teori kritis

25
TEORI KRITIS DAN WAWASANNYA, CONTOH KASUS KONTEMPORER DAN REPRESENTASINYA Mata kuliah Teori – Teori Sosiologi Dosen Mata Kuliah Prof. Dr. Maria E Pandu, MA Prof. Dr. Ir. Darmawan Salman, MS Disusun oleh FIRMAN ARFANDA P1600214009 PROGRAM PASCASARJANA SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: firman-arfanda

Post on 16-Sep-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sejarah dan refleksinya

TRANSCRIPT

TEORI KRITIS DAN WAWASANNYA, CONTOH KASUS KONTEMPORER DAN REPRESENTASINYA

Mata kuliahTeori Teori Sosiologi

Dosen Mata KuliahProf. Dr. Maria E Pandu, MAProf. Dr. Ir. Darmawan Salman, MS

Disusun olehFIRMAN ARFANDAP1600214009

PROGRAM PASCASARJANA SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS HASANUDDIN2015A. TEORI KRITISSebuah teori akan menemukan pertentangannya, bila sudah terdapat teori lain yang berupaya membalikkan fakta terdahulu. Namun, akan tetap menjadi penting sebagai landasan teoritis-historis dalam kajian berikutnya.1. Teori Kritis Madzab FrankfurtMadzab Frankfurt merupakan kumpulan beberapa pemikir Jerman yang menganggap bahwa pemikiran Marx telah didistorsi oleh Engels dan para pemikir Lenin-Marxis yang diakibatkan oleh kegagalan revolusi kaum pekerja di Eropa Barat setelah perang dunia I dan oleh bangkitnya Nazisme di negara yang secara ekonomi, teknologi, dan budaya maju yaitu Jerman. Oleh karena itu, mereka merasa harus memilih bagian mana dari pemikiran-pemikiran Marx yang dapat menolong untuk memperjelas kondisi-kondisi yang Marx sendiri tidak pernah lihat. Pada awalnya pemikiran Marx dijadikan tolok ukur pemikiran sosial aliran tersebut. Akan tetapi ada yang berpendapat bahwa aliran Frankfurt merupakan perwujudan usaha untuk kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Hegelian kiri (Hegelian Leftisme), yaitu pemikiran Hegel sekitar tahun 1840-an. Seperti Hegel dan Immanuel Kant, tokoh-tokoh Frankfurt tertarik dengan kajian mengenai filsafat dan ilmu-ilmu non alamiah seperti sosiologi, ekonomi, musikologi, ilmu politik dan lain-lain.Cara berfikir Madzab Frankfurt dapat dikatakan sebagai teori kritik masyarakat. Maksud teori ini adalah membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern, khas pula apabila teori ini berinspirasi pada pemikiran dasar Karl Marx, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa inspirasi teori kritis banyak didialogkan dengan aliran-aliran besar filsafat.Aliran Frankfurt atau dikenal dengan madzab Frankfurt merupakan sekelompok pemikir sosial yang muncul dari lingkungan Institute Of Social Research Universitas Frankfurt, yang dipelopori oleh Felix Weil pada tahun 1923. latar belakang didirikannya lembaga tersebut adalah karena terjadinya kemenangan revolusi Bolhesvick, kegagalan-kegagalan revolusi di Eropa Tengah khususnya di Jerman. Peristiwa itu membangkitkan semangat intelektual kiri Jerman untuk melakukan kajian kembali secara serius teori-teori Marxis khususnya yang berkaitan dengan akal budi dan praktik dalam kondisi-kondisi sosial yang baru. Misalnya, melakukan kajian mengenai cara bagaimana agar teori Marxis dapat terus relevan dan cocok untuk setiap perkembangan sosial.Walaupun pada awalnya menjadikan pemikiran Marx sebagai titik tolak pemikiran sosilanya. Akan tetapi, seperti yang penulis tulis di atas bahwa Madzab Frankfurt tetap mengambil semangat dan alur pemikiran filosofis idealisme Jerman, yang dimulai dari pemikiran kritisisme ideal Immanuel Kant sampai pada puncak pemikiran kritisisme historis dialektisnya Hegel. Dengan sangat cerdas, sebagaian pemikir Madzab Frankfurt berdialog dengan Marx, Hegel, dan Kant.

