring (ruang faringomaksila ; ruang pterygomandibula)Merupakan ruang yang lebih besar dan luas serta banyak terdapat pembuluh darah besar,

    sehingga bila terjadi abses, berbahaya sekali. Adapun batas-batas ruang ini adalah

    - Superior : Basis kranii dekat foramen jugulare

    - Inferior : Os hyoid

    - Medial : M. Konstriktor faringeus superior

    - Lateral : Ramus ascendens mandibula, tempat m. Pterygoideus interna dan

    bagian posterior kelenjar parotis

    - Posterior : Otot-otot prevertebra

    Ruang parafaring ini terbagi 2 (tidak sama besar) oleh prosesus styloideus dan otot-otot yang

    melekat pada prosesus styloideus tersebut :

    - Ruang pre-styloid, lebih besar, abses dapat timbul oleh karena : radng tonsil, mastoiditis,parotitis, karies gigi atau tindakan operatif.

    -

    Ruang post-styloid, lebih kecil, di dalamnya terdapat : A. karotis interna, V. Jugularis, N.Vagus dan saraf-saraf simpatis.

    Ruang parafaring ini hanya dibatasi oleh fascia yang tipis dengan ruang retro faring.

    Ruang retrofaring

    Batas-batasnya adalah sebagai berikut :

    - Anterior : fascia m. Konstriktor superior

    - Posterior : fascia prevertebralis

    - Superior : basis cranii

    - Inferior : mediastinum setinggi bifurkasio trakea

    - Lateral : parafaringeal space

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    9/20

    Aliran Limfe Tonsil

    Tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. Aliran limfe dari parenkim tonsil

    ditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula, yang kemudian

    membentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan menembus M. Konstriktor

    faringeus superior, selanjutnya menembus fascia bukofaringeus dan akhirnya menuju kelenjar

    servikalis profunda yang terletak sepanjang pembuluh darah besar leher, di belakang dan di

    bawah arkus mendibula. Kemudian aliran limfe ini dilanjutkan ke nodulus limfatikus daerah

    dada, untuk selanjutnya bermuara ke dalam duktus torasikus.

    Vaskularisasi Tonsil

    Tonsil diperdarahi oleh beberapa cabang pembuluh darah, yaitu :

    - A. Palatina Ascenden, cabang A. Fasialis, memperdarahi bagian postero inferior- A. Tonsilaris, cabang A. Fasialis, memperdarahi daerah antero-inferior- A. Lingualis Dorsalis, cabang A. Maksilaris Interna, memperdarahi daerah antero-media- A. Faringeal Ascenden, cabang A. Karotis Eksterna, memperdarahi daerah postero-

    superior

    - A. Palatida Descenden dan cabangnya, A. Palatina Mayor dan A. Palatina Minor,memperdarahi daerah antero-superior

    Daerah vena dialirkan melalui pleksus venosus perikapsular ke V. Lingualis dan

    pleksus venosus faringeal, yang kemudian bermuara ke V. Jugularis Interna. Pembuluh vena

    tonsil berjalan dari palatum, menyilang bagian lateral kapsula dan selanjutnya menembus

    dinding faring.

    Persarafan Tonsil

    Persarafan tonsil berasal dari saraf trigeminus dan saraf glossopharingeus. Nervus

    trigeminus mempersarafi bagian atas tonsil melalui cabangnya yang melewati ganglion

    sphenopaltina yaitu n. palatina. Bagian bawah tonsil dipersarafi n. glossopharingeus.

    II.2. FISIOLOGI

    Fungsi jaringan limfoid faring adalah memproduksi sel-sel limfosit tetapi peranannya

    sendiri dalam mekanisme pertahanan tubuh masih diragukan. Penelitian menunjukkan bahwa

    tonsil memegang peranan penting dalam fase-fase permulaan kehidupan terhadap infeksi

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    10/20

    mukosa nasofaring dari udara pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas bagian

    bawah.

    Pada tonsil terdapat sistem imun kompleks yang terdiri atas sel M (sel membran),

    makrofag, sel dendrit, dan APCs yang berperan dalam transportasi antigen ke sel limfosit

    sehingga terjadi sintesis imunoglobin spesifik. Juga terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel

    plasma dan sel pembawa IgG. Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel

    limfosit, 0,1-0,2% dari keseluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa. Proporsi limfosit B

    dan T pada tonsil adalah 50%:50%, sedangkan di darah 55-75%:15-30%.

