tesis kuali

Upload: kiftiyah-daffa

Post on 06-Jul-2015

2.288 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN DALAM UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN ( Studi kasus di Akademi Kebidanan Pamenang )

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Diajukan Oleh

FRANSISKA NOVITASARI S540208111

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya diawali dengan munculnya kebijakan pemerintah dalam pemerintahan daerah atau dikenal otonomi daerah Undang Undang Nomor 22 tahun 1999. Kelahiran kebijakan pemerintah ini didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi globalisasi yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi begitu pesat sehingga kehidupan penuh persaingan dalam segi apapun ( Udin. S, 2008: 90 ). Seiring dengan kemajuan tehnologi dan perubahan serta perkembangan industri yang pesat yang tercermin dalam globalisasi dan perdagangan bebas yang telah dimulai tahun 2003 melalui Asean Trade Area (AFTA), selanjutnya dengan kerangka World Trade Organization (WTO) tahun 2020 bagi negara berkembang dan tahun 2010 bagi negara maju mengakibatkan tuntutan akan kualitas dan profesionalisme kerja disetiap sektor makin tinggi (Pusdiknakes, 2005: 2). Hanya individu yang mampu bersaing yang dapat berberbicara dalam era globalisasi. Untuk itu setiap individu harus memiliki kompetensi yang handal dalam berbagai bidang. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan ketrampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan berbakat

3

dan bermartabat ditengah perubahan, persaingan dan kerumitan sosial, ekonomi, politik dan budaya (Udin. S, 2008: 91 ). Sasaran KBK pada penguasaan

kompetensi keahlian baik tehnik, vokasional maupun profesional. Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi yaitu pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, sikap dan minat (Udin.S, 2008: 93 ). Tahun 2007 angka kematian ibu telah terjadi penurunan 228 per 100 ribu persalinan dibandingkan 2003 mencapai angka 307 per 100 ribu persalinan, tetapi angka ini masih tergolong tinggi di Asia. Angka kematian ibu paling banyak disebabkan faktor perdarahan dengan posisi 30 persen (Sriwijaya Post, 2009). Berdasarkan hasil investigasi kualitas secara cepat yang dilakukan pada bulan juli 1997 diprovinsi Jawa Tengah dan jawa Timur, terungkap bahwa hampir sebagian besar (80 %) penolong persalinan yang bekerja difasilitas kesehatan tidak mampu melakukan asuhan persalinan sesuai dengan standar yang diinginkan. Tidak tersedianya standar asuhan, terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dan kurangnya kepatuhan petugas terhadap standar yang ada menyebabkan kinerja dan kualitas dinilai rendah (JNPK-KR, 2007: 1). Akademi Kebidanan Pamenang merupakan institusi pendidikan Diploma III Kebidanan yang memiliki visi terwujudnya pendidikan kesehatan yang berkeunggulan dalam penanganan kegawatdaruratan yang berorientasi pada pengetahuan dan moral dalam upaya mewujudkan tenaga kesehatan yang mandiri dan bertanggungjawab (Yayasan Pamenang, 2008: 1). Hal ini diwujudkan dengan

4

penerapan kurikulum berbasis kompetensi dengan menerapkan kegiatan praktek klinik kebidanan untuk mempersiapkan tenaga bidan yang mampu memberikan pelayanan yang profesional kepada masyarakat, peran pendidikan D-III Kebidanan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di laboratorium maupun di Klinik merupakan kunci keberhasilan ( Akbid Pamenang, 2008: 1). Salah satu target kompetensi dalam praktek klinik kebidanan yang

diselenggarakan oleh Akademi Kebidanan Pamenang adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin ( Akbid Pamenang, 2009: 3). Gambaran kompetensi mahasiswa ini dapat diketahui melalui Ujian Tahap yang diselenggarakan oleh institusi (Pusdiknakes, 2004: 2). Ketrampilan yang diperoleh mahasiswa secara langsung dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk mencapai kompetensi sebagai seorang bidan sehingga dapat bersaing dengan lulusan Akademi Kebidanan yang lain untuk memperoleh tempat di lingkungan kerja. Penerimaan pegawai baru dilingkungan pelayanan maupun pendidikan kebidanan saat ini telah menetapkan standar kriteria

penerimaan calon pegawai yang memiliki prestasi akademik meliputi indeks prestasi minimal 3, 0 serta mengadakan seleksi berdasarkan ketrampilan yang dimiliki oleh calon pegawai sehingga hanya calon pegawai yang berprestasi dan memiliki ketrampilan yang dapat memiliki peluang tersebut. Akbid Pamenang menetapkan ketentuan bahwa mahasiswa harus mampu menguasai ketrampilan sesuai dengan standart kompetensi yang telah ditetapkan dalam setiap praktek klinik. Ketrampilan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa tidak sama. Berdasarkan studi awal peneliti memperoleh temuan bahwa masih

5

terdapat mahasiswa yang belum dapat mencapai ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam pelaksanaan ujian tahap II. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang.

B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kegiatan praktek klinik kebidanan di Akademi Kebidanan Pamenang ? 2. Bagaimana pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang ? 3. Faktor faktor apa yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang ? 4. Apakah kendala yang dihadapi dalam praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang ? 5. Bagaimana praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang ?

6

C. 1. Tujuan Umum

Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan praktek klinik kebidanan

dalam

upaya pencapaian

kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui kegiatan Kebidanan Pamenang b. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang. c. Untuk mengetahui faktor faktor yang berperan dalam kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang. d. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang ? e. Untuk mengetahui praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang. praktek klinik kebidanan di Akademi

7

D. 1. Manfaat Praktis

Manfaat Penelitian

a. Dengan mengetahui kegiatan praktek klinik kebidanan maka pengelola dapat mengevaluasi kegiatan praktek sesuai dengan kompetensi dalam asuhan kebidanan ibu bersalin yang telah ditetapkan serta upaya peningkatan ketrampilan mahasiswa sehingga dapat mencapai

kompetensi yang diharapkan. b. Dengan mengetahui pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin maka pengelola pendidikan dapat melakukan evaluasi kepada mahasiswa setelah praktek klinik kebidanan dilakukan . c. Dengan mengetahui faktor faktor yang yang berperan dalam kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin maka pengelola dapat memberikan stimulus positif sehingga dapat

meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan target yang telah ditetapkan. d. Dengan mengetahui kendala yang dihadapi dalam praktek klinik

kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang maka pengelola dapat mencari pemecahan masalah untuk mengatasi kendala yang dihadapi. e. Dengan mengetahui praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin maka

8

pengelola dapat mengevaluasi pembelajaran klinik yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu bersalin. 2. Manfaat Teoritis Dengan mengetahui praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin maka pengelola pendidikan dapat memfasilitasi dan mendorong mahasiwa supaya dapat mempersiapkan diri menghadapi kegiatan praktek klinik kebidanan serta meningkatkan kompetensinya.

9

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. 1. Pengertian

Pembelajaran Praktik

Reily dan Oermann sebagaimana dikutip dari hasil sister Scholl Program (Laporan SSP, 2004), menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran praktik ( laboratorium kelas, rumah sakit, komunitas dan unit pelayanan kesehatan lainnya) merupakan bagian penting dalam program pendidikan kesehatan. Hal tersebut memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada situasi nyata. Melalui pembelajaran praktik mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan

kemampuannya (Pusdiknakes, 2005: 4). Pembelajaran praktik adalah penerapan dari laboratorium kelas,

laboratorium klinik dan praktik klinik (Pusdiknakes, 2005: 16). Pengelolaan pembelajaran praktik masih menemukan kendala yaitu Perbedaan Persepsi tentang praktek, jumlah pembimbing belum memadai baik kuantitas & kualitas, perubahan status lahan praktek serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan. Hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran praktik yang kurang optimal dan akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai (Pusdiknakes, 2005: 2).

10

2. Standart Pembelajaran Praktik a. Mahasiswa 1. Prasyarat a. Menguasai pengetahuan yang menunjang ketrampilan yang akan diajarkan pada saat praktik klinik disetiap semester melalui tes lisan atau tertulis b. Telah kompeten dilaboratorium kelas (model) dengan

menggunakan standar pembelajaran laboratorium c. Siap melaksanakan praktik klinik 2. Peran dan tanggung jawab mahasiswa a. Menghadiri semua sesi dan berpartisipasi aktif dalam semua program pembelajaran di laboratorium klinik b. Membaca bahan/ buku referensi, panduan, penuntun belajar dan daftar tilik c. Membuat kontrak belajar d. Menyelesaikan dan mengumpulkan semua penugasan tepat waktu e. Latihan studi kasus f. Mengobservasi semua prosedur dan demonstrasi yang dilakukan oleh dosen atau pengajar dengan menggunkan panduan atau daftar tilik g. Mempraktikkan setiap ketrampilan pada model baik secara individu maupun kelompok sampai tingkat profisien di model

11

h. Mengatur waktu untuk bertemu dan berkonsultasi dengan dosen pengajar untuk mendiskusikan hal-hal yang belum dibahas. i. j. Menyiapkan diri untuk ujian laboratorium klinik Mendiskusikan dengan dosen pengajar kesiapan untuk diuji dan menentukan waktu pelaksanaannya (Pusdiknakes, 2005: 19 - 20). b. Pembimbing 1. Prasyarat a. Pembimbing dari institusi pendidikan D IV Kebidanan Pendidik dengan pengalaman kerja sekurang kurangnya 2 (dua) tahun D III Kebidanan + S1/S2 Kesehatan D III Kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 (dua) tahun. b. Pembimbing dari lahan praktik D IV Kebidanan (minimal pengalaman kerja 2 tahun) D III Kebidanan ( minimal pengalaman kerja 2 tahun)

2. Peran dan tanggung jawab pembimbing a. Memelihara, mempertahankan dan meningkatkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan evidence based dalam bidang kebidanan. b. Menyiapkan PBM c. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk mendukung PBM d. Melakukan kontrak belajar dengan mahasiswa

12

e. Memeriksa jadwal praktik mahasiswa f. Bekerjasama dengan pembimbing (CI) untuk merencanakan jadwal praktik klinik mahasiswa. g. Memilih dan memberikan materi kebidanan berdasarkan evidence based h. Mengajarkan ketrampilan yang harus dipelajari dikelas dengan menggunakan model, roleplay i. Mendemonstrasikan ketrampilan sesuai dengan langkah dalam penuntun belajar j. Mendiskusikan demonstrasi yang telah dilakukan kesempatan redemonstrasi ketrampilan pada

k. Memberikan mahasiswa l.

