tokoh2 behavior

Upload: nurhadisaputra

Post on 05-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    1/9

    Home » Pendidikan » Pengetahuan » Teori Belajar Behavioristik Dan

    Penerapannya Dalam Pembelajaran

    Teori Belajar Behavioristik Dan Penerapannya Dalam

    Pembelajaran Teori Belajar Behavioristik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran

    Pada bagian ini dikaji tentang pandangan teori behavioristik terhadap proses

    belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran. Pembahasan diarahkan

    pada pengertian belajar menurut teori behavioristik, belajar menurut pandangan

     Thorndike, Watson, Clark Hull, d!in "uthrie, dan #kinner. $ajian diakhiri dengan

    penerapan teori belajar behavioristik dalam kegiatan pembelajaran.

    A. Tujuan Pembelajaran

    #etelah mempelajari ini diharapkan anda memiliki kemampuan untuk mengkaji

    hakekat belajar menurut teori belajar behavioristik dan penerapan teori tersebut

    dalam kegiatan pembelajaran.

    #edangkan indikator keberhasilan belajar jika anda dapat menjelaskan%

    Pengertian belajar menurut pandangan teori behavioristik.

     Teori belajar menurut Thorndike.

     Teori belajar menurut Watson

     Teori belajar menurut Clark Hull

     Teori belajar menurut d!in "uthrie

     Teori belajar menurut #kinner

    &plikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran.

    1. Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik 

    'enurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

    akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,

    belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami sis!a dalam hal

    kemampuannya untuk bertingkah laku dengan (ara yang baru sebagai hasil

    interaksi antara stimulus dan respon. #eseorang dianggap telah belajar sesuatu

     jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. #ebagai (ontoh, anak

    belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dan

    gurunyapun sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak tersebutbelum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap

    http://soddis.blogspot.co.id/http://soddis.blogspot.co.id/search/label/Pendidikan?&max-results=8http://soddis.blogspot.co.id/search/label/Pengetahuan?&max-results=8http://soddis.blogspot.co.id/2015/05/teori-belajar-behavioristik-dan.htmlhttp://soddis.blogspot.co.id/2015/05/teori-belajar-behavioristik-dan.htmlhttp://soddis.blogspot.co.id/search/label/Pendidikan?&max-results=8http://soddis.blogspot.co.id/search/label/Pengetahuan?&max-results=8http://soddis.blogspot.co.id/2015/05/teori-belajar-behavioristik-dan.htmlhttp://soddis.blogspot.co.id/2015/05/teori-belajar-behavioristik-dan.htmlhttp://soddis.blogspot.co.id/

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    2/9

    belajar. $arena ia belum dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil

    belajar. 

    'enurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa

    stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Dalam (ontoh di atas,

    stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada sis!a misalnya da)tar

    perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau (ara*(ara tertentu, untuk membantu

    belajar sis!a, sedangkan respons adalah reaksi atau tanggapan sis!a terhadap

    stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. 'enurut teori behavioristik, apa

    yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan

    karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. +ang dapat diamati hanyalah

    stimulus dan respons. leh sebab itu, apa saja yang diberikan guru -stimulus,

    dan apa saja yang dihasilkan sis!a -rspons, semuanya harus dapat diamati dan

    dapat diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran

    merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan

    tingkah laku tersebut. 

    /aktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behaviotistik adalah )aktor

    penguatan -rein)or(ement. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat

    timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan -positive rein)or(ement maka

    respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi -negative

    rein)or(ement responpun akan tetap dikuatkan. 'isalnya, ketika peserta didik

    diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giatbelajarnya. 'aka penambahan tugas tersebut merupakan penguatan positi)

    -positive rein)or(ement dalam belajar. Bila tugas*tugas dikurangi dan

    pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya, maka pengurangan

    tugas merupakan penguatan negati) -negative rein)or(ement dalam belajar. 0adi

    penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan

    -ditambahkan atau dihilangkan -dikurangi untuk memungkinkan terjadinya

    respons. 

