teori kognitif 123

6
TEORI KOGNITIF 1. A. Pendahuluan Te ori pembelajaran merupakan penyedia panduan bagi pengajar untuk membantu siswa didik dalam mengembangkan kognitif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan-panduan tersebut adalahkejelasan informasi yang mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan, dan unjuk kerjaan itu penting. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Ada dua perubahan yang perlu diantisipasi, yaitu perubahan yang sifatnya sedikit demi sedikit (  piecemeal ) dan yang bersifat sistemik (  systemic). adi teori pembelajaran itu penting sebagai suatu dasar pengetahuan yang memandu praktek  pendidikan! "bagaimana memfasilitasi belaja r# dalam dunia pendidikan y ang senantiasa berubah, ter lebih dalam $akupan yang sistemik. Praktek pembelajaran adalah suatu subsistem yang merupakan bagian dari sebuah sistem. ika dalam sebuah  perjalanan, sistemny a berubah, maka subsistemmnya pasti beruba h, oleh karena masing-masing kebutuhan subsistem harus memiliki titik temu dengan sistemnya supaya sistem tersebut dapat mendukung subsistem se$ara berkelanjutan. adi perubahan sistemik yang terjadi pada sistem pembelajaran mesti diikuti ol eh  perubahan sistemik pa da subsistem teori pembelajaran. Perub ahan teori pembelajar an harus diikuti oleh  perubahan paradigma pembelajaran. Alur berpikir diatas terbangun dari sejarah perkembangan teori pembelajaran. %ebelum para tokoh psikologi membangun dan menemukan teori belajar kognitif, terlebih dahulu sudah terdapat beberapa teori pembelajaran yang telah mun$ul dan berkembang. &amun teori pembelajaran yang ada saat itu mereka anggap masih kurang sempurna, hingga akhirnya menginspirasikan beberapa tokoh psikologi untuk menyikapi kekurangan- kekurangan dari beberapa teori belajar yang lebih awal yang dianggap masih ada beberapa $elah kekurangan, yang diantaranya adalah teori beha'ioristik. hal ini juga berlaku untuk teori pembelajaran kognitif itu sendiri. %eiring berkembangnya aman selanjutnya pasti akan ditemukan kekurangan-kekur angan dari teori kognitif ini dalam menjawab tuntutan aman. Hal tersebut sekaligus member ikan inspirasi bagi tokoh psikologi (di era selanjutnya) untuk mengkonstruksi teori baru yang lebih mampu untuk menjawab tuntutan aman. Pada abad ke-*, psikologi telah mun$ul sebagai sebuah bidang studi yang mandiri. +iantaranya dimulai dengan kemun$ulan aliran strukturalisme dan juga fungsionalisme yang didalamnya terdapat tokoh psikologi ternama, +ewey . +ari dialektika keduanya mun$ul asosiasionisme yang digagas oleh To rndike dan bbinghaus. +ari aliran yang terahir ini kemudian membuka jalan kemun$ulan beha'iorisme. angkah lain menuju beha'iorisme adalah temuan Pa'lo' tentang prinsip-prinsip pengkondisian klasik. Perkembangan serta proses diskusi yang mendalam atas beha'iorisme ini selanjutnya mendorong lahirnya psikologi kognitif sebagai sebuah ilmu yang mandiri. 1. B. Tokoh-Tokoh Aliran Kognitif  1. 1. T eo ri Be lajar Cognit ive Deve lopment al Dari Piage t +alam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai akti'itas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget adalah ahli psikolog de'elopmentat karena penelitiannya mengenai tahap tahap  perkembangan priba di serta perubahan umu r yang mempengar uhi kemampuan belajar indi' idu. enurut Piaget,  pertumbuhan kapasitas mental member ikan kemampuan-kemapuan mental yang sebe lumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektuan adalah tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. +engan kata lain, daya berpikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula se$ara kualitatif. ean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap ! /. Ta hap sensory – motor,  yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia *- tahun, Ta hap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana. . Ta hap pre – operational , yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia -0 tahun. Ta hap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh  pengetahuan berdasar kan pada kesan yang agak abstr ak. 1. Ta hap concrete – operational , yang terjadi pada usia 0-// tahun. Tahap ini di$irikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. 2. Ta hap formal – operational , yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia //-/3 tahun. 4iri pokok tahap yang terahir ini adalahanak sudah mampu berpikir abstrak dan logisdengan menggunakan pola pikir "kemungkinan#.