    Tonsil merupakan organ limfotik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan

    proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1)

    menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi

    antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

    Hasil penelitian mengenai kadar antibodi pada tonsil menunjukkan bahwa perenkim

    tonsil mempunyai kemampuan untuk memproduksi antibodi. Penelitian terakhir menyatakan

    bahwa tonsil memegang peranan dalam memproduksi Ig-A, yang menyebabkan jaringan

    lokal resisten terhadap organisme patogen.

    Sewaktu baru lahir tonsil secara histologis tidak mempunyai centrum germinativum,

    biasanya ukurannya kecil. Setelah antibodi dari ibu habis, barulah mulai terjadi pembesaran

    tonsil dan adenoid, yamg pada permulaan kehidupan masa kanak-kanak dianggap normal dan

    dipakai sebagai indeks aktifitas sistem imun. Pada waktu pubertas atau sebelum masa

    pubertas, terjadi kemunduran fungsi tonsil yang disertai proses involusi.

    Kuman-kuman patogen yang terdapat dalam flora normal tonsil dan faring tidak

    menimbulkan peradangan, karena pada daerah ini terdapat mekanisme pertahanan dan

    hubungan timbal balik antara berbagai jenis kuman.

    Terdapat 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh, yaitu :

    1. Mekanisme pertahanan non spesifikBerupa kemampuan sel limfoid untuk menghancurkan mikroorganisme. Pada

    beberapa tempat lapisan mukosa tonsil sangat tipis sehingga menjadi tempat yang lemah

    terhadap masuknya kuman ke dalam jaringan tonsil. Dengan masuknya kuman ke dalam

    lapisan mukosa, maka kuman ini akan ditangkap oleh sel fagosit, dalam hal ini adalah elemen

    tonsil. Selanjutnya sel fagosit akan membunuh kuman dengan proses oksidasi dan digesti.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    11/20

    2. Mekanisme pertahanan spesifik

    Merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam mekanisme pertahanan tubuh

    terhadap udaran pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran nafas bawah. Tonsil dapat

    memproduksi IgA yang akan menyebabkan resistensi jaringan lokal terhadap organisme

    patogen. Disamping itu, tonsil dan adenoid juga dapat menghasilkan IgE yang berfungsi

    untuk mengikat sel basofil dan sel mastosit, dimana sel-sel tersebut mengandung granula

    yang berisi mediator vasoaktif, yaitu histamin. Sel basofil yang terutama adalah sel basofil

    dalam sirkulasi (sel basofil mononuklear) dan sel basofil dalam jaringan (sel mastosit).

    Bila ada alergen, maka alergen tersebut akan bereaksi dengan IgE sehingga permukaan

    sel membrannya terangsang dan terjadilah proses degranulasi. Proses ini akan menyebabkan

    keluarnya histamin sehingga timbul reaksi hipersensitivitas tipe 1, yaitu atopi, anafilaksis,

    urtikaria, dan angioedema.

    Dengan teknik immunoperoksida, dapat diketahui bahwa IgE dihasilkan dari plasma

    sel terutama dari epitel yang menutupi permukaan tonsil, adenoid, dan kripta tonsil.

    Sedangkan mekanisme kerja IgA, bukanlah menghancurkan antigen akan tetapi mencegah

    substansi tersebut masuk ke dalam proses imunologi, sehingga dalam proses netralisasi dari

    infeksi virus, IgA mencegah terjadinya penyakit autoimun. Oleh karena itu, IgA merupakanbarier untuk mencegah reaksi imunologi serta untuk menghambat proses bakteriolisis.

    Apabila terjadi peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

    waldeyer, maka dapat terjadi pembesaran tonsil, berikut pembagian menurut Thane & Cody :

    T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai jarak pilar anterior-uvula

    T2 : batas medial tonsil melewati pilar anterior-uvula sampai

    jarak pilar anterior-uvula

    T3 : batas medial tonsil melewati pilar anterior-uvula sampai jarak pilar anterior-uvula

    T4 : batas medial tonsil melewati pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    12/20

    Gambar Anatomi Tonsil

    II. 3. TONSILITIS

    II. 3. 1. Definisi

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

    Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga

    mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil

    pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau Gerlachs tonsil)

    (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut Reeves (2001) tonsilitis merupakan inflamasi atau

    pembengkakan akut pada tonsil atau amandel.

