tiva pakbe

Upload: kemal-fadhli-hadi

Post on 02-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 TIVA Pakbe

    1/3

    Teknik Anastesi TIVA (Total Intravenous Anesthesia)

    Anestesi yang digunakan adalah GA dengan teknik TIVA. GA tidak selalu menjadi

    pilihan terbaik dalam tindakan operatif yg dilakukan, dengan memikirkan pertimbanganmengenai tekhnik dan prosedur operasi yg dilakukan serta kondisi pasien, anestesi local atau

    regional dapat merupakan pilihan terbaik.

    Keuntungan pada anestesi GA adalah :. !engurangi kejadian pasien mengingan kejadian di durante operasi

    ". !erelaksasi otot

    #. Air$ay, breathing, circulation dapat terkontrol dg baik%. &apat diberikan cepat dan re'ersible

    TIVA Ketamin

    Dosis : 0,5 2 mg/kgBB IV

    4 mg/kgBB IM

    Indikasi : untuk pasien syok pada pasien pedaa!an kaena tauma e"ek meningkatkan tekanan daa!,

    intao#u$a, inta#ania$, gu$a daa!%

    Tidak dian&ukan pada pasien dia'etes me$$itus dan !ipetioid%

    (nset 0,5 menit

    Duasi )5 menit

    *"ek samping : + eaksi disosiasi digam'akan dengan mimpi 'uuk diatasi dengan pem'eian

    mida-o$am

    - .ipesa$iasi'i$a suda! di'eikan su$"as atopin di pemedikasi suda! teatasi

    Penilaian dan Persiapan Praanestesia

    Anamnesis (i$ayat apakah pasien pernah mendapat anesthesia sebelumnya sangatlah penting untuk

    mengetahui apakah ada hal)hal yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya alergi, mual)

    muntah, nyeri otot, gatal)gatal atau sesak nafas pasca bedah, sehingga dapat dirancang anesthesia

    berikutnya dengan lebih baik.Kebugaran untuk anesthesia

    *embedahan elektif boleh ditunda tanpa batas $aktu untuk menyiapkan agar pasien

    dalam keadaan bugar, sebaliknya pada operasi sito penundaan tidak perlu harus dihindari.

    Premedikasi

    *remedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk

    melancarkan induksi, rumatan, dan bangun dari anestesi diantaranya:

    . !eredakan kecemasan dan ketakutan.

    ". !emperlancar induksi anestesi.#. !engurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus.

    %. !eminimalkan jumlah obat anestetik.+. !engurangi mual muntah pasca bedah.. !enciptakan amnesia.

    -. !engurangi isi cairan lambung.

    . !engurangi refleks yang membahayakan.*ada pasien ini diberikan pramedikasi dengan mida/olam ",+ mg dan cendantron %mg.

  • 7/26/2019 TIVA Pakbe

    2/3

    Induksi Anestesia

    Induksi anestesia adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar,

    sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan. Induksi anestesia dapatdikerjakan dengan secara intra'ena, inhalasi, intramuskular, atau rectal. 0etelah pasien tidur

    akibat induksi anestesia langsung dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesia sampai tindakan

    pembedahan selesai. Induksi intra'ena paling sering dikerjakan dan digemari, apalagi bila sudah terpasang

    jalur 'ena, karena cepat dan mudah. 1bat induksi bolus disuntikkan dalam kecepatan #2)) detik.

    0elama induksi anestesia, pernafasan pasien, nadi, dan tekanan darah harus dia$asi. *ada pasienini diberikan induksi intra'ena dengan ketamin #2mg

    ketamin

    Ketamin merupakan arylcyclohe3ylamine yang memiliki struktur mirip dengan

    phencyclidine. Ketamin pertama kali disintesis tahun 4", dimana a$alnya obat ini disintesis

    untuk menggantikan obat anestetik yang lama 5phencyclidine6 yang lebih sering menyebabkanhalusinasi dan kejang. 1bat ini pertama kali diberikan pada tentara Amerika selama perang

    Vietnam.Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan 7rapid actingnon barbiturate general anesthesia8. Ketalar sebagai nama dagang yang pertama kali

    diperkenalkan oleh &omino dan 9arson tahun 4+ yang digunakan sebagai anestesi umum.

    Ketamin untuk induksi anastesia dapat menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersali'asi , nyeri

    kepala, pasca anastesi dapat menimbulkan muntah)muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk.Ketamin juga sering menyebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi

    gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergence phenomena.

    !ekanisme kerjaeberapa kepustakaan menyebutkan bah$a obat ini bekerja dengan blok terhadap

    reseptor opiat dalam otak dan medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan

    interaksi terhadap reseptor metilaspartat dapat menyebakan anastesi umum dan juga efekanalgesik.

    ;fek farmakologis

    ;fek pada susunan saraf pusat. Apabila diberikan intra'ena maka dalam $aktu #2 detik

    pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupakelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. 0elain itu kadang)kadang dijumpai gerakan yang

    tidak disadari, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang. Apabila diberikan secara

    intramuskular, efeknya akan tampak dalam +) menit, sering mengakibatkan mimpi buruk danhalusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak

    meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial.

    ;fek pada mata. !enimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan,terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis.

    ;fek pada sistem kardio'askular. Ketamin adalah obat anestesia yang bersifat

    simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung. *eningkatan tekanan

    darah akibat efek inotropik positif dan 'asokonstriksi pembuluh darah perifer.;fek pada sistem respirasi. *ada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem

    respirasi, dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga

    merupakan obat pilihan pada pasien ashma.&osis dan pemberian

  • 7/26/2019 TIVA Pakbe

    3/3

    Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses

    pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak < anak. Ketamin bersifat larut air sehingga

    dapat diberikan secara IV atau I! dosis induksi adalah < " mg=Kg secara IV atau + < 2mg=Kg I! , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 2," mg=Kg dan harus dititrasi untuk

    mendapatkan efek yang diinginkan.

    >ntuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. *emberian secaraintermitten diulang setiap 2 < + menit dengan dosis setengah dari dosis a$al sampai operasi

    selesai.

    ?armakokinetikAbsorbsi. *emberian ketamin dapat dilakukan secara intra'ena atau intramuskular.

    &istribusi. Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke

    seluruh organ. ;fek muncul dalam #2 < 2 detik setelah pemberian secara IV dengan dosis

    induksi, dan akan kembali sadar setelah + < "2 menit. @ika diberikan secara I! maka efek baruakan muncul setelah + menit.

    !etabolisme. Ketamin mengalami biotransformasi oleh en/im mikrosomal hati menjadi

    beberapa metabolit yang masih aktif.

    ;kskresi. *roduk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal.

    ;fek samping

    &apat menyebabkan efek samping berupa takikardi, agitasi dan perasaan lelah, halusinasi

    dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada

    otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intracranial. *ada mata dapatmenyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia.

    Kontra indikasi

    !engingat efek farmakodinamiknya yang relati'e kompleks, maka penggunaannyaterbatas pada pasien normal saja. *ada pasien yang menderita penyakit sistemik penggunaanya

    harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat, misalnya pada trauma

    kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat, misalnya padapenyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. 0elain itu juga bagi pasien yang menderita

    penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat < obat simpatomimetik, seperti hipertensi

    tirotoksikosis, diabetes militus , dan penyakit jantung koroner.