tinjauan aspek-aspek pembangunan yang …

12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011 53 TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG MEMPENGARUHI DAMPAK LINGKUNGAN KAWASAN PESISIR DAN LAUT Oleh : P. Astjario dan D. Kusnida Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung Diterima : 09-09-2010; Disetujui : 13-02-2011 SARI Urbanisasi yang terjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesia menambah beban daerah perkotaan menjadi lebih berat. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan infrastruktur perkotaan seperti perumahan, sarana transportasi, air bersih, prasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal tersebut di atas akan menyebabkan dorongan luar biasa terhadap pengalihfungsian lahan- lahan pertanian di kawasan pesisir, di tempat mana akan terjadi suatu situasi kritis terhadap masalah limbah. Kebutuhan akan lahan untuk permukiman maupun kegiatan perekonomian akan semakin meningkat sehingga terjadi perubahan tataguna lahan yang mengakibatkan peningkatan aliran permukaan dan limbah. Pengendalian pencemaran dan pembuangan limbah, merupakan masalah krusial dalam kawasan ini dan tindakan langsung maupun tidak langsung diperlukan untuk menciptakan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat merusak lingkungan. Kata kunci : urbanisasi, infrastruktur, aliran permukaan, pencemaran dan limbah. ABSTRACT Urbanizations that occured in nearly all of the big cities in Indonesia had burdened city areas lately. The increasing of population always comes up with the improvement of infrastructures like residential area, transportation, clean water, educational facility etc. These things may cause a stimulus and change the function of coastal farming lands and will reach a critical situation concerning the waste problem. The need of lands for settlement area and economical activity will increase and cause the change on land use and will increase the drainage and wastes. The pollution and waste dumping control are crucial problems in this area and the direct and indirect action is needed to create controls on activities that could damage the environment. Key word : urbanization, infrastructure, drainage, pollution and waste. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk baik di kota-kota besar yang berada di kawasan pesisir dapat mencapai sekitar 1,4% per tahun, berdasarkan sensus perioda 2000 – 2005 (Badan Sensus Nasional), nilai tersebut sama dengan laju pertumbuhan penduduk nasional. Untuk menampung jumlah penduduk yang terus bertambah maka perencanaan pengembangan kota di kawasan pesisir akan semakin luas. Perluasan pelabuhan, bandara dan daerah industri yang diletakkan di luar kota dapat diartikan sebagai langkah menuju perkembangan kawasan pemukiman baru (Encarta, 1998). Dengan demikian kota ini akan

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011

53

TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG MEMPENGARUHI DAMPAK LINGKUNGAN KAWASAN PESISIR DAN LAUT

Oleh :

P. Astjario dan D. Kusnida

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung

Diterima : 09-09-2010; Disetujui : 13-02-2011

SARI

Urbanisasi yang terjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesia menambah beban daerahperkotaan menjadi lebih berat. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkataninfrastruktur perkotaan seperti perumahan, sarana transportasi, air bersih, prasarana pendidikan, danlain-lain.

Hal tersebut di atas akan menyebabkan dorongan luar biasa terhadap pengalihfungsian lahan-lahan pertanian di kawasan pesisir, di tempat mana akan terjadi suatu situasi kritis terhadap masalahlimbah. Kebutuhan akan lahan untuk permukiman maupun kegiatan perekonomian akan semakinmeningkat sehingga terjadi perubahan tataguna lahan yang mengakibatkan peningkatan aliranpermukaan dan limbah. Pengendalian pencemaran dan pembuangan limbah, merupakan masalahkrusial dalam kawasan ini dan tindakan langsung maupun tidak langsung diperlukan untukmenciptakan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat merusak lingkungan.

Kata kunci : urbanisasi, infrastruktur, aliran permukaan, pencemaran dan limbah.

ABSTRACT

Urbanizations that occured in nearly all of the big cities in Indonesia had burdened city areas lately.The increasing of population always comes up with the improvement of infrastructures like residentialarea, transportation, clean water, educational facility etc.

These things may cause a stimulus and change the function of coastal farming lands and will reacha critical situation concerning the waste problem. The need of lands for settlement area and economicalactivity will increase and cause the change on land use and will increase the drainage and wastes. Thepollution and waste dumping control are crucial problems in this area and the direct and indirect actionis needed to create controls on activities that could damage the environment.

Key word : urbanization, infrastructure, drainage, pollution and waste.

PENDAHULUANPertumbuhan penduduk baik di kota-kota

besar yang berada di kawasan pesisir dapatmencapai sekitar 1,4% per tahun, berdasarkansensus perioda 2000 – 2005 (Badan SensusNasional), nilai tersebut sama dengan lajupertumbuhan penduduk nasional. Untukmenampung jumlah penduduk yang terus

bertambah maka perencanaan pengembangankota di kawasan pesisir akan semakin luas.Perluasan pelabuhan, bandara dan daerahindustri yang diletakkan di luar kota dapatdiartikan sebagai langkah menujuperkembangan kawasan pemukiman baru(Encarta, 1998). Dengan demikian kota ini akan

Page 2: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.1, April 2011

54

semakin meluas, berarti terjadi suatu tekananbesar terhadap pedesaan sekitar.