Upload: galuhjgs

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/17/2019 TEORI kognitif 123

http://slidepdf.com/reader/full/teori-kognitif-123 1/6

TEORI KOGNITIF

1. A. Pendahuluan

Teori pembelajaran merupakan penyedia panduan bagi pengajar untuk membantu siswa didik dalammengembangkan kognitif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan-panduan tersebut adalah kejelasan

informasi yang mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan, dan unjuk kerjaan itu penting. Hal iniadalah untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Ada dua perubahan yang perludiantisipasi, yaitu perubahan yang sifatnya sedikit demi sedikit ( piecemeal ) dan yang bersifat sistemik

( systemic). adi teori pembelajaran itu penting sebagai suatu dasar pengetahuan yang memandu praktek pendidikan! "bagaimana memfasilitasi belajar# dalam dunia pendidikan yang senantiasa berubah, terlebih dalam$akupan yang sistemik.

Praktek pembelajaran adalah suatu subsistem yang merupakan bagian dari sebuah sistem. ika dalam sebuah perjalanan, sistemnya berubah, maka subsistemmnya pasti berubah, oleh karena masing-masing kebutuhansubsistem harus memiliki titik temu dengan sistemnya supaya sistem tersebut dapat mendukung subsistem

se$ara berkelanjutan. adi perubahan sistemik yang terjadi pada sistem pembelajaran mesti diikuti oleh perubahan sistemik pada subsistem teori pembelajaran. Perubahan teori pembelajaran harus diikuti oleh perubahan paradigma pembelajaran.

Alur berpikir diatas terbangun dari sejarah perkembangan teori pembelajaran. %ebelum para tokoh psikologi

membangun dan menemukan teori belajar kognitif, terlebih dahulu sudah terdapat beberapa teori pembelajaranyang telah mun$ul dan berkembang. &amun teori pembelajaran yang ada saat itu mereka anggap masih kurang

sempurna, hingga akhirnya menginspirasikan beberapa tokoh psikologi untuk menyikapi kekurangan-kekurangan dari beberapa teori belajar yang lebih awal yang dianggap masih ada beberapa $elah kekurangan,yang diantaranya adalah teori beha'ioristik. hal ini juga berlaku untuk teori pembelajaran kognitif itu sendiri.%eiring berkembangnya aman selanjutnya pasti akan ditemukan kekurangan-kekurangan dari teori kognitif inidalam menjawab tuntutan aman. Hal tersebut sekaligus memberikan inspirasi bagi tokoh psikologi (di eraselanjutnya) untuk mengkonstruksi teori baru yang lebih mampu untuk menjawab tuntutan aman.

Pada abad ke-*, psikologi telah mun$ul sebagai sebuah bidang studi yang mandiri. +iantaranya dimulai dengankemun$ulan aliran strukturalisme dan juga fungsionalisme yang didalamnya terdapat tokoh psikologi ternama,+ewey. +ari dialektika keduanya mun$ul asosiasionisme yang digagas oleh Torndike dan bbinghaus. +arialiran yang terahir ini kemudian membuka jalan kemun$ulan beha'iorisme. angkah lain menuju beha'iorisme

adalah temuan Pa'lo' tentang prinsip-prinsip pengkondisian klasik. Perkembangan serta proses diskusi yangmendalam atas beha'iorisme ini selanjutnya mendorong lahirnya psikologi kognitif sebagai sebuah ilmu yangmandiri.