Melatih mahasiswa sampai mampu melakukan sendiri prosedur sampai tingkat profisien di model

m. Memantau kemajuan ketrampilan mahasiswa dengan menggunkan daftar tilik n. Memberikan umpan balik o. Memberikan tambahan penugasan atau latihan dan studi kasus pada mahasiswa yang belum mencapai kompetensi standar. p. Berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan praktik klinik

(Pusdiknakes, 2005: 20 - 21).

13

c. Tempat Praktik A. Pengertian Tempat praktik adalah tempat yang digunakan mahasiswa untuk melatih ketrampilan klinik dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu meliputi : ruang laboratorium kelas dan lahan praktik. B. Kriteria a. Laboratorium kelas Kriteria laboratorium di set dengan kompetensi yang akan dicapai yaitu : Laboratorium KDPK Laboratorium profesi meliputi : lab antenatal, intranatal, postnatal, bayi, senam hamil, konseling, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. b. Lahan praktik Mempunyai kasus sesuai dengan target kompetensi yang ditetapkan baik jumlah maupun jenisnya Memberi pelayanan kesehatan sesuai standar profesi Tersedianya sarana dan prasarana bimbingan antara lain ruang diskusi dan ruang seminar Memiliki pembimbing klinik sesuai dengan profesi dan kualifikasi

14

c. Mempunyai naskah kesepahaman (MoU) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam pendayagunaan berbagai fasilitas lahan praktik (Pusdiknakes, 2005: 22 - 23). d. Proses, mekanisme dan metode 1. Proses Proses pembelajaran laboratorium klinik dilaksanakan berdasarkan kompetensi pada tiap tiap semester pada semester I sampai dengan semester VI. Setiap tahapan kegiatan per semester mempunyai ketentuan pencapaian kompetensi,

kriteria mahasiswa, kriteria pembimbing dan kriteria lahan praktik termasuk metoda yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran praktik (Pusdiknakes, 2005: 24 - 25). 2. Mekanisme Siklus pembelajaran pratik terdiri dari 6 (enam) tahap sebagai berikut : a. Persiapan teori Kegiatan penggalian informasi teoritis dan pengalaman mahasiswa yang berkaitan dengan program pembelajaran praktik yang akan dilaksanakan, termasuk informasi tentang lingkungan kerja dimana mahasiswa akan

melaksanakan praktik klinik

15

b. Laboratorium Merupakan proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengaplikasikan teori dan konseptual model yang mendukung pembelajaran

praktikum dilaboratorium. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih ketrampilan mahasiswa sampai kompeten dengan menggunakan alat peraga dan atau antar mahasiswa. c. Pertemuan pra klinik Merupakan kegiatan pembelajaran dimana pembimbing memberikan informasi dan membahas kasus kasus terpilih dan tersedia dilahan praktik sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. Pada kesempatan ini

diinformasikan tentang strategi pembimbing, metoda dan sistem penilaian pembelajaran praktik yang akan

digunakan. d. Praktik klinik Praktik klinik adalah kegiatan pembelajaran praktik dengan menggunakan target kompetensi yang harus dicapai mahasiswa pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan. Pembelajaran praktik ini memberi kesempatan kepada mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam mencapai kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas tugas tertentu. Dalam proses

16

pembelajaran

praktik

mahasiswa

mengembangkan

tanggungjawab profesi, berfikir kritis, kreatifitas, hubungan interpersonal, pemahaman terhadap profesi, pemahaman aspek sosial budaya dan mengaplikasikan teori ke dalam praktik klinik. e. Pertemuan pasca klinik Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil praktik dan langsung memberikan umpan balik kepada mahasiswa terhadap kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pasca klinik dilakukan untuk mengidentifikasi temuan

mahasiswa, kemampuan dan pandangan pandangan baru dari mahasiswa berdasarkan pengalaman yang diperoleh. f. Evaluasi dan tindak lanjut Pembimbing melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan praktik klinik khususnya terhadap pencapaian kompetensi yang ditetapkan dan dapat memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan dan lahan praktik. Pedoman dalam pengelolaan praktik klinik mahasiswa: Mahasiswa bertanggungjawab secara penuh untuk asuhan satu pasien dari awal sampai selesai. Setiap mahasiswa menangani satu pasien atau lebih sesuai dengan keadaan dan kemampuan mahasiswa

17

Mahasiswa harus menulis dokumentasi asuhan untuk setiap pasien yang dikelola Setiap mahasiswa harus melaporkan keadaan pasiennya kepada bidan yang bertanggungjawab dilahan praktik dan tetap menjaga komunikasi interaktif dengan semua staf dilahan praktik Setiap mahasiswa harus memberikan asuhan secara komprehensif sampai di komunitas Setiap melakukan tindakan mahasiswa harus memberi tahu pembimbing untuk mendampingi dan melakukan supervisi Daftar tilik digunakan secara intensif pada tahap awal sampai mahasiwa kompeten Setiap mahasiswa harus menghormati dan menjaga tata tertib yang berlaku di lahan praktik (Pusdiknakes, 2005: 25 - 28). 3. Metode a. Metoda pembelajaran praktik di laboratorium Metoda pembelajaran praktik dilaboratorium yang dapat digunakan yaitu : Simulasi

18

Menggunakan kasus yang ada dilahan praktik untuk dibahas dan disimulasikan dilaboratorium sehingga apabila ada kesalahan tidak bersifat fatal. Demonstrasi Demonstrasi adalah memperagakan cara

melaksanakan suatu prosedur, tugas, cara menggunakan alat dan cara berinteraksi dengan klien. Demonstrasi dapat dilakukan dilaboratorium atau lahan praktik. Belajar mandiri Menekankan pada proses pembelajaran praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa tanpa ada bimbingan dari dosen untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Multimedia tutorial Memungkinkan mahasiswa belajar secara mandiri untuk mencapai kompetensi dengan cara melihat video atau mendengarkan tape sambil menjawab pertanyaan serta mendemonstrasikan ketrampilan praktikum dan menilai diri sendiri terhadap apa yang sudah dilakukan b. Metoda pembelajaran praktik di lahan praktik Metoda pengalaman Merupakan bentuk pembelajaran praktik melalui pengalaman langsung dan melibatkan interaksi dengan klien dan tim kesehatan dan dapat dilakukan dengan cara

19

penugasan klinik yaitu menempatkan mahasiswa disuatu ruangan atau unit tertentu sehingga menbantu mahasiswa dalam menerapkan konsep dan teori dalam upaya pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam praktik klinik. Penugasan tertulis Penugasan tertulis sangat efektif digunakan untuk pemecahan masalah klien dan masalah lain dalam tatanan klinik. Penugasan tertulis sangat membantu mahasiswa mengidentifikasi dan menunjukkan nilai nilai,

keyakinan, pemahaman aspek pembelajaran pratik serta menegmbangkan ketrampilan komunikasi tertulis, contoh pembuatan studi kasus. Metoda penyelesaian masalah Merupakan metoda yang membantu mahasiswa menganalisa masalah, menentukan alternatif penyelesaian masalah dan merancang tindakan yang harus dilakukan. Metoda konferensi Merupakan pembelajaran kelompok praktik dan diskusi tentang aspek

membantu

penyelesaian

masalah belajar yang menekankan pada analisa kritis terhadap masalah dan menggali alternatif penyelesaian masalah.

20

Metoda peer review Meninjau dan menilai kembali pratik praktik yang sudah dilakukan dan memungkinkan mahasiswa

memperoleh pengalaman dan ketrampilan dari penilaian pratik tersebut dari kelompok peer dan diharapkan mahasiswa telah memahami kriteria penilaian dan dapat menerima hasil penilaian sebagai umpan balik dari kelompok. Metoda observasi Memberikan pengalaman nyata dilapangan dengan cara mengamati secara langsung dan partisipatif dimana observer ikut aktif dalam kegiatan yang sedang

diobservasi. Visite Visite dikenal sebagai clinical round yang merupakan kegatan pembelajaran praktik dengan cara observasi, wawancara pada klien yang dilakukan oleh tim terdiri dari kepala ruang, penanggungjawab klien, pembimbing klinik dan mahasiswa dan sering disertai dengan demonstrasi tindakan tertentu. Studi kasus Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk membahas secara komprehensif kasus kasus dengan

21

menggunakan berbagai pengalaman yang telah diperoleh. Pemilihan pembimbing kasus klinik dilakukan dan secara selektif oleh

kasus

tersebut

dipelajari

kemudian didiskusikan bersama mahasiswa. Pembelajaran praktik secara madiri Metoda ini berazaskan pada konsep phenomena pembelajaran dengan menekankan pada kreatifitas dan kemandirian mahasiswa. Metoda ini menitikberatkan pada upaya merefleksikan perbedaan pengalaman

individu melalui diskusi kelompok (Pusdiknakes, 2005: 32 43). e. Sistem evaluasi pembelajaran praktik 1. Lingkup evaluasi Kegiatan evaluasi pembelajaran praktik berfokus kepada proses pencapaian kompetensi dan keberhasilan program. Lingkup evaluasi mencakup input, proses dan output. Input ( masukan ) meliputi perencanaan tentang mahasiswa baik jumlah, pembagian kelompok, buku

panduan belajar, alat penilaian pencapaian kompetensi dan pembimbing. Proses meliputi kejelasan tujuan kompetensi yang akan dicapai, tingkat keberhasilan, kendala dan faktor pendukung, pembelajaran dan output adalah hasil pelaksanaan keberhasilan

praktik

dengan

indikator

22

pencapaian

kompetensi

dan

keberhasilan

kegiatan

pembelajaran praktik. 2. Aspek penilaian Penilaian pencapaian kompetensi pembelajaran

dilakukan untuk menilai aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap dengan menggunakan standart kelulusan yang akurat dan konsisten a. Strategi penilaian untuk masing-masing aspek adalah : 1) Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek pengetahuan 2) Penilaian untuk aspek sikap ditekankan terhadap sikap dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan standar meliputi perilaku yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan tertentu. 3) Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek ketrampilan menggunakan standar kelulusan

berdasarkan kompeten atau tidak kompeten. Apabila ada salah salah satu komponen yang dinilai dalam sub kompetensi yang tidak dikuasai/tidak kompeten, mahasiswa diberi umpan balik segera setelah penilaian selesai, selanjutnya mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengikuti penilaian ulang.