2. Menuju Pemikiran KritisJalan membentuk kerangka berfikir kritis, salah satunya bisa dipelajari melalui konsep kritik ideologi yang dihadirkan oleh para intelektual kritik Madzab Fankfurt. Terlepas dari begitu banyaknya teori yang membicarakan metode berfikir kritis, namun penulis yakin bahwa hampir semuanya merujuk pada kajian kritik ideologi dari Plato hingga Bourdieu. Konsep berfikir kritis, kiranya lebih menohok bila dimulai dengan pengetahuan bagaimana pandangan madzab fankfurt periode pertama sampai kedua dalam menanggapi dominasi ideologi di masing-masing zamannya.Secara menyeluruh, bisa dipastikan bahwa kemunculan pemikiran kritis para intelektual Madzab Frankfurt seperti Mark Horkeimer, Theodorno W. Adorno, dan Herbert Marcus karena mereka diliputi kegelisahan melihat realitas ketidakseimbangan agama, budaya, ilmu pengetahuan, bahkan ideologi. Madzab ini semakin terkenal karena anggotanya gemar mengeluarkan kritik-kritik tajam terutama masalah pencerahan (aufklarung) yang menurut mereka, gagal total. Usaha pencerahan dalam pandangan mereka merupakan suatu paradoks antropologis. Manusia modern dalam upaya membebaskan diri dari kungkungan mitos, teologis, yang sifatnya taken for granted telah merasionalisasi alam dan dirinya sendiri. Rasionalisasi dalam pengertian teori kritis adalah sebuah tindakan rasional bertujuan, yang berusaha menguasai realitas seefisien mungkin demi kepentingan-kepentingan yang terselubung (ekonomi, politik, dan sebagainya). Karena di dalamnya juga terkandung usaha penguasaan manusia, maka upaya pencerahan menghasilkan pula manusia-manusia yang tidak bebas, dikuasai oleh teknologi dan ilmu pengetahuan model abad pencerahan. Ini berarti usaha pencerahan malah membawa manusia kepada satu kungkungan dan penindasan baru. Manusia yang dibebaskan justru tertindas oleh mitos baru: ilmu pengetahuan positivistik dan teknologi. Manusia seolah-olah objek tak berjiwa yang dapat dikuasai dan diutak-atik sedemikian rupa demi kepentingan industri kapitalistik dan kekuasaan.Kritis dalam pandangan Kantian berarti usaha untuk memahami kondisi-kondisi yang membatasi rasio. Sedangkan kritis dalam pandangan Hegelian berarti rasio melakukan refleksi atas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan, dan kontradiksi-kontradiksi yang menghambat rasio untuk melaksanakan proses pembentukan diri melalui sejarah. Dan dalam pandangan Marxis, kritik merupakan usaha-usaha emansipatoris terhadap penindasan dan alienasi yang dihasilkan oleh hubungan-hubungan kekuasaan dalam masyarakat. Bersikap kritis berarti tidak begitu saja menerima apa yang ditampilkan masyarakat. Dalam sudut pandang Freudian, kritik dipahami sebagai pembebasan individu dari irasionalitas menjadi rasionalitas, dari ketidaksadaran menjadi kesadaran.Terma kritis mendapatkan banyak pemaknaan pada masing-masing pemikiran. Namun semuanya tersebut dikatakan oleh Jurgen Habermas masih dalam paradigma kerja sehingga teori kritis menemui kebuntuan di tangan para pendahulunya. Disebut oleh Shindunata bahwa para pendahulu teori kritis yang yang menggunakan pengertian kritik menurut pengertian Kantian, Hegelian, Marxian, dan Ferudian menemukan kebuntuan dalam proyek pembebasan manusia yang mereka lakukan. Mereka mencapai kesimpulan bahwa emansipasi yang dilakukan oleh manusia sejak zaman yunani kuno hingga zaman modern pada akhirnya mengarahkan manusia pada irasionalitas. Emansipasi menghasilkan perbudakan, rasionalisasi menghasilkan irasionalitas, dan pencerahan menghasilkan kebutaan.3. Mark HorkeimerDimulai dari tahun 1931 ketika Horkheimer menjabat sebagai Direktur Sekolah Frankfurt menggantikan Carl Grunberg, dia berpidato tentang filsafat sosial sebagai "interpretasi filosofis tentang nasib manusia sejauh manusia bukan dipandang sebagai individu, tetap sebagai anggota. Jadi, obyek filsafat sosial sekarang adalah semua kelembagaan yang bersifat material dan spiritual dari kemanusiaan secara menyeluruh", bukan filsafat yang memaksa nilai filosofis manusia dalam pengangguran, keterasingan dan penindasan yang dilakukan oleh kelas penguasa. Dia memakai pandangan Karl Marx dalam anggapan bahwa kejiwaan manusia, kepribadian juga hukum, kesenian, filsafat sebagai semata-mata cermin dari bidang ekonomi, dan bukan dengan vulgar memakai sumbangan Hegel tentang kendali Roh, namun pada dialektika antara realitas material dan mental. Dalam pikiran yang bergerak di bidang ideologi inilah, ideologi dipandang sangat berperan dalam ikut mengacaukan kenyataan sosial. Dua hal yang menjadi perhatian teori kemasayarakatan Horkheimer adalah bidang sosiolgi politik dan kebudayaan.Ini adalah salah satu kutipan karya Horkheimer dalam buku Eclipse of Reason pada tahun 1933 ketika dia di Amerika dalam puncaknya menentang kapitalisme. Individu-individu sejati zaman ini adalah martir-martir yang tenggelam dalam neraka-neraka penderitaan dan keburukan dalam perlawanan mereka terhadap perbudakan dan penindasan. Mereka bukanlah kepribadian-kepribadian yang mendongak, kaum terkemuka seperti lazimnya. Pahlawan-pahlawan tak dikenal itu secara sadar menyatakan eksistensinya sebagai individu-individu terhadap pembinasaan secara teror. Lain dengan mereka-mereka yang secara tidak sadar menanggung pembinasaan itu lewat proses sosial. Martir-martir tak bernama dari kamp-kamp konsentrasi adalah simbol-simbol dari kemanusiaan