     Tokoh*tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, ClarkHull, d!in "uthrie, dan #kiner. Pada dasarnya para penganut aliran

    behavioristik setuju dengan pengertian belajar di atas, namun ada beberapa

    perbedaan pendapat di antara mereka. #e(ara singkat, berturut*turut akan

    dibahas karya*karya para tokoh aliran behavioristik sebagai berikut.

    2. Teori Belajar Menurut Thorndike

    'enurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.

    #timulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajarseperti pikiran, perasaan, atau hal*hal lain yang dapat ditangkap melalui alat

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    3/9

    indera. #edangkan respon yaitu reaksi yang dimun(ulkan peserta didik ketika

    belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan1tindakan. Dari

    de2nisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat

    dari kegiatan belajar itu dapat berujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau

    tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati. 'eskipun aliran behaviorisme

    sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak dapat menjelaskan

    bagaimana (ara mengukur tingkah laku*tingkah laku yang tidak dapat diamati.

    3amun demikian, teorinya telah banyak memberikan pemikiran dan inspirasi

    kepada tokoh*tokoh lain yang datang kemudian. Teori Thorndike ini disebut juga

    sebagai aliran $oneksionisme -Conne(tionism.

    3. Teori Belajar Menurut atson

    Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah

     Thorndike. 'enurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus danrespon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah

    laku yang dapat diamati -observabel dan dapat diukur. Dengan kata lain,

    !alaupun ia mengakui adanya perubahan*perubahan mental dalam diri

    seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap hal*hal tersebut

    sebagai )aktor yang tak perlu diperhitungkan. 4a tetap mengakui bah!a

    perubahan*perubahan mental dalam benak sis!a itu penting, namun semua itu

    tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena

    tidak dapat diamati. 

    Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar

    disejajarkan dengan ilmu*ilmu lain seperti 2sika atau biologi yang sangat

    berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan

    dapat diukur. &sumsinya bah!a, hanya dengan (ara demikianlah maka akan

    dapat diramalkan perubahan*perubahan apa yang bakal terjadi setelah

    seseorang melakukan tindak belajar. Para tokoh aliran behavioristik (underung

    untuk tidak memperhatikan hal*hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat

    diamati, seperti perubahan*perubahan mental yang terjadi ketika belajar,

    !alaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting.

    !. Teori Belajar Menurut "lark #ull 

    Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon

    untuk menjelaskan pengrtian tentang belajar. 3amun ia sangat terpengaruh oleh

    teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Dar!in. Bagi Hull, seperti halnya

    teori evolusi, semua )ungsi tingkah laku berman)aat terutama untuk menjaga

    kelangsungan hidup manusia. leh sebab itu, teori Hull mengatakan bah!a

    kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan

    menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus

    dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, !alaupun

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    4/9

    respon yang akan mun(ul mungkin dapat berma(am*ma(am bentuknya. Dalam

    kenyataannya, teori*teori demikian tidak banyak digunakan dalam kehidupan

    praktis, terutama setelah #kinner memperkenalkan teorinya. 3amun teori ini

    masih sering dipergunakan dalam berbagai eksperimen di laboratorium.

    $. Teori Belajar Menurut %d&in 'uthrie

    Demikian juga dengan d!in "uthrie, ia juga menggunakan variabel hubungan

    stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. 3amun ia

    mengemukakan bah!a stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan

    atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull.

    Dijelaskannya bah!a hubungan antara stimulus dan respon (enderung hanya

    bersi)at sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu

    sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon

    bersi)at lebih tetap. 4a juga mengemukakan, agar respon yang mun(ul si)atnyalebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai ma(am stimulus

    yang berhubungan dengan respon tersebut. "uthrie juga per(aya bah!a

    hukuman -punishment memegang peranan penting dalam proses belajar.

    Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan

    dan perilaku seseorang. 3amun setelah #kinner mengemukakan dan

    mempopulerkan akan pentingnya penguatan -rein)or(emant dalam teori

    belajarnya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.