Jumlah penduduk diperkirakan akanberlipat ganda dalam kurun waktu 10, 20, 30tahun yang akan datang. Hal ini akanmenyebabkan dorongan yang luar biasa untukmengalih fungsikan lahan-lahan pertanian dikawasan pesisir dan akan mencapai suatu situasikritis terhadap masalah limbah. Perkotaanmerupakan pusat kegiatan manusia, pusatprodusen, pusat perdagangan, sekaligus pusatkonsumen. Di wilayah perkotaan, banyak tinggalpenduduk sehingga terdapat banyak fasilitasumum, transportasi, komunikasi dansebagainya. Aktivitas renovasi gedung-gedungkuno menjadi gedung-gedung modern yangtinggi mengakibatkan pembebanan terhadapkawasan pesisir yang melebihi bataskemampuannya serta eksploitasi air tanahsecara besar-besaran menyebabkan penurunan(land subsidence) dan banjir di musim penghujankawasan pesisir tak terelakkan.

Saluran drainase di wilayah perkotaanmenerima tidak hanya air hujan, tetapi juga airbuangan (limbah) rumah tangga, dan mungkinjuga limbah pabrik. Hujan yang jatuh di wilayahperkotaan kemungkinan besar terkontaminasiketika air itu memasuki dan melintasi atauberada di lingkungan perkotaan. Sumberkontaminasi berasal dari udara (asap, debu, uap,gas), bangunan dan/atau permukaan tanah, danlimbah domestik yang mengalir bersama airhujan. Setelah melewati lingkungan perkotaan,air hujan dengan atau tanpa limbah domestik,membawa polutan ke badan air.

Sumber penyebab utama permasalahansaluran air adalah peningkatan ataupertumbuhan jumlah penduduk. Urbanisasi yangterjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesiaakhir-akhir ini menambah beban daerahperkotaan menjadi lebih berat. Peningkatanjumlah penduduk selalu diikuti denganpeningkatan infrastruktur perkotaan sepertiperumahan, sarana transportasi, air bersih,prasarana pendidikan, dan lain-lain.

Peningkatan penduduk selalu juga diikutidengan peningkatan limbah, baik limbah cairmaupun padat (sampah). Kebutuhan akan lahanuntuk pemukiman maupun kegiatanperekonomian akan semakin meningkat

sehingga terjadi perubahan tataguna lahan yangmengakibatkan peningkatan aliran permukaandan debit puncak banjir.

Besar kecil aliran permukaan sangatditentukan oleh pola penggunaan lahan, yangdiekspresikan dalam koefisien pengaliran yangbervariasi antara 0,10 (hutan datar) sampai 0,95(perkerasan jalan). Hal ini menunjukkan bahwapengalihan fungsi lahan dari hutan menjadipengerasan jalan bisa meningkatkan debitpuncak banjir sampai 9,5 kali, dan hal inimengakibatkan prasarana saluran air yang adamenjadi tidak mampu menampung debit yangmeningkat tersebut.

Latar belakang dari karya tulis ilmiah inidilandasi oleh dasar-dasar analisis mengenaidampak lingkungan, yaitu dengan memfokuskanperhatian terhadap rona awal kawasan pesisirdan laut serta melihat dengan cermat dampakyang ditimbulkan oleh suatu kepentinganpembangunan/ kegiatan/ pemanfaatan lahan dikawasan tersebut.

METODEDalam penulisan makalah ini berbagai

metode pendekatan digunakan untukmelengkapi karya tulis ini. Studi literatur yangberkaitan dengan hasil-hasil penelitian maupunprogram-program inventarisasi pada kawasanpesisir dan laut; laporan-laporan intern khususdipelajari secara seksama guna melengkapiunsur-unsur yang terkait dengan kependudukandan perikanan; kontak pribadi dilakukan denganbeberapa penulis dari Kementerian Kelautandan Perikanan serta Badan Sensus Nasional.

Pengolahan citra satelit dari berbagairekaman dan pengamatan visual untukperbandingan pertambahan kawasan industrimaupun pemukiman di wilayah tersebut.Pergeseran fungsi lahan pertaniandiinterpretasikan secara regional menjadiperkotaan, perluasan kawasan aquakultur padawilayah pesisir dan tanah timbul, pertambahanpengerasan jalan-jalan baru, daerah rawan banjir,kawasan laut yang mengalami kekeruhan danwilayah pesisir yang rentan terhadap perubahanparas muka laut akibat proses perubahan iklim.