yang mencoba untuk lahir. Filsafat bertugas untuk menterjemahkan apa yang mereka kerjakan ke dalam bahasa yang dapat didengar, meski suara mereka dibungkam oleh tirani. Munculnya Sekolah Frankfurt berbarengan dengan suburnya kapitalisme monopolis di Eropa. Sekolah Frankfurt, termasuk Horkheimer memandang kapitalisme monopolis sebagai suatu tahap kapitalisme di mana usaha-usaha raksasa menguasai pasar, mengatur dan menentukan harga, sementara perusahaan-perusahaan kecil dengan serta mereta digulungnya. Hal ini cenderung menghapuskan pasar dan dinamika persaingan bebas. Karya yang terkenal dari Horkheimer adalah buku berjudul Dialektika Pencerahan yang ditulis bersama dengan Adorno pada tahun 1944. Isi buku tersebut adalah kritik terhadap modernitas, yang dipandang oleh Adorno dan Horkheimer, sebagai sejarah dominasi atau penguasaan. Pemikiran ini mirip dengan kritik Marx. Perbedaannya adalah Adorno dan Horkheimer tidak menjelaskan sejarah penguasaan dari hubungan produksi, melainkan dari dorongan psikologis manusia, yakni kehendak untuk berkuasa. Paham kehendak berkuasa tersebut diambil alih dari Nietzsche. Karena itu, Adorno dan Horkheimer mengkritik kesadaran yang ada pada masyarakat itu sendiri, yakni kesadaran modern dengan rasio sebagai alat utama dominasi. Selanjutnya, mereka juga menyimpulkan bahwa Pencerahan yang dipandang sebagai kemajuan dari cara pandang mitologis, sebenarnya telah menjadi mitos itu sendiri. Kemudian mitos itu juga menghasilkan penindasan dan penguasaan manusia yang satu terhadap yang lainnya. Dalam Dialectics of Enlightenment, Horkheimer dan Adorno seolah memakai teori sebelumnya namun juga mengkritiknya. Jika Marx hanya pada kapitalisme, maka Horkheimer dan Adorno memiliki lebih banyak aspek yang dipikirkan; politik, alam, kamausiaan dsb. Horkheimer dan Adorno mengkritik 'dominasi' yang biasa dilakukan oleh filsafat barat, bahkan karena terlalu mementingkan kemajuan dan rasionalisasi, maka alam begitu saja menjadi obyek untuk dikuasai. Walau pun demikian, Horkheimer dan Adorno tetap mengakui bahwa manusia membutuhkan makanan, pertanian dan industri bagi teknologi, namun semua itu haruslah dikendalikan agar tidak menjadikan martabat manusia mengalami kemunduran. Namun yang terjadi adalah identitas manusia justru direndahkan karena keinginan para penguasa, pada pemilik industri, manusia menjadi alat bagi kemajuan teknologi. Dalam hal ini, selain kemajuan teknologi, kakuasaan manusia juga sudah mengalami kealpaan untuk menghargai martabat manusia lain. Hal ini terjadi dalam peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh Nazi di bawah kekuasaan Hitler yang membantai manusia layaknya objek saja.4. Theodorno W. AdornoHampir sama dengan hokheimer, Adorno menjadikan teori kritis yang di populerkan tersebut sebagai dasar pemikiran lalu ia rekonstruksi melalui perspektif yang kontemporer. Adorno menyebutkan bahwa prinsip-prinsip dari teori kritis mempunyai ciri khas. Bahwa teori kritis tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Bisa juga dikatakan pendekatan teori kritis tak bersifat kontemplatif ( merenung / memandang ) atau spekulatif ( melampaui batas ) murni. Kontemplatif adalah cara hidup yang mengutamakan kehidupan penuh ketenangan, bermati raga, dan bertapa, sehingga dapat berdoa dan bersemadi dengan lebih mudah,dia mengkritik berbagai ketidakbenaran, ketidakadilan, ketidakjujuran dan penindasan, khususnya yang berkenaan dengan Perang Dunia 2 dan kekejaman Nazi ( Adolf Hitler ).Adorno keberatan dengan filsafat sistematis dan meragukan apakah pemikiran yang sebenarnya dapat transparan. Hal ini berasal dari keberatannya terhadap berpikir metodologis. Filsafat sistematis dan pemikiran metodologis, menurutnya memiliki kecenderungan untuk sampai pada kesimpulan yang hanya mengkonfirmasi asumsi yang terkandung dalam premis-premisnya.Dan adorno memahami permasalahan sesuai dengan kebutuhan jamannya dia mengambil posisi membuat perspektif ganda menuju arah rekonsiliasi antara pandangan yang berlawanan antara kapitalis dan sosialis sebagai pergeseran paradigma parsial ke paradigma globalAdorno berhutang budi pada pemikiran materialisme historis Karl Marx, terutama kemampuan kritisnya untuk mengubah dunia dan bukan hanya menafsirkan dunia. Estetika Adorno termasuk dalam Estetika Mazhab Frankfurt yang bercirikan kritis emansipatoris. Estetika kritis versi Adorno mempertanyakan asumsi-asumsi dasar Estetika yg selama ini menganggap peran subjek dan nilai karya seni itu ahistoris, lepas dari sejarah, budaya, politik, hukum, ekonomi, agamaTeori estetika Adorno tidak hanya musicologiste dan kritik sastra, tetapi juga epistemologists dan aestheticians. Kekhasan estetika Adorno terletak pada kritiknya terhadap budaya industri dan budaya massa yang menjadi pandangan umum di benua Eropa di awal abad ke-19 s/d pertengahan abad ke-20. Estetika Adorno berkutat mempertanyakan kondisi yang memungkinkan karya seni tertentu lahir dan tumbuh dalam periode sejarah tertentu, misalnya, dalam periode sejarah Barat di era industri. Nilai karya seni dan apresiasi/penilaian atasnya tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan soal kondisi2 materialis, budaya, ekonomi, politik, apa yang melandasi terciptanya karya seni tersebut; karya seni elitis (contoh: musik klasik) diciptakan dan dilestarikan dalam konteks budaya borjuis, sementara karya seni yg disebut dgn Kitsch (tiruan murahan / KW) lahir dan berkembang sebagai perlawanan terhadap karya seni elitis tersebut, perlawanan yang didorong oleh munculnya budaya massal (produksi massal)

