tindakan masyarakat melakukan pinjaman dana pada rentenir...
TRANSCRIPT
Tindakan Masyarakat Melakukan Pinjaman Dana Pada Rentenir di
Kampung Sembuang Desa Penuba Timur Kecamatan Selayar Kabupaten
Lingga
Febrinasari1, Suryaningsih
2, Rahma Syafitri
3
Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Kampung Sembuang merupakan salah satu kampung yang terdapat didesa
Penuba Timur Kecamatan Selayar Kabupaten Lingga. Dalam hal peminjaman
dana masyarakat kampung Sembuang lebih memilih melakukan peminjaman dana
dengan rentenir dibandingakan dengan lembaga peminjaman dana seperti LKM,
ataupun pengadayan yang terdapat di wilayah tersebut.
Dalam penelitian ini lebih menggunakan teori tindakan rasional, dimana ingin
melihat melihat masyarakat melakukan peminjaman dana dengan rentenir
berdasarkan pilihan secara rasional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui penyebab masyarakat kampung Sembuang desa Penuba Timur
melakukan peminjaman dana kepada rentenir. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat
yang melakukan peminjaman dana dengan rentinr. Pemilihan informan
menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dengan menggunakan pedoman
wawancara (interview guide). Analisis data digunakan dengan model
metodologi penelitian kualitatif Miles and Huberman yaiatu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian adapun penyebab masyarakat melakukan
peminjaman dana dengan rentenir yaitu dilihat dari konsep diri hal tersebut
dikarenakan masayarakat mempunyai sifat yang tidak menyukai hal yang bertele
tele, Adanya kepentingan masyarakat melakukan peminjaman dana dengan
rentenir yaitu untuk mengatasi permasalahan perekonomian keluarga, untuk
mengatasi kekuragan dana ketika masyarakat memiliki keperluan mendesak.
Adanya nilai tertentu yang dilihat dari, karena sudah mempunyai pengalaman
terlebih dahulu meminjam dana dengan rentenir, sehingga mengganggap bahwa
peminjaman rentenir tidak memberatkan, mengganggap bahwa orang lain bisa
terbantu dengan meminjam dana dengan rentenir, melihat peminjaman dana
dengan rentenir mudah didapatkan. Adanya dorongan yang dipengaruhi oleh
dorongan dari masyarakat, dorongan keluarga serta keinginan diri sendiri.,
Tindakan kedepanya yaitu masyarakat akan terus melakukan peminjaman dengan
rentenir apabila membutuhkan dana. Apabila kedepannya rentenir tidak mau
meminjakan dananya lagi, karena suatu hal misalnya pembayaran angsuran tidak
lancer. maka untuk meminjam kembali masyarakat akan meminta keluarga untuk
menjamin peminjaman, agar tetap bisa meminjam dana kepada rentenir.
Kata Kunci : Tindakan, Peminjaman Dana
PENDAHULUAN
Kemiskinan sangat erat kaitannya dengan keterbatasan uang.Uang
memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena dengan uang
seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga tidak heran jika ada yang
menyebutkan uang adalah penggerak perekonomian suatu negara. Alternatif
peminjaman perorangan salah satunya yaitu dengan melakukan peminjaman
kepada rentenir.
Tindakan untuk melakukan peminjaman uang kepada rentenir tidak hanya
terjadi pada kota besar saja, namun rentenir juga telah menjamur diwilayah
pedesaan salah satunya seperti yang terjadi didesa Penuba Timur yang memiliki 4
wilayah perkampungan yaitu kampung Sembuang, kampung Penuba Lama,
kampung Suak Kunting dan Kampung Seberang Keramat. Dari keempat
perkampungan tersebut kampung yang paling banyak masyarakatnya melakukan
pinjaman kepada rentenir yaitu kampung Sembuang.
Kampung Sembuang merupakan satu satunya kampung yang berada didesa
Penuba Timur yang paling banyak melakukan pinjaman pada rentenir. Meskipun
secara keseluruhan ada juga masyarakat yang meminjam uang kepada LKM.