Page 3: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011

55

PEMANFAATAN KAWASAN PESISIR

Pemukiman kotaBadan Pusat Statistik (2000) menyatakan

bahwa kawasan pesisir menampung konsentrasipemukiman penduduk yang padat, mulai darimasyarakat nelayan kecil sampai ibu kota negaraseperti Jakarta yang diperkirakan berpenduduklebih dari 10 juta orang. Sensus pada tahun 2000menunjukkan bahwa sekitar 12.628 orang perkilo meter persegi, atau kurang lebih 22% darijumlah penduduk, hidup dalam jarak 3 km daripesisir. Kurang lebih setengah dari jumlah inihidup di desa-desa pantai, sangat bergantungpada sumber daya alam pesisir, akan tetapisekarang kawasan pesisir dipenuhi denganpusat-pusat perkotaan yang besar seperti ibukota provinsi. Di Pulau Jawa dan juga di pulau-pulau lainnya, pada umumnya kota-kota besar inimemiliki kegiatan perekonomian yang sangatberagam.

Penelitian yang dilakukan tahun 2000menunjukkan bahwa tingkat kenaikan jumlahpenduduk per tahun di daerah pesisir kuranglebih 0,16% ke arah batas pesisir. Kenaikanjumlah penduduk pesisir menjadi berlipat gandadalam dua puluh sampai dua puluh lima tahunterakhir yang tampaknya tidak dapat dihindari.Namun demikian tidak berarti bahwa lebarpesisir yang dimanfaatkan untuk pemukimanjuga berlipat ganda.

Perluasan pemukimanyang sangat pesat agaknyamerupakan penyebab utamameningkatnya tekanan terha-dap kawasan pesisir dalam duapuluh lima tahun mendatang.Hal ini berarti akan terjadipeningkatan prasarana pesisirdan peningkatan pembuanganlimbah ke laut. Karena itu,perencanaan pemukiman me-rupakan faktor utama yangperlu mendapat perhatiandalam pengelolaan sumberdaya di kawasan pesisir(Sloan, 1993).

Pengembangan Industri Menurut Sloan (1993)

kawasan pesisir pada umum-

nya merupakan wilayah ter-pilih untukpembangunan industri yang bergantung padaperhubungan laut, baik untuk memasok bahanbaku atau pengangkutan hasil produksi. Industriberat yang dikembangkan di kawasan pesisirantara lain pupuk, petro-kimia, baja, semen,kayu lapis dan kertas, pengolahan minyak kelapasawit yang menghasilkan limbah beracun dantidak dapat terurai secara biologis mengalir kedalam perairan estuari.

Pengembangan kawasan industri dikawasan pesisir akan berdampak terhadappembangunan lainnya yang bersifat negatifkhususnya kegiatan ekonomi seperti pertanianpesisir, budidaya perairan dan pariwisata (Clark,1996). Kerugian yang sangat berarti daripenempatan kawasan industri yang salah,adalah kerugian yang dapat jauh melebihi dariseluruh manfaat pengembangan industri itusendiri yang berupa lapangan kerja dan eksport.

Pembuangan LimbahDi kota-kota besar pesisir, seperti Jakarta

dan Surabaya yang memiliki pelabuhan,umumnya memiliki tingkat pembuangan limbahyang tinggi. Pencemaran dari limbah organikyang menghabiskan oksigen terlarut (DiluteOxygen/DO), seperti limbah kota, dan limbahindustri yang beracun berdampak pada

Gambar 1. Pembuangan sampah ke sungai mengakibatkanpenurunan kemampuan aliran sungai (Foto: Astjario).

Page 4: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.1, April 2011

56

lingkungan dan sumber daya pesisir sertaberbahaya bagi kesehatan manusia.

Pencemaran yang meluas dan menerusmenyebabkan penurunan mutu lingkungan sertaberkurangnya populasi ikan laut dan kerang ataupenurunan daya dukung alami. Perairan dikawasan pantai sangat peka terhadap pecemaranyang dibawa oleh aliran air dari sungai termasukbuangan dari limbah pertanian.

Manajemen sampah yang kurang baikmemberi kontribusi percepatan pendangkalandan penyempitan alur sungai, sehingga kapasitasdan kemampuan mengalirkan air dari sungai dansaluran drainase menjadi berkurang (Gambar 1).Perubahan fungsi lahan hutan (kawasan terbuka)menjadi daerah terbangun (kawasan perdagang-an, permukiman, jalan dan lain-lain) jugamengakibatkan peningkatan erosi. BPS (2000)mengindikasikan bahwa pencemaran yangberasal dari darat menyebabkan lebih dari tigaperempat pencemaran laut, melalui sungai,pembuangan langsung dan melalui udara.Sebagian besar lainnya berasal dari perkapalan,buangan limbah kapal, pertambangan lepaspantai dan produksi minyak bumi.

Pekerjaan Perlindungan PantaiLahan basah yang sangat dipengaruhi oleh

aktivitas pasang surut harian merupakanwilayah yang sangat penting dari ekosistempesisir, termasuk hutan bakau, rawa air asin,daerah pasang surut, danlaguna. Wilayah ini sangatmenentukan batas ekologisantara darat dan laut, tetapiketika pembangunan daerahkawasan pesisir mulaidirealisasikan, maka habitat-habitat tersebut yang pertamakali terkena dampak, misal-nya dengan pembangunanseawall, groin serta rekayasabangunan pelindung pantailainnya.