5. Jurgen HabermasUntuk memahami pemikiran Habermas terlebih dahulu harus dipahami latar belakang yang mempengaruhi teori-teori pemikirannya. Bisa dipastikan bahwa Habermas sangat dipengaruhi oleh warisan intelektual Mazhab Frankfurt yang terkenal dengan Teori Kritisnya, sejak tahun 30-an Habermas sudah tertarik dan mengkaji gaya karya-karya Hokheimer dan Adorno. Ternyata dikemudian hari teori Mazhab Frankfrut ini tidak saja menentukan gaya pikir dan isi teori-teorinya namun lebih jauh Habermas juga melakukan semacam pembaharuan atas kelemahan teori kritis itu terutama dengan melihat pesimisnya pendahulunya dalam memandang dunia modern. Disebut Teori Kritis karena mazhab pemikiran ini dikenal sangat getol mensosialisasikan suatu gaya berpikir analisis.Kritik adalah konsep kunci untuk memahami Teori Kritis. Kritik juga merupakan suatu program bagi Mazhab Frankfrut untuk merumuskan suatu teori yang bersifat emansipatoris tentang kebudayaan dan masyarakat modern. Kritik-kritik mereka diarahkan pada berbagai bidang kehidupan masayarakat modern, seperti seni, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik dan kebudayaan pada umumnya yang bagi mereka telah menjadi rancu karena diselubungi ideologi-ideologi yang menguntungkan pihak-pihak tertentu sekaligus mengasingkan manusia individual di dalam masyarakatnya. Habermas dikenal sebagai pembaharu tradisi intelektual yang dirintis oleh Max Horkheimer, sepanjang yang dirumuskan habermas ada enam tema dalam program teori mereka :a. bentuk-bentuk integrasi sosialb. Masyarakat postliberalc. Sosialisasi dan perkembangan egod. media massa dan kebudayaan massae. psikologi sosial protes danf. Teori seni dan kritik atas positivisme

6. Asumsi Dasar Teori Kritis Teori kritis sendiri merupakan teori yang tidak berkaitan dengan prinsip-prinsip umum, tidak membentuk sistem ide. Teori ini berusaha memberikan kesadaran untuk membebaskan manusia dari irasionalisme. Dengan demikian teori ini adalah emansipatoris. Ciri teori ini adalah :a. Kritis terhadap masyarakat. Teori kritis mempertanyakan sebab-sebab yang mengakibatkan penyelewengan-penyelewengan dalam masyarakat. Struktur yang rapuh ini harus diubah. b. Teori kritis berfikir secara historis. Artinya berpijak pada proses masyarakat yang historis. Dengan kata lain teori kritis berakar pada suatu situasi pemikiran dan situasi sosial tertentu, misanya material-ekonomis. c. Teori kritis tidak menutup diri dari kemungkinan jatuhnya teori dalam suatu bentuk ideologis yang dimiliki oleh struktur dasar masyarakat. Inilah yang terjadi pada pemikiran filsafat modern. Menurut Madzab Frankfut, pemikiran tersebut telah berubah menjadi ideologi kaum kapitalis. Teori harus memiliki kekuatan, nilai dan kebebasan untuk mengkritik dirinya sendiri dan menghindari kemungkinan untuk mengkritik dirinya sendiri dan menghindari kemungkinan untuk menjadi ideologi. d. Teori kritis tidak memisahkan teori dari praktek, pengetahuan dari tindakan, serta rasio teoritis dari rasio praktis. Perlu digarisbawahi bahwa rasio praktis tidak boleh dicampuradukkan dengan rasio instrumental yang hanya memperhitungkan alat atau sarana semata. Madzab Frankfurt menunjukkan bahwa teori atau ilmu yang bebas nilai adalah palsu.

B. CONTOH KASUS KONTEMPORERContoh yang paling konkrit mungkin adalah perubahan mode of production ke mode of consumtion dalam karya jean baudrillard. Jean Budrillard, seorang teoritisi asal perancis barat yang lahir di Reims pada 5 januari 1929, berteori tentang masyarakat postmodern dimana asumsi utamanya adalah bahwa media, simulasi, dan cyberblitz telah mengkonstruksi dan mengkonstitusi suatu bidang pengalaman baru, tahapan sejarah, dan tipe masyarakat yang baru. Fondasi filsafatnya adalah kritisiSM Entertainment terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi tentang kebenaran. Lanskap pemikirannya yang luas dipengaruhi oleh semangat zaman yang tengah mengalami krisis modernitas besar (The Great Depression) yang pertama. Baudrillard telah menghasilkan banyak buku dan artikel lewat pemikiran pemikirannya. Karya-karya awal Baudrillard yang banyak yang mengkaji soal kemungkinan konsumsi. Pemikiran Baudrillard dapat dipetakan sebagai pelacakan terhadap kehidupan tanda-tanda (the life of the signs) dan pengaruh teknologi dalam kehidupan sosial.Baudrillard banyak membahas tentang makna yang tertanam dalam objek-objek dalam kehidupan sehari-hari dan sistem-sistem struktural melalui objek yang terorganisasi dalam masyarakat modern (misalnya prestise/gengsi atau nilai-tanda sebuah mobil sport baru) yang coba ia tuangkan lewat bukunya. Kelima buku yang ditulis baudrillard merupakan karya awal baudrillard dan oleh para pengamat teori kritis karya karya awal baudrillard itu merupakan tahap awal yang disebut sebagai tahap kritis dari baudrillard walau baudrillard sendiri tidak pernah membagi / mengkategorikan pikirannya kedalam bentuk bentuk ata kelompok kelompok khusus.Karya awal baudrillard dianggap sebagai tahap awal kritisnya salah satunya adalah karena pemikiran baudrillard sangat dipengaruhi oleh beberapa pemikir seperti Marx, Mauss, dan Saussure dengan pemikiran Marx yang paling utama