1. B. Tokoh-Tokoh Aliran Kognitif  

1. 1. Teori Belajar Cognitive Developmental Dari Piaget 

+alam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai akti'itas gradual dari fungsi intelektual dari

konkret menuju abstrak. Piaget adalah ahli psikolog de'elopmentat karena penelitiannya mengenai tahap tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar indi'idu. enurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemapuan mental yang sebelumnya tidak ada.Pertumbuhan intelektuan adalah tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. +engan kata lain, daya berpikir atau

kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula se$ara kualitatif.

ean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap !

/. Tahap sensory – motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia *- tahun, Tahap inidiidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana.

. Tahap pre – operational , yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia -0 tahun. Tahapini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.

1. Tahap concrete – operational , yang terjadi pada usia 0-// tahun. Tahap ini di$irikan dengan anak sudah

mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri padakarakteristik perseptual pasif.

2. Tahap formal – operational , yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia //-/3 tahun.4iri pokok tahap yang terahir ini adalahanak sudah mampu berpikir abstrak dan logisdenganmenggunakan pola pikir "kemungkinan#.

8/17/2019 TEORI kognitif 123

http://slidepdf.com/reader/full/teori-kognitif-123 2/6

+alam pandangan Piaget, proses adaptasi seseorang dengan lingkungannya terjadi se$ara simultan melalui dua bentuk proses, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi jika pengetahuan baru yang diterima seseorang $o$ok

dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang tersebut. %ebaliknya, akomodasi terjadi jika strukturkognitif yang telah dimiliki seseorang harus direkonstruksi 5 di kode ulang disesuaikan dengan informasi yang baru diterima.

+alam teori perkembangan kognitif ini Piaget juga menekankan pentingnya penyeimbangan (equilibrasi) agarseseorang dapat terus mengembangkan dan menambah pengetahuan sekaligus menjaga stabilitas

mentalnya.6uilibrasi ini dapat dimaknai sebagai sebuah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasisehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya. Proses perkembangan intelekseseorang berjalan dari dise6uilibrium menuju e6uilibrium melalui asimilasi dan akomodasi

1. 2. Jerome Bruner Dengan Discovery Learningnya

7runer menekankanbahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikankesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui $ontoh-$ontoh yang ia jumpai dalam kehidupan. 7runer meyakini bahwa pembelajaran tersebut bisa mun$ul dalam tiga$ara atau bentuk, yaitu! enactive, iconic dan simbolic. Pembelajaran enaktif mengandung sebuah kesamaandengan ke$erdasan inderawi dalam teori Piaget. Pengetahuan enaktif  adalah mempelajari sesuatu denganmemanipulasi objek 8 melakukan pengatahuan tersebut daripada hanya memahaminya. Anak-anak didik sangat

mungkin paham bagaimana $ara melakukan lompat tali (9melakukan: ke$akapan tersebut), namun tidak terlalu

 paham bagaimana menggambarkan aktifitas tersebut dalam kata-kata, bahkan ketika mereka harusmenggambarkan dalam pikiran.

 Pemelajaran ikonik  merupakan pembelajaran yang melalui gambaran; dalam bentuk ini, anak-anakmempresentasikan pengetahuan melalui sebuah gambar dalam benak mereka. Anak-anak sangat mungkinmampu men$iptakan gambaran tentang pohon mangga dikebun dalam benak mereka, meskipun mereka masih

kesulitan untuk menjelaskan dalam kata-kata.

 Pemelajaran simolik! ini merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui representasi pengalaman abstrak(seperti bahasa) yang sama sekali tidak memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut. %ebagaimananamanya, membutuhkan pengetahuan yang abstrak, dan karena simbolik pembelajaran yang satu ini serupadengan operasional formal dalam proses berpikir dalam teori Piaget.

ika dikorelasikan dengan aplikasi pembelajaran, +is$o'eri learningnya 7runer dapar dikemukakan sebagai berikut!