Bersumber dari ketua LKM, jumlah masyarakat Kampung Sembuang yang
meminjam uang kepada LKM yaitu hanya berjumlah 10 KK. Dalam masalah
peminjaman uang para rentenir melakukan peraturan yang sama yaitu
menetapkan bunga pinjaman sebesar Rp. 20 % dari peminjaman. misalnya
apabila masyarakat meminjam dana sebesar Rp. 1.000.000.- maka masyarakat
harus membayar angsuran sebesar Rp. 40.000,- dalam sehari biasanya memberi
toleransi waktu pembayaran sampai satu bulan.Untuk pencairan dana
peminjaman Rp. 1.000.000,- medapat potongan peminjaman sebesar Rp.
200.000- yang mana Rp. 100.000,- untuk biaya administrasi dan Rp. 100.000,-
sebagai tabungan masyarakat, apabila angsuran peminjaman telah lunas maka
uang Rp. 100.000,-tersebut dikemblikan kepada masyarakat.
Ketika masyarakat telah meminjam dana dengan rentenir dan pembayarannya
nunggak dalam lima hari berturut turut maka rentenir akan menyita barang
beharga milik peminjam, barang yang disita tersebut harus beharga lebih besar
dari jumlah uang yang dipinjam, apabila rentenir telah menyita barang beharga
melebihi uang yang dipinjam maka peminjaman yang dilakukan dikatakan lunas.
Untuk barang yang disita tersebut biasanya rentenir akan menjualkannya lagi.
Fenomena yang terjadi dikampung Sembuang, meskipun bebagai pinjaman
dana bisa didapatkan namun masyarakat tetap memilih untuk melakukan
peminjaman kepada rentenir padahal apabila masyarakat tidak membayar setoran
dalam waktu 5 hari berturut turut maka rentenir akan menyita barang yang ada
dirumah seperti televisi, atau barang elektronik lainnya. Rentenir juga setiap
harinya meminta uang tagihan, apabila tidak bisa membayar maka peminjam
akan dikenakan denda sebesar 2 kali lipat dari setoran yang seharusnya dibayar.
Dalam hal ini katika melakukan pelunasan tak jarang masyarakat melunas
dengan peminjam kembali dana kepada rentenir, namun untuk mendapatkan
peminjaman masyarakat berusaha meminta kepada saudara atau kerabatnya yang
menolong menggunakan nama mereka agar bisa mendapatkan peminjaman.
Dalam hal ini, tindakan masyarakat dalam melakukan peminjaman dana kepada
rentenir merupakan suatu tindakan nyata yang menjadi satu ketertarikan peneliti
untk meneliti permasalahan tersebut, Sejalan dengan itu maka penelitian
mengambil judul “Tindakan Masyarakat Melakukan Pinjaman Dana Pada
Rentenir Dikampung Sembuang Desa Penuba Timur Kecamatan Selayar
Kabupaten Lingga”
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab masyarakat
kampung Sembuang desa Penuba Timur melakukan peminjaman dana kepada
rentenir
BAHAN DAN METODE
1. Jenis Penelitian
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
variable mandiri, baik itu satu variabel atau ebih tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan antara satu variabel dengan variable lain. kualitatif adalah
data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Penelitian jenis ini
memberikan gambaran tertentu yang berkaitan dengan fakta dengan jalan
mengumpulkan data, mengalisis data, serta menginterprestasikan. Dimana
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan tepatnya di Kampung Sembuang adapun alasan peneliti
memilih lokasi di Kampung Sembunag karena merupakan lokasi yang
masyarakatnya paling banyak melakukan peminjaman dana dengan rentenir antara
tiga kampung lainnya yaitu Penuba Lama, Suak Kunting, dan Seberang Keramat
yang berada di desa Penuba Timur. Selain itu didaerah Kmapung Sembuang juga
terdapat tempat peminjaman dana seperti KLM yang memberikan peminjaman
dana kepada masyarakat dengan syarat yang cukup mudah apabila telah menjadi
anggota, dan tercatat pula melalui kantor LKM Kampung Sembuang bahwa
semua KK di Kampung Sembuang terdaftar sebagai anggota LKM.
3. Jenis Data
a. Data Primer yaitu data pokok yang diperoleh dari masyarakat yang
diperoleh melalui wawacara, dan observasi dengan menggunakan
pedoman wawancara adapun sumber data primer dalam penelitian ini yaitu
masyarakat yang melakukan peminjaman dana dengan rentenir.
b. Data Sekunder yaitu data pelengkap yang diperoleh dari buku buku atau
literatur, jurnal, data masyarakat yang meminjam dana dari catatan
rentenir, data kependudukan dari kantor Desa, serta dokumentasi dan
berbagai dokumentasi lainnya yang ada hubungannya dengan tindakan
masyarakat yang melakukan peminjmaan dana dengan rentenir.
