tka bi fix

30
TOPIK : Ketenagakerjaan Asing di Indonesia JUDUL : Berpikir Kritis terhadap permasalahan dan peraturan Ketenagakerjaan Asing di Indonesia TEMA TULISAN : Mengajak pembaca untuk berpikir kritis terhadap dampak globalisasi berupa masuknya tenaga kerja asing di Indonesia yang menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap bangsa. Dimana serangkaian peraturan yang tujuannya meminimalisir dampak negative justru muncul kasus. Diharapkan pembaca paham tentang implementasi yang ada di Indonesia terkait tenaga kerja asing, dimana sesungguhnya kita harus memprioritaskan kemajuan ekonomi bangsa kita serta memprioritaskan tenaga kerja Indonesia.

Upload: yohanes-yannes-ujuto

Post on 26-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TKA BI fix

TOPIK : Ketenagakerjaan Asing di Indonesia

JUDUL : Berpikir Kritis terhadap permasalahan dan peraturan

Ketenagakerjaan Asing di Indonesia

TEMA TULISAN : Mengajak pembaca untuk berpikir kritis terhadap dampak

globalisasi berupa masuknya tenaga kerja asing di Indonesia yang menimbulkan dampak

positif dan negatif terhadap bangsa. Dimana serangkaian peraturan yang tujuannya

meminimalisir dampak negative justru muncul kasus. Diharapkan pembaca paham

tentang implementasi yang ada di Indonesia terkait tenaga kerja asing, dimana

sesungguhnya kita harus memprioritaskan kemajuan ekonomi bangsa kita serta

memprioritaskan tenaga kerja Indonesia.

POLA TULISAN : Sebab-Akibat, Umum-Khusus, dan Pemecahan Masalah

Page 2: TKA BI fix

PARAGRAF 1

Paragraf : Pembuka (Deduktif)

Tema Paragraf : Dampak dari globalisasi pada pergerakan tenaga kerja

Kalimat Topik : Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran

modal dan investasi ke berbagai penjuru dunia, terjadi pula migrasi

penduduk atau pergerakan tenaga kerja antar negara.

Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal dan

investasi ke berbagai penjuru dunia, terjadi pula migrasi penduduk atau pergerakan

tenaga kerja antar negara. Pergerakan tenaga kerja tersebut berlangsung karena investasi

yang dilakukan di negara lain pada umumnya membutuhkan pengawasan secara langsung

oleh pemilik/investor dan demi menjaga kelangsungan usaha dan investasinya. Untuk

menghindari terjadinya permasalahan hukum serta penggunaan tenaga kerja asing yang

berlebihan, maka Pemerintah harus cermat menentukan kebijakan yang akan di ambil

guna menjaga keseimbangan antara tenaga kerja asing (modal asing) dengan tenaga kerja

dalam negeri.

Page 3: TKA BI fix

PARAGRAF 2

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Indonesia sebagai Negara anggota WTO harus membuka

kesempatan masuknya tenaga kerja asing.

Kalimat Topik : Untuk mengantisipasi hal-hal buruk dengan masuknya tenaga kerja

asing, maka diharapkan ada kelengkapan peraturan yang mengatur

persyaratan tenaga kerja asing serta pengamanan penggunaan tenaga

kerja asing.

Menyadari kenyataan sejauh ini Indonesia masih memerlukan investor asing,

demikian juga dengan pengaruh globalisasi peradaban dimana Indonesia sebagai negara

anggota WTO harus membuka kesempatan masuknya tenaga kerja asing. Untuk

mengantisipasi hal-hal buruk dengan masuknya tenaga kerja asing, maka diharapkan ada

kelengkapan peraturan yang mengatur persyaratan tenaga kerja asing serta pengamanan

penggunaan tenaga kerja asing. Peraturan tersebut harus mengatur aspek-aspek

dasar dan bentuk peraturan yang mengatur tidak hanya di tingkat Menteri, dengan tujuan

penggunaan tenaga kerja asing secara selektif dengan tetap memprioritaskan TKI.

Page 4: TKA BI fix

PARAGRAF 3

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Serangkaian peraturan dalam mempergunakaan tenaga kerja asing

di Indonesia.

Kalimat Topik : Dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui

mekanisme dan prosedur yang sangat ketat.

Dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui mekanisme dan

prosedur yang sangat ketat. Mulai dengan cara mewajibkan bagi perusaahan atau

korporasi yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di Indonesia dengan membuat

rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja

Asing. Berbeda dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menggunakan istilah

tenaga kerja asing terhadap warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indoensia (NKRI), dalam Keputusan Presiden Nomor

75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang

(TKWNAP), menggunakan istilah tenaga warga negara asing pendatang, yaitu tenaga

Page 5: TKA BI fix

kerja warga negara asing yang memiliki visa tinggal terbatas atau izin tinggal terbatas

atau izin tetap untuk maksud bekerja (melakukan pekerjaan) dari dalam wilayah Republik

Indonesia (Pasal 1 angka 1). Istilah TKWNAP ini dianggap kurang tepat, karena seorang

tenaga kerja asing bukan saja datang (sebagai pendatang) dari luar wilayah Republik

Indonesia, akan tetapi ada kemungkinan seorang tenaga kerja asing lahir dan bertempat

tinggal di Indonesia karena status keimigrasian orang tuanya (berdasarkan asas ius soli

atau ius sanguinis).

PARAGRAF 4

Paragraf : Induktif

Tema Paragraf : Harapan dimana tenaga kerja Indonesia kelak mampu mengadopsi

kemampuan (skill) tenaga kerja asing.

Kalimat Topik : Dengan demikian penggunaan tenaga kerja asing dilaksanakan

secara slektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia

secara optimal.

Pada prinsipnya, Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang penggunaan

tenaga kerja warga negara asing pendatang adalah mewajibkan pengutamaan penggunaan

tenaga kerja Indonesia di bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia kecuali jika ada

Page 6: TKA BI fix

bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak sepenuhnya diisi oleh tenaga

kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang

diperbolehkan sampai batas waktu tertentu (Pasal 2). Ketentuan ini mengharapkan agar

tenaga kerja Indonesia kelak mampu mengadopsi kemampuan (skill) tenaga kerja asing

yang bersangkutan dan melaksanakan sendiri tanpa harus melibatkan tenaga kerja asing.

Dengan demikian penggunaan tenaga kerja asing dilaksanakan secara selektif dalam

rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia secara optimal.

PARAGRAF 5

Paragraf : Deduktif-Induktif

Tema Paragraf : Perjalanan mencapai pengaturan penggunan tenaga kerja asing

Kalimat Topik : Dalam perjalanannya, pengaturan mengenai penggunaan tenaga

kerja asing tidak lagi diatur dalam undang-undang tersendiri, namun

sudah merupakan bagian dari kompilasi dalam UU Ketenagakerjaan

yang baru.

Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (UUK), penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing

Page 7: TKA BI fix

(UUPTKA). Dalam perjalanannya, pengaturan mengenai penggunaan tenaga kerja asing

tidak lagi diatur dalam undang-undang tersendiri, namun sudah merupakan bagian dari

kompilasi dalam UU Ketenagakerjaan yang baru. Dalam UUK, pengaturan Penggunaan

Tenaga Kerja Asing (TKA) dimuat pada Bab VIII, Pasal 42 sampai dengan Pasal 49.

Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja yang menggunakan TKA

untuk memperoleh izin tertulis; memiliki rencana penggunaan TKA yang memuat alasan,

jenis jabatan dan jangka waktu penggunaan TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja

WNI sebagai pendamping TKA; hingga kewajiban memulangkan TKA ke negara asal

setelah berakhirnya hubungan kerja.

PARAGRAF 6

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Pemerintah mengeluarkan perangkat hukum mulai dari perizinan,

jaminan perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan

Kalimat Topik : UUK menegaskan bahwa setiap pengusaha dilarang

mempekerjakan orang-orang asing tanpa izin tertulis dari Menteri.

UUK menegaskan bahwa setiap pengusaha dilarang mempekerjakan orang-orang

asing tanpa izin tertulis dari Menteri. Pengertian Tenaga Kerja Asing juga dipersempit

Page 8: TKA BI fix

yaitu warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Di

dalam ketentuan tersebut ditegaskan kembali bahwa setiap pemberi kerja yang

mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat

yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja

Indonesia (TKI), pemerintah membatasi penggunaan tenaga kerja asing dan melakukan

pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah mengeluarkan sejumlah perangkat hukum

mulai dari perizinan, jaminan perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan.

PARAGRAF 7

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Ketentuan dalam mempekerjakan tenaga kerja asing

Kalimat Topik : Dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam

mengisi kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu

yang tidak dapat teratasi oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga

kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia sepanjang dalam

hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.

Dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam mengisi

kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu yang tidak dapat teratasi oleh

Page 9: TKA BI fix

tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia

sepanjang dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.