/. 7elajar merupakan ke$enderungan dalam diri manusia, yaitu Self-curiousity (keingintahuan) untukmengadakan petualangan pengalaman.

. 7elajar penemuan terjadi karena sifat mental manusia mengubah struktur yang ada. %ifat mentaltersebut selalu mengalir untuk mengisi berbagai kemungkinan pengenalan.

1. <ualitas belajar penemuan diwarnai modus imperatif kesiapan dan kemampuan se$ara enaktif, ekonik,dan simbolik.

2. Penerapan belajar penemuan hanya merupakan garis besar tujuan instruksional sebagai arah informatif.

3. <reatifitas metaforik dan creative conditioning  yang bebas dan bertanggung jawab memungkinkankemajuan.

1. ". Teori Belajar Bermakna #usuel.

Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk men$ari hukum belajar yang

 bermakna, berikut ini konsep belajar bermakna +a'id Ausubel.

Pengertian belaar ber!akna

enurut Ausubel ada dua jenis belajar ! (/) 7elajar bermakna (meaningful learning ) dan () belajar menghafal(rote learning ). 7elajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan

struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. %edangkan belajar menghafal adalahsiswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang diba$a tanpa makna.

8/17/2019 TEORI kognitif 123

http://slidepdf.com/reader/full/teori-kognitif-123 3/6

%ebagai ahli psikologi pendidikan Ausubel menaruh perhatian besar pada siswa di sekolah, denganmemperhatikan5memberikan tekanan-tekanan pada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa

(meaningful verbal learning ). <ebermaknaan diartikan sebagai kombinasi dari informasi 'erbal, konsep, kaidahdan prinsip, bila ditinjau bersama-sama. =leh karena itu belajar dengan prestasi hafalan saja tidak dianggapsebagai belajar bermakna. aka, menurut Ausubel supaya proses belajar siswa menghasilkan sesuatu yang bermakna, tidak harus siswa menemukan sendiri semuanya. alah, ada bahaya bahwa siswa yang kurang mahirdalam hal ini akan banyak menebak dan men$oba-$oba saja, tanpa menemukan sesuatu yang sungguh berarti baginya. %eandainya siswa sudah seorang ahli dalam mengadakan penelitian demi untuk menemukan kebenaran

 baru, bahaya itu tidak ada; tetapi jika siswa tersebut belum ahli, maka bahaya itu ada.

>a juga berpendapat bahwa pemerolehan informasi merupakan tujuan pembelajaran yang penting dan dalam hal-hal tertentu dapat mengarahkan guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. +alam hal ini guru bertanggung jawab untuk mengorganisasikan dan mempresentasikan apa yang perlu dipelajari oleh siswa,sedangkan peran siswa di sini adalah menguasai yang disampaikan gurunya.

7elajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning ) yang dikemukakan oleh Ausubel adalah bilainformasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didikitu sehingga peserta didik itu mampu mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

7elajar seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna, materi yang dipelajari di asimilasikan dan

dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dipunyai sebelumnya. ?ntuk itu diperlukan dua persyaratan !

a. ateri yang se$ara potensial bermakna dan dipilih oleh guru dan harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu peserta didik.

 b. +iberikan dalam situasi belajar yang bermakna, faktor moti'asional memegang peranan penting dalam halini, sebab peserta didik tidak akan mengasimilasikan materi baru tersebut apabila mereka tidak mempunyai

keinginan dan pengetahuan bagaimana melakukannya. %ehingga hal ini perlu diatur oleh guru, agar materi tidakdipelajari se$ara hafalan.

7erdasarkan uraian di atas maka, belajar bermakna menurut Ausubel adalah suatu proses belajar di mana pesertadidik dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan agar pembelajaran bermakna, diperlukan hal yakni pilihan materi yang bermakna sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan

yang dimiliki siswa dan situasi belajar yang bermakna yang dipengaruhi oleh moti'asi.