atau dominan. Cara berpikir baudrillard adalah dengan mengadopsi pemikiran pemikiran tokoh tokoh tersebut sehingga menghasilkan pemikiran yang benar benar baudrillard dimana kecenderungan pemikirannya terlihat lebih kea rah konsumsi dan komunikasi massa.Pemikiran kritis baudrillaard yakni bahwa Baudrillard ingin mengkonstruksi ulang masyarakat kapitalis, karena keadaan saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk masyarakat keluar dari kapitalisme seperti yang menjadi harapan Marx dan kini menurut baudrillard, dunia sudah dipenuhi dengan konsumsi dan simbol-simbol. Berangkat dari inilah, Baudrillard memandang bahwa apa yang dikatakan Marx mengenai nilai guna dan nilai tukar tidak lagi relevan. Bangunan (konstruksi) masyarakat kapitalisme yang memandang produksi sebagai penggerak ekonomi kini harus dibangun ulang bahwa masyarakat kapitalisme melihat konsumsilah sebagai penggerak ekonomi, bahkan pada sosial, politik, dan budaya juga. Mode of production dibawa kearah mode of consumption.Konsumsi kini disadari dilakukan bukan semata-mata karena kebutuhan dan kegiatan diproduksi bukan semata-mata untuk menghasilkan kebutuhan dasar namun untuk salah satunya untuk meningkatkan kebanggaan simbolik. Seseorang yang menggunakan mobil Lamborgini akan mendapatkan prestise dibandingkan orang yang menggunakan mobil BMW Mini Cooper karena orang dengan mobil sport akan lebih disimbolkan sebagai orang yang maskulin daripada city car.Jean Baudrillard sering dianggap sebagai pemikir barisan depan yang mengkaji persoalan masyarakat konsumer secara cukup komprehensif karena tidak saja mengkritik filsafat ekonomi politik Marx, melainkan memasukkan perkara konsumsi ini dalam linguistik struktural seperti yang dirintis Saussure dengan semiologinya. Hasil analisis Baudrillard yakni konsumsi dewasa ini bukanlah konsumsi objek-objek material, melainkan konsumsi akan nilai- nilai; konsumsi atas tanda. Diskusi tentang masyarakat konsumer (consumer society) Baudrillard dimulai dengan diagnosisnya akan nilai tanda (sign value). Nilai tanda (sign value) adalah ideologi yang dihidupi oleh masyarakat yang menjalankan logika sosial konsumsi. Dalam sign value, motif terakhir tindakan konsumsi bukanlah pelayanan dan nilai guna suatu barang, melainkan produksi dan manipulasi penanda-penanda sosial. Konsumsi menjadi motif utama dan penggerak realitas sosial, budaya bahkan politik.Terjadi transformasi dari mode of production ke mode of consumption. Transformasi tersebut adalah bentuk pergeseran dari use-value dan exchange-value nya Marx ke arah dominasi nilai tanda dan nilai simbol. Konsumsi menjadikan seluruh aspek kehidupan tak lebih sebagai objek. Konsumsi adalah sistem objek-objek yang mengklasifikasi dan membentuk makna dalam kehidupan masyarakat kapitalisme lanjut. Sign value dijalankan oleh pergeseran nilai tersebut yang terjadi seiring dengan perubahan karakter masyarakat postmodern.Baudrillard pada awalnya tidak memberikan sumbangan pikirannya tersendiri, akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa pemikir walau pada perkembangannya baudrillard emmiliki suara dan pendapatnya sendiri. Bukti bahwa pemikiran baudrillard itu dipengaruhi oleh marx salah satunya yakni bahwa Baudrillard mengeksplorasi kritik terhadap pandangan MarxiSM Entertainment dalam bukunya, The System of Objects yang menyatakan bahwa ketika sebuah produk dikonsumsi, yang dikonsumsi adalah makna-makna yang disebarluaskan melalui media, misalnya iklan. Melalui asumsi tersebut Baudrillard menjelaskan tentang keberlimpahan (profusion) tanda-tanda yang menyebar dengan luas. Relasi antara tanda dan konsumsi ini merupakan poin penting memahami teori konsumsi Baudrillard.

Objek diperlakukan sebagai tanda, konsumsi dan reproduksi dibuat sedemikian rupa melalui iklan, display, kemasan, fashion agar masyarakat konsumer memperlakukan konsumsi sebagai tanda, citra, dan pesan. Pilihan konsumsi bukan lagi berdasarkan pada komoditas. Baudrillard melihat bahwa dalam masyarakat konsumer, objek-objek dimiliki, diatur, dikonsumsi, dan diinvestasi melalui makna oleh subjek yang kemudian mengubah dan mendefinisikan ulang objek-objek tersebut. Baudrillard percaya bahwa konsumsi objek-objek menentukan tatanan sosial masyarakat. Dengan mengadaptasi teori Strukturalis, Baudrillard berargumen akan adanya relasi timbal-balik antara individu dan sistem makna dalam masyarakat. Sistem makna memaksakan kekuasaannya terhadap individu dengan cara bahwa melalui sistem makna tersebutlah individualitas mendapat makna.Sistem makna inilah yang menjadi prioritas, bukan interpretasi atau penilaian subjek. Sistem makna dibangun berdasarkan sistem objek yang terorganisasi melalui, salah satunya, kode-kode fashion. Sistem objek ini menjalankan apa yang disebut integrasi ideologis (ideological integration). Integrasi ideologis mengandung makna bahwa subjek baru mendapat makna sebagai seseorang (person) melalui proses personalisasi (personalisation) yang diatur oleh sistem objek dan sistem tanda . Menjelaskan lebih jauh tentang keterkaitan dari makna, sign, masyarakat consumer, realitas, dan hal lain yang telah disinggung sebelumnya, baudrillard adalah sebuah teoritisi yang khas dengan istilah istilah yang diperkenalkannya dalam pemikirannya yang berhubungan dengan masyarakat consumer, yakni simulasi, simulacra, dan hyperreality.Media massa