tipus pisah

17
TINJAUAN PUSTAKA

Upload: pieter-johny

Post on 06-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau bakteri.

Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak

Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial.

Gejala napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaranradiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut.

Faktor resiko

Usia

Penyakit ISPA ditemukan pada 50% anak berusia dibawah 5 tahun, 30% anak berusia 5 sampai 12 tahun dan 23% kasus ISPA berat dari seluruh kasus ISPA pada anak diatas usia 6 bulan. Dari hasil penelitian Kholisah Nasution, dkk pada tahun 2008 menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan dengan prevalensi ISPA pada balita (p=0,327).

Jenis Kelamin

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau bakteri pada laki-laki dan perempuan. Namun terdapat sedikit perbedaan yakni insiden lebih tinggi pada laki-laki diatas usia 6 tahun. Dari hasil penelitian Kholisah Nasution, dkk pada tahun 2008 menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan dengan prevalensi ISPA pada balita (p=0,327).

Status Gizi

Status gizi merupakan faktor resiko penting pada penyakit pneumonia. Gizi buruk merupakan faktor presdiposisi terjadinya ISPA pada anak. Hal tersebut berkaitan dengan ganguan respon imun.

Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua menunjukan hubungan terbalik antara angka kejadian ISPA. Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi, dan berkaitan pengetahuan orang tua.

Fasilitas Kesehatan

Angka kematian untuk semua kasus pneumonia pada anak yang tidak diobati diperkirakan 10 sampai 20%. Penggunaan fasilitas kesehatan dapat mencerminkan tingginya insiden ISPA yakni 60% dari kunjungan rawat jalan di puskesmas dan 20 sampai 40% dari kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS.

Lingkungan

Studi epidemiologi di negara berkembang menunjukkan jika polusi udara baik dari dalam maupun luar rumah berhubungan dengan beberapa penyakit ISPA. Hal tersebut berkaitan dengan konsentrasi polutan lingkungan yang dapat mengiritasi mukosa saluran respiratori. Anak yang tinggal didalam rumah berventilasi baik memiliki angka insidens ISPA lebih rendah daripada anak yang berada di dalam rumah berventilasi buruk.

Imunisasi

Campak, pertusis dan beberapa penyakit lain dapat meningkatkan risiko terkena ISPA dan memperberat ISPA itu sendiri tetapi sebetulnya dapat dicegah.

Klasifikasi ISPA

Penumonia berat

Adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, serta gizi buruk.

Pneumonia tidak berat

Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi bila paru-paru menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik nafas.

Tanda lain yang mungkin ada:

Nafas cuping hidung.

Suara rintihan.

Sianosis (pucat).

Di sertai nafas cepat:

Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan sampai 1 tahun.

Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun sampai 5 tahun.

Usia anak 2 bulan 5 tahun

Bukan pneumonia

Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.

Tidak ada nafas cepat.

Anak umur kurang dari 2 bulan

Pneumonia berat

Adanya tanda bahaya yaitu kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, demam atau dingin.

Bukan pneumonia

Tidak ada nafas cepat.

Nafas cepat dengan frekuensi 60 kali/menit atau lebih.

Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat.

Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

Pneumonia

Peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).

Pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif, sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob.

Etiologi

Bayi baru lahir ( neonatus sampai 2 bulan)Usia lebih dari 2 bulan- 12 bulanUsia 1 tahun-5 tahunOrganisme saluran genital ibu: Streptokokus grup B, Escheriacoli dan kuman Gram negatif lain, Listeria monocytogenes, Chlamydia trachomatis Tersering: Sifilis congenital pneumonia alba Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal. Pneumonia dapat ditemukan pada 20% anak dengan pertusis. Streptococcus pneumonia, H. influenzae, Stretococcus grup A, tersering S.Aureus, Chlamydia pneumonia: banyak pada usia 5-14 tahun (disebut pneumonia atipikal).

Klasifikasi

Klinis & epidemiologis

Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

Bakteri penyebab

Pneumonia bakterial/tipikal.

Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia/nosocomial pneumonia)

Pneumonia aspirasi

Pneumonia pada penderita immunocompromised

Pneumonia atipikal

Bronkopneumonia

Pneumonia Interstisial

Pneumonia virus

Predileksi Infeksi

Pneumonia lobaris

Pneumonia Jamur

Patogenesis

Inhalasi bronkus terminal / alveolus aspirasi inokulasi permulaan infeksi.

pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi.

Diagnosa

AnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan PenunjangBatuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen bahkan bisa berdarahSesak napasDemamKesulitan makan/minumTampak lemahPenilaian keadaanGejala distres pernapasan seperti takipnea, retraksi subkostal, batuk, krepitasi, dan penurunan suara paru, Demam dan sianosisAnak di bawah 5 tahun mungkin tidak menunjukkan gejala pneumonia yang klasikRadiologi difus bilateral dengan peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru. Laboratorium peningkatan jumlah leukosit, Infeksi virus leukosit normal atau meningkat, bakteri leukosit meningkat 15.000 sampai 40.000 /mm3.

Pencegahan

Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI eksklusif pada bayi anda.

Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur.

Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya.

Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah ISPA diantaranya imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib/DaPT-Hib, dan imunisasi PCV.

Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.

Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan penderita ISPA.

Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari anak anda atau anggota keluarga lainnya.

Mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau anggota keluarga lainnya yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan seperti anak yang sehat tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang sedang sakit ISPA.

Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan/rumah.