+engan demikian kun$i keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yangdipelajari oleh siswa. Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan (discovery

learning ) lebih bermakna daripada kegiatan belajar penerimaan (reception learning ). %ehingga dengan$eramahpun, asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistematis, akan

dihasilkan belajar yang baik.

"EAN PIAGET "ERO#E BR$NER %A&I% A$'$BE(

) Proses belajar terjadi menurut

 pola tahaptahap

 perkembangan

tertentu sesuai dengan

umur siswa.

) Proses belajar melalui tahap- tahap

A*i!ila*i

(proses penyesuaian

 pengetahuan baru

) Proses belajar terjadi lebih

ditentukan

oleh $ara kita mengatur 

materi pelajaran, dan

 bukan ditentukan oleh umur 

siswa.

) Proses belajar melalui tahap

tahap !

Enaktif 

) Proses belajar terjadi bila siswa

mampu mengasimilasikan

 pengetahuan yang dia miliki

dengan pengetahuan yang

 baru.

) Proses belajar melaluitahaptahap!

#e!+erhatikan

*ti!ulu*

8/17/2019 TEORI kognitif 123

http://slidepdf.com/reader/full/teori-kognitif-123 4/6

dengan struktur kognitif 

siswa).

Ako!oda*i

(proses penyesuaian

struktur kognitif siswa

dengan pengetahuan

 baru).

Ekuilibra*i

(proses penyeimbangan

mental setelah

terjadi proses asimilasi 5

akomodasi).

(akti'itas siswa untuk 

memahami lingkungan.

>konik 

(siswa melihat dunia

melalui gambargambar 

dan

'isualisasi 'erbal).

'i!bolik 

(siswa memahami

gagasangagasan

abstrak)

,ang diberikan.

#e!aha!i

!akna *ti!ulu*.

#en,i!+an

dan !enggunakan

infor!a*i ,ang *udah

di+aha!i.

1. $. Beerapa teori %an tokoh lain

%elain tiga tokoh diatas berikut kami sampaikan se$ara singkat beberapa tokoh lain yang juga menjadikan teorikognitif sebagai pijakan dalam mengembangkan teori yang mereka kemukakan.

%alah satu teori kognitif yang juga sering dijadikan a$uan adalah teori gestalt. Peletak dasar teori gestalt adalaher@ ertheimer (/BB*-/C21) yang meneliti tentang pengamatan dan problem sol'ing. %umbangannya diikuti

oleh <urt <offka (/BBD-/C2/) yang menguraikan se$ara terperin$i tentang hukum-hukum pengamatan,kemudian olfgang <ohler (/BB0-/C3C) yang meneliti tentang insight pada simpase. <aum gestaltis

 berpendapat bahwa pengalaman itu berstuktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. enurut pandangangestaltis, semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan hubungan, terutama hubunganantara bagian dan keseluruhan. >ntinya, menurut mereka, tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamatidalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada dengan hukuman danganjaran.

%elanjutnya tokoh dari teori kognitif adalah <urt ewin (/BC-/C20). engembangkan suatu teori belajarkognitif-field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi so$ial. ewin memandang masing-masing indi'idu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis. edan dimana indi'idu bereaksi disebut life spa$e. ife spa$e men$ankup perwujudan lingkungan di mana indi'idu bereaksi, misalnya ;orang 8 orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapi serta fungsi kejiwaan yang ia miliki. adi

menurut ewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan srukturkognitif itu adalah hasil dari dua ma$am kekuatan, satu dari stuktur medan kognisi itu sendiri, yang lainya darikebutuhan moti'asi internal indi'idu. ewin memberikan peranan lebih penting pada moti'asi dari reward.