Habitat-habitat iniberperan sebagai pelindungalami yang terbaik terhadapbadai dan erosi, mampu

membiaskan maupun menyerap sebagian besarenergi dari badai dan proses laut. Pembangunanpelindung pantai dengan beragam strukturperlindungan garis pantai yang di buat, adalahbangunan penahan abrasi yang ditinjau dari segirekayasa maupun ekologi (Boston, 1996).

Pelabuhan dan Tranportasi Laut.Negara kepulauan sangat membutuhkan

suatu perhubungan laut yang tangguh. Sistempelabuhan dan perkapalan sangatlah pentinguntuk pengembangan sumber daya alam dikawasan pesisir, memacu pembangunan ekono-mi daerah dan kota-kota besar, biaya perda-gangan yang kompetitif serta meningkatkanekspor.

Sarana pelabuhan merupakan pangkalanpenghubung utama dalam sistem perhubunganlaut, yang memiliki sarana komunikasi yangteratur antar tranportasi darat dan laut (Gambar2). Aktivitas pelabuhan merupakan pusat bagipengembangan industri. Pembangunan pelabuh-an baru akan menjadikan daya tarik bagi peman-faatan sumber daya di daerah setempat ke luardaerah. Rencana pembangunan yang ada saat inimemicu adanya program pembangunanpelabuhan-pelabuhan baru di beberapa wilayahdi Indonesia (Boston, 1996). Hal ini akanmemerlukan pengkajian akan dampaklingkungan yang rinci.

Gambar 2. Pelabuhan merupakan sarana prasarana penghubungsystem perhubungan laut. (Foto : Astjario).

Page 5: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011

57

Struktur Tranportasi DaratPembangunan sarana dan prasarana

transportasi darat seperti jembatan, pelabuhanudara dan prasarana transportasi lainnyamemiliki kesulitan tersendiri di sepanjangpesisir. Bangunan sarana dan prasarana tersebutsering mencemari laut, mengalih fungsikansebagian bahkan dapat menghilangkan habitatyang ada di daerah pasang-surut, dan terkadangmenghambat aliran air alami.

Karena itu rancang-bangun untuk sarana danprasarana transportasitersebut harus direncanakandengan sangat hati-hati dansesuai dengan pedomankonservasi. Sarana danprasarana tersebut padaumumnya menjadi koridorpembangunan pusat-pusatkomersial dan dapatmeningkatkan potensi dampaknegatif yang luas.

Drainase Untuk melestarikan eko-

sistem di kawasan pesisir,volume dan siklus musimaliran air ke laut merupakanhal penting yang harusdipertahankan. Beragam jenisbiota laut yang sangat bergan-tung kepada aliran air sungai yang masuk kelaut. Sungai-sungai tersebut bermuatan zat harayang disebarkan ke dalam ekosistem kawasanpesisir dan di sepanjang garis pantai. Sebaran airsungai yang masuk ke laut menciptakanlingkungan air payau yang bermanfaat bagihutan bakau dan daerah pertumbuhan bagi biotalaut di estuari maupun tempat bersarang satwaliar lainnya.

Bendungan dan rekayasa pengalihan aliranair sungai dapat mengakibatkan gangguanserius terhadap perilaku sungai secara alami danakan menurunkan produktivitasnya. Disampingitu perubahan aliran air yang menguntungkanuntuk pemanfaatan sistem ‘simpan-lepas’ yangdibuat sebagai sarana irigasi, pengendalianbanjir, penyediaan air dan kebutuhan masyarakatlainnya dapat saja dilakukan.

Ibu kota propinsi di Indonesia sebagianbesar terdapat di kawasan pesisir (waterfrontcity). Permasalahan drainase di kota-kotakawasan pesisir biasanya lebih rumitdibandingkan dengan permasalahan drainaseperkotaan lain umumnya, permasalahandrainase khususnya kota pantai bukanlah halyang sederhana (Gambar 3). Banyak faktor yang

mempengaruhi serta pertimbangan yang matangdalam perencanaan, khususnya peningkatandebit, penyempitan dan pendangkalan saluran,reklamasi, penurunan tanah (land subsidence),limbah cair dan padat/sampah, dan daerahpasang surut air laut.

Penurunan tanah yang terjadi di banyakkota-kota pantai mengakibatkan genangan banjiryang semakin parah. Penurunan tanah inidisebabkan oleh eksploitasi air tanah yangberlebihan, yang mengakibatkan beberapabagian kota mengalami penurunan dan beradasama tinggi bahkan di bawah muka air lautpasang. Akibatnya sistem drainase gravitasiakan terganggu, bahkan tidak bisa bekerja tanpabantuan pompa. Di beberapa daerah seputarkota-kota besar tersebut dapat menyebabkangenangan permanen dari air pasang yang biasadikenal sebagai banjir rob.

Gambar 3. Tumbuhnya pemukiman liar di kawasan badan sungaimengakibatkan penyempitan saluran sungai danmeninjgkatnya limbah padat/ sampah. (Foto: Astjario).