4. Populasi dan sampel
Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu pemilihan informan yang ada dalam posisi terbaik
dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Pemilihan informan berdasarkan
penilaian atau karakteristik yang diperoleh data sesuai dengan maksud penelitian
(Silalahi, 2010:272). Adapun kriteria informan dalam penelitian in yaitu ;
1. masyarakat yang meminjam dana dengan rentenir lebih dari 5 kali
peminjaman
2. Rentenir
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Informan Penelitian
Dalam hal ini informan sengaja diambil dari masyarakat yang meminjam dana
dengan rentenir lebih dari 5 kali. hal tersebut sengaja dilakukan oleh peneliti, agar
lebih mengetahui penyebab masyarakat meminjam dana dengan rentenir,
meskipun terdapat beberapa lembaga peminjaman uang di kampung Sembuang,
seperti Lembaga Keuangan Mikro (LKM), koperasi simpan pinjam serta
pengadaian.
2. TINDAKAN MASYARAKAT MELAKUKAN PINJAMAN DANA
PADA RENTENIR DIKAMPUNG SEMBUANG
Dalam hal ini Rentenir adalah orang yang memberi pinjaman uang dengan
bunga tinggi. Rentneir meminjamkan uang kepada masyarakat kampung
Sembuang dengan cara peminjaman tidak resmi maksudnya adalah mereka-
mereka yang menjalankan bisnis uang kepada masyarakat dengan tidak melaui
badan hukum.
Dalam hal ini dapat dikatehui bahwa masyarakat kampung Sembuang tidak
hanya sekali telah melakukan peminjaman dengan rentenir, terkadang
peminjaman dana yang dilakukan dengan jumlah 1 juta hingga 3 juta rupiah
sekali peminjaman.
Dalam hal ini berdasarkan pernyataan yang diungkapan oleh Ibu Salmah dan
ibu Ema diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah dana yang dipinjam oleh
informan berkisar Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,- . dengan
bunga 20 % dari dana pinjaman. informan juga mengakui bahwa rentenir yang
meminjamkan dana pada masyarakat kampung Sembuang membuat sebuah
peraturan apabila tidak membayar angsuran 2 kali berturut turut maka rentenir
akan memberikan teguran, sudah ditegur masyarakat tetap tidak membayar
rentenir memberikan peringatan, selanjutnya 5 kali berturut turut tidak
mebayar angsuran maka rentenir akan menyita barang masyarakat yang
meminjam dana tersebut.
Dalam kaitannya dengan permasalahan ini peminjaman dana dengan rentenir
dapat dikatakan pembiasaan adalah sebuah tindakan yang dilakukan berulang
kali dalam melakukan peminjaman dana dengan dengan rentenir.
Peminjaman dana kepada rentenir yang dilakukan oleh masyarakat kampung
Sembuag merupakan sebuah tindakan. Sehingga ketika masyarakat melakukan
tindakan tentunya tidak terlepas dari segala alasan atau penyebab, adapun
penyebab masyarakat kampung Sembunag melakukan peminjaman kepada
rentenir dilihat dari :
A. Konsep Diri Masyarakat
Dalam hal ini konsep diri dilihat dari pengalaman masyarakat kampung
Sembunang terhadap peminjaman dana dengan rentenir yang diperoleh
melalui interaksi sosial dengan masyarakat lainnya, sehingga dari
pengalaman tersebut membuat masyarakat mempunyai pemikiran
tersendiri tentang peminjaman dana kepada rentenir. Dalam hal ini konsep
diri melihat bagaimana masyarakat berfikir dalam mengambil pilihan
untuk meminjam dana kepada rentenir.
Dalam hal ini adapun motivasi yang menyebabkan masyarakat
melakukan tindakan dalam meminjam dana dengan rentenir dapat dilihat
dari konsep diri seseorang, adapun konsep diri masyarakat kampung
Sembuang dalam meminjam dana dengan rentenir yaitu karena didalam
diri masyarakat telah tertanam sikap yang tidak mau menyukai hal yang
bertele tele, masyarakat menggangap bahwa peminjaman dana di LKM
atau pemgadayan khususnya yanga ada di kampung Sembuang sangat
bertele tele dari syarat, serta proses peminjaman, dan pencairan dananya.
