tinjauan pustaka dm
DESCRIPTION
medicalTRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELLITUS
KOMA ASIDOSIS DIABETIKUM
BATASAN
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,
dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dan
kurangnya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada
metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga gangguan
metabolisme lemak dan protein.
KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dibuat atas dasar keputusan para Ahli Diabetes WHO di
Geneva tanggal 10-16 Februari 1985.
Klasifikasi DM dan Gangguan Toleransi Glukosa menurut WHO 1985
A. Klasifikasi Klinis
1. IDDM (DMtipe 1)
2. NIDDM (DMtipe 2)
3. Bila meragukan tipe 1 atau 2, disebut: Questionable DM
4. MRDM (Malnutrition Related DM):
a. Fibrocalculous Pancreatic DM (FDPD)
b. Protein Deficient Pancreatic DM (PDPD)
5. Tipe lain DM yang berhubungan dengan kondisi dan sindrom tertentu.
a. Impaired Glucose Tolerance (GTG= DM Chemical= DM Latent)
b. Gestational DM (DM hanya pada waktu hamil saja)
B. Klasifikasi Resiko Statistik
Yang termasuk ini adalah penderita yang:
- kedua orang tuanya menderita DM (Potential DM)
- pemah menderita GTG kemudian normal lagi
- pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dan 4 kg.
7
GEJALA KLINIK
Gejala klinik DM yang klasik: mula-mula polifagia, polidipsia, poliuria, dan
berat badan naik, kemudian polidipsia, poliuria dan berat badan turun,
bahkan dapat disusul dengan mual - muntah dan koma diabetik. Gejala
kronik lain yang sering: lemah badan, semutan, mata kabur yang berubah-
rubah, mialgia, artralgia, penurunan kemampuan seksual, dan lain-lain.
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa menurut
Surabaya 1991 (Modifikasi Kriteria Diagnosis DM WHO 1985) Darah
Kapiler, metode enzimatik, beban glukosa 75 gram, puasa 10- 16 jam.
I. Diagnosis DM apabila:
a. Terdapat gejala-gejala DM, ditambah dengan :
b. Salah satu dari (Gula darah puasa) GDP >120mg/dl, (Gula darah 2 jam
post prandial) GD 2jpp > 200mg/dl, atau (Gula darah acak) GDA
>200mg/dl.
II. Diagnosis DM apabila:
a. Tidak terdapat gejala-gejala DM, tetapi :
b. Terdapat dua hasil dari GDP >120mg/dl, GD2jpp >200 mg/dl, atau
GDA >200 mg/dl.
III. Diagnosis Gangguan Toleransi Glukosa (GTG) apabila:
GDP < 120mg/dl dan GD2jpp antara 140-200 mg/dl.
IV. Untuk kasus meragukan dengan hasil:
GDP >120 mg/dl dan 2j PP >200 mg/dl, maka ulangi pemeriksaan sekali
lagi, dengan persiapan minimal 3 hari dengan diit karbohidrat lebih dari
150 gram perhari dan kegiatan fisik seperti biasa, kemungkinan hasil
adalah:
a. DM apabila hasilnya sama atau tetap, yaitu GDP <120 mg/dl dan 2jpp >
200 mg/dl, atau apabila hasilnya memenuhi kriteria I atau II
b. GTG apabila basil cocok dengan kriteria III.
Note
- Gejala DM: Polidipsia, Poliuria, Berat Badan turun
8
- GDP : Glukosa Darah Puasa (10-16 jam)
- GD2jpp : Glukosa Darah 2 jam Post Prandial (sesudah beban Glukosa
75 gram waktu diagnosis) beban makan pagi dikerjakan sewaktu follow-up
atau control.
DIAGNOSIS BANDING
1. Untuk kasus-kasus dengan hiperglikemia sesudah makan:
a. penyakit hepar (sirosis, hepatitis kronik)
b. gagal ginjal krornk (GGK)
c. hipertiroidi
2. Untuk kasus-kasus dengan reduksi urin positif:
a. glukosuria renal (karena nilai ambang ginjal rendah)
b. Galaktosuria pada kehamilan
c. obat-obat: vitamin C dosis tinggi, dan lain-lain.