23

b. Metod penilaian pencapaian kompetensi Metode penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek pengetahuan dapat berupa ujian tertulis atau ujian lisan . Metode penilaian untuk aspek sikap dapat dilakukan melalui observasi dan atau pertanyaan lisan maupun tertulis. Metode penilaian pencapaian

kompetensi untuk aspek ketrampilan, penilaiannya dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan. c. Mekanisme penilaian pencapaian kompetensi Mekanisme penilaian pencapaian kompetensi

merupakan serangkaian kegiatan meliputi : 1) Menentukan unit kompetensi dengan melakukan identifikasi setiap tujuan mata kuliah 2) Mengembangkan instrumen penilaian 3) Melaksanakan penilaian pencapaian kompetensi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan dapat diselenggarakan jika keseluruhan elemen / sub kompetensi pada unit-unit kompetensi telah selesai dipelajari. 4) Penentuan kelulusan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kelulusan adalah : mahasiswa

dinyatakan lulus penilaian aspek ketrampilan jika

24

telah kompeten untuk setiap unit kompetensi, mahasiswa dinyatakan lulus aspek pengetahuan dan sikap jika mendapatkan nilai minimal 60,

mahasiswa yang tidak lulus penilaian pencapaian kompetensi berhak memperoleh balikan (feedback) atas aspek dan elemen yang dinyatakan tidak lulus. Dengan demikian mahasiswa dapat mempersiapkan lebih baik lagi untuk mengikuti penilaian ulang. 3. Alat evaluasi Alat evaluasi berupa format penilaian pencapaian kompetensi. 4. Strategi penilaian program pembelajaran praktik Penilaian terhadap keberhasilan proram pembelajaran praktik dilaksanakan secara terus menerus sampai kegiatan pembelajaran praktek selesai. Penilaian ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Penilaian program pembelajaran praktik mencakup tingkat

keberhasilan mahasiswa, pembimbing,

lahan praktik,

program dan kendala yang ditemukan selama pelaksanaan pembelajaran praktik (Pusdiknakes, 2005: 45-55). f. Administrasi pembelajaran praktik 1. Persiapan a. Persiapan administrasi

25

1) Perjanjian kerjasama (MoU) Sebelum program pembelajaran praktik

dilaksanakan Poltekkes/Akademi Kebidanan harus membuat surat perjanjian kerjasama (MoU) dengan unit pelayanan kesehatan yang akan digunakan sebagai lahan praktik. Surat perjanjian kerjasama disesuaikan dengan situasi dan tujuan yang akan dicapai sesuai program pendidikan. 2) Surat keputusan penunjukan pembimbing praktik Sebelum pelaksanaan pembelajaran praktik perlu diterbitkan surat penunjukan pembimbing klinik dari institusi pendidikan dan lahan praktik. Surat penunjukan pembimbing klinik penting sebagai dasar pelaksanaan bimbingan dan

merupakan legalitas bagi pembimbing pembelajaran praktik. 3) Surat pemberitahuan tentang praktik Sebagai tindak lanjut dari MoU, institusi pendidikan kesehatan perlu mengirimkan surat pemberitahuan kepada instansi terkait mengenai penggunaan lahan praktik klinik minimal 3 bulan sebelum waktu pelaksanaan. Bersamaan dengan hal

26

tersebut perlu dilengkapi dengan program kegiatan pembelajaran praktik. 4) Pembiayaan Rencana anggaran untuk kegiatan pembelajaran praktik perlu disusun mencakup biaya honorarium, transport, pertemuan pembimbing dan jasa

penggunaan lahan praktik sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. b. Penentuan kompetensi pembelajaran praktik Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik disusun dalam bentuk buku panduan pembelajaran praktik yang merupakan tanggungjawab dari

koordinator mata kuliah yang terkait meliputi : tujuan praktik, target kompetensi yang akan dicapai, lokasi dan tempat praktik, kegiatan pembelajaran, waktu yang dibutuhkan, format pengkajian, instrumen penilaian pencapaian kompetensi dan pengorganisasian

pembelajaran praktik. c. Persiapan lahan praktik 1) Menyiapkan kasus sesuai dengan target kompetensi yang ditetapkan baik jumlah maupun jenis. 2) Menyiapkan sarana dan prasarana bimbingan antara lain ruang diskusi dan seminar.

27

3) Menyiapkan pembimbing klinik sesuai dengan profesi dan kualifikasi d. Persiapan mahasiswa Mahasiswa disiapkan untuk memenuhi ketentuan sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran praktik, sebagai berikut : 1) Telah mendapatkan teori dan lulus ujian

laboratorium sebagai prasyarat 2) Telah mengikuti kegiatan pembekalan yang

dilaksanakan oleh institusi bekerjasama dengan pihak lahan praktik 3) Memiliki buku panduan pembelajaran praktik 4) Menyusun kontrak belajar. e. Persiapan pembimbing klinik Dosen pembimbing klinik menyusun dan

mensosialisasikan buku panduan pembelajaran praktik dan format penilaian pencapaian kompetensi. Agar tujuan pembelajaran pratik dicapai dengan maksimal, maka pembimbing klinik dari institusi pendidikan dan lahan praktik wajib memahami : 1) Tujuan yang akan dicapai oleh mahasiswa 2) Menyusun jadual praktik mahasiswa

28

3) Membagi jumlah mahasiswa sesuai dengan jumlah pembimbing 4) Target pencapaian kompetensi 5) Metoda praktik 6) Mekanisme, strategi dan proses penilaian yang digunakan dalam pembelajaran

pembelajaran praktik 2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pembelajaran praktik terdiri dari tiga fase : a. Pertemuan pra praktik 1) Tugas pembimbing a) Mengidentifikasi target pencapaian kompetensi b) Memberikan infomasi tentang kasus terpilih c) Mengorientasi mahasiswa d) Menempatkan mahasiswa sesuai dengan

kesepakatan dilahan praktik 2) Tugas mahasiswa a) Mendiskusikan pembimbing b) Hadir pada jam praktik sesuai jadual yang ditetapkan c) Mengikuti kegiatan orientasi klinik kontrak belajar dengan

29

d) Membaca laporan klien b. Pelaksanaan praktik 1) Tugas pembimbing a) Memberikan bimbingan langsung kepada

mahasiswa dalam proses pencapaian kompetensi yang ditetapkan b) Menerapkan metoda bimbingan bervariasi

sesuai dengan tujuan belajar dan berorientasi pada mahasiswa c) Mendampingi mahasiswa sesuai dengan tingkat kemandiriannya d) Mengobservasi mahasiswa dalam proses

pembelajaran praktik e) Melaksanakan kegiatan pra dan pasca klinik dengan memberi umpan balik. 2) Tugas mahasiswa a) Memperkenalkan diri kepada klien b) Melakukan kontrak dengan klien c) Melaksanakan praktik sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan d) Mengikuti pra dan pasca praktik e) Membuat laporan pelaksanaan praktik

30

c. Pertemuan pasca praktik 1) Tugas pembimbing a) Menganalisa laporan pelaksanaan praktik klinik mahasiswa b) Memberikan nilai terhadap target pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan c) Memberikan umpan balik kepada mahasiswa 2) Tugas mahasiswa a) Membuat laporan lengkap hasil kegiatan b) Menyajikan laporan pelaksanaan pembelajaran praktik c) Menerima hasil penilaian dan umpan balik pembimbing 3. Monitoring dan evaluasi a. Lingkup monitoring dan evaluasi Kegiatan monitoring dan evaluasi ini berfokus kepada pelaksanaan proses pembelajaran praktik dan keberhasilan program. Pembimbing dari institusi dan lahan praktik diharuskan untuk melakukan monitoring dan evaluasi seluruh praktik klinik yang meliputi beberapa unit / ruangan yang digunakan sebagai lahan praktik. Lingkup monitoring dan evaluasi antara lain mencakup unsur : mahasiswa, jumlah dan jenis kasus,

31

fasilitas praktik terutama alat baik jenis, jumlah dan kondisinya, lingkungan pembelajaran praktik antara lain lingkungan klien, tata ruang tempat praktik, dinamika dalam berkomunikasi dan unsur yang mendukung proses pembelajaran praktik. Monitoring dan evaluasi keberhasilan program pembelajaran praktik lebih menekankan kepada

pencapaian keberhasilan pelaksanaan pembelajaran praktik mulai input, proses dan out put. Ketiga unsur ini harus dijabarkan dengan jelas, sehingga tidak terjadi salah persepsi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan program pembelajaran praktik dilaksanakan secara terus menerus sampai kegiatan praktik selesai. Monitoring dan evaluasi keberhasilan program mencakup 3 ( tiga ) unsur : 1) Unsur masukan (input) Meliputi perencanaan tentang mahasiswa baik jumlah, pembagian kelompok, buku panduan

belajar, alat penilaian pencapaian kompetensi, pembimbing praktik digunakan. dan lahan praktik yang

32

2) Unsur proses Mencakup kejelasan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa, tingkat

keberhasilannya, kendala yang ditemukan selama proses pelaksanaan pembelajaran praktik,

pembimbing klinik baik dari institusi maupun lahan praktik, area praktik yang digunakan dan faktorfaktor pendukung 3) Unsur luaran (Out put) Unsur luaran adalah hasil pelaksanaan program yang diukur dengan indikator keberhasilan

mahasiswa yang dinyatakan lulus sesuai dengan tingkat kompetensi yang ditetapkan, dalam kualitas

penampilan praktik

pembimbing menilai kualitas

pembelajaran yang kegiatan

serta

faktor-fkator pencapain

mempengaruhi

pembelajaran praktik 4) Metoda penilaian : observasi dan wawancara 5) Instrumen penilaian : checklist (daftar tilik) dan kuesioner

33

b. Tujuan monitoring dan evaluasi 1) Mendapatkan infomasi tentang penyimpanganpenyimpangan yang terjadi selama proses

pembelajaran praktik 2) Mendapatkan gambaran peran masing-masing dari pembimbing klinik dari institusi dan ahan praktik dan manajer bangsal 3) Mendapatkan informasi mengenai unsur-unsur di lahan praktik yang kurang mendukung proses pembelajaran praktik 4) Mendapatkan pelaksanaan menyeluruh informasi tentang keberhasilan secara

pembelajaran terutama

praktik

keberhasilan

mahasiswa

dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Hasil monitoring dan evaluasi program merupakan masukan bagi institusi pendidikan dan lahan praktik untuk memperbaiki, kualitas mengembangkan pelaksanaan dan program

meningkatkan

pembelajaran praktik berikutnya ( Pusdiknakes, 2005: 56-62). 3. Praktek Klinik kebidanan a. Deskripsi mata kuliah

34

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksanakan praktek klinik pada mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan kasus normal pada kehamilan, persalinan, ibu post partum, neonatal, bayi dan balita ssuai dengan tingkat kebutuhan b. Tujuan pembelajaran 1. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal 2. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal 3. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal 4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal 5. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita sehat 6. Mendeteksi dini kelainan / komplikasi pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita secara manajemen terpadu balita sakit 7. Mendokumentasikan hasil asuhan dengan metoda SOAP ( Depkes RI, 2002 ).