Mempekerjakan tenaga kerja asing dapat dilakukan oleh pihak manapun sesuai dengan

ketentuan kecuali pemberi kerja orang perseorangan. Setiap pemberi kerja yang

mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat

yang ditunjuk kecuali terhadap perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga

kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler. Ketentuan mengenai jabatan

tertentu dan waktu tertentu bagi tenaga kerja asing ditetapkan dengan keputusan Menteri,

yaitu Keputusan Menteri Nomor : KEP-173/MEN/2000 tentang Jangka Waktu Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

PARAGRAF 8

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Pembatasan terhadap tenaga kerja asing

Kalimat Topik : Terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing

di Indonesia harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-

bidang yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing.

Page 10: TKA BI fix

Terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia

harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-bidang yang dapat diduduki oleh tenaga

kerja asing. Hal itu bertujuan agar kehadiran tenaga kerja asing di Indoesia bukanlah

dianggap sebagai ancaman yang cukup serius bagi tenaga kerja Indonesia, justru

kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih professional

dan selalu menambah kemampuan dirinya agar dapat bersaing baik antara sesama tenaga

kerja Indonesia maupun dengan tenaga kerja asing. Oleh karenanya UUK, membatasi

jabatan-jabatan yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing. Terhadap tenaga kerja asing

dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu

yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor 223 Tahun 2003 tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang

Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi. Jabatan-jabatan yang dilarang ini

harus diperhatikan oleh si pemberi kerja sebelum mengajukan penggunaan tenaga kerja

asing. Selain harus mentaati ketentuan tentang jabatan, juga harus memperhatikan standar

kompetensi yang berlaku. Ketentuan tentang jabatan dan standar kompetensi

didelegasikan ke dalam bentuk Keputusan Menteri. Namun dalam prakteknya,

kewenangan delegatif maupun atributif ini belum menggunakan aturan yang sesuai

dengan UUK.

Page 11: TKA BI fix

PARAGRAF 9

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Izin dalam mempekerjakan tenaga kerja asing.

Kalimat Topik : Selain harus memiliki izin mempekerjakan tenaga kerja asing,

sebelumnya pemberi kerja harus memiliki Rencana Penggunaan

Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang disahkan oleh Menteri atau

pejabat yang ditunjuk.

Selain harus memiliki izin mempekerjakan tenaga kerja asing, sebelumnya pemberi

kerja harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang disahkan

oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 3 menyebutkan bahwa “pemberi kerja

yang akan mempekerjakan TKA harus memiliki RPTKA” yang digunakan sebagai dasar

untuk mendapatkan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA). Untuk

mendapatkan pengesahan RPTKA, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan

secara tertulis yang dilengkapi alasan penggunaan TKA dengan melampirkan :

Formulir RPTKA yang sudah dilengkapi;

Surat ijin usaha dari instansi yang berwenang;

Page 12: TKA BI fix

Akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat yang

berwenang;

Keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat;

Bagan struktur organisasi perusahaan;

Surat penunjukan TKI sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan;

Fotocopy bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku berdasarkan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di

perusahaan; dan

Rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari instansi tertentu apabila

diperlukan.

PARAGRAF 10

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Kasus adanya peraturan menteri tentang tata cara

penggunaan tenaga kerja asing.

Kalimat Topik : Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor

PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan

Tenaga Kerja Asing, pengajuan mempergunakan tenaga kerja

asing untuk pertama kalinya diajukan kepada Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi, selanjutnya untuk perpanjangan

Page 13: TKA BI fix

diajukan dan diberikan oleh Direktur atau

Gubernur/Walikota.

Gagasan Kalimat Penjelas : Kondisi ini telah melahirkan masalah baru di daerah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara

Penggunaan Tenaga Kerja Asing, pengajuan mempergunakan tenaga kerja asing untuk

pertama kalinya diajukan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, selanjutnya

untuk perpanjangan diajukan dan diberikan oleh Direktur atau Gubernur/Walikota.

