terapi nyeri akut
DESCRIPTION
slideTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Nyeri didefinisikan sebagai rasa yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosi yang berhubungan dengan kerusakan jaringan akut atau potensial. Menurut International Association for the Study of Pain, nyeri dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis.
COUNTINUE. . .
Nyeri akut dapat disebut nyeri yang normal, merupakan nyeri yang terjadi dalam waktu cepat, ada penyebab yang jelas seperti jejas atau lesi jaringan lunak, infeksi atau inflamasi.Pada umumnya nyeri akut bersifat temporer, berlangsung kurang dari 6 bulan (3-6 bulan ),dapat berhenti tanpa terapi atau berkurang sejalan dengan penyembuhan jaringan atau apabila penyebab nyeri telah dihilangkan atau memberi respons baik terhadap penatalaksanaan sederhana seperti istirahat dan analgetik atau pengobatan kausal lain.Kegagalan terapi nyeri akut dapat menimbulkan nyeri kronik.
Nyeri akut Nyeri kronik
- Lamanya dalam hitungan menit
- Sensasi tajam menusuk
- Dibawa oleh serat A-delta
- Kausanya spesifik, dapat
diidentifikasi secara biologis
- Respon pasien : Fokus pada
nyeri, menangis dan
mengerang, cemas
- Tingkah laku menggosok
bagian yang nyeri
- Respon terhadap analgesik :
meredakan nyeri secara efektif
- Lamannya sampai hitungan bulan
- Sensasi terbakar, tumpul, pegal
- Dibawa oleh serat C
- Fungsi fisiologi bersifat normal
- Kausanya mungkin jelas mungkin
tidak
- Tidak ada keluhan nyeri, depresi
dan kelelahan
- Tidak ada aktifitas fisik sebagai
respon terhadap nyeri
- Respon terhadap analgesik : sering
kurang meredakan nyeri
Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik
Menurut derajat nyerinya
Berdasarkan derajat nyerinya diklasifikasikan menjadi 3 kriteria, yaitu :
1. Nyeri ringan : adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu melakukan aktifitas sehari-
hari dan hilang pada waktu tidur.
2. Nyeri sedang : adalah nyeri yang terus menerus, aktifitas terganggu, yang hanya hilang jika
penderita tidur.
3. Nyeri berat : adalah nyeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari, penderita tak
dapat tidur atau sering terjaga oleh gangguan nyeri sewaktu tidur.
FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak.
PENATALAKSANAAN NYERI
Prinsip Umum Penatalaksanaan Nyeri
Sebelum dilakukanya pengobatan terhadap nyeri, seorang dokter harus memahami tata laksana pengelolaan nyeri dengan seksama. Di dalam pengelolaan nyeri ini terdapat prinsip-prinsip umum yaitu :
1. Mengawali pemeriksaan dengan seksama
2. Menentukan penyebab dan derajat/stadium penyakit dengan tepat
3. Komunikasi yang baik dengan penderita dan keluarga
4. Mengajak penderita berpartisipasi aktif dalam perawatan
5. Meyakinkan penderita bahwa nyerinya dapat ditanggulangi
6. Memperhatikan biaya pengobatan dan tindakan
7. Merencanakan pengobatan, bila perlu, secara multidisiplin
ANALGESIK NON-OPIOID/NON-NARKOTIK
Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran.
OAINS mengahasilkan analgesia dengan bekerja di tempat cedera melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari prekursor asam arakidonat. Prostaglandin mensensitisasi nosiseptor dan bekerja secara sinergis dengan produk inflamatorik lain di tempat cedera, misalnya bradikinin dan histamin, untuk menimbulkan hiperalgesia. Dengan demikian, OAINS mengganggu mekanisme transduksi di nosiseptor dengan menghambat sintesis prostaglandin.
• Secara kimiawi, analgetik perifer dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yakni:
a. Asetaminofen: Parasetamol
b. Salisilat: asetosol, salisilamida dan benorilat
c. Penghambat prostaglandin (NSAIDs): ibuprofen
d. Derivat-antranilat: mefenaminat, glafenin
e. Derivat-pirozolinon: propifenazon, isopropilaminofenazon dan metamizolf
ANALGETIK- ANTIPIRETIK
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di tempat cedera. Analgetik- antipiretik dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri.
• Obat- obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan salisilat danasetaminofen (parasetamol). Aspirin adalah penghambat sintesis PG paling efektif dari golongan salisilat.
ANTI INFLAMASI
• Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati Peradangan atau pembengkakan.
Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu suatu sistem yang
bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri. Mengurangi peradangan, pembengkakan dan iritasi yang seringkali terjadi di
sekitar luka dan memperburuk rasa nyeri.
OBAT ANTIINFLAMASI NON STEROID (OAINS)
Semua OAINS bekerja mengikat COX. COX berfungsi mengkonversi asam arakidonat menjadi Prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin yang akan merangsang timbulnya tanda- tanda inflamasi.
COX ada dua macam, yaitu COX1 dan COX2. COX1 terdapat pada semua jaringan di lambung dan berfungsi melindungi mukosa.COX2 terdapat di otak, ginjal serta di tempat yang mengalami peradangan.
1. Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
2. Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
3. Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
4. Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak,Ibuprofen,Ketoprofen.
5. Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
6. Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.
OAINS NON SELEKTIF DAN SELEKTIF
Contoh OAINS non selektif adalah:- Ibuprofen - Ketoprofen- Indometasin - Asam mefenamat- Ketorolak - Fenilbutazon- Naproksen - Piroksikam- Diklofenak - Nabumeton
• OAINS Selektif
OAINS selektif adalah yang hanya mengikat COX2 sehingga tidak menimbulkan iritasi lambung. Contohnya adalah celecoxib, meloxicam, dan refecoxib.