B. 1. Pengertian

Kompetensi

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sabagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendiknas 232/U/2000 dan 045/U/2002).

35

Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan individual yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas / pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai standart kinerja yang dipersyaratkan. Kompetensi merupakan kemampuan yang didalamnya terkandung

pengetahuan dan ketrampilan yang didukung sikap dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan disuatu tempat kerja dengan mengacu kepada kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untk melakukan tugas/pekerjaan berdasarkan standar kinerja dibidang tertentu (Pusdiknakes, 2005: 5). Dalam Konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu tidak hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan mengahyati bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari hari ( Sanjaya. W, 2008: 70). 2. Dimensi Kompetensi Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta penerapannya dalam suatu pekerjaan berdasarkan pada kriteria unjuk kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan, meliputi :

36

a. Ketrampilan melaksanakan pekerjaan (Task Skills), yaitu ketrampilan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh tempat kerja b. Ketrampilan mengelola pekerjaan (Task Management Skills), yaitu ketrampilan manajerial mulai dari membuat perencanaan dan

mengorganisir tugas tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan efektif dan efisien. c. Ketrampilan menguasai kemungkinan (Contingency Management Sklills), yaitu melakukan tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat atas suatu masalah dilandasi dengan kemampuan berfikir kritis d. Ketrampilan mengelola lingkungan kerja (Job/Role Environment Skills), yaitu ketrampilan untk berperan serta dan memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan yang mendukung kesehatan, keselamatan, keamanan dengan memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat (safety and health promotion). e. Ketrampilan beradaptasi (Transfer/Adaptation Skills), yaitu kemampuan untuk menerapkan ketrampilan dan pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi (Pusdiknakes, 2005: 5 - 6). 3. Penilaian Pencapaian Kompetensi Untuk menetapkan seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui proses penilaian yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

37

Hasil penilaian dapat mengungkapkan hasil penguasaan kompetensi baik pada aspek pengetahuan sikap dan ketrampilan. 4. Aspek yang dinilai Aspek yang dinilai dari pencapaian kompetensi meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan (Bloom and Crathwohl taxonomy) : a. Pengetahuan Meliputi kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi konsep/ prinsip, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan. Tes dilakukan secara lisan dan tertulis. b. Ketrampilan Aspek ketrampilan yang dinilai mencakup tingkatan : 1. Kemampuan meniru tindakan dari yang diamati 2. Kemampuan memanipulasi tindakan berdasarkan konsep 3. Kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar 4. Kemampuan melakukan serangkaian tindakan secara berurutan secara teliti dan benar 5. Kemampuan melakukan tindakan secara wajar dan efisien Penilaian dapat diperlihatkan dilakukan dengan melalui mengobservasi demonstrasi, kegiatan simulasi yang baik

mahasiswa

dilaboratorium maupun dilahan praktek serta pada saat pelaksanaan kegiatan praktek nyata di lapangan. Instrumen/alat ukur yang digunakan dalam penilaian ketrampilan adalah: Check list pengamatan ( lembar observasi) untuk menilai proses

38

Borang penilaian (kriteria unjuk kerja) untuk menilai produk/hasil.

c. Sikap Aspek yang dinilai mencakup tindakan : 1. Kemampuan menerima stimulus dari lingkungan 2. Kemampuan memberikan respon respon terhadap stimulus dengan cara tertentu 3. Kemampuan menilai stimulus atau keadaan dan manfaatnya bagi dirinya 4. Kemampuan menggabungkan dan memisah misahkan nilai-nilai yang telah diidentifikasi menjadi suatu pola perilaku 5. Kemampuan memberikan memberikan warna penampilannya dengan nilai-nilai dan sikap yang menjadi kepribadiannya. Penilaian sikap/perilaku dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Observasi Wawancara Angket

Instrumen/alat ukur yang digunakan dalam penilaian sikap/perilaku dapat menggunakan daftar pertanyan baik lisan maupun tertulis yang harus ditampilkan dalam tindakan tertentu dan dilakukan terintegrasi pada saat penilaian aspek ketrampilan.

39

C. 1. Pengertian

Asuhan Kebidanan Persalinan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal ( Sofyan, Mustika., et all, 2001: 70 - 71). Standar pertolongan persalinan adalah asuhan saat persalinan, persalinan yang aman, pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat dan penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi ( PP - IBI, 1999: 5). 2. Deskripsi mata kuliah Asuhan kebidanan Ibu II ( persalinan ) diberikan pada semester III dengan kode mata kuliah Bd. 302 dan beban studi 4 satuan kredit semester ( sks ) yang terdiri dari teori 1 sks dan praktek 3 sks. Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar persalinan, beberapa factor yang mempengaruhi persalinan, proses adaptasi psikologi dalam persalinan, kebutuhan dasar pada ibu dalam proses persalinan, asuhan pada

40

setiap kala persalinan, deteksi dini komplikasi persalinan dan cara penanganannya, asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir, cara pendokumentasian asuhan masa persalinan ( Depkes RI, 2002 ). 3. Tujuan Memahami konsep dasar persalinan Menjelaskan beberapa factor yang mempengaruhi persalinan Menjelaskan proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan Menjelaskan kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan Melaksanakan asuhan pada ibu bersalin pada setiap kala Mendeteksi dini komplikasi persalinan dan cara penanganannya Melaksanakan asuhan pada bayi segera setelah lahir Mendokumentasikan hasil asuhan ( Depkes RI, 2002 ).

41

D. Kerangka Pemikiran

Praktek klinik kebidanan merupakan kegiatan pembelajaran praktik dengan menggunakan target kompetensi yang harus dicapai mahasiswa pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan. Pengelolaan pembelajaran praktik masih menemukan kendala yaitu Perbedaan Persepsi

tentang praktek, jumlah pembimbing belum memadai baik kuantitas & kualitas, perubahan status lahan praktek serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan. Hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran praktik yang kurang optimal dan akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai. Pembelajaran praktik ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam mencapai kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Salah satu kompetensi mahasiswa program Diploma III kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin yang meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Mahasiswa dapat menerapkan secara langsung sesuai dengan teori dan praktek laboratorium yang telah dilaksanakan sebelumnya melalui kegiatan praktek klinik kebidanan sehingga menghasilkan mahasiswa yang memiliki kompetensi yang baik dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan harapannya dapat meningkatkan mutu lulusan. Peneliti menggambarkan kerangka pikir dalam bagan sebagai berikut :

42

Pembelajaran teori dan praktek laboratorium Praktek Klinik Kebidanan

Perbedaan Persepsi tentang praktek Jumlah pembimbing belum memadai kuantitas & kualitas Perubahan status lahan praktek bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan

Pencapaian Kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin : pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Mutu lulusan meningkat

Gambar 2.1 : Gambar Kerangka Pemikiran Penelitian Praktek Klinik Kebidanan Dalam Upaya Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Pada Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

mengetahui

praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, maka penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Pamenang tempat peneliti bekerja sehingga peneliti dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan yang ingin diteliti serta lahan praktek yang digunakan sebagai tempat mahasiswa melakukan praktek klinik kebidanan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif dimana tehnik pengambilan data adalah observasi, studi dokumentasi dan wawancara maka pengambilan datanya dilakukan di kampus Akademi Kebidanan Pamenang serta di lahan praktek. 2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010.

B

Bentuk dan strategi penelitian

Penelitian kualitatif umumnya menggunakan strategi multi metode. Data yang diperoleh dengan suatu metode umpamanya wawancara, dilengkapi, diperkuat dan disempurnakan dengan menggunakan metode lain seperti observasi dan studi dokumenter. Demikian juga data yang diperoleh dengan cara observasi,

44

dilengkapi dan disempurnakan dengan hasil wawancara dan dokumen (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008: 109). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana peneliti menyajikan data apa adanya sesuai yang disampaikan informan yang menjadi obyek penelitian tanpa melakukan manipulasi. Selanjutnya peneliti menginterpretasi data untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada subyek penelitian.

C 1. Sumber data

Sumber data dan Tehnik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ada 3 ( tiga ) yaitu : 1) Informan Sumber data pada penelitian ini mengunakan informan melalui kegiatan wawancara yang dilakukan kepada : a. Bidan praktek swasta untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan praktek klinik kebidanan mahasiswa dan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu bersalin. b. Mahasiswa untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama praktek serta proses bimbingan yang diberikan oleh bidan . c. Institusi pendidikan dalam hal ini adalah Pudir I sebagai

penanggungjawab dalam kegiatan praktek klinik kebidanan serta untuk mengetahui pencapaian kompetensi mahasiswa dalam asuhan

kebidanan ibu bersalin di Akademi kebidanan Pamenang.

45

2) Tempat penelitan Penelitian ini menggunakan tempat penelitian institusi pendidikan Akademi Kebidanan Pamenang dan lahan praktek 3) Dokumen Dokumen dalam penelitian ini adalah penilaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu bersalin, jadwal praktek, catatan hasil observasi serta catatan kuesioner mahasiswa. 2. Tehnik pengumpulan data Tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data sehingga tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. Bila dilihat dari caranya, maka tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi atau gabungan dari keempatnya ( Sugiyono, 2009: 225).

Ada tiga tehnik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu : 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari informan, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan dari wawancara merupakan data penguat bagi data yang dikumpulkan dengan pengamatan, sekaligus data data lain yang diperlukan untuk mendukung kejelasan tentang permasalahan penelitian. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap bidan sebagai lahan praktek, mahasiswa dan institusi pendidikan.

46

2. Pengamatan ( Observasi ) Tehnik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dan mencatat fenomena yang diteliti melalui penglihatan dan pendengaran. Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan praktek klinik kebidanan di Akademi Kebidanan Pamenang. 3. Analisa Dokumen Tehnik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada. Penelitian ini menggunakan dokumen dari hasil kompetensi mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, jadwal praktek serta catatan kuesioner mahasiswa.