Page 6: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.1, April 2011

58

Aplikasi konsep drainase denganpengaturan di daerah hulu, misalnya dengansodetan serta rekayasa tepian badan sungaidengan beton yang akan menurunkankemampuan serapan air di sepanjang badansungai, sering menimbulkan bahkan menambahpermasalahan di kawasan pesisir, karena terjadiakumulasi debit di saluran primer.

Dapat disimpulkan bahwa selain penyebabutama seperti tingginya curah hujan danperubahan tataguna lahan, ada beberapapenyebab lainnya yang menimbulkanpermasalahan drainase di kota-kota besar yangterletak di kawasan pesisir adalah sebagaiberikut :

a. Kemiringan saluran drainase yang sangatkecil di kawasan yang hampir datarmenyebabkan kecepatan aliran sungai yangcukup lambat dan akan terjadi pengendapanlumpur yang mengurangi kapasitasnya.

b. Gelombang pasang-surut air laut (rob) yangsecara alami membentuk semacambentukan penghalang di hilir saluran danmuara sungai sehingga terjadi aliran balik(back water curve).

c. Banyaknya endapan di muara sungai(sebagai saluran drainase primer) menye-babkan kapasitas alirannya berkurang.Kondisi ini diperparah lagi dengan banyak-nya sampah dari warga kota yang dibuang kesaluran air dan sungai.

d. Reklamasi dan pembangunan di daerahpantai sering tidak memperhatikan kondisitopografi sehingga mengakibatkan hambat-an aliran air ke laut, sehingga menimbulkankawasan-kawasan genangan yang baru.

e. Seiring dengan pertumbuhan pendudukyang selalu meningkat di kawasanperkotaan, tumbuh pula kawasan pemukim-an yang tidak terencana. Rumah dibangun diatas tepian saluran air atau sungai, danpembuangan limbah langsung ke saluran airatau sungai yang ada di bawahnya. Hal inimenghambat upaya pemeliharaan saluranair dan sungai yang dapat mengurangikapasitas alirannya.

BUDI DAYA LAUT

Perikanan PantaiAktivitas perikanan pantai tersebar luas di

seluruh Indonesia, tetapi cenderung terkonsen-trasi di dekat pusat-pusat penduduk, sepertiSelat Malaka, pantai utara Jawa, Pulau Bali danSulawesi. Menurut Sloan (1993) hasil pe-nangkapan ikan pertahun mencapai 1,5 juta tonatau setengah dari produksi ikan total diIndonesia. Perikanan rakyat menggunakanberbagai alat tangkap sesuai dengan banyaknyajenis ikan. Di beberapa daerah pengumpulanrumput laut dan ikan hias menjadi kegiatanekonomi yang penting. Nelayan pesisir biasanyaberoperasi dalam jarak 1,5 mil laut dari garispantai, namun tidak ada pembatasan yuridisuntuk beroperasi lebih jauh. Mata pencahariannelayan skala kecil dilindungi dengan laranganbagi kapal-kapal di atas 6 GT untuk beroperasidalam jarak 3 mil laut dari garis pantai dan kapalyang lebih besar dari 3 GT untuk beroperasidalam jarak 7 mil laut dari garis pantai.

Pada umumnya perikanan pantai dianggaptelah melebihi potensi lestarinya, sebagian besardisebabkan kebebasan yang luas dalam kegiatanpenangkapan dan penurunan habitat pesisir yangsangat mempengaruhi kehidupan beragam jenisikan komersial. Pencemaran akibat kegiatan dilaut dapat juga menurunkan produktivitashabitat ikan.

Budidaya PesisirPertumbuhan budidaya di daerah pesisir

telah memberikan arti yang besar bagipembangunan perikanan dalam dekade lalu danpada pemanfaatan lahan yang terus berubah.Luas kawasan tambak telah meningkatsebarannya kurang lebih 7% per tahun sejaktahun 1976. Luas seluruh tambak saat inikurang lebih 337,200 Ha, kebanyakan terdapatdi sepanjang pantai utara Jawa, juga di Sumatradan Sulawesi (Clark, 1996). Kegiatan budidayamembuka lapangan kerja dan memberikanpenghasilan kepada kurang lebih 127.000 orangpetani dan keluarganya, karena itu tambaktersebut merupakan kegiatan ekonomi yangpenting di daerah pesisir.

Secara normal, di daerah pesisir biasanyaterdapat habitat yang sangat luas yang cocokbagi perluasan tambak. Namun demikian banyakyang gagal karena alasan teknis atau karenapenggunaan lahan pesisir lain di sekitar lokasi

Page 7: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011

59

tambak yang tidak layak, seperti kegiatanindustri tertentu. Disamping itu, tambak itusendiri menciptakan konflik kepentingan denganmerusak ekosistem pesisir yang mendukungsumberdaya pesisir lainnya. Budi daya sangatbergantung kepada habitat pesisir untukmendapatkan benih ikan dan udang.