Kondisi ini telah melahirkan masalah baru di daerah. Sebagai contoh kasus yang terjadi

di Kota Batam, Sebelum diberlakukannya UUK, Pemerintah Daerah melalui seksi

penempatan kerja dan tenaga kerja asing memiliki tugas dan wewenang dalam proses

pemberian izin tenaga kerja asing di Kota Batam. Akan tetapi setelah diberlakukannya

UUK, tugas dan kewenangan seksi tereliminir. Para pengusaha yang akan

mempekerjakan tenaga kerja asing pun harus melalui proses Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi di Jakarta. Tentu saja dengan mekanisme baru ini membutuhkan waktu

dan biaya yang tidak sedikit. Apa lagi birokrasi di Kementerian kita masih dinilai negatif;

urusan yang mudah justru dipersulit. Kerumitan yang dipandang oleh para pengusaha

yang akan meminta izin mempekerjakan tenaga kerja asing ini menjadi sorotan terutama

bagi kementerian yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan untuk dapat

meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan khususnya pemberian izin

mempekerjakan tenaga kerja asing.

Page 14: TKA BI fix

PARAGRAF 11

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Tanggapan keras dengan adanya Surat Keputusan.

Kalimat Topik : Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga menerbitkan

Surat Keputusan Nomor B.388/MEN/TKDN/VI/2005 tanggal

21 Juli 2005 yang telah disosialisasikan oleh Dinas Tenaga

Kerja Kota Batam.

Gagasan Kalimat Penjelas : SK ini pun mendapat tanggapan keras dari kalangan

pengusaha di Batam untuk dapat meninjau kembali tentang

pengesahan RPTKA.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga menerbitkan Surat Keputusan Nomor

B.388/MEN/TKDN/VI/2005 tanggal 21 Juli 2005 yang telah disosialisasikan oleh Dinas

Tenaga Kerja Kota Batam. SK ini pun mendapat tanggapan keras dari kalangan

pengusaha di Batam untuk dapat meninjau kembali tentang pengesahan RPTKA.

Keberatan lain yang menjadi poin penting adalah biaya yang cukup besar untuk

mengurus pengajuan dan izin penggunaan tenaga kerja asing. Pengurusan izin

Page 15: TKA BI fix

penempatan tenaga kerja asing juga muncul sehubungan dengan pendapatan asli daerah

(PAD) karena di dalam kaitannya dengan dana kompensasi di Provinsi Jawa Timur

terdapat sedikitnya 1400 tenaga kerja asing yang tersebar di wilayah Kabupaten/Kota.

Berkaitan dengan keberadaan tenaga kerja asing tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa

Timur membuat Perda Nomor 2 Tahun 2002 tentang Izin Kerja Perpanjangan Sementara

dan Mendesak Bagi tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; yang substansinya

memberikan pembebanan kepada pengguna tenaga kerja asing di Jawa Timur untuk

membayar dana kompensasi kepada pemerintah daerah provinsi dan hasil dana

kompensasi tersebut dibagi secara proporsional kepada setiap Kabupaten/Kota yang

terdapat di wilayah Provinsi Jawa Timur.

PARAGRAF 12

Paragraf : Deduktif

Tema Paragraf : Kasus lainnya tentang tenaga kerja asing terkait hak dan

kewajibannya.

Kalimat Topik : Contoh lain terdapat di Kabupaten Bekasi yang sebagian ruang

wilayah diperuntukkan bagi kawasan industri, maka dengan

didirikannya berbagai perusahaan industri, dampaknya terdapat

tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaan-perusahaan industri di

wilayah Bekasi.

Page 16: TKA BI fix

Contoh lain terdapat di Kabupaten Bekasi yang sebagian ruang wilayah

diperuntukkan bagi kawasan industri, maka dengan didirikannya berbagai perusahaan

industri, dampaknya terdapat tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaan-perusahaan

industri di wilayah Bekasi. Di Kabupaten Bekasi sedikitnya terdapat 1500 tenaga kerja

asing, dari jumlah tersebut sebagian besar tenaga kerja asing tersebut berasal dari Korea

dan Jepang. Terkait TKA di Kabupaten Bekasi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 19

Tahun 2001 tentang Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja Asing, salah satu substansi

pengaturannya berkaitan dengan kewajiban sertiap warga negara asing yang bekerja di

wilayah Kabupaten Bekasi untuk menyetor uang sebesar US$100 per bulan kepada

Pemerintah Kabupaten Bekasi. Secara ekonomis ketentuan tersebut menghasilkan dana

untuk pemerintah Kabupaten, karena dimasukkan ke dalam Anggaran Penerimaan dan

Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi dan secara tidak langsung Mekanisme

tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk dari pengawasan tidak langsung, karena

setiap bulan akan diketahui berapa jumlah tenaga kerja asing yang ada di Kabupaten