D

Tehnik Sampling

Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 54). Informan dianggap tahu tentang permasalahan dalam penelitian ini dan dapat memberikan data yang diperlukan oleh peneliti. Mahasiswa yang menjadi sumber data adalah mahasiswa yang mempunyai pencapaian kompetensi kurang pada asuhan kebidanan ibu bersalin serta mahasiswa yang mempunyai kompetensi baik sebagai bahan perbandingan.

47

E

Uji Keterpercayaan Data

Uji keterpercayaan data dalam penelitian ini menggunakan Trianggulasi, merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Denzin (1978) membedakan empat macam trianggulasi sebagai pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori (Lexy. M 2007:330). Penelitian ini menguji

kredibilitas data menggunakan triangulasi sumber yaitu Pudir I, mahasiswa dan bidan pembimbing lahan praktek. Menurut Lexy. M (2007: 330), trianggulasi sumber membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini juga menguji kredibilitas data dengan trianggulasi metode. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan analisa dokumen.

F

Tehnik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan tehnik analisis model interaktif yang prosesnya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yaitu tertulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah maka selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu merangkum inti, proses dan menyajikan data sementara. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan teknik kategorisasi dan komparasi. Hal yang pertama kali dilakukan adalah mengkategorikan data dari

48

masing-masing

informan

terhadap

topik

penelitian,

sehingga

dapat

mendeskripsikan pendapat para informan tentang topik yang dikembangkan melalui wawancara mendalam. Setelah pendapat para informan dikategorisasi, selanjutnya dilakukan komparasi terhadap pendapat-pendapat yang telah dikumpulkan sehingga dapat diperoleh kesimpulan apakah terdapat kaitan antara satu aspek dengan aspek yang lain.

G

Prosedur penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yang harus ditempuh dari awal sampai akhir. Tahapan penelitian dalam penelitian ini : 1. Tahap persiapan penelitian Tahap ini kegiatannya adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian. Dari mulai pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian dan mengurus perijinan untuk memperlancar jalannya penelitian. 2. Tahap Pengumpulan Data Setelah semua persiapan penelitian sudah cukup, kemudian peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang akan mendukung tujuan penelitian. Dalam melaksanakan pengumpulan data ini peneliti

menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu (1) Pengamatan, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi. Ketiga teknik tersebut digunakan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain sehingga data yang dikumpulkan benar-benar valid.

49

3.

Tahap Analisis Data Awal Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga akan dapat diketahui mana data-data yang diperlukan dan data yang sangat diperlukan dapat terpisah dari data yang tidak begitu berguna.

4.

Tahap Analisis Data Akhir Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam pengumpulan data dan merupakan data yang sangat mendukung tujuan penelitian. Karena data ini sudah dianalisis awal, maka merupakan data yang valid. Setelah tahap analisis data selesai maka dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan yang sedang diteliti.

5.

Tahap Penarikan Kesimpulan Setelah semua data dianalisis dengan teknik analisis yang sesuai dengan penelitian kualitatif, tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan/verifikasi dari apa yang dihasilkan dalam analisis data tersebut.

6.

Tahap Penulisan dan Penggandaan Laporan Dalam tahap ini, semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai ditulis dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bentuk laporan harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya Akademi Kebidanan Pamenang Pare Akademi Kebidanan Pamenang Pare merupakan Institusi Pendidikan dibawah naungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri. Akademi Kebidanan Pamenang menghadapi tuntutan permintaan lulusan yang kompeten sehingga institusi ini harus selalu melakukan evaluasi terhadap proses & kegiatan belajar mengajar baik secara teori maupun praktek untuk dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi dengan lulusan dari institusi lain. Akademi Kebidanan Pamenang berada pada daerah dengan jumlah intitusi pendidikan kebidanan yang banyak yaitu terdapat kurang lebih tujuh Akademi Kebidanan yang terdapat diwilayah sekitarnya. Hal ini memacu institusi untuk terus melakukan perbaikan demi tercapainya kompetensi mahasiswa khususnya mengenai asuhan kebidanan ibu bersalin dan pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang kompeten. Upaya itu dilakukan misalnya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dosen pengajar yang sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan, peningkatan studi dosen tetap, keikutsertaan dalam pelatihan pelatihan serta upaya perbaikan dari segi pembelajaran baik teori, praktek laboratorium maupun praktek klinik. Dalam menjalankan kegiatannya, Akademi Kebidanan Pamenang selalu mengacu

51

kepada visi, misi dan rencana strategis yang telah disusun. Sehingga memiliki acuan dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Peningkatan pembelajaran klinik dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan berbagai instansi terkait yaitu : Dinas Kesehatan, IBI, Bidan praktek swasta, rumah Bersalin serta Puskesmas yang ada disekitar wilayah Akademi Kebidanan Pamenang.

2. Profil Akademi Kebidanan Pamenang Pare Pemilik Akreditasi Lokasi Tenaga Kerja : Yayasan Pamenang : Dinas Kesehatan Tahun 2006 dengan strata B : Jl. Mahakam 05 Bendo Pare Kediri Jawa Timur : 27 orang

Dengan Perincian sebagai berikut : Direktur Pudir Dosen tetap Laboratorium Tata Usaha dan tenaga lainnya Perpustakaan : 1 orang : 3 orang : 7 orang : 2 orang : 13 orang : 1 orang :

Visi dan misi Akademi Kebidanan Pamenang Visi Terwujudnya pendidikan kesehatan

yang

berkeunggulan

dalam

penanganan kegawatdaruratan yang berorientasi pada IPTEK dan moral

52

dalam upaya

mewujudkan tenaga kesehatan

yang

mandiri dan

bertanggungjawab Misi a. Menyelenggarakan Tri Dharma perguruan tinggi yang mendukung pembangunan nasional b. Mengembangkan SDM dalam mendukung kelancaran

penyelenggaraan pendidikan c. Meningkatkan manajemen dan administrasi program pendidikan yang terpadu dan terintegrasi d. Meningkatkan hubungan kerja dan peran serta masyarakat yang selaras dan serasi dalam penyelenggaraan pendidikan

B.

Hasil Penelitian

Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan praktek klinik kebidanan yang diselenggarakan oleh Akademi Kebidanan mulai dari persiapan, pelaksanaan serta evaluasi. Peneliti memperkuat data dengan melakukan wawancara dengan bidan yang menjadi tempat lahan praktek bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Pamenang serta penanggungjawab praktek dalam hal ini PUDIR I Akademi Kebidanan Pamenang untuk mendapatkan gambaran mengenai praktek klinik kebidanan yang diselenggarakan oleh Akademi Kebidanan Pamenang dalam

upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, faktor faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu bersalin, kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian

53

kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin serta

gambaran

pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin. Hasil wawancara ini didukung oleh dokumen berupa penilaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin.

1.

Kegiatan Praktek Klinik Kebidanan di Akademi Kebidanan Pamenang Pembelajaran praktek / praktek klinik merupakan bagian penting dari proses pendidikan yang terintegrasi dalam seluruh program pendidikan khususnya pencapaian tujuan bagi lulusan. Praktek klinik kebidanan yang diselenggarakan oleh Akademi Kebidanan Pamenang berada dibawah tanggungjawab Pudir I sehingga merupakan bagian yang paling banyak mengetahui kegiatan praktek klinik kebidanan mulai tahap persiapan sampai pelaksanaan kegiatan. Pihak yang berkaitan secara langsung dengan kegiatan ini adalah lahan praktek klinik diantaranya adalah bidan yang membimbing mahasiswa secara langsung dalam melakukan pratek klinik kebidanan khususnya dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu

bersalin. Dari hasil wawancara kepada Pudir I, bidan yang membimbing mahasiswa dalam melaksanakan praktek klinik kebidanan serta mahasiswa, maka penulis mendapatkan bahwa pelaksanaan praktek klinik terdiri dari persiapan yang harus dilalui oleh mahasiswa mulai dari ketika mahasiswa masih berada di institusi yaitu mengikuti mata kuliah asuhan kebidanan ibu bersalin sebagai salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa selain kompetensi yang lain melalui teori, praktek klasikal oleh dosen yang

54

sumber daya manusia-nya sesuai dengan kriteria, bimbingan mahasiswa secara individu menggunakan phantom serta kewajiban mahasiswa melaksanakan asses Asuhan Persalinan Normal ( APN ) yang

diselenggarakan oleh institusi dengan bekerjasama dengan P2KP & IBI. Selain itu melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang terkait dengan kegiatan praktek klinik kebidanan . Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, Akademi Kebidanan Pamenang melakukan rapat koordinasi sebelum menyelenggarakan praktek klinik kebidanan yang melibatkan Dinas Kesehatan, IBI, serta lahan praktek terkait yang meliputi Puskesmas, Rumah Bersalin, Bidan praktek Swasta ( BPS ) di wilayah Kediri dan Blitar, serta Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit swasta di wilayah Pare. Rapat koordinasi ini membahas berbagai hal yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan praktek klinik kebidanan secara umum serta mengevalusi praktek klinik kebidanan yang telah dilakukan pada tahun akademik sebelumnya. Institusi pendidikan menyusun buku pedoman praktek yang terdiri dari kompetensi yang harus dicapai mahasiswa, jadwal serta tata tertib yang harus dijalankan oleh mahasiswa. Mahasiswa mengikuti pembekalan yang diselenggarakan di institusi pendidikan dan di Dinas Kesehatan untuk memperoleh penjelasan mengenai kompetensi yang harus diperoleh, jadwal praktek serta tata tertib praktek. Alat penilaian pencapaian kompetensi adalah checklist asuhan persalinan normal dan target kompetensi didokumentasikan dalam buku target kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Mahasiswa wajib

55

menyerahkan laporan pendahuluan di awal praktek serta membuat dokumentasi asuhan kebidanan setelah melakukan pertolongan persalinan. Pembimbing praktek dari institusi pendidikan memiliki kualifikasi D-IV Kebidanan atau D-III Kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun. Sedangkan dari lahan praktek memiliki pendidikan D-III Kebidanan atau D-IV Kebidanan dengan pengalaman minimal 2 tahun, sudah mengikuti pelatihan APN atau memiliki jumlah persalinan minimal 15 persalinan tiap bulan. Setelah akhir periode praktek, institusi pendidikan menyelenggarakan presentasi kasus dengan narasumber institusi pendidikan dan pembimbing praktek.