Industri Hutan PesisirKompleks kehutanan pesisir yang paling

penting ialah hutan bakau, tipe-tipe lainnyaseperti hutan nipah, hutan palem dan hutan-hutan di daerah pasang surut dan bukit jugapenting. Luas seluruh hutan pesisir diperkirakanlebih dari 3,8 juta ha yang barangkali meliputikurang dari 15% daerah pantai. Hutan pesisirpada umumnya terdapat di Papua, Sumatra danKalimantan. Di Jawa dan Bali hutan pesisir inihanya tinggal sedikit saja (Sloan, 1993).

Hutan pesisir menghasilkan berbagaiproduk bagi masyarakat pesisir terutama untukkepentingan rumah tangga, kayu bakar,makanan, serat, obat-obatan (Gambar 4). Dibanyak daerah khususnya Papua, yangkepadatan penduduknya rendah, kegiatan ini

mungkin masih berkelanjutan. Namun demikian,pengetahuan tentang kualitas hutan pesisir diberbagai daerah di Indonesia untuk memberikanjawaban yang pasti, tidak banyak diketahui.

Untuk tingkat komersial, hutan pesisirdimanfaatkan karena menghasilkan arang dankayu, disamping juga ditebang untuk persiapanpengembangan budi daya pesisir danpemukiman transmigrasi. Hutan pesisir yangtelah dialokasikan untuk hutan produksi dengancara tebang pilih, sangat luas, diperkirakan lebihdari seperempat dari seluruh hutan pesisir.Disamping itu penebangan bakau dalam jarak200 m dari pesisir atau 50 m dari sungai,dilarang. Hutan bakau sangat sensitif terhadapgangguan dari rekayasa pesisir (pembangunanjalan, pembuatan drainase, pemukiman danpencemaran laut).

Pertanian PesisirMenurut Sloan (1993), potensi untuk

penanaman padi di lahan basah menarikperhatian para investor, untuk daerah pesisir.Survei tingkat nasional (BPS, 2000) tentanglahan basah di sekitar pesisir menunjukkan

kurang lebih 5,6 juta Ha lahansemak yang tidak berpenghuniberpotensi dan cocok bagipembangunan pertanian.Selanjutnya lebih dari 3,3 jutaHa lainnya telah dikembangkan(Gambar 5). Sebagian besarpembanguan ini berlangsungdengan sponsor pemerintahmaupun melalui transmigrasiswakarsa. Pembangunan initerutama terdapat di pesisirtimur Sumatra, Kalimantan danPapua.

Pembangunan di daerah inimenggunakan sistem kanal,drainase, dan tanggul yangmemadukan pengairan pasang-surut dan drainase. Programtransmigrasi di daerah inididasarkan kepada produksipadi di daerah beririgasi,karena pada umumnya lebihtinggi. Selain padi, jagung,kelapa, pisang dan kopi denganhasil yang bervariasi,bergantung kepada perbedaan

Gambar 4. Hutan pesisir menghasilkan berbagai produk bagimasyarakat pesisir terutama kayu bakar, makanan, serat,obat-obatan (Foto : Astjario).

Page 8: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.1, April 2011

60

topografi. Di kawasan timur Indonesiakhususnya di Maluku dan Papua, makanan pokokialah sagu. Sagu tumbuh alamiah di sekitar rawa-rawa peralihan antara air tawar dan air laut dipesisir, namun sering juga dibudidayakan. Luasseluruh sagu, baik yang di alam atau ditanamdiperkirakan 1 juta Ha.

PENAMBANGAN MINERAL, MINYAK DAN GAS BUMI

Penambangan sumber daya mineral dikawasan pesisir dan laut, khususnya minyak dangas bumi, timah serta bahan bangunan (pasirdan karang).

Minyak dan Gas Bumi Eksploitasi minyak dan gas bumi

mempunyai arti sangat penting bagi perokomianIndonesia dan sebagian besar dari produksinyaberasal dari kegiatan lepas pantai di landaskontinen (Ditjen Migas, 2003).

Pemboran lepas pantai terutama terdapat diSelat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa dansepanjang pesisir timur Kalimantan (Gambar 6).Ekploitasi cadangan minyak dan gas bumi dikawasan timur Indonesia ini juga ada. Disampingitu lalu lintas tanker yang berukuran besar

terdapat di daerah ini. Lalu lintas tanker di AsiaTenggara menunjukkan frekuensi yang tinggikhususnya lalu lintas kapal barang dan rute lalulintas tanker di perairan Indonesia.

Eksploitasi minyak dan gas bumimembutuhkan lahan sedikit, namun dapatmenimbulkan sumber pencemaran di kawasanpesisir yang sangat luas. Instalasi pemboranlepas pantai merupakan rintangan bagipenangkapan ikan dan pelayaran. Lahan dikawasan pesisir yang diperlukan untukpembangunan kilang minyak, pengolahan gasalam cair maupun pendaratan tanki, harus dibuatsehubungan dengan tempat berlabuh tanker dibutuhkan laut yang lebih dalam.