%eiring perkembangan teknologi, teori kognitif ini juga dikorelasikan dengan ke$erdasan yang ada padateknologi mutahir, khususnya komputer, yang diistilahkan dengan ke$erdasan buatan (artificial intelegence).<e$erdasan ini didefinisikan dengan, sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer mengerjakan sesuatu

yang dapat dikerjakan manusia (Ei$h, /CC/). Tokoh lain mengatakan, %uatu perilaku sebuah mesin yang jikadikerjakan oleh manusia akan disebut $erdas (Turing, et. al, /CCD). Program komputer untuk permainan $atur,yang sekarang dapat mengalahkan banyak manusia adalah salah satu $ontoh dari ke$erdasan buatan.

<ebanyakan ahli setuju bahwa <e$erdasan 7uatan berhubungan dengan ide dasar. Pertama, menyangkut studi

 proses berfikir manusia, dan kedua, berhubungan dengan merepresentasikan proses tersebut melalui mesin(komputer, robot, dll)

enurut inston dan Prendergast (/CB2), tujuan dari <e$erdasan 7uatan adalah!

8/17/2019 TEORI kognitif 123

http://slidepdf.com/reader/full/teori-kognitif-123 5/6

a. embuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama).

 b. emahami apakah ke$erdasan (intelligence) itu (tujuan ilmiah).

$. embuat mesin menjadi lebih berguna (tujuan enterprenerial).

1. . Belaar 'ebagai Pro*e* Kognitif 

Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. <ognisi adalah kemampuan psikisatau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai.+engan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada 'ariabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang (ulyati, **3)

Teori belajar kogniti' lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. 7elajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat

kompleks. 7elajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

+ari beberapa teori belajar kognitif diatas (khusunya tiga di penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuahsintesis bahwa masing masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam dunia pendidikan juga pembelajaran. ika keseluruhan teori diatas memiliki kesamaan yang sama-sama dalam ranah psikologi

kognitif, maka disisi lain juga memiliki perbedaan jika diaplikasikan dalam proses pendidikan.

%ebagai misal, Teori bermakna ausubel dan dis$o'ery earningnya bruner memiliki sisi pembeda. +ari sudut pandang Teori belajar 7ermakna Ausubel memandang bahwa justeru ada bahaya jika siswa yang kurang mahirdalam suatu hal mendapat penanganan dengan teori belajar dis$o'eri, karena siswa $enderung diberi kebebasanuntuk mengkonstruksi sendiri pemahaman tentang segala sesuatu. =leh karenanya menurut teori belajar7ermakna guru tetap berfungsi sentral sebatas membantu mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman yang

hendak diterima oleh siswa namun tetap dengan koridor pembelajaran yang bermakna.

+ari poin diatas dapat pemakalah ambil garis tengah bahwa beberapa teori belajar kognitif diatas, meskipunsama-sama mengedepankan proses berpikir, tidak serta merta dapat diaplikasikan pada konteks pembelajaranse$ara menyeluruh. Terlebih untuk menyesuaikan teori belajar kognitif ini dengan kompleksitas proses dan

sistem pembelajaran sekarang maka harus benar-benar diperhatikan antara karakter masing-masing teori dankemudian disesuakan dengan tingkatan pendidikan maupun karakteristik peserta didiknya.

1. %. Gaga*an-Gaga*an Kuni di %ala! P*ikologi Kognitif dala! kontek* +endidikan.

/.  Kognisi umumnya bersifat adaptif, namun tidak semua kasus. 'olusi telah membantu kita dengan baik dalam membentuk perkembang perangkat kognitif yang sanggup menangkap se$ara kuat rangsangan

dari lingkungan. Perangkat kognitif ini membuat kita mampu untuk memahami rangsangan internalyang membuat sebagian besar informasi bisa tersedia bagi kita. <ita bisa memahami, belajar,mengingat, menalar dan meme$ahkan masalah dengan keakuratan tinggi. Eangsangan apapun dapatmeme$ahkan perhatian kita dengan mudah dari memproses informasi dengan benar. &amun begitu, proses-proses sama yang membawa kita kepada pemahaman, pengingatan, dan penalaran akurat

dikebanyakan situasi bisa juga membawa kita pada situasi kebingunan. Proses memori dan penalarankita, rentan terhadap kekeliruan sistematik tertentu yang dikenal dengan baik. 4ontoh, kita $enderungmenilai se$ara berlebihan informasi yang mudah kita terima, bahkan kita melakukan kekeliruan iniketika informasi tersebut sama sekali tidak rele'an dengan persoalan yang sedang dihadapi.

