tifoid fever presentation

34
DEMAM TIFOID Disusun oleh : Riadi 112011070 Adiartha Tannika 112011072 Aldy 112011083 Ferry Afero Tanama 112011084 Danny 112011085 Victor Perdana 112011089

Upload: ferry-afreo-tanama

Post on 01-Oct-2015

247 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaRumah Sakit Simpangan DepokDepok 2012

TRANSCRIPT

Slide 1

DEMAM TIFOIDDisusun oleh :

Riadi 112011070 Adiartha Tannika 112011072Aldy 112011083Ferry Afero Tanama 112011084Danny 112011085Victor Perdana 112011089

etiologiSalmonella typhiSalmonella paratyphiepidemiologiPada tahun 1990 sebesar 9,2 per 10.000 penduduk.Pada tahun 1994 sebesar 15,4 per 10.000 penduduk.Insiden bervariasi di setiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan.Case Fatality Rate (CFR) di tahun 1996 sebesar 1,08% dari seluruh kematian di Indonesia.PATOGENESIS

patogenesisMasuknya kuman melalui makanan yang terkontaminasi kuman dimusnahkan dalam lambung, yang lolos masuk ke usus & berkembang biak.Bila respons imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik menembus sel-sel epitel ke lamina propria berkembang biak dan difagosit makrofag.Kuman berkembang biak di dalam makrofag dibawa ke plak peyeri ileum getah bening mesenterika melalui duktus torasikus masuk ke sirkulasi darah (bakteremia 1).Kuman menyebar ke organ retikuloendotelial tubuh, terutama hati dan limpa meninggalkan sel-sel fagosit berkembang biak di luar sel/ruang sinusoid masuk sirkulasi darah (bakteremia 2).Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empeduberkembang biak, dan bersama cairan empedu diekskresikan secara intermiten ke dalam lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan feses dan sebagian masuk lagi sirkulasi darah setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali, makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif fagositosis kuman Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskular, gangguan mental dan koagulasi.

Di dalam plak peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan (S. typhi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hiperplasia jaringan dan nekrosis organ). Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plak peyeri nekrosis dan hiperplasia akibat akumulasi sel-sel mononuklear di dinding usus. Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi.

Endotoksin dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskular, pernapasan, dan gangguan organ lainnya.

Gambaran klinisMasa tunas 10 14 hari.Demam ( sifatnya meningkat perlahan-lahan, terutama pada sore dan malam hari).Nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,obstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut.Bradikardi relatif (peningkatan suhu 1 derajat tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 x per menit.)Tifoid tounge (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor).Hepatomegali, splenomegali, meteorismus.Gangguan kesadaran.Lidah tifoid

diagnosisAnamnesisPemeriksaan Fisik(Manifestasi klinis)Pemeriksaan penunjang/ laboratorium

AnamnesisDemam?Gejala penyerta?Riwayat perjalanan penyakit?Pemeriksaan fisikInspeksiPalpasiPerkusiAuskultasiPemeriksaan penunjangPemeriksaan Darah Rutin (leukopenia, limfositosis relatif, anemia, trombositopenia ringan)Uji Widal Deteksi antibodi dengan dasar reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin (O,H,Vi)Fase akut mula-mula timbul aglutinin 0, diikuti aglutinin H. Sembuh: aglutinin 0 masih tetap dijumpai setelah 4-6 bulan, sedangkan aglutinin H menetap Iebih lama antara 9-12 bulan. Oleh karena itu uji Widal bukan untuk menentukan kesembuhan penyakit.

Uji TUBEX: deteksi antibodi anti-S.typhi 09 pada serumUji Typhidot: deteksi antibodi IgM dan IgGUji Typhidot- M: deteksi antibodi IgM Uji IgM dipstick : IgM dalam serum dan darah lengkapKultur darah/ biakan empedu: Kultur empedu (+) , darah pada minggu I ( pada minggu II mungkin sudah negatif); tinja minggu II, air kemih minggu III

penatalaksanaanIstirahat.Pengaturan pola makan.Menjaga kebersihan makanan.Pemberian AntibiotikantibiotikKloramfenikol diberikan 4x500 mg. Diberikan sampai dengan 7 hari bebas demam.Tiamfenikol diberikan 4x500 mg.Kotrimoksazol (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan 2x2 tablet selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin diberikan 50-150 mg/kgBB selama 2 minggu.Seftriakson diberikan 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan selama jam perinfus sekali sehari, diberikan 3 hingga 5 hari.Azitromisin 2x500 mg.Golongan Fluorokuinolon.Norfloksasin 2x400 mg/hari selama 14 hari.Siprofloksasin 2x500 mg/hari selama 6 hari.Ofloksasin 2x400 mg/hari selama 7 hari.

Kombinasi obat antimikrobaKombinasi 2 antibiotik atau lebih hanya diindikasikan pada keadaan tertentu, yaitu toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, serta syok septik.kortikosteroidHanya diindikasikan pada toksik tifoid atau demam tifoid yang mengalami syok septik dengan dosis 3x5 mg.Pengobatan pada wanita hamilKloramfenikol tidak dianjurkan pada trisemester ke-3. (Khawatir partus prematurus, kematian fetus intrauterin, dan grey syndrome pada neonatus)Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trisemester pertama.Obat yang dianjurkan adalah ampisilin, amoksisilin, dan seftriakson.komplikasiKomplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam :Komplikasi intestinalPerdarahan ususPerforasi ususIleus paralitik

Komplikasi ekstraintestinal

Kardiovaskular: miokarditisDarah: anemia hemolitik, DICParu: batuk, ulserasi faring posteriorHeparobiliar: hepatitisGinjal: glomerulonefritisTulang: osteomielitisNeuropsikiatrik: delirium, disorientasi

karierSeseorang yang kotorannya (feses atau urin) mengandung S. typhi setelah satu tahun pasca demam tifoid, tanpa disertai gejala klinis.Ditemukan S. typhi di feses dan urin selama 2-3 bulan disebut karier pasca penyembuhan.Diagnosis tifoid karierDitemukan kuman S. typhi pada biakan feses dan urin pada seseorang setelah 1 tahun pasca demam tifoid.Pemeriksaan serologi Vi (sensitivitas 75% dan spesifitas 92%).Penatalaksanaan tifoid karierTanpa disertai kasus kolelitiasisPilihan regimen terapi selama 3 bulan :Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kgBB/hari.Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kgBB/hari.Trimetropin-sulfametoksazol 2 tablet/2 kali/hari/Disertai kasus kolelitiasisKolesistektomi + regimen tanpa kasus kolelitiasis selama 28 hari, kesembuhan 80% atau kolesistektomi + salah satu regimen terapi dibawah ini :Siprofloksasin 750 mg/2 kali/ hari.Norfloksasin 400 mg/2 kali/ hari.pencegahanperbaikan higiene dan sanitasi lingkungan penyuluhan kesehatanVaksin- vaksin tifoid- Oral Typhoid Vaccine(Ty21A): vaksin hidup- Parenteral Inactivated Typhoid Vaccine: virus mati, subkutan- Typhoid Vi Capsular Polysaccharide Vaccine: IM

prognosisTergantung kecepatan diagnosis dan penatalaksanaan kepada pasien.Baik. Tetapi bila ada penyakit berat, pengobatan terlambat/tidak adekuat atau ada komplikasi berat, prognosis meragukan/buruk

TERIMA KASIH