Bijih TimahBijih timah merupakan mineral yang

memiliki arti ekonomi sangat penting bagiIndonesia. Umumnya mineral ini dihasilkandari pengerukan sedimen dekat pantai di sekitarpulau Bangka dan pulau-pulau lain di lepaspantai timur Sumatra. Mengingat kandungandari sedimen itu tidak lebih dari lima persen,maka banyak sekali limbah yang dibuangkembali ke laut. Limbah material berbutir halustersebut akan terapung dalam suspensi

Gambar 5. Penanaman padi di lahan basah di kawasan pesisir (Foto: Astjario).

Page 9: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011

61

sedimen dalam waktu sangat lama sehinggamengakibatkan pencemaran terhadap kejernihanair laut sampai jarak sangat jauh dari daeraheksplorasi yang sebenarnya. Hal ini dapatmempengaruhi habitat biota laut dan potensipariwisata.

Bahan BangunanBahan bangunan utama yang

diambil dari daerah pantai ialahpasir dan karang. Batu karangmati dan karang hidup ditambang dari terumbu karanguntuk pembuatan kapur, untukbatu bangunan atau konstruksijalan. Karang yang dipilih untukditambang ialah yang besar danbulat, yang tumbuh dengankecepatan sekitar satu meterdalam seratus tahun. Karena itudengan cara pengambilan danrehabilitasi ini, karang tidakdapat dianggap sebagai sumberdaya yang dapat diperbaharui.Kegiatan tersebut saat ini sangat

dilarang karena merusakkelestarian lingkungan.

Pengambilan pasir pantai danlaut untuk keperluan konstruksidari daerah pasang surut dan daerahpesisir lainnya pernah dilakukandalam skala besar (Gambar 8).Kegiatan penambangan pasir saatini tidak diijinkan karena selainmerusak lingkungan juga dapatmempengaruhi pergerakan aruskarena adanya perubahan morfologidasar laut. Bukit pasir di daerahpesisir perlu mendapatperlindungan karena bersifat rawanterhadap pergerakan arus laut.

Konservasi, Pariwisata dan Rekreasi

Indonesia mempunyai berbagaidaerah habitat alam di darat maupundi laut serta daerah pesisir. Habitatini meliputi berbagai tipe lahanbasah, rawa bakau, dataran lumpur,terumbu karang dan padang lamun,banyak di antaranya telah dikenal di

kalangan internasional. Lingkungan initermasuk sejumlah besar lahan dan jenis satwa,banyak di antaranya merupakan endemis diIndonesia. Strategi pengelolaan sumber dayakawasan pesisir dan laut tersebut untuk tujuankoservasi berbagai habitat dalam jumlah yang

Gambar 7. Eksploitasi minyak dan gas bumi lepas pantai dipesisir timur Kalimantan (Foto: Google, 2010).

Gambar 8. Konstruksi kawasan pasang surut dan daerah pesisir(Foto : Lubis, 2005).

Page 10: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.1, April 2011

62

cukup besar dapat dipandang sebagai hal yangsangat penting (Courboules, 1990).

Keamanan NasionalSepanjang kawasan pesisir dan perairan

pantai Indonesia terdapat kepentingankeamanan yang luas, karena daerah-daerahtersebut merupakan kawasan perbatasan antarprovinsi dan negara lain. Pangkalan danpelabuhan Angkatan Laut, lapangan terbang dipesisir dan pangkalankhusus dari berbagaikegiatan terletak dikawasan pesisir,biasanya mendapatprioritas utama danpengamanan yangintensif.

Namun demikian,militer dapat diharapkanuntuk dapat bekerjasama dalam konservasikawasan pesisirsepanjang hal itu tidakbertentangan dengankebutuhan keamanannasional. Aparatpertahanan dapat masuksebagai suatu kelompok

dalam kegiatan pengelolaankawasan pesisir secara terpadu.

Laguna dan EstuariDaerah laguna di pesisir

merupakan habitat khusus bagisumber daya biologi dan jugawilayah kegiatan ekonomi yangpenting. Tekanan terhadapkawasan ini terus meningkatsehubungan dengan pertumbuhanjumlah penduduk dan urbanisasiyang akan bertalian erat denganmeningkatnya akan kebutuanperikanan, perkapalan,perdagangan, industri, pariwisata,perumahan dan lain-lain yangterletak di kawasan pesisir.

Kawasan ini umumnyadireklamasi (ditimbun) untukpembangunan pelabuhan,pengembangan pemukiman atau

lahan pertanian. Kegiatan tersebut banyakdilakukan justru di wilayah pesisir yang sulitmendapatkan lahan. Keberadaan laguna akanmendapat ancaman yang serius apabila terjadiperubahan terhadap aliran sungai di hulu.

Sebagai contoh, citra satelit estuari SegaraAnakan yang terletak di Kabupaten Cilacap,pantai selatan Jawa Tengah (Asean-US CRMP,1992) menggambarkan satu-satunya hutan

Gambar 9. Habitat alam bawah laut berupa terumbu karang yangdi kembangkan sebagai kawasan konservasi (Foto:Google, 2009).

Gambar 10. Estuari Segara Anakan merupakan satu-satunya hutan bakauterluas di P. Jawa. (Citra satelit : Asean-US CRMP, 1992).