dan informasi sekarang ini, yakni media massa dalam masyarakat yang disebut baudrillard dengan consumer society, tidak lagi menjadi sarana komunikasi utuh tetapi menjadi sarana representasi makna dari simbol simbol (signs) yang merupakan produk kapitalis dengan tujuan menggiring publik kepada hiper-realita dalam sebuah simulacrum.Ketika peta dunia dibuat, yang harus dilakukan adalah menggambar daerah teritori lalu kemudian membubuhkan garis teritori diatasnya, membuat kontur tanah dan warna untuk membedakan mana dataran tinggi, rendah, lautan, dan lain lain. Peta dunia merupakan bentuk dari simulasi daerah di dunia. Simulasi dunia lewat peta sesungguhnya telah mengacaukan keadaan/ bentuk dunia sebenarnya, bahwa pada dasarnya alam tidak se-simple di peta dengan skala dan berbagai simbol lainnya. Dalam kenyataan, terdapat kerutan kerutan tanah dalam dataran yang tidak tergambar di peta padahal hal tersebut nyata. Manusia menjadikan peta sebagai patokan untuk mengetahui bentuk/isi dari suatu wilayah sehingga yang tergambar dan menjadi mindset menusia tentang bentuk dan keadaan suatu wilayah adalah kenyataan/ simulasi lewat peta. Padahal, kebenaran sebenarnya tentang sebuah daerah tidaklah seperti yang tergambar di peta. Allegori simulasi yang indah seperti peta itulah yang sekarang mengikat dan melingkari kehidupan kita sehingga kita tidak tahu kebenaran yang nyata karena sesungguhnya kebenaran yang nyata itu sedang bersembunyi dibalik sebuah simulasi dengan tingkat advance yang berkembang menjadi sebuah simulacrum.Perbedaan jelas antara simulasi, simulacra, dan simulacrum yakni simulasi merupakan sebuah tiruan dari sesuatu, objek/keadaan dimana masih mudah/bisa dibedakan atau ditemukan perbedaannya antara yang asli dan palsu/mana realitas sebenarnya dan mana realitas buatan. Ketika sebuah simulasi bercampur dengan kenyataan sebenarnya, direpresentasikan dan dibuat se-nyata mungkin serta melibatkan pengalaman/sisi emosi dari masyarakat maka akan membentuk sebuah simulacra. Simulacra merupakan simulasi yang lebih advance yang mencapai sebuah titik dimana sebuah realita menjadi sulit bahkan tidak bisa dibedakan lagi mana yang kenyataan sebenarnya dan mana kenyataan yang dikonstruksikan (dibentuk). Keadaan tersebut diistilahkan dengan Hyperreal atau realitas yang berlebih.Simulacra membuat sesuatu menjadi lebih nyata dari yang nyata, itu adalah cara bagaimana sebuah kenyataan sebenarnya terhapus. Simulacrum bisa juga dikatakan sebagai representasi, misalnya dilakukan oleh pencitraan. Sebuah simbol dicitrakan sedemikian rupa menjadi seperti yang diinginkan, padahal sebenarnya tidak seperti itu. tetapi karena terus menerus disuguhi dengan symbol (sign) yang dicitrakan dan memang dibentuk untuk menjadi sesuatu yang diinginkan, maka akan sulit membedakan mana yang nyata mana yang bukan yang sekali lagi ditekankan bahwa keadaaan ini akan menggiring ke sebuah realitas berlebih atau hyperreality. Dengan segala pemikirannya tentang tanda, system makna, integrasi ideologi, objek, dll tidak semata mata hanya melakukan rekonstruksi namun juga melakukan konstruksi terhadap masyarakat konsumer itu sendiri . Kekurangan dari pemikiran baudrillard adalah bahwa ia tidak pernah memberikan solusi dari bagaimana mengatasi kapitalisme yang semakin berkembang hebat. C. REFLEKSI TEORI DAN KASUSAsumsi pemikiran baudrillard, yakni media, simulasi, dan cyberblitz telah mengkonstruksi dan mengkonstitusi suatu bidang pengalaman baru, tahapan sejarah, dan tipe masyarakat yang baru adalah sebuah penjelasan tentang fenomena pada dunia hiburan kita sekarang dimana terjadi homogenitas dalam menilai ketampanan seorang pria. Lewat Super Junior, agen bakat dan label rekman SM Entertainment (SM Entertainment) membentuk sebuah hyper-reality dalam masyarakat dan hiper-realitas itu bisa ditemukan di Indonesia. Pihak SM Entertainment bisa dikatakan pandai membaca keadaan pasar. SM Entertainment mungkin telah mengetahui kemungkinan-kemungkinan konsumsi, kecenderungan selera orang, the power of sign, symbol, dan technology.Menurut baudrilard, keadaan yang terjadi saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk masyarakat keluar dari kapitalisme seperti yang menjadi harapan Marx dan kini menurut baudrillard, dunia sudah dipenuhi dengan konsumsi dan simbol-simbol. Konsumsi kini disadari dilakukan bukan semata-mata karena kebutuhan dan kegiatan diproduksi bukan semata-mata untuk menghasilkan kebutuhan dasar namun untuk salah satunya untuk meningkatkan kebanggaan simbolik. Misalnya orang akan merasa bangga saat bercerita kalau dirinya telah menonton konser Super Junior live di Singapura daripada bercerita telah menonton lewat internet. Terjadi transformasi dari mode of production ke mode of consumption. Transformasi tersebut adalah bentuk pergeseran dari use-value dan exchange-value nya Marx ke arah dominasi nilai tanda dan nilai simbol. menonton konser Super Junior, atau membeli souvenir atau photo book nya bukanlah sebuah kebutuhan dasar manusia. Jika dipikir lagi untuk apa membeli barang barang seperti itu, dan apa kegunaannya? Tetapi karena telah terjadi transformasi menjadi mode of consumption dan bukan lagi mode of production, seorang elf rela mengeluarkan uang berjuta-juta rupiah demi memuaskan konsumsi matanya, konsumsi telinga, dan konsumsi prestigenya.Media massa dan informasi sekarang ini, yakni