    II. 3. 2. Epidemiologi

    II. 3. 3. Etiologi

    A. Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta

    hemolitikus group A,Misalnya: Pneumococcus, staphylococcus, Haemalphilus influenza,

    sterptoccoccus nonhemoliticus atau streptoccus viridens.

    B. Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B hemoliticus

    grup A, streptococcus,Pneumoccoccus,Virus, Adenovirus, Virus influenza serta herpes.

    C. Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu

    menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    13/20

    infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan

    meradang,menyebabkan tonsillitis.(Adam,1999; Iskandar,1993; Firman,2006)

    II. 3. 4. Patofisiologi

    Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut,amandel berperan

    sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut sel-sel darah putih ini akan

    menyebabkan infeksi ringan pada amandel.Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk

    antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah

    kelelahan menahan infeksi atau virus.Infeksi bakteri dari virus inilah yang menyebabkan

    tonsillitis.

    Bakteri atau virus menginfeksi lapisan epitel tonsil-tonsil epitel menjadikan terkikis

    dan terjadi peradangan serta infeksi pada tonsil.Infeksi tonsil jarang menampilkan gejala

    tetapi dalam kasus yang ekstrim pembesaran ini dapat menimbulkan gejala menelan.Infeksi

    tonsil yang ini adalah peradangan di tenggorokan terutama dengan tonsil yang abses (abses

    peritonsiler). Abses besar yang terbentuk dibelakang tonsil menimbulkan rasa sakit yang

    intens dan demam tinggi (39C-40C).abses secara perlahan-lahan mendorong tonsil

    menyeberang ke tengah tenggorokan. Dimulai dengan sakit tenggorokan ringan sehingga

    menjadi parah.pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti

    makan.

    Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan,panas,bengkak,dan kelenjar getah

    bening melemah didalam daerah submandibuler, sakit pada sendi dan otot,kedinginan,

    seluruh tubuh sakit,sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga.Sekresi yang berlebih

    membuat pasien mengeluh sukar menelan,belakang tenggorokan akan terasa mengental.Hal-

    hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72 jam. (Edward,2001

    Reeves,Charlene J.Roux,Gayle dkk,2001 )

    II. 3. 5. Klasifikasi

    Macam-macam tonsillitis

    1. Tonsillitis akutDibagi lagi menjadi 2, yaitu :

    a. Tonsilitis viralIni lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab

    paling tersering adalah virus Epstein Barr.

    b. Tonsilitis Bakterial

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    14/20

    Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta hemoliticus

    yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus viridian dan

    streptococcus piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai

    mati.

    2. Tonsilitis membranosa

    a. Tonsilitis Difteri

    Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang termasuk

    Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung, faring dan laring.

    b. Tonsilitis SeptikPenyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga

    menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara

    pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.

    3. Angina Plout Vincent

    Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan

    pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C. Gejala

    berupa demam sampai 39 C, nyeri kepala , badan lemah dan kadang gangguan

    pecernaan.

    a. Tonsilitis kronikFaktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun

    dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca

    kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya

    sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman

    golongan gram negatif. (Soepardi,Efiary Arsyad,dkk 2007)

    II. 3. 6. Manifestasi Klinis

    a. Gejala berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri

    seringkali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang

    sama ). Gejala lain: Demam, tidak enak badan, sakit kepala, muntah.

    b. Gejala tonsillitis antara lain : pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan,

    tenggorokan terasa kering, pernafasan bau, pada pemeriksaan tonsil membesar dengan

    permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus, tidak nafsu makan, mudah lelah,

    nyeri abdomen, pucat, letargi, nyeri kepala, disfagia (sakit saat menelan), mual dan muntah.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    15/20

    c. Gejala pada tonsillitis akut : rasa gatal/ kering ditenggorokan, lesu, nyeri sendi odinafagia,

    anoreksia, otalgia, suara serak (bila laring terkena), tonsil membengkak

    d. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit menelan,

    kadangkadang muntah. Tonsil kepala dan sakit pada bengkak, panas, gatal, sakit pada otot

    dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit telinga. Pada tonsillitis dapat

    mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil.