Sebelum melakukan kegiatan praktek klinik kebidanan, mahasiswa memperoleh mata kuliah asuhan kebidanan II yaitu persalinan yang bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan dimana ilmu itu didasari oleh konsep konsep, sikap dan keterlambatan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan yang pertama konsep dasar persalinan, kemudian beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan, proses adaptasi psikologi dalam persalinan, kebutuhan dasar pada ibu dalam proses persalinan, asuhan pada setiap kala persalinan, deteksi dini komplikasi persalinan dan cara penanganannya, juga askeb pada bayi segera setelah lahir sampai dengan cara pendokumen asuhan masa persalinan. Pada mata kuliah ini mahasiswa akan memperoleh pembelajaran tentang asuhan kebidanan ibu bersalin dalam asuhan persalinan normal secara klasikal kepada mahasiswa, kemudian akan mempraktekkan asuhan

kebidanan ibu bersalin di laboratorium secara individu dengan dosen

56

pembimbing masing masing dengan memakai panthom. E..Dalam pembelajaran, dosen kita pilih sesuai dengan kriteria kita siapkan dosen itu sesuai dengan kriteria dari SDM-nya yaitu dosen dengan pendidikan kebidanan D-4 kemudian dilengkapi dengan pekatihan pelatihan seperti pelatihan APN-Apabila dalam melakukan pembelajaran dilaboratorium dengan panthom sesuai dengan kompetensi APN mahasiswa dipandang belum mampu maka akan dilakukan pengulangan praktek laboratorium sampai mahasiswa dinyatakan lulus oleh dosen pembimbing di laboratorium. Kemudian Mahasiswa wajib juga mengikuti asses APN yang diadakan di institusi pendidikan yang bekerjasama dengan tim P2KP & IBI . ( CHW 1 dengan Institusi Pendidikan )

Kegiatan Praktek Klinik Kebidanan di Akbid Pamenang, itu kita melakukan dengan dua tempat Praktek Klinik Kebidanan yang kita bekerjasama dengan Rumah sakit juga dengan dinas kesehatan termasuk dengan profesi dalam hal ini IBI. Kalau dengan rumah sakit kita

lakukan rapat koordinasi sesuai kompetensi yang ada , kemudian untuk praktek klinik yang menggunakan dinas kesehatan yang kerjasama

dengan IBI kita akan letakkan mahasiwa di Bidan Praktek Swasta, kemudian rumah bersalin dan juga puskesmas. Pemilihan Lahan praktek ditentukan dengan mempertimbangkan: yang pertama adalah tempat. Tempat harapan kami untuk pemenuhan kegiatan berarti lahan praktek yang bisa mencapai kompetensi mahasiswa yang pertama bidan pembimbing dalam hal ini lahan praktek itu harus mempunyai minimal pertolongan persalinan 15 pertolongan persalinan dimana tempatnya bu bidannya mempunyai pendidikan minimal D3 atau yang mempunyai sertifikat APN, kemudian yang ke dua kompetensi yang harus dicapai mahasiswa, mahasiswa mempunyai kompetensi asuhan kebidanan pada ibu bersalin itu seharusnya memang dimulai semester 4 untuk praktek klinik di lapangan tetapi dari semester 3 setelah mahasiswa mendapatkan mata kuliah askeb II pada smt 3 mahasiswa mulai sudah kita terjunkan

57

untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Kemudian semester 4 PKK I, PKK II & PKK III. PKK I smt 4, PKK II smt 5 & PKK III smt 6 dimana setiap semester mahasiswa kita bagi dalam jumlah kompetensi yang berbeda yaitu pada semester 4......, 15 kompetensi

yang harus diselesaikan untuk melakukan pertolongan persalinan, kemudian pada semester 5...., 15 pertolongan persalinan kemudian semester 6 harapannya adalah sekurangnya 20 ibu bersalin bisa dilakukan asuhan ibu bersalian. kemudian untuk pembimbing lahan praktek tadi sudah kita sampaikan bahwa pembimbing memiliki

minimal D-3 kebidanan dengan mungkin ditambah dengan sertifikat APN sehingga mampu melakukan bimbingan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang kebidanan dimana keikutsertaan dalam pelatihan dapat menjadi pertimbangan karena dalam melakukan bimbingan pada mahasiswa dapat mengacu pada langkah- langkah yang terdapat dalam standar persalinan normal dalam hal ini 58 langkah . ( CHW 2 dengan institusi pendidikan )

Melaksanakan bimbingan APN di laboratorium, asses APN, Konseling ke Pembimbing Akademik, Menghitung jumlah target yang belum terpenuhi. . ( CHK 2 dengan mahasiswa 1 )

Telah melalui perkuliahan askeb II, mengikuti asses APN, Menyiapkan segala persyaratan praktek sesuai dengan arahan dari institusi pendidikan antara lain : membuat laporan pendahuluan, menyiapkan format asuhan kebidanan . ( CHK 2 dengan mahasiswa )

58

2.

Kompetensi Mahasiswa dalam Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Kompetensi mahasiswa dinilai di institusi pendidikan dengan Ujian Tahap II untuk asuhan kebidanan ibu bersalin dengan phantom. Apabila penilaian kurang dari standart maka dilakukan pembimbingan ulang dan melakukan remidiasi kepada mahasiswa. Di praktek klinik kebidanan, kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan dilakukan secara nyata kepada pasien dengan checklist oleh pembimbing lahan praktek. Lahan diperkenankan mengembalikan mahasiswa ke institusi pendidikan untuk mendapatkan bimbingan secara intensif apabila terdapat mahasiswa dengan kompetensi yang kurang. Dari hasil wawancara dengan Pudir I Akademi Kebidanan Pamenang, Bidan pembimbing praktek serta dokumen hasil penilaian kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu bersalin, terdapat mahasiswa yang pencapaian kompetensinya baik dan ada yang cukup. Sehingga tidak pernah terjadi pengembalian mahasiswa ke institusi karena masih dapat diantisipasi oleh pembimbing klinik dengan melakukan pembimbingan secara intensif yaitu mengharuskan mahasiswa melihat

pembimbing lahan praktek mendemonstrasikan secara langsung asuhan persalinan kepada pasien. Standart untuk kompeten adalah mahasiswa yang minimal memperoleh nilai yang baik dalam asuhan kebidanan ibu bersalin. Kompetensi mahasiswa baik karena mahasiswa rajin, pintar, punya motivasi dan tanggung jawab serta pengalaman menghadapi persalinan melalui jumlah target yang didapat dari pertolongan persalinan secara mandiri. Sedangkan kompetensi mahasiswa kurang karena jumlah target kompetensi

59

masih sedikit, mahasiswa malas serta kurang mandiri. Pada praktek klinik kebidanan II yang dilaksanakan di semester V diperoleh bahwa mahasiswa yng memiliki kompetensi kurang, ternyata masih belum dapat mencapai kompetensi yang baik dalam asuhan kebidanan ibu bersalin.

Kompetensi mahasiswa tadi sudah dari dari UHAP dan kemudian di lahan praktek. Saat di lahan praktek juga dilakukan dalam bentuk checklist dimana mahasiswa akan tampak mahasiswa kompetensinya bagus, cukup atau kurang, kalaupun nanti ada mahasiswa yang kompetensinya kurang, berarti lahan praktek bisa mengembalikan ke institusi untuk dilakukan bimbingan secara lebih intensif tapi untuk yang cukup biasanya pembimbing lahan akan melakukan bimbingan langsung dengan mahasiswa di tempat praktek . ( CHW 3 dengan Institusi Pendidikan )

Alhamdulillah .......... sampai sekarang belum ada pengembalian mahasiswa dari lahan praktek ke pendidikan . Masih bisa diantisipasi oleh pembimbing klinik yang ada ditempat praktek sehingga mahasiswa menjadi kompeten . ( CHW 5 dengan Institusi Pendidikan )

Untuk mahasiswa untuk pencapaian kompetensi bisa kita lihat secara individu mungkin dari mahasiswanya sendiri yang kedua dari pengalaman yang didapat sewaktu praktek jadi kalau mahasiwa banyak menemui kasus dan bisa melakukan sendiri harusnya kompetensinya lebih baik dibandingkan dengan ditempat lahan yang dia jarang menemui ibu bersalin yang ada di tempat . ( CHW 6 dengan Institusi Pendidikan )

60

Kompetensi pada asuhan pada khususnya ibu bersalin oleh karena mahasiswa ada yang pinter, cukupan kurang kira kira yang ditanyakan untuk yang pinter atau yang kurang ? Kalau untuk yang kompetensinya bagus dalam hal ketrampilan untuk asuhan persalinan itu ada mahasiswanya , itu memang saya senang karena dia dalam membimbing dalam ketrampilan terutama persalinan memang pinter sekali saya melihatnya mulai dari awal bahwa apa yang sudah kita sampaikan mahasiswa ketrampilan ketrampilan itu kita nilai. Menilainya kita memang ngeculne tetapi kita mengawasi istilahnya dari awal biar dia melaksanakan sendiri ternyata mahasiswa tersebut kita awasi dari awal sampai akhir dia adalah mampu sekali, jadi kita senang sekali dengan mahasiswa seperti yang seperti itu sehingga kita nilai lebih dibanding teman teman yang lain . ( CHW 4 dengan BPS 1 )

Iya jadi untuk yang kompetensinya yang dianggap nilainya masih kurang itu memang ada, 1 atau 2 ada. Jadi tehnik saya jadi sama dengan yang tadi sudah saya nilai baik itu. Kita ngeculne ketrampilan , dia melaksanakan sendiri asuhan kebidanan dalam persalinan itu, kita mengawasi mulai dari awal sampai akhir sehingga kita dapat menilai mulai sari awal tadi ternyata sampai akhir, belum sampai akhir, tengah tengah itu dia sudah kita dapatkan bahwa dia belum begitu mampu sehingga kita tidak meneruskan, tidak meneruskan sampai akhir karena itu masalahnya adalah masalah nyawa, nyawa seseorang. Begitu dapat separoh dia sudah kira kira tidak mampu langsung kita bimbing langsung jadi kita ajari tidak kita lepas seluruhnya seperti apa yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa yang pinter tadi. Sehingga kita menuntun, banyak menuntunnya dari pada dia melaksanakan sendiri . ( CHW 5 dengan BPS 1 )

61

Alhamdulillah ........... ini yang praktek ditempat saya ...mahasiswa ini anaknya agak rajin ya... sudah kebetulan persalinan pada minggu ini agak banyak kurang lebih dia mendapatkan persalinan 12 13 selam 3 minggu terakhir besok. Dia mulai persalinan yang ke empat, insya Allah ..... sudah saya untuk mulai menolong sendiri dengan pantauan otomatis ya .... tidak dilepas. Secara kebetulan persalinan jamkesmas dan ibunya kebetulan kooperatif mau ditolong oleh adiknya yang praktek. ( CHW 4 dengan BPS 2 )

Kemungkinan karena adiknya rajin dan adiknya sudah semester 5 kan sudah mendekati akhir kompetensinya sudah terpenuhi. ( CHW 5 dengan BPS 2 )

Target kompetensi asuhan persalinan pada periode ini dapat 5 tetapi pencapaian kompetensi dalam asuhan persalinan masih belum baik banyak tindakan yang terlewatkan . ( CHW 1 dengan BPS 3 )

Pencapaian target sebanyak 50 tetapi pasien yang didapat pada praktek klinik I di semester 4 hanya 10 orang dan pada PKK semester 5 ini mendapatkan 5 orang pasien. Karena banyak pasien yang dirujuk. ( CHK 2 dengan Mahasiswa 1 )

Pencapaian target kompetensi asuhan kebidanan pada ibu bersalin masih belum terpenuhi seluruhnya, namun sudah mendapatkan pencapaian setengah dari target melalui praktek klinik kebidanan pada semester 4. ( CHK 2 dengan Mahasiswa 2 )

62

3.