Tetapi kesemuanya ini (2a, 2b, 2c) tidak disertai dengan hiperglikemia.
PENATALAKSANAAN
Dasar-dasar terapi diabetes (Pentalogi) Terapi Primer :
I. Diit
II. LatihanFisik
III. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
Terapi Sekunder:
IV. Obat Hipoglikernik (OAD dan Insulin)
V. Cangkok Pankreas (belum dilaksanakan di Indonesia)
Macam-macam diit diabetes di Surabaya (Dalam melaksanakan diit, ikuti
3 J:
J1 = Jumlah kalori yang diberikan harus dihabiskan)
J2 = Jadwal makan harus diikuti
J3 = Jenis gula dan yang manis harus dipantang
Indikasi Diit B
(68% kal Kbh, 20% kaL Lemak, 12% kal.Protein)
9
Diit-B pada umumnya diberikan kepada semua penderita DM yang kurang
mampu atau penderita DM lainnya yang:
1. kurang tahan lapar dengan diitnya
2. mempunyai hiperkolesterlemia
3. mempunyai penyulit makroangiopati (misalnya: pernah mengalami
GPDO, PJK, gangguan pembuluh darah perifer)
4. mempunyai penyulit mikroangiopati (misalnya retinopati diabetik,
Nefropati Diabetik Tipe B = Stadium 1)
5. telah menderita DM lebih dari 15 tahun.
- GPDO = Gangguan Pembuluh Darah Otak, misalnya : trombosis serebri.
- PJK = Penyakit Jantung Koroner
Indikasi Diit-Bi
(60% kal. Kbh, 20% kal. Lemak, 20% kal. Protein)
Diit-Bi diberikan kepada penderita DM yang memerlukan diit protein tinggi,
misalnya penderita DM yang :
1. mampu, atau mempunyai kebiasaan makan protein tinggi, tetapi
memiliki kadar lemak yang normal.
2. kurus (underweight) (RBW kurang dari 90%)
3. masih muda (perlu pertumbuhan)
4. mengalami patah tulang
5. hamil atau menyusui
6. menderita hepatitis kronik atau sirosis hati
7. menderita tuberkulosis paru
8. menderita selulitis/ gangren
9. dalam keadaan pasca bedah
10. menderita penyakir Graves = Morbus Basedow
11. menderita kanker (Ca Cervix, Ca Mamma; Hepatoma, dan lain-lain)
12. mengidap infeksi cukup lama (demam tifoid, ISK, meningitis dll)
Indikasi Diit-B2
Untuk DM dengan nefropati Tipe B2 (Stadium II)
Indikasi Diit-B3
Untuk DM dengan Nefropati Tipe B3 (Stadium III)
10
Indikasi Diit-Be
Boleh gula dan yang manis (termasuk es krim) asal tetap mengiknti 3 J
- Untuk DM dengan nefropati tipe Be (Stadium IV = Terminal).
Latihan fisik: secara teratur tiap hari
Penyuluban Kesehatan Masyarakat (PKM) : tentang DM
Obat Hipoglikernik (OAD dan Insulin)
Tablet OAD (disingkat: OAD)
Indikasi: DM tipe 2, DM.M (MRDM)
Klasifikasi OAD :
1. Insulin sekretagok (merangsang sekresi insulin)
Sulfonilurea :
Glibenklamid : sering menyebabkan koma hipoglikemi, tidak disarankan
untuk orang gemuk, a.c.
Glinid : Glimepirid, Gliburid : efek hipoglikemi lebih rendah, atheroprotektif.
Non-sulfonilurea : Nateglinide, Repaglinide
2. Insulin sensitizer (menurunkan resistensi insulin)
Biguanid : Metformin : lini I, disarankan untuk orang gemuk, p.c dan
atheroprotektif.
Glitazon : Thioglitazon, Thiazolidindion : Hepatotoksik, p.c
3.Inhibitor α-glukosidase (menghambat absorbsi glukosa di usus)
Acarbose : ES flatus, bersama suapan pertama.
Klasifikasi klinik OAD secara rasional, harus diketahui indikasi:
A. Apabila perlu hipoglikemi kuat, gunakan golongan glibenklamid
(Englucci & Daonil) dosis maksimal 2-3 tablet perhari, atau klorpropamid
(Diabenese) dosis maksimal 2 tablet per hari)
B. Untuk DM plus kelainan faal hepar dan atau ginjal, gunakan golongan
gliquidon (Glurenorm, dosis maksimal 4 tablet per hari.