Bekasi. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dana yang Disetor setiap bulan dari para

pengusaha kawasan industri di Kabupaten bekasi ke Kas Pemda Bekasi. Namun demikian

menurut Pemda Bekasi keberadaan tenaga kerja asing di Bekasi belum memberikan

keuntungan bagi pembangunan di wilayahnya, Salah satu alasannya pemasukan pajak

tenaga kerja asing sebesar Rp 23 milyar wajib disetor ke Pemerintah Pusat, karena

berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2005 dana tersebut

Page 17: TKA BI fix

merupakan pendapatan non pajak dan hak pemerintah pusat. BPK mengatakan dana

tersebut bersumber dari dana pengembangan ketrampilan kerja (DPKK), padahal dana

tersebut merupakan uang hasil pungutan dari seluruh tenaga kerja asing yang bekerja di

wilayah Bekasi. Perda Nomor 19 Tahun 2001 mempertimbangkan Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999, Dalam undang-undang tersebut disebutkan daerah memiliki

kewenangan mengatur keberadaan tenaga kerja asing demi pembangunan daerah, hal ini

berarti pungutan yang berasal dari tenaga kerja asing seharusnya juga menjadi sumber

pendapatan asli daerah. Sedangkan pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan

menyatakan pungutan terhadap tenaga kerja asing sebagai pendapatan non pajak

Kementerian Keuangan menyatakan pungutan tersebut harus di setor kepada Pemerintah

Pusat.

Page 18: TKA BI fix

PARAGRAF 13

Paragraf : Deduktif-Induktif

Tema Paragraf : Adanya perbedaan pemahaman antara Pusat dan Daerah soal

tenaga kerja asing.

Kalimat Topik : Terjadi perbedaan pemahaman antara Pusat dan Daerah soal tenaga

kerja asing yang dapat menimbulkan permasalahan dan ketidakpastian hukum.

Dengan demikian terjadi perbedaan pemahaman antara Pusat dan Daerah soal

tenaga kerja asing yang dapat menimbulkan permasalahan dan ketidakpastian hukum.

Hal tersebut tidak perlu terjadi karena dengan tuntutan instansi/lembaga pemerintah di

daerah untuk menjalankan otonomi di daerahnya, dalam rangka ketenagakerjaan telah

dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang

Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota. Pada Lampiran Keputusan Mendagri,

khususnya Pada Bidang Ketenagakerjaan angka romawi I huruf A: Penempatan dan

pendayagunaan, angka 7 : Perizinan dan Pengawasan, perpanjangan izin penggunaan

tenaga Kerja asing, dan disebutkan kewenangan-kewenangan yang dilimpahkan kepada

Kabupaten/Kota.

Page 19: TKA BI fix

PARAGRAF 14

Paragraf : Penutup (Deduktif-Induktif)

Tema Paragraf : Memprioritaskan bangsa dan tenaga kerja Indonesia.

Kalimat Topik : Tenaga ahli yang didatangkan dari luar negeri oleh

perusahaan pemerintah/swasta hendaknya benar-benar tenaga

ahli yang terampil sehingga dapat membantu proses

pembangunan ekonomi dan teknologi di Indonesia.

Gagasan Kalimat Penjelas : Kemudian para tenaga kerja Indonesia sebaiknya

mengadopsi kemampuan (skill) dari para tenaga asing untuk

mampu bersaing di jaman globalisasi ini.

Tenaga ahli yang didatangkan dari luar negeri oleh perusahaan pemerintah/swasta

hendaknya benar-benar tenaga ahli yang terampil sehingga dapat membantu proses

pembangunan ekonomi dan teknologi di Indonesia. Untuk itu proses alih teknologinya

kepada TKI baik dalam jalur menajerial maupun profesionalnya harus mendapat

pengawasan yang ketat dengan memberikan sertifikasi kepada tenaga ahli tersebut.

Kemudian para tenaga kerja Indonesia sebaiknya mengadopsi kemampuan (skill) dari

para tenaga asing untuk mampu bersaing di jaman globalisasi ini.

Page 20: TKA BI fix

DAFTAR REFERENSI

Laporan, “Survey Nasional Tenaga Kerja Asing di Indonesia”, Bank Indonesia,

Tahun 2009.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja

Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP)

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01.HT.04.02 Tahun

1997 Penggunaan Ahli Hukum Warga Negara Asing oleh Kantor Konsultan

Hukum Indonesia

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI  Nomor M.09-Pr.07.10 Tahun 2007

Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM RI

Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan

Tenaga Kerja Asing

Kompas.com, Dilema Indonesia dalam ACFTA, 11 Mei 2011