media massa dalam masyarakat yang disebut baudrillard dengan consumer society, tidak lagi menjadi sarana komunikasi utuh tetapi menjadi sarana representasi makna dari simbol simbol (signs) yang merupakan produk kapitalis dengan tujuan menggiring publik kepada hiper-realita dalam sebuah simulacrum. Misalnya, di tv jarang sekali ada tayangan tayangan yang menayangkan performance dari Super Junior tetapi mengapa pengaruh Korean wave terutama Super Junior begitu besar di Indonesia. Hal itu terjadi karena media media lain misalnya internet yang gencar menayangkan symbol symbol dari dunia hiburan korea atau symbol symbol yang khas dari Super Junior, misalnya avatar personil Super Junior, foto foto mereka yang bertebaran di Internet, iklan iklan yang tersebar di mana mana bahkan sampai segala jenis video dari mulai video cuplikan acara yang mereka hadiri/bintangi, sampai video video buatan fans tentang mereka.Allegori simulasi yang indah seperti ketampanan Super Junior telah melingkari dan mengikat kesadaran dan pikiran kita para penikmat hiburan. Tidak jarang karena banyaknya boyband korea yang diperkenalkakn dan dicitrakan agar digemari public, serta banyaknya actor actor tampan yang membintangi drama korea yang banyak ditayangkan di tv, membuat banyak orang berfikir orang korea itu ganteng-ganteng ya! . Dalam kenyataannya, mungkin tidak seperti itu (semua orang korea ganteng). Drama korea di tv, boyband, termasuk kedalamnya Super Junior merupakan sebuah simulacra, model simulasi yang dibentuk dan dicitrakan sedemikian rupa, bercampur dengan kebenaran yang benar benar nyata sehingga sulit untuk dibedakan mana yang realitas dan mana yang realitas buatan. Keadaan seperti itu disebut oleh baudrillard sebagai hyperreality atau realitas yang berlebih. SM Entertainment mengadakan sebuah audisi bakat untuk proyeknya yakni Super Junior, sebuah Boyband dengan citra tampan, ceria, hangat, dan bertalenta. Audisi yang dilakukan menghasilkan 13 pemuda yang sekarang tergabung dalam Super Junior. Syarat utama yang diajukan SM Entertainment saat audisi adalah pemuda yang bertalenta, minimal bisa bernyanyi dan menari. Syarat selanjutnya merujuk pada pencitraan yang dilakukan SM Entertainment adalah para pemuda bertalenta yang berwajah tampan. SM Entertainment membuat sebuah simulasi ketampanan lewat Super Junior. Jika diperhatikan, terdapat kemiripan pada wajah ketigabelas personilnya, yakni hidung mancung, baby face, kulit putih besih, bentuk wajah yang segitiga/lonjong, dan badan proporsional. Untuk membuat simulasi tersebut, SM Entertainment melakukan penyempurnaan kepada wajah ketigabelas personil Super Junior, yakni dengan melakukan operasi plastik. Disebut simulasi karena masih bisa dibedakan, apalagi dengan melihat foto personil sebelum operasi plastic sehingga masih mudah untuk dibedakan bagian wajah yang asli dan hasil operasi.Selanjutnya SM Entertainment melakukan bimbingan dan pengembangan kepribadian untuk menciptakan citra sebagai kelompok pria yang ceria, hangat,dan bertalenta. Di Korea, bukanlah hal yang mudah untuk bisa menjadi seorang selebritis apalagi selebritis tenaar, pasti ada pengorbanan yang besar. Super Junior misalnya, setiap anggotanya harus mengikuti training dari SM Entertainment, rata rata selama 2-3 tahun bahkan ada yang sampai 5 tahun. Saat training, Super Junior diajarkan apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan sebagai selebritis dan dibentuk sesuai dengan pencitraan yang dikehendaki SM Entertainment.Dengan pencitraan yang dibentuk SM Entertainment untuk Super Junior, SM Entertainment membantuk sebuah hiper-realitas dalam masyaarkat consumer. Setelah debut, terbukti Super Junior menyabet banyak penghargaan, artinya Super Junior berhasil untuk menjadi artis yang digemari masyarakat bahkan dalam tingkat asia. Masyarakat terutama penggemar Super Junior tidak terkecuali di Indonesia rata rata memiliki pendapat yang sama dimana mereka mengaku memberi dukungan dan mengidolakan Super Junior karena beberapa hal, yang pertama adalah ketampanan mereka dan kedua kepribadian dan talenta yang dimiliki. SM Entertainment melakukan konstruksi lewat media, dari mulai cetak sampai Internet yang bisa menjangkau public di seluruh dunia. Dia mengkinstruksikan sebuah ketampanan ideal yang di citrakan dan direpresentasikan lewat Super Junior. SM Entertainment berhasil membuat banyak orang terutama penggemar Super Junior mengakui ketampanan dari personil Super Junior. Konstruksi tersebut mempengaruhi pendapat, kesadaran, dan penilaian dari pihak yang percaya pencitraan tersebut. Jika sebelum menonton konser/pertunjukan suju criteria pria tampan yang saya miliki adalah A, maka setelah menonton pertunjukan suju, bisa sekali, dua kali, ketiga kali, bahkan jika terus disuguhkan maka lama kelamaan saya akan kehilangan kesadaran dan criteria pria tampan menurut saya tidak lagi A, tapi berubah menjadi Super Junior. Konsep ketampanan yang dibentuk oleh SM Entertainment dan dicitrakan kepada Super Junior merupakan simulacrum. Ciri simulacrum yakni di masyarakat sudah tidak bisa dibedakan lagi mana ketampanan yang sebenarnya mana ketampanan yang dikonstruksikan. Sebuah ketampanan tidak memiliki sejarah, pandangan orang menjadi sempit dan homogeny ketika mereka terpengaruh oleh sebuah pencitraan yang didukung lewat konstruksi dari media yang terus menyuguhkan