C. Untuk DM plus angiopati, gunakan golongan glikiazid (Diamicron, dosis
maksimal 4 tablet per hari)
D. Untuk DM ringan atau sedang, atau gangguan pasca-reseptor,
11
gunakab golongan glipizid (Minidiab, dosis maksimal 6 tablet per hari).
Yang harus diketahui: agar angiopati diabetik tidak mudah timbul,
hindarkan terjadinya NSH (Noctoroal Symptomless Hypoglycemia). NSH
dapat timbul bila : OAD diberikan pada sore atau malam hari. NSH ini
akan merangsang sekresi katekolamin, kortisol, growth hormon, dan
glukagon yang semuanya mempercepat terjadinya angiopati diabetik.
Karena itu, apabila memberikan OAD, misalnya golongan glibenklamid,
maka berikanlah pada pagi dan siang hari, jangan pagi dan sore hari.
INSULIN
- Indikasi:
1. DM tipe-l, DM-M (MRDM)
2. Koma Diabetik
3. DM tipe-2 dan keadaan tertentu
DM dengan secondary failure dan OAD, DM + kehamilan, DM selulitis /
gangrene / infeksi lainnya, DM kurus, DM + fraktur, DM + hepatitis khronik/
Cirrhosis, DM + operasi, DM + TBC, DM + Graves disease, DM +
keganasan.
Macam Insulin
- Insulin Konvensional
- Insulin Monokomponen
- BHI (Biosynthetic Human Insulin)
Macam Insulin Efek puncak Lama kerja
Insulin cepatHumalog, Apidra, Aspart
1-2 jam 4-6 jam
Insulin pendekActrapid, Humulin-R
2-4 jam 6-8 jam
Insulin menengahHumulin-N, Monotard Human
4-12 jam 18-24 jam
Insulin campuranMixtard 30/70, Humulin 30/70
2-8 jam 14-15 jam
Insulin panjang 24 jam
12
Lantus
CANGKOK PANKREAS
Belum dilaksanakan di Indonesia, tetapi sudah di AS dan beberapa
negara di Eropa.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada keadaan regulasi DM, Regulasi teratur dan
baik akan memberi prognosis baik. Prognosis Nefropati Diabetik Tipe B3
dan Be kurang baik.
KOMPLIKASI
Akut:
Ketoasidosis diabetik
Hiperosmolar non ketotik
Hipoglikemia
13
Kronik:
Makroangiopati:
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah perifer
Pembuluh darah otak
Mikroangiopati:
Pembuluh darah kapiler retina
Pembuluh darah kapiler renal
Neuropati
Gabungan:
Kardiomiopati
Rentan infeksi
Kaki diabetik
Disfungsi ereksi
KETOASIDOSIS DIABETIK
DEFINISI
Ketoasidosis Diabetikum pada dasarnya terjadi melalui 2 proses penting
yaitu : Hiperglikemi dan Hiperketogenesis, yang juga diikuti oleh
perubahan-perubahan metabolik lain.
DIAGNOSIS
Klinis :
Poliuria, Polidipsi, mual atau muntah, pernafasan Kussmaul (dalam dan
cepat), lemah, dehidrasi, hipotensi sampai syok, kesadaran terganggu
sampai koma.
Darah :
Hiperglikemia >300mg/dL (biasanya melebihi 500mg/dL)
Bikarbonat kurang dari 20mEq/L dan pH <7,35
14
Urine :
Glukosuria dan ketonuria.
PENATALAKSAAN
PROGNOSIS
Prognosis baik selama terapi adekuat pada fase I dan II, dan selama tidak
ada penyakit lain yang fatal (sepsis, syok septik, infark miocard akut,
trombosis, dll).
15
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Dokter Indonesia, 2013, Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, edisi 1.
FK UNAIR / RSU Dr. Soetomo Surabaya, 2008, Pedoman Diagnosis dan Terapi (PDT) Bag/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III.
Askandar Tjokroprawiro dkk, 2015, Surabaya, Airlangga University Press, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi 2.
16