Faktor Faktor Yang Berperan Dalam Pencapaian Kompetensi Pada Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Kendala yang ada dalam kegiatan praktek klinik kebidanan akan mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa dalam hal ini adalah kompetensi asuhan kebidanan ibu bersalin, diantaranya : Perbedaan Persepsi tentang praktek, jumlah pembimbing belum memadai baik kuantitas & kualitas, perubahan status lahan praktek serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan. Dari hasil wawancara dengan Pudir I Akademi Kebidanan Pamenang, observasi secara langsung ke tempat penelitian serta Bidan Pembimbing praktek diperoleh bahwa Institusi Pamenang selalu mengadakan rapat koordinasi sebelum melakukan kegiatan praktek klinik kebidanan sehingga dapat menghindari adanya perbedaan persepsi antara institusi dan lahan praktek dalam kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam praktek klinik kebidanan. Kerjasama yang dilakukan dengan Dinas Kesehatan dan profesi dapat membantu menentukan lahan praktek sehingga saat ini pembimbing lahan praktek memiliki salah satu kriteria yang ditentukan yaitu pendidikan minimal D-3, memiliki sertifikat APN atau melakukan pertolongan persalinan dengan APN, bidan pembimbing yang sesuai standar dengan menjadi bidan Delima serta pemilihan lahan dengan jumlah pasien

persalinan yang banyak karena mengingat banyaknya institusi kebidanan di lingkungan Akademi Kebidanan Pamenang sehingga tidak semua

63

mahasiswa mendapatkan kesempatan memperoleh tempat praktek dengan jumlah persalinan yang sesuai harapan.

Jadi untuk persyaratan menjadi pembimbing lahan praktek itu saya sudah mengikuti pelatihan APN di surabaya yang dilaksanakan oleh IBI .... IBI- IGO itu. Sudah punya sertifikat saya sehingga saya berhak membimbing baik dilahan praktek dan lingkungan institusi Akbid. ( CHW 2 BPS 1 )

Iya yang terakhir ini sudah 58 langkah jadi dulu sudah pernah membimbing mulai 60 langkah & yang terakhir dirubah menjadi 58 langkah. ( CHW 3 BPS 1 )

Pendidikan terakhir P2B di RSI Surabaya saya pernah mengikuti APN pada tahun 2007 . Ya... APN tahun 2007 masih pakai 60 langkah pada APN 2009 sudah mulai pakai 58 langkah . ( CHW 2 BPS 2 )

Ya... mulai sehingga sudah mulai pakai yang 58 langkah & saya sudah menerapkan untuk IMD. ( CHW 3 BPS 2 )

4.

Kendala yang dihadapi mahasiswa dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin. Dalam pelaksanaan praktek klinik kebidanan mahasiswa mengalami kendala bahwa mahasiswa tidak selalu memperoleh kesempatan untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara mandiri karena

64

kemampuannya kurang, pasien tidak selalu bersedia di tolong oleh mahasiswa, komunikasi antara bidan dan mahasiswa kurang serta jumlah persalinan di lahan praktek yang tidak selalu sesuai dengan target yang diharapkan. Cara mengatasi adalah dengan memberikan bimbingan secara lebih intensif, kemudian memberikan kesempatan kembali untuk melakukan asuhan. Untuk jumlah persalinan yang tidak sesuai dengan target, dapat diatasi dengan kerjasama dengan bidan di wilayah terdekat atau menempatkan mahasiswa ditempat yang jumlah persalinannya lebih banyak pada periode praktek berikutnya.

Kita ngeculne ketrampilan , dia melaksanakan sendiri asuhan kebidanan dalam persalinan itu, kita mengawasi mulai dari awal sampai akhir sehingga kita dapat menilai mulai dari awal tadi ternyata sampai akhir, belum sampai akhir, tengah tengah itu dia sudah kita dapatkan bahwa dia belum begitu mampu sehingga kita tidak meneruskan, tidak meneruskan sampai akhir karena itu masalahnya adalah masalah nyawa, nyawa seseorang. Begitu dapat separoh dia sudah kira kira tidak mampu langsung kita bimbing langsung jadi kita ajari tidak kita lepas seluruhnya. ( CHW 5 BPS 1 )

Mahasiswa yang memiliki kompetensi yang baik memiliki keaktifan untuk bertanya tentang berbagai hal yang tidak dia mengerti baik mengenai pengetahuan, ketrampilan atau trik trik dalam melakukan

65

asuhan persalinan yang tidak ia dapatkan ketika berada di kuliah. Mahasiswa yang memiliki kompetensi kurang cenderung hanya menerima segala sesuatu yang diberikan bidan dan kurang aktif bertanya sehingga pembimbing tidak tahu apa yang kurang dimengerti oleh mahasiswa. (CHW 7 dengan BPS 1)

Pembimbingan saya lakukan dengan memberikan kesempatan melakukan asuhan tetapi dengan pengawasan yang ketat serta mendemonstrasikan secara langsung tindakan pertolongan persalinan karena terdapat tindakan yang tidak dilakukan oleh mahasiswa. ( CHW 2 dengan BPS 3 )

Untuk kesempatan melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin bisa diperoleh namun tidak selalu pertolongan persalinan dapat dilakukan secara mandiri . ( CHW 4 dengan mahasiswa 2 )

Kesempatan selalu ada karena pembimbing praktek memberikan kesempatan untuk belajar menerapkan asuhan sesuai dengan checklist APN . Meskipun tidak sepenuhnya diserahkan kepada mahasiswa. (CHW 4 dengan mahasiswa)

Kesempatan untuk melakukan asuhan kebidanan masih kurang karena pasien tidak selalu bersedia dilayani oleh mahasiswa dan pembimbing praktek yang terkadang tidak selalu bersedia memberi kesempatan dalam memberikan asuhan kebidanan secara mandiri, jumlah pasien tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya serta kurangnya komunikasi antara bidan dengan mahasiswa praktek. ( CHW 6 dengan mahasiswa 2 )

66

5.

Praktek Klinik Kebidanan dalam Upaya Pencapaian Kompetensi Mahasiswa pada Asuhan kebidanan Ibu Bersalin Berdasarkan hasil wawancara dengan Pudir I Akademi Kebidanan Pamenang, Bidan Praktek dan Mahasiswa diperoleh hasil bahwa mahasiswa memperoleh kesempatan untuk dapat menerapkan teori dan pembelajaran praktek laboratorium secara nyata ketika mengikuti praktek klinik kebidanan. Penentuan target kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu bersalin sebanyak 50 pasien akan membantu pencapaian kompetensi mahasiswa karena dilakukan dengan bimbingan bidan sehingga mahasiswa tidak hanya memenuhi target yang telah ditetapkan melainkan benar benar melakukan sesuai dengan komptetensi yang ditetapkan. Terdapat mahasiswa yang memiliki kompetensi yang baik dan mahasiswa yang memiliki kompetensi yang kurang dalam asuhan kebidanan ibu bersalin. Pembimbingan dilakukan oleh bidan kepada mahasiswa yang memiliki pencapaian kompetensi asuhan kebidanan pada ibu bersalin yang tidak sesuai standart dengan mengulang bimbingan sampai mahasiswa dapat menerapkan asuhan sesuai kompetensi yang ditetapkan. Pembimbingan bidan terhadap mahasiswa dengan kompetensi baik adalah dengan memberikan kesempatan untuk mahasiswa memberikan asuhan mandiri dengan pengawasan. Berbagai hal yang menjadi faktor pendukung dalam pencapaian kompetensi pada praktek klinik kebidanan adalah persamaan persepsi bidan dan institusi tentang praktek, pembimbing klinik telah memenuhi syarat baik dalam pendidikan maupun jumlah persalinan di lahan praktek.

Kita ketahui bahwa dengan melakukan Praktek Klinik Kebidanan maka mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin selama praktek klinik, dimana merupakan sarana juga untuk mencapai kompetensi.

Kompetensi mahasiswa disini di targetkan sebanyak 50 pertolongan

67

persalinan. Apabila mahasiswa memperoleh kesempatan melakukan asuhan kebidannan ibu bersalin sebanyak 50 persalinan dengan bimbingan bidan maka mahasiswa tidak hanya memperoleh target kompetensi tapi juga benar benar dapat melakukan asuhan kebidanan sebagai kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu bersalin akan tercapai dengan baik. ( CHW 4 dengan institusi pendidikan )

Kalau ada pasien lagi ya ... dia diterapkan dulu seperti kemarin, seperti kemarin bisakah dia menyelesaikan ketrampilan yang sudah saya berikan kepada mahasiswa yang kurang tadi, ternyata kl ada salah satu mahasiswa lagi yang tetep caranya seperti kemarin itu, ternyata... ada yang tetap bingung tidak bisa sehingga saya harus merubah .........., merubah cara atau tehnik pembimbingan salah satunya saya suruh melihat saya melaksanakan tindakan itu dengan cermat berdasarkan checklist yang sudah ada sehingga besoknya lagi ada persalinan lagi dia saya suruh menerapkan lagi cara cara tehnik seperti sebelumnya, dengan cara seperti itu mencocokkan dengan checllist itu berarti yang betul seperti itu, sehingga untuk besoknya dia akan menirukan apa yang menjadi kesalahan dia . ( CHW 7 dengan BPS 1 )

Untuk proses bimbingan pertama memang saya dampingi waktu pertama ada persalinan misalnya waktu pada observasi waktu pembukaan saya suruh untuk VT jadi mulai mengenali pembukaan berapa berapa sampai pembukaan lengkap. Untuk mengetahui pembukaan 5 6 cm saya pantau begitu terus sampai pada kala I sampai II dan III itu .. ( CHW 6 dengan BPS 2 )

68

Kesempatan selalu ada karena pembimbing praktek memberikan kesempatan untuk belajar menerapkan asuhan sesuai dengan checklist APN ( CHW 4 dengan mahasiswa 1 )

Pembimbingan dimulai dari melihat pertolongan persalinan pada awal praktek semester 3 kemudian membantu pembimbing melakukan asuhan persalinan sampai kemudian dibimbing untuk belajar menolong persalinan sendiri . ( CHW 5 dengan mahasiwa 1 )

Untuk kesempatan melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin bisa diperoleh namun tidak selalu pertolongan persalinan dapat dilakukan secara mandiri . ( CHW 4 dengan mahasiswa 2 )

Proses pembimbingan cukup baik dan jelas menggunakan pertolongan persalinan dengan standart Asuhan Persalinan Normal . ( CHW 5 dengan mahasiswa 2 )

C.