sisi sisi tertentu dari Super Junior. saking sudah tidak bisa dibedakan lagi maka criteria ketampanan itu selalu mengikuti konstruksi dari media dan pra pengontrol dalam kapitalis. Misalnya criteria tampan tahun 70-an, atau saat jamannay boyband trio libels akan berbeda di jaman maraknya Boyband K-Pop seperti sekarang.Rangkaian Konstruksi criteria sebuah ketampanan pria yang dilakukan lewat media terlihat dari beberapa reality show yang menampilkan Super Junior misalnya lewat reality show Exploration Human Body. Exploration Human Body (EHB) adalah sebuah variety shows yang menjawab berbagai pertanyaan tentang keunikan keunikan tubuh misalnya bagaimana caranya untuk mengurangi kepekaan pada indera pengecap, dll. Selama belasan episode, EHB mengeksplore fakta-fakta unik dalam tubuh manusia sambil juga mengeksplore pencitraan dari suju lewat tingkah tingkahnya. EHB episode Super Junior adalah sebuah variety show yang paling banyak ditonton sepanjang sejarah ehb bahkan penggemar yang di Indonesia pun bisa mengakses acara ini lewat internet.Menurut Marx, Fetish atau pemujaan komoditi memiliki arti bahwa dalam proses produksi, barang-barang tidak diproduksi sebagai sarana memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang produksi diberi nilai-nilai baru yang jauh dari nilai aslinya sebagai benda pakai dan bertransformasi menjadi komoditi. Komoditi tidak lain adalah barang produksi yang memiliki nilai-tukar. Komoditi menempati status istimewa dalam mode produksi (mode of production). Pencitraan terhadap Super Junior mungkin tidak akan begitu mempengaruhi kesadaran seseorang, jika intensitasnya untuk melihat performance Super Junior hanya sedikit atau sekali sekali. Dalam ilmu Public Relation, pencitraan memiliki tujuan salah satunya agar public merubah perilakunya sesuai dengan yang diharapkan oleh sebuah perusahaan dengat kata lain merubah perilaku public menjadi favorable. Lewat pencitraan Super Junior, harapan SM Entertainment agar suju digemari oleh publiknya yakni remaja wanita yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dll nampaknya tercapai. Fans-fans fanatic yang rela membeli berbagai photobook berharga ratusan ribu bahkan jutaan, harga tiket konser di luar negeri yang bisa menguras kantong orang tua mereka masing masing sudah mengindikasikan sebuah fetish atau pemujaan terhadap barang konsumsi demi sekedar kepuasan dan mendapat prestige atas kepemilikan pengalaman bisa menyaksikan ketampanan Super Junior lewat performance-nya langsung.Dengan fetish public yang menggemari Super Junior, akan menyebabkan apa yang disebut sebagai alienasi total atau keterasingan total. Sekali mereka suka dan tersihir dengan ketampanan Super Junior, selanjutnya akan memuja Super Junior dan memilikir asa keingintahuan yang besar seputar apa yang sedang Super Junior lakukan, siapa yang dekat dengan mereka, mereka sedang dimana, dll yang sebenarnya masih banyak hal yang bisa diurusi dan lebih penitng untuk disimak misal masalah masalah social di Indonesia. Orientasi para penggemar Super Junior bukan lagi terletak pada musik tetapi pada apa yang dilakukan Super Junior dan pada ketampanannya. Karena menurut pengamat musik sendiri, kualitas vocal Super Junior belum menjadi sebuah ketertarikan khusus.Pemujaan atau fetish terhadap Super Junior akan menimbulkan apa yang disebut marx sebagai reifikasi. Istilah singkat dari reifikasi adalah pematerian, maksudnya jika ada penilaian untuk sebuah kesuksesan, maka kesusksesan itu diukur dari apa yang dimiliki/objek tertentu . satu orang akan menjadi sorotan dan pusat perhatian ketika memiliki sebuah photobook Super Junior mahal yang harganya mencapai jutaan rupiah yang tentunya tidak bisa dimiliki anak lain. Populaaritas dalam kehidupan social dengan sendirinya akan naik dengan ia memiliki tiket konser Super Junior atau photobooknya.Super Junior dalam simulacrum nya, menciptakan sebuah hyper-reality. Hyper-reality itu terletak pada konsep pria tampan yang dibentuk lewat simulacrum yang terdiri dari gabungan banyak simbol dan pencitraan atas Super Junior, misalnya dalam aspek fashion, penampakan fisik, dan lain lain. Dampak dari simulacra konsep/criteria ganteng dengan representasinya yakni Super Junior membuat orang terutama penggemar kehilangan kesadaran akan sebuah konsep ketampanan. Selera mereka menjadi homogen atau sama. Selain itu mereka cenderung memiliki pandangan dan penilaian yang lebih sempit, misalnya jika melihat seorang pria maka pria tersebut akan dibandingkan dengan Super Junior. Sisi kritis akan berkurang bahkan cenderung hilang karena termakan oencitraan dan terjebak dalam hyper-reality tau realitas yang berlebih. Ketika kritis mengahruskan kita untuk tahu mengapa sesuatu itu dikatakan A, maka dengan memuja bahkan menjadikan ciri ciri ketampanan ala boyband layaknya Super Junior sifat kritis akan berkurang karena sesungguhnya hiper realita yang ditimbulkan/simulacra yang ada tidak memilikireferensi atau sejarah/asal usul yang jelas. Siapa yang bisa menjawab seperti apa idealnya pria yang tampan?

DAFTAR PUSTAKAGeorge Ritzer. 2012. Teori Sosiologi : Edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Jean P Baudrillard. 2006. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta :Kreasi wacanawww.wikipedia.com/wiki/teori_kritis http://ekawenats.blogspot.com/2011/06/makalah-teori-kritis-simulacra-dan.html