.  Proses kognitif berinteraksi satu sama lain termasuk denga proses-proses non-kognitif . eskipun para psikolog kognitif sering kali mengisolasi fungsi dari proses-proses kognitif tertentu. 4ontoh proses- proses memori bergantung pada proses-proses persepsi. Apa yang anda ingat , sebagian bergantungkepada yang anda pahami. +engan $ara yang sama, proses berfikir bergantung sebagian kepad proses

memori, $ontoh Anda tidak bisa merefleksikan apa yang anda ingat. Proses-proses kognitif juga berinteraksi dengan proses-proses non-kognitif, $ontohnya anada bisa belajar lebih baik ketikatermoti'asiuntuk belajar. alaupun demikian pembelajaran anda tampaknya akan melemah jika merasaanda merasa jengkel terhadap sesuatu dan tidak bis berkonsentrasi pad atugas pembelajaran yangsedang dihadapi.

%alah satu wilayah psikologi kognitif yang paling menarik dewasa ini adalah saling berkaitan antara analisis

yang kognitif dan biologis. 4ontohnya menjadi mungkin untuk menentukan tempat aktifitas didalam otak yang berkaitan dengan jenis-jenis proses kognitf. Akan tetapi kita tidak boleh langsung mengasumsikan kalau

8/17/2019 TEORI kognitif 123

http://slidepdf.com/reader/full/teori-kognitif-123 6/6

aktifitas biologis adalah penyebabutama aktifitas kognitif. Eiset justru menunjukkan bahwa proses pembelajaranlah yang menyebabkan perubahan-perubahan di dalam otak. +engan kata lain proses-proses

kognitif dapat mempengaruhi struktur-struktur biologis sama seperti struktur biologis mempengaruhi proseskognitif. %istem kognitif tidak bekerja se$ara terisolasi, namun bekerja dengan sistem lain.

1.  Kognisi perlu dipelajari lewat beragam metode ilmiah. %emua proses kognitif perlu dipelajari lewat

 beragam operasi yang saling melengkapi. Artinya beragam metode studi untuk men$ari suatu pemahaman umum. %emakin banyak perbedaan jenis teknik yang mengarah kepada kesimpulan yangsama, semakin tinggi keyakinan yang bisa kita miliki mengenai kesimpulan tersebut. 4ontohnya, studi-

studi tentang waktu reaksi, tingkat kekeliruan dan pola perbedaan indi'idual, semua mengarah padakesimpulan yang sama.

1. E. Penutu+

Teori perkembangan ini telah sedikit banyak memberi panduan kepada seluruh stakeholder pendidikan,

khususnya praktisi pendidikan, tentang perkembangan yang dilalui oleh seseorang anak didik dan setiap anakdidik tersebut adalah berbeda dari segi perkembangan kognitifnya yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal mereka seperti bakat, lingkungan, makanan, ke$erdasan dan sebagainya.

1. F. %aftar Ruukan

• 7udiningsih, 4. Asri. **2. 7elajar dan Pembelajaran. Fogyakarta! Eineka 4ipta

• G. Hill, infred. /CC*. Theories =f earning; Teori- Teori Pembelajaran, Alih 7ahasa . <hoim.

.7andung! &usa edia

• ulyati. **3. Psikologi elajar . %urakarta! Andi

• %tenberg, Eobert . **B. Psikologi <ognitif disi <eempat. Fogyakarta. Pustaka pelajar 

• %ei'ert, <el'in. **B. anajemen Pembelajaran dan >nstruksi Pendidikan. Fogyakarta! >E4i%o+

http://ariefan84.wordpress.com/2010/06/08/teori-kogniti/