Masayarakat juga selalu mengginkan sesuatu dengan cara yang mudah
didapatkan, serta mengginginkan solusi yang cepat serta pasti jumlah dana
yang didapatkan. Hal tersebut dilakukan sebagai solusi dalam mencapai
kepuasan terhadap masalah pendanaan yang dihadapi oleh masyarakat.
Adapun sarana yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasaan agar
permasalahan pendanaan bisa teratasi yaitu memanfaatkan rentenir sebagai
tumpuan untuk meminjamkan dana.
1. Adanya Kepentingan
Dalam hal in adapun yang dikehendaki masyarakat dalam memijam dana
dengan rentenir yaitu karena sebuah kepentingan, didapatkan hasil
penelitian bahwa kepentingan masyarakat kampung Sembuang dalam
meinjam dana dengan rentenir yaitu karena masyarakat ingin mengatasi
permasalahan ekonomi, untuk mengatasi permasalahan kekuragan dana
seperti saat kekurangan dana untuk berobat, untuk tambahan modal usaha,
serta untuk mengirim dana buat anak.
2. Adanya Nilai Tertentu
Nilai yang tertanam pada diri masyarakat mengenai peminjaman dnegan
rentenir seperti nilai karena kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
rentenir yang cepat, karena masyarakat menggagap rentenir merupakan
suatu solusi untuk masyarakat mudah mendapatkan peminjaman, rentenir
juga dinilai sebagai pemberi bantuan paling cepat kepada masyarakat yang
memebutuhkan uang. Nilai nilai tersebut dianggap oleh masyarakat
kampung Sembunag sebagai ukuran dalam melakukan peminjaman
dengan rentenir yang menjadi landasan tindakan rasional masyarakat
untuk melakukan pinjaman dana.
3. Adanya Dorongan Dari pihak tertentu
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat melakukan
peminjaman dana dengan rentenir dilihat dari pertama, adanya dorongan
yaitu dorongan dari masyarakat sekitar atau tetangga yang selalu mengajak
untuk mencoba melakukan peminjaman dengan rentenir. Kedua, dorongan
juga berasal dari pihak keluarga, dalam hal ini dengan adanya dorongan
keluarga sehingga masyarakat yang ingin memnjam dana kepada renteir
lebih mempunyai kekuatan untuk melakukan pememinjaman dana. Ketiga,
dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri yang menggangap bahwa
meminjam dana kepada rentenir tidak menjadi sebuah beban, karena bisa
menyisihkan hasil pendapatan untuk membayar angsuran.
4. Tindakan Masyarakat Setelah meminjam dana dengan rentenir
Tindakan yang dimafaatkan oleh actor harus bisa memberikan suatu
kontribusi yang maksimal untuk tujuan untuk motif ekonominya yaitu
mendapatkan suatu keuntungan untuk peribadinya. Dalam hal ini adapun
tindakan yang dilakukan oleh masyarakat kampung Sembung untuk
melakukan peminjaman dana dengan rentenir yaitu masyarakat akan tetap
meminjam dana kepada rentenir dalam keadaan yang benar benar
membutuhkan dana, masyarakat juga akan meminta kemudahan kepada
rentenir untuk meminjam dana, serta mengginginkan potongan bunga,
karena masyarakat beranggapan mereka sudah menjadi langganan dalam
meminjam dana dengan rentenir, sehingga hal tersebut boleh dilakukan,
apabila rentenir sudah tidak memiliki kepercayaan lagi kepada masyarakat
untuk meminjam dananya, maka masyarakat akan melakukan tindkaan
yaitu berusaha meminta bantuan kepada nggota keluarga lainnya yang
menjamin peminjaman tersebut. Hal tersebut merupakan tindakan yang
dilakkan oleh masyarakat dalam melakukan peminjaman dana dengan
retenir karena memiliki kontribusi untuk mencapai tujuan mereka dalam
memperoleh dana bantuan secara cepat dan tidak ribet.