Pembahasan

Reily dan Oermann sebagaimana dikutip dari hasil sister Scholl Program (Laporan SSP, 2004), menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran praktik ( laboratorium kelas, rumah sakit, komunitas dan unit pelayanan kesehatan lainnya) merupakan bagian penting dalam program pendidikan kesehatan. Hal tersebut memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada situasi nyata. Melalui pembelajaran praktik mahasiswa

69

mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya (Pusdiknakes, 2005: 4). Pembelajaran praktik adalah penerapan dari laboratorium kelas, laboratorium klinik dan praktik klinik (Pusdiknakes, 2005: 16). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti mengenai praktek klinik kebidanan di Akademi Kebidanan Pamenang , maka peneliti membahasnya dalam empat aspek yaitu pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan

kebidanan ibu bersalin, faktor faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, kendala dalam

praktek klinik kebidanan serta praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin.

1. Pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang Penilaian pencapaian kompetensi pembelajaran dilakukan untuk menilai aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap dengan menggunakan standar kelulusan yang akurat dan konsisten ( Pusdiknakes, 2005: 45 ).Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Pudir I, Bidan pembimbing praktek serta dokumen mengenai kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, didapatkan bahwa kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin secara garis besar adalah memenuhi standart kompeten walaupun mahasiswa tidak selalu melakukan pertolongan persalinan secara mandiri tetapi tetap mendapatkan pendampingan dan

70

bimbingan dari bidan

yang menjadi lahan praktek. Hal ini disebabkan

karena yang dihadapi mahasiswa adalah pasien nyata sehingga bidan tetap melakukan pendampingan sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai tempat lahan praktek. Mahasiswa tidak dapat melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin secara langsung karena kesempatan akan diberikan setelah mahasiswa memperoleh beberapa persalinan sehingga bidan pembimbing dapat melakukan pengamatan terhadap asuhan yang dilakukan oleh mahasiswa dan bila dianggap telah mampu maka pembimbing akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan secara mandiri. Hal ini telah sesuai dengan tugas pembimbing dalam pelaksanaan praktik yaitu mendampingi mahasiswa sesuai dengan tingkat kemandirian ( Pusdiknakes, 2005: 59 ). Kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin ada yang masih kurang sehingga perlu perbaikan karena tidak memenuhi standart yang telah ditetapkan untuk kompeten dalam asuhan kebidanan ibu bersalin melalui penilaian dengan daftar tilik / checklist asuhan persalinan normal. Mahasiswa berhak memperoleh umpan balik atas kekurangan dalam melaksanakan kompetensinya dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Pembimbing praktek menjelaskan kepada mahasiswa mengenai hal hal apa saja yang dia tidak kompeten sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan lebih baik lagi untuk mengikuti penilaian ulang ( Pusdiknakes, 2005: 53 ). Kompetensi mahasiswa baik karena mahasiswa

rajin, pintar, punya motivasi dan tanggung jawab serta pengalaman menghadapi persalinan melalui jumlah target yang didapat dari pertolongan

71

persalinan secara mandiri. Sedangkan kompetensi mahasiswa kurang karena jumlah target kompetensi masih sedikit, mahasiswa malas serta kurang mandiri. Salah satu metoda praktik dilahan praktik adalah dengan metoda pengalaman dengan cara penugasan klinik yaitu menempatkan mahasiswa disuatu unit atau ruangan tertentu. Sehingga sangat membantu mahasiswa menerapkan konsep dan teori dalam upaya pencapaian kompetensi yang ditetapkan ( Pusdiknakes, 2005: 32 ). Pencapaian target yang masih belum memenuhi akan membuat pengalaman mahasiswa dalam memberikan asuhan persalinan kurang sehingga pencapain kompetensi menjadi kurang.

2. Faktor faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang Terdapat berbagai kendala yang menjadi faktor faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa yaitu perbedaan pesepsi tentang pembelajaran praktik diantara pembimbing institusi dan lahan praktek, jumlah pembimbing klinik belum memadai baik kuantitas maupun kualitasnya dan perubahan status lahan praktek dari pemerintah menjadi perusahaan jawatan serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi

ketersediaan lahan praktek (Pusdiknakes, 2005: 2). Berdasarkan hasil penelitian, melalui wawancara dengan bidan dan PUDIR I Akademi Kebidanan Pamenang serta observasi lapangan diperoleh hasil bahwa

persamaan persepsi dapat diperoleh dari adanya rapat koordinasi dengan lahan praktek yang diadakan sebelum praktek klinik kebidanan. Tahapan

72

pelaksanaan pembelajaran praktek terdiri dari pertemuan pra praktik untuk mengidentifikasi target pencapaian kompetensi ( Pusdiknakes, 2005: 58 ). Pertemuan pra klinik dilakukan dengan rapat koordinasi sehingga

pembimbing klinik institusi dan lahan praktek mempunyai persamaan persepsi tentang target kompetensi dan tehnik bimbingan praktek klinik kebidanan khususnya dalam melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin . Melalui rapat koordinasi juga dilakukan evaluasi terhadap kegiatan praktek klinik kebidanan pada periode sebelumnya. Persyaratan pembimbing dari institusi pendidikan adalah D-IV kebidanan pendidik dengan pengalaman kerja sekurangkurangnya 2 tahun, D-III kebidanan + S1/S2 kesehatan dan D-III kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun serta pembimbing dari lahan praktek dengan syarat D-IV kebidanan dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun dan D-III kebidanan dengan minimal kerja 2 tahun ( Pusdiknakes, 2005 : 20 ). Kualitas dan kuantitas pembimbing lahan dan institusi telah memenuhi sebagian besar harapan yaitu pembimbing dari lahan praktek yaitu D-IV kebidanan atau D-III kebidanan serta memiliki nilai yang lebih dengan mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal ( APN ). Akademi Kebidanan Pamenang terdapat di wilayah dengan jumlah institusi kebidanan sebanyak kurang lebih 7 institusi. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan lahan praktek sehingga apabila terdapat lebih dari satu mahasiswa yang berada dalam satu lahan praktek, kemungkinan akan mengurangi target kompetensi mahasiswa sehingga dapat mengurangi kesempatan mahasiswa untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Ketersediaan lahan yang

73

terbatas dapat diatasi dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memperoleh tempat praktek sesuai dengan kompetensinya sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya jadwal praktek yang bersamaan dengan institusi lain, bidan melakukan kerjasama dengan bidan sekitar wilayah untuk membantu mahasiswa memperoleh target kompetensi serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan On- Call atau kerjasama dengan bidan untuk melakukan asuhan persalinan.

3. Kendala yang dihadapi mahasiswa dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin Kendala dalam praktek klinik kebidanan khususnya dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin yaitu mahasiswa tidak selalu memperoleh kesempatan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara mandiri. Hal ini disebabkan karena pembimbing lahan praktek tidak selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan persalinan secara mandiri, kurang komunikasi antara mahasiswa dengan bidan pembimbing dan pasien yang tidak selalu bersedia di beri asuhan oleh mahasiswa praktek. Pembimbing lahan tidak melepas ketrampilan mahasiswa sepenuhnya karena berkaitan dengan nyawa seseorang sehingga apabila pembimbing memandang mahasiswa kurang mampu atau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk memperoleh asuhan dari mahasiswa maka pembimbing akan mengambil alih pertolongan persalinan. Hal ini sesuai dengan tugas pembimbing yaitu

74

mendampingi mahasiswa sesuai dengan tingkat kemandirian (Pusdiknakes, 2005: 59). Komunikasi antara bidan pembimbing dan mahasiswa kurang

karena mahasiswa kurang aktif untuk melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin sehingga bidan pembimbing tidak dapat menggali kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin. Cara mengatasi adalah memberi bimbingan secara lebih intensif tindakan yang tidak dapat dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai umpan balik terhadap kegiatan praktek klinik. Hal ini merupakan tugas pembimbing dalam kegiatan pasca klinik dengan memberikan umpan balik kepada mahasiswa ( Pudiknakes, 2005: 60). Kemudian pembimbing memberikan kesempatan kembali kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan. Bidan pembimbing menumbuhkan rasa percaya pasien kepada mahasiswa serta menjalin hubungan yang baik antara bidan, mahasiswa dan pembimbing lahan praktek sehingga komunikasi tetap terjaga. Jumlah persalinan tidak sesuai dengan target dapat diatasi dengan melakukan kerjasama dengan bidan di wilayah sekitar yang terdekat serta melakukan evaluasi pencapaian jumlah target persalinan sehingga dapat menempatkan mahasiswa ditempat praktek yang mempunyai jumlah persalinan lebih banyak pada periode praktek sebelumnya.

4. Praktek klinik Kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang Pengalaman belajar teori dan praktik di laboratorium merupakan proses pembelajaran yang penting untuk mempersiapkan mahasiswa dalam

75

melaksanakan pembelajaran praktek klinik. Pengalaman belajar klinik di lahan praktek lebih di fokuskan ke arah penerapan pengetahuan, sikap dan ketrampilan profesional dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berfikir kritis selama melakukan tindakan. Untuk itu dalam pengalaman belajar di lahan praktek lebih diarahkan dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mengintegrasikan pengetahuan yang telah di dapat dengan ketrampilan profesional berdasarkan standart profesi melalui proses pembelajaran dalam situasi nyata ( Pusdiknakes, 2005 : 4 ). Pembelajaran praktek melalui