    5.Teori Belajar 'enurut #kinner$onsep*konsep yang dikemukakan oleh #kinner tentang belajar mampu meng*ungguli konsep*konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. 4amampu menjelaskan konsep belajar se(ara sederhana, namun dapatmenunjukkan konsepnya tentang belajar se(ara lebih komprehensi). 'enurut#kinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksidalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkahlaku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.Dikatakannya bah!a respon yang diberikan oleh seseorang1sis!a tidaklahsesederhana itu. #ebab, pada dasarnya stimulus*stimulus yang diberikan kepadaseseorang akan saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus*stimulus

    tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. Demikian jugadengan respon yang dimun(ulkan inipun akan mempunyai konsekuensi*konsekuensi. $onsekuensi*konsekuensi inilah yang pada gilirannya akanmempengaruhi atau menjadi pertimbangan mun(ulnya perilaku. leh sebab itu,untuk memahami tingkah laku seseorang se(ara benar, perlu terlebih dahulumemahami hubungan antara stimulus satu dengan lainnya, serta memahamirespon yang mungkin dimun(ulkan dan berbagai konsekuensi yang mungkinakan timbul sebagai akibat dari respon tersebut. #kinner juga mengemukakanbah!a dengan menggunakan perubahan*perubahan mental sebagai alat untukmenjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. #ebab,setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian dan seterusnya.

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    5/9

    Pandangan teori belajar behavioristik ini (ukup lama dianut oleh para guru dan

    pendidik. 3amun dari semua pendukung teori ini, teori #kinerlah yang paling

    besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program*

    program pembelajaran seperti Tea(hing 'a(hine, Pembelajaran berprogram,

    modul, dan program*program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep

    hubungan stimulus6 respons serta mementingkan )aktor*)aktor penguat

    -rein)or(ement, merupakan program*program pembelajaran yang menerapkan

    teori belajar yang dikemukakan oleh #kiner.

     Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak mampu menjelaskan

    situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variable atau hal*hal yang berkaitan

    dengan pendidikan dan1atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar

    hubungan stimulus dan respon. Contohnya, seorang sis!a akan dapat belajar

    dengan baik setelah diberi stimulus tertentu. Tetapi setelah diberi stimulus lagi

    yang sama bahkan lebih baik, ternyata sis!a tersebut tidak mau belajar lagi. Di

    sinilah persoalannya, ternyata teori behavioristik tidak mampu menjelaskan

    alasan*alasan yang menga(aukan hubungan antara stimulus dan respon ini.

    3amun teori behavioristik dapat mengganti stimulus satu dengan stimulus

    lainnya dan seterusnya sampai respon yang diinginkan mun(ul. 3amun

    demikian, persoalannya adalah bah!a teori behavioristik tidak dapat menja!ab

    hal*hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang

    diberikan dengan responnya.

    #ebagai (ontoh, motivasi sangat berpengaruh dalam proses belajar. Pandangan

    behavioristik menjelaskan bah!a banyak sis!a termotivasi pada kegiatan*

    kegiatan di luar kelas -bermain video*game, berlatih atletik, tetapi tidak

    termotivasi mengerjakan tugas*tugas sekolah. #is!a tersebut mendapatkan

    pengalaman penguatan yang kuat pada kegiatan*kegiatan di luar pelajaran,

    tetapi tidak mendapatkan penguatan dalam kegiatan belajar di kelas.

    Pandangan behavioristik tidak sempurna, kurang dapat menjelaskan adanya

    variasi tingkat emosi sis!a, !alaupun mereka memiliki pengalaman penguatanyang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang

    mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relati) sama, ternyata

    perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat

    berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya

    stimulus dan respon yang dapat diamati. 'ereka tidak memperhatikan adanya

    pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur*unsur yang

    diamati tersebut. 

     Teori behavioristik juga (enderung mengarahkan sis!a untuk ber2kir linier,

    konvergen, tidak kreati) dan tidak produkti). Pandangan teori ini bah!a belajar

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    6/9

    merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu memba!a sis!a menuju

    atau men(apai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak

    bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak )aktor yang berpengaruh

    dalam hidup ini yang mempengaruhi proses belajar. 0adi pengertian belajar tidak

    sesederhana yang dilukiskan oleh teori behavioristik.

    #kinner dan tokoh*tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak

    menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan belajar. 3amun apa yang

    mereka sebut dengan penguat negati) -negative rein)or(ement (enderung

    membatasi sis!a untuk bebas berpikir dan berimajinasi.

    'enurut "uthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar.