Tabel 4.1
Tindakan Masyarakat Melakukan Pinjaman Dana Pada
Rentenir Dikampung Sembuang Desa Penuba Timur Kecamatan
Selayar Kabupaten Bintan
Penyebab
Melakukan
Tindakan
Meminjamkan
Dana Dengan
Rentenir
Dilihat Dari :
Nama
Informan
Alasan informan
Konsep Diri
Ibu Salamah Tidak menyukai hal yang bertele tele.
Dalam hal ini Ibu Salmah lebih meilih
melakukan peminjaman dana dengan
rentenir karena menggangap renenir
memberikan pinjaman dengan tidak
bertele tele, seperti cepat, tampa syarat
yang ribet.
Ibu Ema Menyukai segala hal yang bersifat
cepat dan tampa syarat yang
membertakan seperti peminjaman dana
dengan rentenir yang dianggap paling
tidak bertele tele
Ibu Rosmah Mengginginkan sesuatu dengan cara
yang mudah, seeprti meminjam dana
dengan rentenir mudah didapat
Ibu Mila Selalu mengingikan sesuatu dengan
cara yang mudah, seperti peminjaman
dana dengan rentenir mudah
didapatkan
Ibu Nur Menyukai Solusi yang cepat dan pasti,
seperti peminjaman dana dengan
rentenir cepat dan pasti dapat.
Adanya
Kepentingan
Ibu Salamah Ingin mengatasi permasalahan
khususnya dalam kekurangan dana
sesegera mungkin
Ibu Ema Untuk mengatasi kekurangan dana
Ibu Rosmah Untuk mengatasi kekurangan dana
Ibu Mila Mengatasi kekurangan dana dalam
keperluan mendesak, dan Ingin
mendapatkan pinjaman dengan cepat
Ibu Nur Mengatasi keukrangan dana, dalam
keperluan mendesak
Adanya Nilai
tertentu
Ibu Salamah Pengalaman sering meminjam dengan
retenirlainnya sebelum, sehingga
menggagap rentenir memberikan
peminjaman cepat
Ibu Ema Melihat orang lain terbantu ketika
meminjma dana dengan rentenir
Ibu Rosmah Membantu orang lain yang
membutuhkan dana
Ibu Mila Melihat orang mudah mendapatkan
peminjaman
Ibu Nur Peminjaman mudah didapatkan
Dorongan Dari
Pihak tertentu
Ibu Salamah Darongan dari lingkungan masyarakat
yang sering mangajak meminjam
dengan rentenir
Ibu Ema Ajakan masyarakat
Ibu Rosmah Suami meberikan izin melakukan
peminjaman
Ibu Mila Dukungan dari suami untuk melakukan
peminjaman
Ibu Nur Kemauan diri sendiri dan disukung
oleh keluarga
Tindakan
Kedepannya
Ibu Salamah Akan tetap meminjma dana dengan
rentenir dalam keadaan mendesak
Ibu Ema Akan melakukan peminjaman dengan
rentenir apabila mebutuhkan dana dan
apabila ada lembaga / pihak lain
meberikan kemudahan dalam
melakukan peminjaman maka tidak
meminjam dengan rentenir lagi
Ibu Rosmah Membujuk rentenir, apabila melakukan
peminjaman lagi agar diberi keringanan
bunga sewa.
Ibu Mila Membujuk rentenir untuk meringankan
bunga sewa, karena sudah menjadi
pelanggan dalam meminjam dana
Ibu Nur Apabila nantinya rentenir tidak mau
memberikan peminajamn dana lagi,
maka akan berusaha mendapatkan
pinjaman dengan bantuan jaminan
kepada keluarga.
Sumber : Data Primer 2017
KESIMPULAN
Adapun penyebab masyarakat kampung Sembuang melakukan
peminjaman dana kepada rentenir didapatkan hasil penelitian yaitu :
Pertama, dilihat dari konsep diri hal tersebut dikarenakan masayarakat
mempunyai sifat yang tidak menyukai hal yang bertele tele, seperti
masayarakat menggangap bahwa dibandingkan temapat peminjaman lain
rentenir lebih cepat memberikan peminjaman, lebih mudah mendapatkan
dana, tampa syarat yang rumit, serta tidak bertele tele.
Kedua, Adanya kepentingan. Adapun kepentingan dari masyarakat
melakukan peminjaman dana dengan rentenir yaitu untuk mengatasi
permasalahan perekonomian keluarga, untuk mengatasi kekuragan dana ketika
masyarakat memiliki keperluan mendesak.