Page 11: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 9, No.1, April 2011

63

bakau terluas yang masih tersisa di P. Jawa.Daerah Segara Anakan memiliki sumberdayaalam yang cukup tinggi nilainya (Gambar 10).Daerah estuari dan sekitarnya merupakanperlindungan bagi beberapa jenis tumbuh-tumbuhan dan satwa langka yang terancampunah, serta berfungsi sebagai daerahpertumbuhan yang vital untuk larva dan yuwanadari berbagai jenis ikan dan kerang yangmempunyai nilai ekonomis.

ReklamasiKegiatan reklamasi mempunyai peranan

besar dalam pengembangan daerah pesisir.Reklamasi umumnya melibatkan reklamasi lautuntuk pembangunan sarana pelabuhan seperti diMakassar, atau untuk pusat perbelanjaan sepertipembangunan yang sedang dilakukan di pantaidi bagian depan kota Manado. Pada keduakegiatan tersebut di atas sejumlah besar batuanbeku andesitik diangkut guna penimbunan digaris pantai untuk membatasi air laut, dalamupaya membuat fondasi bagi pembangunangedung. Pembangunan besar-besaran tersebutperlu dilandasi dengan analisis dampaklingkungan yang rinci untuk mencegahtimbulnya permasalahan yang timbulmenyebabkan dampak negatif terhadap sosialdan ekonomi.

PEMBAHASANDalam melakukan inventarisasi rawan

dampak pada setiap pemanfaatan/kegiatan/pembangunan untuk suatu peruntukan dikawasan pesisir, akar permasalahan hinggakegiatan/pembangunan/pemanfaatan lahan ter-sebut harus diketahui terlebih dahulu. Akarpermasalahan utama adalah berupa ledakanpenduduk yang luar biasa, baik itu disebabkanoleh proses urbanisasi atau karena tingkatkelahiran yang setiap tahun semakin meningkat.Dengan bertambahnya penduduk maka secaralangsung meningkat pula kebutuhan akanpemukiman dan lapangan pekerjaan, sementaralahan yang tersedia tidak bertambah luas.

Beragam pembangunan/kegiatan/peman-faatan lahan di kawasan pesisir terusberkembang, sehingga terjadi dorongan yangsedemikian kuat sehingga besar kemungkinandampak negatif/bencana akan timbul yangdisebabkan ulah manusia itu sendiri.

KESIMPULANBeragam pemanfaatan kawasan pesisir oleh

manusia dilakukan guna menjawab tantanganpembangunan kedepan yang memerlukanperencanaan yang tepat guna. Kawasan pesisiradalah wilayah yang menyediakan suatulingkungan yang dipandang paling sesuai untukpembangunan pemukiman termasuk keanekaragaman aktivitas yang berhubungan denganindustri, pariwisata, pertanian, perikanan dankehutanan. Kebutuhan akan transportasi sepertijaringan transportasi darat dan laut perlumempertimbangkan sifat sensitivitas darikawasan pesisir.

Pengendalian pencemaran dan pembuanganlimbah merupakan masalah krusial di kawasanpesisir, sehingga diperlukan pengendalianterhadap kegiatan-kegiatan yang dapat merusaklingkungan. Dalam masalah ini, analisismengenai dampak lingkungan menjadi alatperencana yang cermat dan harus dilakukanuntuk mengupayakan kelestarian yang sedangberlangsung dalam pembangunan kawasanpesisir.

UCAPAN TERIMAKASIHUcapan terimakasih kami sampaikan kepada

Bapak Kepala Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan yang telahmemberi kesempatan pada penulis untukmenulis makalah ini. Tidak lupa kami sampaikanucapan terimaksih kepada rekan-rekan dariKementerian Kelautan dan Perikanan yangmemberikan masukan yang sangat berarti untukmelengkapi data yang dibutuhkan.

ACUANASEAN-US CRMP, 1992. Coastal Resources

Management Project, the IntegratedManagement Plan for Segara Anakan-Cilacap, Central Java, Indonesia.Directorate General of Fisheries, Jakarta,Indonesia. Published by The InternationalCenter for Living Aquatic ResourcesManagement.

Boston, N., 1996. Draft Guidelines for the LocalImplementation of Shoreline Protectionfor Special Marine Areas, BAPEDAL.

Balai Pusat Statistik (BPS)

Page 12: TINJAUAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN YANG …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 9, No.1, April 2011

64

Clark, J.R., 1996. Coastal Zone ManagementHandbook. Lewis Publishers, New York.

Courboules J., 1990. Design and ManagementPlanning of Four Marine ConservationAreas, BCEOM.

Encarta, 1998. Indonesia Republic,“Microsoft® Encarta® 98 Encyclopedia.© 1993 – 1997 Microsoft Corporation. Allrights reserved.

Google, Wikipedia, PAd Robert M. Reed,Lipothymia Arsip.

Google (2009), http//www.goblut.or.id/tentangterumbu karang.

Sloan N., 1993. Marine and Coastal EcosystemsManagement. Final Report EMDI Project.Ministry of State for Environment andDalhousie University.