    3amun ada beberapa alasan mengapa #kinner tidak sependapat dengan"uthrie, yaitu7

    8. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersi)at

    sementara.

    9 Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi -menjadi bagian dari

     ji!a si terhukum bila hukuman berlangsung lama.

    : Hukuman mendorong si terhukum men(ari (ara lain -meskipun salah dan

    buruk agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat

    mendorong si terhukum melakukan hal*hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.

    #kinner lebih per(aya kepada apa yang disebut sebagai penguat negati).

    Penguat negati) tidak sama dengan hukuman. $etidaksamaannya terletak pada

    bila hukuman harus diberikan -sebagai stimulus agar respon yang akan mun(ul

    berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negati) -sebagai

    stimulus harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat.

    'isalnya, seorang sis!a perlu dihukum karena melakukan kesalahan. 0ika sis!a

    tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. Tetapi jika sesuatu yang tidak mengenakkan sis!a -sehingga ia melakukan

    kesalahan dikurangi -bukan malah ditambah dan pengurangan ini mendorong

    sis!a untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguat

    negati). ;a!an dari penguat negati) adalah penguat positi) -positive

    rein)or(ement. $eduanya bertujuan untuk memperkuat respon. 3amun bedanya

    adalah bah!a penguat positi) itu ditambah, sedangkan penguat negati) adalah

    dikurangi agar memperkuat respons.

    Aplikasi Teori Behavioristik dalam (egiatan Pembelajaran

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    7/9

    &liran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan

    teori dan praktek pendidikkan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran

    behavioristik. &liran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak

    sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus*

    responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasi).

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    8/9

    /ungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang

    sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga

    makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh

    karakteristik struktur pengetahuan tersebut.

    $arena teori behavioristik memandang bah!a sebagai sesuatu yang ada di dunia

    nyata telah tersetruktur rapi dan teratur, maka sis!a atau orang yang belajar

    harus dihadapkan pada aturan*aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu

    se(ara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar,

    sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin.

    $egagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan

    dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan belajar

    atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi

    hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu

    keberhasilan belajar. #is!a atau peserta didik adalah obyek yang harus

    berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh

    sistem yang berada di luar diri sis!a.

     Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan

    pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas =mimeti(>, yang menuntut

    sis!a untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam

    bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan

    pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi )akta mengikuti urutan daribagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum se(ara ketat,

    sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks1buku !ajib

    dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku

    teks1buku !ajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil

    belajar.

    valuasi menekankan pada respon pasi), ketrampilan se(ara terpisah, dan

    biasanya menggunakan paper and pen(il test. valuasi hasil belajar menuntut

    satu ja!aban benar. 'aksudnya, bila sis!a menja!ab se(ara =benar> sesuaidengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bah!a sis!a telah menyelesaikan

    tugas belajarnya. valuasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari

    kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan

    pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan sis!a se(ara

    individual.

    #e(ara umum, langkah*langkah pembelajaran yang berpijak pada teori

    behavioristik yang dikemukakan oleh #i(iati dan Prasetya 4ra!an -9??8 dapat

    digunakan dalam meran(ang pembelajaran ;angkah*langkah tersebut meliputi%

  • 8/16/2019 Tokoh2 Behavior

    9/9

    'enentukan tujuan*tujuan pembelajaran

    'enganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidenti2kasi

    pengetahuan a!al -entry behavior sis!a.

    'enentukan materi pelajaran.

    'eme(ah materi pelajaran menjadi bagian ke(il*ke(il , meliputi pokok bahasan,

    sub pokok bahasan, topik, dsb.

    'enyajikan materi pelajaran.

    'emberikan stimulus, dapat berupa% pertanyaan baik lisan maupun tertulis,

    tes1kuis, latihan, atau tugas*tugas.

    'engamati dan mengkaji respons yang diberikan sis!a.

    'emberikan penguatan1rein)or(ement -mungkin penguatan positi) ataupunpenguatan negati), ataupun hukuman.

    @. 'emberikan stimulus baru.

    8?. 'engamati dan mengkaji respons yang yang diberikan sis!a.

    88. 'emberikan penguatan lanjutan atau hukuman.

    89. Demikian seterusnya.

    8:. valuasi hasil belajar.