Ketiga, adanya nilai tertentu, karena sudah mempunyai pengalaman
terlebih dahulu meminjam dana dengan rentenir, sehingga mengganggap
bahwa peminjaman rentenir tidak memberatkan, mengganggap bahwa orang
lain bisa terbantu dengan meminjam dana dengan rentenir, melihat
peminjaman dana dengan rentenir mudah didapatkan.
Keempat, adanya dorongan, dalam hal ini tindakan masyarakat meminjam
dana dengan rentenir juga dipengaruhi oleh dorongan dari masyarakat atau
lingkungan tetangga yang melkukan peminjaman dengan rentenir, dorongan
dari keluarga khususnya suami yang member dukungan dalam melakukan
peminjaman dana dengan rentenir, keinginan diri sendiri yang merasa tidak
terbebani sehingga hal tersebut menjadi sebauh kekuatan bagi masyarakat
melakukan peminjaman dengan rentenir.
Kelima, Tindakan kedepanya yaitu masyarakat akan terus melakukan peminjaman
dengan rentenir apabila membutuhkan dana, apabila ada lembaga lain yang
memberikan pinjaman dengancepat, tampa syarat yang susah maka masyarakat
tidak akan meminjam lagi dengan rentenir. Apabila kedepannya rentenir tidak
mau meminjakan dananya lagi, karena suatu hal misalnya pembayaran angsuran
tidak lancer. maka untuk meminjam kembali masyarakat akan meminta keluarga
untuk menjamin peminjaman, agar tetap bisa meminjam dana kepada rentenir.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Hendriati, 2009. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). PT
Refika Aditama, Bandung.
Upe, Ambo.2008. Sosiologi Politik Kontemporer, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ardiyos. 2004. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
Arief Armai, 2007, Reformulasi Pendidikan Islam, Ciputat: CRSD PRESS.
Coleman, James S, 2011, Dasar-Dasar Teori Sosial (Foundation of Social
Theory), Bandung: Nusa Media
Coleman S. James. 2008. Dasar-Dasar Teori Sosial. Bandung : Nusa Media
Hadi Ariesto Sutopo dan Adrianus Arief, 2010. Terampil Mengolah Data
Kualitatif Dengan NVIVO. Jakarta : Penerbit Prenada Media Group
Haryanto, Sindung, 2012, Spektrum Teori Sosial; Dari Klasik Hingga
Postmodern, Yogyakarta: Ar-Ruz Media
Jones PIP, 2010. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.
Johnson, Doyle Paul, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Edisi 1, Jakarta :
PT. Gramedia
Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali Pers
M Bahsan, 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Narwoko, Dwi J, dan Bagong Suyanto (Ed), 2007 Sosiologi : Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana
Nugroho, Heru. 1995. Kemiskinan, Ketimpangan, dan Kesenjangan. Yogyakarta:
Aditya Media.
Ritzer, George dan Douglas J Goodman, 2008, Teori Sosiologi Modern,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ritzer , George and Douglas J. Goodman, 2010. Teori Sosiologi, Bantul: Kreasi
Wacana
Ritzer George, 2012. Teori Sosiologi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Suryawati. 2004. Teori Ekonomi Mikro. UPP. AMP YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
T. Guritno, 2005, Kamus Perbankan dan Bisnis(+ Persamaan ) Inggris-
Indonesia, Jakatra : Indo Press
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia, 1999.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Ulber, Silalahi, 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditam
Upe, Ambo. 2008, Sosiologi Politik Kontemporer, Jakarta: Prestasi Pustaka
Wijaya, Faried dkk, 1999, Lembaga-lembaga Keuangan Dan Bank, Yogyakarta :
BPFE- Yogyakarta
Wijaya Faried M, 1996, Perilaku Konsumen, Jakarta: Erlangga.
Undang Undang:
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.
Jurnal:
M. Muh. Nasir, Saichudin dan Maulizar. 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga di Kabupaten Purworejo”.
Lipi: Jakarta.
Zebua, A.S. dan Nurdjayadi, R.D. 2001. Hubungan Antara Konformitas dan
Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Journal
Phronesis. Vo. 3. No. 6. Hal. 72-82.