    (Megantara, 2006; Mansjoer, 1999; Hembing, 2002)

    II. 3. 7. Diagnosis

    1. Fokus pengkajian menurut Firman (2006) yaitu :

    a. Anamnesis

    1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsilitis)

    2) Apakah pengobatan adekuat

    3) Kapan gejala itu muncul

    4) Bagaimana pola makannya

    5) Apakah rutin atau rajin membersihkan mulut

    b. Pemeriksaan fisik

    Data dasar pengkajian menurut Doenges (2000), yaitu :

    a) Integritas Ego

    Gejala : Perasaan takut, khawatir

    Tanda : ansietas, depresi, menolak.

    b) Makanan atau Cairan

    Gejala : Kesulitan menelan

    Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi

    c)Hygiene

    Tanda : kebersihan gigi dan mulut buruk

    d) Nyeri atau keamanan

    Tanda : Gelisah, perilaku berhati-hati

    Gejala : Sakit tenggorokan kronik, penyebaran nyeri ke telinga

    e) Pernapasan

    Gejala : Riwayat menghisap asap rokok (mungkin ada anggota keluarga

    yang merokok), tinggal di tempat yang berdebu.

    f) Tenggorokan

    Inspeksi : Tonsil membesar dan berwarna kemerahan.

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    16/20

    Palpasi : Terdapat nyeri tekan, pembesaran kelenjar limfoid.

    II. 3. 8. Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan tonsillitis secara umum:

    a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut ) selama 10 hari, jika

    mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

    b. Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi ) dilakukan jika:

    1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih /tahun .

    2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.

    3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.

    4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

    Penatalaksanaan tonsillitis adalah:

    a. Penatalaksanaan tonsillitis akut :

    1) Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau

    obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klidomisin.

    2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk

    mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi

    kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3 kali negatif

    4) Pemberian antipiretik

    b. Penatalaksanaan tonsillitis kronik

    1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

    2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi

    konservatif tidak berhasil.

    Tonsilektomi menurut Firman S (2006), yaitu :

    a. Perawatan Prabedah

    Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan

    anak dari infeksi pernafasan bagian atas.

    b. Teknik pembedahan

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    17/20

    Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan,pasien diposisikan terlentang dengan

    kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan

    suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk

    mencegah inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine. Metode apapun

    yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap. Perdarahan dikendalikan

    dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang harus diangkat setelah

    pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi pembuluh

    darah pada dasar tonsil.

    c. Perawatan paska-bedah

    1) Berbaring kesamping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.

    2) Memantau tanda-tanda perdarahan:

    1. Menelan berulang

    2. Muntah darah segar

    3. Peningkatan denyut nadi pada saat tidur

    3) Diet

    a) Memberikan cairan bila muntah telah reda.

    1. Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih nyaman

    dari adanya kepingan kecil)

    2. Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan)

    b) Menawarkan makanan

    1. Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus.

    2. Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada pagi

    hari setelah perdarahaan.

    3. Hindari jus jeruk,minuman panas, makanan kasar atau banyak bumbu selama 1

    minggu

    c) Mengatasi ketidaknyamanan pada tenggorokan

    1. Menggunakan ice color (kompres es) bila mau

    2. Memberikan analgesik (hindari aspirin)

    3. Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.

    4. Minum 2-3 liter / hari sampai bau mulut hilang.

    d) Mengajari pasien mengenal hal berikut

    1. Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera

    selama 1-2 minggu

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    18/20

    2. Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang tertelan.

    3. Tenggorokan tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke-4 dan ke-8

    setelah operasi. (Firman,2006; Mansjoer,1999)

    II. 3. 9. Komplikasi

    Komplikasi tonsillitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu:

    a. Abses pertosil

    Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi

    beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.

    b. Otitis media akut

    Infeksis dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustachi) dan dapat

    mengakibatkan otitis media yang dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah

    pada rupture spontan gendang telinga.

    c. Mastoiditis akut

    Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebar infeksi ke dalam sel-sel mastoid.

    d. Laringitis

    e. Sinusitis

    f. Rhinitis

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    19/20

    BAB III

    KESIMPULAN

  • 5/25/2018 Tonsilitis Referat

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Boies A, dkk. 1997.Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Jakarta. Penerbit EGC2. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan

    Tenggorok. Balai Penerbit FKUI. Edisi ke-5. Jakarta

    3.Anatomi Tonsil diunduh dari

    http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsille

    ctomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/Proce

    dureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-

    dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04fe

    EQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3

    Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rl

    s%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tb

    m%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395.Pada tanggal 10 sept 2011 pukul 08.30

    WIB

    http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedures/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395